BAB VI PENUTUP. dengan JCI Chapter Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sejarah rivalitas klub

Transkripsi

1 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Fans klub ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta memiliki suatu hubungan rivalitas yang sengit. Kondisi rivalitas yang sengit antara ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sejarah rivalitas klub dan fans Internazionale dengan Juventus di Italia khususnya pasca skandal calciopoli tahun 2006 yang terbawa hingga ke Indonesia pada umumnya dan Yogyakarta pada khususnya. Perbedaan idealisme fans klub terkait dengan pandangan mereka dalam menyikapi sejarah calciopoli tahun 2006 juga menjadi faktor penguat rivalitas diantara kedua fans klub, dimana pihak ICI Moratti Yogyakarta menganggap bahwa klub Juventus memang bersalah dan pantas untuk menerima hukuman, sedangkan pihak JCI Chapter Yogyakarta menganggap bahwa klub Internazionale lah yang seharusnya bersalah dan menjadi biang kerok dalam skandal calciopoli tahun 2006 serta menganggap Juventus tidak bersalah. Faktor tambahan yang menjadi bumbu-bumbu rivalitas antara ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta adalah riwayat hubungan masa lalu mereka yang kelam, dimana pernah terjadi suatu bentrokan yang melibatkan antara anggota kedua fans klub saat bertemu dalam pertandingan sepakbola dilapangan angkasapura. Dalam dinamika rivalitas yang terjadi antara fans klub ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta hingga saat ini, terdapat suatu pergeseran bentuk-bentuk rivalitas yang pernah terjadi yang melibatkan kedua fans klub. Pergeseran bentuk-bentuk rivalitas yang pernah terjadi dapat dibagi kedalam 2 (dua) kategori, yaitu rivalitas tersembunyi (tidak langsung) dan rivalitas terbuka (langsung). Rivalitas tersembunyi (tidak 168

2 langsung) antara lain ialah tidak saling berhubungan, stigmatisasi yang negatif, dan konflik di media sosial twitter. Sedangkan rivalitas terbuka (langsung) antara lain ialah kasus bentrokan antar anggota, penghinaan dan tindakan provokasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Dari beberapa bentuk rivalitas yang terjadi diatas, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah tradisi fans klub yang terlegitimasi untuk saling tidak berhubungan, fanatisme sempit antar anggota fans klub, serta stereotif dan prasangka negatif pada fans klub terhadap fans klub rival. Pergeseran bentuk-bentuk rivalitas antara fans klub ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta diawali pada tahun 2006 pasca terbongkarnya skandal calciopoli, yakni mulai terjadi stigmatiasi yang negatif dari anggota fans klub ICI Moratti Yogyakarta kepada fans klub rival. Kemudian pada tahun 2008 bentuk rivalitas diantara kedua fans klub berkembang menjadi rivalitas tidak saling berhubungan satu sama lain, tahun 2008 merupakan tahun berdirinya fans klub JCI Chapter Yogyakarta. Pada tahun 2010 rivalitas diantara kedua fans klub berkembang semakin besar ketika terjadi bentrokan yang melibatkan anggota dari masing-masing fans klub saat pertandingan sepakbola. Selanjutnya pada tahun 2011 terjadi kasus dalam bentuk penghinaan berupa provokasi lewat tulisantulisan di banner atau spanduk pada saat kedua fans klub bertemu dalam kompetisi futsal antar fans klub. Masih ditahun 2011, terjadi lagi tindakan provokasi dalam bentuk konvoi sepeda motor sambil mblayer-mblayer sepeda motor. Bentuk rivalitas semakin melebar ketika pada tahun 2012 kedua fans klub kembali terlibat konflik, yakni konflik lewat media sosial Twitter, konflik lewat media sosial Twitter ini merupakan konflik terakhir yang bisa dikatakan konflik yang cukup besar yang melibatkan antara kedua fans klub yang berseteru. 169

3 Pola pergeseran bentuk rivalitas dari laten ke bentuk manifest terjadi jika kedua fans klub memiliki kecenderungan intentisitas pertemuan yang lebih. Intensitas pertemuan yang lebih ini akan menjadi berbahaya lagi jika kedua fans klub belum membekali edukasi masing-masing kepada anggotanya bahwa kita harus respek kepada setiap fans klub lain tanpa kecuali. Artinya kita lebih lebih mengutamakan persahabatan ketimbang permusuhan karena sebuah alasan idealisme semata, karena pada dasarnya rivalitas yang mengarah dari laten kedalam bentuk manifest tentu saja akan merugikan bagi kedua fans klub dan anggotanya. Bukan hanya kedua fans klub saja yang dirugikan akibat rivalitas yang terjadi, lebih daripada itu masyarakat umum sebagai masyarakat yang berada ditengah-tengah kanca pergaulan dan kegiatan fans klub juga turut terkena imbasnya, tidak jarang masyarakat sekitar merasa dirugikan akibat dinamika rivalitas tersebut. Misalnya saja masyarakat yang mengalami keresahan dan ketidak tentraman jika ada kegiatan nonton bareng yang dilakukan oleh kedua fans klub, terlebih jika nonton bareng tersebut diadakan pada waktu dini hari. Rivalitas yang melibatkan fans klub ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta membawa dampak sosial, baik itu dampak sosial yang positif maupun dampak sosial yang negatif. Dampak sosial yang negatif antara lain hubungan yang tidak harmonis antara kedua fans klub, forum komunikasi antar fans klub menjadi tidak efektif, hingga pada terkucilkannya fans klub ICI Moratti Yogyakarta dalam kanca pergaulan antar fans klub di Yogyakarta. Sementara dampak sosial yang positif yang ditimbulkan dari rivalitas kedua fans klub tersebut adalah menguatnya solidaritas intern pada anggota fans klub yang sama. Mekanisme fans klub untuk menghindari atau mencegah terjadinya konflik yang bisa saja terjadi dan melibatkan kedua fans klub dimasa mendatang adalah melalui manajemen dan resolusi konflik. Manajemen dan resolusi konflik yang dilakukan oleh kedua fans klub 170

4 adalah dengan membuat kebijakan untuk menghindari interaksi dalam bentuk apapun yang melibatkan kedua fans klub, serta membentuk forum komunikasi antar fans klub sepakbola di Yogyakarta, namun opsi yang terakhir berakhir gagal. B. Saran Setelah sebelumnya disimpulkan mengenai bagaimana dinamika rivalitas antara fans klub ICI Moratti Yogyakarta dengan JCI Chapter Yogyakarta dan bagaimana dampak sosial yang ditimbulkan akibat rivalitas tersebut, maka selanjutnya akan dibahas tentang bagaimana saran-saran dari peneliti yang idealnya dapat dilaksanakan secara menyeluruh baik itu dari pihak fans klub ICI Moratti Yogyakarta dan JCI Chapter Yogyakarta, pihak fans klub-fans klub lain yang terlibat dalam kanca pergaulan antar fans klub di Yogyakarta, dan juga dari pihak pemerintah dalam hal ini PSSI, serta yang tidak kalah penting adalah keterlibatan dari pihak kepolisian. Adapun saran-saran dari peneliti menyikapi bagaimana dinamika rivalitas dan dampak sosial negatif yang terjadi adalah sebagai berikut: 1. ICI Moratti Yogyakarta dan JCI Chapter Yogyakarta mau menciptakan resolusi yang disepakati bersama dan mau melupakan riwayat hubungan masa lalu mereka yang pernah terjadi bentrok, meninggalkan idealisme masing-masing terkait dengan pemahaman skandal calciopoli tahun 2006 dan melupakan kejadian yang sudah berlalu tersebut. 2. ICI Moratti Yogyakarta dan JCI Chapter Yogyakarta mau memulai hubungan baik dengan cara rutin melakukan komunikasi antar pengurus, bersilaturahmi antar pengurus dengan melepas semua embel-embel hubungan masa lalu mereka. 3. Pengurus dari masing-masing fans klub ICI Moratti Yogyakarta dan JCI Chapter Yogyakarta harus memberikan edukasi terhadap para anggotanya untuk mau 171

5 memulai dan menjaga hubungan baik dengan anggota dari fans klub lain, dalam hal ini antar anggota kedua fans klub. 4. ICI Moratti Yogyakarta dan JCI Chapter Yogyakarta mau memberikan sanksi kepada setiap anggotanya yang terbukti dan terlibat memancing dan berbuat kerusuhan dengan anggota dari fans klub lain. 5. Fans klub-fans klub lain yang ada di Yogyakarta harus menjaga hubungan baik terhadap fans klub ICI Moratti Yogyakarta dan JCI Chapter Yogyakarta, dan jangan sampai terjadi pilih kasih terhadap keduanya. Fans klub lain harus berlaku adil dan tidak membeda-bedakan diantara keduanya, sehingga tidak ada lagi fans klub yang merasa terkucilkan. 6. Forum komunikasi antar fans klub di Yogyakarta harus dibentuk kembali dan dibentuk satu kepengurusan yang orang-orangnya mewakili dari setiap fans klub yang bergabung, disusun AD/ART organisasi yang isinya harus mewakili persamaan hak (equality) bagi setiap anggotanya tanpa kecuali. 7. PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) malalui perwakilannya di provinsi DIY yaitu ASPROV PSSI DIY harus mendata secara resmi fans klub sepakbola yang ada dan telah berdiri, kemudian turut melakukan proses monitoring dan evaluasi terkait dengan aktivitas fans klub, bila perlu dilakukan suatu bentuk pembinaan sekaligus pemberdayaan dari PSSI kepada fans klub yang ada. 8. Kepolisian harus melakukan koordinasi secara intens kepada fans klub dan PSSI yang ada di Yogyakarta, khususnya terhadap fans klub pihak kepolisian juga seharusnya melakukan monitoring atau tindakan pengawasan jika fans klub melaksanakan kegiatan atau event yang melibatkan orang banyak. Berikan sanksi 172

6 keras berupa tindakan pencabutan izin acara jika ada fans klub yang melanggar peraturan, serta beri tindakan tegas dengan hukum pidana jika ada anggota fans klub yang melanggar hukum. 173