MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DALAM BENTUK PARAGRAF MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS V SDN 6 BATUDAA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DALAM BENTUK PARAGRAF MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS V SDN 6 BATUDAA"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DALAM BENTUK PARAGRAF MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS V SDN 6 BATUDAA VERANITA I. RAHMOLA NIM MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PEMBIMBING Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd II Hj. Sumarni Muhammad M.Pd ABSTRAK Veranita I. Rahmola Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Karangan Eksposisi Dalam Bentuk Paragraf Melalui Media Gambar di Kelas V SDN 6 Batudaa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Ratnarti Pahrun, M.Pd d. an Pembimbing II Hj. Sumarni Muhammad M.PdRumusan dalam penelitian ini adalah Apakah kemampuan siswa menulis karangan eskposisi dalam bentuk paragraf dapat ditingkatkan melalui media gambar di kelas V SDN 6 Batudaa? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan eskposisi dalam bentuk paragraf melalui media gambar di kelas V SDN 6 Batudaa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus kelas V SDN 6 Batudaa. Tehnik Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, tes dan wawancaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I kemampuan siswa menulis karangan eksposisi meningkat sejumlah 19 orang siswa atau sebesar 70.37% dan pada siklus II sejumlah 26 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 96.26%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika guru menggunakan media gambar maka kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf di kelas V SDN 6 Batudaa dapat meningkat dan melebihi indikator capaian yang ditetapkan. Kata Kunci: Karangan Eksposisi, Media Gambar. PENDAHULUAN Dari hasil observasi pembelajaran di kelas dalam menulis karangan eksposisi, belum sesuai dengan harapan para guru, dari 27 siswa kelas V SDN 6 Batudaa ternyata hanya 8 siswa atau 29.63% yang mendapatkan nilai di atas 70. Sedangkan 19 orang atau 70.37% siswa belum tercapai dalam kompetensi dasar menulis karangan eksposisi. Berdasarkan hasil observasi pengamatan pembelajaran dan hasil wawancara dengan guru, kendala yang dialami oleh siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: rendahnya kemampuan siswa dalam menentukan tema pada karangan, siswa tidak terlatih dalam menuangkan gagasannya ke dalam bentuk karangan, belum optimalnya penggunaan media dalam proses pembelajaran, rendahnya kemampuan siswa merangkai isi gambar dalam karangan.

2 KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Menulis Menurut Atar (2007:14) bahwa Menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini menulis memiliki tiga aspek utama yaitu: 1) adanya tujuan atau maksdu tertentu yang hendak dicapai. 2) adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomuikasikan. 3) adanya sistem pemindahan gagasan, yaitu berupa sistem bahasa. Dalam kegiatan berbahasa, menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi dan tujuan: personal, interaksional, informatif, instrumental, heuristik, dan estetis. Selanjutnya menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.3) mendefinisikan Menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Dengan melihat lambang atau simbol pembaca dapat memahami suatu tulisan Tujuan Menulis Secara umum tujuan menulis menurut Atar (2007:14-21) adalah sebagai berikut: a. Untuk menceritakan sesuatu Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami penulis b. Untuk memberikan petunjuk dan pengarahan Tujuan menulis yang kedua adalah untuk memberikan petunjuk dan pengarahan bagaimana ia mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang benar, berarti dia sedang memberi petunjuk atau pengarahan terhadap sesuatu yang ditulisnya.. c. Untuk menjelaskan sesuatu Menjelaskan sesuatu kepada pembaca sehingga pengetahuan pembaca menjadi bertambah pemahaman pembaca akan lebih baik. d. Untuk meyakinkan Meyakinkan orang lain tentang pandangan atau buah pikirannya agar terjadi perbedaan pendapat. e. Untuk merangkum Dengan merangkum maka penulis akan tertolong dan sangat mudah dalam mempelajari isi buku. Manfaat Menulis Adapun manfaat menulis adalah: 1) Menulis menjernihkan pikiran. 2) Menulis mengatasi trauma. 3) Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi. 4) Menulis membantu memecahkan masalah. 5) Menulis membantu ketika kita harus menulis. 6) Orang yang rajin menulis akan semakin canggih dalam mentransfer gagasan ke dalam bentuk simbol-simbol. 7) Orang yang sudah terbiasa menulis bisa mengontrol distribusi gagasan menurut jumlah kata/kalimat yang digunakan. 8) Dengan menulis kita diajak untuk berpikir lebih runtut dan logis. 9)

