SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT"

Transkripsi

1 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT Taufik Usman ABSTRAK SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN VARIASI KANDUNGAN PELUMAS ZN-STEARAT. 35 sampel serbuk halus U021olos 38 IJm dengan berat yang sarna, yakni 6,8 gr dibagi dalam 7 kelompok. Setiap kelompok sam pel dicampur bersama pelumas dengan persentase berat 0,2, 0.4, 0,8, 1,2, 1,6, 2,0, dan 3,0 hingga homogen. Setelah itu dikompakkan dengan tekanan yang sarna yakni 7 ton. Kompakan serbuk halus yang diperoleh ternyata mempunyai densitas yang berbeda yang bergantung pada kandungan pelumasnya. Densitas kompakan yang maksimal (59,96% DT) diperoleh pada kandungan pelumas 0,4% berat. Semua kompakan tersebut kemudian disinter pada suhu rendah (1100 c) dengan laju kenaikan suhu 250 c Ijam dan waktu sinter 3 jam. Pelet sinter U02 jenis PWR yang diperoleh ternyata mempunyai densitas yang berbeda pula, bergantung pada kandungan pelumasnya. Densitas yang tertinggi (93,11 % DT) diperoleh pada pelet sinteru02 yang berasal dari kompakan dengan kandungan pelumas 0,4% berat. Untuk BBRD jenis PWR (enrichment), densitas tersebut memenuhi persyaratan. PENDAHULUAN Bahan bakar reaktor daya (BBRD) atau pelet sinter U02 jenis PWR adalah berdensitas tinggi yakni sekitar 93-95% DT. Untuk memperolehnya, kompakan serbuk U02 ukuran menengah ( IJm) perlu disinter dengan suhu tinggi yakni 1700 c. sintering suhu tinggi tentu menyebabkan biaya produksi besar., resiko kerusakan alat sinter cukup tingggi dan periode waktu sinter cukup lama. Oleh karenanya suhu sinter perlu diturunkan. Hal ini sesuai dengan kecenderungan Negara maju sa at ini, yang melakukan penyinteran BBRD pada suhu rendah (1200 c). Salah satu usaha untuk menurunkan suhu sinter adalah dengan penggunaan serbuk halus U02 Dari berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kompakan atau pelet mentah yang berasal dari serbuk yang lebih halus dapat disinter pada suhu yang lebih rendah. Dalam proses pengompakannya akan terajadi friksi atau gesekan antara sesama serbuk dan antara serbuk dengan cetakannya atau dinding Dies. Friksi sesama serbuk menyebabkan densitas kompakan menjadi rendah karena terbentuknya Bridging yakni jembatan antar partikel serbuk. Sementara itu, friksi antara serbuk dengan Dies menyebabkan pengikisan dinding Dies, bahkan sering menyebabkan kompakannya pecah atau retak. Untuk mengatasi hal ini, maka ke dalam serbuk perlu dicampurkan pelumas hingga homogen. Dalam hal ini menggunakan Zn-stearat sebagai pelumas. Masalahnya adalah seberapa banyak pelumas dicampurkan ke dalam serbuk U02, sebab jika berlebihan, pelumas juga dapat menyebabkan densitas kompakan turun, karena transmisi tekanan tidak maksimal. Oleh karenanya penelitian ini perlu dilakukan. TEORI Teori Pengompakan Pengompakan serbuk U02 dimaksudkan untuk memberikan bentuk, ukuran, dan rapat massa tertentu terhadap kompakan yang dihasilkan. Selama proses pengompakan akan terjadi friksi atau gesekan sesama partikel serbuk yang berdekatan. Friksi ini menyebabkan pengelasan 40

