NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN AFEK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN AFEK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN AFEK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN Oleh : EVA AMELLIA WAKHIDAH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN AFEK ANAK-ANAK PANTI ASUHAN Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (H. Fuad Nashori, S.Psi, M.Si., Psikolog)

3 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN KEBAHAGIAAN ANAK-ANAK PANTI ASUHAN Eva Amellia Wakhidah H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kompetensi interpersonal dengan afek anak-anak panti asuhan. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah : ada korelasi antara kompetensi interpersonal dengan afek pada anak-anak panti asuhan. Subjek dalam penelitian ini adalah anak asuh panti dengan karakteristik usia remaja yaitu tahun. Subjek penelitian ini adalah anak-anak panti asuhan yang tinggal di dalam panti asuhan. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah purposive sampling yaitu dengan pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang memiliki sangkut paut dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun Adapun skala yang digunakan adalah skala kompetensi interpersonal yang dibuat sendiri oleh peneliti sejumlah 26 aitem berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Buhrmester dkk (1988) dan skala afek yang menggunakan Affect scale milik Diener dengan modifikasi sejumlah 16 aitem. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 12,00 untuk menguji apakah ada hubungan antara kompetensi interpersonal dengan afek pada anak panti asuhan. Korelasi antara skala kompetensi interpersonal dengan skala afek memiliki korelasi 0,487 dengan p = 0,000 (p<0,01) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kompetensi interpersonal dengan afek. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata kunci: kompetensi interpersonal, afek dan anak panti asuhan.

4 Pengantar Anak adalah potensi serta penerus cita-cita bangasa yang dipersiapkan untuk dapat menggantikan para pendahulunya. Namun tidak dapat dipungkiri dalam proses tumbuh dan berkembang tersebut anak membutuhkan banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat diperoleh dan wajib diberikan oleh orang-orang terdekat yaitu dari pihak pertama. Pihak pertama dalam hal ini adalah keluarga (orang tua), karena keluarga adalah pihak pertama yang berkewajiban untuk menjamin, memelihara dan memenuhi kebutuhan anak. Dari orang-orang terdekat (keluarga), seorang individu mendapatkan pendidikan, perlindungan, kasih sayang, perhatian dan rasa cinta. Namun pada kenyataannya, kebutuhan tersebut menjadi permasalahan yang cukup penting bila mengingat individu-individu tersebut adalah anak-anak yatim dan atau piatu. Hal ini mengingat kesendirian mereka dalam menghadapi kehidupan ini. Oleh sebab itu, kehidupan anak-anak yatim dan atau piatu tersebut merupakan tanggung jawab masyarakat yang terkadang tidak terlaksana dengan baik bahkan mungkin terabaikan. Tanggung jawab masyarakat mencakup berbagai aspek, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial. Dalam hal ini, kita sebagai manusia, sebagai ciptaan Allah SWT dan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain diharuskan untuk saling tolong-menolong dan tidak bisa mengabaikan adanya tanggung jawab tersebut. Pada awalnya, panti asuhan merupakan lembaga yang sangat populer untuk membantu perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga atau disebut

