PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP"

Transkripsi

1 278 ISSN Tundjung Indrati Y., Sudaryadi PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP Tundjung Indrati Y., Sudaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP Penyiapan umpan untuk grafitisasi dengan metoda granulasi bertahap telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh umpan yang berupa pellet dari serbuk hasil granulasi pada kondisi optimal untuk grafitisasi I. Metoda granulasi bertahap adalah suatu proses untuk memperoleh serbuk dari pellet Calcine Coke dan Tar Pitch yang dipanaskan pada suhu panggang 900 o C dan diatasnya yaitu 1100 o C dan 1300 o C. Parameter yang akan dipelajari selain perlakuan suhu adalah tekanan kompaksi, dan penambahan binder. Berdasarkan dari hasil penelitian maka suhu penyiapan umpan paling baik dengan perlakuan pemanasan dan granulasi 2 tahap yaitu 900 o C dan 1100 o C. Untuk serbuk granulasi hasil pemanggangan pellet 900 o C dikompaksi pada 25 KN, perbandingan dimensi L/D = 0,5 dan binder sukrosa 0,5 % berat. Pellet hasil granulasi tahap pemanggangan 900 o C ini kemudian dipanaskan sampai 1100 o C dan setelah dingin digranulasi serta dibentuk pellet lagi Kompaksi dilakukan pada 25 KN, perbandingan dimensi L/D = 0,5 dan binder sukrosa 0,5 % berat. Pellet tersebut dipanaskan sampai 1500 o C sehingga berat jenis pellet umpan grafitisasi yang diperoleh 1,68 g/cm 3 dengan tahanan jenis Ω.µm. Ini lebih baik dibandingkan dengan penyiapan umpan tanpa granulasi. ABSTRACT GRAFITITATION FEED PREPARATION USE STEPPING GRANULATION METHODE. The feed preparation for grafititation by stepping granulation methode have been done. The propose of this research is to get grafititation fedding as pellet from optimal condition granulated powder. The stepping granulation methode is a process to get powder from mix powder of Calcine Coke and Tar Pitch pellets those were heated at 900 o C, 1100 o C and 1300 o C. Beside the temperature there were studied compaction condition and binder as parameters. Based on the research, there were 2 steps heatings and granulations. The best compaction pellet was 25 KN with L/D =0,5 and binder 0,5 % for granulated powder that was gotten from backing 900 o C. This pellet was heated at 1100 o C and than it was granulated. The best compaction pellet at the second step was 25 KN with L/D =0,5 and binder 0,5 % for granulated powder that was gotten from heating 1100 o C. The second step pellet was heated at 1500 o C and it has 1,68 g/cm3 and Ω.µm. It is better than ungranulated pellet as grafititation feeding. PENDAHULUAN rafit dalam industri nuklir digunakan sebagai G moderator dan matrik bahan bakar reaktor nuklir. Grafit yang digunakan dalam industri nuklir menuntut kemurnian lebih tinggi dibandingkan dengan industri non nuklir. Namun demikian penggunaan grafit dalam industri pada umumnya sama sama menuntut kemurnian yang tinggi. Untuk itulah grafit yang diperoleh dari campuran serbuk Calcine Coke dan Tar Pitch perlu dipanaskan secara bertahap. sehingga memerlukan berbagai macam tungku dari tungku suhu rendah 1000 o C, tungku suhu sedang 1500 o C dan tungku suhu tinggi o C. Tahapan proses tersebut adalah pemanggangan 900 o C, grafitisasi I sekitar 1800 o C dan grafitisasi II sampai 3000 o C. Fenomena dasar yang mendukung dalam proses pembuatan grafit adalah difusi atom karena adanya gradient panas. Adanya difusi ini maka terjadi penataan atom dan sekaligus pemurnian bahan. Yang dimaksud dengan penataan atom disini adalah terjadinya perubahan struktur kristal atom dari turbostatik menjadi rhombohedral dan terakhir menjadi hexagonal. Pemurnian ini juga terjadi karena beberapa bahan volatile akan melepaskan diri dari bahan baku tersebut dan demikian juga dengan bahan pengotor lainnya. Teknologi pembuatan grafit mempunyai beberapa kiat untuk menunjang fenomena dasar difusi atom ini lebih potensial maka dibuatlah pada tahap tertentu bahan bakunya berupa kompakan. Adanya bentuk kompakan berupa pellet maka terjadi pula fenomena densifikasi yang terukur adanya perubahan dimensi Potensi lain yang perlu diperhatikan adalah adanya zat aditif baik SiO 2