2 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN dingin atau cold welding. Akibatnya terbentuk kohesi sisa (perpaduan), berupa titik kontak antar partikel serbuk atau the point of particle contact dalam kompakan atau pelet mentah. Melalui titik kontak inilah pertukaran atom-atom berlangsung selama proses sintering. Makin halus ukuran serbuk, makin banyak jumlah serbuk atau jumlah titik kontak tersebut dan makin cepat pertukaran atom-atom selama penyinteran sehingga densitas pelet meningkat dengan cepat. Teori Sintering Proses sintering terbagi dalam 3 tahapan yakni : a) Tahap awal (initial stage) Proses sintering berawal pada titik kontak antar partikel serbuk. kemudian titik kontak tersebut bertambah luas dan membentuk neck atau leher. Neck ini kemudian menjadi batas butir atau grain-boundary. Pada sa at bersamaan, rongga antar partikel serbuk mengecil dan membentuk pori. b) Tahap pertengahan (intermediate stage) Dalam tahap ini batas butir membesar dan porinya mengecil dengan cepat. Akibatnya pelet mengalami shringkage atau pengerutan dan densitasnya meningkat tajam. Hal ini terjadi selama kenaikan suhu dari 300 C hingga suhu puncak. Disini terjadi densifikasi secara cepat karena adanya interaksi antara pori dan batas butir. Selama pertumbuhan butir (grain growth) : Pori-pori dapat dikeluarkan oleh pergerakan batas butir sehingga densitas pelet meningkat. Pori-pori tersebut ditinggalkan oleh pergerakan batas butir dalam butir, sehingga densitas pelet tetap c) Tahap akhir (final stage) Tahap ini berlangsung selama soaking time atau selama pelet pada suhu puncak. Densifikasi pelet berlangsung lambat karena yang terjadi hanya perubahan bentuk dan pengecilan pori-pori dalam butir. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelet sinter U02 berdensitas tinggi dapat dihasilkan dari sintering suhu rendah atas kompakan serbuk halus. Mekanisme sintering Terbagi atas surface transport dan bulk transport. Secara sederhana kedua mekanisme ini dapat dijelaskan : Surface transport Mekanisme sintering surface transport adalah mekanisme yang disebabkan adanya aliran atau perpindahan massa dari permukaan ke permukaan partikel serbuk, yang mengakibatkan pertumbuhan neck. Akan tetapi kedua partikel serbuk tersebut tidak mengalami shringkage (pengerutan) sehingga peletnya tidak terdensifikasi (tidak mengalami perubahan dimensi). Mekanisme surface transport meliputi difusi permukaan dan evaporasi kondensasi yang biasanya terjadi pada tahap awal sintering Bulk transport Mekanisme sintering bulk transport adalah mekanisme yang disebabkan adanya aliran atau perpindahana massa dari dalam partikel serbuk (sumber massa internal) ke daerah neck sehingga pertumbuhan neck semakin cepat. Mekanisme ini meliputi difusi volume (kisi), difusi batas butir, aliran plastis dan sebagainya. Dalam mekanisme ini terjadi shringkage partikel serbuk atau densifikasi pelet. Mekanisme ini biasanya terjadi pada tahap pertengahan dan tahap akhir sintering. 41