5 anak yatim dan atau piatu. Panti asuhan berperan sebagai pengganti keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan anak-anak dalam proses perkembangannya. Tetapi dalam perkembangannya lebih lanjut panti asuhan berfungsi sebagai tempat pelayanan kesejahteraan sosial. Panti asuhan terlihat seperti asrama yang menyediakan tempat tinggal, makanan, pendidikan dan pelatihan untuk keluarga yang tidak mampu (keluarga miskin). Anak-anak yang tinggal di dalam panti asuhan tersebut datang ke panti asuhan dengan dilatarbelakangi oleh terbatasnya kemampuan sosial ekonomi atau dapat juga karena terjadi keretakan dalam keluarga sehingga menjadikan mereka menjadi terlantar. Anak-anak tersebut datang dari berbagai macam daerah. Anak-anak tersebut datang dari desa terdekat atau daerah lain dengan harapan mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih menjanjikan dimasa yang akan datang. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap anak-anak panti asuhan dan pengurus panti asuhan, didapatkan informasi bahwa anak-anak panti asuhan merasa senang ketika sedang berkumpul dengan teman-temannya. Dalam kebersamaan yang ada di dalam panti asuhan, setiap harinya anak-anak yang tinggal di dalam panti asuhan saling bercanda, saling bercerita tentang kejadian-kejadian yang dialaminya dan saling tolong-menolong dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Anak-anak tersebut saling bekerja sama satu sama lain. Mereka terlihat gembira dan ceria sama seperti anak-anak yang tidak tinggal di dalam panti asuhan (tinggal bersama dengan keluarganya). Tetapi dari semua anak-anak panti asuhan, terlihat beberapa anak-anak yang menyendiri jauh dari teman-temannya. Dari informasi yang didapat dari teman-

6 temannya, anak-anak tersebut memang cenderung menyendiri. Mereka melakukan semua kegiatan atau kewajiban-kewajibannya sendirian. Anak-anak tersebut terlihat sungkan dalam meminta tolong kepada temannya. Anak-anak tersebut kurang bergaul dan sangat pemalu dan pendiam. Apalagi terhadap orang-orang yang baru ditemuinya seperti orang-orang yang datang berkunjung ke panti asuhan. Anak-anak tersebut tidak berkumpul dengan teman-teman sebayanya ataupun dengan teman-teman lainnya. Anak-anak tersebut terlihat menyendiri, belajar sendirian, duduk di kamar sendirian dan kurang ramah dibanding temanteman lainnya. Dari teman-temannya diketahui anak-anak pendiam tersebut biasanya sensitif terhadap apa yang menimpa dirinya. Anak-anak tersebut mudah tersinggung dan sering terlihat murung dan gelisah. Anak-anak tersebut sering terlihat gugup ketika disapa oleh temannya. Kondisi afek anak-anak panti asuhan memang beragam. Ada anak yang memiliki afek positif dan ada juga yang memiliki afek negatif. Ada anak yang terlihat ramah, bahagia dan ceria, tetapi ada juga anak-anak yang terlihat sedih, pendiam, murung, gelisah dan lainnya. Afek adalah kondisi afeksi seseorang dipandang dari banyaknya afek positif dan sedikitnya afek negatif. Afek adalah salah satu aspek dari kebahagiaan. Tanpa adanya afek, maka kebahagiaan tidak dapat dialami oleh seseorang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara mendetail oleh Universitas Minnesota, didapatkan hasil bahwa afektivitas positif adalah bakat untuk keceriaan dan keriangan (Seligman, 2002).

7 Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi afek pada anak panti asuhan. Faktor usia, kesehatan, tingkat reliugitas anak, penampilan fisik, hubungan interpersonal dan lainnya. Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi anak-anak yang tinggal di dalam panti asuhan dalam mengungkapkan afek positifnya yaitu kompetensi interpersonal. Menurut De Vito (Lukman, 2000) kompetensi interpersonal adalah kemampuan untuk melakukan hubungan antar pribadi secara efektif. Pentingnya kompetensi interpersonal dalam melakukan komunikasi interpersonal yang efektif merupakan hal yang sangat penting. Seperti diungkapkan oleh Taylor (Rahmat, 1998) yaitu bahwa komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal merupakan hal yang paling penting setiap kali melakukan komunikasi, bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal relationship. Kompetensi interpersonal merupakan variabel yang erat dengan perilaku positif. Menurut Gilman (Diponegoro, 2005), variabel-variabel yang erat dengan perilaku positif saat ini mulai banyak diteliti di kalangan remaja. Sebagai contoh: memberikan pertolongan terhadap orang yang sedang kesusahan nampaknya dapat meningkatkan afek. Memberikan pertolongan merupakan suatu kemampuan dalam melakukan hubungan interpersonal. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan afek mulai banyak dilakukan dan memperlihatkan hasil yang dapat menjelaskan bagaimana cara untuk meningkatkan kebahagiaan pada remaja.

