PENGARUHTEKANANPENGOMPAKAN TERHADAPKERAPATANKOMPAKAN DALAM PROSES PELETISASI UOz. Widjaksana Pusat Elemen Bakar Nuklir
|
|
- Iwan Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN 14/0-/998 Prosiding Presentasi llmiah Dour Bahan Bakor Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-19Maret 1996 PENGARUHTEKANANPENGOMPAKAN TERHADAPKERAPATANKOMPAKAN DALAM PROSES PELETISASI UOz Pusat Elemen Bakar Nuklir ABSTRAK PENGARilli TEKANAN PENGOMPAKAN TERHADAP KERAPATAN KOMPAKAN DALAM PROSES PELETI SAS 1 UO2. Tekwlan pengompakan serbuk UO2 dalam peletisasi secara wnwn akan mempengaruhi kerapatan kompakan. Banyak model korelasi yang menunjukkan pengaruh itu yang diturunkan baik dari fenomena dasar maupun secara empiris, tetapi kebanyakan model tersebut mempunyai keterbatasan baik karena asumsi yang digunakan maupun karena model yang kllusus untuk suatu bahan tertentu atau karena kondisi alat yang digunakan. Atas dasar permasalahan itulah penelitiwl ini dilakukan untuk mendapatkan gwnbaran pengaruh tersebut terhadap kompakan serbuk UO2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelompok serbuk UO2 yang berbeda, yaitu kelompok serbuk yang dihasilkan dari granulasi dengan tekanan pengompakan awal sebesar 2.5 MPa, dan 3 MPa. Tekanan pengompakan divariasi dari 5 MPa sampai dengan 18 MPa sebanyak tujuh kali yang masing masing variasi dikenakan pada replika sebanyak sepuhlh kali. relet yang dihasilkan diamati keutuhannya dan diukur kerapatannya secara geometris. Data yang diperoleh diolah secara statistik untuk membuktikan hipotesa pengaruh itu dan untuk memformulasikan korelasinya. Hasil yang diperoleh menwljukkan secara nyata pe1lgaruh tersebut. Diperoleh pula lima model korelasi yang secara umlnn menunjukkan korelasi yang cukup baik. Model korelasi 5 mejlunjukkan korelasi yang lebih tepat dibandingkan dengan korelasi lailu1ya dan manunpu memberikan gambaran tentang fenomena dalam pengompakan yang mungkin terjadi. Model ini merupakan pengembangan sendiri dari model I yang mempunyai keterbatasan. Walaupun model ini cukup baik model ini tidak berlaku untuk daerah tekanan yang lebih kecil dari 5 MPa dan lebih besar dari 18 MPa. Model korelasi 3 dan 4 mampu memberikan gambaran tentang karakteristik mekanik bahan yang cukup baik. Ini dibuktikan dengan berbagai komparasi dan kesejalanan dengan fenomenanya. Karakteristik yang diperoleh adalah kekllatwl ballan (yield strength) dan faktor kompresinya. ABSTRACT The influence of compacting pressure on green pellet density in VO] pelletizing process. Generally compacting pressure on VO] powder in pelletizing process can affect the green density. There are many correlation models presented this effect, derived from the basic phenomen and empiric (experiments) as well. In the other hand, those correlation have many limitation on validation due to their assumptions, material conditions and equipments conditions as well. Based on those limitations this research was perfomled. It was perfom/ed with utilizing two different VO] powder, i.e. VO] powder resulted from granulation of pre-compacted powder with the compaction force of 2.5 tons, and the other with the compaction force of 3.0 tons. The compaction force was seven times variated within the range between five tons up to 18 tons, with ten replication for each. The green pellets were visually observed to see the defect and their density were geometrically measured. The data were statistically proceed to prove the hypothess and to fomlulate the correlation. The result showed that the hypothess was accepted. It resulted five correlations model fom/ulas within the accepted range. Fifth correlation model showed better correlation than the others, and was able to describe the phenomena of compaction process. It was a new model as an improvement on the first model. Although, this model had limited validation. It was only valid for compaction force in the range of 5 to 18 tons. The third and fourth models were able to describe the mechanical characterisitic of material. It was prove by various comparation, and it complied with their phenomena. The obtained characteristics were strength of material and compressabity factor. PENDAHULUAN keberhasilan itu. Agar persyaratan-persyaratan itu selalu dapat dipenuhi, perlu diketahui clan Suatu elemen bakar nuklir hasil Cabrikasi harns memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh pemakai. Pemenuhan akan persyaratan itu banyak ditentukan oleh tahapantahapan proses yang dilaluinya. Salah 5.1tu tahap dipahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap itu, dalam setiap tahapan proses termasuk yang ada dalam proses pengompakan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses pengompakan ad.'llah tekanan pengompakan itu sendiri. proses yang banyak menentllkan keberhasilan terhadap pemenuhan itu adalah proses peletisasi. Banyak publikasi telah membahas bahwa salah satu tahap dalam proses peletisasi UO2 adalah pengompakan yang banyak berpengaruh terhadap Telah banyak publikasi yang menjelaskan pengaruh itu terutama pengaruh terhadap densitas pelet basil kompakan. Secara umum publikasi itu menunjukkan bahwa semakin besar tekanan 113