3 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN TAT A KERJA 1. Pembuatan serbuk halus U02 lolos 38!-1mdan pencampuran pelumas Sejumlah serbuk awal U02 jenis CAMECO yang berukuran sekitar !-1mdiayak dalam ayakan kecil dengan frekuensi 50 hz, sehingga diperoleh serbuk halus U02 lolos 38!-1m. Serbuk halus tersebut kemudian ditimbang dengan berat tetap 6,8 gr sebanyak 35 sam pel. Sam pel tersebut dibagi atas 7 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 sam pel. Setiap sam pel dalam kelompoknya dicampur dengan pelumas Zn-stearat hingga homogen dengan persentase berat yang sama, masing-masing kelompok adalah 0,2, 0,4, 0,8, 1,2, 1,6, 2,0, 3,0% berat. 2. Pengompakan serbuk halus dan penyinterannya Sam pel tersebut kemudian dikompakkan dengan tekanan yang sama yakni 7 ton, dengan parameter proses; punch-atas 21 mm, kedalaman dies = 66 mm dan putaran hydraulic = 4. Kompakan serbuk halus U02 yang dihasilkan kemudian dihitung densitasnya, lalu disinter dengan kenaikan suhu 250 C/ jam, suhu sinter 1100 C, waktu sinter 3 jam dan laju penurunan suhu 150 C/jam Pelet sinter yang dihasilkan kemudian dihitung densitasnya dan diamati grain-size melalui uji metalografi HASIL DAN PEMBAHASAN Pengompakan dengan tekanan yang sama ( 7 ton) atas 35 sam pel serbuk halus U021010s 38!-1mdengan 7 variasi kandungan pelumas Zn-stearat telah berhasil dilakukan dengan baik menjadi kompakan serbuk halus atau pelet mentah U02 Data mengenai densitasnya dapat dilihat pada tabel I. Pelet mentah dengan kandungan pelumas yang sama (0,2% berat) ternyata mempunyai densitas yang hampir sama. Sedangkan pelet mentah dengan kandungan pelumas yang berbeda mempunyai densitas yang berbeda pula. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan pelumas dalam serbuk dapat mempengaruhi densitas kompakannya. Dari tabel II ditunjukkan bahwa pelet mentah dengan kandungan pelumas terendah, yakni 0,2% berat mempunyai densitas 58,48% DT. Kenaikan kandungan pelumas 0,4% berat, ternyata dapat meningkatkan densitasnya menjadi 59,98% DT. Kenaikan kandungan pelumas selanjutnya dari 0,8 hingga 3,0% berat Zn-stearat, ternyata menurunkan densitasnya dari 57,71 hingga 53,42% DT. Densitas tertinggi diperoleh pada kandungan pelumas 0,4% berat yakni 59,98% DT, sedangkan yang terendah adalah pada kandungan pelumas 3,0% berat yakni 53,42% DT. Fenomena yang sama dengan serbuk U02 ini juga ditemukan pada kompakan dari serbuk besi (Fe) 150!-1m Fenomena tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kandungan pelumas dalam serbuk dapat mempengaruhi densitas kompakannya. Dalam proses pengompakkan serbuk ada istilah applied pressure (penerapan tekanan) dan transmitted pressure (transmisi tekanan). Pada dasarnya penerapan tekanan harus sama dengan transmisi tekanan. Tetapi karena adanya friksi sesama serbuk dan antara serbuk dengan Dies, serta adanya kandungan pelumas dalam serbuk, maka transmisi tekanan selalu lebih kecil daripada penerapan tekanan. Variasi transmisi tekanan dapat dibandingkan pad a densitas kompakan yang dicapai. Transmisi tekanan yang maksimal ternyata dicapai pada kompakan (pelet mentah) dengan kandungan pelumas 0,4% berat, karena densitasnya terbesar yakni 59,96% DT. Hal ini diduga karena pelumasan atas permukaan semua partikel serbuk cukup memadai dan tidak berlebihan. Kelebihan pelumasan tentu akan mempertebal permukaan partikel serbuk dan mengurangi transmisi tekanan. Hal ini terjadi pad a serbuk pad a kandungan pelumas 3,0% berat, yang menghasilkan kompakan dengan densitas terendah yakni 53,42. Jadi optimasi pelumasan serbuk perlu dilakukan agar diperoleh densitas kompakan maksimal. Kandungan pelumas Zn-stearat ternyata juga berpengaruh pada densitas pelet sinter. Bahkan pengaruhnya lebih besar dibandingkan terhadap densitas pelet mentah. Dengan kandungan pelumas 0,2% berat dalam serbuk, maka densitas pelet sinternya adalah 90,36 % DT. Kenaikan kandungan pelumas, 0,4% berat menyebabkan densitasnya meningkat menjadi 93,11 % DT. Kenaikan kandungan pelumas selanjutnya dari 0,8 hingga 3,0% berat, ternyata menurunkan 42

4 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 densitasnya dari 90,36 hingga 73,48% DT. Densitas pelet sinter yang terbesar diperoleh pada kandungan pelumas 0,4% berat, yakni 93,11 % DT. Untuk bahan bakar jenis PWR (enriched), densitas tersebut telah memenuhi persyaratan BBRD. Penurunan densitas pelet sinter akibat kenaikan kandungan pelumas dalam pelet mentah mungkin disebabkan karena ketebalan pelumas diatas permukaan aglomer serbuk dalam kompakan bisa memperlambat proses sintering atau densifikasi pelet. Terutama dalam pertumbuhan neck (Ieher), batas butir dan butir (grain growth). Pencapaian densitas yang tinggi (93,11 % DT) dari pelet sinter UOz dengan kandungan pelumas 0,4% berat dalam serbuk halusnya menunjukkan bahwa pelumasan tersebut tidak mempengaruhi proses sintering terutama pada tahap awal dim ana titik kontak antar partikel serbuk tumbuh menjadi neck (leher) dan batas butir (grain boundary). TABEL 1. Densitas pelet mentah (7 ton) dan pelet sinter (1100 C) jenis PWR dari serbuk halus UOz % Berat "'-.0..I~_..,., _" """""'"11_"" _II """'--'-"'1 J-IIM "",,'u"',,",u %DT 0,26,245 0,46,587 0,86,336 1,286,15 1,682,74 3,0 2,0 5,842 6,129 6,321 6,223 10,223 10,224 10,221 10,228 10,219 9,438 9,481 9,926 9,921 9,918 9,092 8,683 9,459 9,478 9,431 9,914 9,928 8,092 9,922 9,101 8,066 9,915 8,090 8,079 8,713 8,735 9,084 8,710 8,723 9,105 57,55 57,67, 9,923 56,66 56,57 86,25 57,54 90,23 72,98 56,69 90,38 73,69 56,63 56,68 86,43 90,41 90,42 90,36 90,33 53,21 90,37 53,31 73,4 90,31 53,37 53,80 73,58 53,39 73,70 55,81 79,36 55,79 79,56 55,82 79,08 55,84 79,32 55,83 79,45 85,96 57,53 57,50 57,57 85,80 58,52 58,47 58,48 57,75 57,70 57,76 59,99 58,49 82,89 58,45 59,96 59,92 82,81 59,97 59,94 82,93 93,16 93,11 93,68 93,12 93,09 MENTAH 7 6,420 6,421 6,418 6,579 6,583 6,422 6,581 6,316 6,314 6,332 6,341 6,584 6,318 5,853 5,861 5,863 5,862 6,128 6,129 6,131 6,130 6,319 6,224 6,218 6,221 6,211 %DT grl UOz DENSITAS SINTER cm3 UOz PELET grl cm3 DENSIT AS PELET 43