2 Tundjung Indrati Y., Sudaryadi ISSN maupun Fe 2 O 3 untuk mempertinggi gerak atom sehingga proses grafitisasi, pemurnian dan densifikasi akan lebih cepat terjadi (1,2,3). Tungku Busur Listrik (TBL) yang diprediksi dapat beroperasi sampai 1800 o C dapat digunakan untuk proses grafitisasi. Adanya ketersediaan tungku tersebut maka mencermati pengoptimalan umpan sangat diperlukan karena adanya keterbatasan sarana suhu tinggi. Untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam bahan baku metoda granulasi bertahap pada sekitar suhu panggang perlu dilakukan. Satu kiat lagi untuk memaksimalkan kondisi umpan lebih cermat yaitu dengan metoda granulasi bertahap. Penyiapan umpan yang demikiam tersebut mempunyai alasan yaitu memaksimalkan terusirnya beberapa pengotor yang dapat lolos pada suhu penyiapan umpan yaitu disekitar suhu panggang (900 o C 1300 o C). Pellet yang dipanaskan pada suhu panggang akan mengalami granulasi atau dihancurkan lagi untuk membentuk kompakan sebagai umpan grafitisasi. Serbuk yang diperoleh dari granulasi akan mempunyai sifat freeflowing nya lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk umpan Calcine Coke dan Tar Pitch. Serbuk yang free flowingnya lebih tinggi akan makin sulit untuk dikompakkan sehingga diperlukan suatu binder. Disisi lain binder yang ditambahkan tidak terlalu banyak karena hal ini akan menyebabkan kegagalan dalam keberhasilan pembentukan pellet terutama dalam densifikasinya. Atas dasar tersebut maka dalam kertas kerja ini bertujuan untuk membuat umpan grafitisasi I dengan metoda granulasi bertahap dengan parameter mampu alir serbuk, binder sucrose dan besarnya tekanan kompaksi Keberhasilan penelitian berdasarkan dari data hasil uji dingin pellet dan uji pemanasan sampai suhu 1500 o C sekaligus sebagai tahapan penyiapan umpan dengan metoda granulasi bertahap (3,4,5,6). TEORI Kemampuan alir atau free flowing akan ditunjukkan adanya harga kecepatan alir untuk mengisi suatu tempat tertentu dengan waktu tertentu. Makin tinggi free flowingnya maka akan semakin cepat waktu alirnya. Namun demikian bila serbuk tersebut diberi tekanan maka kemampuan membentuk kompakan akan rendah dan ini akan ditunjukkan dengan adanya serbuk tersebut tidak dapat menjadi kompakan atau serbuk mengalami efek relaksasi. Untuk mencegah kegagalan tersebut maka diperlukan suatu bahan pengikat (binder) yang harus dipertimbangkan untuk keberhasilan proses selanjutnya. Menurut beberapa pustaka bahan pengikat harus memenuhi syarat sebagai berikut: mengurangi sifat sliding (licin) dari permukaan serbuk yang akan dikompakkan, tidak bereaksi dengan bahan baku dan mempunyai titik leleh pada suhu rendah jauh dari suhu proses utama ( 6,7). Kecuali hal tersebut diatas maka parameter yang berpengaruh untuk membentuk kompakan adalah jenis alat kompaksi, L/D kompakan dan besarnya tekanan kompaksi. Ada dua jenis alat kompaksi yaitu single action dan double action. Jenis single action rentang harga L/D nya lebih rendah dibandingkan dengan rentang harga L/D untuk alat kompaksi double action. Hal ini berkaitan dengan keberhasilan kompakan yang ditinjau dari distribusi merata nilai densitasnya atau daya kompakan disetiap titik pada hasil kompakan (pellet). Dengan harga L/D sama misalnya 1 maka pellet yang dihasilkan dengan single action akan lebih jelek dibandingkan dengan pellet yang dihasilkan dengan double action. Besarnya tekanan kompaksi berpengaruh pada berat jenis hasil kompakan (pellet). Semakin besar tekanan maka berat jenis pellet akan semakin tinggi sampai berat jenis pellet tetap walaupun tekanan dikompakkan (6,7). Keberhasilan hasil kompakan (pellet) dapat dilihat secara visual langsung ketika kompakan tersebut terjadi dan beberapa saat setelah proses kompaksi selesai. Kegagalan secara langsung hasil kompakan terlihat adanya retak, relaksasi atau terkikis dipinggir pellet, sebaliknya apabila kompaksi berhasil maka pellet akan berbentuk utuh. Kegagalan dapat pula terjadi setelah pellet dipanaskan pada suhu tertentu. Pellet tersebut bias retak atau mengalami densifikasi dan swelling terlalu drastis dengan memberikan data kenaikan atau penurunan berat jenis yang banyak walaupun pellet terlihat utuh. Oleh sebab itu uji keberhasilan pembentukan pellet dilakukan dengan dua hal tersebut (7). TATA KERJA Bahan Calcine Coke dan Tar Pitch dari Dumai, Aditif SiO 2, Sucrosa Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat kompaksi digunakan untuk membuat kompakan serbuk yang disebut pellet, alat penghancur pellet hasil panggang (crusher), tungku pemanggangan, 900 o C untuk membuat umpan grafitisasi, alat timbangan dan alat ukur demensi

