Persekutuan Firma - Usaha Likuidasi Cicilan; Patungan (Joint Ventures)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Persekutuan Firma - Usaha Likuidasi Cicilan; Patungan (Joint Ventures)"

Transkripsi

1 4 Persekutuan Firma - Usaha Likuidasi Cicilan; Patungan (Joint Ventures) Apabila likuidasi persekutuan firma terjadi dalam periode yang panjang, maka sering dikehendaki untuk membagikan unag kas kepada para sekutu brgitu sebagian uang yang diperlukan tersedia. [pada pemakaian prosedur pembayaran cicilan, harus diusahakan untuk menghindari pembayaran yang terlalu tinggi kepada masing-masing sekutu. Hal ini mem -butuhkan prosedur khusus untuk dapat menetapkan urutan sekutu mana yang boleh ikut serta dalam pembagian uang kas. Seperti halnya dengan contoh likuidasi, uang kas dapat dibagikan kepada para sekutu hanya apabila para kreditor telah dipenuhi seluruhnya, atau apabila uang kas dalam jumlah yang cukup telah disisihkan untuk tujuan ini. PROSEDUR PENETAPAN PEMBAGIAN CICILAN Dalam contoh likuidasi yang telah diberikan pada bab 3, total keuntungan atau kerugian realisasi aktiva diketahui dan saldo ini dibagikan kepada para sekutu dalam rasio laba-rugi. Dalam pembagian ini, hal-hal yang perlu dipertimbangkan hanyalah kemungkinana kerugian yang dapat timbul dari kegagalan sekutu yang kekurangan modal atau sekutu yang mungkin kekurangan modal untuk memenuhi kewajiban mereka terhadap perusahaan modal mereka menyisahan saldo yang cukup untuk menutup kerugian yang mungkin. Jika pembagian uang kas dilakukan selama likuidasi berlangsung, maka jumlah yang akan direalisasi atas aktiva yang masih harus dijual tidak diketahui dan dengan demikian, jumlah kerugian yang akan ditutup belum dapat ditetapkan. Dalam hal seperti ini, setiap pembagian kepada para sekutu harus dilakukan seakan-akan telah terjadi dimasa lalu. Asumsi ini membutuhkan penetapan; (1)kemungkinan total kerugian realisasi atas semuaaktiva yang tersisa, dan (2) kemungkinan para sekutu kekurangan modal atau yang mungkin kekurangan modal sehingga tidak mampumemenuhi kewajiban mereka kepada perusahaan. Akibat praktis dari prosedur ini adalah melakukan pembagian, yang memungkinkan penetapan sesegera mungkin kepentingan para sekutu dalam rasio laba-rugi. Sekali rasio laba-rugi dicapai, maka pembagian berikutnya dapat dilakukan dalam rasio laba-rugi. Dengan demikian, kepentingan para sekutu tetap dalam rasio laba-rugi ini mampu menutupi setiap kerugian di masa mendatang. Rasio Laba-Rugi Yang Dicapai Pada Cicilan Pertama Asumsikan bahwa a dan b adalah dua orang sekutu, yang membagi laba dalam rasio 60 : 40. Neraca per 1 Oktober 1987 adalah sebagai berikut:

2 Aktiva Kas...$ Aktiva lainnya Total aktiva...$ Firma A & B Neraca Per 1 Oktober 1987 Kewajiban dan Modal Kewajiban...$ Modal A Modal B Total kewajiban dan modal...$ Kedua sekutu memutuskan untuk melikuidasi persekutuan firma. Selama bulan oktober, aktiva dengan nilai buku $ direalisasi sebesar $ kewajiban sebesar $ dibayar. Saldo perkiraan dalam buku persekutuan firma pada akhir bulan oktober adalah sebagai berikut : Saldo sebelum likuidasi... Penjualan aktiva dan pembagian kerugian... Pembayaran kepada para kreditor... Saldo... Kas Aktiva Modal Modal Kewajiban Lainnya A B (70.000) (9.000) (6.000) Pada saat ini tersedia uang kas $ untuk dibagikan dan sementara itu total kepentingan mereka adalah sebesar $ karena jumlah uang kas yang tersedia bagi para sekutu di masa mendatang tidak diketahui, maka pembagian sekarang di anggap terjadi di waktu lalu. Skedul yang di susun untuk menetapkan pembagian uang kas terlihat sebagai berikut : Firma A Dan B Skedul Yang Menyertai Laporan Likuidasi Jumlah Yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu 31 Oktober 1987 A B Saldo modal sebelum pembagian uang kas... Kepentingan yang dibatasi- kerugian yang mungkin sebesar $ jika sisa aktiva tidak direalisai, yang dapat di bebankan kepada para sekutu dalam rasio 60 : $ (21.000) $ (14.000) Kepentingan bebas jumlah yang harus dibayarkan kepada sekutu... $ $5.000 Pembagian uang kas dengan cara ini memberikan kepada a modal sebesar $ dan kepada b sebesar $ sekarang modal masing-masing sekutu ini yang ada dalam rasio 60 : 40. Tanpa mempersoalkan berapa kerugian yang mungkin nanti, dan juga apakah sekutu dibayar lebih atau tidak,