5 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN Tabelll Densitas rata-rata pelet mentah ( 7 ton) dan pelet sinter ( 11000e )jenis PWR dari serbuk halus U021olos 38 Um dengan persentase berat pelumas ( Zn-stearat ) yang berbeda.( dari Tabell ). % ( 0,26,421 0,46,583 59,96 58,48 57,54 0,86,336 57,71 56,65 55,82 53,42 2,06,128 3,05,856 1,6,219 1,26,317 %DT gr/ 10,223 Berat 9,920 9,457 9,921 9,094 8,713 8,084 90,36 86,14 90,35 82,83 79,36 73,48 93,11 %DT cm3 ) MENTAH DENSIT SINTER DENSITAS AS PELET U02 U02 PELET gr/ cm3 Q) N "iij Q. 0 -c QjQ. c_ :J Q) CUt- "0 0.s::.~ E-Q).19~ ~ Qj UI c "iij Densitas pelet mentah U Densitas pelet sinter U Kandungan pelumas Zn-stearat dalam serbuk halus U !-1m (% berat) Gambar 1. Grafik pengaruh kandungan pelumas Zn- stearat dalam serbuk halus U02 terhadap densitas pelet mentah dan pellet sinter U02 44

6 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 KESIMPULAN 1. Dengan menggunakan ayakan kecil, maka serbuk halus U02 lolos 38 IJm dapat dihasilkan dari serbuk awal CAMECO 2. Kandungan pelumas (Zn-stearat) dalam serbuk halus U02 lolos 38 um dapat mempengaruhi densitas dari pelet mentah dan pelet sinter 3. Campuran 0,4% berat pelumas (Zn-stearat) dalam serbuk halus U02 lolos 38 IJm dapat dikompakkan dan disinter pada suhu rendah (1100 C) menjadi pelet sinter berdensitas maksimal, yakni 93,11 % DT SARAN Perlu dipesan ayakan besar berukuran kecil, 38 IJm dan 53 IJm DAFT AR PUST AKA [1] SAMIR M., ABDEL AZIM, contribution to fuel element fabrication of U02 pellets using lower sintering Temperatures, Cairo Egypt, 1 juli [2] RANDAL M.G. Powder metallurgy Science, Printed in Princeton, New Jersey [3] KINGERY W.D., introduction to Ceramics, Jhon Wiley & Sons, Inc.,

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK Taufik Usman, Maradu Sibarani, Tata Terbit Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang,

Lebih terperinci

EFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU

EFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 EFEK PENAMBAHAN Nb20S TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES ADU Erilia Yusnitha ABSTRAK EFEK PENAMBAHAN Nb205 TERHADAP PELET SINTER U02 DARI PROSES

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Tri Yulianto ABSTRAK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA. Kegiatan pengembangan

Lebih terperinci

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR

PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG MEMENUHI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR TIPE PHWR Penetapan Parameter Proses Pembuatan Bahan Bakar UO 2 Serbuk Halus yang Memenuhi Spesifikasi Bahan Bakar Tipe PHWR (Abdul Latief) PENETAPAN PARAMETER PROSES PEMBUATAN BAHAN BAKAR UO 2 SERBUK HALUS YANG

Lebih terperinci

PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER

PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER PERILAKU SERBUK UO 2 HASIL PROSES ADU, AUC, IDR DAN MODIFIED ADU SELAMA PROSES PENYINTERAN MENGGUNAKAN DILATOMETER Tri Yulianto (1) dan Etty Mutiara (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2

PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2 J. Sains MIPA, April 2011, Vol. 17, No. 1, Hal.: 21-28 ISSN 1978-1873 PENGARUH PENAMBAHAN Cr2O3 TERHADAP DENSITAS PELET SINTER UO2 Kartika Sari 1, *, Tri Yulianto 2, Novi Eka Setyawan 1 1 Prodi Fisika,

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3

PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3 J. Tek. Bhn. Nukl. Vol. 1 No. 2 Juni 2005: 58 107 ISSN 1907 2635 PENGARUH TEKANAN PENGOMPAKAN, KOMPOSISI Er 2 O 3 DAN PENYINTERAN PADA TEMPERATUR RENDAH TERHADAP KUALITAS PELET UO 2 + Er 2 O 3 Abdul Latief,

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm

PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm 229 PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN PENGOMPAKAN DAN SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK PELET SINTER UO 2 SERBUK HALUS 1-75μm Abdul Latief *), Arief S. Adhi *), Tata Terbit Saputra *), Djoko Kisworo *) dan Titien

Lebih terperinci

PADUAN LOGAM U-Zr ABSTRAK PENDAHULUAN. Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN

PADUAN LOGAM U-Zr ABSTRAK PENDAHULUAN. Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGUTIAN HASn. PROSES DENSITAS HYDRIDING-DEHYDRIDING DAN FRAKSI SERBUK PADUAN LOGAM U-Zr Aminhar, Mujinem ABSTRAK PENGUJIAN DENSITAS DAN FRAKSI SERBUK

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Ratih Langenati, Ngatijo, Lilis Windaryati, Agus Sartono, Banawa Sri Galuh, Mahpudin

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI

PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI PEMBUATAN ALUMINIUM BUSA MELALUI PROSES SINTER DAN PELARUTAN SKRIPSI Oleh AHMAD EFFENDI 04 04 04 004 6 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 PEMBUATAN

Lebih terperinci

PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr

PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr ISSN 0852-4777 Proses Pengompakan dan Penyinteran Pelet CERMET UO 2-Zr (Tri Yulianto, Meniek Rachmawati, Etty Mutiara) PROSES PENGOMPAKAN DAN PENYINTERAN PELET CERMET UO2-Zr Tri Yulianto, Meniek Rachmawati,

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKS IDA SINTER

ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKS IDA SINTER ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKS IDA SINTER Ngatijo, Siamet Pribadi, Agus Sartono ABSTRAK ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKSIDA SINTER.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh

METALURGI SERBUK. By : Nurun Nayiroh METALURGI SERBUK By : Nurun Nayiroh Metalurgi serbuk adalah metode yang terus dikembangkan dari proses manufaktur yang dapat mencapai bentuk komponen akhir dengan mencampurkan serbuk secara bersamaan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C No. 14/Tahun VII. Oktober 2014 ISSN 1979-2409 ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C Triarjo, Sugeng Rianto, Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan

Lebih terperinci

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2 Meilinda Nurbanasari Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Bandung Dani Gustaman

Lebih terperinci

VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT

VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT PENGARUH KOMPOSISI DAN VARIASI TEKANAN KOMPAKSI TEHADAP DENSITAS DAN KEKERASAN PADA KOMPOSIT - UNTUK PROYEKTIL PELURU DENGAN PROSES METALURGI SERBUK Oleh: Gita Novian Hermana 2710100077 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Karakterisasi Awal Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 Serbuk ZrSiO 4 dan ZrO 2 sebagai bahan utama membran merupakan hasil pengolahan mineral pasir zirkon. Kedua serbuk tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER

PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER Lilis Windaryati, Pranjono, Torowati ABSTRAK PENGUJIAN

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Moraida Hasanah 1, Tengku Jukdin Saktisahdan 2, Mulyono 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

PROSES MANUFACTURING

PROSES MANUFACTURING PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3 Sri Handani 1, Sisri Mairoza 1 dan Muljadi 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 Lembaga Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR II.1 LOGAM BUSA II.1.1 Definisi Logam Busa Logam busa atau yang dikenal dengan istilah Metal Foam merupakan suatu Advance Material yang memiliki struktur berongga pada material logam

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 PERANAN TEPUNG JAGUNG DAN TEPUNG TAPIOKA DALAM PEMBUATAN KERAMIK ALUMINA BERPORI DENGAN PROSES SLIP CASTING Soejono Tjitro, Juliana Anggono dan Dian Perdana Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