3 280 ISSN Tundjung Indrati Y., Sudaryadi serta Tungku Suhu Sedang 1500 o C. Ohmmeter dan alat timbang serta alat ukur nanometer. Cara Kerja Tahapan pelaksanaan penelitian pengaruh media grafitisasi I terhadap grafit dilakukan sesuai dengan Gambar 1 yang merupakan blok diagram penelitian. Gambar 1 : Blok Diagram Penelitian Penyiapan Umpan Grafitisasi Menggunakan Metoda Granulasi Bertahap Uraian penelitiannya sebagai berikut : 1. Serbuk Calcine Coke CC (62 %) & Tar PitchTP (38%) dicampur hingga homogen.tambahkan SiO 2 0,5 % dari campuran serbuk diatas. 2. Buat pellet seberat 0,75 g dengan tekanan kompaksi 25 KN sehingga diperoleh pellet yang berukuran 10 mm untuk diameter dan panjang 67 mm. 3. Pellet tersebut dipanggang sampai suhu 900 o C, setelah dingin ditimbang, diukur dimensinya dan diukur tahanannya. 4. Pellet dihancurkan dengan mesin crusher. Sebagian serbuk dicampur dengan berbagai variasi berat binder sucrose 0 %,0,25 %, 0,5 %, 0,75 % dan 1 %. Serbuk campuran ini kemudian dipanaskan sampai1100 o C. Setelah pellet dingin di evaluasi keberhasilan pembentukan pellet untuk menentukan jumlah binder yang optimal. 5. Serbuk sisa kemudian ditambah sucrose dengan jumlah tertentu yaitu jumlah optimal dari kegiatan langkah ke 5, kemudian dibuat pellet. 6. Pellet tersebut sebagian dipanaskan sampai suhu 1100 o C dan sebagian dipanaskan sampai 1300 o C. 7. Pellet hasil pemanasan 1100 o C diukur berat jenis dan tahanan jenisnya. Sebagian dievaluasi sebagai keberhasilan Sebagian di crushing kemudian ditambah dengan jumlah sucrose tertentu dan dibuat pellet lagi untuk dipanaskan sampai 1500 o C. 8. Pellet hasil pemanasan 1300 o C di crushing menjadi serbuk kemudian serbuknya di tambah dengan sucrose dengan berat tertentu. Serbuk campuran dibuat pellet kemudian dipanaskan bersama sama dengan pellet point 8 sampai 1500 o C. 9. Pellet hasil pemanasan 1500 o C data karakterisasinya dapat digunakan untuk menentukan kondisi paling baik penyiapan umpan grafitisasi dengan metoda granulasi bertahap. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Penentuan Jumlah Sucrose a. Uji dingin Tabel 1 berisi data pengaruh penambahan sucrose dan tekanan kompaksi terhadap pellet dari serbuk granulasi tahap pemanggangan 900 o C. Berdasarkan hasil uji dingin ternyata serbuk hasil granulasi tahap 900 o C tidak dapat langsung dibentuk pellet karena serbuk tersebut permukaannya lebih licin dan terlihat bahwa mampu alir serbuk mentah lebih rendah dibandingkan serbuk hasil granulasi tahap pemanggangan.

