Saran Rekonsoliasi Konflik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Saran Rekonsoliasi Konflik"

Transkripsi

1 BAB IV KESIMPULAN Konflik antara Slemania dan Brajamusti yang terjadi mulai dari tahun 2000 hingga sekarang mengalami dinamika yang naik dan turun. Pada tahun 2000 hingga tahun 2011 kecenderungan konflik yang terjadi adalah terus mengalami kenaikan walaupun tidak selalu konflik itu di tandai dengan kekerasan ataupun bentrok dilapangan. Pada tahun 2011 hingga sekarang konflik mulai menurun ketegangannya, hal ini dikarenakan faktor internal yang terjadi didalam masing masing kelompok suporter. Penggunaan atribut didalam suporter merupakan suatu identitas tersendiri, akan tetapi atribut tersebut justru dapat memicu konflik antara Slemania dan Brajamusti. Didalam perkembangannya atribut dan rasa gengsi rival sekota merupakan konflik yang terjadi pada medio tahun 2005 hingga tahun 2013, sebelumnya pemicu konflik itu sendiri dikarenakan kesalah pahaman penerimaan Brajamusti ketika menghadiri pertandingan persahabatan di stadion Tridadi. Namun sekarang berkembang menjadi konflik atribut yang membawa aroma gengsi derby Yogyakarta. Konflik yang terjadi antara Slemania dan Brajamusti merupakan konflik terbuka, memiliki akar yang dalam dan sangat nyata serta memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya apalagi ini merupakan konflik yang ada sejak awal tahun 2000an. Persaingan gengsi klub sekota ini selalu mengnyajikan laga seru dan panas. Aksi dukungan yang berlebihan ditambah lagi dengan aroma gengsi diantara kedua belah kubu supporter menjadikan laga yang seharusnya berjalan dengan menarik justru berbuah malapetaka.konflik antara Slemania dan Brajamusti memang sudah belasan tahun terjadi. Ini merupakan konflik di permukaan memiliki akar yang dangkal atau bahkan tidak berakar dan muncul hanya karena kesalah pahaman mengenai sasaran yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi (Fisher,2000). 80

2 Konflik merupakan suatu hal yang memberikan dampak negatif dan positif. Konflik yang berujung pada tindakan kekerasan tentunya akan menimbulkan efek yang negatif. Efek positif dari suatu konflik dapat memberikan dampak yang positif apabila dapat disikapi dengan sikap yang dewasa.konflik sangat dibutuhkan didalam kehidupan masyarakat karena dapat memberikan dampak persaingan yang positif juga. Dalam dunia sepakbola persaingan dan konflik tidak dapat dihindarkan, apalagi persaingan dalam tim satu kota atau lebih dikenal dengan derby. Yogyakarta memiliki tiga tim yang berkompetisi diliga Indonesia. Ada dua klub yang berada didalam satu kasta liga divisi utama, PSIM Mataram yang bermarkas di kota Jogja dan PSS Sleman yang bermarkas di Sleman. Kedua klub memiliki basis suporter yang besar dan fanatik.psim mempunyai Brajamusti sedangkan PSS memiliki Slemania.Derby kedua tim sekota ini selalu panas dan berjalan dengan tensi yang tinggi. Kedua suporter selalu terlibat bentrok apabila kedua klub saling bertemu. Periode pertama puncak konflik terjadi di Sleman pada tahun 2000.Konflik berawal di Stadion Tridadi ketika pertandingan uji coba antara PSS Sleman melawan Arema Malang. Saat itu Brajamusti ikut hadir dalam pertandingan tersebut karena mendapat ajakkan dari salah satu laskar yang berbasis di Kalasan, selain itu Arema merupakan rival dari PSIM dengan suporternya yang bernama Aremania sehingga Brajamusti semakin bernafsu untuk turut hadir di Tridadi. Akan tetapi sikap yang tidak mengenakkan ditunjukkan oleh Slemania, rasa tidak simpatik kepada Brajamusti dengan tidak dianggap dan tidak diistimewakan sebagai tamu.perilaku dari Slemania berupa tidak diberikan lahan parkir kepada Brajamusti dan kemudian Brajamusti diusir untuk pulang.saat itu Brajamusti masih bernama PTLM dan anggotanya masih kurang terkoorddinir dengan baik.pada akhirnya bentok pun memecah diluar stadion.aksi saling lempar benda keras dan pukulpun terjadi. 81

3 Puncak konflik yang kedua terjadi di stadion Mandala Krida di era liga Bank Mandiri pada, dimana pada saat itu akan diadakan ikrar damai suporter se- Jogja, solo dan Semarang bersamaan dengan pertandingan antara PSS Sleman melawan Persib Bandung. Pada saat itu home base PSS berada di stadion Mandala Krida.Brajamusti turut hadir dalam acara tersebut, namun sikap Slemania yang tidak menghargai kehadiran Brajamusti ditunjukkan dengan perilaku melempari benda-benda keras ketika Brajamusti memasuki lapangan. Perilaku yang ditunjukkan oleh Slemania menyulut amarah dari Brajamusti, karena Mandala Krida adalah rumah dari PSIM dan Brajamusti sehingga Brajamusti merasa tidak dihargai dan dihormati oleh Slemania sebagai kelompok suporter yang notabene bukan berbasis di kota Jogja. Sikap dan perilaku dari Slemania tersebut respon oleh Brajamusti dengan melakukan sweping dan bentrok diluar stadion. Keadaan kota jogja sempat mencekam dan kejadian tersebut dikenal dengan tragedy gayam. Pada musim kompetisi 2009/2010 bentrok besar antara Slemania dan Brajamusti kembali terjadi untuk yang ketiga kalinya.bentrok yang menjadi puncak konflik antara kedua kelompok suporter ini terjadi di stadion Mandala Krida.PSIM dan PSS bertemu dua kali dalam satu musim, pertemuan yang pertama dilakukan di stadion Maguwoharjo pada tanggal 15 Januari Keributan kecil juga terjadi pada pertandingan ini.sikap dari Slemania sudah baik, dengan mau menerima kedatangan Brajamusti.Akan tetapi sikap yang positif tersebut tidak dibarengi dengan perilaku yang positif pula. Kata-kata rasis dan ejekan diteriakkan Slemania di tribun utara sehingga memancing emosi dari Brajamusti.Aksi pelemparan kearah lapangan juga dilakukan oleh kedua kelompok suporter. Seusai pertandingan keributan masih terjadi, pelemparan benda-benda keras ketika Brajamusti berkonfoi untuk pulang kemarkas merekapun sempat terjadi dibebrapa titik, antara lain di perempatan tajem, di depan cassa grande dan di babarsari. Bentrok yang terjadi di petang hari tersebut tidak memakan korban jiwa. 82

4 Lanjutan kompetisi divisi utama laga kedua antara PSIM melawan PSS tersaji di Stadion Mandala Krida. Aura panas sudah tersaji sejak awal laga, nyanyian yang bernada rasis sudah terdengar sejak leader Brajamusti berdiri.akan tetapi sikap positif justru ditunjukkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Brajamusti, dengan menyambut baik kedatangan Slemania. Sebagian anggota Brajamusti turut menyambut kedatangan Brajamusti dengan menyalami Slemania yang datang serentak dari arah markas Brimob di Baciro.Walaupun susasana panas, namun masih dapat dikendalikan.sampai pada akhirnya muncul perilaku yang sangat provokatif dari Brajamusti.Pada menit ke-65 ada pemain PSS Sleman yang terkapar karena lemparan benda keras dari Brajamusti di tribun timur. Perilaku ini memicu amarah dari Slemania dengan membalas lemparan benda keras kearah Brajamusti yang pada saat itu juga lemparan kearah Slemania juga terjadi.sehingga bentrok antar kedua suporterpun tak bisa dihindarkan. Melihat situasi yang sudah tidak dapat dikendalikan, aparat kepolisian melakukan tembakan gas airmata kearah Brajamusti yang berada di tribun timur, sehingga Brajamusti yang kaget dengan tembakan tersebut lari untuk menghindari iritasi dimata.perilaku dari kepolisian tersebut justru makin memperkeruh suasana, keributan yang menjalar hingga ketengah lapangan dan mess pemain PSIM mengakibatkan pertandingan dihentikan.slemania sempat terkepung didalam stadion hingga pukul sepuluh malam, dan berhasil diefakuasi ke Sleman menggunakan mobil Brimob.Konflik yang terjadi di Mandala Krida tesebut menibulkan sikap kecewa dari Brajamusti terhadap aparat kepolisian yang berjaga pada saat itu.istilah ACAB kemudian mulai muncul dikalangan Brajamusti sebagai wujud rasa kecwa terhadap reaksi polisi pada saat tanggal 12 Februari Penyerangan saat tour Brajamusti juga dilakukan oleh oknum Slemania sebagai aksi balas dendam tindakan dari Brajamusti di leg ke-dua. Pada tahun 2011 hingga sekarang, tensi konflik antara Slemania dengan Brajamusti cenderung menurun, sudah tidak lagi terjadi bentrok-bentrok dan tindakan kekerasan seperti sebelum-sebelumnya. Hal ini dikarenakan pertama, PSS dan PSIM tidak lagi dalam satu ranah kompetisi yang sama, walaupun kedua 83

5 klum tersebut berada dalam kasta yang sama yaitu divisi utama liga Indonesia. PSS mengikuti kompetisi yang dikelola oleh PSSI, sedangkan PSIM mengikuti kompetisi divisi utama yang dikelola KPSI (Komisi Penyelamat Sepakbola Indonesia).Kedua, terjadinya dualisme suporter di klub masing-masing.di Sleman selain Slemania, muncul Brigata Curva Sud sebagai suporter yang mendukung PSS Sleman.Di tubuh PSIM, muncul The Maident atau Mataram Independent sebagai pesaing dari Brajamusti. Dua kelompok suporter sempalan ini sama-sama memiliki ideologi ultras, sehingga ketidak cocokan dan perpecahan pun terjadi, dan pada akhirnya berimbas pada konflik Slemania dan Brajamusti dengan menurunnya tensi konflik karena kedua kelompok suporter tersebut lebih fokus pada konflik internal di klub masing-masing. Saran Rekonsoliasi Konflik Dalam melakukan rekonsiliasi konflik tentunya perlu dilakukan langkah dan strategi yang tepat agar sasaran yang dibidik dapat mengenai sasaran dan konflik yang berujung pada kekerasan dapat terselesaikan. Pada dasarnya masyarakat memiliki perspektif atau pandangan yang berbeda-beda menganai konflik. Konflik adalah suatu fakta dalam kehidupan yang tidak dapat dihindarkan. Berbagai perbedaan pendapat dalam konflik dapat diselesaikan tanpa adanya kekerasan.dalam ranah sepakbola, konflik tidak dapat dihindarkan karena memang merupakan bagian dari keberadaan kompetisi itu sendiri. Peneliti akan menggunakan elemen berikut untuk mencari jalan pembuka dari konflik ini, elemen tersebuat antara lain : Hambatan : mencari faktor hubungan secara spesifik dan pengaruhnya terhadap konflik yang ada, dimana hubungan antara Slemania dan Brajamusti selama ini terjalin, serta mencari hambatan yang ada dilapangan dimana tidak semuanya. 84

6 Struktur : Menggerakkan struktur kepengurusan di antara kedua kelompok suporter untuk menyelesaikan konflik. Isu-isu : Menanggulangi serta menekan isu-isu yang beredar di kalangan suporter serta menguraikan isu-su yang belum teratasi Dengan poin penyelesaian diatas, diharapkan dapat memecahkan solusi konflik yang selama ini terjadi. Dimana setiap elemen akan diidentifikasi agar memberikan solusi dengan tujuan mencapai sebuah analisa sehingga konflik yang selama ini terjadi dapat terselesaikan dan berkelanjutan. 1. Hambatan Dalam sebuah kompetisi, gesekan antar suporter tentunya wajar terjadi. Dalam hubungan antara Slemania dan Brajamusti selama ini jelas mereka merupakan rival dan musuh dalam ranah sepakbola. Namun bentrok yang terjadi selama ini tidak membutakan mereka apabila kedua kelompok suporter merupakan suporter yang fanatik dan kreatif.hambatan yang terjadi selama ini muncul di kalangan grass roots, dimana banyak bermunculan Brajamusti dan Slemania baru yang masih labil dan baru beranjak remaja, sehingga emosi mereka sulit untuk dikontrol ketika mengetahui konflik yang terjadi. Strategi : Ditingkan pusat Brajamusti dan Slemania melakukan sosialisasi ke laskar-laskar maupun korwil-korwil yang tersebar di seluruh provinsi Yogyakarta untuk memberikan penyuluhan kepada anggota-anggota baru yang usianya masih pada kisaran anak SMP dan SMA untuk tidak mudah terpancing dan emosi, serta lebih menanamkan sikap yang dewasa untuk menghadapi sebuah konflik yang terjadi selama ini. Selain itu pengurus tingkat pusat juga memberikan penyuluhan mengenai konflik antara kedua belah kelompok supoter dan memberikan statement yang positif mengenai konflik ini terhadap anggotanya. 85

7 2. Struktur kepengurusan Berbeda dengan grass roots yang ada di kedua kalangan suporter ini. Para pengurus Slemania dan Brajamusti menanggapi konflik ini dengan kepala dingin dan tidak terpancing prahara yang terjadi.kepengurusan selama ini belum begitu getol untuk duduk bersama memperbincangkan persoalan yang terjadi slama ini.ditambah lagi dengan adanya dualisme suporter di kedua belah kubu suporter. Strategi : Dari tingkat kepengurusan pusat melakukan pertemuan yang serius untuk memperbincangkan masalah konflik yang tengah terjadi, dengan mendatangkan pihak ketiga sebagai mediator. Selain itu kepengurusan pusat juga dapat melakukan kegiatan bersama untuk mengawali aksi perdmaian antara Slemania dan Brajamusti dengan menggelar acara-acara yang bertajuk hiburan, pertandingan amal maupun bakti sosial. 3. Isu : Banyak beredar di jejaring sosial isu-isu yang provokatif, sehingga memancing emosi para anggota Slemania dan Brajamusti, dimana isu-isu yang beredar tersebut belum tentu benar adanya seperti ada pembacokan, pengroyokan,aksi penghadangan dan lain sebagainya ketika hari pertandinga PSS maupun PSIM bertanding. Hal ini membuat para anggota Slemania dan Brajamusti was-was dan banyak ditemui para anggota tersebut membawa senjata tajam ketika akan menonton pertandingan. Selain itu banyak bermunculan group-group di facebook maupun blok yang bernada kebencian dan provokatif, hal inilah yang membuat keruh situasi yang sedang terjadi. Strategi: Setiap anggota baik Slemania maupun Brajamusti saling menahan statemen negatif dan tidak saling menjelek-jelekkan di jejaring sosial, seperti mencaci maki dan mengolok-olok apabila salah satu klub yang mereka bela ada yang kalah. Tidak mengunggah foto-foto yang rasis dan memprovokasi antara Slemania dan Brajamuti, karena itu dapat memicu amarah dari salah satu kelompok suporter. 86

8 Konflik yang terjadi karena polarisasi yang sangat mencolok dan rivalitas diantara dua kelompok suporter yang berbeda didalam satu wilayah propinsi ini dapat ditanggulangi lebih cepat apabila pemerintah daerah/kota dan propinsi turut serta campur tangan.selain itu pentingnya meningkatkan komunikasi diantara kedua kelompok suporter dan saling tolorensi srta menyikapi dengan sikap yang dewasa dan sportif dapat mencegah berlarut-larutnya konlik ini. 87

BAB IV KESIMPULAN. muncul kelompok baru yang juga mengaku sebagai pendukung PSS Sleman.

BAB IV KESIMPULAN. muncul kelompok baru yang juga mengaku sebagai pendukung PSS Sleman. BAB IV KESIMPULAN Suporter PSS Sleman yang terorganisir pada mulanya adalah hanya Slemania. Slemania tumbuh menjadi sebuah suporter yang menjadi kebanggaan para warga Sleman, pemain PSS Sleman, dan Menejemen

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam

BAB 6 PENUTUP. mewujudkan klub sepakbola yang profesional telah berusaha maksimal dalam BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Dari pembahasan bab dapat ditarik kesimpulan mengenai peran dari Brigata Curva Sud dalam rangka memajukan klub sepakbola PSS Sleman mewujudkan klub sepakbola yang profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila-gila. Tidak memandang tua, muda maupun anak-anak, kecintaan mereka

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila-gila. Tidak memandang tua, muda maupun anak-anak, kecintaan mereka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sepakbola dan suporter adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila-gila. Tidak memandang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat nasional di Indonesia yang diselenggarakan PSSI. Galatama juga menjadi pioner berdirinya kompetisi semi-profesional dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN PSSI mulai menggulirkan liga sepakbola Indonesia pertama kali pada tahun 1931 setelah terbentuk satu tahun sebelumnya, liga sepakbola nasional tersebut diberi nama Perserikatan.

Lebih terperinci

SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL

SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL SIKAP FANS KLUB PSS SLEMAN TERHADAP PROGRAM SPONSORSHIP DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN PEMBELIAN DI CURVA SUD SHOP ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer di seluruh dunia dimana hampir setiap daerah terdapat lapangan sepak bola dan tidak hanya orang dewasa saja

Lebih terperinci

KONFLIK ANTAR SUPORTER SEPAK BOLA MERUNTUHKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA

KONFLIK ANTAR SUPORTER SEPAK BOLA MERUNTUHKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA KONFLIK ANTAR SUPORTER SEPAK BOLA MERUNTUHKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA NAMA : MUAMAR KADAFI NIM : 11.11.4886 KELOMPOK : C DOSEN : TAHAJUDIN SUDIBYO, Drs. S1 TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suporter sepakbola merupakan kerumunan di mana diartikan sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang sama, adakalanya tidak saling mengenal, dan memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertandingan merupakan bentuk kegiatan saling berhadapan antara satu pemain dengan pemain lainya atau antara satu tim dengan tim lainya dengan tujuan untuk merebut kemenangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola telah menjadi cabang olahraga yang paling multikultural. Syarif (2013) berpendapat, sepakbola sukses melepaskan sekat-sekat sosial, etnis, agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. termasuk liga profesional ataupun pertandingan antar kampung (tarkam) hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. termasuk liga profesional ataupun pertandingan antar kampung (tarkam) hampir selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu olah raga paling populer di negeri ini hal tersebut bisa dilihat secara kasat mata dalam banyak pertandingan sepakbola baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanpa memandang kasta, usia, bahkan jenis kelamin sekalipun. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanpa memandang kasta, usia, bahkan jenis kelamin sekalipun. Kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati dan digemari oleh masyarakat di dunia ini, peminatnya dari berbagai kalangan tanpa memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh banyak kalangan masyarakat. Tidak ada batasan bagi siapapun untuk

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh banyak kalangan masyarakat. Tidak ada batasan bagi siapapun untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepakbola merupakan sebuah permainan olahraga yang paling banyak diminati oleh banyak kalangan masyarakat. Tidak ada batasan bagi siapapun untuk memainkan ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola tidak terlepas dari yang namanya supporter, supporter biasa disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dengan JCI Chapter Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sejarah rivalitas klub

BAB VI PENUTUP. dengan JCI Chapter Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sejarah rivalitas klub BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Fans klub ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta memiliki suatu hubungan rivalitas yang sengit. Kondisi rivalitas yang sengit antara ICI Moratti Yogyakarta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kedudukan sosial. Banyak diantara insiden yang disulut oleh sebab-sebab

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kedudukan sosial. Banyak diantara insiden yang disulut oleh sebab-sebab BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak media yang membicarakan tentang agresi sebagai istilah yang memayungi berbagai macam manifestasinya. Dewasa ini media massa hampir setiap hari melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia, tidak hanya oleh orang dewasa, anak-anak, pria, bahkan wanita pun memainkan olahraga ini. Sepakbola adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan memiliki banyak suku yang berada diseluruh kepulauan Indonesia, mulai dari Aceh sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sering kali kita dengar dan hal ini mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan membuat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A VALIDITAS DAN RELIABILITAS

LAMPIRAN A VALIDITAS DAN RELIABILITAS 72 LAMPIRAN A VALIDITAS DAN RELIABILITAS 73 KONFORMITAS Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Valid 40 100,0 Cases Excluded a 0,0 Total 40 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in

Lebih terperinci

ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG

ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG ARTIKEL PERILAKU MENYIMPANG SMA NEGERI 1 PALIMANAN Jl. K.H Agus Salim No. 128 Palimanan KATA PENGANTAR Assalamua laikum wr.wb, Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

Lebih terperinci

PERILAKU SUPPORTER SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA

PERILAKU SUPPORTER SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA JURNAL PENDIDIKAN DASAR DINAMIKA VOLUME 6, NO. 2, SEPTEMBER 2014:306- PERILAKU SUPPORTER SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA Vita Fradiantika 1 Yogyakarta International School ABSTRACT This study aims to investigate

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN Lukas Andey Prima Adiputra Wardhana / Ike Devi Sulistyaningtyas Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PSS di Sleman BAB I PENDAHULUAN

Pusat Pelatihan Sepakbola Terpadu PSS di Sleman BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK I.1.1. Perkembangan Sepakbola Secara Global Sepakbola merupakan olah raga paling populer di seluruh dunia, sepakbola sudah menjamah diberbagai kalangan

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum BAB II Gambaran Umum A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca 1998 Menurut buku Badai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan Maluku karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Olahraga sepak bola di Indonesia sangat popular dikalangan masyarakat, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Olahraga sepak bola di Indonesia sangat popular dikalangan masyarakat, karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Olahraga sepak bola di Indonesia sangat popular dikalangan masyarakat, karena hampir sebagian besar warga Indonesia dari berbagai usia menyukai olahraga

Lebih terperinci

PERILAKU SUPPORTER SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA. PSIM s SUPPORTER BEHAVIOUR

PERILAKU SUPPORTER SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA. PSIM s SUPPORTER BEHAVIOUR 176 - PERILAKU SUPPORTER SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA PSIM s SUPPORTER BEHAVIOUR PPs UNY, Universitas Negeri Yogyakarta fradiantika@gmail.com, sukadiyanto_fik@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merakyat karena hampir bisa ditonton oleh semua golongan dan lapisan dalam

BAB I PENDAHULUAN. merakyat karena hampir bisa ditonton oleh semua golongan dan lapisan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia saat ini. Dapat dikatakan bahwa setiap orang pasti mengenal sepakbola, sekalipun orang itu tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan politik sepak bola, ricuh LPI (Liga Primer Indonesia), hingga

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan politik sepak bola, ricuh LPI (Liga Primer Indonesia), hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ajang olahraga sepak bola sedang menjadi topik terhangat pada tahun ini. Hal-hal yang menarik pada sepak bola pun sering terjadi, mulai dari permasalahan politik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 1. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP 1. KESIMPULAN BAB V PENUTUP 1. KESIMPULAN Fasilitas olahraga merupakan aspek penting dalam membangun olahraga. Pengelolaan fasilitas olahraga yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan atlet maupun pendapatan daerah,

Lebih terperinci

Konflik Suporter Sepakbola dalam Wacana Media :

Konflik Suporter Sepakbola dalam Wacana Media : Kode / Rumpun Ilmu:662/Bidang Ilmu Sosial LAPORAN PENELITIAN KEMITRAAN Konflik Suporter Sepakbola dalam Wacana Media : Wacana Koran koran Lokal Yogyakarta dalam Kerusuhan Suporter 13 Maret 2015 Fajar Junaedi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua kalangan tidak memandang tua, muda, maupun anak-anak. Sepakbola menjelma menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak berkembangnya klub sepak bola dan banyaknya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak berkembangnya klub sepak bola dan banyaknya jumlah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dipungkiri lagi bahwa sepak bola merupakan salah satu olah raga yang di gemari dan popular bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN. Kelurahan Baciro. Teknik penarikan sampel menggunakan metode pengambilan

BAB II DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN. Kelurahan Baciro. Teknik penarikan sampel menggunakan metode pengambilan 35 BAB II DESKRIPSI UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Sampel penelitian adalah warga masyarakat pada Kelurahan Sitimulyo dan Kelurahan Baciro. Teknik penarikan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, sepakbola sudah menjadi konsumsi publik setiap hari lewat tontonan atau memainkannya secara langsung dilapangan oleh semua kalangan baik itu oleh orang tua,

Lebih terperinci

2.3. Kerangka Pemikiran Strategi Branding Persib Pada hakikatnya suporter sepakbola adalah konsumen dan sebagai konsumen mereka memiliki kebutuhan dan harapan terhadap Persib. Loyalitas yang telah ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solidaritas merupakan bagian dari kekuatan hubungan individu antar individu yang diciptakan dalam kelompok sosial. Kelompok sosial merupakan proses, pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sepakbola merupakan cabang olahraga yang populer di dunia, terutama di Indonesia. Permainan ini sangat digemari dan dimainkan oleh seluruh kalangan, baik tua maupun

Lebih terperinci

DINAMIKA KEBERADAAN KELOMPOK SUPORTER SEPAKBOLA DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATRA UTARA (Studi Kelompok Suporter Klub Sepakbola PSMS MEDAN)

DINAMIKA KEBERADAAN KELOMPOK SUPORTER SEPAKBOLA DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATRA UTARA (Studi Kelompok Suporter Klub Sepakbola PSMS MEDAN) DINAMIKA KEBERADAAN KELOMPOK SUPORTER SEPAKBOLA DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATRA UTARA (Studi Kelompok Suporter Klub Sepakbola PSMS MEDAN) AGUNG NUGROHO Dosen STOK Bina Guna Medan Abstrak Dinamika Keberadaan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang Bab 5 Ringkasan Pada umumnya orang sering menyebutkan bahwa orang Jepang suka bekerja keras, suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang disebut juga dengan shuudan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sepakbola di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1930, pada era penjajahan kolonial Belanda. Sejak itu sepakbola di Indonesia terus mengalami kemajuan.

Lebih terperinci

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP SUPORTER SEPAK BOLA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENGRUSAKAN

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP SUPORTER SEPAK BOLA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENGRUSAKAN ANALISIS PUTUSAN HAKIM TERHADAP SUPORTER SEPAK BOLA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENGRUSAKAN ( Studi Kasus putusan Pengadilan Negeri Surakarta No.69/Pid.B/2015/PN. Skt ) Disusun Oleh ; Tesa Domiyanto 12100037

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PNDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepak bola merupakan olah raga paling popular dan digemari bukan hanya di Indonesia bahkan juga didunia saat ini. Sepak bola telah menjadi suatu fenomena tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah, hingga masyarakat golongan atas. Akibatnya, muncul kelompokkelompok

BAB I PENDAHULUAN. menengah, hingga masyarakat golongan atas. Akibatnya, muncul kelompokkelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu jenis olahraga yang akrab dengan masyarakat, mulai dari masyarakat golongan bawah, masyarakat golongan menengah, hingga masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai orangtua. Seiring

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi juga mampu membawa permasalahan di bidang-bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. akan tetapi juga mampu membawa permasalahan di bidang-bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola seharusnya memupus semua kesombongan sekat budaya, politik, sosial, dan agama. Dunialah yang seharusnya menjadi stadion besar, bukan justru stadion-stadion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek 1.1.1 Pengertian Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga yang sangat populer di dunia. Olahraga ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang 39 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang telah diuraikan di dalam Bab II, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia otomotif di Indonesia semakin bertambah maju dan berkembang sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil dengan merk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress (santrock, 2007 : 200). Masa remaja adalah masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakatnya menggemari olahraga ini. Meskipun sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakatnya menggemari olahraga ini. Meskipun sepakbola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga paling digemari di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya menggemari olahraga ini. Meskipun sepakbola Indonesia belum memperoleh

Lebih terperinci

PASAL I TIM PESERTA 1. Persyaratan Pemain : 2. Persyaratan Tim : Biaya tersebut termasuk biaya formulir pendaftaran. tiket terusan

PASAL I TIM PESERTA 1. Persyaratan Pemain : 2. Persyaratan Tim : Biaya tersebut termasuk biaya formulir pendaftaran. tiket terusan PASAL I TIM PESERTA Tim peserta berasal dari SEKOLAH DASAR (SD) atau sederajat, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) atau sederajat, SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) atau sederajat yang telah mendaftarkan diri, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya di negara kita sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurut Kartini Kartono (2010: 21) pada umumnya bentuk perilaku

BAB I PENDAHULUAN. budaya di negara kita sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurut Kartini Kartono (2010: 21) pada umumnya bentuk perilaku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman dari tahun ke tahun tidak membuat kuantitas dan kualitas masalah kenakalan remaja menurun. Hal ini sepertinya sudah menjadi budaya di negara

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan kekerasan atau violence umumnya dilakukan

Lebih terperinci

BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV

BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV BAHASA KIASAN DAN VARIASI DIKSI PADA TUTURAN KOMENTATOR SEPAKBOLA INDONESIA SUPER LEAGUE 2008/2009 DI ANTV SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat pada diri masyarakat di sel uruh dunia. Sepakbola bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. melekat pada diri masyarakat di sel uruh dunia. Sepakbola bukan hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola merupakan olahraga yang sudah dari dulu melekat pada diri masyarakat di sel uruh dunia. Sepakbola bukan hanya menunjukan mana sebuah tim

Lebih terperinci

ENDANG MARI ASTUTY NIM F

ENDANG MARI ASTUTY NIM F HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN JENIS KELAMIN DENGAN AGRESIVITAS PADA KOMUNITAS SLANKERS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB VI PERILAKU TAWURAN

BAB VI PERILAKU TAWURAN BAB VI PERILAKU TAWURAN. Penyebab Terjadinya Tawuran Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa alasan utama pelajar terlibat dalam tawuran merupakan solidaritas kelompok (, persen) diikuti rutinitas (, persen).

Lebih terperinci

IDHAM HAMDANI. Nah! Cerita-Cerita Pak Idham di Kelas. Penerbit Dawam Karya Biasa

IDHAM HAMDANI. Nah! Cerita-Cerita Pak Idham di Kelas. Penerbit Dawam Karya Biasa IDHAM HAMDANI Nah! Cerita-Cerita Pak Idham di Kelas Penerbit Dawam Karya Biasa Nah! Cerita-Cerita Pak Idham di Kelas Oleh: Idham Hamdani Copyright 2016 by Idham Hamdani Penerbit Dawam Karya Biasa dawamkaryabiasa@ymail.com

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh

PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh masyarakat. Sepak bola bukan lagi sekedar permainan indah dari para pemainnya untuk menciptakan gol

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama. (Koran Tempo,

Lebih terperinci

DESKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELEAIAN KASUS PENGRUSAKAN FASILITAS STADION OLEH SUPORTER SEPAK BOLA (studi kasus di Poltabes Surakarta)

DESKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELEAIAN KASUS PENGRUSAKAN FASILITAS STADION OLEH SUPORTER SEPAK BOLA (studi kasus di Poltabes Surakarta) DESKRESI KEPOLISIAN DALAM PENYELEAIAN KASUS PENGRUSAKAN FASILITAS STADION OLEH SUPORTER SEPAK BOLA (studi kasus di Poltabes Surakarta) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan baik berdasarkan hasil observasi maupun wawancara secara langsung kepada narasumber, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepakbola adalah olahraga yang paling digemari diseluruh dunia dan seiring dengan perkembangan zaman, popularitas sepakbola mampu menarik minat banyak penggemar baru

Lebih terperinci

Komplek Ruko JL. Ketampon No. 90, Surabaya

Komplek Ruko JL. Ketampon No. 90, Surabaya Nomor : 186/B/PSSI-Jatim/VIII/2017 Pimpinan Klub Persikapro Probolinggo cq. Panpel Dengan ini diberitahukan Keputusan PSSI Jawa Timur pada sidangnya tanggal (124) antara Persikapro Probolinggo vs Persekabpas

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA. persepakbolaan dunia tanpa campur tangan dari kekuatan politik dan aktor-aktor

BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA. persepakbolaan dunia tanpa campur tangan dari kekuatan politik dan aktor-aktor BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA Perang kedaulatan antara FIFA dengan kedaulatan pemerintah semakin menjadi jadi semenjak dijatuhkannya sanksi pembekuan terhadap PSSI. Tujuan negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi olahraga yang populer. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa sepak bola sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi olahraga yang populer. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa sepak bola sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang paling banyak digemari oleh kalangan masyarakat secara mendunia. Tidak melihat usia maupun jenis kelamin, sepak bola tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rivalitas antara Bonek-Aremaia bermula sejak dekade 90-an,saat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Rivalitas antara Bonek-Aremaia bermula sejak dekade 90-an,saat itu BAB 1 PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Rivalitas antara Bonek-Aremaia bermula sejak dekade 90-an,saat itu Walikota malang menyebutkan di media bahawa Arek Surabaya (Bonek) haram datang ke kota Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik merupakan sesuatu yang alamiah. dalam batas tertentu dapat bernilai positif terhadap perkembangan sekolah jika dikelola dengan baik dan hati-hati. Sebaliknya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA SUPORTER SEPAK BOLA Skripsi Diajukan guna memenuhi sebagian dari persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana-S1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun konfik yang terjadi baik dari kubu PSSI dan Menpora. pertandingan, hingga minimnya sarana ekspresi suporter.

BAB I PENDAHULUAN. maupun konfik yang terjadi baik dari kubu PSSI dan Menpora. pertandingan, hingga minimnya sarana ekspresi suporter. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dipungkiri keberadaannya dan menjadi salah satu cabang olah raga yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas

BAB I PENDAHULUAN. membentak, dan berbicara kasar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa agresivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tindakan kekerasan atau agresivitas menjadi isu yang terus berkembang di masyarakat sehingga hampir setiap hari pemberitaan mengenai berbagai tindakan kekerasan atau

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN

EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN EVALUASI KOMPONEN PESAN DAN MEDIA KAMPANYE NO TIKET NO GAME PADA SUPORTER KLUB SEPAK BOLA BRIGATA CURVA SUD PSS SLEMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil wawancara dan analisis data yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini. 1. Terdapat tiga faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena akhir-akhir ini sangatlah memprihatinkan, karena kecenderungan merosotnya moral bangsa hampir diseluruh dunia. Krisis moral ini dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajemukan bangsa Indonesia dapat dilihat dari gambaran demografi bahwa terdapat 726 suku bangsa dengan 116 bahasa daerah dan terdapat 6 (enam) jenis agama.(koran Tempo,

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konvoi Suporter Bola Aremania yang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konvoi Suporter Bola Aremania yang BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konvoi Suporter Bola Aremania yang Berujung dengan Pengrusakan Kendaraan Pribadi di Kota Malang. Konvoi merupakan iring-iringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dengan berinteraksi kita bisa mengkomunikasikan sebuah pesan baik verbal

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Perilaku Agresif pada Anak A-2 Konformitas terhadap Teman Sebaya A-1 PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Kelas / No. : Umur : Tanggal Pengisian : Sekolah : PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

Peraturan Administrasi Peraturan Umum Peraturan Pertandingan

Peraturan Administrasi Peraturan Umum Peraturan Pertandingan Peraturan Administrasi 1. Peserta Sport Invitation terdaftar sebagai distributor K-Link aktif yang mempunyai peringkat minimal Manager. 2. Peserta dalam kondisi sehat secara Jasmani dan Rohani. 3. Menyerahkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ELJA TV. seperti mahalnya harga tiket yang tiap musim mengalami kenaikan. Sejak

BAB II GAMBARAN UMUM ELJA TV. seperti mahalnya harga tiket yang tiap musim mengalami kenaikan. Sejak BAB II GAMBARAN UMUM ELJA TV A. Media Komunitas Sepakbola Indonesia Media komunitas di sepakbola sudah hadir pada jangka waktu yang lama. Di Inggris contohnya, perkembangan internet yang sangat cepat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindak kekerasan merupakan hal yang sangat meresahkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindak kekerasan merupakan hal yang sangat meresahkan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak kekerasan merupakan hal yang sangat meresahkan bagi masyarakat, terutama yang dilakukan oleh remaja dengan persentase kasus kenakalan remaja meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Adolescence (remaja) merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, karena masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B

BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B II. 1. Sejarah Sepak Bola II. 1. 1. Sepak Bola Mendunia Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang sangat terkenal di Eropa dan Amerika. Sebuah penemuan mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tawuran merupakan suatu perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran sepertinya bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

KodePuslitbang : 3-WD

KodePuslitbang : 3-WD 1 KodePuslitbang : 3-WD LAPORAN PENELITIAN PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA SOSIAL DI KABUPATEN MAHAKAM ULU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TIM PENELITI : 1. Nama Ketua : H. Ahmad Jubaidi, S.Sos, M.Si NIDN : 1129036601

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA

SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris Vol. 2., No. 1., 2016. Hal. 57-65 JIPP Non-Empiris SISTEM PENANGANAN DINI KONFLIK SOSIAL DENGAN NUANSA AGAMA a Subhan El Hafiz Universitas

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET

2016 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN REAKSI DENGAN HASIL SERANGAN LANGSUNG PADA OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FIORET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga anggar merupakan salah satu keterampilan dalam membela diri dengan cara menangkis atau menyerang yang menggunakan kayu, besi, dan bahkan barang apapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki ribuan pulau, tiga ratus lebih suku, budaya, agama, serta aliran kepercayaan menempatkan Indonesia sebagai negara besar di dunia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan

Lebih terperinci