DIFFUSION MODEL APPROACH FOR THE EVALUATION OF THE EFFECT OF GRAIN SIZE ON SINTERING PROCESS OF TILE CERAMICS

DIFFUSION MODEL APPROACH FOR THE EVALUATION OF THE EFFECT OF GRAIN SIZE ON SINTERING PROCESS OF TILE CERAMICS 7 DIFFUSION MODEL APPROACH FOR THE EVALUATION OF THE EFFECT OF GRAIN SIZE ON SINTERING PROCESS OF TILE CERAMICS Hartono Notopuro *, Achmad Mu it *, Dedy Hidayat *, M. Rachimoellah *, Ali Altway *, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI HASIL 4.1.1 Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam Pengujian untuk mengetahui densitas sampel pellet Abu vulkanik 9,5gr dan Al 2 O 3 5 gr dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING

KARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING KARAKTERISASI PELET UO 2 MELALUI AUC DAN PELET UO 2 MELALUI ADU SELAMA SINTERING Meniek Rachmawati dan Tri Yulianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 LOGAM BUSA Logam busa atau material selular merupakan suatu material yang memiliki banyak struktur sel dan pori di dalamnya. Porositas dalam aplikasi keteknikan dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING

ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH VARIASI SUHU SINTERING PADA PENCETAKAN BOLA PLASTIK BERONGGA PROSES ROTATION MOLDING Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir. III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti

Lebih terperinci

DAN KOMPARASI SERBUK UO2 DARI PROSES ADU DAN AUC SELAMA PROSES PENGOMPAKAN.

DAN KOMPARASI SERBUK UO2 DARI PROSES ADU DAN AUC SELAMA PROSES PENGOMPAKAN. Prosiding P/1~sentasi IImiah Daur Bahan Bakar Nuklir V P2TBDU & P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Februari 2000 KARAKTERISASI DAN KOMPARASI SERBUK UO2 DARI PROSES ADU DAN AUC SELAMA PROSES PENGOMPAKAN. Pusat Pengembangan

Lebih terperinci

MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER

MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER Materi ini membahas tentang proses pembuatan produk logam dengan metode powder metallurgi. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA PENAMBAHAN BENTONIT DAN PENAMBAHAN CMC TERHADAP HASIL PROSES PELETASI PASIR BESI

PERBANDINGAN ANTARA PENAMBAHAN BENTONIT DAN PENAMBAHAN CMC TERHADAP HASIL PROSES PELETASI PASIR BESI PERBANDINGAN ANTARA PENAMBAHAN BENTONIT DAN PENAMBAHAN CMC TERHADAP HASIL PROSES PELETASI PASIR BESI Pramusanto, Sriyanti, Ariefandin Jurusan Teknik Pertambangan UNISBA ABSTRAK Penggunaan bahan pengikat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Diagram Alir Percobaan Gambar 3.1: Diagram Alir Percobaan Jurusan Teknik Material dan Metalurgi 25 3.2 Bahan Percobaan Bahan percobaan yang dipakai dalam tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat 28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal Hasil karakterisasi struktur kristal dengan menggunakan pola difraksi sinar- X (XRD) keramik komposit CS- sebelum reduksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN IV.1 Karakterisasi Serbuk Alumina Hasil Milling Menggunakan SEM Proses milling ditujukan untuk menghaluskan serbuk sehingga diperoleh gradasi ukuran partikel yang tinggi

Lebih terperinci

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. METALURGI SERBUK. Metalurgi serbuk merupakan proses pembuatan produk dengan raw material berupa serbuk logam atau serbuk non logam yang ditekan (compacting) di dalam cetakan

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES SINTERING TERHADAP PERUBAHAN DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR PELET U-ZrHx

PENGARUH PROSES SINTERING TERHADAP PERUBAHAN DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR PELET U-ZrHx ISSN 0852-4777 PENGARUH PROSES SINTERING TERHADAP PERUBAHAN DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR PELET U-ZrHx Masrukan, Mujinem Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP

PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP 278 ISSN 0216 3128 Tundjung Indrati Y., Sudaryadi PENYIAPAN UMPAN GRAFITISASI DENGAN METODA GRANULASI BERTAHAP Tundjung Indrati Y., Sudaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Penimbangan Serbuk Alumunium (Al), Grafit (C), dan Tembaga (Cu) Pencampuran Serbuk Al dengan 1%Vf C dan 0,5%Vf Cu Kompaksi 300 bar Green Compact