3 maka dengan demikian, sekutu yang bersangkutan wajib mengembalikan kelebihannya kepada perusahaan. Dengan saldo modal dalam rasio laba rugi, maka pembagian uang kas di masa mendatang dapat dilakukan dalam rasio laba-rugi. Asumsikan bahwa dalam bulan nopember aktiva dengan nilai buku $ dijual seharga $ dan dalam bulan desember sisa aktiva dengan nilai buku $ dijual seharga $ maka laporan likuidasi yang mengikhtisarkan proses likuidasi lengkap terbaca sebagai berikut : Saldo sebelum likuidasi... Oktober penjualan aktiva dan pembagian kerugian... Pembayaran kepada para kreditor... Oktober cicilan kepada para sekutu (lihat skedul)... Nopember penjualan aktiva dan pembagian kerugian... Nopember cicilan kepada para sekutu dalam rasio laba rugi.. Desember penjualan aktiva dan pembagian keuntungan... Desember cicilan kepada para sekutu dalam rasio laba rugi... Firma A Dan B Laporan Likuidasi 1 Oktober 31 Desember 1987 Kas $ $ $ (50.000) $ (10.000) $ $ (12.500) Aktiva lainnya $ (70.000) $ $ Rasio modal dan Bagi laba rugi kewajiban Modal A 60 % Modal B 40 % $ $ $ (9.000) $ $ $ (6.000) $ $ (45.000) $ (25.000) (9.000) $ $ (10.000) (6.000) $ (7.500) $ (5.000) $ (6.000) $8.000 (4.000) $ (5.000) Ayat-ayat jurnal untuk mencatat proses likuidasi doperlihatkan seperti pada halaman berikut ini. Dalam contoh berkut, jika penyelesaian dengan para sekutu ditangguhkan sampai semua aktiva terjual, maka pembagian uang kas akan sama jumlahnya dengan total uang kas yang tersedia leat prosedur cicilan. Penjualan aktiva persekutuan firma dengan nilai buku $ , seharga $ menghasilkan kerugian sebesar $27.500; a akan dibebani dengan 60% dari jumlah ini, atau sebesar $16.500, dan b akan dibebani dengan 40%, atau sebesar $ kemudian, a dan b maisng-masing berhak atas $ dan $14.000, Transaksi Ayat Jurnal Oktober penjualan aktiva dengan Kas...$55.000

4 Nilai buku $ seharga $55.000, rugi dibagikan dalam Rasio 60 : 40. Pembayaran kepada para kreditor. Oktober pembayaran kepada para Sekutu, yang menyisakan modal Dengan saldo yang dapat menutu setiap kerugian di masa mendatang Nopember penjualan aktiva, dengan Nilai buku $25.000, seharga $ Nopember penjualan aktiva dengan Nilai buku $ seharga $ Desember penjualan aktiva dengan Nilai buku $ seharga $ Desember pembayaran kepada para Sekutu dalam rasio laba-rugi. Modal a Modal b Aktiva lainnya...$ Kewajiban...$ Kas...$ Modal a......$ Modal b Kas...$ Kas...$ Modal a Modal b Aktiva lainnya...$ Modal a......$6.000 Modal b Kas...$ Kas... $ Aktiva lainnya...$ Modal a Modal b Modal a...$7.500 Modal b Kas...$ yang tepat sama dengan jumlah yang mereka terima pada akhirnya lewat pembagian cicilan. Pembagian uang kas yang dipandang telah terjadi di waktu lalu tidak akan berbeda apabila kepentingan para sekutu terdiri dari saldo pinjaman dan modal, daripada apabila kepentingan mereka terbatas pada saldo modal saja. Hak ofset terhadap perbedaan antara saldo pinjaman dan modal menjadi tidak berarti untuk tujuan ini. Jika kepentingan a dan b terdiri dari saldo pinjaman dan modal, maka kepentingan ini dapat disatukan dan jumlah yang harus diambil sama dengan total saldo ini dalam penetapan pembagian uang kas yang layak. Akan tetapi, saldo pinjaman dan modal tidak harus disatukan dalam perkiraan mengingat perbedaan yang harus dibuat antara saldo pinjaman dan saldo modal oleh ketentuan hukum dan oleh kenyataan, bahwa bunga mungkin masih harus dibayarkan atas saldo pinjaman. Apabila ditentukan bahwa uang kas harus disediakan bagi sekutu tertentu, maka uang kas ini harus digunakan lebih dulu untuk mengurangi saldo pinjamannya. Dalam contoh yang diuraikan sebelumnya,kepentingan para sekutu ditetapkan dalam rasio laba rugi pada pembagian pertama. pembagian uang kas berikutnya dilakukan dalam rasio ini. Dalam mempertimbangan kemungkinan kerugia atas semua sisa aktiva, mungkin didapati, bahwa kepentingan sekutu tertentu tidak cukup untuk memenuhi kon tingensi. Kemudian harus ditentukan kemungkinan, bahwa sekutu yang kekurangan modal tidak dapat memenuhi kewajiban mereka kepada perusahan. Dalam hal ini, pembagian pertama tidak akan berhasil untuk menetapkan kepentingan para sekutu dalam

5 rasio laba ruugi. Selanjutnya, penentuan pembagian uang kas berikutnya akan membutuhkan pertimbangan keruguian yang mungkin atas realisasi sisa aktiva. Setiap pembagian harus diusahakan untuk membawakan kepentingan para sekutu mendekati rasio laba-rugi. Setelah rasiol laba rugi tercapai, kemuadian pembagian uang kas berikutnya dapat dilakukan dalam rasio ini. Prosedur yang digunakan dalam contoh ini adalah sebagai berikut. Asumsiakn bahwa X, Y, dan Z berbagi laba-rugi dalam rasio 50 : 30 : 20. Neraca disusun tepat sebelum likuidasi terbaca sebagai berikut: Aktiva Kas...$ Aktiva Lainnya Firma X, Y & Z Neraca Per 1 Juli 1987 Kewajiban dan Modal Kewajiban...$ Pinjaman X Pinjaman Y Modal X Modal Y Modal Z Total Aktiva...$ Total Kewajiban Dan Modal...$ Akiva secar berturut-turut dijual dan uang kas dari realisasi aktiva dibagika kepada sekutu pada tiap akhir bulan. Realisasi aktiva dilakukan berturut-turut sebagai berikut : Juli : Aktiva dengan nilai buku $ , dijual seharga $ Agustus : Aktiva dengan nilai buku $ m dijual seharga $ September : Aktiva dengan nilai buku $ , dijual seharga $ Oktober : Aktiva dengan nilai buku $ dijual seharga $ halaman berikut: Proses likuidasi diikhtisarkan dalam laporan likuidasi dab skedul pendukung yang tersebut pada Firma X, Y, & Z Laporan Likuidasi 1 Juli 31 Oktober 1987 Kas Aktiva Kewaji- Pinjaman Pinjaman Rasio Modal Dan Lainnya ban X Y Bagi Laba - Rugi

6 Saldo sebelum likuidasi... Juli penjualan aktiva dan pembagian kerugian... Pembayaran kepada kreditor... Juli cicilan kepada para sekutu (skedul A)... Agustus - penjualan aktiva dan pembagian kerugian... Agustus cicilan kepada para sekutu (skedul B)... September cicilan kepada para sekutu (skedul C)... Oktober penjualan aktiva dan pembagian kerugian... Modal X 50 % Modal Y 30 % Modal Z 20 % (70.000) (10.000) (6.000) (4.000) (52.500) (52.500) (7.500) (7.500) (30.000) (5.000) (3.000) (2.000) (10.000) (500) (9.500) (25.000) (6.250) (3.750) (2.500) (12.500) (3.750) (5.250) (3.500) ( ) (27.500) (16.500) ( ) (50.000) (8.750) (16.250) (15.000) ( ) Oktober cicilan kepada para sekutu dalam rasio laba-rugi... Firma X, Y & Z Skedul A Yang Menyertai Laporan Likuidasi Jumlah Yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu 31 Juli 1987 X 50 % Y 30 % Z 20 % Saldo modal sebelum pembagian uang kas... $ $ $46.000

7 Ditambah : saldo pinjaman... Total kepentingan sekutu... Kepentingan yang dibatasi kerugian yang mungkin sebesar $ , jika sisa aktiva tidak merealisasi sesuatu... Kepentingan yang dibatasi kerugian tambahan yang mungkin sebesar $ bagi y dan z, jika x tak mampu memenuhi kekurangan modalnya yang mungkin (rasio y dan z 30 : 20)... Kepentingan yang dibatasi kerugian tambahan yang mungkin sebesar $1.500 bagi z, jika y tak mampu memenuhi kekurangan modalnya... Kepentingan bebas jumlah yang harus dibayarkan kepada Z atas modalnya $ $ (48.000) (80.000) (12.500) $ (7.500) (1.500) $ (32.000) $ (5.000) $9.000 (1.500) $7.500 Firma X, Y & Z Skedul B Yang Menyertai Laporan Likuidasi Jumlah Yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu 31 Agustus 1987 X 50 % Saldo modal sebelum pembagian uang kas... $ Ditambah : saldo pinjaman Total kepentingan sekutu... $ Kepentingan yang dibatasi kerugian yang mungkin sebesar $ , jika sisa aktiva tidak merealisasi (65.000) sesuatu... Kepentingan yang dibatasi kerugian tambahan yang mungkin sebesar $2.500 bagi y dan z, jika x tak mampu memenuhi kekurangan modalnya yang mungkin (rasio y dan z 30 : 20)... Kepentingan bebas jumlah yang harus dibayarkan kepada masing-masing sekutu... Pembayaran untuk menutup pinjaman... Pembayaran untuk menutup modal... Total pembagian uang kas... (2.500) Y 30 % $ $ (39.000) (12.000) (1.500) Z 20 % $ $ (26.000) (1.000) $ $9.500 $ $9.500 $ $9.500 Firma X, Y & Z Skedul C Yang Menyertai Laporan Likuidasi Jumlah Yang Harus Dibayarkan Kepada Para Sekutu X Y Z

8 Saldo modal sebelum pembagian uang kas... Di tambah : saldo pinjaman... Total kepentingan sekutu... Kepentingan yang dibatasi kerugian yang mungkin sebesar $ , jika sisa aktiva tidak merealisasi sesuatu... Kepentingan bebas jumlah yang harus di bayarkan kepada masing-masing sekutu... Pembayaran untuk menutup pinjaman... Pembayaran untuk menutup modal % 30 % 20 % $ $ $ $ $ $ (52.500) (31.500) (21.000) $3.750 $5.250 $3.500 $3.750 $5.250 $3.500 Dalam menetapkan jumlah yang harus dibayarkan kepada masing-masing sekutu, hal-hal yang harus dipertimbangan ialah kemungkinan (1) bahwa kerugian akan timbul dari sisa aktiva yang tidak terjual dan (2) bahwa kegagalan akan timbul bagi perusahanan untuk memperoleh kembali sesuatu dari para sekutu yang mungkin kekurangan modal dalam keadaan ini. Kerugian seperti ini dipertimbangkan hanya untuk tujuan penetapan pembagian uang kas yang layak; perkiraan modal sekutu dalam buku besar akan dipengaruhi hanya oleh laba dan rugi yang terjadi pada penjualan aktiva persekutuan firma. PROGRAM PEMBAGIAN UANG KAS Prosedur yang telah diuraikan di atas tadi dapat digunakan dalamsemua kasus likuidasi cicilan. Prosedur ini membutuhkakn perhitungna dan penyusunan skedul untuk setiap pembagian uang kas yang diusulakn sampai kepentingan para sekutu dapat ditetapkan alam rasio laba dan rugi. Dalm beberapa hal mungkin dikehendaki untuk menyusun lebih dulu program, untuk pembagian uang kas diperoleh dari penjualan aktiva, maka uang kas ini akan dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan program ini. Untuk menggambarkan sifat dari pendekatan alternatif ini, asumsikan bahwa perkiraan modal f dan g tepat menjelang persekutuan firma di likuidasi adalah sebagai berikut : Modal F Modal G $ $ Asumsikan bahwa Fdan G berbagi laba dalam rasio yang sama. Karena F tidak harus menutup dalam jumlah yang lebih besr untuk setiap kerugian realisasi aktiva daripada jumlah kerugian realisasi yang harus ditutup G, maka jelas, bahwa uang kas pertama yang tersedia untuk dibagikan kepada para sekutu harus dibayarkan kepada F. F dapat dibayar dengan total $ sebelum saldo modalnya dikurangi sampai jumlahnya sama dengan saldo modal G. Karena perkiraan modal ditetapkan dalam rasio ini dalam hal ini dengan rasio yang sama.

PERSEKUTUAN FIRMA USAHA LIKUIDASI CICILAN; PATUNGAN ( JOINT VENTURES ) Sulaiman S.Manggala. Manggala,, SE.Ak PROSEDUR PENETAPAN PEMBAGIAN CICILAN

PERSEKUTUAN FIRMA USAHA LIKUIDASI CICILAN; PATUNGAN ( JOINT VENTURES ) Sulaiman S.Manggala. Manggala,, SE.Ak PROSEDUR PENETAPAN PEMBAGIAN CICILAN BAB 4 PERSEKUTUAN FIRMA USAHA LIKUIDASI CICILAN; PATUNGAN ( JOINT VENTURES ) Sulaiman S.Manggala Manggala,, SE.Ak Ak.,MBA PROSEDUR PENETAPAN PEMBAGIAN CICILAN Jika pembagian uang kas dilakukan selama likuidasi

Lebih terperinci

Contoh 1: Saldo modal masng-masing anggota menunjukkan keadaan sesuai dengan perbandingan laba (rugi), setelah pembayaran tahap pertama dilakukan.

Contoh 1: Saldo modal masng-masing anggota menunjukkan keadaan sesuai dengan perbandingan laba (rugi), setelah pembayaran tahap pertama dilakukan. Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang agak lama (karena realisasi aktiva tidak bisa sekaligus, maka pembayaran kembali penyertaan para anggota dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan

Lebih terperinci

Persekutuan/Partnership

Persekutuan/Partnership Persekutuan/Partnership Soal Firma Antono Bersaudara selama tahun 1999 memperoleh laba sebesar Rp 100.000. Perkiraan Modal Antono, Kholid dan Edi, pemilik Firma pada tanggal 31 Desember 1999 sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 3 PERSEKUTUAN FIRMA - LIKUIDASI DEFINISI LIKUIDASI. Proses Likuidasi Perusahaan Firma Terdiri Dari :

BAB 3 PERSEKUTUAN FIRMA - LIKUIDASI DEFINISI LIKUIDASI. Proses Likuidasi Perusahaan Firma Terdiri Dari : BAB 3 PERSEKUTUAN FIRMA - LIKUIDASI Sulaiman S.Manggala Manggala,, SE.Ak Ak.,MBA DEFINISI LIKUIDASI Proses Likuidasi Perusahaan Firma Terdiri Dari : 1. Pencairan sebagian atau seluruh aktiva menjadi uang

Lebih terperinci

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES) DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR

Lebih terperinci

O L E H : BAU BAU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN. Wa Ode Anita Yurliani Ajasma

O L E H : BAU BAU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN. Wa Ode Anita Yurliani Ajasma T U G A S Resume Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 O L E H : Wa Ode Anita Yurliani Ajasma 110 320 057 Astina 09 320 014 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU 2012 1 KATA

Lebih terperinci

Likuidasi dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Penjualan aktiva nonkas sekaligus 2. Penjualan aktiva nonkas bertahap 3. Program kas

Likuidasi dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Penjualan aktiva nonkas sekaligus 2. Penjualan aktiva nonkas bertahap 3. Program kas PEMBUBARAN (Likuidasi) Hal-hal yang menyebabkan pembubaran (likuidasi): 1. Salah seorang sekutu menghendaki pembubaran 2. Salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untuk

Lebih terperinci

BAB KONDISI YANG MENIMBULKAN PEMBUBARAN PERSEKUTUAN FIRMA PEMBUBARAN OLEH PERUBAHAN DALAM PEMILIKAN. Sulaiman S.Manggala, SE.Ak.

BAB KONDISI YANG MENIMBULKAN PEMBUBARAN PERSEKUTUAN FIRMA PEMBUBARAN OLEH PERUBAHAN DALAM PEMILIKAN. Sulaiman S.Manggala, SE.Ak. BAB 2 PERSEKUTUAN FIRMA PEMBUBARAN OLEH PERUBAHAN DALAM PEMILIKAN Sulaiman S.Manggala, SE.Ak.,MBA 2.1 KONDISI YANG MENIMBULKAN PEMBUBARAN 1. Pembubaran oleh Tindakan Sekutu Tindakan tertentu seorang sekutu

Lebih terperinci

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : Penelitian Linda Sukamto Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah 1/8 Linda menyerahkan setoran modal berupa uang tunai Rp. 50,000,000 5/8 Membeli bangunan

Lebih terperinci

PERSEKUTUAN FIRMA FORMASI DAN OPERASI

PERSEKUTUAN FIRMA FORMASI DAN OPERASI Akuntansi Lanjutan PERSEKUTUAN FIRMA FORMASI DAN OPERASI Sulaiman S.Manggala, SE.Ak.,MBA Persekutuan Firma Persekutuan Firma adalah kaitan atau hubungan yuridis yang timbul dari perjanjian sukarela antara

Lebih terperinci

Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017

Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda 2017 1 Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Membuat jurnal penutup Menjelaskan tujuan pembuatan jurnal penyesuaian kembali Membuat jurnal penyesuaian

Lebih terperinci

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK A. Menjelaskan Kegunaan Jurnal Penutup Akun riil (real account) merupakan akun-akun neraca Setelah jurnal penyesuaian diposting ke buku besar, maka data dalam

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8,9 &10 LIKUIDASI PERSEKUTUAN FIRMA

PERTEMUAN 8,9 &10 LIKUIDASI PERSEKUTUAN FIRMA PERTEMUAN 8,9 &10 LIKUIDASI PERSEKUTUAN FIRMA Pengertian Likuidasi Disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan

Lebih terperinci

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a. ekonomi 18 Sesi KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN N JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo-saldo

Lebih terperinci

FIRMA (PARTNERSHIP) Modal Tn. John

FIRMA (PARTNERSHIP) Modal Tn. John FIRMA (PARTNERSHIP) Persekutuan /Firma(Partnership) Adalah perusahaan yang dimiliki oleh 2 orang atau lebih, yang dibentuk atas dasar kepercayaan. Dalam jenis perusahaan seperti ini, keahlian yang dimiliki

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

JUMLAH PENERIMAAN PENGELUARAN (Rp)

JUMLAH PENERIMAAN PENGELUARAN (Rp) KEUANGAN PERKARA TAHUN 2010 Bulan Desember 2010 1 1 Hakhak Kepaniteraan 1016000 645000 338000 59000 300.000 85000 50000 95000 720.000 Jumlah 1661000 630000 Saldo 103000 Jumlah 1661000 1661000 * Prodeo,

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM

HAK-HAK PEMEGANG SAHAM HAK-HAK PEMEGANG SAHAM (Transaksi Setelah Pendirian Perusahaan) Materi 3 Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan perubahan di dalam Modal Saham : 1. Emisi Saham (pengeluaran saham baru) 2. Penarikan

Lebih terperinci

PENJUALAN CICILAN. Sulaiman S.Manggala. Manggala,, SE.Ak

PENJUALAN CICILAN. Sulaiman S.Manggala. Manggala,, SE.Ak BAB 5 PENJUALAN CICILAN Sulaiman S.Manggala Manggala,, SE.Ak Ak.,MBA Jaminan Bagi Pihak Penjual Faktor faktor Yang Harus Dipertimbangkan Oleh Pihak Penjual Dalam Menetapkan Kebijakan Penjualan Cicilan

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN PERSEKUTUAN SENIN, 14 OKTOBER 2013

PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN PERSEKUTUAN SENIN, 14 OKTOBER 2013 PERUBAHAN DALAM KEANGGOTAAN PERSEKUTUAN SENIN, 14 OKTOBER 2013 Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi karena: 1. Penerimaan (admission of a new partner) a. Sekutu baru membeli hak kepemilikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR

BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR BAB IV ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH MAWAR A. Metode Pelaporan Arus Kas KJKS MAWAR Laporan arus kas pada KJKS MAWAR disajikan berdasarkan metode langsung

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI PERSEKUTUAN. secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba

BAB AKUNTANSI PERSEKUTUAN. secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba BAB AKUNTANSI PERSEKUTUAN 1. Pengertian Persekutuan Secara umum Persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

Latihan: Neraca Saldo tutup buku perusahaan dagang Nusantara per 30 September 2014 sbb.:

Latihan: Neraca Saldo tutup buku perusahaan dagang Nusantara per 30 September 2014 sbb.: Latihan: Neraca Saldo tutup buku perusahaan dagang Nusantara per 30 September 2014 sbb.: Perusahaan Dagang NUSANTARA Neraca Saldo (Setelah Tutup Buku) 30 September 2014 Kas... 114.000 Piutang Dagang...

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN KE 5 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 LIKUIDASI PERSEKUTUAN

MATERI PERTEMUAN KE 5 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 LIKUIDASI PERSEKUTUAN MATERI PERTEMUAN KE 5 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 LIKUIDASI PERSEKUTUAN Oleh karena adanya resiko normal yang dihadapi ketika melakukan kegiatan usaha, mayoritas persekutuan yang dimulai pada suatu tahun

Lebih terperinci

C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR

C. TUGAS KEGIATAN BELAJAR SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT MANAJEMEN KEUANGAN : Jurnal Penutupan Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang UD. Jelita adalah usaha dagang yang bergerak di bidang industri pengolahan dan penjualan kapas. Usaha ini berlokasi di Candirejo, Ngawen, Klaten. Hasil produksinya

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 MATERI KE 3 ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADA PARA SEKUTU

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 MATERI KE 3 ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADA PARA SEKUTU AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 MATERI KE 3 ALOKASI LABA ATAU RUGI KEPADA PARA SEKUTU Laba atau rugi dialokasikan kepada para sekutu pada tiap akhir periode sesuai dengan perjanjian dalam persekutuan. Jika

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat beberapa simpulan yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN BAB 17 PEMECAHAN MASALAH DAN LIKUIDASI SUATU PERSEKUTUAN

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN BAB 17 PEMECAHAN MASALAH DAN LIKUIDASI SUATU PERSEKUTUAN TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN BAB 17 PEMECAHAN MASALAH DAN LIKUIDASI SUATU PERSEKUTUAN PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan kegiatan operasinya, hal ini dikarenakan perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sampai saat ini masih berada dalam sebuah krisis multi dimensional. Krisis ini dimulai dari awal tahun 1998 yang disebut dengan

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

BAB 6 KONSINYASI. Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA

BAB 6 KONSINYASI. Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA BAB 6 KONSINYASI Sulaiman S. Manggala,SE.Ak.,MBA Sifat Konsinyasi Konsinyasi merupakan satu-satunya produsen atau distributor memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas. Konsinyor dapat memperoleh spesialis

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham

Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham Latihan Soal dan Jawaban Investasi Saham Pada tanggal 2 Januari 2012, PT X membeli 40% saham yang beredar PT Y. PT Y melaporkan laba bersih sebesar Rp 725.000.000 dan mengumumkan deviden sebesar Rp 205.000.000

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Apabila saham perusahaan anak diperoleh, maka harga pokok perolehan saham ini dicatat dalam perkiraan investasi. Sesudah itu, perusahaan induk dapat

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 10/21/2010 Bandi, 2009 1 Materi 4 LIKUIDASI BERANGSUR 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Kesepakatan skt unt likuidasi:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET

Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Subject: Manajemen Keuangan Bisnis I Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya CASH BUDGET Berikut ini adalah beberapa kebijakan PT Jaya terkait penyusunan budget

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 1 Materi 4 LIKUIDASI BERANGSUR 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Kesepakatan skt unt likuidasi: Realisasi >1x Bk Jurnal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Kerugian tersebut disebabkan oleh gagalnya usaha pembiayaan kendaraan bermotor

BAB IV PEMBAHASAN. Kerugian tersebut disebabkan oleh gagalnya usaha pembiayaan kendaraan bermotor BAB IV PEMBAHASAN Di dalam melakukan penjualan HDMF lebih sering mengalami kerugian. Kerugian tersebut disebabkan oleh gagalnya usaha pembiayaan kendaraan bermotor HDMF yang menyebabkan kendaraan bermotor

Lebih terperinci

MULTIPLE CHOICE AKUNTANSI KEUANGAN

MULTIPLE CHOICE AKUNTANSI KEUANGAN MULTIPLE CHOICE AKUNTANSI KEUANGAN soal 1 Jumlah penarikan kas menurut catatan bank dibulan September 2004 : Jumlah penarikan menurut perusahaan 53,200,000 Disesuaikan dengan : Outstanding cek bulan agustus

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa yang akan datang. Ukuran laba (net income) tdk memberikan

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SEPATU BATA Tbk. Di Susun oleh : DENNIS 3 EB

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SEPATU BATA Tbk. Di Susun oleh : DENNIS 3 EB ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SEPATU BATA Tbk. Di Susun oleh : DENNIS 3 EB 21 21210796 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kondisi keuangan dan hasil operasi bisnis perusahaan merupakan hal penting bagi banyak kelompok, termasuk pemilik, manajer, kreditor, instansiinstansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemenm, pemerintah, karyawan, serta pelaku pasar modal. 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi perekonomian saat ini, laporan keuangan sudah merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perusahaan merupakan

Lebih terperinci

Pencatatan Akuntansi. Bawah ke atas

Pencatatan Akuntansi. Bawah ke atas Pencatatan Akuntansi Bawah ke atas Transaksi Buku Besar Transaksi dianaliis efeknya Analisis persamaan dasar Analisis debit-kredit Jurnal Buku besar Analisis setiap transaksi Mencatat ke dalam jurnal Posting

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI 1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal? A. Untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam Buku Besar. B. Untuk memastikan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan informasi yang dapat membantu manajer, kreditur dan investor dalam menginterprestasikan keadaaan kinerja suatu perusahaan,

Lebih terperinci

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%) L1 Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROE (%) Skor 15 < ROE 2 13 < ROE < 15 18 11 < ROE < 13 16 9 < ROE < 11 14 7,9 < ROE < 9 12 6,6 < ROE < 7,9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah demikian pesatnya di Indonesia. Hal ini di tandai dengan jumlah transaksi perusahaan yang go

Lebih terperinci

Penyesuaian Perusahaan Jasa

Penyesuaian Perusahaan Jasa Penyesuaian Perusahaan Jasa Daftar saldo atau neraca saldo perlu disesuaikan agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang diterapkan, khususnya dalam bidang keuangan. Perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang diterapkan, khususnya dalam bidang keuangan. Perencanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jalannya kegiatan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh perencanaan dan strategi yang diterapkan, khususnya dalam bidang keuangan. Perencanaan keuangan dapat

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I FAKULTAS : EKONOMI JENJANG/JURUSAN : D & S / AKUNTANSI KODE : KK-046 KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

MASUKNYA SEKUTU BARU DENGAN MEMBELI KEPENTINGAN SEKUTU LAMA

MASUKNYA SEKUTU BARU DENGAN MEMBELI KEPENTINGAN SEKUTU LAMA PEMBUBARAN (Dissolution) Hal-hal yang menyebabkan pembubaran (dissolution): 1. Masuknya sekutu baru untuk meningkatkan modal persekutuan 2. Meninggalnya salah seorang sekutu, dimana perusahaan ingin tetap

Lebih terperinci

1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya dunia usaha, semakin banyak perusahaan baru yang

1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya dunia usaha, semakin banyak perusahaan baru yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya dunia usaha, semakin banyak perusahaan baru yang bermunculan untuk bersaing di dunia bisnis dan menguasai pasar. Masing-masing perusahaan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MENGELOLA KEUANGAN USAHA. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MENGELOLA KEUANGAN USAHA. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 11 Fakultas Ekonomi Bisnis MENGELOLA KEUANGAN USAHA Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Mengetahui Kebutuhan Modal 2. Mengetahui

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN AKUNTANSI FIRMA

ULANGAN HARIAN AKUNTANSI FIRMA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 GIRIMULYO Alamat : Sukomoyo, Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, 55674 e-mail : smkn1_girimulyo@yahoo.co.id ULANGAN HARIAN AKUNTANSI FIRMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI Kedudukan dan Fungsi Akuntansi Koperasi Akuntansi Koperasi adalah suatu tahap penyediaan jasa, sistem informasi, dan analisa dalam Koperasi Akuntansi bukan

Lebih terperinci

Penyesuaian & Penyelesaian Siklus Akuntansi

Penyesuaian & Penyelesaian Siklus Akuntansi Penyesuaian & Penyelesaian Siklus Akuntansi Penyesuaian - Akrual Penyesuaian terhadap akrual dipakai untuk mencatat: Pendapatan yang diterima, dan Pengeluaran yang terjadi pada periode akuntansi namun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok Tangga Keterangan l f 21 Debet Kredit April 2 Kas 1.. Simpanan Pokok 1.. Re Saldo April 6 Peralatan Kantor 22.. Kas 7.. Utang Usaha 15.. April 7 Perlengkapan Kantor 2.. Kas 2.. Mei 2 Kas 5.. Simpanan Wajib

Lebih terperinci

PINJAMAN SUBORDINASI

PINJAMAN SUBORDINASI PINJAMAN SUBORDINASI 23.1 Definisi adalah pinjaman yang memenuhi syarat-syarat dan perjanjian tertulis, mendapatkan petunjuk bank Indonesia dan tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

Persekutuan Pembentukan, Operasi, dan Perubahan Kepemilikan

Persekutuan Pembentukan, Operasi, dan Perubahan Kepemilikan M MODUL 1 Persekutuan Pembentukan, Operasi, dan Perubahan Kepemilikan PENDAHULUAN Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.Si. odul ini akan membahas tentang akuntansi untuk persekutuan. Hal-hal yang akan dibahas termasuk

Lebih terperinci

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian. PENYESUAIAN Siklus Akuntansi Transaksi Bukti Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian Jurnal Penutup Neraca Saldo setelah penutupan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Analisis neraca keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu perusahaan tercermin dari keuntungan yang diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan adalah laba. Maju mundurnya suatu perusahaan

Lebih terperinci

MODUL 8 PENUTUPAN BUKU DAN PENYESUAIAN KEMBALI

MODUL 8 PENUTUPAN BUKU DAN PENYESUAIAN KEMBALI MODUL 8 PENUTUPAN BUKU DAN PENYESUAIAN KEMBALI Tuhuan pembelajaran : Setelah selesai mempelajari bab ini, diharapkan mampu : 1. Membuat jurnal penutup dan menerangkan mengapa diperlukan penutupan buku

Lebih terperinci

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 11 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntansi merupakan aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan) usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Bandung. DAFTAR PUSTAKA 1. Damodaran, Aswath, 2001, Corporate Finance Theory and Practise (2 nd ed.), New York: Wiley. 2. Lease, Ronald C., 1999, Dividend Policy: Its impact on firm value, Boston, Massachussets:

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ADALAH ANTARA LAIN : 1. INVESTOR 2. KREDITOR 3. PEMASOK 4. KREDITOR USAHA LAIN 5. PELANGGAN 6. PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan volume penjualan (omset) yang dicapai perusahaan. Karena hal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan volume penjualan (omset) yang dicapai perusahaan. Karena hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah semakin melaju dengan cepat. Hal ini dikarenakan Indonesia sedang mengalami fase untuk berubah menjadi lebih baik

Lebih terperinci

Akuntansi Perusahaan Dagang

Akuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi Perusahaan Dagang 1 Karakteristik Perusahaan Dagang Membeli Persediaan Barang Jadi Menjual Persediaan Barang jadi Itu Kepada Konsumen Contoh : - Supermarket - Dealer kendaraan bermotor 2 Rekening-Rekening

Lebih terperinci

BAB LAPORAN ARUS KAS. penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus

BAB LAPORAN ARUS KAS. penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus BAB LAPORAN ARUS KAS 1. PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu.

Lebih terperinci