4 Tundjung Indrati Y., Sudaryadi ISSN Tabel 3 : Data Uji Dingin Pellet Dari Serbuk Hasil Granulasi Tahap Pemanasan 1100 o C dan Pemanasan 1300 o C Sucrose : 0,5 % berat L/D : 0,5 Alat kompaksi single action Pellet dari serbuk hasil granulasi tahap pemanasan 1100 o C Mampu alir serbuk : 5,48 g/menit No Tekanan, KN Berat jenis g/cm 3 Thnn Jenis,Ω.µ m X 10 3 Keterangan No Teka nan, KN Pellet dari serbuk hasil granulasi tahap pemanasan 1300 o C Mampu alir serbuk : 7,2 g /menit Berat Jenis g/cm terkikis ,53 1,54 1,54 1,55 13,55 13,55 13,50 Thnn Jenis, Ω.µm X 10 3 Keterangan Tidak terjadi kompakan Pellet utuh 2 25 terkikis Pellet utuh , terkikis Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa serbuk yang digranulasi pada tahap pemanasan 1100 o C berhasil pada kompaksi 25 KN dan 30 KN sedangkan pembentukan pellet dengan kompaksi 20 KN tidak berhasil. Hal ini disebabkan sifat serbuk yang mampu alirnya semakin besar yaitu 5,48 g/menit sehingga binder sebanyak 0,5 % tidak cukup mampu berfungsi sebagai pengikat. Apabila tekanan kompaksi diperbesar maka pellet yang terbentuk memberikan harga berat jenis rata rata terukur 1,536 g/cm 3 dan tahanan jenis rata rata Ω.µm terkikis. Oleh karena pada kompaksi 30 KN pellet yang dihasilkan berat jenisnya tidak jauh berbeda dengan pellet yang dibentuk dengan kompaksi 25 KN maka tekanan kompaksi yang baik adalah 25 KN. Serbuk hasil granulasi tahap pemanasan 1300 o C mempunyai mampu alir 7,2 g/menit. Oleh karena mampu alir serbuk yang relative tinggi maka pembentukan kompakan akan lebih sulit. Hal ini terlihat dari data pada Tabel 3 dimana dengan tekanan yang tinggi keberhasilannya hanya 60 %. Berat yang diperoleh dan tahanan jenis Ω.µm. Data ini tidak berbeda jauh dengan penyiapan umpan grafitisasi dengan granulasi tahap pemanasan 1100 o C. b. Uji Pemanasan 1500 o C Tabel 4 berisi data uji pemanasan 1500 o C pellet yang dibuat dari serbuk hasil granulasi tahap pemanggangan 900 o C, pemanasan 1100 o C dan 1300 o C. Tabel 4 : Data Uji Panas Pellet Hasil Granulasi Tahap Pemanggangan 900 o C, Pemanasan 1100 o C dan 1300 o C. Alat Kompaksi : singgle action ( 25 KN) L/D : 0,5 Sucrose : 0,5 % berat No Pellet dari serbuk hasil granulasi Hasil Uji Pemanasan 1500 o C Granulasi tahap Berat Jenis, Tahanan Berat Je Tahanan Keterangan g/cm 3 Jenis Ω.µm nis, g/cm 3 Jenis Ω.µm Pemanggangan, 1, , o C 1, , , , Pemanasan, 1, , o C 1, , , Pemanasan 1300 o C Data ini hampir sama dengan data penelitian terdahulu (8) Pembentukan berhasil pellet Pellet terkikis sehingga tidak dapat dikarakterisasi

5 282 ISSN Tundjung Indrati Y., Sudaryadi Berdasarkan data Tabel 4 ternyata pellet yang dibentuk dengan serbuk granulasi tahap pemanasan 1300 o C tidak memberikan pellet yang baik untuk umpan proses grafitisasi. Hal ini dimungkinkan karena pembentukan pellet serbuk awal (data di Tabel 3) sudah tidak baik. Kemungkinan lain perekatnya kurang sehingga serbuk yang mampu alirnya besar kekuatan kompaksinya disetiap titik kontak partikel tidak sekokoh bila perekatnya ditambah. Perbedaan yang cukup berarti adalah penyiapan umpan grafitisasi dari pellet yang dibentuk serbuk hasil granulasi tahap pemanggangan dan pemanasan 1100 o C. Dugaan untuk memperingan beban digrafitisasi dengan adanya penyiapan umpan granulasi memberikan hasil yang baik. Hal ini terlihat adanya data tahanan jenis yang berbeda. Umpan grafitisasi pellet dari serbuk pemanasan 1100 o C mempunyai tahanan jenis Ωµm yang ternyata lebih rendah dibandingkan dengan tahanan jenis pellet dari serbuk granulasi tahap pemanggangan. Disisi l;ain berat jenis dari dua jenis pellet tersebut tidak terlalu berbeda. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian penyiapan umpan grafitisasi dengan metoda granulasi bertahap adalah sebagai berikut. 1. Serbuk hasil granulasi mempunyai mampu alir meningkat dengan tahapan pemanasan pellet yang digranulasi. 2. Penyiapan umpan pellet untuk proses grafitisasi menggunakan metoda granulasi bertahap paling baik adalah 2 tahap. Tahap pertama pellet hasil pemanggangan digranulasi kemudian dibuat pellet. Pellet dipanaskan sampai 1100 o C kemudian dibuat pellet lagi. 3. Pada uji dingin dan panas sampai 1500 o C memberikan data tahanan jenis rendah untuk umpan grafitisasi yaitu Ω.µm. DAFTAR PUSTAKA 1. BENJAMIN M.MA, Nuclear Reactor Materials and Application, Van Nostrand Reinhold, Co, New York, FUKUDA, Research and Development HTGR fuel at JAERI, Proceding IAES, Nov VOHLER, O STURM FV, WEGE E, Artificial Graphite, Ullman Encyclopedia of Industrial Chemestry, , Air Products Indonesia, Bisnis Anda, Electric Arc Furnace, products, co.id/ind/metals/production welding Casting, htm, TUNDJUNG INDRATI Y, Evaluasi Kemampuan Tungku Busur Listrik Untuk Grafitisasi Pellet Hasil Panggang, Proseding Seminar Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, ISSN, September SANDS AND SHEAKSPEARE, Powder Metallurgy Landon, GOETZEL C, Tretise of Powder Metallurgy, Interscience Publishing Co, New York, TUNDJUNG INDRATI, Pengaruh granulasi serbuk terhadap karakterisasi pellet grafit, Laporan Tahunan TANYA JAWAB Wisyachudin F. Bagaimana pengaruhnya apabila suhu pemanggangan lebih dari 1300 o C?. Tunjung Indrati Y. Untuk penerapan granulasi bertahap hal ini tidak perlu sampai diatas suhu 1300 o C. Alasannya karena akan diperoleh serbuk yang mampu alirnya lebih tinggi dari 7,2 g/menit. Serbuk dengan mampu alir yang tinggi akan lebih sulit dikompaksi karena licin. Seandainya berhasil binder terlalu banyak sehingga ketika digrafitisasi akan gagal sebab titik kontaknya yang terjadi titik kontak semu.

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR Penetapan Parameter Proses Pembuatan Bahan Bakar UO 2 Serbuk Halus yang Memenuhi Spesifikasi Bahan Bakar Tipe PHWR (Abdul Latief) PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI PROSES DAN KATALIS SiO2 TERHADAP DENSITAS DAN TAHANAN JENIS HASIL PEMAN GG AN G AN PELLET CAMPURAN CALCINE COKE DAN TAR PITCH 900 C

PENGARUH KONDISI PROSES DAN KATALIS SiO2 TERHADAP DENSITAS DAN TAHANAN JENIS HASIL PEMAN GG AN G AN PELLET CAMPURAN CALCINE COKE DAN TAR PITCH 900 C Tunjung lndrati Y., dkk. ISSN 0216-3128 PENGARUH KONDISI PROSES DAN KATALIS SiO2 TERHADAP DENSITAS DAN TAHANAN JENIS HASIL PEMAN GG AN G AN PELLET CAMPURAN CALCINE COKE DAN TAR PITCH 900 C Tundjung Indrati

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KARBON DAN TEBAL LAPISAN PADA PROSES PEMBUATAN ZIRKON KARBIDA

PENGARUH JENIS KARBON DAN TEBAL LAPISAN PADA PROSES PEMBUATAN ZIRKON KARBIDA 115 PENGARUH JENIS KARBON DAN TEBAL LAPISAN PADA PROSES PEMBUATAN ZIRKON KARBIDA Budi Sulistyo, Sunardjo, Dwiretnan dan Pristi Hartati P3TM BATAN ABSTRAK PENGARUH JENIS KARBON DAN TEBAL LAPISAN PADA PROSES

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI

IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI Pristi Hartati, dkk. ISSN 016-318 155 IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI Pristi Hartati, Budi Sulistyo, Tunjung Indrati, Sunardjo Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN PEMANAS ATAS KEGAGALAN UJI COBA TUNGKU SUHU TINGGI

ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN PEMANAS ATAS KEGAGALAN UJI COBA TUNGKU SUHU TINGGI 12 ISSN 0216-3128 Tunjung Indrati Y., dkk ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN PEMANAS ATAS KEGAGALAN UJI COBA TUNGKU SUHU TINGGI Tundjung Indrati Y, Sunaryo, Triyono, Parimun Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT

SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT Taufik Usman ABSTRAK SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK Taufik Usman, Maradu Sibarani, Tata Terbit Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2

PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2 J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1, Hal.: 21-28 ISSN 1978-1873 PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2 Kartika Sari 1, *, Tri Yulianto 2, Novi Eka Setyawan 1 1 Prodi Fisika,

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3 J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 1 No. 2 Juni 2005: 58 107 ISSN 1907 2635 PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3 Abdul Latief,

Lebih terperinci

PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER

PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER Tri Yulianto (1) dan Etty Mutiara (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C No. 14/Tahun VII. Oktober 2014 ISSN 1979-2409 ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C Triarjo, Sugeng Rianto, Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa negara-negara di dunia selalu membutuhkan dan harus memproduksi energi dalam jumlah yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Tri Yulianto ABSTRAK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA. Kegiatan pengembangan

Lebih terperinci

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 ISSN 1907 2635 Reaksi Termokimia Paduan AlFeNi dengan Bahan Bakar U 3Si 2 (Aslina Br.Ginting, M. Husna Al Hasa) REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 Aslina Br. Ginting dan M. Husna

Lebih terperinci

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Riska*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *riska_fya@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3

Lebih terperinci

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN

Lebih terperinci

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK Slamet P dan Yatno D.A.S. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelompok Fisika Bahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Ratih Langenati, Ngatijo, Lilis Windaryati, Agus Sartono, Banawa Sri Galuh, Mahpudin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. Ramlan 1, Masno Ginting 2, Muljadi 2, Perdamean Sebayang 2 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN ADISI Fe203 P ADA PELET CALSINE COKE TERHADAP SIFAT FISIS HASIL GRAFITISASI PADA

PENGARUH BAHAN ADISI Fe203 P ADA PELET CALSINE COKE TERHADAP SIFAT FISIS HASIL GRAFITISASI PADA Kasilani, dkk. ISSN 0216.3128 289 PENGARUH BAHAN ADISI Fe203 P ADA PELET CALSINE COKE TERHADAP SIFAT FISIS HASIL GRAFITISASI PADA SUHU 1500 0 C Kasilani N.S., Tunjung I. dad Triyono Puslitbang Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ZIRKON TETRAKLORIDA DARI PASIR ZIRKON DENGAN PROSES KERING SECARA LANGSUNG

PEMBUATAN ZIRKON TETRAKLORIDA DARI PASIR ZIRKON DENGAN PROSES KERING SECARA LANGSUNG ISSN 1410-6957 PEMBUATAN ZIRKON TETRAKLORIDA DARI PASIR ZIRKON DENGAN PROSES KERING SECARA LANGSUNG Budi Sulistyo Bidang Kimia dan Proses Bahan, PTAPB, BATAN, YOGYAKARTA ABSTRAK PEMBUATAN ZIRKON TETRAKLORIDA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni. 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni. 3.2 Alur Penelitian Kegiatan penelitian akan dilakukan dengan alur seperti

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN *Bagus Sigit Pambudi 1, Rusnaldy 2, Norman Iskandar 2 1

Lebih terperinci

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr

PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr PENGARUH PROSES QUENCHING TERHADAP LAJU KOROSI BAHAN BAKAR PADUAN UZr ABSTRAK Masrukan, Agoeng Kadarjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Diagram Alir Percobaan Gambar 3.1: Diagram Alir Percobaan Jurusan Teknik Material dan Metalurgi 25 3.2 Bahan Percobaan Bahan percobaan yang dipakai dalam tugas akhir ini

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2

PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2 Tundjung Indrati Y., dkk. ISSN 0216 3128 29 PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2 Tundjung Indrati Y, Budi Sulistyo dan Endang Nawangsih P3TM BATAN ABSTRAK PENGARUH

Lebih terperinci

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE EDY SULISTYONO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR ( PTBN ), BATAN e-mail: edysulis@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH

Lebih terperinci

PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA

PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA PEMUNGUTAN SERBUK U 3 Si 2 DARI GAGALAN PRODUKSI PEB DISPERSI BERISI U 3 Si 2 -Al SECARA ELEKTROLISIS MENGGUNAKAN ELEKTRODA TEMBAGA Ghaib Widodo, Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Serpong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat 28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER Banawa Sri Galuh, Asminar, Rahmiati ABSTRAK PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Renewable Energy Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di Laboratorium

Lebih terperinci

PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr

PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr ISSN 0852-4777 Proses Pengompakan dan Penyinteran Pelet CERMET UO 2-Zr (Tri Yulianto, Meniek Rachmawati, Etty Mutiara) PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr Tri Yulianto, Meniek Rachmawati,