Lebih terperinci

PEMBESARAN UKURAN BUTIR UO 2 DENGAN PENAMBAHAN DOPAN UNTUK MENGURANGI PELEPASAN GAS FISI

PEMBESARAN UKURAN BUTIR UO 2 DENGAN PENAMBAHAN DOPAN UNTUK MENGURANGI PELEPASAN GAS FISI PEMBESARAN UKURAN BUTIR UO 2 DENGAN PENAMBAHAN DOPAN UNTUK MENGURANGI PELEPASAN GAS FISI Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang Selatan 15314, Banten e-mail:futichah@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT IV.1 Pemilihan Material Penyusun Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan kesimpulan bahwa material penyusun dari rem komposit

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang yang merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi ke dalam

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN KEKUATAN TEKAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT DENGAN FILLER PALM SLAG SEBAGAI BAHAN PENYUSUN KANVAS REM SEPEDA MOTOR

PENYELIDIKAN KEKUATAN TEKAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT DENGAN FILLER PALM SLAG SEBAGAI BAHAN PENYUSUN KANVAS REM SEPEDA MOTOR PENYELIDIKAN KEKUATAN TEKAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT DENGAN FILLER PALM SLAG SEBAGAI BAHAN PENYUSUN KANVAS REM SEPEDA MOTOR Jon Prisno Riduan 1, Muftil Badri 2, Yohanes 3 Laboratorium Pengujian Bahan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METOOLOGI PENELITIAN III.1 IAGRAM ALIR PENELITIAN Persiapan bahan baku serbuk Karakterisasi serbuk Penimbangan Al Penimbangan NaCl Penimbangan Zn(C 18 H 35 O 2 ) 2 Penimbangan Al 2 O 3 Pencampuran

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA PURWADI KASINO PUTRO

TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA PURWADI KASINO PUTRO TEKNOLOGI PEMBUATAN BAHAN BAKAR PELET REAKTOR DAYA BERBASIS THORIUM OKSIDA B. 70 PURWADI KASINO PUTRO SERPONG, 2012 LATAR BELAKANG Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakterisasi hidroksiapatit Dari hasil analisis menggunakan FESEM terlihat bahwa struktur partikel HA berbentuk flat dan cenderung menyebar dengan ukuran antara 100 400

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa negara-negara di dunia selalu membutuhkan dan harus memproduksi energi dalam jumlah yang

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2

PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2 Tundjung Indrati Y., dkk. ISSN 0216 3128 29 PENGARUH KONDISI KALSINASI ZrOCl 2.8H 2 O SECARA CATU TERHADAP STRUKTUR ZrO 2 Tundjung Indrati Y, Budi Sulistyo dan Endang Nawangsih P3TM BATAN ABSTRAK PENGARUH

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembuatan Varistor Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan, dan penyinteran. Pada tahap preparasi ini terlebih dahulu dilakukan penimbangan

Lebih terperinci

Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS

Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri ITS PENGARUH TEKANAN KOMPAKSI DAN WAKTU PENAHANAN TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT MAGNETIK DAN KEKERASAN PADA PEMBUATAN IRON SOFT MAGNETIC DARI SERBUK BESI Asyer Paulus Mahasiswa Jurusan Teknik Material

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA DAN ZIRKONIUM OKSIDA HASIL PROSES SINTER

KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA DAN ZIRKONIUM OKSIDA HASIL PROSES SINTER ISSN 0852-4777 Karakterisasi Pelet Campuran Uranium Oksida dan Zirkonium Oksida Hasil Proses Sinter (Hendro Wahyono, Sigit, Ghaib Widodo dan Tata Terbit S.) KARAKTERISASI PELET CAMPURAN URANIUM OKSIDA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui perbedaan karakter masing-masing manitol, dilakukan serangkaian penelitian berupa penentuan bentuk polimorf dan pemeriksaan ukuran partikel. Struktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK SERBUK 4.1.1. Serbuk Fe-50at.%Al Gambar 4.1. Hasil Uji XRD serbuk Fe-50at.%Al Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Karakterisasi Awal Serbuk Bentonit Dalam penelitian ini, karakterisasi awal dilakukan terhadap serbuk bentonit. Karakterisasi dilakukan dengan teknik difraksi sinar-x. Difraktogram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic. 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Amilum Biji Nangka Pada penelitian ini didahulu dengan membuat pati dari biji nangka. Nangka dikupas dan dicuci dengan air yang mengalir kemudian direndam larutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan sampel Sampel yang digunakan adalah pelat baja karbon rendah AISI 1010 yang dipotong berbentuk balok dengan ukuran 55mm x 35mm x 8mm untuk dijadikan sampel dan

Lebih terperinci

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg. PEMBAHASAN TABLET Setelah dilakukan uji granul dan granul dinyatakan layak untuk dikempa, proses yang selanjutnya dilakukan adalah pencetakan tablet sublingual famotidin. Sebelum pencetakan, yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di dalam negri saat ini, maka banyak penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian

Lebih terperinci

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen Sifat Kimiawi Menurut SK-SNI-T15-1991-03, Beton dibuat dengan mencampur (PC), Air dan Agregat, dengan atau tanpa bahan tambah (admixture) dalam perbandingan tertentu. Bahan tambah (admixture) dapat berupa

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang sintesis keramik film tebal CuFe 2 O 4 dengan penambahan massa MgO 10 % pada suhu 1100 0 C dan karakteristik listriknya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR

PERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN DENSITAS PELET UO2 HASIL PELETISASI MENGGUNAKAN SERBUK DAN MIKROSPIR Etty Mutiara, Meniek Rachmawati, Masrukan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,

Lebih terperinci

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR Makalah Seminar Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang yang merupakan rangkaian proses penelitian yang telah dilakukan. Proses penelitian ini dibagi beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit pelet CSZ-Ni

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK BAHAN Tabel 4.1 Perbandingan karakteristik bahan. BAHAN FASA BENTUK PARTIKEL UKURAN GAMBAR SEM Tembaga padat dendritic

Lebih terperinci

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI Martoyo, Nusin Samosir, Suparjo, dan U. Sudjadi ABSTRAK STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar dilapisi bahan konduktif terlebih dahulu agar tidak terjadi akumulasi muatan listrik pada permukaan scaffold. Bahan konduktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbon. Permukaan scaffold diperbesar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal. Teknologi proses produksi secara umum : - Serbuk dipadatkan (di compressed/

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN

PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN PENGARUH WAKTU PENAHANAN PROSES SINTERING TERHADAP NILAI KEKERASAN PRODUK EKSTRUSI PANAS DARI BAHAN BAKU GERAM ALUMINIUM HASIL PROSES PERMESINAN *Bagus Sigit Pambudi 1, Rusnaldy 2, Norman Iskandar 2 1

Lebih terperinci

Sintering High - Density, High - Purity Alumina Keramik. AR Olszyna, P. Marchlewski & KJ Kurzydlowski

Sintering High - Density, High - Purity Alumina Keramik. AR Olszyna, P. Marchlewski & KJ Kurzydlowski Sintering High - Density, High - Purity Alumina Keramik AR Olszyna, P. Marchlewski & KJ Kurzydlowski Departemen Ilmu dan Teknik Material, Warsaw University of Technology, Narbutta 85, 02-524, Warsawa,

Lebih terperinci

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipakai adalah laboratorium BKT FTSP UII, laboratorium Teknik Lingkungan dan laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia. Adapun

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN. ISSN HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010

ABSTRAK PENDAHULUAN. ISSN HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010 ISSN 0854-5561 HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010 UJI PASCA IRADIASI BAHAN BAKAR DAN BAHAN STRUKTUR PEMERIKSAAN METALOGRAFI BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA TINGKAT MUAT URANIUM (TMU) 4,8 GRAMjCM3 PRA IRADIASI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan bahan-bahan sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung

Lebih terperinci

3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern.

3. Uraikan & jelaskan perbedaan yang mendasar antara teknik pressing & sintering konvensional dengan teknik pressing & sintering modern. Tugas Online 2 (Tugas Individu) Jawab soal berikut ini : 1. Uraikan & jelaskan 4 keuntungan komersial & 4 kelemahan penggunaan Powder Metallurgy. 2. Jelaskan tujuan dilakukannya proses pemanasan (sintering)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi

Lebih terperinci

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al Guswardani, Susworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL

MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Teknik Pendidikan Teknik Mesin S1, Teknik Mesin FT UNNES Dosen Pengampu Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN PADA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN Kevin Chandra 1, Percy Tambran 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Penggunaan Campuran Aspal Emulsi Dingin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh titanium..., Caing, FMIPA UI., 2009. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi kemasan kaleng, khususnya kaleng dua bagian yang terbuat dari aluminium (two-piece aluminum can) bergerak sangat pesat, baik dari segi teknologi mesin,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK Slamet P dan Yatno D.A.S. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci