BAB II LANDASAN TEORI. Toserba atau disebut juga departement store adalah toko retail yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Toserba atau disebut juga departement store adalah toko retail yang"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Toserba Toserba atau disebut juga departement store adalah toko retail yang memiliki beragam lini produk yang banyak serta dikelompokan sesuai kategori lini produknya, seperti pakaian, furniture, mainan, buku, peralatan olahraga, dan perabot rumah tangga (Sopiah dan Syihabudin dalam Lestari, 2009:15). Seperti toko retail pada umumnya, departement store menggunakan sistem self display service dalam menjual produknya, hal ini memungkinkan konsumen dapat memilih langsung barang kebutuhannya. Setiap lini beroperasi sebagai suatu departemen tersendiri yang dikelola oleh pembeli atau pedagang khusus. Beberapa departement store yang masuk dalam industri ini kebanyakan memilki tipe relatif sama dengan retailer lainnya, dengan lebih menekankan pada harga rendah serta sedikit layanan (low-price few-services). Departement store telah mengubah keberadaan model layanan toko dan menambah beberapa layanan (counter). Kebanyakan dari toko tersebut membuka usaha dengan sistem sewa. Pemilik departement store menyewakan outlet kepada pengusaha mandiri, yang akan membayar kepada pihak departement strore berdasarkan persentase pendapatan. 2.2 Data Mining Data mining merupakan ekstraksi informasi yang tersirat dalam sekumpulan data. Data mining juga dapat diartikan sebagai pengekstrakan informasi baru yang diambil dari bongkahan data besar yang membantu dalam pengambilan keputusan (Prasetyo, 2012:2). 9

2 10 Penggalian data ini dilakukan pada sekumpulan data yang besar untuk menemukan pola atau hubungan yang ada dalam kumpulan data tersebut (Kusrini & Luthfi, 2009:3). Hasil penemuan yang diperoleh setelah proses penggalian data ini, kemudian dapat digunakan untuk analisis yang lebih lanjut, dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan yang harus dilakukan pihak manajemen suatu organisasi atau untuk melakukan pengecekan, apakah tujuan organisasi telah tercapai atau belum. Model data mining secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu (IBM dalam Lestari, 2009:16). a. Verification Model Model ini menggunakan perkiraan dari pengguna, dan melakukan tes terhadap perkiraan yang diambil sebelumnya dengan menggunakan data-data yang ada. Penekanan terhadap model ini adalah terletak pada pengguna yang bertanggung jawab terhadap penyusunan perkiraan dan permasalahan pada data untuk meniadakan atau menegaskan hasil perkiraan yang diambil. Sebagai contoh dalam bidang pemasaran, sebelum sebuah perusahaan mengeluarkan suatu item baru ke pasaran, perusahaan tersebut harus memiliki informasi tentang kecenderungan konsumen untuk membeli item yang akan dikeluarkan. Perkiraan dapat disusun untuk mengidentifikasi konsumen yang potensial dan karakteristik dari konsumen yang ada. b. Discovery Model Model ini berbeda dengan Verification model, dimana pada model ini sistem secara langsung menemukan informasi-informasi yang penting yang tersembunyi dalam suatu data yang besar. Data-data yang ada kemudian dipilih

3 11 untuk menemukan suatu pola, trend yang ada, dan keadaan umum pada saat itu tanpa adanya campur tangan dan tuntutan dari pengguna. Pada data-data yang ada selanjutnya diadakan proses pencarian tanpa adanya proses perkiraan sebelumnya. Sampai akhirnya semua konsumen dikelompokan berdasarkan karakteristik yang sama. Data mining merupakan salah satu tahap dalam proses pencarian pengetahuan atau KDD (Knowledge Discovery in Database), dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Data mining sebagai salah satu tahap dalam pencarian pengetahuan (Sumber : Han, 2006 : 6) Secara umum proses Knowledge Discoery in Database dapat dijelaskan sebagai berikut :

4 12 1. Data cleaning Sebelum proses data mining dapat dilaksanakan, perlu dilakukan proses cleaning atau pembersihan pada data yang menjadi fokus KDD. Proses cleaning meliputi antara lain memeriksa data yang tidak lengkap atau missing value dan mengurangi kerancuan / noisy. 2. Data integration Menggabungkan berbagai sumber data yang dibutuhkan atau integration, kualitas data yang dimiliki akan sangat menentukan kualitas dari hasil data mining. 3. Data selection Pemilihan atau seleksi data yang diperlukan dari sekumpulan sumber data sebelum tahap penggalian informasi dalam KDD dimulai. Data hasil seleksi inilah yang akan digunakan untuk proses data mining. Disimpan dalam suatu berkas terpisah dari sumber data. 4. Transformation Data-data yang telah melalui proses cleaning, integration, dan selection tidak bisa langsung digunakan, tahap ini merupakan proses kreatif untuk merubah bentuk data kedalam bentuk yang dapat dieksekusi oleh program. Bentuk yang dibuat sangat tergantung dari informasi apa yang akan dicari dalam data tersebut. 5. Data mining Data mining adalah proses mencari pola atau informasi menarik dalam data dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. Teknik, metode, atau algoritma dalam data mining sangat bervariasi. Pemilihan metode atau algoritma yang tepat sangat bergantung pada tujuan dan proses KDD secara keseluruhan.

5 13 6. Interpretaion atau Evaluation Pola-pola yang diidentifikasi oleh program kemudian diterjemahkan atau diinterpretasikan kedalam bentuk yang bisa dimengerti manusia untuk membantu dalam perencanaan strategi bisnis. Pekerjaan yang berkaitan dengan data mining dapat dibagi menjadi empat kelompok (Prasetyo, 2012 : 5), yaitu : 1. Prediction modeling atau Model Prediksi Model prediksi berkaitan dengan pembuatan sebuah model yang dapat melakukan pemetaan dari setiap himpunan variabel kesetiap targetnya, kemudian menggunakan model tersebut untuk memberikan nilai target pada himpunan baru yang didapat. Misalnya, pekerjaan untuk melakukan deteksi jenis penyakit pasien berdasarkan sejumlah nilai parameter penyakit yang diderita. 2. Cluster analysis atau Analisis Kelompok Analisis kelompok melakukan pengelompokan data-data kedalam sejumlah kelompok (cluster) berdasarkan kesamaan karakteristik masing-masing data. Misalnya adalah untuk mengetahui pola pembelian barang oleh konsumen pada waktu-waktu tertentu. 3. Association analysis atau Analisis Asosiasi Analisis asosiasi digunakan untuk menemukan pola yang menggambarkan kekuatan hubungan dalam data. Pola yang ditemukan biasanya merepresentasikan bentuk aturan implikasi.