2 Prosiding Presenta,rlllmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PERN-BATAN. Jakarta Maret 1996 pengompakan semakin besar pula densitas peletnya. tetapi hila ditinjau dari formulasi yang menyatakan hubungan pengaruh itu, baik berdasarkan pendekatan teoritis maupun bcrdasarkan eksperimen, masih banyak perbedaan. Jones W. D1 menyajikan fonnulasi dasar dari hubungan itu sebagai berikut, D = k, + k2 plf2 + k3p (1) di mana D adalah densitas kompakan. dan k" k2. dan k3 adalah konstanta-konstanta yang dipengaruhi oleh karakteristik bahan. Menurut penjelasannya formulasi itu tidak berlaku untuk tekanan yang sangat kecil dan tidak pula untuk tekanan yang sangat besar. Selanjutnya Balshin menurut Lener telah menyajikan formulasi sebagai berikut. In P = AV+B (2) di mana A dad B adalah konstant.1 yang tergantung pada karakteristik bahan dad V adalah volume relatif kompakan. Keberlakuan formula ini pun temyata terbatas. Formulasi ini telah digunakan oleh Belle 3 dalam penentuan pengaruh tekanan pengompakan terhadap densit.1s pelet mentah UO2. Heckel 4 menyajikan korelasi ini sebagai berikut, In (1/(1-0» = KP + A (3) dimana K adalah konstanta yang tergantung pada karakteristik bahan dan A adalah. konstanta yang menyatakan densitas serbuk atau kompakan sebelum dikenai beban. Selanjutnya German R.MS menyajikan formulasi yang mirip dengan persamaan (3) yaitu sebagai berikut, In (s) = B -kip -k2p (4) dimana B, k., dad k2 adalah konstanta-konstanta dad & adalah fraksi porositas. Selanjutnya Smith menurut Goetzel C.G6 menyajikan formulasi sebagai berikut. p -p. = C(X P 1/3 (5) dimana p adalah densitas kompakan relatif dad p. adalah densitas nyata serbuk. Dan apa yang diutarakan di alas nampak beberapa formulasi yang berbeda. Perbedaan itu dapat saja terjadi karena beberapa hat antara lain asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan formulasi, kondisi bahan yang digunakan berbeda dan/atau kondisi peralatan yang berbeda, serta kondisi lingkuogan yang berbeda. Oleh karena itu, dalam rangka pemahaman pengaruh di atas, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh tekanan kompakan ini terhadap densitas pelet mentah UO2 termasuk kajiannya, karena penyebab dari perbedaan itu yang mencirikan keberadaan suatu hat yang khusus untuk setiap jenis bahan, sistem peralatan, dan kondisi lingkungan. PERCOBAAN Percobaan ini dijakukan dengan rnenggunakan dua kejornpok serbuk U02 yang rnendapatkan perlakuan awal yang berbeda. Kelornpok pertarna adalah serbuk U02 yang dihasilkan dari proses granulasi serbuk U02 yang diterirna dari pernasok dengan pengornpakan awal sebesar 2.5 MPa. Serbuk ini rnernpunyai kisaran ukuran butir antara 150 J.1 sarnpai dengan 800 J.1. Kelornpok kedua adalah serbuk U02 yang dihasilkan dari proses yang sarna, tetapi dengan pengornpakan awal sebesar 3 MPa. Ukuran butir untuk kejornpok ini sarna dengan kelornpok pertarna. Kedua kelompok serbuk itu selanjutnya dikenai proses pengompakan dengan parameter pengompakan yang sarna. Tekanan pengompakan divariasikan sebanyak 7 variasi dari 5 MFa sampai dengan 18 MFa. Masing masing variasi tekanan itu dikenakan pada replika proses sebanyak 10 kali. Parameter lain dati pengompakan ini dijaga tetap kecuali waktu pengompakan yang divariasikan dua kali yaitu 0.1 dad 0.3 detik. Pelet mentah yang dihasilkan selanjutnya diamati keutuhannya dad diukur densitasnya. Pengukuran densitas dilakukan berdasarkan pada densitas geometri. Hasil pengamatan yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik melalui ANOV A ( ANalysis Of V Arians) dad regresi untuk membuktikan kcberadaan pengaruh tersebut dad untuk mendapatkan formulasi yang sesuai. Penyusunan formula dilakukan dengan pemodelan baik yang sesuai dengan pustaka maupun tidak. Pemihan formula yang sesuai didasarkan alas besaran harga koefisien korelasi dan simpangan bakunya. Kurva-kurva yang diperoleh juga dibandingkan dengan kurva yang ada di pustaka, walaupun kondisinya mungkin berbeda. Data yang dihasilkan dari percoba.'ln ini ditunjukkan dalam Tabel I. 114
3 Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakor Nuklir PEBN-BATAN.Jakarta 18-19Maret 1996 Tabel Data Pengamatan Tabel~2~~~aan Korelasi Untuk Berba~ai Model I Model l~elomdok -I I Kelompok -~ I~ P11staka Tabe) 3. Parameter Korelasi MODEL KESALAHAN BAKU KOEFlSIEN KORElASI KELt KEL I ~~ 115
4 Prosiding Presentasi lllniah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta /8-/9 Maret /996 dimana P ada!ah tekanan pengompakan, p ada!ah densitas kompakan dalam gram/cc,& ada!ah fraksi porositas dan D ada!ah dcnsitas re!atif. Adapun barga-harga koefisien kore!asi dad simpangan baku untuk masing masing mode! ditunjukkan pada Tabel 3 berikut ini. Dari persamaan korelasi dad harga harga simpangan baku dad koefisien korelasinya tampak bahwa semua model mempunyai korelasi yang cukup baik. Korelasi model 5 mencirikan suatu korelasi yang paling baik dengan koefisien korelasi yang mendekati harga I dad dengan kesalaban baku yang paling kecil. Korelasi yang dihasilkan dari data pustaka mencirikan keberlakuan korelasi untuk berbagai model, walaupun kondisi serbuk yang memberikan data itu tidak diketahui. Korelasi dari data yang diperoleh dari pustaka masih tetap dapat dijadikan pembanding.. Selanjutnya bila korelasi dari model-model itu dinyatakan dalam grafik, maka akan tampak ada beberapa hal yang menjadi perhatian. a. Gambar I, 2, 4 dad 5 menunjukkan posisi kurva yang sarna, yaitu kurva I berada di tengah, kurva 3 berada di bawah dad kurva 2 berada paling atas. Sedangkan Gambar 3 menunjukkan posisi kurva I paling bawah dad k\ltva 2 berada ditengah. Posisi tersebut tampaknya tergantung pada besaran besaran koefisien dati suku-suku persamaan dad konstantanya. Kurva 3 dari semua Gambar tarnpak mirip, sedangkan Gambar 2 dad 4 menunjukkan arab kurva yang mirip untuk ketiga kurva. Gambar 6 dad 7 menunjukkan perbandingan dari model-model korelasi untuk masing-masing bahan kelompok I dad kelompok 2. Berdasarkan penurunan persamaan, menu rut' koefisien suku-sllku persamaan itu mengandung besaran karakteristik mekanis yaitu besaran tegangan maksimum sebagai respon akibat gaya. Sudah tentu ini berlaku untuk korelasi model pertama. Sedangkan menurut 4 besaran koefisien suku pertama dari korelasi model 3 mencirikan kekuatan bahan (yield strength) dengan formulasi sebagai berikut: K = 2.08 X (1/0"0) dimana 0"0 adalah kekuatan bahan dalam satuan psi. Bila persamaan itu digunakan untuk ketiga bahan. maka akan diperoleh keku.'ltan bahan kelompok 1 adalah psi, kekuatan bahan kelompok 2 adalah psi dad kekuatan bahan dari data pustaka adalah psi. Untuk kelompok 1 dan 2, kekuatan itu sejalan dengan kondisi bahannya karena serbuk kelompok 2 telah mengalami pengompakan awal dengan tekanan yang lebih besar daripada tekanan untuk serbuk kelompok I. Hal ini diperkuat pula dengan bukti seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8 yang didasarkan atas korelasi model 3. Garnbar 8 ini menunjukkan perbandingan pengaruh tekanan terhadap kerapatan kompakan untuk UO2 dengan pengaruh itu untuk logam yang mempunyai sifat mekanik yang lebih ulet. Menurut6 koefisien suku yang ada pada persamaan model 4 mencirikan faktor kompresibilitas. Dalam hal ini bahan yang lebih kuat pada umumnya akan mempunyai faktor kompresibilitas yang lebih rendah. Oleh karena itu, korelasi model 4 ini menunjukkan bahwa, besaran faktor kompresibilitas untuk serbuk kelompok 1 adalah O. 145, untuk serbuk kelompok 2 adalah O. 143 dad untuk serbuk dari data pustaka adalah Besaran ini memberikan arti bahwa, serbuk kelompok 2 lebih kuat dibandingkan dengan kelompok pertama dad sebuk dati data pustaka, dad serbuk dati data pustaka menunjukkan serbuk paling lemah sehingga lebih mudah dikompresikan. Kesimpulan ini sejajan dengan kesimpulan menurut 4. b. Gambar I pada dasamya mempunyai keterbatasan yang cukup besar karena asumsi yang digunakan dalam penurunannya. Hal itu nampak dati besaran kesalahan baku dan konstantanya. walaupun besaran koefisien korelasinya cukup besar. Menurut I persamaan korelasi itu diturunkan dengan berbagai asumsi yang menunjukkan bahwa, gaya gaya yang diperhitungkan hanya berada pada satu bidang, dad gaya gaya yang terjadi menimbulkan deformasi plastis. Sudah tentu pada kenyataannya tidak demikian, karena keheterogenan ukuran butir dan sifat mekanik butiran serta kekasaran permukaan dan ketidakberaturan susunan butir dapat mengakibatkan efek mang. c. Gambar 5 nampaknya mencirikan suatu kesesuaian dengan fenomena yang mungkin terjadi. Gambar ini dikembangkan dari korelasi model pertama dengan membebaskan penambahan suku-suku tekanan untuk mengalokasikan efek ruang. Bila ditinjau dari besaran kesalahan baku dad koefisien korelasi serta sebaran datanya tarnpak bahwa, korelasi ini lebih mendekati data atau data lebih banyak berada pada kurvanya. Hal ini mencirikan ketepatan korelasi, tetapi model korelasi ini 116
5 Prosiding Presenta.ri /lmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta /8-/9Maret /996 tampaknya tidak berlaku untuk tekanan yang sangat kecil (mendekati nol). Hal ini ditunjukkan dengan harga konstantanya. Memurut 4 clan beberapa pustaka lainnya, ternyata ada tiga fenomena umum dalain proses pengompakan, yaitu pengompakan pada saat pengisian wadah (dies) dilanjutkan dengan pengompakan, karena pergerakan butiran secara individu clan proses penyusunan ulang butiran, dad pengompakan karena butiran secara merata mengalami deformasi. Pengompakan pada saat pengisian wadah akan memberikan kerapatan serouk yang kira-kira sarna dengan kerapatan ketuk serouk. Pada saat ini kekuatan kompakan belum ada atau kecil sekali, Pengompakan selanjutnya menghasilkan kenaikan kerapatan yang terjadi akibat pergerakan butiran clan penyusunan ulang. Pada 5.'lat ini sebagian butiran mengalami deformasi yang mengakibatkan daerah kontak antc'lr butir menjadi besar. Pada beberapa bagian butiran dapat pecah membentuk butiran yang lebih kecil yang selanjutnya mengalami penyusunan ulang. Hal itu dapat mengakibatkan terjadinya pengikatan antar butir clan penguncian mekanik (mechanical locking) juga mungkin terjadi, Keadaan itu meng-akibatkan kompakan mempunyai kekuatan. Pada saat ini bila tekanan ditambah, maka kekuatan pun bertambah. Sejalan dengan itu akan ada pula apa yang disebut dengan pemulihan elastis (elastic recovery) yang akan mengakibatkan kompakan mengembang bila beban ditiadakan atau pada saat kompakan dikeluarkan dati wadah. Fenomena ini mengakibatkan kenaikan kerapatan kompakan pada saat dikeluarkan mulai mengecil sampai kondisi tertentu, kemudian bahkan mungkin akan terjadi penurunan kerapatan sarnpai suatu kondisi yang mencirikan deforrnasi plastis telah homogen disemua tempat. Bila kondisi ini tercapai, maka kerapatan kompakan akan terns naik sampai batas tertentu sedemikian hingga penambahan tekanan tidak lagi menambah kerapatan. Pada saat ini karakteristik kompakan mendekati karakteristik bahan pejal yang sarna. Bila fenomena itu digambarkan dalam grafik antara kerapatan dengan tekanan, maka tampak kurva yang terjadi seperti yang ditunjllkkan dalam Gambar 5. Sudah tentu tidak semua bahan akan mengalami hal itu tergantung pada karakteristik bahan itu sendiri clan besar tekanan awal yang digunakan. Pustaka3 menunjukkan bahwa, pada umumnya pengompakan serbuk U02 untuk peletisasi di atas 30 MPa seperti data yang digunakan untuk kurva pembanding. Pada kondisi ini, fenomena pertama clan kedua tidak~ tampak terjadi, karena dengan tekanan yang cukup besar itu kondisi itu terlewati. Dari uraian tersebut nampak bahwa, meskipun model-model korelasi mencirikan korelasi yang cukup baik, namun keberlakuan korelasi-korelasi itu masih tetap terbatas pada daerah tekanan tertentu saja. Walaupun demikian korelasi-korelasi ini masih tetap mampu memberikan gambaran pengaruh tekanan terhadap kerapatan kompakan yang akan bermanfaat untuk menentukan daerah operasi atau parameter operasinya. SIMP ULAN. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa : I.Secara umum dad berdasarkan pembuktian secara statistik, tekanan pengompakan secara nyata berpengaruh terhadap kerapatan kompakan. Pengaruh itupun telah dapat ditunjukkan dengan berbagai model korelasi. 2. Korelasi yang disusun didasarkan atas modelmodel korelasi yang sudah ada dan berdasarkan pengembangannya. Berdasarkan parameter statistik pada umumnya model model itu memberikan korelasi yang benar, namun keberlakuannya masih terbatas. Korelasi model 5 menunjukkan model korelasi yang lebib baik dibandingkan dengan model lainnya akan tetapi masih terbatas. 3. Korelasi model 3 mampu memberikan gambaran sifat mekanik bahan yang dikompakkan yaitu kekuatannya (yield strength). Serbuk kelompok I berdasarkan korelasi ini mempunyai kekuatan sebesar 24512,01 psi, serbuk kelompok 2 sebesar 26685,.51 psi, dad serbuk dari data pustaka sebesar 20238,07 psi. 4.Besaran-bes.'lran itu sejalan pula dengan sifat kompresibilitasnya yaitu faktor kompresibilitas yang diperoleb dari korelasi model 4, yaitu serbuk kelompok 1 mempunyai faktor kompresibilitas sebesar , serbuk kelompok 2 sebesar 0, 143 dad serbuk dengan data pustaka sebesar 0, Kesimpulan 3 dad 4 diperkuat pula dengan bukti pembandingan pengaruh tekanan pengompakan terhadap kerapatan kompakan untuk bahan logam yang lebih ulet. 6.Korelasi model 5 lebih banyak mencirikan fenomena yang terjadi pada proses pengompakan, walaupun korelasi ini tidak berlaku untuk tekanan menuju barga nolo (tekanan sangat kecil). 7.Harga-harga koefisien dari suku-suku tekanan pada semua model korelasi pada umumnya 117
6 . Pro.fiding Pre.fentasi Ilmiah DOIIr Bahan Bakar Nuklir PEEN-BArAN. Jaka,ta Maret 1996 mencirikan karakteristik bahan yang dikompakan. 8. Korelasi-korelasi yang diperoleh pada dasamya dapat dijadikan sebagai bahan untuk mempertimbangkan parameter operasi peletisasi. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada kelompok peletisasi subbidang teknologi fabrikasi BEBE yang telah memberikan data dan melaksanakan peletisasi untuk percobaan ini. Ucapan terima kasih pun penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalatn percobaan ini. DAFTAR PUS TAKA. 1. Jones W. D. M.Eng, Ph.D, F. 1. M., "Fundamental Principles of Powder Metallurgy", Ed. I, Edward Arnold (Publisher) Lm, London, Fritz,L. Y., "Powder Metallurgy, Principles and Application", Metal Powder Industries Federation, Princeton, New Jersey, April Belle, J., "Uranium Dioxide: Property and Nuclear Application", Atomic Energy Conunission, Washington DC, Heckel, R. W., "An Analysis of Powder Compaction Phenomena", Transaction of The Metallurgical Sosiety of AIME, vol 22 I, October J S. Randall, G.M.., "Powder Metallurgy Science ", ed. 2, Metal Powder Industries Federation, Princeton, New Jersey, Goetzel, C.G., "Treatise on Powder Metallurgy", ed. I, Interscience Publishers Lm, TANYAJAWAB 1. Nita S..Kenapa anda mamilih tekanan pengompakan antara 5 Mpa s.d. 18 Mpa.Kenapa model yang anda gunakan tidak berlaku untuk tekanan pengompakan lebih kecil dari 5 Mpa daft 8 Mpa..Apakah ukuran butir juga dapat mempengaruhi kerapatan kompakan?.5 Mpa adalah bat.:'1s terendah hingga serbuk dapat mengompak, sedangkan 18 Mpa didasarkan alas pengalaman yang telah dilakukan sebelumnya. Sebelumnya bukan 8 Mpa akan tetapi 18 Mpa yang menunjukkan daerah percobaan dad kenyataan setelah diekstrpolasi dan interpolasi. Di luar daerah itu penyimpangannya menjadi besar. Ya. bisa. akan tetapi selain itu juga tergantung pada distribusinya. 2. Mulyadi R.Bagaimana pengaruh tekanan dan ukuran butir terhadap kekuatan bahan?.pengaruh tekana terhadap kekuatan bahan adalah bahwa senakin besar tekanan, maka kekuatan bahan akan meningkat sampai suatu batas tertentu tergantung pada rongga dad kandungannya pada saat dikompakkan..ukuran butir pada dasamya akan berpengaruh pada luas kontak butiran yang pada saat dikompakkan memungkinkan pengikatan yang lebih banyak. Ukuran itu sendiri tidak berpengaruh pada kekuatan, akan tetapi kompakan pada suatu kondisi akan mempengaruhi kekuatan 3. Sugondo.Dalam membuat korelasi antara tekanan pengompakan dengan kerapatan kompakan pelat mengapa tidak disinggung suhunya atau pengertian fisi. mohon penjelasan.pada kondisi makro, temperatur dapat dianggap konstan, karena proses yang dilakukan ada pada kondisi dingin (cold pressing). Tetapi pada kondisi mikro ada perubahan/perbedaan temperatur akibat gesekan dari butiran, Perbedaan/perubahan temperatur itu mampu memberikan daya gerak pada difusi atomik di permukaan anatar butir. 4. Gunanjar.Disebutkan tekanan pengompakan antara 5 MPa s.d. 18 MPa yaitu kg/cm2 (1 MPa=IO kg/cm2). Orde tekanan tersebut mengapa relatif kecil, padahal biasanya digunakan dalam orde ton/cm2. Mohon penjelasan..ukuran yang ditunjukkan pada dasarnya bukan ukuran MPa (pascal) tetapi ukuran skala tekanan yang kesannya sarna dengan skala penunjukkan. 118
7 ta,,1 Prosiding Ilmlah /II-BArAN, LAMI)lltAN 08.'1( '.'."" "." Ket. t. Kel. I. d.. d.'. p.".'. I ~ w I w I I M 0,,M'., 119
8 ~i~~;;~~ ~Ic::;::::~~ 1~ :;:;:';"--~~./.~~:~= Pro.fiding Pre.tenta.fi Ilmiah Dour Bahan Bakar NukIir PEBN-BATAN. Jakarta Maret 1996 LAMPI RAN 08.ll(or.'..' No...'.,.ae t...". D.,. P,. i~~:-"' ' '..'.'.1I"~.=::::::::~~-. ~.,."',,...~ ~ ~--- """"'"., :':?""~-,,, '-"~'" -"~'" -OlD.'...",;; 1 120
9 I'rO$/J/", Pr.$.,,'o$/ 1""/0" Dour ""0" O"kor N"kl/r "EON-BATAN. Jokorlo 18-19M"r.' 1996 LAMrlJtAN PENOAnUff TEKANI\tI PENGOMPAKAN T!RHADAP D!NSITAS P!l!T MENTAH 4 o.,s. ~ ~ ~ ~ I/) ~ I/) ffi 0 0.7, to
PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER
PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER Tri Yulianto (1) dan Etty Mutiara (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK
PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK Taufik Usman, Maradu Sibarani, Tata Terbit Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang,
Lebih terperinciPENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR
Penetapan Parameter Proses Pembuatan Bahan Bakar UO 2 Serbuk Halus yang Memenuhi Spesifikasi Bahan Bakar Tipe PHWR (Abdul Latief) PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3
J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 1 No. 2 Juni 2005: 58 107 ISSN 1907 2635 PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3 Abdul Latief,
Lebih terperinciSINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT Taufik Usman ABSTRAK SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN
Lebih terperinciEFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 EFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU Erilia Yusnitha ABSTRAK EFEK PENAMBAHAN Nb205 TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2
J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1, Hal.: 21-28 ISSN 1978-1873 PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2 Kartika Sari 1, *, Tri Yulianto 2, Novi Eka Setyawan 1 1 Prodi Fisika,
Lebih terperinciKARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING
KARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING Meniek Rachmawati dan Tri Yulianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm
229 PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm Abdul Latief *), Arief S. Adhi *), Tata Terbit Saputra *), Djoko Kisworo *) dan Titien
Lebih terperinciDAN KOMPARASI SERBUK UO2 DARI PROSES ADU DAN AUC SELAMA PROSES PENGOMPAKAN.
Prosiding P/1~sentasi IImiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU & P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Februari 2000 KARAKTERISASI DAN KOMPARASI SERBUK UO2 DARI PROSES ADU DAN AUC SELAMA PROSES PENGOMPAKAN. Pusat Pengembangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Tri Yulianto ABSTRAK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA. Kegiatan pengembangan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu (Askeland, 1985). Hasil
Lebih terperinciPENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UO 2 MENGGUNAKAN ALAT ROUGHNESS TESTER SURTRONIC 25
PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UO 2 MENGGUNAKAN ALAT ROUGHNESS TESTER SURTRONIC 25 Pranjono, Torowati, Banawa Sri Galuh, MM. Lilis Windaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi
Lebih terperinciPENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI
No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN
Lebih terperinciPengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No.2. Oktober 2009 (144-149) Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon I Made Gatot Karohika Jurusan Teknik
Lebih terperinciPROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr
ISSN 0852-4777 Proses Pengompakan dan Penyinteran Pelet CERMET UO 2-Zr (Tri Yulianto, Meniek Rachmawati, Etty Mutiara) PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr Tri Yulianto, Meniek Rachmawati,
Lebih terperinci04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI
04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI 4.1. Deformasi 4.1.1 Pengertian Deformasi Elastis dan Deformasi Plastis Deformasi atau perubahan bentuk dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu deformasi elastis dan deformasi
Lebih terperinciVariasi tekanan dalam proses metalurgi serbuk dan pengaruhnya pada modulus elastisitas bahan komposit Al-SiC
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 1, NOMER 1 JANUARI 2005 Variasi tekanan dalam proses metalurgi serbuk dan pengaruhnya pada modulus elastisitas bahan komposit Al-SiC MochamadZainuri, 1, YoniMoniada,
Lebih terperinciPENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER Lilis Windaryati, Pranjono, Torowati ABSTRAK PENGUJIAN
Lebih terperinciPENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER
PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER Banawa Sri Galuh, Asminar, Rahmiati ABSTRAK PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI
Lebih terperinciVARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT
PENGARUH KOMPOSISI DAN VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT - UNTUK PROYEKTIL PELURU DENGAN PROSES METALURGI SERBUK Oleh: Gita Novian Hermana 2710100077 Jurusan Teknik
Lebih terperinciKarakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending
Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending Budi Setyahandana 1, Anastasius Rudy Setyawan 2 1,2 Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus III Paingan, Maguwoharjo,
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045
Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045 Hari Subiyanto 1,*, Subowo 1, Gathot DW 1, Syamsul Hadi
Lebih terperinciOPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz
Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Ratih Langenati, Ngatijo, Lilis Windaryati, Agus Sartono, Banawa Sri Galuh, Mahpudin
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO EFEK WAKTU PERLAKUAN PANAS TEMPER TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPAK BAJA KOMERSIAL Bakri* dan Sri Chandrabakty * Abstract The purpose of this paper is to analyze
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengamatan, pengukuran serta pengujian terhadap masingmasing benda uji, didapatkan data-data hasil penyambungan las gesek bahan Stainless Steel 304. Data hasil
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C
No. 14/Tahun VII. Oktober 2014 ISSN 1979-2409 ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C Triarjo, Sugeng Rianto, Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN
PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN *Bagus Sigit Pambudi 1, Rusnaldy 2, Norman Iskandar 2 1
Lebih terperinciJl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak
PENGUJIAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADASAMBUNGAN PENGELASAN GESEK SAMA JENIS BAJA ST 60, SAMA JENIS AISI 201, DAN BEDA JENIS BAJA ST 60 DENGAN AISI 201 *Hermawan Widi Laksono 1, Sugiyanto 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP
278 ISSN 0216 3128 Tundjung Indrati Y., Sudaryadi PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP Tundjung Indrati Y., Sudaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciKARAKTERISASI HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI SIKLUS I URANIUM OKSIDA
1 KARAKTERISASI HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI SIKLUS I URANIUM OKSIDA Sigit *), Noor Yudhi *), Rahmat Pratomo **) dan R. Didiek Herhady **) *) P2TBDU BATAN **) P3TM BATAN ABSTRAK KARAKTERISASI HASIL PROSES
Lebih terperinciPERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR
ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR Etty Mutiara, Meniek Rachmawati, Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,
Lebih terperinciBeberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan. regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11.1. Parameter - Parameter Sifat Mampu Bentuk Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24
No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 65 Tangerang Selatan ABSTRAK PEMODELAN
Lebih terperinciAsyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS
PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN WAKTU PENAHANAN TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT MAGNETIK DAN KEKERASAN PADA PEMBUATAN IRON SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material
Lebih terperinciSIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI
SIMULASI PENGARUH FRICTION, SPEED, MATERIAL, DAN TEMPERATURE TERHADAP DAMAGE PADA BLOCK PRE FORMING DENGAN METODE TAGUCHI Dicky Adi Tyagita 1), Asroni 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro
Lebih terperinciGambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan proses pengelasan gesek (friction welding) dan pengujian tarik dari setiap spesimen benda uji, maka akan diperoleh data hasil pengujian. Data yang diperoleh
Lebih terperinciTeknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY
Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di dalam negri saat ini, maka banyak penelitian
Lebih terperinciStudi Mengenai Keberlakuan Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Studi Mengenai Keberlakuan Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA PURWADI KASINO PUTRO
TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA B. 70 PURWADI KASINO PUTRO SERPONG, 2012 LATAR BELAKANG Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di
Lebih terperinciPENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr
PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr ABSTRAK Masrukan, Agoeng Kadarjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten
Lebih terperinciMETALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh
METALURGI SERBUK By : Nurun Nayiroh Metalurgi serbuk adalah metode yang terus dikembangkan dari proses manufaktur yang dapat mencapai bentuk komponen akhir dengan mencampurkan serbuk secara bersamaan dan
Lebih terperinciMODEL NON-LINIER UNTUK DATA DENSITAS AIR DIKEMBANGKAN BERBASISKAN SOFTWARE CURVEEXPERT 1.3. Entjie Mochamad Sobbich, Arminda Kastono'
MODEL NON-LINIER UNTUK DATA DENSITAS AIR DIKEMBANGKAN BERBASISKAN SOFTWARE CURVEEXPERT 1.3 Entjie Mochamad Sobbich, Arminda Kastono' ABSTRAK MODEL NON-LINIER UNTUK DATA DENSITAS AIR DIKEMBANGKAN BERBASISKAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Material Beton II.1.1 Definisi Material Beton Beton adalah suatu campuran antara semen, air, agregat halus seperti pasir dan agregat kasar seperti batu pecah dan kerikil.
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI
PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI Pramuko Ilmu Purboputro 1, Rahmat Kusuma 2 1 2 Jurusan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH
PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH Pramuko Ilmu Purboputro Department of Mechanical Engineering, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme
Lebih terperinciStudi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy
Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan -4,3% loy Tugiman 1,Suprianto 2,Khairul S. Sihombing 3 1,2 Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciPENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR
PENGARUH KOEFISIEN GESEKAN PADA PROSES MANUFAKTUR Tri Widodo Besar Riyadi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: tri_wbr@yahoo.com ABSTRAKSI Pada proses manufaktur, faktor gesekan
Lebih terperinciABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Low vision merupakan salah satu bentuk gangguan pengihatan yang tidak dapat diperbaiki meskipun telah dilakukan penanganan secara medis. Penyandang low vision hanya memiliki sisa penglihatan yang
Lebih terperinciPROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN
ISSN 0853-8697 PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN Muhammad Ridlwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Email : ridlwanm@fti.uii.ac.id
Lebih terperinciTUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )
1. Jelaskan tahapan kerja dari las titik (spot welding). Serta jelaskan mengapa pelelehan terjadi pada bagian tengah kedua pelat yang disambung Tahapan kerja dari las titik (spot welding) ialah : Dua lembaran
Lebih terperinciEVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN
EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN Riyan Sanjaya 1) dan Eddy S. Siradj 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASA PELET BAHAN BAKAR U-ZrH x HASIL PROSES SINTER DENGAN ATMOSFER NITROGEN
p ISSN 0852 4777; e ISSN 2528 0473 IDENTIFIKASI FASA PELET BAHAN BAKAR U-H x HASIL PROSES SINTER DENGAN ATMOSFER NITROGEN Masrukan 1, Jan Setiawan 1, Dwi Biyantoro 2 1 Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN
Lebih terperinciDALAM URANIUM DIOKSIDA
~ '" 86 Buku II ANALISIS GAS NITROGEN SECARA TIDAK LANGSUNG ~ Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah P3TM-Batan, Yogyakarta 14-15 Juli1999 DALAM URANIUM DIOKSIDA Rachmat Pratomo, R.Didiek H, Bambang
Lebih terperinciThe Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract
The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization Abstract This study was conducted to verificate communication supervisor and its impact on job satisfaction
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN. densitas ; pengujian densitas sesaat setelah dikeluarkan dari cetakan (initial
BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN 4.1 Data Data-data yang digunakan untuk analisa penelitian meliputi data pengujian densitas ; pengujian densitas sesaat setelah dikeluarkan dari cetakan (initial
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN
PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro, Rahmat Kusuma Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam proses manufaktur. Dimana aplikasinya sangat luas seperti dijumpai pada aplikasi-aplikasi struktur,
Lebih terperinciPENGARUH PROSES TERMOMEKANIK TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA BOHLER K-110 KNL EXTRA UNTUK BAHAN MATA PISAU PEMANEN SAWIT SKRIPSI
PENGARUH PROSES TERMOMEKANIK TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA BOHLER K-110 KNL EXTRA UNTUK BAHAN MATA PISAU PEMANEN SAWIT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciTUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271
TUGAS SARJANA PERBANDINGAN BESARNYA SUDUT SPRINGBACK PADA PROSES PENEKUKAN BERDASARKAN HASIL PENGUJIAN TEKUK, PERHITUNGAN TEORITIS DAN SIMULASI PROGRAM ANSYS 9.0 PADA STAINLESS STEEL Diajukan sebagai salah
Lebih terperinciLaporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik
Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia () 3. Hutomo
Lebih terperinciGambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Mikro Struktur mikro yang dihasilkan pada Gambar 4.1 memiliki tiga bagian, titik 0 mm dan 5 mm dari sumbu las masuk pada daerah las, titik 10 mm dan 15 mm sudah
Lebih terperinciSifat fisika kimia - Zat Aktif
Praformulasi UKURAN PARTIKEL, DISTRIBUSI PARTIKEL BENTUK PARTIKEL / KRISTAL POLIMORFI, HIDRAT, SOLVAT TITIK LEBUR, KELARUTAN KOEFISIEN PARTISI, DISOLUSI FLUIDITAS (SIFAT ALIR), KOMPAKTIBILITAS PEMBASAHAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi Sampel Pada proses preparasi sampel terdapat tiga tahapan utama, yaitu proses rheomix, crushing, dan juga pembentukan spesimen. Dari hasil pencampuran dengan
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL. Abstract
PENGARUH VARIASI BENTUK PERMUKAAN FORGING SAMBUNGAN LAS GESEK ROTARY TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA MILD STEEL Putra Partomuan 1, Yohanes 2, Laboratorium Teknologi Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciMETALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.
METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. Teknologi proses produksi secara umum : - Serbuk dipadatkan (di compressed/
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2
Lebih terperinci3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.
Tugas Online 2 (Tugas Individu) Jawab soal berikut ini : 1. Uraikan & jelaskan 4 keuntungan komersial & 4 kelemahan penggunaan Powder Metallurgy. 2. Jelaskan tujuan dilakukannya proses pemanasan (sintering)
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K
PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR CURING DAN POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TEKAN KOMPOSIT EPOXY - HOLLOW GLASS MICROSPHERES IM30K Widyansyah Ritonga 2109100027 Dosen Pembimbing: Wahyu Wijanarko.
Lebih terperinciPEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.
PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. Ramlan 1, Masno Ginting 2, Muljadi 2, Perdamean Sebayang 2 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciPENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL
PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL Rika Utari 1, Sugianto 2, Erman Taer 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Bidang Fisika Lingkungan Jurusan Fisika 3 Bidang Fisika
Lebih terperinciSTUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2
STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 Meilinda Nurbanasari Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Bandung Dani Gustaman
Lebih terperinciPENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati
PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2 Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati ABSTRAK PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Elemen bakar merupakan salah
Lebih terperinciPEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL.
No. Urut : 108 / S2-TL / RPL / 1998 STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL Testis Magister Okb: ANTUN HIDAYAT
Lebih terperinciPENGARUH SUHU, WAKTU DAN PROSES RE-OKSIDASI PELET BAHAN BAHAN BAKAR BEKAS PWR SIMULASI
Pengaruh Suhu, Waktu dan Proses Re-Oksidasi Pelet Bahan Bakar Bekas PWR Simulasi PENGARUH SUHU, WAKTU DAN PROSES RE-OKSIDASI PELET BAHAN BAHAN BAKAR BEKAS PWR SIMULASI Sigit*, Hendro Wahyono*, Ghaib Widodo*,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA PEMBUATAN SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI
PENGARUH VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA PEMBUATAN SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh:
Lebih terperinciJurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN
Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: 366 375 ISSN 2086-3403 OPTIMASI SIFAT MEKANIS KEKUATAN TARIK BAJA ST 50 DENGAN PERLAKUAN GAS CARBURIZING VARIASI HOLDING TIME UNTUK PENINGKATAN MUTU BAJA STANDAR
Lebih terperinciPengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan
Jurnal Fisika Unand Vol. 6, No. 4, Oktober 2017 ISSN 2302-8491 Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan Firda Yulia
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik
Lebih terperinciElman panjaitan2, Sulistioso G. S!, Ari Handayani2
Prosiding Pertemuan Ilmiah gains Materi 1996 KARAKTERISASI PADUAN ALUMINlliM AIMgSi YANG DI-AGING1 Elman panjaitan2, Sulistioso G. S!, Ari Handayani2 ABSTRAK KARAKTERISASI PADUAN ALUMINIUM AlMgSi YANG
Lebih terperinciPENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT
PENGARUH KEDALAMAN POTONG, KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT Waris Wibowo & Prasetya Sigit S. Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK Gaya pemotongan digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic
Lebih terperinciRISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR
RISET KARAKTERISTIK RADIASI PADA PELET BAHAN BAKAR RINGKASAN Selama beropersinya reaktor nuklir, pelet bahan bakar mengalami iradiasi neutron pada suhu tinggi dan memproduksi produk fisi. Akibatnya pelet
Lebih terperinciPENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC) Oleh Instansi e-mail : Ir. Muhammad Khotibul Umam Hs, MT : Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY : umamhasan@lycos.com
Lebih terperinciIV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Data input simulasi. Shear friction factor 0.2. Coeficient Convection Coulomb 0.2
47 IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Tabel 6. Data input simulasi Kecepatan putar Gerak makan 433 rpm 635 rpm 970 rpm 0.10 mm/rev 0.18 mm/rev 0.24 mm/rev Shear friction factor 0.2 Coeficient Convection
Lebih terperinciLaporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR
Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Oleh : Nama : SOMAWARDI NIM : 23107012 Kelompok : 13 Tanggal Praktikum : November 2007 Nama Asisten (Nim) : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Melting Route Aluminum foam Jika semua tahapan proses pembuatan aluminum foam dengan metode melt route dilakukan, maka dihasilkan produk aluminum foam utuh
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN DAN TEMPERATUR UJI TARIK TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA S48C
MAKARA, TEKLOGI, VOL. 7,. 1, APRIL 23 PENGARUH KECEPATAN DAN TEMPERATUR UJI TARIK TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA S48C Dedi Priadi 1, Iwan Setyadi 2 dan Eddy S. Siradj 1 1. Departemen Metalurgi dan Material,
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN
PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN Pramuko Ilmu Purboputro 1, Bambang Waluyo F. 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )
ISSN 85-4777 Pengaruh Temperatur, Waktu Oksidasi dan Konsentrasi ZrO Terhadap Densitas, Luas Permukaan dan Rasio O/U Hasil Reduksi (U 3O 8+ ZrO ) (Sigit, Ghaib Widodo, Haryono SW, Supardjono M, Nurwidjajadi)
Lebih terperinciTUGAS SARJANA. Disusun oleh: TOMY PRASOJO L2E
TUGAS SARJANA PERBANDINGAN DEFORMASI PLASTIS SAAT UNLOADING PADA KONTAKK ANTAR HEMISPHERES DENGANN VARIASI BEBAN DAN RADIUS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR II.1 LOGAM BUSA II.1.1 Definisi Logam Busa Logam busa atau yang dikenal dengan istilah Metal Foam merupakan suatu Advance Material yang memiliki struktur berongga pada material logam
Lebih terperinciPENGARUH SIKLUS PROSES OKSIDASI-REDUKSI URANIUM OKSIDA TERHADAP DENSITAS DAN BUTIRAN SERBUK U 3 O 8 DAN UO 2
PENGARUH SIKLUS PROSES OKSIDASI-REDUKSI URANIUM OKSIDA TERHADAP DENSITAS DAN BUTIRAN SERBUK U 3 O 8 DAN UO 2 Sigit*, Martoyo*, Ngatijo*, Rahmat Pratomo**, R. Didiek Herhady** * Pusbangtek Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT
BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter komposisi modifikasi material terhadap kekuatan mekanik dari spesimen serta koefisien
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12
C.10. Pengaruh tekanan injeksi pada pengecoran cetak tekanan tinggi (Sri Harmanto) PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12 Sri Harmanto Jurusan
Lebih terperinci