Setahun setelah kembali dari studinya di Perancis sebagai kader
|
|
- Erlin Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 bagian V Simulasi Reservoir Setahun setelah kembali dari studinya di Perancis sebagai kader spesialis pada tahun 1978, Rachmat mendapat tugas untuk terjun langsung mengerjakan simulasi reservoir yang diterapkan pada lapangan minyak raksasa Minas, lapangan terbesar di Indonesia dengan kandungan minyak sekitar 9 miliar barel. Suatu pekerjaan besar yang tidak tanggungtanggung dan dia diminta langsung untuk memimpin sebagai Tim Leader. Beruntung dia mendapat dukungan dari anggota Tim yang solid dan percaya diri, sebagai anggota Tim inti adalah Nur Subagyo dan Sutomo Sudomo, lulusan Master dari Tulsa, Bambang Pudjianto dan Wiria Tirtasudiro masing-masing dari UGM dan ITB yang telah mengikuti kursus intensif dari Corelab selama enam bulan, serta anggota lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu disini. Hampir semua anggota Tim belum pernah mengerjakan pemodelan reservoir, tapi paling tidak mereka sudah memiliki pengetahuan dasar yang kuat untuk itu. Disini terlihat bagaimana semboyan dari Ibnu Sutowo yang terkenal waktu itu bekerja sambil belajar dan belajar sambil bekerja diterapkan. Tim juga mendapat dukungan penuh dari Pertamina BKKA terutama dari Didit Hadiatno dan Sofyan Farhan sebagai pengawas serta Mohammad Anwar (ASA) yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Dinas. Sungguh merupakan suatu kesempatan emas bagi proses capacity building Lemigas. Pak Anwar orangnya sangat attentif (hati-hati) kepada anggota Tim. Tidak ada sekat di antara kita, kalau sedang asyik mengobrol hingga larut malam, lupa waktu. Beliau juga seorang perfeksionis. Laporan yang 67
2 Simulasi Reservoar ambang a Rachmat Sudibjo kita buat beliau koreksi berulang kali sampai titik koma pun diperhatikan. Pak Anwar terus mengikuti kemajuan studi yang dilakukan oleh Tim dan sering kali beliau memimpin langsung rapat antara Tim dengan pihak operator (PSC). Bahkan beliau meninggal dunia secara mendadak karena serangan jantung sehabis rapat koordinasi antara Tim Lemigas dengan salah satu PSC pada tahun Kita tidak mungkin bisa melupakan jasa beliau, kenang Rachmat. Pekerjaan dilakukan di kantor Caltex di Rumbai, Pekanbaru, tempat dimana komputer mainframe (IBM 360) dipasang. Dengan komputer inilah Tim bergulat untuk me-run model reservoir yang dibangun. Karena itu anggota Tim di bagi menjadi dua grup, masing-masing terdiri dari lima anggota, agar dapat bergantian secara berkesinambungan dengan pola 3-1 minggu on-off selama pekerjaan studi berlangsung. Beruntung bahwa Lemigas memberikan dukungan penuh terkait dengan pengaturan perjalanan dinas yang kemudian sangat bermanfaat terlebihlebih setelah pekerjaan studi harus dilakukan di luar negeri. Rachmat menjelaskan tentang alasan mengapa pengerjaan simulasi reservoir dilakukan: Suatu reservoir migas mempunyai dua aspek yang ekstrem, pertama dimensi pori-pori batuan yang sangat kecil berukuran mikron dan kedua dimensi luas reservoir yang dapat mencapai ratusan kilometer persegi. Untuk dapat mengambil migas dari media seperti itu satu-satunya cara adalah melalui lubang sumur berdiameter tujuh inci (sekitar 20 cm). Walaupun berdiameter kecil lubang sumur tersebut bernilai jutaan dolar sebagai biaya yang dikeluarkan untuk pengeboran yang tergantung pada kedalaman dan kondisi permukaan apakah di darat atau di laut, daerah remote atau laut dalam. Lingkup dari seorang ahli Teknik Perminyakan adalah bagaimana dengan kondisi seperti itu dia harus dapat menghitung jumlah kandungan migas dan tingkat perolehan maksimum (cadangan) migas, menentukan jumlah dan jarak antar sumur, pemboran sumur, metoda dan tingkat laju produksi serta pengolahan di lapangan. Nah, bayangkan minyak yang terkandung dalam rongga pori-pori yang kecil dengan luas reservoir yang mencapai puluhan sampai ratusan kilometer persegi hanya dapat diserap melalui 68
3 lubang-lubang sumur berukuran 20 cm. Tentu untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja dari reservoir yang besar dan komplek itu dapat dilakukan secara analitik melalui penyederhanaan, tetapi dengan pemodelan reservoir, di samping hasil peramalannya lebih akurat tapi juga dapat dibuat beberapa skenario pengembangan lapangan yang berbeda dengan jumlah dan lokasi sumur yang bervariasi. Gambar 29. Tim Lemigas sedang Berkunjung ke Lapangan Sebelum ditentukan beberapa skenario pengembangan lapangan migas, dilakukan kajian terhadap kinerja reservoir untuk mengetahui mekanisme energi yang bekerja di dalam reservoir, respon terhadap upaya yang dilakukan dari luar seperti efek injeksi air atau gas dan pada tahap lebih lanjut respon terhadap bahan injeksi yang dapat merubah sifat kimia-fisika dari batuan dan fluida reservoir. Dalam kaitan dengan itu ada beberapa jenis kajian analitis yang dilakukan secara rutin dan apabila dianggap penting kajian dengan menggunakan simulasi reservoir. Untuk cara yang terakhir ini dipakai model matematik dimana persamaan aliran fluida di dalam media berpori didiskritisasi dan dijabarkan secara numerik untuk dijadikan sebagai software komputer. 69
4 Simulasi Reservoar ambang a Rachmat Sudibjo Gambar 30. Tim Studi Reservoir Minas di Depan Camp Caltex di Rumbai Pada saat Rachmat dan timnya melakukan simulasi reservoir untuk pertama kalinya di lapangan Minas, software yang dikembangkan jumlahnya sangat terbatas. Perusahaan jasa penyedia software simulasi reservoir yang besar waktu itu adalah Scientific Software Corporation (SSC) dan Intercomp yang kemudian bergabung menjadi SSC- Intercomp. Software dapat digunakan oleh pemakai jasa melalui leasing dengan sistem lisensi yang diberikan untuk jangka waktu tertentu. Model yang digunakan biasanya memerlukan CPU yang besar sehingga hanya dilakukan dengan menggunakan jenis mainframe yang waktu itu masih didominasi oleh IBM. Untuk pemodelan reservoir yang lebih besar dan kompleks digunakan Super-Komputer Cray, jenis mainframe yang oleh pemerintah Amerika Serikut dilarang untuk diekspor, kecuali dengan izin khusus, karena dapat digunakan untuk keperluan strategi pertahanan. Beberapa studi reservoir pada lapangan-lapangan migas di Kalimantan Timur yang dilakukan Lemigas menggunakan software dan fasilitas mainframe dari Intercomp di Houston, Texas, sedangkan khusus untuk studi reservoir dari lapangan migas yang dioperasikan oleh Total dilakukan di kantor pusat perusahaan di Paris. Perusahaan minyak yang 70
5 besar biasanya mengembangkan sendiri software simulasi reservoir yang kadang-kadang sangat spesifik sehingga tidak tersedia di pasaran. Tentang tahapan simulasi reservoir Rachmat menjelaskan: Model dapat dibangun sebagai dua atau tiga dimensi, tergantung pada ketebalan serta heterogenitas reservoir baik secara areal maupun vertikal. Karena data hanya diperoleh melalui sumur, maka dibuat peta kontur kedalaman struktur reservoir dan ketebalan lapisan produksi, peta penyebaran sifat fisik batuan (petrofisik) dan fluida reservoir (PVT). Kemudian di atas peta itu dibuat sistem grid dimana reservoir dibagi menjadi blok-blok kecil. Masing-masing blok mempresentasikan unit kecil yang mempunyai karakterik petrofisik dan fluida reservoir pada lokasi dimana blok itu berada yang dapat dibaca dari peta. Semakin kecil ukuran blok, semakin tinggi resolusi dari model sehingga hasil yang diperoleh akan semakin akurat. Tentu saja harus ada kompromi antara jumlah blok dengan waktu proses perhitungan komputer. Gambar 31. Di Salah Satu Sumur Produksi Lapangan Minas 71
6 Simulasi Reservoar ambang a Rachmat Sudibjo Jenis minyak dan gas yang terkandung dalam reservoir juga ikut menentukan kecanggihan dari pemodelan reservoir yang dipakai. Model reservoir disebut black oil apabila perubahan tekanan dalam reservoir hanya berpengaruh pada rasio fasa minyak dan fasa gas (kelarutan gas dalam minyak). Simulasi reservoir Minas menggunakan model ini. Untuk reservoir yang mengandung jenis minyak yang ringan dan volatile atau gas kondensat digunakan compositional model yang mampu memperhitungkan perubahan komposisi dari komponen hidrokarbon dalam fasa minyak dan gas. Model jenis ini dipakai pada studi simulasi di lapangan gas Badak, Kalimantan Timur. Untuk tahapan produksi dimana EOR diterapkan, maka diperlukan model yang mampu memperhitungkan perubahan sifat kimia-fisika dan atau sifat thermal dari batuan dan fluida reservoir. Simulasi reservoir jenis ini (thermal) diterapkan pada proyek Steam Flood di lapangan Duri. Simulasi reservoir pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga tahap. Tahap Pertama, persiapan data terkait dengan pembagian variasi geometri, penyebaran sifat petrofisik dan fluida reservoir sebagai input pada masing-masing blok dari model yang dibuat. Khusus pada blok yang ada sumurnya di input-kan data historis tekanan dan produksi dari sumur. Tahap Kedua, validasi data melalui penyelarasan (matching) data historis hasil perhitungan model dengan data historis aktual (history matching). Kedua jenis data historis ini harus sesuai, baik per sumur maupun secara keseluruhan reservoir. Kalau semuanya sesuai berarti modelnya bagus, dengan kata lain input data petrofisik pada masingmasing blok sudah representatif. Kalau tidak, kita ubah datanya sampai akhirnya data historis hasil simulasi sama atau mendekati harga actual baik per sumur maupun keseluruhan reservoir. Tahap Ketiga, peramalan produksi. Dari model yang sudah dianggap final dan representatif, kita bisa melakukan berbagai macam skenario pengembangan lapangan, baik dengan mengutak-atik jumlah maupun letak sumur, mencoba berbagai macam pola dan jenis injeksi untuk melihat respon model untuk melihat proyeksi produksi migas ke depan. Misalnya, kalau dilakukan pengeboran 10 sumur, atau 20 sumur bagaimana proyeksi produksinya? Bagaimana kalau letak atau jadwal pengeboran sumur diubah lebih awal 72
7 atau lebih lambat? Bagaimana kalau dilakukan injeksi air dan bagaimana perbandingannya dengan kalau tidak dilakukan injeksi? Tanpa melakukan pengeboran yang sesungguhnya, kita sudah bisa mengutak-atik skenario dan mengetahui proyeksi produksi ke depan. Jadi, skenarionya bisa banyak. Untuk studi pengembangan lapangan Duri, ada sampai sepuluh skenario dan dilaporkan menjadi sepuluh jilid buku yang tebal. Masingmasing membahas skenario pengembangan, Rachmat memberi contoh. Khusus untuk lapangan Duri, simulasi tidak langsung diterapkan pada keseluruhan reservoir sebagai satu kesatuan, tetapi dilakukan secara parsial pada tiap-tiap area pengembangan. Karena minyaknya yang sangat kental, produksi pada satu area tidak mempunyai efek yang berarti pada area yang lain. Sebenarnya tujuan simulasi reservoir yang dilakukan oleh Tim Lemigas dapat dibagi dua macam golongan besar. Tujuan Pertama, melihat kenaikan perolehan dan produksi minyak pada tahap secondary recovery dan atau EOR pada proyek yang sudah atau akan dilaksanakan. Ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan insentif terhadap kenaikan produksi dari proyek-proyek semacam ini. Untuk itu dalam tahap peramalan dilakukan melalui dua skenario. Skenario pertama dilakukan peramalan produksi dengan sumur injeksi dalam model di-off-kan sehingga didapat base-line sebagai dasar perhitungan insentif. Skenario kedua, peramalan produksi dilakukan dengan sumur injeksi dalam model di-on-kan. Nah kalau produksi dan perolehan minyak dari skenario kedua, yaitu dengan dengan sumur injeksi, lebih tinggi dibanding dengan base-line yang diperoleh dari skenario pertama, tanpa sumur injeksi, maka jumlah tambahan produksi itulah yang berhak mendapat insentif dari pemerintah. Tapi kalau pada skenario kedua, produksi naik tapi kemudian turun sehingga tidak ada atau sedikit tambahan perolehan minyak, maka respon demikian itu disebut sebagai percepatan (acceleration) produksi. Dalam kasus tidak ada tambahan perolehan minyak, artinya tidak ada tambahan produksi secara kumulatif, maka proyek tersebut tidak berhak mendapat insentif. Termasuk dalam kasus terakhir ini adalah proyek water flood Minas yang dilakukan secara peripheral, Rachmat menjelaskan. 73
8 Simulasi Reservoar ambang a Rachmat Sudibjo Gambar 32. Fasilitas Produksi Lapangan Minas Tujuan Kedua adalah untuk melakukan optimasi produksi, dengan mengutak-atik jumlah dan letak sumur produksi yang dijabarkan dalam beberapa skenario. Contoh besar golongan ini adalah East Kalimantan Gas Deliverability Study (EKGDS) yang merupakan studi yang kolosal meliputi ratusan reservoir minyak dan gas yang dioperasikan oleh Total Indonesie, Huffco dan Unocal di daerah Kalimantan Timur. Lingkup studi mencakup evaluasi kinerja dari seluruh reservoir tersebut dan produksi gasnya diintegrasikan untuk memasok gas ke LNG Bontang. Mengingat jumlah reservoir yang dikaji mencapai ratusan, maka simulasi reservoir hanya dilakukan pada lapangan minyak dan gas yang besar seperti Badak, Nilam (Huffco), Handil, Bekapai (Total) dan Attaka (Unocal). Sedangkan sisanya yang jumlahnya ratusan dikaji secara konvensional dengan metoda material balance dan decline curve. EKGDS ini mulai dilakukan hampir bersamaan dengan studi Duri Steam Flood, tapi ternyata kemudian harus dilakukan secara terus menerus karena sifatnya yang sangat dinamis sehingga kita sebut sebagai Never Ending Study, kata Rachmat sambil tertawa. 74
9 Yang paling krusial adalah pada tahapan history matching terlebihlebih apabila jumlah sumur sangat banyak dan data historis produksi sudah cukup panjang. Ada dua langkah yang harus ditempuh. Langkah pertama, melakukan matching perubahan tekanan dengan merubah permeabilitas (daya alir batuan reservoir). Secara logis dapat digambarkan bahwa apabila hasil simulasi menunjukkan bahwa tekanan di blok-blok daerah hilir aliran turun drastis dibanding data hasil pengukuran berarti permeabilitas yang di-input-kan terlalu tinggi dan demikian sebaliknya. Langkah kedua, melakukan matching terhadap produksi dengan merubah permeabilitas relatif (daya alir batuan reservoir relatif terhadap masingmasing fasa fluida yang mengalir). Sudah barang tentu upaya matching ini tidak dapat dilakukan sekali jadi, tetapi harus berulang kali karena bersifat trial and error yang bisa mencapai puluhan kali. Yang penting adalah bahwa upaya ini harus dilakukan secara terarah dan konsisten. Apabila tidak, upaya trial and error ini bisa berputar-putar tanpa arah yang jelas. Model dapat dianggap representatif apabila perbedaan antara hasil simulasi dan kondisi real di bawah 10% dan perbedaan itu pun tidak boleh semakin melebar dengan waktu agar hasil peramalannya tidak makin menyimpang. Proses matching tersebut sangat menguras tenaga. Sebagai contoh, pada simulasi reservoir Minas dengan jumlah sumur lebih dari 200 dan data historis produksi lebih dari 25 tahun memerlukan waktu lebih dari dua bulan untuk menyelesaikan tahap history matching, Rachmat menambahkan. Terlebih-lebih waktu itu program dan data yang diinputkan pada komputer harus diketik dengan menggunakan mesin di atas punch card (kartu yang dilubangi). Fungsi dari kartu berlubang ini mirip barcode harga barang yang dijual di toko dan untuk membaca harus di scan dengan sinar infra-merah. Data reservoir yang begitu banyak harus diketik di atas ribuan punch card yang disusun berjajar memanjang dalam kotak-kotak untuk kemudian dibawa ke ruang komputer. Setiap kali upaya trial and error harus dilakukan ulang, pengetikan data di atas ribuan kartu harus diulang. Pernah satu kali ketika dibawa ke ruang komputer tumpukan kartu yang sudah tersusun rapih jatuh berhamburan sehingga sulit untuk diurut kembali. Karena insiden itu pekerjaan harus diulang kembali. Kejadian lucu yang pasti tidak akan terulang pada masa kini, Rachmat mengakhiri ceritanya. 75
10 Simulasi Reservoar ambang a Rachmat Sudibjo 76
Bagi Rachmat, agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi
bagian VII Kerja Sama Erat dengan Industri Bagi Rachmat, agar dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan sektor migas, kerja sama dengan industri merupakan hal penting bagi Lemigas. Lemigas
Lebih terperinciOptimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir
Optimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir Muhammad Bima Furqan, Onnie Ridaliani, Bambang kustono Abstrak Penelitian ini meneliti tentang bagaimana cara mengoptimasikan produksi
Lebih terperinciPERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2
PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2 Jannisto Harrison Mongan Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan
Lebih terperinciPada tahun 1968, Ir. Gufron, salah seorang dosen Teknik Perminyakan,
bagian III Berkarya di Lemigas Pada tahun 1968, Ir. Gufron, salah seorang dosen Teknik Perminyakan, memanggil Rachmat bersama mahasiswa lainnya ke kantornya. Kita masih punya sisa dana proyek Survey. Saya
Lebih terperinciEnhanced Oil Recovery \di Indonesia
bagian IV Enhanced Oil Recovery \di Indonesia Untuk memberikan ilustrasi betapa rumitnya proses produksi migas dari perut bumi, Rachmat yang juga dosen Trisakti paling suka mengambil perumpamaan tentang
Lebih terperinciBab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi
Lebih terperinciDi tengah kesibukannya berkarya di Kementerian ESDM, Rachmat
bagian XVII Menjadi Dosen Teknik Perminyakan Di tengah kesibukannya berkarya di Kementerian ESDM, Rachmat sempat meluangkan waktu untuk menjadi dosen Teknik Perminyakan di Universitas Trisakti, Jakarta.
Lebih terperinciMetodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi
Lebih terperinciPengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir
Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir Lia Yunita Staf Pengajar Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta CoresponngAuthor. Email : ylia47@yahoo.com Lapangan
Lebih terperinciProduction Sharing Contract
bagian VI Production Sharing Contract Apa yang dikerjakan oleh Rachmat bersama Timnya dalam melakukan studi resevoir sebenarnya tidak terlepas dari pelaksanaan pengawasan yang dilakukan di bawah sistem
Lebih terperinciKEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA
KEGIATAN OPERASI DAN PRODUKSI MINYAK DAN GAS BUMI DI PT. MEDCO E&P INDONESIA ( S&C SUMATERA ) FIELD SOKA Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kuliah Kerja Lapangan O l e h Veto Octavianus ( 03111002051
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pemahaman yang baik terhadap geologi bawah permukaan dari suatu lapangan minyak menjadi suatu hal yang penting dalam perencanaan strategi pengembangan lapangan tersebut.
Lebih terperinciKesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil
BAB V PEMBAHASAN Simulasi reservoar merupakan usaha untuk menirukan/memodelkan suatu reservoar yang sesungguhnya dengan model matematis sehingga perilaku reservoar di masa yang akan datang dapat diprediksi.
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :
STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 08-036 Upaya Peningkatan Produksi Pada Struktur Rantau Zona 600 Yang Sudah Dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS
Lebih terperinciPENENTUAN SKENARIO PENGEMBANGAN LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR DENGAN VARIASI DRAWDOWN PRESSURE DAN KOMPLESI
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 PENENTUAN SKENARIO PENGEMBANGAN LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR DENGAN VARIASI DRAWDOWN PRESSURE DAN KOMPLESI
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berjalannya waktu jumlah cadangan migas yang ada tentu akan semakin berkurang, oleh sebab itu metoda eksplorasi yang efisien dan efektif perlu dilakukan guna
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi perbandingan (comparative
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR
STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN
Lebih terperinciSINERGI LITBANG, POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK BAHAN KIMIA UNTUK EOR DARI SKALA LAB. KE KOMERSIAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SINERGI LITBANG, POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK BAHAN KIMIA UNTUK EOR DARI SKALA LAB. KE KOMERSIAL Jakarta, 13 Februari 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI
Lebih terperinci2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No
No.116, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2017 TENTANG KONTRAK
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING
PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING Maria Irmina Widyastuti, 1 I Putu Suarsana, 1 Maman Djumantara 1 )Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah Pada tahun 1997, PT CPI mengaplikasikan teknik perolehan dengan metode peripheral waterflood di lapangan Bekasap untuk mengimbangi penurunan
Lebih terperinciFISIKA BATUAN Pendekatan Estimasi Permeabilitas dan Saturasi Air Berbasiskan Data Seismik
FISIKA BATUAN Pendekatan Estimasi Permeabilitas dan Saturasi Air Berbasiskan Data Seismik Oleh: Prof. Dr. Sismanto, M.Si. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cekungan Asri adalah salah satu cekungan sedimen penghasil hidrokarbon di utara lepas pantai Sumatra Tenggara, Indonesia bagian barat. Kegiatan eksplorasi pada Cekungan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ribuan tahun yang lalu, minyak bumi telah digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Usaha pencarian sumber minyak di dalam bumi mulai dilakukan pada tahun
Lebih terperinciMETODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER POROSITAS, PERMEABILITAS DAN SATURASI MINYAK SECARA SEMI-ANALITIK TUGAS AKHIR Oleh: YOGA PRATAMA
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Maksud dan Tujuan
Bab I Pendahuluan I.1 Maksud dan Tujuan Pemboran pertama kali di lapangan RantauBais di lakukan pada tahun 1940, akan tetapi tidak ditemukan potensi hidrokarbon pada sumur RantauBais#1 ini. Pada perkembangan
Lebih terperinciPemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan
Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan Monitoring dan Eksplorasi Hidrokarbon Oleh : Andika Perbawa 1), Indah Hermansyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, kebutuhan manusia akan energi semakin besar. Hampir setiap kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan
Lebih terperinciKEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR
Lebih terperinciDepartemen Pertambangan dan Energi, sekarang Kementerian Energi. Cadangan Migas dan Industri Perminyakan Indonesia. bagian II
bagian II Cadangan Migas dan Industri Perminyakan Indonesia Departemen Pertambangan dan Energi, sekarang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mempunyai fungsi yang cukup strategis, yaitu meng-compile
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.
BAB IV PEMBAHASAN Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity. Model porositas tunggal digunakan pada primary recovery yang hanya memerlukan nilai porositas dari pori-pori atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai geologi terutama mengenai sifat/karakteristik suatu reservoir sangat penting dalam tahapan eksploitasi suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Dalam kegiatan operasional industri minyak banyak ditemukan berbagai macam alat pengoperasian untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam wujud peralatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurunnya angka produksi minyak dan gas bumi dewasa ini memberikan konsekuensi yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan akan sumber daya minyak dan gas
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL
BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL Simulasi reservoir pada reservoir rekah alam dilakukan pada studi ini untuk mengetahui performance dari reservoir dan memprediksi
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Injeksi Air Injeksi air merupakan salah satu metode Enhanced Oil Recovery (aterflood) untuk meningkatkan perolehan minyak yang tergolong injeksi tak tercampur. Air injeksi
Lebih terperinciPrediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI
OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI Abstrak Pradhita Audi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB II INJEKSI UAP PADA EOR
BAB II INJEKSI UAP PADA EOR Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah istilah dari kumpulan berbagai teknik yang digunakan untuk meningkatkan produksi minyak bumi dan saat ini banyak digunakan pada banyak reservoir
Lebih terperinciIKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009
IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2 5 Desember 29 Implementasi Pilot Waterflooding Lapangan Bunyu Region KTI Bagi Aspek Lingkungan Oleh: Ahmad Syaifuddin Erwin
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SEKATAN SESAR
BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR Dalam pembahasan kali ini, penulis mencoba menganalisis suatu prospek terdapatnya hidrokarbon ditinjau dari kondisi struktur di sekitar daerah tersebut. Struktur yang menjadi
Lebih terperinciEvaluasi Cadangan Minyak Zona A dan B, Lapangan Ramses, Blok D Melalui Pemodelan Geologi Berdasarkan Data Petrofisika
Evaluasi Cadangan Minyak Zona A dan B, Lapangan Ramses, Blok D Melalui Pemodelan Geologi Berdasarkan Data Petrofisika a Prahara Iqbal, b Undang Mardiana a UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana,
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISA EFEKTIFITAS POLA INJEKSI AIR ANTARA NORMAL DAN INVERTED FIVE SPOT SIMULASI RESERVOIR LAPANGAN DNT Dicgorry NT, M. Taufik Fathaddin, Samsol Huda Abstract Pada lapangan DNT akan dilakukan penginjeksian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu kegiatan pengumpulan data bawah permukaan pada kegiatan pengeboran sumur minyak dan atau gas bumi baik untuk sumur eksplorasi maupun untuk sumur
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENGARUH PENENTUAN PILOT DESIGN TERHADAP EFISIENSI PENYAPUAN PADA KEGIATAN WATERFLOODING DI LAPANGAN AA LAPISAN M-31 Annisa Arisyi M., Syamsul Irham, Suryo Prakoso Jurusan Teknik Perminyakan Universitas
Lebih terperinciLAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG 2014-2015 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2015 BAGIAN I PENDAHULUAN A. LATAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I - Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lapangan Terbang ditemukan pertama kali di tahun 1971 dan mulai berproduksi di tahun 1976. Sebagian besar produksi lapangan ini menghasilkan minyak jenis
Lebih terperinciFULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136
No.1188, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Perubahan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri yang berhubungan dengan sistem distribusi fluida tentunya memerlukan instrumen untuk mengalirkannya. Untuk fluida termampatkan maka diperlukan kompresor,
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI AIR DENGAN PENEMBAHAN POLIMER KONSENTRASI RENDAH SKALA LABORATORIUM Havidh Pramadika, Sugiatmo Kasmungin, Kartika Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS GAS ASSOSIATED PADA LAPISAN LP DI LAPANGAN BUGEL DENGAN PEMILIHAN SKENARIO TERBAIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI Deny Handryansyah, Djoko Sulistiyanto, Hari K. Oestomo Jurusan Teknik Perminyakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan minyak dan gas bumi sebagai sumber daya bahan baku konsumsi kegiatan manusia sehari-hari masih belum dapat tergantikan dengan teknologi maupun sumber daya
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kondisi perminyakan dunia saat ini sangat memperhatinkan khususnya di Indonesia. Dengan keterbatasan lahan eksplorasi baru dan kondisi sumur-sumur tua yang telah melewati
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua
Lebih terperinciANALISIS PERAMALAN PRODUKSI RESERVOIR GAS METANA BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE F.A.S.T. CBM PADA SUMUR RRP LAPANGAN LEVI
ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI RESERVOIR GAS METANA BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE F.A.S.T. CBM PADA SUMUR RRP LAPANGAN LEVI Renaldy Reza Pahlevi, M. Taufik Fathaddin, Siti Nuraeni Abstrak Coal Bed Methane
Lebih terperinciOleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**
IDENTIFIKASI PENGARUH KEDALAMAN PENGUKURAN TEKANAN, SIFAT MINYAK, DAN BATUAN RESERVOIR TERHADAP PENENTUAN JUMLAH MINYAK AWAL di RESERVOIR DENGAN METODE MATERIAL BALANCE Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir.
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGELOLAAN AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN HULU MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI DENGAN
Lebih terperinciBAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI
BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI Simulasi menggunakan model sistem reservoir seperti yang dijelaskan dan divalidasi dengan data lapangan pada Bab IV terdahulu, selanjutnya akan dilakukan analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. seperti timah, emas, tembaga, hingga uranium dapat ditambang di tanah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Alam Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah. Berbagai mineral seperti timah, emas, tembaga, hingga uranium dapat ditambang
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iv
Lebih terperinciEoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK
PENENTUAN ISI AWAL MINYAK DI TEMPAT DENGAN METODE VOLUMETRIK DAN MATERIAL BALANCE GARIS LURUS HAVLENA-ODEH DAN PERKIRAAN PRODUKSI ZONA ENH PADA LAPANGAN X Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said 1 Program
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketergantungan dunia pada minyak bumi dan pertumbuhan permintaan dunia diduga akan terus menyebabkan kenaikan harga sumber energi utama dunia ini. Diperkirakan permintaan
Lebih terperinciINDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2
INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERAMALAN PRODUKSI SUMUR X DILAPISAN RESERVOIR Y DENGAN SIMULASI RESERVOIR
PERAMALAN PRODUKSI SUMUR X DILAPISAN RESERVOIR Y DENGAN SIMULASI RESERVOIR Deddy Phitra Akbar, Mumin Priyono Tamsil, Sri Feni M Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Dalam industri
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM
BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM Tujuan utama analisis variogram yang merupakan salah satu metode geostatistik dalam penentuan hubungan spasial terutama pada pemodelan karakterisasi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Peta Kontur Isopach
BAB V PEMBAHASAN Pada praktikum Sedimentologi dan Stratigrafi kali ini, acaranya mengenai peta litofasies. Peta litofasies disini berfungsi untuk mengetahui kondisi geologi suatu daerah berdasarkan data
Lebih terperinciEVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN
EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN 1984-2005 Reswin Hamdi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti E-mail: reswin_hamdi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI
BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI Pada bab ini dibahas tentang beberapa metode metode analisis uji sumur injeksi, diantaranya adalah Hazebroek-Rainbow-Matthews 2 yang menggunakan prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah penelitian, yaitu Cekungan Sunda merupakan salah satu cekungan dari rangkaian cekungan sedimen busur belakang berumur Tersier yang terletak di Sumatra dan Laut
Lebih terperinciPERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT
PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT PADA RESERVOIR MULTI LAPISAN BERTENAGA DORONG AIR TUGAS AKHIR Oleh: SANDI RIZMAN H NIM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Data seismik dan log sumur merupakan bagian dari data yang diambil di bawah permukaan dan tentunya membawa informasi cukup banyak mengenai kondisi geologi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN MINYAK PADA PROSES INJEKSI SURFAKTAN
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI PENGARUH SALINITAS, PERMEABILITAS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN TERHADAP PEROLEHAN
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh negara kita adalah masalah ketersediaan sumber energi. Mengingat ketersediaan sumber energi nonmigas belum dapat menggantikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cekungan Tarakan terbagi menjadi empat Sub-Cekungan berdasarkan Pertamina BPPKA (1996), yaitu Sub-Cekungan Muara, Sub-Cekungan Berau, Sub-Cekungan Tarakan, dan Sub-Cekungan
Lebih terperinciTESIS. satu syarat. Oleh NIM
METODE PEMILIHAN POLA INJEKSI-PRODUKSI UNTUK OPTIMASI INJEKSI AIR DI LAPANGAN X TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ZIAD TOURIK
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dinilai cukup berhasil dari segi administrasi publik, namun dari sisi keuangan
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Objek Penelitian Keberhasilan proses otonomi daerah dapat dinilai dari tata kelola administrasi dan keuangan di masing-masing pemerintah daerah. Meskipun
Lebih terperinciKAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X
KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X Abstrak Margaretha Marissa Thomas, Siti Nuraeni, Rini Setiati Jurusan Teknik Perminyakan Universitas
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI
OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Minyak dan gasbumi hingga saat ini masih memiliki peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan energi umat manusia, meskipun sumber energy alternatif lainnya sudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu industri yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Hal ini menyebabkan minyak dan gas bumi menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lapangan R merupakan bagian dari kompleks gas bagian Selatan Natuna yang terbentuk akibat proses inversi yang terjadi pada Miosen Akhir hingga Pliosen Awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak bumi telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap ekonomi dunia hingga saat ini. Persediaan akan panas, cahaya, dan transportasi bergantung terhadap
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10, Pasal
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS SIFAT PATAHAN (SEALING-LEAKING) BERDASARKAN DATA TEKANAN, DECLINE CURVE, DAN CONNECTIVITY INJECTION PADA LAPANGAN DIMA Alfredo, Djoko Sulistyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciGambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)
4.2. Injeksi Air (Waterflooding) Waterflooding merupakan metode perolehan tahap kedua dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak yang bergerak dari reservoir
Lebih terperinciGambar I.1. : Lokasi penelitian terletak di Propinsi Sumatra Selatan atau sekitar 70 km dari Kota Palembang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek penelitian ini adalah analisis variogram horizontal pada pemodelan distribusi karakterisasi reservoir. Sedangkan objek penelitian meliputi lapisan
Lebih terperinciTHERMAL FLOODING. DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D
THERMAL FLOODING DOSEN Ir. Putu Suarsana MT. Ph.D Outline : Pengenalan Injeksi Thermal Beberapa Cara Injeksi Thermal Penerapan Injeksi Thermal Pada Lapangan Pengenalan Injeksi Thermal Injeksi thermal adalah
Lebih terperinciRachmat Sudibjo adalah sosok langka. Birokrat yang sangat mumpuni
bagian XVIII Catatan Akhir Rachmat Sudibjo adalah sosok langka. Birokrat yang sangat mumpuni dalam bidang Teknik Perminyakan. Ia mengawali karir sebagai peneliti di LeMigas dalam bidang Teknik Perminyakan
Lebih terperinci