6 14 Misalnya untuk mengetahui pola beli masyarakat dengan analisis keranjang belanja. 4. Anomaly detection atau Deteksi Anomali Deteksi anomali berkaitan dengan pengamatan sebuah data dari sejumlah data yang secara signifikan mempunyai karakteristik yang berbeda dari sisa data yang lain. Misalnya diterapkan pada sistem jaringan untuk mengetahui pola data yang memasuki jaringan sehingga penyusupan bisa ditemukan. 2.3 Perbedaan Data Mining dengan Data Warehouse Gambar 2.2 Perbedaan antara data mining dan data warehouse dapat dilihat pada BUSINESS INTELLIGENCE PERFORMANCE MANAGEMENT ENTERPRISE REPORTING DATA MINING DATA WAREHOUSE EXTRACT, TRANSFORM, LOAD TRANSACTIONAL DATABASE Gambar 2.2 Perbedaan data mining dengan data warehouse (Sumber : Prasetyo, 2012 : 3) dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa data mining adalah bidang yang sepenuhnya menggunakan apa yang dihasilkan oleh data warehouse, bersama

7 15 dengan bidang yang menangani masalah pelaporan dan manajemen data. Sementara, data warehouse sendiri bertugas untuk menarik atau melakukan query data dari basis data mentah untuk memberikan hasil data yang nantinya digunakan oleh bidang yang menangani manajemen, pelaporan, dan data mining. Dengan data mining inilah, penggalian informasi baru dapat dilakukan dengan bekal data mentah yang diberikan oleh data warehouse. Hasil yang diberikan oleh ketiga bidang tersebut berguna untuk mendukung aktivitas bisnis cerdas (business intelligence) (Prasetyo, 2012 : 3). 2.4 Posisi Data Mining dalam Berbagai Disiplin Ilmu Para ahli berusaha menentukan posisi bidang data mining diantara bidangbidang yang lain. Hal ini dikarenakan ada kesamaan antara sebagian bahasan dalam data mining dengan bahasan dibidang lain. Memang tidak seratus persen sama, tetapi ada sejumlah kesamaan karakteristik dalam beberapa hal. Diantaranya adalah kesamaan bidang data mining dengan bidang statistik adalah penyampelan, estimasi, dan pengujian hipotesis. Kesamaan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), pengenalan pola (pattern recognition), dan pembelajaran mesin (machine learning) adalah algoritma pencarian, teknik pemodelan dan teori pembelajaran. Kesamaan karakteristik ini dapat dilihat pada Gambar 2.3 Gambar 2.3 Posisi data mining diantara berbagai bidang ilmu (Sumber : Prasetyo, 2012 : 4)

8 16 bidang lain yang juga mempengaruhi data mining adalah teknologi basis data, yang mendukung penyediaan penyimpanan yang efisien, pengindeksan, dan pemrosesan query. Teknik komputasi paralel sering digunakan untuk memberikan kinerja yang tinggi untuk ukuran set data yang besar, sedangkan komputasi terdistribusi dapat digunakan untuk menangani masalah ketika data tidak dapat disimpan disuatu tempat. 2.5 Data, Informasi, dan Pengetahuan (Knowledge) Data adalah segala fakta, angka, atau teks yang dapat diproses oleh komputer. Saat ini, akumulasi pertumbuhan jumlah data berjalan dengan cepat dalam format dan basis data yang berbeda. Data-data tersebut, antara lain adalah 1. Data operasional atau transaksional, seperti penjualan, inventaris, penggajian, akuntansi, dan sebagainya. 2. Data non-operasional, seperti industri penjualan (supermarket), peramalan, dan data ekonomi-makro. 3. Metadata adalah data mengenai data itu sendiri, seperti desain logika basis data atau definisi kamus data. Sementara informasi adalah pola, asosiasi, atau hubungan antara semua data yang dapat memberikan informasi. Sebagai contoh, analisis titik eceran (retail point) data transaksi penjualan dapat menghasilkan informasi mengenai produk apa yang sebaiknya dijual dan kapan menjualnya. Informasi dapat dikonversi menjadi pengetahuan mengenai pola-pola historis dan tren masa depan. Misalnya, ringkasan informasi tentang penjualan eceran supermarket dapat dianalisis sehubungan dengan upaya promosi untuk memberikan pengetahuan mengenai perilaku konsumen dalam membeli.

9 17 Dengan demikian produsen atau pengecer dapat menentukan item yang paling rentan terhadap upaya promosi. 2.6 Association Rule Aturan asosiasi (Association rules) atau analisis afinitas (afinity analysis) berkenaan dengan studi tentang apa bersama apa. Ini bisa berupa studi transaksi di supermarket, misalnya seseorang yang membeli shampoo juga membeli sabun mandi. Disini berarti shampoo bersama dengan sabun mandi. Karena awalya berasal dari studi tentang database transaksi pelanggan untuk menentukan kebiasaan suatu produk dibeli bersama produk apa, maka aturan asosiasi juga sering dinamakan market basket analysis (Santoso, 2007:225). Strategi umum yang diadopsi oleh banyak algoritma penggalian aturan asosiasi adalah memecah masalah kedalam dua pekerjaan utama (Prasetyo 2012 : 5), yaitu : a. Frequent itemset generation Tujuannya adalah mencari semua itemset yang memenuhi ambang batas atau minimum support. Itemset ini disebut frequent itemset (itemset yang sering muncul). Nilai support ini diperoleh dengan rumus dapat dilihat pada Rumus 2.1 ( ) Rumus 2.1 Rumus mencari nilai support (Sumber : Kusrini, 2009 : 150) Rumus 2.1 menjelaskan bahwa nilai support diperoleh dengan cara membagi jumlah transaksi yang mengandung item A dengan jumlah seluruh transaksi.

10 18 b. Rule generation Tujuannya adalah mencari aturan atau pola dengan confidence tinggi dari frequent itemset yang ditemukan dalam langkah itemset generation. Aturan ini kemudian disebut aturan yang kuat (strong rule). Rumus untuk menghitung confidence dapat dilihat pada Rumus 2.2 ( ) Rumus 2.2 Rumus mencari nilai confidence (Sumber : Kusrini, 2009 : 151) Rumus 2.5 menjelaskan bahwa untuk mencari nilai confidence itemset A,B yaitu dengan membagi jumlah transaksi yang mengandung item A dan B dengan seluruh transaksi yang mengandung item A. Ketersediaan database mengenai catatan tranksaksi pembelian para pelanggan suatu supermarket atau tempat lain, telah mendorong pengembangan teknik-teknik yang secara otomatis menemukan asosiasi produk atau item-item yang tersimpan dalam database tersebut. Sebagai contoh adalah data mengenai transaksi yang terkumpul dari scanner barcode dalam supermarket. Database transaksi ini seperti ini mengandung record dalam jumlah sangat besar. Setiap record mendaftar semua item yang dibeli oleh seorang pelanggan dalam suatu transaksi pembelian. Para manajer ingin tahu apakah suatu kelompok item selalu dibeli secara bersama-sama. Para manajer bisa menggunakan informasi tersebut untuk membuat layout supermarket sehingga penyusunan item-item tersebut bisa optimal satu sama lain. Aturan asosiasi ingin memberikan informasi tersebut

11 19 dalam bentuk hubungan if-then, jika-maka, atau If antecendent, then consequent. Aturan ini dihitung dari data yang sifatnya probabilistik. Dalam sistem rekomendasi seperti yang diterapkan oleh toko buku online Amazon.com, ketika seseorang melihat suatu item, akan direkomendasikan untuk membeli item yang lain yang biasanya dibeli oleh pelanggan lain secara bersama-sama. Misalnya seseorang sedang memeriksa atau melihat CD tentang lagu Deep Purple diwebsitenya Amazon.com, maka akan ditunjukan juga CD musik lain yang biasanya secara bersama dibeli, misalnya CD musik Rainbow, Led Zeppelin, Genesis dan lain-lain (Santosa : 2007 : 226). 2.7 Bentuk Dasar Association Rule Association Rule ditentukan oleh dua parameter, yaitu : a. Support Suatu nilai yang menunjukan seberapa besar tingkat persentase kombinasi item dari keseluruhan transaksi. b. Confidence Suatu nilai yang menunjukan kuatnya hubungan antar item dalam suatu pola. Kedua nilai ini sangat berguna dalam menentukan kekuatan suatu pola yang ditemukan. Semakin tinggi kedua nilai ini maka semakin kuat pula pola beli konsumen yang ditemukan yang sering disebut strong rule atau aturan yang kuat. association rule biasanya dinyatakan dalam bentuk : {shampoo} -> {sabun mandi} = (support 50%, confidence = 80%)

12 20 Yang berarti dari seluruh jumlah transaksi, 50% mengandung shampoo dan sabun mandi dan dari seluruh transaksi yang mengandung shampoo, 80% juga mengandung sabun mandi. Dapat pula dirubah kedalam bahasa yang lebih mudah dimengerti yaitu Seorang konsumen yang membeli shampoo kemungkinan 80% akan membeli sabun mandi. Pola ini cukup akurat karena mewakili 50% transaksi. 2.8 Algoritma Algoritma adalah prosedur yang berisi langkah-langkah logis untuk menyelesaikan suatu masalah (Munir, 2007:4). Misalkan saja algoritma aktifitas pagi hari sebelum berangkat kerja secara berurutan yaitu : 1. Turun dari tempat tidur 2. Melepas piama 3. Mandi 4. Berpakaian 5. Makan pagi 6. Pergi kerja Secara umum proses algoritma dapat dilihat pada gambar 2.4. MASALAH ALGORITMA SOLUSI Gambar 2.4 Proses algoritma Istilah algoritma berasal dari nama seorang ilmuan muslim berkebangsaan arab bernama Ja fat Mohammed bin Musa al Khowarizmi (tahun ), yang sangat terkenal dengan sebutan bapak Aljabar.

13 Frequent Pattern Tree (FP-Tree) FP-Tree adalah struktur penyimpanan data yang dipadatkan. FP-Tree dibangun dengan memetakan setiap data transaksi kedalam setiap lintasan tertentu dalam FP-Tree (Chandrawati dalam Suprasetyo, 2012:15). Karena dalam setiap transaksi yang dipetakan mungkin ada yang memiliki item yang sama, maka lintasannya memungkinkan untuk saling menimpa, semakin banyak data transaksi yang memiliki item yang sama, maka proses pemadatan dengan FP-Tree akan semakain efektif. FP-Tree memerlukan dua kali scanning atau penelusuran database untuk menemukan Frequent itemsets (Bharat dalam Suprasetyo, 2012:16). Penelusuran pertama untuk menghitung nilai support masing-masing item dan menyeleksi item yang memenuhi minimum support. Sedangkan penelusuran kedua untuk membentuk frequent itemsets dengan membaca FP-Tree yang diawali dengan membaca lintasan yang memiliki item dengan nilai frequensi terkecil. FP-Tree adalah sebuah pohon dengan definisi sebagai berikut : a. FP-Tree dibentuk oleh sebuah akar yang diberi label null, sekumpulan sub-tree yang beranggotakan item-item tertentu dan sebuah tabel frequent header. b. Setiap simpul dalam FP-Tree mengandung tiga informasi penting, yaitu label item menginformasikan jenis item yang direpresentasikan simpul tersebut, support count merepresentasikan jumlah lintasan transaksi yang melalui simpul tersebut dan pointer penghubung yang menghubungkan simpul-simpul dengan label item sama antar-lintasan, ditandai dengan garis panah putus-putus. (Chandrawati dalam Suprasetyo, 2012:16).

14 22 Contoh sebuah FP-Tree dapat dilihat pada Gambar 2.5 Gambar 2.5 FP-Tree (Sumber : Han, 2006 : 244) 2.10 Algoritma Frequent Pattern Growth (FP-Growth) Algoritma PF-Growth merupakan salah satu algoritma association rule yang cukup sering dipakai. Algoritma FP-Growth merupakan salah satu solusi dari algoritma apriori yang memiliki beberapa masalah seperti pada tahap frequent itemset candidate generation dalam menentukan frequent itemset harus melakukan pattern matching / scanning database secara berulang-ulang yang menyebabkan proses mining menjadi lama dan untuk data yang besar menghasilkan kombinasi yang banyak. Algoritma FP-Growth dapat menentukan frequent itemset tanpa perlu melakukan candidate generation. FP-Growth menggunakan struktur data FP- Tree. Dengan menggunakan cara ini scanning database hanya dilakukan sebanyak dua kali, tidak perlu berulang-ulang. Data akan direpresentasikan dalam bentuk FP-Tree.

15 23 Setelah FP-Tree terbentuk, digunakan pendekatan divide and conquer untuk memperoleh frequent itemset. FP-Tree merupakan struktur data yang baik sekali untuk frequent pattern mining. Struktur ini memberikan informasi yang lengkap untuk membentuk frequent pattern. Item-item yang tidak frequent (tidak sering muncul) sudah tidak ada lagi dalam FP-Tree. Algoritma FP-Growth dibagi menjadi tiga langkah utama, yaitu : a. Tahap Pembangkitan Conditional Pattern Base. Conditional Pattern Base merupakan subdata yang berisi prefix path (lintasan awal) dan suffix pattern (pola akhiran). Pembangkitan conditional pattern base didapatkan melalui FP-Tree yang telah dibangun sebelumnya. b. Tahap Pembangkitan Conditional FP-Tree Pada tahap ini, support count dari setiap item pada setiap conditional pattern base dijumlahkan, lalu setiap item yang memiliki jumlah support count lebih besar atau sama dengan minimum support count akan dibangkitkan dengan conditional FP-Tree. c. Tahap Pencarian Frequent itemset Apabila Conditional FP-Tree merupakan lintasan tunggal (single path), maka didapatkan frequent itemset dengan melakukan kombinasi untuk setiap conditional FP-Tree. Jika bukan lintasan tunggal, maka dilakukan pembangkitan FP-Growth secara rekursif. (Chandrawati dalam Suprasetyo, 2012:17). Secara umum algoritma frequent pattern growth dalam mencari frequent itemset dapat dlihat pada Gambar 2.6

16 24 Input: 1. D, a transaction database; 2. min_sup, the minimum support count threshold. Output: The complete set of frequent patterns. Method: 1. The FP-Tree is constructed in the following steps: a. Scan the transaction database D once. Collect F, the set of frequent items, and their support counts. Sort F in support count descending order as L, the list of frequent items. b. Create the root of an FP-Tree, and label it as null. For each transaction Trans in D do the following. Select and sort the frequent items in Trans according to the order of L. Let the sorted frequent item list in Trans be[p P], where p is the first element and P is the remaining list. Call insert_tree ([p P], T], which is performed as follows. If T has a child N such that N.item-name = p.item-name, then increament N s count by 1; else create a new node N, and let its count be 1, its parent link be linked to T, and its nodelink to the nodes with the same item-name via the node-link structure. If P is nonempty, call insert_tree(p,n) recurcively. 2. The FP-Tree is mined by calling FP_growth(FP_tree, null), which is impelemented as follows. Procedure FP_growth(Tree, α) (1). if Tree contains a single path P then (2). for each combinations (denoted as β) of the nodes in the path P (3). generate pattern β U α with support_count = minimum support count of nodes in β; (4). else for each a i in the header of Tree { (5). generate pattern β = a i U α with support count = a i.support_count; (6). construct β's conditional pattern base and the β's conditional FP_tree Treeβ; (7). if Treeβ then (8). call FP-growth(Treeβ,β);} 2.11 Divide and Conquer Gambar 2.6 Algoritma Frequent Pattern Growth Sumber (Han, 2006:246) Divide and Conquer merupakan metode yang berprinsip memecah permasalahan yang besar menjadi beberapa bagian kecil sehingga lebih mudah untuk diselesaikan. Langkah-langkah umum metode Divide and Conquer yaitu : a. Divide Membagi masalah menjadi beberapa sub-masalah yang memiliki kemiripan dengan masalah semula namun berukuran lebih kecil b. Conquer Memecahkan atau menyelesaikan masing-masing sub-masalah secara rekursif.

17 25 c. Combine Menggabungkan solusi masing-masing sub-masalah sehingga membentuk solusi masalah semula (Pranowo dalam Suprasetyo, 2012:19). Proses Divide and Conquer dapat dilihat pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Proses Divide and Conquer (Sumber : Astuti, 2008 : 1) 2.12 State Of The Art Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan judul ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Tabel State Of The Art No. Peneliti / Tahun Tujuan Metode Hasil 1. Kusumo, dkk. (2003) Mencari asosiasi dalam data dan membandingkan 2 teknik pe rhitungan support yaitu K-way dan 2 Group-By Apriori, K- way, dan 2 Group-by Metode K- way lebih baik daripada 2 Group-by

18 26 Lanjutan Tabel 2.1 Tabel State Of The Art No. Peneliti / Tahun Tujuan Metode Hasil 2. Sholichah (2009) Mencari pola hubungan keterkaitan antar data dalam pembiayaan Murabahah 3. Huda (2010) Mencari informasi tingkat kelulusan dengan data induk mahasiswa 4. Amiruddin, dkk. (2010) 5. Suprasetyo (2012) Mencari pola hubungan atributatribut dan frequent itemset dalam database NUPTK Mencari pola beli konsumen dalam data transaksi untuk digunakan dalam strategi bisnis yaitu tata letak dan promosi Association Rule Apriori Apriori Frequent Pattern Growth / FP- Growth Pengajuan pembiayaan dengan plafond 20 s.d. 40 juta, margin 2% s.d. 2,2%, lama 19 s.d. 28 bulan sebanyak 100% Aplikasi Data Mining dapat digunakan untuk mengetahui hubungan data kelulusan dengan data induk mahasiswa Ditemukan 184 rule penting yang tersembunyi dalam database NUPTK Ditemukan pola terkuat yaitu jika membeli telur ayam maka akan membeli mie instant dengan support 3,13% dan confident 72,72%

19 27 Pada penelitian terakhir (Suprasetyo, 2012) menggunakan algoritma FP- Growth untuk mencari pola beli konsumen dalam data transaksi. Namun dalam penerapannya proses data preprocessing tidak dijelaskan secara detail dan tidak adanya matrik pola beli konsumen, sehingga akan menyulitkan pengguna dalam memahami pola beli konsumen Unified Modeling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) adalah standar bahasa pemodelan visual yang digunakan untuk menentukan, menggambarkan, dan mendokumentasikan sebuah sistem perangkat lunak (Rumbaugh, 2004:3). Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi perangkat lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Karena UML menggunakan class dan method dalam konsep dasarnya, maka bahasa berorientasi objek lebih cocok digunakan seperti VB.Net. UML memiliki beberapa tipe diagram yaitu usecase diagram, class diagram, dan sequence diagram. A. Use Case Diagram Use Case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti login ke sistem, maintenance user dan sebagainya.

20 28 Komponen Use Case Diagram dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Komponen Use Case Diagram No. Simbol Keterangan 1 Actor menggambarkan pengguna software aplikasi (user). Actor membantu memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang Actor harus dikerjakan software atau aplikasi. 2 Use Case menggambarkan perilaku Use Case software aplikasi, termasuk didalamnya interaksi antara actor dengan software aplikasi tersebut. 3 Asosiasi, yaitu hubungan statis antar element. Umumnya <<include>> menggambarkan element yang Cari pola Bentuk FP-Tree memiliki atribut berupa element <<extend>> lain, <<include>>: termasuk didalam Cari asosiasi tiap node use case lain yang diharuskan (required) <<extend>> : perluasan dari use case lain jika kondisi atau syarat terpenuhi. 4 Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar element. Element dapat diturunkan dari element lain dan mewarisi semua atribut dan Bentuk FP-Tree metoda element asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, Telusur FP-Tree sehingga iadisebut anak dari Actor element yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi. 5 Dependency atau ketergantungan adalah suatu jenis hubungan yang use case a menandakan bahwa satu element, atau kelompok element, bertindak use case a.1 sebagai klien tergantung pada unsur lain atau kelompok element yang berlaku sebagai penyalur.

21 29 B. Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (attribute/property) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, packed dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi dan lainnya. Class memiliki tiga area pokok : 1. Nama class 2. Atribut 3. Metoda (operasi) Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : 1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan. 2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya. 3. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja. 4. Package, Atribut atribut dan metoda metodapackage (di Teknologi Java) dapat diakses dari metoda di kelas lain yang disimpan di dalam package yang sama.

22 30 Contoh class diagram dapat dilihat pada Gambar 2.8 pola +itemset = string +support = integer +confident = integer +tambah(itemset, support, cofident) +* +* transaksi +notrx = integer +item = string +tambah(notrx, item) Gambar 2.8 Class diagram C. Sequence Diagram Diagram ini menjelaskan bagaimana objek berinteraksi dengan lainnya dengan cara mengirim dan menerima pesan. Sequence diagram memiliki dua sumbu yaitu sumbu vertikal dan sumbu horizontal. Sumbu vertikal putus-putus merepresentasikan lifetime objek dan sumbu horizontal menunjukan sekumpulan objek. Diagram ini juga menyatakan interaksi khusus diantara objek yang terjadi pada beberapa tempat selama fungsi tertentu dijalankan. Komunikasi diantara objek direpresentasikan dengan garis horizontal disertai dengan nama operasinya, dapat dilihat pada gambar 2.9

23 31 sd aplikasi data mining penggalidata : Agus : transaksi : pola : operator 1 : jalankan aplikasi() 2 : load data() 3 : cari frequensi setiap item() 4 : hapus item yang frequensinya < min support() 5 : urutkan transaksi berdasar frequensi item() 6 : bentuk FP-Tree() 7 : cari pola setiap node() 8 : gabungkan setiap pola() 9 : pola dari semua node yang terbentuk dalam FP-Tree() 10 : Menampilkan pola() Gambar 2.9 Sequence Diagram 2.14 Visual Studio 2010 Microsoft Visual Basic.NET atau yang sering dikenal dengan nama VB.NET adalah salah satu tools untuk mengembangkan dan membangun aplikasi di bawah.net Framework dengan menggunakan bahasa BASIC. BASIC adalah singkatan dari Beginner s All-purpose Symbolic Instruction Code adalah sebuah kelompok bahasa pemrograman tingkat tinggi. Secara harfiah, BASIC memiliki arti kode instruksi simbolis semua tujuan yang dapat digunakan oleh para pemula. Microsoft Visual Studio 2010 merupaka versi terbaru dari Visual Basic. Visual Studio sangat cocok untuk digunakan programmer pemula karena

24 32 bahasanya mudah dipahami dan tidak terlalu banyak aturan khusus. Misalnya pada bahasa pemrograman Pascal, kita harus menambahkan titik koma (;) ditiap baris program dan akan error jika kita melewatkan salah satu baris saja. Selain bahasanya yang mudah dipahami, Visual Studio juga mempunyai fitur intellisense. Dengan adanya intelisense kita dapat menulis program dengan mudah. Misalnya untuk membuat suatu Prosedur kita hanya tinggal mengetikan Sub <nama_prosedur> lalu kita tekan enter maka kerangka program otomatis dibuatkan. Selain itu intelisense akan memberitahu kita apa saja nama variable yang sudah digunakan. Biasanya para programmer lupa apa saja nama variable yang sudah dibuat karena terlalu banyak. Visual Studio juga tidak hanya bisa memakai bahasa VB saja tetapi bisa juga memakai bahasa C++, C# dan F#. Hal ini membuat para programmer yang telah lama memakai bahasa C++, C# dan F# tidak perlu mempelajari bahasa VB itu sendiri. Project yang bisa dibuat dengan Visual Studo 2010 juga sangan banyak. Misalnya untuk pemrograman desktop (Windows) ada Windows Form, Console, dll. Ada juga untuk pemrograman web, cloud, dll Dotnetbar 10.3 Dotnetbar 10.3 adalah sekumpulan toolbox (Add-on Visual Studio) yang terdiri dari 56 komponen yang menarik untuk membuat user interface professional dengan sangat mudah. Selama lebih dari 9 tahun Dotnetbar telah banyak membantu pengembang aplikasi untuk memuat tampilan user interface Windows Forms yang cantik dan professional dengan sangat mudah.

25 33 Dotnetbar adalah komponen toolbox pertama di dunia dalam memperkenalkan feature secara penuh tampilan yang dimiliki oleh Office 2010, Windows 7 dan Office Database Basisdata atau Database adalah kumpulan data yang secara logic berkaitan dalam merepresentasikan fenomena atau fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Adapun sistem manajemen basis data atau DBMS (Database Management System) adalah perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basisdata. Fungsi sistem manajemen basisdata saat ini yang paling penting adalah menyediakan basisdata untuk sistem informasi manajemen. Contoh produk DBMS atau sekarang telah berkembang dan lebih dikenal dengan RDMBS (Relational Database Manajemen System) yaitu SQL Server, Oracle dan MySQL. Setiap produk mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi dalam penggunaannya harus mempertimbangkan dengan matang produk RDMS mana yang akan digunakan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Pengujian Black-Box Merupakan uji coba terhadap program yang telah dikerjakan. Metode yang digunakan untuk testing adalah Black Box. Pengujian pada black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak.

26 34 Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan rekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional suatu program. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut: a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang b. Kesalahan interface c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal d. Kesalahan kinerja. e. Inisialisasi dan kesalahan terminasi Pengujian yang dilakukan black box pada awal proses cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Karena pengujian black box memeperhatikan struktur kontrol maka perhatian berfokus pada domain informasi. Pengujian didesain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: a. Bagaimana validitas fungsional diuji? b. Kelas input apa yang akan membuat test case menjadi baik? c. Apakah sistem sensitif terhadap harga input tersebut? d. Bagaimana batasan dari suatu data diisolasi? e. Kecepatan data apa dan volume data apa yang dapat ditolelir oleh sistem? f. Apa pengaruh kombinasi tertentu dari data terhadap operasi sistem?

BAB II LANDASAN TEORI. Anindita Dwi Respita,2015. a. Penelitian ini menjelaskan tentang tujuan : menggunakan metode market basket analysis.

BAB II LANDASAN TEORI. Anindita Dwi Respita,2015. a. Penelitian ini menjelaskan tentang tujuan : menggunakan metode market basket analysis. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terkait 1) Penelitian terdahulu dengan judul Online Shop kecantikan dan kosmetik dengan pemberian saran pembelian produk menggunakan Market Basket

Lebih terperinci

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara Basis data adalah kumpulan terintegrasi dari occurences file/table yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise. Sistem basisdata sebenarnya tidak lain adalah sistem penyimpanan-record

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori pendukung yang berhubungan dengan sistem yang akan dibangun. 2.1. Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Begitu banyaknya fungsionalitas dalam penggalian data terkadang membuat kita harus memilih secara seksama. Pemilihan fungsionalitas yang tepat dalam melakukan suatu penggalian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan kasus yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perkembangan teknologi telah memberikan pengaruh yang sangat besar di dalam kehidupan manusia. Salah satu pengaruh tersebut di bidang informasi yaitu dalam

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi Sistem Setelah melakukan analisis sistem yang dilakukan pada tahap sebelumnya dan dirancang sedemikian rupa, maka dilakukan tahapan selanjutnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Data Mining

TINJAUAN PUSTAKA Data Mining 25 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Mining Definisi sederhana dari data mining adalah ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang ada di database. Secara lengkap, Data mining merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang pembuatan dari aplikasi penentuan rekomendasi pencarian buku perpustakaan menggunakan algoritma fp-growth, rumusan masalah, tujuan, batasan

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI PAKET MAKANAN DENGAN ALGORITMA FP-GROWTH PADA RESTORAN SEAFOOD XYZ

SISTEM REKOMENDASI PAKET MAKANAN DENGAN ALGORITMA FP-GROWTH PADA RESTORAN SEAFOOD XYZ SISTEM REKOMENDASI PAKET MAKANAN DENGAN ALGORITMA FP-GROWTH PADA RESTORAN SEAFOOD XYZ Pahridila Lintang 1),Muhammad Iqbal 2), Ade Pujianto 3) 1), 2, 3) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kebutuhan akan teori dalam dunia pendidikan sangat besar. Teori banyak di tulis ke dalam sebuah buku maupun jurnal. Pada universitas potensi utama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis saat ini dituntut selalu inovatif untuk dapat bersaing dengan kompetitor. Bisnis retail seperti Apotek merupakan bisnis dengan persaingan yang sangat

Lebih terperinci

Penerapan Stuktur FP-Tree dan Algoritma FP-Growth dalam Optimasi Penentuan Frequent Itemset

Penerapan Stuktur FP-Tree dan Algoritma FP-Growth dalam Optimasi Penentuan Frequent Itemset Penerapan Stuktur FP-Tree dan Algoritma FP-Growth dalam Optimasi Penentuan Frequent Itemset David Samuel/NIM :13506081 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MEMPREDIKSI PERSEDIAAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA DWI TUNGGAL TANJUNG MORAWA

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MEMPREDIKSI PERSEDIAAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA DWI TUNGGAL TANJUNG MORAWA PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MEMPREDIKSI PERSEDIAAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA DWI TUNGGAL TANJUNG MORAWA Domma Lingga Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA)

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA) ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA) Harvei Desmon Hutahaean 1, Bosker Sinaga 2, Anastasya Aritonang Rajagukguk 2 1 Program

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan BAB 1 PERSYARATAN PRODUK Bab ini membahas mengenai hal umum dari produk yang dibuat, meliputi tujuan, ruang lingkup proyek, perspektif produk, fungsi produk dan hal umum yang lainnya. 1.1 Pendahuluan Hal

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ASSOCIATION RULE PADA MANAGEMENT INVENTORY MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi kasus : Toserba BORMA Cipadung Bandung) JURNAL.

IMPLEMENTASI ASSOCIATION RULE PADA MANAGEMENT INVENTORY MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi kasus : Toserba BORMA Cipadung Bandung) JURNAL. IMPLEMENTASI ASSOCIATION RULE PADA MANAGEMENT INVENTORY MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi kasus : Toserba BORMA Cipadung Bandung) JURNAL Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Pola Kompetensi Mahasiswa Program Studi Informatika Menggunakan FP-Growth

Pola Kompetensi Mahasiswa Program Studi Informatika Menggunakan FP-Growth Pola Kompetensi Mahasiswa Program Studi Informatika Menggunakan FP-Growth Fitrah Rumaisa, S.T., M.Kom Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama E-Mail: fitrah.rumaisa@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat yang terjadi dewasa ini menuntut manusia untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Upaya adaptasi yang dilakukan

Lebih terperinci

Analisa Data Mining Menggunakan Algoritma Frequent Pattern Growth Pada Data Transaksi Penjualan Restoran Joglo Kampoeng Doeloe Semarang

Analisa Data Mining Menggunakan Algoritma Frequent Pattern Growth Pada Data Transaksi Penjualan Restoran Joglo Kampoeng Doeloe Semarang Analisa Data Mining Menggunakan Algoritma Frequent Pattern Growth Pada Data Transaksi Penjualan Restoran Joglo Kampoeng Doeloe Semarang Tia Arifatul Maulida Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Mining Menurut Turban dalam bukunya yang berjudul Decision Support Systems and Intelligent Systems, data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket

Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket Pengembangan Aplikasi Market Basket Analysis Menggunakan Algoritma Generalized Sequential Pattern pada Supermarket Gunawan 1), Alex Xandra Albert Sim 2), Fandi Halim 3), M. Hawari Simanullang 4), M. Firkhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode enam tahun terakhir (tahun 2007 2012), jumlah gerai ritel modern di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007, jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Data Mining Data mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan di dalam database. Data mining adalah Proses yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisis sistem yang berjalan pada perusahaan PT. Perintis Perkasa dikelola dengan menggunakan software TDMS (Toyota Dealer Management System). TDMS

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERFORMA ALGORITMA APRIORI UNTUK ATURAN ASOSIASI DATA MINING

PENINGKATAN PERFORMA ALGORITMA APRIORI UNTUK ATURAN ASOSIASI DATA MINING PENINGKATAN PERFORMA ALGORITMA APRIORI UNTUK ATURAN ASOSIASI DATA MINING Andreas Chandra Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta 55281 Email : andreaschaandra@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan suatu proses yang berisikan sistem yang utuh yang dapat mengurai sistem tersebut ke dalam komponen-komponen untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Data Mining II.1.1. Pengertian Data Mining Nama data mining sebenarnya mulai dikenal sejak tahun 1990, ketika pekerjaan pemanfaatan data menjadi sesuatu yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data transaksi 3 bulan terakhir yaitu bulan Maret, April, Mei tahun 2012 di swalayan XYZ

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data mining memungkinkan penemuan pola-pola yang menarik, informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Data mining memungkinkan penemuan pola-pola yang menarik, informasi yang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas tentang latar belakang masalah yaitu fenomena perkembangan data yang terus bertambah tetapi informasi yang dihasilkan monoton, sehingga diperlukan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Decision Support System Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan.

BAB II LANDASAN TEORI. implementasi serta pasca implementasi.(rizky, 2011:21). performasi dan fungsi yang diinginkan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak atau software engineering adalah sebuah disiplin ilmu yang mencakup segala hal yang berhubungan dengan proses pengembangan

Lebih terperinci

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI Heroe Santoso 1), I Putu Hariyadi 2), Prayitno 3) 1), 2),3) Teknik Informatika STMIK Bumigora Mataram Jl Ismail Marzuki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu prosedur beserta tahapan-tahapan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu prosedur beserta tahapan-tahapan yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu prosedur beserta tahapan-tahapan yang tersusun secara jelas dan sistematis guna menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang diteliti dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk

BAB II LANDASAN TEORI Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB. Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Database 2.1.1 Membangun Aplikasi Database Oracle dengan VB KONEKSI DATABASE Koneksi database adalah sebuah modul (obyek) yang bekerja untuk menghubungkan aplikasi dengan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apriori merupakan salah satu algoritma yang terkenal dalam mencari frequent pattern dari database transaksi[8]. Prinsip dari algortima Apriori ini adalah jika sebuah

Lebih terperinci

Penggunaan Struktur FP-Tree dan Algoritma FP- Growth dalam Rekomendasi Promosi Produk pada Situs Belanja Online

Penggunaan Struktur FP-Tree dan Algoritma FP- Growth dalam Rekomendasi Promosi Produk pada Situs Belanja Online Penggunaan Struktur FP-Tree dan Algoritma FP- Growth dalam Rekomendasi Promosi Produk pada Situs Belanja Online Irene Edria Devina / 13515038 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Data Mining Istilah data mining memiliki beberapa padanan, seperti knowledge discovery ataupun pattern recognition. Kedua istilah tersebut sebenarnya memiliki ketepatannnya masing-masing.

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA Yuli Asriningtias, Rodhyah Mardhiyah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Bisnis & Teknologi Informasi, Universitas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan tempat dimana seseorang mendapatkan pengetahuan, informasi atau hiburan dengan jumlah kategori yang bervarian seperti ilmiah, non fiksi, komedi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Data mining adalah kegiatan untuk menemukan pola yang menarik dalam jumlah data yang cukup besar. Secara sederhana data mining adalah penambangan atau penemuan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang konsep dasar dan teori-teori yang mendukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Basis Data (Database) Database

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI DATA MINING ANALISIS TINGKAT KELULUSAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH (Studi Kasus Di Politeknik Negeri Malang)

RANCANG BANGUN APLIKASI DATA MINING ANALISIS TINGKAT KELULUSAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH (Studi Kasus Di Politeknik Negeri Malang) RANCANG BANGUN APLIKASI DATA MINING ANALISIS TINGKAT KELULUSAN MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH (Studi Kasus Di Politeknik Negeri Malang) Naufal Farras Hilmy 1, Banni Satria Andoko 2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita Anggraeni, Ragil Saputra, Beta Noranita APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang) Hapsari Dita

Lebih terperinci

ALGORITMA PARALEL FP-GROWTH UNTUK PENGGALIAN KAIDAH ASOSIASI PADA JARINGAN KOMPUTER

ALGORITMA PARALEL FP-GROWTH UNTUK PENGGALIAN KAIDAH ASOSIASI PADA JARINGAN KOMPUTER ALGORITMA PARALEL FP-GROWTH UNTUK PENGGALIAN KAIDAH ASOSIASI PADA JARINGAN KOMPUTER F.X. Arunanto, Syaiful Isman Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya Materi 1 DATA MINING 3 SKS Semester 6 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas 1. Memahami cakupan materi dan sistem perkuliahan Data Mining.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Selama ini masih banyak sekolah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyimpanan

Lebih terperinci

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-TREE DAN FP-GROWTH PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT

PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-TREE DAN FP-GROWTH PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT PENERAPAN DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-TREE DAN FP-GROWTH PADA DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT Yuyun Dwi Lestari Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Harapan Jl. H. M. Jhoni No.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Rekomendasi Sistem Rekomendasi (SR) merupakan model aplikasi dari hasil observasi terhadap keadaan dan keinginan pelanggan. Sistem Rekomendasi memanfaatkan opini seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel yang menyediakan berbagai kebutuhan berkembang pesat bukan hanya di kota besar saja tetapi juga di kota-kota kecil. Untuk memperoleh keuntungan yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FP- GROWTH MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE PADA MARKET BASKET ANALYSIS

IMPLEMENTASI ALGORITMA FP- GROWTH MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE PADA MARKET BASKET ANALYSIS IMPLEMENTASI ALGORITMA FP- GROWTH MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE PADA MARKET BASKET ANALYSIS Fitriyani Fakultas Teknik, Universitas BSI Bandung Jalan Sekolah Internasional No. 1-6, Bandung 40282, Indonesia

Lebih terperinci

Abstrak. Data Mining, Algoritma Apriori, Algoritma FP-Growth, Mata Pelajaran, Pemrograman, Web Programming, Matematika, Bahasa Inggris.

Abstrak. Data Mining, Algoritma Apriori, Algoritma FP-Growth, Mata Pelajaran, Pemrograman, Web Programming, Matematika, Bahasa Inggris. Penerapan Algoritma Apriori dan Algoritma FP-Growth Dalam Menemukan Hubungan Data Nilai Ijazah Matematika dan Bahasa Inggris Dengan Nilai Mata Pelajaran Pemrograman dan Web Programming (Studi Kasus SMK

Lebih terperinci

PENGGALIAN KAIDAH MULTILEVEL ASSOCIATION RULE DARI DATA MART SWALAYAN ASGAP

PENGGALIAN KAIDAH MULTILEVEL ASSOCIATION RULE DARI DATA MART SWALAYAN ASGAP PENGGALIAN KAIDAH MULTILEVEL ASSOCIATION RULE DARI DATA MART SWALAYAN ASGAP Teguh Pradana 1) 1) Program Studi/Prodi Teknik Informatika, STMIK Yadika, email: INTI_PERSADA_SOFTWARE@yahoo.co.id Abstrak: Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini membahas tentang landasan teori yang medukung pembahasan yang berhubungan dengan sistem yang akan dibuat. 2.1 Data Mining Data mining adalah kegiatan menemukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Data Mining Data mining adalah proses yang menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, dan machine learning untuk mengekstrasi dan mengidentifikasi informasi

Lebih terperinci

Mining Association Rules dalam Basis Data yang Besar

Mining Association Rules dalam Basis Data yang Besar Mining Association Rules dalam Basis Data yang Besar S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha Agenda Pendahuluan Association Rule Mining Market Basket Analysis Konsep

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

ANALISA DATA PENJUALAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAN SIMATUPANG KISARAN

ANALISA DATA PENJUALAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAN SIMATUPANG KISARAN ANALISA DATA PENJUALAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAN SIMATUPANG KISARAN Chintia Oktavia Simbolon (0911456) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

ANALISA PENCARIAN FREQUENT ITEMSETS MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-MAX

ANALISA PENCARIAN FREQUENT ITEMSETS MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-MAX ANALISA PENCARIAN FREQUENT ITEMSETS MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-MAX Suhatati Tjandra Dosen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Surabaya e-mail : tati@stts.edu ABSTRAK Association rule mining merupakan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Aplikasi Web Aplikasi merupakan sekumpulan program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melakukan tugas tertentu. Dengan kata lain, aplikasi bisa disebut juga dengan

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem Analisa sistem adalah uraian keseluruhan bagaimana sistem yang berjalan saat ini baik dilihat dari analisis fungsional dan analisis nonfungsional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam penelitian ini, alat yang di gunakan adalah sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a) Personal Computer (PC)/Laptop 32/64 bit architecture

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bagi para calon mahasiswa cenderung bingung memilih jurusan yang mana yang akan mereka geluti di dunia pendidikan. Sekolah Tinggi Teknologi Sinar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

Implementasi Data Mining Untuk Analisa Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas Dengan Algoritma Association Rule

Implementasi Data Mining Untuk Analisa Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas Dengan Algoritma Association Rule ISSN 2599-2081 Implementasi Data Mining Untuk Analisa Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas Dengan Algoritma Association Rule Yera Wahda Wahdi UNIVERSITAS PUTERA BATAM e-mail : Yerawahdawahdi@vahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan cake dan bakery pada Zahara Bakery yang selalu laris, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan cake dan bakery pada Zahara Bakery yang selalu laris, membuat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penjualan cake dan bakery pada Zahara Bakery yang selalu laris, membuat karyawan Zahara Bakery harus mempersiapkan penjualan sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumen

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat meningkatkan penjualan, pengambil keputusan / manajer toko harus dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi secara langsung. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Data, Informasi dan Knowledge Data merupakan fakta yang dikumpulkan, disimpan, dan diproses boleh sebuah sistem informasi. Selain deskripsi dari sebuah fakta, data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 2. 1 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 2. 1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian mengenai sistem rekomendasi kuliner untuk mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta menggunakan metode Apriori Positif Negatif dan Binary Hamming Distance

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI

PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI Fitri Nurchalifatun Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, Jl.

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Dalam perancangan dan pengimplementasian perangkat lunak diperlukan perancangan sistem terlebih dahulu yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengguna tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Sistem Menurut Alfattah (2007:3) sistem adalah sekumpulan objek-objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek yang biasa dilihat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Analisis dan Desain Struktur analisis dan desain adalah sebuah metodologi yang di gunakan pada rekayasa perangkat lunak untuk mendeskripsikan sistem kearah fungsional.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Pada zaman saat ini sepeda motor banyak digunakan di jalanan, banyak masyarakat menggunakan sepeda motor karena kepraktisan di dalam penggunaanya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan penelitian berguna agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik dan sistematis

Lebih terperinci

SISTEM REKOMENDASI PEMESANAN SPAREPART DENGAN ALGORITMA FP-GROWTH (STUDI KASUS PT. ROSALIA SURAKARTA)

SISTEM REKOMENDASI PEMESANAN SPAREPART DENGAN ALGORITMA FP-GROWTH (STUDI KASUS PT. ROSALIA SURAKARTA) SISTEM REKOMENDASI PEMESANAN SPAREPART DENGAN ALGORITMA FP-GROWTH (STUDI KASUS PT. ROSALIA SURAKARTA) Nur Rohman Ardani 1), Nur Fitrina 2) 1) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penerapan data mining untuk memprediksi minat pembeli barang elektronik khususnya komputer dan sparepart

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Metode dan Analisis Kebutuhan Sistem Metode yang digunakan untuk perancangan sistem ini adalah metode prototype Perancangan sistem dengan menggunakan metode prototype memiliki

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI MARKET BASKET ANALYSIS (MBA) PADA MINIMARKET UD. DIANI DENGAN ALGORITMA CT-PRO

RANCANG BANGUN APLIKASI MARKET BASKET ANALYSIS (MBA) PADA MINIMARKET UD. DIANI DENGAN ALGORITMA CT-PRO RANCANG BANGUN APLIKASI MARKET BASKET ANALYSIS (MBA) PADA MINIMARKET UD. DIANI DENGAN ALGORITMA CT-PRO Oleh Gede Agus Eka Kharisma Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan data sudah bukan hal yang sulit diperoleh lagi dewasa ini apalagi ditunjang dengan banyaknya kegiatan yang sudah dilakukan secara komputerisasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE APRIORI ASOSIASI TERHADAP PENJUALAN PRODUCT COSMETIC UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PENJUALAN

PENERAPAN METODE APRIORI ASOSIASI TERHADAP PENJUALAN PRODUCT COSMETIC UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PENJUALAN PENERAPAN METODE APRIORI ASOSIASI TERHADAP PENJUALAN PRODUCT COSMETIC UNTUK MENDUKUNG STRATEGI PENJUALAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai penemuan terbaru di dalam pengumpulan dan penyimpanan data telah memungkinkan berbagai organisasi untuk mengumpulkan berbagai data (data pembelian, data nasabah,

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Penelitian

Bab 3 Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai proses bisnis yang berlangsung pada Toko Istana Boneka dan metode perancangan yang digunakan dalam membuat sistem informasi perhitungan arus kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sistem data mining akan lebih efektif dan efisiensi dengan komputerisasi yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32 /Pojk.04/2014 Tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka. Pasal 2. 1.

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras Bab III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Pada penelitian ini menggunakan ala penelitian berupa perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu: a. Perangkat keras 1. Processor Intel Core

Lebih terperinci

ANALISA KONSISTENSI POLA PEMINJAMAN BUKU MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH (Studi Kasus: UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret)

ANALISA KONSISTENSI POLA PEMINJAMAN BUKU MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH (Studi Kasus: UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret) ANALISA KONSISTENSI POLA PEMINJAMAN BUKU MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH (Studi Kasus: UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret) Miranda Nur Qolbi Aprilina 1, Wiranto 2,Widodo 3 1,2 Program Studi Informatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Mining Secara sederhana data mining adalah penambangan atau penemuan informasi baru dengan mencari pola atau aturan tertentu dari sejumlah data yang sangat besar. Data mining

Lebih terperinci