BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan Belajar Bimbingan belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus diperoleh setiap peserta didik karena dengan bimbingan belajar yang baik di sekolah akan membantu siswa untuk lebih mengetahui fungsi dan makna tujuan bidang bimbingan belajar Pengertian Bimbingan Belajar Bimbingan belajar merupakan bagian dari bimbingan dan konseling di sekolah. Bersama-sama dengan bagian-bagian yang lainnya bimbingan belajar dilaksanakan dalam program bimbingan dan konseling melalui pelaksanaan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995). Dalam pola umum bimbingan di sekolah bimbingan belajar merupakan salah satu dari keempat bidang bimbingan. Bimbingan belajar merupakan salah satu bidang yang membantu siswa dalam mengatasi

2 masalah-masalah belajar, untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaikbaiknya, antara kemampuan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, untuk memperoleh keberhasilan dan perwujudan dari seluruh perjalanan hidup. Bimbingan belajar merupakan usaha membantu siswa mengembangkan diri dan kebiasaan belajar untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan kelanjutan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Sukardi (2002) mengemukakan bimbingan belajar adalah bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih program studi yang sesuai dan dapat mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu lembaga pendidikan, sedangkan cara-cara belajar yang salah mengakibatkan masalah dan kegagalan. Menurut Santoso dan Prayitno (1994), mengemukakan bimbingan belajar sebagai berikut : Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi, kegagalan itu terjadi disebabkan siswa tidak mendapatkan layanan yang memadahi. Demikian yang dimaksud bimbingan belajar ialah proses bantuan yang dilakukan pembimbing kepada individu atau sekelompok siswa agar

3 siswa dengan segala kemampuannya dapat mengatasi segala masalah yang dihadapi dengan memilih keputusan yang baik dalam proses belajar yang diberikan oleh guru, agar prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dan memuaskan Tujuan Bimbingan Belajar Tujuan bimbingan belajar menurut Walgito (2004) adalah: 1. Tujuan dalam bimbingan dan konseling dalam pembelajaran adalah untuk memberi bantuan kepada anak didik agar dapat menemukan caranya sendiri dalam belajar dengan metode yang lebih mudah dan lebih efesien. 2. Disamping itu agar anak didik mengenal diri, yaitu mengetahui kekurangan dan kekuatan dalam mempelajari dalam setiap pelajaran sehingga ia berangsur-angsur mampu menyesuaikan diri dengan jenis studi apa yang setepat-tepatnya bagi dirinya itu pada waktu yang akan datang. 3. Untuk membantu anak didik dalam membentuk wataknya sebagai jalan pembentukan kepribadian yang berpancasila. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan bimbingan belajar adalah untuk membantu mengarahkan kegiatan belajar siswa sehingga dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam belajar serta memiliki

4 pemahaman tentang potensi diri termasuk motivasi, minat, bakat, pengetahuan, keterampilan sikap, dan nilai Manfaat Bimbingan Belajar Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar. Mereka akan terbantu untuk memahami pelajaran yang belum begitu dipahami atau dikuasainya. Seperti yang kita tahu bahwa waktu pengajaran setiap mata pelajaran dibatasi. Misalnya, mata pelajaran Matematika hanya diberikan waktu 1 x 45 menit dalam setiap tatap muka. Ini menjadi penyebab siswa dan guru tidak dapat berdiskusi panjang lebar. Jadi dengan mengikuti bimbingan belajar siswa dapat bertanya dan berdiskusi tentang segala sesuatu yang dirasa masih membingungkannya. Disini mereka juga akan mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis. Praktis disini maksudnya adalah cara sederhana yang lebih menyingkat waktu untuk menjawab soal-soal tersebut. Selain itu bimbingan belajar juga bagus untuk siswa yang akan menempuh ujian kelulusan dan ujian masuk perguruan tinggi. Disini mereka akan diberikan materi-materi yang biasa diujikan pada ujian-ujian tersebut. Cara menjawab soal-soal tersebut pun menggunakan cara praktis. Dengan mengikuti Bimbingan belajar banyak siswa dapat lulus ujian (Gyzcha, 2009). Manfaat bimbingan belajar bagi siswa adalah tersedianya kondisi belajar yang nyaman, terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, dan siswa dapat mereduksi kemungkinan kesulitan belajar, sedangkan manfaat