Lebih terperinci

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Karakterisasi Awal Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 sebagai bahan utama membran merupakan hasil pengolahan mineral pasir zirkon. Kedua serbuk tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOSISI Al PADA PADUAN Fe-Ni-Al Effect of Additional Alloy Compostion AI in Fe-Ni-Al Dianasanti Salati Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta Tanggal Masuk: (19/7/2014) Tanggal

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan

Lebih terperinci

Pengaruh Kandungan Air pada Proses Pembriketan Binderless Batubara Peringkat Rendah Indonesia

Pengaruh Kandungan Air pada Proses Pembriketan Binderless Batubara Peringkat Rendah Indonesia Pengaruh Kandungan Air pada Proses Pembriketan Binderless Batubara Peringkat Rendah Indonesia Toto Hardianto*, Adrian Irhamna, Pandji Prawisudha, Aryadi Suwono Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses : preparasi bahan pasta, dalam preparasi bahan pasta meliputi preparasi bahan olah yang merupakan material

Lebih terperinci

EFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU

EFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 EFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU Erilia Yusnitha ABSTRAK EFEK PENAMBAHAN Nb205 TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES

Lebih terperinci

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al ABSTRAK PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al Susworo, Suhardyo, Setia Permana Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al. Pembuatan pelat elemen bakar/peb mini

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING

KARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING KARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING Meniek Rachmawati dan Tri Yulianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN Gambar 3.1. Skema proses pembuatan filter air dari karbon serbuk dan pasir silika 17 III.2. TAHAP PERSIAPAN Pada tahap persiapan, proses-proses yang dilakukan

Lebih terperinci

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di dalam negri saat ini, maka banyak penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISASI HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI SIKLUS I URANIUM OKSIDA

KARAKTERISASI HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI SIKLUS I URANIUM OKSIDA 1 KARAKTERISASI HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI SIKLUS I URANIUM OKSIDA Sigit *), Noor Yudhi *), Rahmat Pratomo **) dan R. Didiek Herhady **) *) P2TBDU BATAN **) P3TM BATAN ABSTRAK KARAKTERISASI HASIL PROSES

Lebih terperinci

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik Keramik Keramik Definisi: material padat anorganik yang

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm

PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm 229 PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm Abdul Latief *), Arief S. Adhi *), Tata Terbit Saputra *), Djoko Kisworo *) dan Titien

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang sintesis keramik film tebal CuFe 2 O 4 dengan penambahan massa MgO 10 % pada suhu 1100 0 C dan karakteristik listriknya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari

Lebih terperinci

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER No. 02/ Tahun I. Oktober 2008 ISSN 19792409 PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN UZr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta

Lebih terperinci

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN)

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN) Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 ) ISSN 85-4777 Pengaruh Temperatur, Waktu Oksidasi dan Konsentrasi ZrO Terhadap Densitas, Luas Permukaan dan Rasio O/U Hasil Reduksi (U 3O 8+ ZrO ) (Sigit, Ghaib Widodo, Haryono SW, Supardjono M, Nurwidjajadi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Slag (terak) merupakan limbah industri yang sering ditemukan pada proses peleburan logam. Slag berupa residu atau limbah, wujudnya berupa gumpalan logam, berkualitas

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY 1

Jurnal Teknik Mesin UMY 1 PENGARUH PENAMBAHAN BLOWING AGENT CaCO 3 TERHADAP POROSITAS DAN KEKUATAN TEKAN ALUMINUM FOAM DENGAN CARA MELT ROUTE PROCESS Dhani Setya Pambudi Nugroho 1, Aris Widyo Nugroho 2, Budi Nur Rahman 3 Program

Lebih terperinci

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing : Judul Penelitian Nama NomorPokok Program Studi : PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS : SUDIATI : 037026011 : ILMU FISIKA Menyetujui Komisi Pembimbing : Anggota

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN HOPER PENGUMPAN PADA PELEBURAN PASIR ZIRKON

RANCANG BANGUN HOPER PENGUMPAN PADA PELEBURAN PASIR ZIRKON RANCANG BANGUN HOPER PENGUMPAN PADA PELEBURAN PASIR ZIRKON Sudaryadi, Wuntat Oktawijaya, Moch. Rosyid BATAN, Babarsari Yogyakarta, 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN HOPER PENGUMPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa mendatang penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi harus dikurangi karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan dampak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini secara umum adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Bahan dan Peralatan Bahan

Lebih terperinci

RISET PROSES PELELEHAN TERAS SAAT KECELAKAAN PARAH

RISET PROSES PELELEHAN TERAS SAAT KECELAKAAN PARAH RISET PROSES PELELEHAN TERAS SAAT KECELAKAAN PARAH RINGKASAN Kecelakaan yang terjadi pada reaktor Three Mile Island No.2 (TMI-2) di Amerika Serikat pada bulan Maret 1979, telah mengakibatkan sekitar separuh

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET Masrukan, Aslina Br.Ginting Pusbangtek Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang

Lebih terperinci

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK

PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ABSTRAK PENGONTROL TEMPERATUR CAMPURAN AIR DENGAN LOOK-UP TABLE BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Deddy Yong Lianto / 0122016 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri 65, Bandung 40164,

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU, WAKTU DAN PROSES RE-OKSIDASI PELET BAHAN BAHAN BAKAR BEKAS PWR SIMULASI

PENGARUH SUHU, WAKTU DAN PROSES RE-OKSIDASI PELET BAHAN BAHAN BAKAR BEKAS PWR SIMULASI Pengaruh Suhu, Waktu dan Proses Re-Oksidasi Pelet Bahan Bakar Bekas PWR Simulasi PENGARUH SUHU, WAKTU DAN PROSES RE-OKSIDASI PELET BAHAN BAHAN BAKAR BEKAS PWR SIMULASI Sigit*, Hendro Wahyono*, Ghaib Widodo*,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh : SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC Oleh : ENDEN PERDANA CANDRA SETIAWAN NIM : 1104305023 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

MATERI, ENERGI DAN GELOMBANG. Konsep Dasar IPA

MATERI, ENERGI DAN GELOMBANG. Konsep Dasar IPA MATERI, ENERGI DAN GELOMBANG Konsep Dasar IPA Apa yang kalian ketahui tentang Energi? Energi Listrik Energi Cahaya Energi Gerak Energi Panas Dsb. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.

Lebih terperinci

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 Meilinda Nurbanasari Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Bandung Dani Gustaman

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Pencampuran terhadap Keseragaman Bahan Pengikat

Pengaruh Parameter Pencampuran terhadap Keseragaman Bahan Pengikat Maulida / Jurnal Teknologi Proses 5(2) Juli 6: 148 15 154 Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 5(2) Juli 6: 151 155 ISSN 1412-7814 Pengaruh Parameter Pencampuran terhadap Keseragaman

Lebih terperinci

Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS

Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN WAKTU PENAHANAN TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT MAGNETIK DAN KEKERASAN PADA PEMBUATAN IRON SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 19 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 8 bulan, dimulai bulan Juli 2009 hingga Februari 2010. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biofisika

Lebih terperinci

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN ISSN 0853-8697 PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN Muhammad Ridlwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Email : ridlwanm@fti.uii.ac.id

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR

PERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR Etty Mutiara, Meniek Rachmawati, Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG Majalah Farmasi Indonesia, 12(4), 166171, 21 PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 15 SEBAGAI BAHAN PENGISIPENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG THE EFFECT OF REPEATED COMPACTION ON STARCH 15 AS A FILLER BINDER

Lebih terperinci

PENGARUH W AKTU DAN LAJU ALIR GAS INERT TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES SINTESIS MATRIX GRAFIT P ADA T AHAP PEMANGGANGAN

PENGARUH W AKTU DAN LAJU ALIR GAS INERT TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES SINTESIS MATRIX GRAFIT P ADA T AHAP PEMANGGANGAN Imam Dahroni, dkk ISSN 0216-3128 231 PENGARUH W AKTU DAN LAJU ALIR GAS INERT TERHADAP KUALITAS PRODUK PROSES SINTESIS MATRIX GRAFIT P ADA T AHAP PEMANGGANGAN Imam Dahronit Dwi Herwidhit Kasilani N S Puslitbang

Lebih terperinci

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA DAN ZIRKONIUM OKSIDA HASIL PROSES SINTER

KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA DAN ZIRKONIUM OKSIDA HASIL PROSES SINTER ISSN 0852-4777 Karakterisasi Pelet Campuran Uranium Oksida dan Zirkonium Oksida Hasil Proses Sinter (Hendro Wahyono, Sigit, Ghaib Widodo dan Tata Terbit S.) KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA

Lebih terperinci

PROSES MANUFACTURING

PROSES MANUFACTURING PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari

Lebih terperinci

JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015:

JTM (S-1) Vol. 3, No. 1, Januari 2015: PENGARUH BENTUK DAN UKURAN GERAM SEBAGAI BAHAN BAKU TERHADAP KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS *Angga Febrianto 1, Rusnaldy 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang yang merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci