BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI
|
|
- Ivan Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI Simulasi menggunakan model sistem reservoir seperti yang dijelaskan dan divalidasi dengan data lapangan pada Bab IV terdahulu, selanjutnya akan dilakukan analisa sensitivitas terhadap beberapa parameter yang mempengaruhi analisa uji sumur falloff. Kemudian hasil simulasinya akan diolah dengan menggunakan metode metode analitik seperti yang telah dijelaskan di Bab III. Berikut adalah simulasi dengan reservoir yang sepenuhnya terisi oleh minyak dan selama suatu waktu tertentu, t i, diinjeksi dengan air pada laju tertentu, q i, sebagai kasus dasar. Kemudian simulasi dilanjutkan dengan waktu injeksi yang berbeda beda untuk mendapatkan waktu injeksi yang optimal agar type curve yang diperoleh mempunyai bentuk seperti bentuk umum type curve pada composite reservoir. Setelah itu dilakukan sensitivitas terhadap mobility ratio, M, dalam hal ini dengan mengubah ubah viskositas minyak. Sensitivitas model simulasi juga dilakukan untuk kompresibilitas minyak dan permeabilitas formasi. 5.6 Kasus Dasar Data Masukan Simulasi Pada kasus dasar ini, model reservoir dan karakteristiknya sama dengan simulasi pada saat validasi, yaitu Waktu injeksi (t i ), jam 72 Laju injeksi air (q i ), STB/hari 576 Kedalaman sumur (D), ft 4288 Jari - jari sumur (r w ), ft 0.35 Tebal lapisan (h), ft 43 Porositas (φ) 0.18 Faktor Volume Formasi (BBw), RB/STB Kompresibilitas air (C w ), psi x 10-6 Kompresibilitas minyak (C o ), psi x
2 Kompresibilitas formasi (C f ), psi x 10-6 Viskositas air (μ w ), cp 0.40 Saturasi air connate (S wc ) 0.18 Permeabilitas formasi (k), md 7.46 Faktor skin (S) Dengan data tambahan Viskositas minyak (μ o ), cp 2.0 Saturasi minyak awal (S oi ) 0.82 kurva permeabilitas relatif seperti pada Gambar 5.1 berikut Gambar 5.1 Kurva permeabilitas relatif model simulasi 69
3 5.6.2 Respon tekanan pada saat falloff Kurva respon tekanan pada saat falloff terhadap waktu penutupan sumur (Δt) dapat dilihat pada Gambar 5.2 sampai Gambar 5.4 masing masing untuk plot kartesian, plot log log dan plot semilog Gambar 5.2 General plot kasus dasar Gambar 5.3 Type curve kasus dasar 70
4 5.6.3 Pengolahan data kasus dasar dengan metode MKG Plot semilog (P ws vs log Δt) Plot antara tekanan dasar sumur pada saat ditutup (P ws ) sebagai fungsi log waktu penutupan sumur (Δt) dapat dilihat seperti pada Gambar 5.4 yang memperlihatkan adanya dua buah harga kemiringan yaitu m 1 dan m 2 m 1 t x m 2 Gambar 5.4 Plot semilog data kasus dasar Kemiringan (m) dan intersection time (Δt fx ) Dari Gambar 5.4 di atas, didapatkan nilai kemiringan segmen lurus pertama (m 1 ) dan nilai kemiringan segmen lurus kedua (m 2 ) sebagai berikut m 1 = 1600 psi/cycle log m 2 = 150 psi/cycle log sehingga slope ratio nya, Sedangkan intersection time-nya, Δt fx = 3.2 jam 71
5 Penghitungan mobilitas air pada zona 1 (λ 1 ) Mobilitas air zona 1 (λ 1 ) didapat dengan Persamaan Penentuan saturasi air (S w ) Saturasi air (S w ) pada daerah dibelakang muka batas zona 1 dan zona 2 ditentukan dengan cara a. Saturasi air diasumsikan, misal S w = 0.8 dan S wc diketahui dari penginputan simulasi, sebesar S wc = 0.18 b. Spesific storage ratio [(φ C t ) 1 /(φ C t ) 2 ] dihitung dengan Persamaan S w pada zona 2 adalah S wc, Sehingga Dari Gambar 5.5 nilai dimensionless intersection time, Δt Dfx, untuk slope ratio kurang dari 1 (satu) tanpa memperdulikan nilai storage ratio adalah
6 Δt Dfx = 0.7 Gambar 5.5 Penggunaan Gambar untuk mendapatkan nilai dimensionless intersection time c. Kemudian hitung nilai E dengan Persamaan 3.55 d. Nilai saturasi air S w dihitung dengan Persamaan 3.57 e. Selisih antara saturasi air (S w hitung ) yang dihitung dengan saturasi air yang diasumsikan, yaitu 73
7 f. Karena selisih antara saturasi air yang diasumsikan dan saturasi air hasil perhitungan belum nol, maka perlu dicobakan harga asumsi saturasi yang berbeda. Berikut ini adalah Tabel 5.1, tabel perhitungan untuk beberapa harga asumsi saturasi air yang berbeda untuk saturasi air connate (S wc ) 0.18 Tabel 5.1. Perhitungan saturasi air untuk S wc 0.18 S w asumsi [(φ C t ) 1 /(φ C t ) 2 ] Δt Dfx E dihitung selisih E E E E Dari tabel di atas, disimpulkan bahwa saturasi air (S w ) pada zona 1 adalah Penentuan specific storage ratio Dengan saturasi air (S w = 0.64), dan S wc = 0.18 nilai spesific storage ratio-nya adalah Penentuan mobility ratio (M) Dengan hasil hasil perhitungan di atas sebagai input untuk Gambar 3.12, didapat mobility ratio (M) sekitar 0.09, seperti terlihat pada Gambar 5.6 S w M = 009 Gambar 5.6 Penggunaan Gambar untuk mendapatkan nilai mobility ratio (M) 74
8 Penentuan jarak batas zona 1 dan zona 2 Dengan menggunakan Persamaan 3.53 (intersection time), Penentuan nilai permeabilitas dan faktor skin Harga permeabilitas efektif air pada zona 1 adalah Dan dengan saturasi air (S w ) = 0.64, dari Gambar 5.1 atau korelasi Correy, didapatkan permeabilitas relatif air (k rw ) = 0.06, sehingga permeabilitas formasi yang dipakai sebagai permeabilitas absolute adalah Nilai skin dapat diperoleh dengan data, dan, maka 75
9 5.6.4 Pengolahan data kasus dasar dengan metode Brown Kemiringan garis lurus (m) dan intersection time (Δt fx ) Seperti yang pada metode MKG, didapatkan nilai kemiringan segmen lurus pertama (m 1 ) dan nilai kemiringan segmen lurus kedua (m 2 ) sebagai berikut m 1 = 1600 psi/cycle log m 2 = 150 psi/cycle log Sedangkan intersection time-nya, Δt fx = 3.2 jam Penghitungan mobilitas pada zona 1 (λ 1 ) dan zona 2 (λ 2 ) Mobilitas didapat dengan Persamaan Penentuan spesific storage (φ C t ) 1 dan (φ C t ) 2 Pada saturasi air (S w ) = 0.64, 76
10 Penentuan jarak batas zona 1 dan zona 2 Sesuai dengan Persamaan 3.62, jarak batas zona 1 dan zona 2 adalah Penentuan nilai permeabilitas dan faktor skin Harga permeabilitas efektif air pada zona 1 adalah Dan dengan saturasi air (S w ) = 0.64, dari Gambar 5.1 atau korelasi Correy, didapatkan permeabilitas relatif air (k rw ) = 0.06, sehingga permeabilitas formasi yang dipakai sebagai permeabilitas absolut adalah Nilai skin dapat diperoleh dengan data, dan, maka 77
11 5.6.5 Pengolahan data kasus dasar dengan metode HRM Pada pengolahan data dengan metode HRM ini diperlukan harga mobility ratio (M) yaitu sebesar 0.09 sesuai dengan hasil dari metode MKG Penentuan tekanan ekuivalen (P e ) Tekanan ekuivalen ini didapat dengan cara coba coba (trial and error) dengan memplotkan antara (P ws P e ) dengan waktu tutup sumur (Δt) dalam satuan detik, sampai didapat suatu garis lurus, seperti pada Gambar 5.7 b 1 50 Gambar 5.7 Plot log (P ws P e ) sebagai fungsi Δt Dari gambar di atas, didapat nilai P e = 1807 psi dan nilai b 1 = 50 psi Penentuan nilai V o /V w Nilai V o /V w adalah perbandingan volume minyak dengan volume air sesaat setelah sumur ditutup, yaitu sebesar 78
12 Apabila diasumsikan S g =0.01 dan S gr = Penentuan nilai R o Nilai R o adalah diperoleh dengan Persamaan 3.37 sebesar Penentuan nilai γ Nilai γ adalah perbandingan antara kompresibilitas minyak dengan kompresibilitas air diperoleh dengan Persamaan 3.36 sebesar Penentuan nilai F Nilai F didapat dengan menggunakan Gambar 3.6 dengan hasil hasil M, γ dan R o sebagai input pada Gambar 5.8, didapat nilai F = 12 Gambar 5.8 Penggunaan Gambar untuk mencari nilai F 79
13 Penentuan jarak batas Zona 1 dan Zona 2 (r f1 ) balance Jarak muka batas air minyak dapat diperoleh dengan persamaan material Penentuan nilai permeabilitas dan skin Harga permeabilitas efektif air dapat diperoleh dengan persamaan Dari Gambar 5.1 atau korelasi Correy, permeabilitas relatif air (k rw ) = 0.06 pada Sw = 0.64, sehingga permeabilitas formasi yang dipakai sebagai permeabilitas absolut adalah Sedangkan harga skin Analisa kasus dasar Kasus dasar pada simulasi ini seperti yang sudah dijelaskan di atas, yaitu model reservoir seperti pada Gambar 4.5 dengan parameter parameternya yang diusahakan tetap sama dengan parameter parameter reservoir yang digunakan untuk validasi dan berisi minyak, kemudian diinjeksikan dengan air, setelah dilakukan pengolahan data menggunakan metode MKG, Brown dan HRM seperti yang telah dipaparkan di atas mempunyai hasil seperti pada Tabel
14 Tabel 5.2 Hasil pengolahan data kasus dasar Input MKG Brown HRM k, md S r f, ft Dari Tabel 5.2 di atas, terlihat bahwa hasil pengolahan data metode MKG dan Brown cukup sesuai dengan input simulasi, terutama untuk permeabilitas. Kedua metode ini menggunakan konsep kemiringan garis lurus pada plot semilog dalam mencari permeabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa konsep kemiringan garis lurus pada plot semilog dapat dipakai untuk mencari permeabilitas, meskipun dengan catatan pengambilan kemiringan dan penentuan titik potong antara kedua garis lurus cukup sulit dan dapat memberikan perbedaan hasil yang cukup besar. Sedangkan metode HRM, selain seharusnya dipakai untuk reservoir yang juga mengandung gas, seperti pada model sistemnya, faktor penentuan tekanan ekuivalen yang cocok cukup sulit, penentuan nilai F yang digunakan dalam menentukan permeabilitas juga terbatas pada plot antara F sebagai mobility ratio (M) pada perbandingan kompresibilitas tertentu saja yaitu 1, 2 dan 4. Faktor skin yang didapatkan oleh metode MKG dan Brown cukup sama meskipun dari pendekatan yang berbeda. Metode MKG berdasar dari karakterisitk fluida pada zona 1 saja, sedangkan metode Brown berdasar pada kedua zona dengan titik berat pada zona 2. Akan tetapi kedua metode memberikan hasil yang cukup jauh apabila dibandingkan dengan input. Hal ini karena tidak adanya fungsi faktor skin yang langsung dimasukkan besar nilainya dalam simulator, akan tetapi faktor skin dalam simulasi dengan menggunakan perbedaan permeabilitas di sekitar lubang bor dibandingkan dengan permeabilitas di formasi secara keseluruhan, sesuai dengan definisi faktor skin menurut Hawkin 9. (5.1) Sedangkan jarak batas zona 1 dan zona 2 yang diberikan oleh metode MKG yaitu persamaan intersection time dan metode HRM yaitu persamaan 81
15 material balance memberikan hasil yang cukup sama. Pada metode Brown, hasilnya cukup berbeda. Hal ini karena pada metode ini memasukkan unsur perbandingan specific storage yang mempengaruhi jarak batas zona 1 dan zona Sensitivitas terhadap waktu injeksi (t i ) Untuk mendapatkan waktu injeksi yang optimal agar type curve yang diperoleh mempunyai bentuk seperti bentuk umum type curve pada composite reservoir dan ukuran zona fluida yang diinjeksikan supaya memberikan analisa secara grafis yang dapat memberikan perhitungan yang cukup akurat untuk parameter pada zona tersebut, pada studi ini dilakukan sensitivitas terhadap waktu injeksi. Model simulasi dibuat dengan karakter fluida dan batuannya sama dengan pada kasus dasar. Perubahan yang dilakukan hanya pada lamanya waktu injeksi saja yaitu menjadi 10 hari, 20 hari dan 30 hari. Berikut adalah plot semilog tekanan dengan waktu dan log log antara selisih tekanan dan juga turunan tekanan terhadap waktu, serta hasil pengolahan data dari metode metode analitik dengan prosedur yang sama dengan pada saat kasus dasar Respon tekanan pada saat falloff Respon tekanan pada saat falloff dengan variasi waktu injeksi seperti pada Gambar 5.9 sampai 5.16 masing masing untuk plot log log dan plot semilog pada waktu injeksi 10 hari, waktu injeksi 20 hari dan waktu injeksi 30 hari. 82
16 Gambar 5.9 Type curve dengan waktu injeksi 10 hari Gambar 5.10 Plot semilog dengan waktu injeksi 10 hari 83
17 Gambar 5.11 Type curve dengan waktu injeksi 20 hari Gambar 5.12 Plot semilog dengan waktu injeksi 20 hari 84
18 Gambar 5.13 Type curve dengan waktu injeksi 30 hari Gambar 5.14 Plot semilog dengan waktu injeksi 30 hari 85
19 Gambar 5.15 Type curve dengan variasi waktu injeksi Gambar 5.16 Plot semilog dengan variasi waktu injeksi 86
20 5.7.2 Hasil Pengolahan Data Dengan prosedur seperti yang dilakukan pada pengolahan data kasus dasar, berikut ini adalah hasil pengolahan data metode metode analitik seperti pada Tabel 5.3 Tabel 5.3. Hasil pengolahan data dengan variasi waktu injeksi kasus dasar ti 10 hari ti 20 hari ti 30 hari k, md S rf Sw M MKG Brown HRM MKG Brown HRM MKG Brown HRM MKG Brown HRM Analisa variasi waktu uji Secara grafis, pada plot log log turunan tekanan terhadap waktu, dengan bertambahnya waktu injeksi, semakin terlihat jelas adanya 2 aliran radial (ditunjukkan oleh kurva turunan yang mendatar) yang menunjukkan aliran pada zona pertama, dan setelah transisi aliran terjadi pada zona kedua. Dari hasil pengolahan data pada variasi waktu uji, dengan semakin lama sumur diinjeksi, maka jarak batas zona 1 dan zona 2 semakin jauh dari sumur. Hal ini sesuai dengan profil saturasi air yang didapat dari simulasi seperti pada Gambar
21 Gambar 5.17 Profil saturasi air (S w ) dalam keadaan falloff terhadap jarak dengan variasi waktu injeksi Titik titik jarak pada Gambar 5.17 di atas adalah jarak grid grid dari lubang sumur pada simulasi. Dan jarak batas yang didapat pada Tabel 5.3 berada diantara dua jarak grid dengan nilai saturasi air yang mulai menghilang. Sedangkan nilai permeabilitas dan skin tidak terkait langsung dengan waktu injeksi. Hal ini ditunjukkan dengan tidak konsistennya penurunan maupun kenaikan nilai permeabilitas seiring dengan kenaikkan waktu injeksi. Fenomena ini bisa disebabkan oleh cara pemilihan kedua garis lurus pada plot semilog pada metode MKG dan Brown. Sedangkan pada metode HRM seperti yang terjadi pada kasus dasar, pemilihan tekanan ekuivalen dan penentuan nilai F dapat menjadi sebab. Meskipun kenaikan maupun penurunan tekanan tidak sebanding dengan lamanya waktu injeksi, kurva turunan tekanan semakin bisa menjelaskan aliran pada composite reservoir pada waktu injeksi 30 hari. Dengan demikian sensitivitas simulasi selanjutnya dilakukan pada waktu injeksi 30 hari dan kasus dasar yang dipakai adalah pada saat waktu injeksi 30 hari. 88
22 5.8 Sensitivitas terhadap mobility ratio (M) Dalam melakukan sensitivitas terhadap mobilitity ratio (M), terlebih dahulu dilihat parameter parameter yang mempengaruhi mobilitity ratio (M). Sesuai dengan Persamaan 3.28 terlihat bahwa mobilitity ratio (M) dipengaruhi oleh beberapa parameter, yaitu permeabilitas air, permeabilitas minyak, viskositas air dan viskositas minyak. Sehingga perlu dilakukan simulasi yang menggunakan nilai parameter parameter ini yang berbeda beda. Dengan menganggap viskositas air tetap dan saturasi air input tetap (S w =S wc =0.18) sehingga permeabilitas relatif air dan minyak tetap, maka parameter yang diubah adalah viskositas minyak. Dalam simulasi ini, viskositas minyak divariasikan yaitu 0.4 cp dan 4.0 cp, sedangkan paramater yang lain tetap seperti pada saat kasus dasar Respon tekanan pada saat falloff Respon tekanan pada ssat falloff dengan variasi viskositas minyak seperti pada Gambar 5.18 sampai 5.23 masing masing untuk plot log log dan plot semilog 89
23 Gambar 5.18 Type curve dengan viskositas minyak 0.4 cp Gambar 5.19 Plot semilog dengan viskositas minyak 0.4 cp 90
24 Gambar 5.20 Type curve dengan viskositas minyak 4 cp Gambar 5.21 Plot semilog dengan viskositas minyak 4 cp 91
25 Gambar 5.22 Type curve dengan variasi vikositas minyak Gambar 5.23 Plot semilog dengan variasi viskositas minyak 92
26 5.8.2 Hasil Pengolahan Data Dengan prosedur seperti yang dilakukan pada pengolahan data kasus dasar, berikut ini adalah hasil pengolahan data metode metode analitik seperti pada Tabel 5.4 Tabel 5.4. Hasil pengolahan data dengan variasi viskositas minyak kasus dasar VisO 0.4 VisO 4.0 k, md S rf Sw M MKG Brown HRM MKG Brown HRM MKG Brown HRM Analisa variasi viskositas minyak Viskositas minyak di dalam reservoir yang semakin besar, menyebabkan diperlukannya tekanan injeksi yang lebih besar untuk dapat menjaga laju injeksi yang konstan, yaitu 576 STB/hari. Hal ini mempengaruhi tekanan dasar sumur pada saat sumur mulai ditutup (falloff) menjadi sangat tinggi, dan akibatnya diperlukan waktu lebih lama untuk tekanan mencapai kestabilan penurunan tekanannya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar Pada kurva turunan tekanan, untuk viskositas minyak sebesar 0.4 cp pada waktu awal tidak terlihat grafik mendatar. Hal ini dikarenakan pada viskositas minyak yang kecil, tekanan dasar sumur pada saat diinjeksikan tidak terlalu besar sehingga tekanan dasar sumur pada saat sumur mulai ditutup (falloff) yang cukup rendah, dan akibatnya tidak diperlukan waktu yang lama untuk tekanan mencapai kestabilan penurunan tekanannya Mobility ratio (M) semakin besar seiring dengan kenaikan viskositas minyak. Hal ini sesuai dengan hubungan 93
27 Nilai mobilitas minyak menurun dengan kenaikan viskositasnya, oleh karena itu maka mobility ratio (M) semakin besar. Jarak batas antara dua zona yang didapat dari metode Brown, pada saat viskositas minyak (μ o ) 4 cp, memberikan harga yang jauh lebih besar dibandingkan kedua metode yang lain. Hal ini dikarenakan perbedaan kemiringan garis lurus pertama dan kedua yang tidak begitu jauh, sehingga berdasar hubungan berikut apabila selisih kedua kemiringan kecil, maka suku terakhir akan dipangkat dengan bilangan yang besar. Hal ini mengakibatkan harga R yang besar. Profil saturasi air yang didapat dari simulasi seperti pada Gambar 5.24 Gambar 5.24 Profil saturasi air (S w ) dalam keadaan falloff terhadap jarak dengan variasi viskositas minyak 94
28 5.9 Sensitivitas terhadap kompresibilitas minyak (c o ) Sensitivitas terhadap kompresibilitas fluida dilakukan dengan menganggap kompresibilitas minyak di reservoir sama dengan kompresibilitas air yang diinjeksikan. Sedangkan paramater yang lain tetap seperti pada saat kasus dasar Respon tekanan pada saat falloff Respon tekanan pada ssat falloff dengan variasi kompresibilitas minyak seperti pada Gambar 5.25 sampai 5.28 masing masing untuk plot kartesian, plot log log dan plot semilog Gambar 5.25 Type curve dengan Co = Cw Gambar 5.26 Plot semilog dengan Co = Cw 95
29 Gambar 5.27 Type curve dengan variasi kompresibilitas Gambar 5.28 Plot semilog dengan variasi kompresibilitas 96
30 5.9.2 Hasil Pengolahan Data Dengan prosedur seperti yang dilakukan pada pengolahan data kasus dasar, berikut ini adalah hasil pengolahan data metode metode analitik seperti pada Tabel 5.5 Tabel 5.5. Hasil pengolahan data dengan variasi kompresibilitas minyak kasus dasar Co = Cw k, md S rf Sw M MKG Brown HRM MKG Brown HRM Analisa variasi kompresibilitas minyak Apabila kompresibilitas minyak dan air dianggap sama, maka sesuai dengan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.5, permeabilitas formasi cenderung membesar dibandingkan apabila kompresibilitas minyak yang lebih besar daripada kompresibilitas air. Pada kompresibilitas yang sama ini, maka perubahan tekanan pada zona air akan sebanding dengan pada zona minyak. Hal ini mengakibatkan penurunan tekanannya lebih lambat apabila kompresibilitasnya sama. Dengan kemiringan penurunan tekanan yang lebih kecil, maka permeabilitas yang didapat akan lebih besar. Jarak batas zona 1 dan 2 juga seharusnya lebih besar pada kasus kompresibilitas yang sama. Hal ini karena proses pendorongan minyak oleh air lebih mirip dengan piston. Metode MKG dan HRM memberikan hasil yang sesuai, dimana jarak batas zona 1 dan 2 pada kasus ini lebih besar daripada kasus dasar. Akan tetapi metode Brown berlaku sebaliknya, hal ini karena persamaan yang dipakai dalam menentukan jarak batas ini berdasarkan kompresibilitas total baik di zona 1 maupun di zona 2. Sedangkan profil saturasi air yang didapat dari simulasi seperti pada Gambar
31 Gambar 5.29 Profil saturasi air (S w ) dalam keadaan falloff terhadap jarak dengan variasi kompresibilitas minyak 5.10 Sensitivitas terhadap permeabilitas formasi (k f ) Permeabilitas formasi divariasikan 50 md dan 100 md untuk memeriksa sensitivitas terhadap permeabilitas formasi dalam memberikan keakuratan dalam analisa uji sumur injeksi. Sedangkan paramater yang lain tetap seperti pada saat kasus dasar Respon tekanan pada saat falloff Respon tekanan pada saat falloff dengan variasi permeabilitas formasi seperti pada Gambar 5.30 sampai 5.35 masing masing untuk plot log log dan plot semilog 98
32 Gambar 5.30 Type curve dengan k f = 50 md Gambar 5.31 Plot semilog dengan k f = 50 md 99
33 Gambar 5.32 Type curve dengan k f = 100 md Gambar 5.33 Plot semilog dengan k f = 100 md 100
34 Gambar 5.34 Type curve dengan variasi permeabilitas formasi Gambar 5.35 Plot semilog dengan variasi permeabilitas formasi 101
35 Hasil Pengolahan Data Dengan prosedur seperti yang dilakukan pada pengolahan data kasus dasar, berikut ini adalah hasil pengolahan data metode metode analitik seperti pada Tabel 5.6 Tabel 5.6. Hasil pengolahan data dengan variasi permeabilitas formasi kasus dasar Kf 50 Kf 100 k, md S rf Sw M MKG Brown HRM MKG Brown HRM MKG Brown HRM Analisa variasi permeabilitas formasi Dengan permeabilitas formasi yang lebih besar, aliran radial baik pada zona 1 maupun zona 2 terjadi lebih cepat dibandingkan dengan kasus dasar. Seperti terlihat pada Gambar 5.34, aliran pada zona 2 yang biasanya terjadi antara waktu 10 sampai 100 jam, terjadi pada waktu antara 1 10 jam. Akan tetapi aliran radial pada zona 1 jadi tertutup oleh adanya wellbore storage dan skin pada lubang sumur. Hal ini mengakibatkan ketidakakuratan dalam penentuan kemiringan garis lurus pada plot semilog, sehingga permeabilitas yang didapat juga diragukan keakuratannya. Dengan permeabilitas yang besar, maka air yang diinjeksikan akan lebih jauh dari lubang bor. Hal ini sesuai dengan hasil profil saturasi air yang didapat dari simulasi seperti pada Gambar
36 Gambar 5.36 Profil saturasi air (S w ) dalam keadaan falloff terhadap jarak dengan variasi permeabilitas formasi 103
BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN
BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN Untuk memperoleh keyakinan terhadap model yang akan digunakan dalam simulasi untuk menggunakan metode metode analisa uji sumur injeksi seperti
Lebih terperinciBAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI
BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI Pada bab ini dibahas tentang beberapa metode metode analisis uji sumur injeksi, diantaranya adalah Hazebroek-Rainbow-Matthews 2 yang menggunakan prosedur
Lebih terperinciEVALUASI METODE METODE ANALISA TRANSIEN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI. Thesis DODI SETIAWAN NIM :
EVALUASI METODE METODE ANALISA TRANSIEN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI Thesis Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : DODI SETIAWAN NIM
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI UJI SUMUR DRAWDOWN DAN BUILD UP
BAB II LANDASAN TEORI UJI SUMUR DRAWDOWN DAN BUILD UP Pada bab ini akan dijelaskan tentang uji sumur drawdown dan buildup untuk fluida dengan fasa tunggal, hal ini berdasarkan Earlougher 1, apabila mobility
Lebih terperinciAnalisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing
Abstract JEEE Vol. 5 No. 1 Novrianti, Yogi Erianto Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Novrianti 1, Yogi Erianto 1, Program Studi Teknik Perminyakan
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2- Desember 29 Makalah Profesional IATMI 9-16 ANALISIS DATA WATER OIL RATIO UNTUK MEMPREDIKSI NILAI PERMEABILITAS VERTIKAL
Lebih terperinciMetodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi
Lebih terperinciKAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X
KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X Abstrak Margaretha Marissa Thomas, Siti Nuraeni, Rini Setiati Jurusan Teknik Perminyakan Universitas
Lebih terperinciDISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT
JTM Vol. XVI No.4/2009 DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT Deddy Surya Wibowo 1, Tutuka Ariadji 1 Sari Metode
Lebih terperinciAnalisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin
Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin Yosua Sions Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian dan Energi Universitas Trisakti
Lebih terperinciPERAMALAN KURVA IPR UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR EDGE WATER DRIVE
PERAMALAN KURVA IPR UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR EDGE WATER DRIVE Oleh: Reza Oktokilian Chon *) Pembimbing: Dr. Ir. Pudjo Sukarno Dr.Ir. Asep Kurnia Permadi Sari Makalah ini merupakan hasil penelitian
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI
BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI V. Kurva Fractional flow History matching dilakukan terhadap data produksi aktual dibandingkan dengan data produksi hasil perhitungan. History matching ini menggunakan
Lebih terperinciKURVA IPR SUMUR MULTI-LATERAL PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT TUGAS AKHIR. Oleh: FRANKY DANIEL SAMOSIR NIM
KURVA IPR SUMUR MULTI-LATERAL PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT TUGAS AKHIR Oleh: FRANKY DANIEL SAMOSIR NIM 12204005 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL
STUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL TUGAS AKHIR Oleh: RYAN ALFIAN NOOR NIM 12206069 Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :
PENGEMBANGAN KORELASI KUMULATIF PRODUKSI MINYAK SUMURAN BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN SIFAT FISIK BATUAN LAPANGAN DALAM KONDISI WATER CONING DENGAN BANTUAN SIMULASI RESERVOIR TUGAS AKHIR Oleh: LUSY MARYANTI
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara
Lebih terperinciPERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT
PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT PADA RESERVOIR MULTI LAPISAN BERTENAGA DORONG AIR TUGAS AKHIR Oleh: SANDI RIZMAN H NIM
Lebih terperinciGambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22
Sekali lagi dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa perbandigan kurva produksi metode modifikasi Boberg-Lantz dengan data lapangan berpola mendekati. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan kenaikan produksi
Lebih terperinciTotal skin factor, s d : damage skin. s c+θ : skin karena partial completion dan slanted well. s p : skin karena perforation
Total skin factor, s d : damage skin s c+θ : skin karena partial completion dan slanted well s p : skin karena perforation s pseudo : skin karena perubahan fasa dan rate 1. skin due to formation damage,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciOleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**
IDENTIFIKASI PENGARUH KEDALAMAN PENGUKURAN TEKANAN, SIFAT MINYAK, DAN BATUAN RESERVOIR TERHADAP PENENTUAN JUMLAH MINYAK AWAL di RESERVOIR DENGAN METODE MATERIAL BALANCE Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir.
Lebih terperinciKata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.
Pengembangan Persamaan untuk Mengestimasi Recovery Factor dari Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Seven-Spot Gerdhy Ferdian* Dr. Ir. Leksono Mucharam** Abstrak Pemilihan metode peningkatan perolehan
Lebih terperinciPRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI
1 ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN METODE HORNER DAN STANDING UNTUK MENGETAHUI KONDISI PRODUKTIVITAS SUMUR SGC-X PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER
Lebih terperinciIkatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 009 Bandung, -5 Desember 009 Makalah Profesional IATMI 09-003 Mencari Hubungan Storativity Ratio dan Interporosity Flow Coefficient dengan
Lebih terperinciBab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus
3 25 2 15 1 5 Minyak Air Gas 15-Jun-94 28-Oct-95 11-Mar-97 24-Jul-98 6-Dec-99 19-Apr-1 1-Sep-2 14-Jan-4 28-May-5 14 12 1 8 6 4 2 Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus V.1. Metode Peramalan
Lebih terperinciANALISA PRESSURE BUILD-UP TEST DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORNER MANUAL UNTUK PENENTUAN KERUSAKAN FORMASI PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI
ANALISA PRESSURE BUILD-UP TEST DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORNER MANUAL UNTUK PENENTUAN KERUSAKAN FORMASI PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI Disusun Oleh : BENI PRAMONO 113.090.159/ TM PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. memperbesar jari-jari pengurasan sumur sehingga seakan-akan lubang
BAB VI KESIMPULAN 1. Operasi Radial Jet Drilling merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan rate produksi suatu sumur yang mempunyai prinsip membuat lubang yang berfungsi untuk mengurangi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.
PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR Oleh: ESTRI ANDROMEDA NIM : 12206038 Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciPERAMALAN PRODUKTIVITAS SUMUR SATU FASA PADA RESERVOIR DENGAN BOTTOM-WATER
IATMI -TS- PROSIDING, Simposium Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Hotel The Ritz Carlton Jakarta, -7 November PERAMALAN PRODUKTIVITAS SUMUR SATU FASA PADA RESERVOIR
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang... 1.2. Permasalahan...
Lebih terperinciPERAMALAN PRODUKTIVITAS SUMUR SATU FASA PADA RESERVOIR DENGAN BOTTOM-WATER
IATMI - PROSIDING, Simposium Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) Hotel The Ritz Carlton Jakarta, - November PERAMALAN PRODUKTIVITAS SUMUR SATU FASA PADA RESERVOIR DENGAN
Lebih terperinciANALISA UJI TUTUP (PRESSURE BUILDUP TEST) DENGAN MENGGUNAKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFUSI ALIRAN SATU FASE
ANALISA UJI TUTUP (PRESSURE BUILDUP TEST) DENGAN MENGGUNAKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFUSI ALIRAN SATU FASE Hardiyanto 1 1 Program Studi Nautika, Politeknik Negeri Bengkalis E-mail: hardiyanto@polbeng.ac.id
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan
Lebih terperinciSTUDI SIMULASI INJEKSI LEAN GAS KE DALAM RESERVOIR X UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINYAK TESIS
STUDI SIMULASI INJEKSI LEAN GAS KE DALAM RESERVOIR X UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINYAK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 ANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1 Muh.
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK SUMUR DAN RESERVOIR YANG MEMPENGARUHI ALOKASI PRODUKSI
STUDI KARAKTERISTIK SUMUR DAN RESERVOIR YANG MEMPENGARUHI ALOKASI PRODUKSI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan Oleh:
Lebih terperinciMETODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER POROSITAS, PERMEABILITAS DAN SATURASI MINYAK SECARA SEMI-ANALITIK TUGAS AKHIR Oleh: YOGA PRATAMA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT
JTM Vol. XVII No. 2 /2 PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT Yenny Delvia Rosa Br Sinaga, Tutuka Ariadji Sari Lapangan minyak tua
Lebih terperinciOPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR GAS X-01 DAN SUMUR GAS X-02 PADAA LAPANGAN Y BERDASARKAN DATAA UJI DELIVERABILITY SKRIPSI
OPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR GAS X-01 DAN SUMUR GAS X-02 PADAA LAPANGAN Y BERDASARKAN DATAA UJI DELIVERABILITY SKRIPSI Oleh ; FADHIL SANDY 113.060.076 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix
Lebih terperinciEstimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot
Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot TUGAS AKHIR Oleh: ISMAIL IBNU HARIS ALHAJ NIM 12206081 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciGambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)
4.2. Injeksi Air (Waterflooding) Waterflooding merupakan metode perolehan tahap kedua dengan menginjeksikan air ke dalam reservoir untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak yang bergerak dari reservoir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu kegiatan pengumpulan data bawah permukaan pada kegiatan pengeboran sumur minyak dan atau gas bumi baik untuk sumur eksplorasi maupun untuk sumur
Lebih terperinciANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT
ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT Oleh: *)Ganjar Hermadi ABSTRAK Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode yang paling sering
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST PADA SUMUR X LAPANGAN Y DENGAN METODE HORNER MANUAL DAN ECRIN 4.
ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST PADA SUMUR X LAPANGAN Y DENGAN METODE HORNER MANUAL DAN ECRIN 4.10 Agus Andri Yulianto, Djoko Sulistyanto, Albert Larope Abstract The main purpose of a hydrocarbons well
Lebih terperinciPERKEMBANGAN FAKTOR SKIN YANG TERGANTUNG PADA LAJU ALIR DAN WAKTU UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT
Sari PERKEMBANGAN FAKTOR SKIN YANG TERGANTUNG PADA LAJU ALIR DAN WAKTU UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT Oleh : Radhintya Danas Okvendrajaya* Pembimbing : Dr. Ir. Pudjo Sukarno
Lebih terperinciPEMODELAN ENHANCED OIL RECOVERY LAPANGAN S DENGAN INJEKSI KOMBINASI SURFACTANT DAN POLYMER. Tugas Akhir. Oleh: ELDIAS ANJAR PERDANA PUTRA NIM
PEMODELAN ENHANCED OIL RECOVERY LAPANGAN S DENGAN INJEKSI KOMBINASI SURFACTANT DAN POLYMER Tugas Akhir Oleh: ELDIAS ANJAR PERDANA PUTRA NIM 12206070 Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar SARJANA
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciPERSAMAAN KORELASI USULAN UNTUK MERAMALKAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK SUMUR HORIZONTAL PADA RESERVOIR TIPE REKAH ALAMI BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT
JTM Vol. XVII No. 2/2010 PERSAMAAN KORELASI USULAN UNTUK MERAMALKAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK SUMUR HORIZONTAL PADA RESERVOIR TIPE REKAH ALAMI BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT Aristya Hernawan 1, Tutuka Ariadji
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL
BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL Simulasi reservoir pada reservoir rekah alam dilakukan pada studi ini untuk mengetahui performance dari reservoir dan memprediksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS
Lebih terperinciPEMODELAN SUMUR HORIZONTAL BERSEGMEN PADA RESERVOIR DENGAN BOTTOMWATER MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 21 Yogyakarta, 3-5 Oktober 21 PEMODELAN SUMUR HORIZONTAL BERSEGMEN PADA RESERVOIR DENGAN BOTTOMWATER MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK Joko Pamungkas 1, Asep Kurnia Permadi
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v KATA PENGANTAR... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iv
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Diskusi
Bab IV Analisis dan Diskusi IV.1 Hasil Perhitungan Permeabilitas Pemodelan Fisis Data yang diperoleh dari kelima model fisis saluran diolah dengan menggunakan hukum Darcy seperti tertulis pada persamaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM
BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM Tujuan utama analisis variogram yang merupakan salah satu metode geostatistik dalam penentuan hubungan spasial terutama pada pemodelan karakterisasi
Lebih terperinciSTUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR
STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR
BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR Pemodelan petrofisika reservoir meliputi pemodelan Vshale dan porositas. Pendekatan geostatistik terutama analisis variogram, simulasi sekuensial berbasis grid (Sequential
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP DAN INTERFERENCE TEST PADA SUMUR ALPHA DAN BETA LAPANGAN X
ANALISA PRESSURE BUILD UP DAN INTERFERENCE TEST PADA SUMUR ALPHA DAN BETA LAPANGAN X Abstract Arya Bintang Graha, Mulia Ginting, Edward Tobing Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti The
Lebih terperinciANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP
JP Vol.1 No.3 Mei 017 ISSN 549-1008 ANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP DAN MODIFIED ISOCHRONAL UNTUK MENGETAHUI KONDISI RESERVOIR DAN PRODUKTIVITAS SUMUR GAS RM#13 PT. PERTAMINA EP ASSET PENDOPO FIELD
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS GAS ASSOSIATED PADA LAPISAN LP DI LAPANGAN BUGEL DENGAN PEMILIHAN SKENARIO TERBAIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI Deny Handryansyah, Djoko Sulistiyanto, Hari K. Oestomo Jurusan Teknik Perminyakan,
Lebih terperinciPERAMALAN IPR UNTUK TEKANAN RESERVOIR DI ATAS TEKANAN BUBBLE POINT PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT. Oleh: Dody Irawan Z
PERAMALAN UNTUK TEKANAN RESERVOIR DI ATAS TEKANAN BUBBLE POINT PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT Oleh: Dody Irawan Z Pembimbing: Dr. Pudjo Sukarno Amega Yasutra, MS Sari Selama reservoir memproduksi
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS SIFAT PATAHAN (SEALING-LEAKING) BERDASARKAN DATA TEKANAN, DECLINE CURVE, DAN CONNECTIVITY INJECTION PADA LAPANGAN DIMA Alfredo, Djoko Sulistyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISA DATA LOG UNTUK MENENTUKAN ZONA PRODUKTIF DAN MEMPERKIRAKAN CADANGAN AWAL PADA SUMUR R LAPANGAN Y Riza Antares, Asri Nugrahanti, Suryo Prakoso Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak
Lebih terperinciBerikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).
Gambar 3.17 Grafik silang antara porositas inti bor dan porositas log densitas. Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciSTRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR
STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR Oleh: ZUL FADLI NIM 122553 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciOptimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi
Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Oleh : Riska Milza Khalida* Dr.Ir. Pudjo Sukarno, M.Sc** Sari Dalam penelitian ini, simulasi dan analisa performa
Lebih terperinciRenaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1
OPTIMASI DESAIN REKAHAN HIDRAULIK PADA FORMASI BATUAN PASIR TERHADAP GEOMETRI REKAH DENGAN MENGUNAKAN SIMULASI NUMERIK Sari Renaldy Nurdwinanto* Sudjati Rachmat** Dalam proses hydraulic fracturing perencanaan
Lebih terperinciSTUDI PENDESAKAN UAP UNTUK MINYAK BERAT DENGAN PROSES STEAM ASSISTED GRAVITY DRAINAGE
PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2 STUDI PENDESAKAN UAP UNTUK MINYAK BERAT DENGAN PROSES STEAM ASSISTED GRAVITY DRAINAGE Suranto, Doddy Abdassah 2, Sudjati Rachmat 2 UPN Veteran
Lebih terperinciMETODE STRAIGHT-LINE MATERIAL BALANCE PADA RESERVOIR GAS REKAH ALAM
METODE STRAIGHT-LINE MATERIAL BALANCE PADA RESERVOIR GAS REKAH ALAM Andini W Mulyandari* Abstrak Reservoir rekah alam memiliki sistem yang kompleks karena adanya dua sistem porositas, yaitu porositas matriks
Lebih terperinciPerencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada
3.1.2. Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada perkiraan hasil dari proses waterflood itu sendiri. Perkiraan
Lebih terperinciPENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE
PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE Oleh : Muhamad Aji Pembimbing : Dr. Ir. Utjok W.R Siagian Sari Pengukuran
Lebih terperinciKEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR
Lebih terperinciKesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil
BAB V PEMBAHASAN Simulasi reservoar merupakan usaha untuk menirukan/memodelkan suatu reservoar yang sesungguhnya dengan model matematis sehingga perilaku reservoar di masa yang akan datang dapat diprediksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurunnya angka produksi minyak dan gas bumi dewasa ini memberikan konsekuensi yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan akan sumber daya minyak dan gas
Lebih terperinciRekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X
JEEE Vol. 4 No. 2 Rita, Putra, Erfando Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X Novia Rita 1, Andre Pratama Putra
Lebih terperinciBab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Injeksi Air Injeksi air merupakan salah satu metode Enhanced Oil Recovery (aterflood) untuk meningkatkan perolehan minyak yang tergolong injeksi tak tercampur. Air injeksi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam
BAB II TEORI DASAR Pada saat ini jenis reservoir rekah alam mulai sering ditemukan, hal ini dikarenakan semakin menipisnya reservoir batu klastik yang mengandung hidrokarbon. Fakta menunjukkan bahwa sekitar
Lebih terperinciPrabumulih KM 32,Indralaya, 30662, Indonesia Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, Aceh Tamiang, Indonesia
ANALISIS KERUSAKAN FORMASI BERDASARKAN DATA PRESSURE BUILD UP DENGAN METODE HORNER PLOT UNTUK MENENTUKAN KERUSAKAN FOMASI SUMUR X PADA LAPANGAN PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RANTAU FORMATION DAMAGE ANALYSIS
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :
STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... vi RINGKASAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah Pada tahun 1997, PT CPI mengaplikasikan teknik perolehan dengan metode peripheral waterflood di lapangan Bekasap untuk mengimbangi penurunan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Titik Fokus Letak Pemasakan Titik fokus pemasakan pada oven surya berdasarkan model yang dibuat merupakan suatu bidang. Pada posisi oven surya tegak lurus dengan sinar surya, lokasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi
Lebih terperinciStudi Kasus dan Analisa Simulasi
Bab 5 Studi Kasus dan Analisa Simulasi Alokasi gas injeksi pada sumur dual gas lift memerlukan hubungan antara laju injeksi gas terhadap laju produksi minyak untuk masing-masing tubing (string). Kurva
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI
EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI Imam Kurniawan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak Penelitian ini mengevaluasi perekahan
Lebih terperinciKELAKUAN PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR REKAH ALAMI
IATMI 25-22 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 25 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 6-8 November 25. KELAKUAN PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR REKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah
BAB I PENDAHULUAN Kegiatan ekplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah kegiatan eksplorasi dilaksanakan dan ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub-
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub- Cekungan Tarakan, Kalimantan Utara pada tahun 2007. Lapangan gas ini disebut dengan Lapangan BYN
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 KAJIAN LABORATORIUM PENGUJIAN PENGARUH POLIMER DENGAN CROSSLINKER TERHADAP RESISTANCE FACTOR Raden Himawan
Lebih terperinciPenentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well
Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well NOVRIANTI Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBab III Pengolahan dan Analisis Data
Bab III Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data telah dilakukan mengikuti diagram alir umum seperti Gambar III.1. Studi kelayakan dan pembuatan SGRID dilakukan secara bersamaan karena terdapat bagian
Lebih terperinciKonsep Gas Deliverability
BAB 3 Konsep Gas Deliverability Terdapat tiga komponen penting dalam gas deliverability, yaitu aliran gas di reservoir, aliran gas sepanjang pipa vertikal, dan aliran gas sepanjang pipa horizontal. Ketiga
Lebih terperinciPENGGUNAAN MATERIAL BALANCE KING, SEIDLE, DAN JENSEN-SMITH DALAM MENENTUKAN GAS IN PLACE DAN PREDIKSI LAJU ALIR RESERVOIR COALBED METHANE
PENGGUNAAN MATERIAL BALANCE KING, SEIDLE, DAN JENSEN-SMITH DALAM MENENTUKAN GAS IN PLACE DAN PREDIKSI LAJU ALIR RESERVOIR COALBED METHANE THE USAGE OF KING, SEIDLE, AND JENSEN-SMITH S MATERIAL BALANCE
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR
Lebih terperinciIV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR
IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR 4.1. Fuzzy Inferensi Sistem Tahapan-tahapan yang dilakukan pada Pengembangan Fuzzy Iinferensi Sistem untuk Seleksi Metode EOR antara lain: mendefinisikan
Lebih terperinci