5 bagi guru atau konselor adalah membantu menyesuaikan program pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik siswa dan memudahkan dalam pengembangan potensi siswa secara menyeluruh. 2.2 Kebiasaan Belajar Sebelum membahas pengertian dari kebiasaan belajar terlebih dahulu penulis akan membahas tentang definisi kebiasaan dan belajar. Kebiasaan adalah perilaku yang sudah berulang-ulang dilakukan sehingga menjadi otomatis, artinya berlangsung tanpa dipikirkan lagi (Hutabarata, 1995). Sedang menurut Natawijaya (1991) bahwa kebiasaan merupakan perbuatan atau tindakan yang dilakukan seseorang secara tetap, seragam, dan dengan sendirinya (otomatis). Menurut Djaali (2000), kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Dengan demikian dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan adalah kegiatan yang dilakukan secara tidak sadar yang menetap dan bersifat otomatis. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah

6 apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Menurut Gagne (Dimyati, 1994), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Dari penjelasan tentang belajar tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan seseorang yang pada akhirnya menghasilkan suatu tindakan perubahan pada diri seseorang tersebut yang berupa pengetahuan, kemampuan, keterampilan serta sikap. R. Gagne (Slameto) dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu: 1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. 2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan

7 kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Adapun Ciri-ciri belajar adalah : 1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor); 2) Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis; 3) Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen Pengertian Kebiasaan Belajar Kebiasaaan belajar bukanlah bakat alamiah atau pembawaan kelahiran yang dimiliki siswa sejak kecil, melainkan perilaku yang dipelajari secara sengaja atau pun tidak sadar dan selalu diulang-ulang, sehingga pada akhirnya dilakukan secara spontan dan otomatis. Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya prestasi belajar siswa. Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang diharapkan, maka dalam kegiatan belajarnya, siswa hendaknya mempunyai sikap dan cara belajar yang sistematis. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan dalam usaha belajarnya sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada diri siswa.

8 Menurut Dr. Rudolf Pintner dalam Purwanto (2000), cara belajar yang baik yaitu: 1. Membaca dengan metode keseluruhan kepada bagian 2. Membaca dengan metode keseluruhan kepada lawan bagian 3. Membaca dengan metode campuran antara keseluruhan dan bagian 4. Membaca dengan metode resitasi 5. Jangka waktu belajar 6. Pembagian waktu belajar 7. Membatasi kelupaan 8. Menghafal 9. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan. Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik maka setiap usaha belajar akan memberikan hasil yang memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna serta ujian-ujian dapat dilalui dengan berhasil sehingga akhirnya dapat meraih prestasi yang optimal. Kebiasaan belajar yang baik itu haruslah dipupuk dan dikembangkan. Demikian pula kebiasaan belajar itu bukan sesuatu yang telah ada, namun sesuatu yang harus dibentuk. Sedangkan apabila memiliki kebiasaan belajar yang tidak sesuai atau kurang tepat maka akan memperoleh hasil yang tidak optimal sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit siswa dalam memahami dan memperoleh pengetahuan sehingga menghambat kemajuan

9 belajar siswa dan pada akhirnya akan mengalami kegagalan dalam berprestasi. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Menurut Dimyati (2002), kebiasaan belajar yang kurang baik antara lain berupa: a) Belajar pada akhir semester b) Belajar tidak teratur c) Menyia-nyiakan kesempatan belajar d) Bersekolah hanya untuk bergengsi e) Datang terlambat f) Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain. Upaya mengembangkan kebiasaan belajar dapat melakukan berbagai aspek kebiasaan belajar yang dapat mempengaruhi belajar diantaranya: pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, mengulangi bahan pelajaran, mengerjakan tugas, membaca buku dan membuat catatan (Slameto, 1988). Hal tersebut ditegaskan oleh Djaali (2000) bahwa kebiasaan belajar sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan Konsep Kebiasaan Belajar Kebiasaan belajar perlu sekali dilakukan dengan cara-cara yang baik sehingga siswa dapat menjadi yang unggul dan mempunyai watak yang baik (Gie, 2004). Cara-cara yang baik tersebut jika dipahami, dikuasai, dan dilaksanakan oleh siswa akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik. Brown

10 dan Holtzman yang dikutip oleh Widyatmaka (2005), membagi kebiasaan belajar menjadi dua bagian yaitu: a. Delay Avoidance (DA) yang menunjuk pada: 1. Ketepatan waktu penyelesaikan tugas-tugas akademik Dengan ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas akademik ini dapat terlihat bahwa sisiwa mempunyai kebiasaan belajar yang baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan tidak menghindari mengerjakan tugas, tidak menunda dalam mengerjakan tugas, mengerjakan tugas sampai selesai dan mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang telah ditentukan. 2. Menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas Kebiasaan yang baik dapat dilihat dari bagaimana siswa bisa menghindari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, misalnya menyusun catatan dengan baik agar mudah dalam belajar, bertanya pada guru bila ada penjelasan yang tidak jelas, membiasakan belajar teratur dengan menepati jadwal yang telah dibuat, menggunakan jam-jam kosong untuk belajar dan belajar cukup diluar jam sekolah. 3. Menghilangkan rangsangan yang akan menganggu konsentrasi belajar Untuk mencapai kebiasaan belajar yang baik siswa harus bisa menghilangkan rangsangan yang akan menganggu konsentrasi dalam belajar, upaya yang dapat dilakukan untuk itu misalnya,

11 menghilangkan kebiasaan melamun jika itu menganggu konsentrasi, mengatur kamar dengan menyingkirkan benda-benda yang mengganggu konsentrasi, mencari tempat belajar yang tenang, mengurangi kegiatan ekstrakulikuler bila mengganggu belajar dan mengurangi belajar bersama dengan orang lain apabila itu tidak bermanfaat. b. Work Methods (WM) yang menunjuk pada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar. Kebiasaan belajar siswa yang tidak terbentuk dengan baik dikarenakan kurang dipahami, dikuasai dan dilaksanakannya cara belajar yang baik dan keterampilan-keterampilan belajar yang ada, karena terbentuknya kebiasaaan belajar yang baik adalah dengan melakukan keterampilan-keterampilan belajar dengan baik dan dengan terusmenerus. Cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang penting dalam belajar dan harus dikuasai bila ingin membentuk kebiasaan belajar yang baik adalah keterampilan membaca, keterampilan berfikir, keterampilan bahasa, keterampilan mengikuti pelajaran di kelas, keterampilan mencatat bacaan, keterampilan memanfaatkan perpustakaan, keterampilan menempuh ujian, keterampilan memusatkan pikiran (konsentrasi), keterampilan menghafal pelajaran, keterampilan mengelola waktu, keterampilan mengatur diri, keterampilan mengarang karya ilmiah.

12 2.3 Model Bimbingan Belajar Model produk yang digunakan dalam bimbingan belajar ini adalah produk yang disusun dalam satuan layanan (Satlan). Satuan layanan (Satlan) merupakan suatu perencanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sehari-hari, sepanjang semester dan bahkan sepanjang tahun diwarnai sepenuhnya oleh diselenggarakannya program-program satuan layanan dan kegiatan pendukung. Komponen-komponen dalam Satlan antara lain: A. Topik permasalahan, berisi nama/topik yang akan diajarkan (Wibowo, 1997) B. Bidang bimbingan, mencakup seluruh upaya bantuan yang meliputi bimbingan pribadi sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier (Sukmadinata, 2007) C. Jenis layanan, berupa layanan dasar bimbingan, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. (Rambu-rambu penyelenggarakan BK dalam jalur pendidian formal, 2008) D. Fungsi layanan, berupa Pemahaman yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya. Pencegahan yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. Pengentasan yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi

13 untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian (Sukardi, 2008) E. Kompetensi dasar, adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. (Sudianto dan Nurihsan, 2005) F. Tujuan yang ingin dicapai. Tujuan layanan berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan layanan. Tidak hanya mencakup aspek pengetahuan, tetapi sikap, perilaku dan psikomotor. Tujuan layanan dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran (Winkel, 2006) Perumusan tujuan layanan juga memperhatikan materi pendidikan karakter. Pendidikan karakter, merupakan bagian dari pengembangan diri. Pada setiap satuan pendidikan, pengembangan diri menjadi bagian integral dari struktur kurikulum (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

14 Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah antara lain: 1. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur adalah perilaku didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Adil adalah cara bersikap dan berbuat yang menunjukan keseimbangan antara menuntut hak dan melaksanakan kewajiban, serta selalu berpihak kepada yang benar dan berpegang pada kebenaran dalam mengambil keputusan. 4. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbadaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 5. Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 6. Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 7. Rajin belajar adalah sikap dan tindakan suka melakukan, sungguhsungguh dan selalu berusaha dengan giat dalam belajar. 8. Giat bekerja adalah usaha dan tindakan yang menunjukan aktif, rajin, bergairah dan bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan. 9. Kreatif adalah berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 10. Ulet adalah sikap dan tindakan tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita. 11. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 12. Demokratis adalah cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

15 13. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. 14. Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok. 15. Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa. 16. Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 17. Bersahabat atau komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sma dengan orang lain. 18. Cinta damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 19. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 20. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 21. Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya) negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

16 G. Uraian kegiatan Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkahlangkah kegiatan setiap pertemuan. Langkah-langkah minimal yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: (Syadiashare, 2008) 1. Pendahuluan/pembuka Kegiatan pendahuluan. (10% dari Total Alokasi Waktu ) Dalam kegiatan pendahuluan merupakan langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran. Langkah-langkah ini berisi kegiatan: a. Curah pendapat, apersepsi atau menghubungkan materi baru dengan yang sudah dikuasai; b. Pengkondisian kelas berisi penciptaan situasi dan pemberian motivasi; c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus. 2. Kegiatan inti terdiri atas, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (75% dari Total Alokasi Waktu)

17 EKSPLORASI Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam tak ambang jadi guru dan tempat belajar dari aneka sumber; b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain; c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya; d. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; e. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan. ELABORASI Dalam kegiatan elaborasi, guru: a. Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; b. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; c. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut; d. Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

18 e. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok; f. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival produk yang dihasilkan. KONFIRMASI Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa; b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber; c. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan; d. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: e. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; f. Membantu menyelesaikan masalah; g. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; h. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; dan i. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

19 3. Kegiatan penutup. Dalam kegiatan penutup, guru: a. Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa; e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. H. Strategi penyajian berupa klasikal (Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi atau menggunakan film, gambar cerita, diskusi dan lain sebagainya), kelompok (Bimbingan kelompok), individual (Konsultasi individu), papan bimbingan, diintegrasikan pada mata pelajaran, dan internet. (Sukmadinata, 2007) I. Materi merupakan isi atau subtansi bahan yang akan diajarkan, yang menunjang penguasaan kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran ini hanya memuat garis-garis besar bahan ajaran yang merupakan rincian dari topik pembelajaran. (Sukmadinata, 2007) J. Sasaran layanan yaitu siswa asuh yang akan dikenai kegiatan layanan bimbingan (Wibowo, 1997)

20 K. Tempat penyelenggaraan layanan, dapat dilaksanakan diruang kelas, halaman sekolah, aula sekolah dan lain-lain. (Wibowo, 1997) L. Alokasi waktu yaitu waktu yang diperlukan dalam setiap kali layanan. (Wibowo, 1997) M. Penyelenggara layanan adalah guru bimbingan konseling (Winkel, 2006) N. Pihak yang diikutsertakan dan peranannya adalah pihak-pihak yang dapat menjadi nara sumber layanan seperti dokter, polisi, mantan narkoba dan lain-lain (Wibowo, 1997) O. Alat dan perlengkapan, alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk membantu memperjelas atau mempermudah penguasaan materi atau kompetensi yang ingin dicapai. Media yang digunakan disini menggunakan Microsoft Power Point yang akan dibuat untuk melengkapi satlan (Winkel, 2006) P. Rencana penilaian dijabarkan atas 1. Penilaian proses: Dilakukan dengan observasi saat kegiatan layanan berlangsung 2. Penilaian hasil, dapat berupa: Penilaian segera (Laiseg) yang diberikan setelah layanan diberikan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap meteri yang telah disampaikan. Penilaian jangka pendek (Laijapen) dilakukan dengan memantau perilaku siswa terkait dengan materi yang sudah diberikan. Penilaian jangka panjang (Laijapang), melakukan observasi dan interview pada siswa dalam jangka waktu tertentu dalam rangka

21 menilai pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan (Wibowo, 1997) Q. Rencana tindak lanjut adalah kegiatan (konseling pribadi, bimbingan kelompok dan konseling kelompok) untuk membuat dan mengenali apa yang harus dilakukan dimasa yang akan datang apabila masih ada siswa yang bermasalah. (Wibowo, 1997) 2.4 Media Microsoft PowerPoint Microsoft PowerPoint merupakan software produk Microsoft yang dikhususkan untuk pembangunan atau pembuatan slide untuk presentasi Microsoft PowerPoint memiliki beberapa alat bantu (tools) yang membantu perancang slide untuk mendesain slide sehingga tampil lebih menarik dan mudah dikendalikan saat melakukan presentasi. Presentasi merupakan kegiatan yang penting dalam mengkomunikasikan suatu gagasan kepada orang lain dengan berbagai tujuan, misalnya untuk menarik audiens (siswa) agar mereka lebih tertarik, lebih memahami dengan materi yang sedang dibahas. Salah satu alat peraga yang dapat digunakan untuk mendukung presentasi adalah komputer. Adapun salah satu perangkat lunak yang dapat dipakai adalah PowerPoint yang merupakan bagian dari Microsoft Office. Dengan menggunakan software ini seseorang dapat menuangkan ide cemerlangnya dalam bentuk visual yang menarik dalam waktu yang singkat. PowerPoint menawarkan kemudahan-kemudahan dalam membuat bahan presentasi yang berbentuk elektronis. Pada setiap halaman presentasi atau slide dapat disisipkan

22 komponen-komponen multimedia yang meliputi: Teks, Gambar, dan Grafis, Foto, Suara, Film. PowerPoint juga memungkinkan komunikasi dengan software lain, seperti Microsoft Word atau Microsoft Excel. Seseorang bisa menyiapkan bahan presentasi melalui Word lalu memolesnya melalui PowerPoint, bisa juga dengan Excel dan menyisipkannya ke PowerPoint. ( point/html)

B. Materi Ajar Permasalahan penduduk Indonesia (kuantitas dan kualitas). Dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan.

B. Materi Ajar Permasalahan penduduk Indonesia (kuantitas dan kualitas). Dampak dari permasalahan penduduk terhadap pembangunan. 80 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 1 Cipeucag Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. memahami permasalahan

Lebih terperinci

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

Lebih terperinci

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED PENGEMBANGAN KBM Menurut BSNP: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh: Ajat Sudrajat PRODI ILMU SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMA NEGERI 2 KOTAAGUNG Mata Pelajaran : BAHASA LAMPUNG Kelas / Semester : XI / I Alokasi waktu : 4 X 45 ( 2 x Pertemuan ) Standar Kompetensi 1.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/II Standar Kompetensi : 4. Memahami pelaksanaan demokrasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : IX/2 Standar Kompetensi : 3. Memahami dampak globalisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15 G. URAIAN PROSEDUR KEGIATAN 18 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK Kode: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati Jenjang Sekolah: T/P : 2/2 SMA/MA/SMA-LB/SMK I. Kompetensi 1. Memahami model kooperatif 2. Memahami model pembelajaran berbasis masalah 3. Memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini nantinya akan bertujuan

Lebih terperinci

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1)

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1) CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1) Nama Sekolah : SMP Diradja Nama Kepala Sekolah : Drs. Surya Diradja, M.Pd. Alamat Sekolah :.Jalan Kapten Tendean,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/I Standar Kompetensi : 1. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 21 Purworejo Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas/Semester : VIII/I Standar Kompetensi : 1. Menampilkan perilaku yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Standar Kompetensi : Aspek Mendengarkan 9. Mampu memahami wacana lisan melalui kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / 2 (Genap) Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII (delapan)/ 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) SILABUS DAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses) Disunting dan dikembangkan oleh Pirdaus Widyaiswara LPMP Sumsel Perencanaan Proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

Lebih terperinci

BIODATA. 1. Nama Lengkap : NIP : Jabatan : Pangkat/Golongan : Instansi : Tempat, Tanggal Lahir :...

BIODATA. 1. Nama Lengkap : NIP : Jabatan : Pangkat/Golongan : Instansi : Tempat, Tanggal Lahir :... BIODATA 1. Nama Lengkap :... 2. NIP :... 3. Jabatan :... 4. Pangkat/Golongan :... 5. Instansi :... 6. Tempat, Tanggal Lahir :... 7. Alamat Rumah :... 8. No Telpon Rumah :... 9. No HP Pribadi :... 10.Email

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IV (Empat) Semester : (Dua) Alokasi Waktu : x 35 menit ( pertemuan). Standar Kompetensi**

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TELAAH SILABUS, RPP, TES DAN PEDOMAN OBSERVASI RESPONDEN: PENGAWAS/KEPALA SEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 1 Bancar Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua) Mata Pelajaran : Fisika-Kimia) Alokasi waktu : 8 X 40 ( 4 X pertemuan ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KESETARAAN PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 59 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Perencanaan Pembelajaran Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen pengumpulan data yang berupa

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2 Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :... 1 2 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII/1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. ( memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) atau Classroom Action Reseach (CAR). Menurut wijaya (2009:9)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP NEGERI 2 BANJAR Kelas : VII Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Musik Semester : 1 ( satu ) Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar kompetensi : 3. Mengapresiasi

Lebih terperinci

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN 189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah : SMP N Ayo Belajar 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/ 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 2 Standar Kompetensi : 5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : ALJABAR 2. Memahami bentuk

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA

Lebih terperinci

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK PELATIHAN PEMBUATAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI I2M3 DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU SD DI GUGUS XIV KECAMATAN BULELENG oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP ASISI Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu :ALJABAR 3. Menggunakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Satandar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Mahasiswa PPL selum melaksanakan praktik mengajar di kelas, terlebih dahulu melaksanakan beberapa persiapan yang dapat mendukung kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : V/I Alokasi Waktu : jam pelajaran @ 35 menit Pertemuan minggu ke- sampai ( minggu)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VIII (Delapan) Semester : 1 (Satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : ALJABAR 4. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu : SDN Baanyuglugur. : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : VI / I : 8 x 35 menit Pert. 6 (6 minggu) I. Standar

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VII s/d IX/ 1-2. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :...

Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VII s/d IX/ 1-2. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VII s/d IX/ 1-2 Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IX/1 Standar Kompetensi : 1. Memahami dialog interaktif pada tayangan televise / siaran radio

Lebih terperinci

Fakta FAKTA,KONSEP, DEFINISI, OPERASI/RELASI,PRINSIP Pemufakatan (konvensi) dalam matematika diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu 2 sebagai simb

Fakta FAKTA,KONSEP, DEFINISI, OPERASI/RELASI,PRINSIP Pemufakatan (konvensi) dalam matematika diungkapkan melalui simbol-simbol tertentu 2 sebagai simb Calon PPL Prodi Matematika FKIP UNSWAGATI CIREBON Disampaikan Tanggal 27 28 juli 2010 Oleh Suhasono Kusiono Fakta FAKTA,KONSEP, DEFINISI, OPERASI/RELASI,PRINSIP Pemufakatan (konvensi) dalam matematika

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IV (Empat) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : x 35 menit ( pertemuan) Standar Kompetensi**.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas / Semester : VI / II Alokasi Waktu : 8 x 35 menit Pert. 5 (5 minggu) I. Standar Kompetensi. Memahami

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas/ Semester : VIII / 1 ========================================================== ========

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas/ Semester : VIII / 1 ========================================================== ======== RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMP N I Kota Mungkid : IPA Biologi Materi :Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan Kelas/ Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2x40

Lebih terperinci

2012

2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IV (Empat) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan) Standar Kompetensi**

Lebih terperinci

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA NILAI INDIKATOR 7 9 10-12 Religius: Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Partisipasi siswa kelas VIII B MTs. Ma had Islamy Banguntapan Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Partisipasi siswa kelas VIII B MTs. Ma had Islamy Banguntapan Tahun BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data, temuan, hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Partisipasi siswa kelas VIII B MTs. Ma had Islamy

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN II. PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN III. PELAKSA- NAAN PROSES PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN IV. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Berdasar Permendiknas No 41 Th 2007 Disampaiakan pada Workshop Peningkatan Kualitas Pembelajaran dalam Rangka Pelaksanaan KTSP Di Pendopo Cahyana/Rumah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas I Semester : V/II Alokasi Waktu : 9 x 35 menit Pert. 6 (3 minggu) - Pert. 7 8 ( minggu) I. Standar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Standar Kompetensi** 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : V (Lima) Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : x 35 menit ( pertemuan). Standar Kompetensi**.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar adalah salah satu yang perlu mendapat prioritas. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar adalah salah satu yang perlu mendapat prioritas. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pilar utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Begitu pentingnya arti pendidikan sebagai sarana untuk mencapai kualitas kehidupan sehingga

Lebih terperinci

Lampiran 1: Foto-foto kegiatan pembelajaran 63 FOTO KEGIATAN

Lampiran 1: Foto-foto kegiatan pembelajaran 63 FOTO KEGIATAN Lampiran 1: Foto-foto kegiatan pembelajaran 63 FOTO KEGIATAN 64 65 66 67 68 69 70 Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Way Lima

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan kata yang tidak asing.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SDN 2 Pasirtamiang. Hal ini disebabkan, visi sekolah yang menjunjung pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. memahami permasalahan sosial berkaitan dengan

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN EKPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI

PANDUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN EKPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI PANDUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN EKPLORASI, ELABORASI, DAN KONFIRMASI Pengertian Kegiatan ekplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar tecipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat melakukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1. I. Identitas Mata Pelajaran SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 GEDONGTATAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1. I. Identitas Mata Pelajaran SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 GEDONGTATAN 67 Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1 I. Identitas Mata Pelajaran SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 GEDONGTATAN TEMA : Keluarga KELAS/SEMESTER : I/1 ALOKASI WAKTU : 4 x 35 menit (2 kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menghasilkan model bimbingan belajar berdasarkan analisis kebiasaan belajar siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga. Bidang bimbingan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis 67 BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis karakter di SMP Muhammadiyah 3 Ampel Boyolali Perencanaan adalah proses dasar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi 4. Memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester II Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Alokasi waktu : 3 X 40 ( 2x pertemuan ) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BELAJAR EFEKTIF SISWA SMA TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM :

BELAJAR EFEKTIF SISWA SMA TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM : BELAJAR EFEKTIF SISWA SMA TUGAS OLEH : MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA NIM : 2013-39-020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2016 SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar Menurut Nana Sudjana (2005: 28), belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Dalam

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas/Semester : V / 1. NIP/NIK : Sekolah : SDN Koripan 04

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas/Semester : V / 1. NIP/NIK : Sekolah : SDN Koripan 04 LAMPIRAN PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Satuan Pendidikan : SD/MI Kelas/Semester : V / 1 Nama Guru : Suyana NIP/NIK : 196309021986081001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IX/2 Standar Kompetensi : 9. Memahami isi pidato / ceramah / khotbah Kompetensi Dasar : 9.1.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF Dr. Syamsurizal PELATIHAN PEMBELAJARAN AKTIF DI UNIVERSITAS JAMBI 14 sd 17 NOPEMBER 2011 Usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku, melaui interaksi dengan sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Profil Guru Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan guru adalah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMPIT Izzatul Islam Getasan Kelas / Semester : VII (tujuh) / Semester 1 Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Alokasi waktu : 3 X 40 A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada Bab V dapatlah ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut. 6.1 Simpulan Memperhatikan rumusan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN KHUSUS TUNANETRA, TUNARUNGU, TUNAGRAHITA, TUNADAKSA, DAN TUNALARAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu)

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu) LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu) LOGO SAKOLA Disusun Oleh : N a m a : NIP : Jabatan : Kepala SMP... Garut DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / 1 (Ganjil) STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/2 Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi : 9. Memahami isi berita

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR SERIBU PENA BAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XII KARANGAN PUDJI ISDRIANI TERBITAN ERLANGGA TAHUN 2009 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN GURU MATEMATIKA DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENDUKUNG PENDIDIKAN KARAKTER. Oleh SUDARMADI,* M.Pd.Si.

PENDAMPINGAN GURU MATEMATIKA DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENDUKUNG PENDIDIKAN KARAKTER. Oleh SUDARMADI,* M.Pd.Si. PENDAMPINGAN GURU MATEMATIKA DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENDUKUNG PENDIDIKAN KARAKTER Oleh SUDARMADI,* M.Pd.Si. Abstrak Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk

Lebih terperinci