3 Orang yang terbiasa menulis akan lebih menyukai cara sederhana, supaya pembacanya mudah memahami. 10) Dengan menulis kita diajak untuk menggali lebih dalam ilmu kita. 11) Dengan menulis kita diajak untuk mengamati sesuatu secara lebih luas. 12) Dengan menulis kita diajak untuk menggali makna dari sebuah peristiwa. ( Kegiatan Menulis Kegiatan menulis meliputi: a. Pra Menulis Tahap pra menulis merupakan langkah awal dalam menulis. Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan/ide, pendaftaran gagasan, dan pengurutan gagasan. b. Saat Menulis Penyusunan draf ditulis berdasarkan gagasan-gagasan yang sudah diurutkan. Gagasangagasan ini diuraikan secara sistematis berdasarkan urutan yang sudah ditetapkan sebelumnya. c. Merevisi Gagasan yang telah digali dan didaftar oleh penulis diurutkan penulis secara sistematis. Sistematika gagasan diurutkan berdasarkan klasifikasi tertentu. d. Mengedit Tahap ini dapat dilakukan jika tulisan sudah selesai disusun. Draf disunting untuk diperbaiki dari segi bentuk dan isi. Bentuk tulisan yang disunting terkait dengan sistematika dan teknis penulisan. e. Mempublikasikan Kegiatan publikasi dapat dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Media cetak dapat berupa buku, koran, majalah, jurnal, pamflet, booklet, selebaran, spanduk, dan baliho. Media elektronik dapat berupa televisi, radio, dan internet. Pengertian Karangan Menurut Dhiwie (2010: 1) karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (Gie, 2002: 3). Unsur-unsur karangan menurut Gie (2002: 4) ada empat, yaitu gagasan yang berupa pendapat, penga laman, atau pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang, tuturan yang berbentuk pengungkapan gagasan sehingga dapat dipahami pembaca, tatanan yaitu tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan mengindahkan berbagai asas dan aturan serta teknik sampai merencanakan rangka dan langkah, serta wahana yang berfungsi sebagai sarana penghantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata dan gramatika serta retorika.

4 Pengertian Eksposisi Menurut Suparno dan Yunus (2007: 5.4) eksposisi beras al dari kata bahasa Inggris exposition yang berarti membuka atau memulai. karangan eksposisi merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Hal atau sesuatu yang dikomunikasikan terutama itu mungkin berupa: a) data faktual, misalnya tentang suatu kondisi yang benar-benar terjadi atau bersifat historis, tentang bagaimana sesuatu (misalnya suatu mesin) bekerja, dan tentang bagaimana suatu operasi diperkenalkan. b) suatu analisis atau penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta. c) mungkin sekali berupa fakta tentang seorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian yang khusus, asalkan tujuan utamanya adalah untuk memberikan informasi. 1. Langkah-langkah Penyusunan Eksposisi Suparno dan Yunus (2007: 5.7) mengemukakan langkah -langkah yang dapat ditempuh dalam membuat eksposisi ialah sebagai berikut: 1) menentukan topik karangan, 2) menentukan tujuan penulisan, 3) merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkapdan tersusun baik. 2. Teknik Pengembangan Eksposisi Untuk mengembangkan karangan eksposisi ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan. Teknik tersebut adalah: 1) teknik identifikasi, 2) teknik perbandingan, 3) teknik ilustrasi, 4) teknik klasifikasi, 5) teknik definisi, 6) teknik analisis, Keraf (dalam Suparno dan Yunus, 2007: 5.9). Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang memberi informasi tentang sesuatu Tujuan Eksposisi Menurut Aurigama (2012 : 23) bahwa eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu atau menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya, pembaca perlu proses berpikir dan melibakan pengetahuan. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indera. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan karangan eksposisi adalah untuk menginformasikan tentang sesuatu atau topik kepada pembaca untuk memperluas atau menambah wawasan bagi pembaca. Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Pembelajaran menulis karangan ekposisi tersebut umumnya mengacu pada KTSP yang diterbitkan oleh Depdiknas. Pembelajaran menulis karangan eksposisi diajarkan secara khusus yang tergabung dengan pokok bahasan menulis paragraf naratif dan deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti hanya fokus pada manulis karangan eksposisi sebagai objek penelitian. Salah satu bahan pembelajaran bahasa Indonesia yang perlu dicermati dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran menulis karangan khususnya eksposisi. Pembelajaran karangan secara umum berbicara tentang siswa mampu manulis untuk

5 mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk karangan (naratif, deskriptif, ekspositif). Dari standar itu kemudian dijabarkan dalam kompetensi dasar yakni siswa dapat menulis hasil observasi dalam bentuk karangan eksposisi. Pengertian Paragraf Istilah paragraf mempunyai acuan yang bermacam-macam. Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang merupakan pengembangan dan ilustrasi dari sebuah pikiran atau gagasan utama. Paragraf adalah rangkaian kalimat yang utuh dan koheren yang berisi ide, gagsan, konsep atau pokok pikiran yang mendukung atau berkaitan dengan topik yang sedang dibahas (Pateda dan Pulubuhu, 2005: ). Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir. Dalam menulis, gagasan dituangkan ke dalam rangkaian paragraf rangkaian paragraf itulah yang akhirnya berwujud tulisan. Menurut Atar (2007: 8 6) Paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengacu kepada satu topic. Selanjutnya suparno dan Yunus (2007: 15) menyatakan Paragraf adalah satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat. Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Bentuk Paragraf dalam Pembelajaran Menurut Santosa, (2007: 32) ada beberapa bentuk paragraf yaitu: a) Paragraf definisi Pengungkapan suatu konsep dengan menyebutkan cirri penanda yang pokok. Contoh: Yang dimaksud dengan paragraf ialah seperangkat kalimat yang mengacu kepada suatu topik. b) Paragraf pembuka Kalimat yang berada di bagian awal uraian, contoh: Bila pada bagian terdahulu di bahas tentang cara pembiakan. Maka bagian berikut akan dijelaskan tentang cara pemeliharaan. c) Paragraf penghubung Sebuah tulisan merupakan uraian tentang suatu topik, maka uraian itu disajikan satu per satu, dari satu tahap ke tahap selanjutnya. d) Paragraf penutup Paragraf penutup sifat memberikan penegasan tentang apa yang di bahas atau berupa penyimpulan. e) Paragraf penyimpulan Untuk menyimpulkan tulisan yang panjang, seperti makalah atau skripsi. f) Paragraf dialog dalam narasi Adanya dialog adalah untuk untuk menghidupkan cerita g) Paragraf berita Cara penyajian berita dengan paragraph pada singkat dirasakan lebih praktis dan lebih memudahkan pembaca mengikuti pokok-pokok peristiwa yang diberitakan.

6 h) Paragraf Surat Dalam surat menyurat, khususnya surat resmi, biasa digunakan paragraf sederhana yang terdiri satu atau dua kalimat dalam satu paragraf terutama paragraph awal dan penutup. Pembelajaran Media Gambar Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran agar materi dapat dengan mudah diterima oleh siswa. Ada tiga tahap yang harus diikuti dalam pemanfaatan media gambar, yaitu: 1) Tahap persiapan, tahap awal sebelum media gambar dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. 2) Tahap pelaksanaan, yaitu tahap pemanfaatan gambar dalam kelas yang meliputi cara memperhatikan gambar bagaiman agar seluruh siswa dapat melihat gambar tersebut dengan maksimal/merata. Setiap gambar harus mempunyai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jumlah gambar yang akan diperlihatkan kepada siswa harus dibatasi, yaitu dengan memperhatikan satu persatu sesuai dengan materi yang dijelaskan. 3) Tahap tindak lanjut, untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran, yaitu dengan mengadakan evaluasi dan pemberian tugas-tugas rumah. Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Dalam Bentuk Paragraf Melalui Media Gambar Di SD Menurut Suparno dan Yunus (2007: 5.7) bahwa langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi melalui media gambar ialah sebagai berikut: 1) Menentukan topik karangan sesuai gambar, 2) Menentukan Tujuan Penulisan sesuai gambar, 3) Merencanakan paparan dengan membuat kerangka yang lengkap dan tersusun baik. Berdasarkan teori di atas maka penulis menyimpulkan pembelajaran menulis karangan eskposisi dalam bentuk paragraf yang akan dilakukan oleh guru yaitu sebagai berikut: 1) Guru menggunakan media gambar dalam menyampaikan materi untuk menarik perhatian sehingga mempermudah siswa dalam menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf, 2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf dengan melihat gambar yang ditampilkan, 3) Guru memberikan semangat kepada siswa, 4) Siswa melaporkan hasil tulisannya, 5) Kesimpulan Hipotesis Tindakan. Yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Jika guru menggunakan media gambar maka kemampuan siswa membuat karangan eskposisi dalam bentuk paragraf di kelas V SDN 6 Batudaa akan meningkat Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah : Apabila jumlah siswa yang mengalami peningkatan kemampuan membuat karangan eksposisi dalam bentuk paragraf dari 8 orang atau 29.63% menjadi 24 orang atau 88.89% dari jumlah siswa 27 orang yang dikenai tindakan dan memperoleh nilai KKM 70.

7 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus kelas V SDN 6 Batudaa. Tehnik Pengumpulan data dalam penelitian ini berupa observasi, tes dan wawancaran. PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1. Pengamatan Aktivitas guru dalam Kegiatan Pembelajaran Pemantauan aktivitas guru terhadap aspek-aspek yang harus dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran diamati oleh pengamat 1 dan pengamat 2 yaitu dengan memberikan tanda ceklist ( ) pada aspek-aspek yang telah dilaksanakan guru sesuai dengan kategori yang dicapai. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel halaman berikut: Tabel 1 : Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I No Aspek Yang Diamati Kwalifikasi P 1 P 2 I PRA PEMBELAJARAN 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegatan apersepsi II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pembelajaran 3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa 6. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan/Strategi Pembelajaran 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dalam karakteristik siswa 8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9. Menguasai kelas 10. Melaksnakan pembelajaran yang bersifat kontektual 11. Melaksanakan pemebalajarn yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaa positif 12. Melaksanakan pemebalajaran sesuai dengan alokasi waktu C. Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran 13. Menggunakan media secara efektif dan efisien 14. Menghasilkan pesan yang menarik 15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D. Pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa 16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pemebelajaran 17. Menunjukka sikap terbuka terhadap respon siswa 18. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar E. Penilaian proses dan hasil belajar 19. Memantau kemajuan belajar selama proses 20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) III PENUTUP 21 Melakukan refleksi dengan melibatkan siswa 22 Melaksanakn tindak lanjut dengan memberikan arahan Total Presentase (%)

8 Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh pengamat 1 dan pengamat 2 dari 22 aspek yang diamati pada peneliti, sudah terlaksana dengan baik. 2. Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Tabel 2 : Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Menulis Karangan Ekposisi Pada Tindakan Siklus I No Aspek yang Dinilai Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 Mampu 19 Orang 70.37% Ketepatan Tema Kurang Mampu 5 Orang 18.51% Tidak Mampu 3 Orang 11.11% 2 Mampu 19 Orang 70.37% Kerangka Karangan Kurang Mampu 5 Orang 18.51% Tidak Mampu 3 Orang 11.11% 3 Mampu 19 Orang 70.37% Kesesuaian Isi Dengan Kurang Mampu 5 Orang 18.51% Gambar Tidak Mampu 3 Orang 11.11% 4 Mampu 19 Orang 70.37% Ejaan dan Tanda Baca Kurang Mampu 5 Orang 18.51% Tidak Mampu 3 Orang 11.11% Dari 4 aspek yang diamati terlihat bahwa dalam menentukan ketepatan tema dalam menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf terdapat sejumlah 19 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 70.37%, siswa dalam kriteria kurang mampu 5 orang atau sebesar 18.51, dan kriteria tidak mampu 3 orang atau sebesar 11.11%. Kerangka karangan dalam menulis karangan eksposisi terdapat sejumlah 19 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 70.37%, siswa dalam kriteria kurang mampu 5 orang atau sebesar 18.51, dan kriteria tidak mampu 3 orang atau sebesar 11.11%. Kesesuaian isi dengan gambar dalam menulis karangan eksposisi terdapat sejumlah 19 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 70.37%, siswa dalam kriteria kurang mampu 5 orang atau sebesar 18.51, dan kriteria tidak mampu 3 orang atau sebesar 11.11%. Ejaan dan tanda baca dalam menulis karangan eksposisi terdapat sejumlah 19 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 70.37%, siswa dalam kriteria kurang mampu 5 orang atau sebesar 18.51, dan kriteria tidak mampu 3 orang atau sebesar 11.11% 3. Hasil Tes Kemampuan Menulis Kata Pada Tindakan Siklus I Tabel 3 : Hasil Tes Akhir Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Pada Tindakan Siklus I Nilai Kriteria Jumlah Mampu Kurang Tidak Siswa Mampu Mampu Jumlah Persentase 62.96% 25.93% 11.11%

9 Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kemampuan menulis karangan ekposisi dalam bentuk paragraf siswa melalui media gambar pada pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: 1. Terdapat peningkatan sejumlah 17 orang siswa yang mampu atau persentase 62.96% dalam menulis karangan eksposisi dengan capain nilai 70 ke atas. 2. Terdapat sejumlah 7 orang siswa atau persentase 25.93% kurang mampu menulis dengan capaian nilai akhir rata-rata Terdapat sejumlah siswa 3 orang siswa atau prsesentase 11.11% tidak mampu menulis karangan eksposisi dengan capaian nilai akhir rata-rata 65. Dari hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru pengamat dapat diketahui bahwa pada tindakan siklus I kemampuan menulis karangan eksposisi siswa dalam bentuk paragraf melalui media gambar jauh lebih baik dari pertemuan pada saat tindakan observasi awal hal ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf mengalami peningkatan walaupun belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Tahap Analisis dan Refleksi Hasil pengamatan dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada tindakan siklus I menggambarkan tidak ada permasalahan dengan perumusan perencanaan tindakan (RPP). Akan tetapi pada pelaksanaan tindakan masih ditemukan kendala. Kendala yang dihadapi peneliti dalam menggunakan media gambar sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Adapun kendala tersebut antara lain : 1. Siswa masih belum terbiasa menggunakan media gambar yang diterapkan. 2. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran belum sepenuhnya baik. 3. Evaluasi akhir kemampuan siswa pada siklus I menunjukkan belum mencapai persentase ketuntasan yang sudah ditetapakn sesuai indikator yaitu 70%. Sehingga peneliti masih harus melakukan pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Adapun langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan peneliti pada tindakan siklus II antara lain : 1. Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai pentingnya belajar menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph dengan menggunakan media gambar. 2. Meningkatkan hasil aktivitas guru dan siswa pada tindakan siklus II. 3. Lebih meningkatkan hasil kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf siswa melalui media gambar. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tahap Pemantauan dan Evaluasi 1. Pengamatan Aktivitas Guru Pada Tindakan Siklus II Pengamatan aspek-aspek yang yang dilakukan oleh guru pengamat 1 dan pengamat 2 dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, penilaian aspek-aspek tersebut yaitu dengan memberikan tanda ceklist ( ) sesuai dengan kategori yang dicapai oleh peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

10 Tabel 4: Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Tindakan Siklus II No Aspek Yang Diamati Kwalifikasi P 1 P 2 I PRA PEMBELAJARAN 1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegatan apersepsi II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN 3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa 6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dalam karakteristik siswa 8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 9 Menguasai kelas 10 Melaksnakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 11 Melaksanakan pemebalajarn yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaa positif 12 Melaksanakan pemebalajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 13 Menggunakan media secara efektif dan efisien 14 Menghasilkan pesan yang menarik 15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 16 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pemebelajaran 17 Menunjukka sikap terbuka terhadap respon siswa 18 Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar 19 Memantau kemajuan belajar selama proses 20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 21. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 22 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi/pengayaan III PENUTUP 23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedi / pengayaan Total Presentase (%) 100% 100% Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peneliti dari 24 aspek, semuanya sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dicapai atas perbaikan yang dilakukan peneliti pada sikllus II. Sehingga peneliti bersama guru pengamt 1 dan pengamat 2 sepakat bahwa aktivitas guru tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. 2. Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Tindakan Siklus II Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

11 Tabel 5: Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Menulis Karangan Eksposisi Pada Tindakan Siklus II No Aspek yang Dinilai Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 Mampu 26 Orang 96.26% Ketepatan Tema Kurang Mampu 1 Orang 3.70% Tidak Mampu - Orang 0% 2 Mampu 26 Orang 96.26% Kerangka Karangan Kurang Mampu 1 Orang 3.70% Tidak Mampu - Orang 0% 3 Mampu 26 Orang 96.26% Kesesuaian Isi Dengan Kurang Mampu 1 Orang 3.70% Gambar Tidak Mampu - Orang 0% 4 Mampu 26 Orang 96.26% Ejaan dan Tanda Baca Kurang Mampu 1 Orang 3.70% Tidak Mampu - Orang 0% Dari 4 aspek yang diamati terlihat bahwa dalam menentukan ketepatan tema dalam menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf terdapat sejumlah 26 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 96.26%, siswa dalam kriteria kurang mampu 1 orang atau sebesar 3.70%, dan kriteria tidak mampu 0 orang atau sebesar 0%. Kerangka karangan dalam menulis karangan eksposisi terdapat sejumlah sejumlah 26 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 96.26%, siswa dalam kriteria kurang mampu 1 orang atau sebesar 3.70%, dan kriteria tidak mampu 0 orang atau sebesar 0%. Kesesuaian isi dengan gambar dalam menulis karangan eksposisi terdapat sejumlah sejumlah 26 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 96.26%, siswa dalam kriteria kurang mampu 1 orang atau sebesar 3.70%, dan kriteria tidak mampu 0 orang atau sebesar 0%. Ejaan dan tanda baca dalam menulis karangan eksposisi terdapat sejumlah sejumlah 26 orang siswa dengan kriteria mampu atau sebesar 96.26%, siswa dalam kriteria kurang mampu 1 orang atau sebesar 3.70%, dan kriteria tidak mampu 0 orang atau sebesar 0%. 3. Hasil Kemampuan Menulis Siswa Pada Tindakan Siklus II Adapun hasil keterampilan siswa pada menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf melalui media gambar dalam pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 : Hasil Tes Kemampuan Menulis Karangan Ekposisi Dalam Bentuk Paragraf Siswa Pada Tindakan Siklus II Nilai Kriteria Jumlah Mampu Kurang Tidak Siswa Mampu Mampu Jumlah Persentase 96.26% 3.70% 0%

12 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil tes kemampuan menulis karangan eksposisi melalui media gambar pada pelaksanaan tindakan siklus II mengalami peningkatan dari hasil tindakan siklus I sebagai berikut: 1) Terdapat peningkatan sejumlah 26 orang siswa yang mampu atau persentase 96.26% dalam menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf dengan capain nilai 70 ke atas. 2) Terdapat sejumlah 1 orang siswa atau persentase 3.70% kurang mampu menulis dengan capaian nilai akhir rata-rata 60. 3) Terdapat sejumlah siswa 0 orang siswa atau prsesentase 0% tidak mampu menulis karangan eksposisi dengan capaian nilai akhir. Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru pengamat 1 dan pengamat 2 dapat diketahui bahwa pada siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan melebihi standar yang ditetapkan yakni minimal ketuntasan mencapai 96% dari jumlah siswa keseluruhan. Adapaun siswa yang tidak mampu akan diberikan remedial secara khsusus. Tahap Analisis dan Refleksi Dari hasil pengamatan dan evaluasi pada siklus II dapat diketahui bahwa ada peningkatan berupa kemampuan siswa menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraf siswa melalui media gambar. Hal ini dapat diamati dari hasil pengamatan peneliti bersama guru selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Adapun Indikator keberhasilan penggunaan media sebagai solusi dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph siswa antara lain : 1. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat lebih bersemangat dan lebih aktif dalam kegiatan menulis karangan, sehingga apa yang siswa tulis sudah sebahagian tulisan sudah baik dan benar. 2. Adanya peningkatan aktivitas guru dan siswa serta hasil tes kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph yang dapat dilihat dari lembar observasi dan evaluasi yang mengalami kenaikan pada setiap siklus dilaksanakan. Atas dasar itu, peneliti bersama guru pengamat menilai bahwa penelitian ini sudah cukup dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, hal ini atas pertimbangan bahwa pada siklus II sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph siswa kelas V SDN 6 Batudaa. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph siswa kelas V SDN 6 Batudaa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan terdapat peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph setelah digunakan media gambar pada siklus I meningkat menjadi 70.37%, dan siklus II meningkat menjadi 96.26%.

13 Saran Dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph melalui media gambar, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut : 1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph dengan menggunakan media gambar. 2) Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph siswa. 3) Kepada siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal sesuai tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah. 4) Kepada peneliti lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam bentuk paragraph. DAFTAR PUSTAKA Akhmat Sudrajat Kecakapan (Kecerdasan dan Bakat) Individu. Diakses tanggal 20 Februarui Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Dhiwie Pengertian Karangan Diakses tanggal 01 Maret 2013 Harjanto Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Pateda Mansur dan Pulubuhu Yeni, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Gorontalo: Viladan. Petra Christian University Kajian Teori Kemampuan. Diakses tanggal 20 Februarui Rahim, Farida Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Sadiman, Arief S dkk Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sardiman Interaksi Kemampuan Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada. Santosa, Puji, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Soeparno Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara. Suartini, Eni Penggunaan Media Foto Seri dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta. Skripsi S1. Suparno dan Yunus Mohamad Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka : Jakarta.

14 Suryadin, Asyraf Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bandung: Amalia Book. Uno, Hamzah Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan reformasi penddiikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan reformasi penddiikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Widjono, HS Bahasa Indonesia. Grasindo : Jakarta. Yogyakarta: Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNY.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menulis Menurut Nurgiyantoro (2001:191) bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola berbahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo Utara. dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo Utara. dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang. Dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 2 Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. dengan jumlah siswa sebanyak 16

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF MELALUI KARTIN LAURESTABO NIM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF MELALUI KARTIN LAURESTABO NIM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF MELALUI KARTIN LAURESTABO NIM. 151 409 376 MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PENGUMUMAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SDN 2 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO SRI NOVIANTI TONUO NIM. 151 409 199 MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Lebih terperinci

ARFAN JUSUF NIM MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK

ARFAN JUSUF NIM MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI METODEKARYAWISATA DIKELAS IVSDN 2 TITIDU KECAMATAN KWANDANG KABUPATEN GORONTALO UTARA ARFAN JUSUF NIM. 151 409 528 MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo

Jurnal Pendidikan, Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Eksposisi Menggunakan Media Berita dalam Koran Siswa Kelas X Nautika B SMK Pelayaran Samudera Nusantara Utama Palopo Darmawati (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan model STAD dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam pengembangan intelektual siswa di sekolah dalam hal menciptakan keahlian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Nurgiyantoro (2001: 191) Menulis merupakan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Nurgiyantoro (2001: 191) Menulis merupakan kemampuan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Nurgiyantoro (2001: 191) Menulis merupakan kemampuan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA RUMPANG MELALUI MAJALAH ANAK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA RUMPANG MELALUI MAJALAH ANAK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA RUMPANG MELALUI MAJALAH ANAK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO MARYAM MOHAMAD MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menjadi tempat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu meningkatkan kecerdasan berbangsa guna mencapai sumber daya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 PELEM KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitan Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di masyarakat, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Nama Nim Tempat Praktek :... Kelas :... Mata Pelajaran :... Tanggal :... Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bagian ini peneliti menyajikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Khozin Amin Sutiknyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA 0 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Nurmila Moidady Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141). 26 III. METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 63 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya metode yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Ruang lingkup penelitian ini adalah pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran keterampilan menulis menjadi aspek pembelajaran Bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar dari pada keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF KELAS VI SD YPKP 1 SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Etyn Nurkhayati SD YPKP I Sentani Jayapura Papua Abstrak:Kesulitan siswa dalam menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR A. BIODATA GURU YANG DISUPERVISI 1. Nama Guru Yang Disupervisi : 2. NIP / NBM : 3. Pangkat / Golongan : - 4. Jenis Kelamin : 5. Tempat, tgl lahir : 6. Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari, serta dalam berbagai keperluan yang beragam yang disesuaikan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Silvia Anggraini 1, Yetty Morelent 2, Rona Taula Sari 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk menemukan pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Dalam hal ini pembelajaran yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam Mata Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam Mata Pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk siswa Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia dikelas III SDN 1 Tolinggula Ulu Kabupaten Gorontalo Utara. Sebelum 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas dengan menggunakan media gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 10 Tenilo koata Barat Kota Gorontalo kelas V dengan jumlah 20 siswa. Peneliti adalah guru kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SD NEGERI TRUNENG KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Sri Jumini Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO ABDUL KADIR HARUN DALI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dr. Hj. Rusmin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas II SDN 3 Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa ini harus dibinakan dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses untuk memberikan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan kepada setiap orang ketika sejak lahir pada umumnya. Dengan

Lebih terperinci

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR RUANG KELAS (OUTDOOR STUDY) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh: Taufiq Khoirurrrohman

Lebih terperinci

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi ISSN 2354-6948 Penerapan Metode Pengamatan Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN Malasan Wetan 02 Kecamatan Tegal Siwalan Kabupaten Probolinggo Didit Yulian Kasdriyanto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipasif

METODE PENELITIAN. menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipasif III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) model Kemmis dan McTaggart, karena model ini mudah dipahami dan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto Kecamatan Limboto. Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena dianggap sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV MI MA ARIF NU LAMUK PURBALINGGA Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu ciri dari suatu orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Menulis Teks Eksposisi oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Babalan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Warniatul Ulfah 2101111022 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan menulis, siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan bahasa yang dapat diperoleh siswa, salah satunya adalah keterampilan menulis. Keterampilan

Lebih terperinci