8 Metode Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 51 anak-anak panti asuhan, yaitu panti asuhan Zuhriyah Pakem Yogyakarta, panti asuhan Aisyiyah Serangan Yogyakarta dan anak panti asuhan Ibadah Bunda Yogyakarta. Dengan karakteristik sebagai remaja yang berusia antara 15 sampai 20 tahun yang tinggal di dalam panti asuhan. Metode pengumpulan data menggunakan skala kompetensi interpersonal dan skala afek. Skala kompetensi interpersonal terdiri atas 26 aitem yang disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan Buhrmester dkk (1988). Skala afek terdiri atas 16 aitem. Aitem yang digunakan dimodifikasi dari SAPAN scale. Skala menggunakan empat alternatif jawaban yang harus dipilih salah satunya oleh subjek. Skala ini terdiri dari pernyataan favourable maupun unfavourable. Untuk pernyataan favourable jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 4, untuk jawaban Sesuai (S) mendapat skor 3, untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 2, dan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 1. Sedangkan untuk pernyataan unfavourable jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 1, untuk jawaban Sesuai (S) mendapat skor 2, untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 3, dan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 4. Untuk menguji adanya hubungan antara kompetensi interpersonal dengan kebahagiaan digunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson. Perhitungan statistik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis komputer dengan program SPSS 12,00 for windows.

9 Hasil Penelitian Uji hipotesis dilakukan dengan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson karena data memenuhi persyaratan normalitas dan linearitas. Uji korelasi menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 1 Korelasi antara kompetensi interpersonal dan afek Korelasi pearson Kompetensi interpersonal Afek Kompetensi interpersonal afek p (p<0.01) Dari analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi antara kompetensi interpersonal dengan afek adalah sebesar r xy = dan p = ( p < 0.01 ). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara kompetensi interpersonal dengan afek. Hasil analisis juga menunjukkan koefisien determinasi (R squared) variabel kompetensi interpersonal dengan afek 0.237, berarti kompetensi interpersonal memiliki sumbangan efektif sebesar 23.7% terhadap afek. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kompetensi interpersonal dengan afek pada anak-anak panti asuhan. Kompetensi interpersonal dapat dijadikan sebagai prediktor untuk mengetahui adanya afek. Korelasi yang positif ini menunjukkan bahwa kenaikan tingkat kompetensi interpersonal secara proporsional akan diikuti oleh kenaikan afek. Pada penelitian ini didapatkan skala kompetensi interpersonal dalam kategori tinggi dan sedang. Pada kategori tinggi terdapat 51% (26 subjek) dan pada

10 kategori sedang 49% (25 subjek). Hal ini berarti bahwa anak-anak panti asuhan sudah mempunyai kompetensi interpersonal yang cukup untuk dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Kompetensi interpersonal dapat diperoleh dari kebiasaan-kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang dialami sehariharinya. Pada skala afek, didapatkan hasil bahwa kategori skala afek pada anak-anak panti asuhan dalam kategori tinggi sedang dan rendah. Pada kategori tinggi terdapat 19 subyek (37.25%), pada kategori sedang 31 subjek (60.78%) dan pada kategori rendah 1 subjek (2%). Hal itu membuktikan bahwa anak-anak panti asuhan sudah memiliki perasaan-perasaan positif dalam dirinya. Dengan begitu bisa dikatakan anak-anak panti asuhan dalam penelitian ini dapat merasakan kebahagiaan. Hubungan positif dalam penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi interpersonal mempengaruhi afek anak asuh panti asuhan dengan terpenuhinya uji hipotesis berupa korelasi positif yang signifikan. Dengan korelasi sebesar Kompetensi interpersonal dapat diperoleh dari kebiasaan-kebiasaan dan pengalaman-pengalaman yang dialami oleh anak-anak panti asuhan. Pada penelitian ini, hampir semua subjek bersekolah di luar panti asuhan. Di sekolah, anak-anak mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk berinteraksi dengan orang-orang di luar panti asuhan, khususnya teman sebaya dan guru. Kesempatan tersebut penting bagi anak karena anak akan belajar berbagai macam pola interaksi dalam berbagai hubungan interpersonal. Semakin banyak kesempatan yang diberikan pada anak untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, semakin

11 banyak pengenalan terhadap berbagai macam pola interaksi dalam berbagai hubungan interpersonal. Pengalaman tersebut akan menambah kemampuan anak dalam melakukan hubungan interpersonal yang efektif. Dalam berinteraksi dengan teman sebaya, melalui respon teman terhadap dirinya, anak dapat menilai apakah dirinya dapat diterima oleh lingkungannya atau tidak. Ketika anak menilai bahwa respon yang diberikan oleh temannya berupa respon yang positif maka dalam diri anak akan muncul afek positif. Semakin anak memiliki kompetensi interpersonal yang bagus, maka respon yang diberikan kepada anak akan semakin bagus pula dan semakin meningkatkan afek positif dalam diri anak panti asuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari aplikasinya dalam kegiatan sehari-hari anak yang hidup dalam kebersamaan. Contohnya yaitu ketika seorang anak meminta tolong kepada orang lain untuk membantunya mengerjakan tugas. Ketika anak tersebut dapat menyampaikan pesannya dengan baik, orang yang menerima pesan tersebut dapat dengan mudah memahaminya dan interaksi saling bantu pun dengan cepat dapat terlaksana sehingga keduanya dapat merasakan perasaan senang karena telah dibantu dan dapat membantu. Tetapi ketika anak tersebut tidak dapat menyampaikan pesan dengan baik, orang yang menerima pesan pun akan bingung dalam mengartikannya dan hal tersebut dapat membuat keduanya merasakan perasaan negatif seperti jengkel, sebel karena pesan tidak dapat diterima dan pesan membuat bingung orang yang menerima. Dengan kejadian tersebut, mau atau tidak mau anak-anak yang tinggal di panti asuhan harus berusaha meningkatkan kemampuan interpersonal yang dimilikinya sehingga

12 dapat dengan mudah berinteraksi dengan teman-temannya. Sehingga kehidupan sosial yang kaya dapat dengan cepat dan mudah didapatkan oleh anak-anak panti asuhan. Seligman (2002) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kehidupan sosial yang kaya merasakan afek positif dan kepuasan hidup yang tinggi. Hal tersebut juga dapat dilihat melalui sumbangan efektif kompetensi interpersonal terhadap afek yaitu 23%. Kompetensi interpersonal pada anak-anak panti asuhan salah satunya ditandai dengan kemampuannya dalam bergaul dengan teman-temannya. Kemampuan dalam bergaul menyebabkan anak tersebut memiliki afek positif dalam dirinya. Contohnya yaitu ketika anak-anak panti asuhan terlihat bermain, bercanda, dan sharing terhadap temannya. Anak-anak tersebut dapat merasakan kebahagiaan, keceriaan dan afek positif lainnya. Contoh lain yaitu ketika anak tersebut menolong temannya yang sedang dalam kesusahan, anak tersebut dapat merasakan kebanggaan tersendiri karena dengan ikhlas dapat menolong seseorang yang membutuhkan. Menurut Gilman (Diponegoro, 2005) memberi pertolongan kepada orang yang sangat kesusahan dapat meningkatkan afek remaja. Sedang anak-anak yang memiliki kompetensi interpersonal yang rendah cenderung memiliki afek negatif. Hal ini dapat dilihat ketika anak-anak tersebut kurang bisa bergaul dengan teman-temannya, dengan kurang bisa bergaul dan kurang bisa berkomunikasi anak-anak tersebut dapat merasa tertekan karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial. Dengan begitu, anak-anak panti asuhan dapat menjadi stress, depresi, murung, cenderung menyendiri. Artinya kemampuan interpersonal yang seharusnya meningkat menjadi makin

13 berkurang. Myers (2006) menyatakan bahwa kemampuan sosial seseorang yang rendah dapat membuat orang merasa depresi, kesepian dan menjadi orang yang pemalu. Artinya dengan memiliki kompetensi interpersonal yang rendah dapat menghilangkan afek positif yang ada dalam diri anak dan menimbulkan afek-afek negatif yang ada dalam diri seseorang. Saran Mencermati bahwa kompetensi interpersonal dan afek anak-anak panti asuhan dalam kategori sedang, maka penelitian mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Saran kepada pihak panti asuhan Penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi interpersonal dapat mempengaruhi afek. Oleh karena itu sebaiknya pihak panti asuhan tetap menjaga kondisi yang sudah ada agar anak asuh terus meningkatkan kompetensi interpersonal mereka dengan cara memfasilitasi anak asuh supaya dapat tetap berkomunikasi dengan lingkungan mereka. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berhubungan interpersonal, misalnya mengadakan aktivitas di dalam ataupun di luar panti asuhan yang melibatkan anak-anak secara langsung dalam berhubungan interpersonal. Selain itu, pengasuh diharapkan tetap menjaga terkondisinya panti asuhan untuk saling tetap menghargai serta mempertinggi kesadaran anak asuh tentang hubungannya dengan Tuhan dan dengan manusia. 2. Saran kepada peneliti lain Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian mengenai kompetensi interpersonal dan afek, diharapkan untuk memperhatikan alat ukur

14 yang digunakan, seperti skala yang harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman subjek penelitian dan disusun sedemikian rupa sehingga subjek penelitian dapat memberikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan keadaan dirinya. Selain itu, melakukan persiapan pelaksanaan penelitian yang lebih matang meliputi ketepatan waktu yang jelas dengan pihak panti asuhan misalnya pemilihan waktu, tempat penelitian, dan subjek penelitian sehingga hasilnya maksimal, selain itu dapat juga menggali faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi afek.

15 DAFTAR PUSTAKA Al Qur an Karim dan Terjemahan Artinya, Yogyakarta; UII Press Arrahman. L, Menggapai Pangkal Kebahagiaan. Mei Azwar, S Reliabilitas dan Validitas. Edisi ketiga. Yogya: Pustaka Pelajar Buhrmester. D., Furman, W., and Wittenberg, M. T., Five Domains of Interpersonal Competence in Peer Relationships. Journal of personality and Sosial Psychology. No.6, Dayakisni, T dan Yuniardi, S Psikologi Lintas Budaya. Malang. UMM Press Diponegoro, AM Peran Nilai Ajaran Islam terhadap Kesejahteraan Subjektif Remaja Islam. Disertasi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Diponegoro, AM Afek dan kepuasan hidup santri. Jurnal Psikologi Islami, Volume 1 Nomor 2, Desember 2005 hal Diponegoro, AM Validitas konstruk Skala Afek. Humanitas:Indonesia Psychological Journal Vol. 2 No. 1 Januari 2005: Diponegoro, AM & Darokah, M Peran Akhlak terhadap Kebahagiaan Remaja Islam. Humanitas : Indonesia psychologycal Journal Vol 2 1 Januari 2005: Diponegoro, AM dan Hanurawan, F Perspektif Psikologi Positif Nilai-nilai Agama Islam dalam Pengembangan Kebahagiaan Remaja. Pendidikan Nilai, Tahun 11, Nomor 1, Mei 2004 hal Egloff, B., Schmukle, S.C., Kohlmann, C.W., Burns, L.R., & Hock, M Facets of dynamic positive affect: Differentiating joy, interest, and activation in the positive and negative affect schedule (PANAS). Journal Personality and Social Psychology, 85, , Giandra, Ingin bahagia? Cari penghasilan lebih. Juli Gilman, R, Huebner, S, Laughlin, J.E A First Study Of The Multidimensional Students' Life Satisfaction Scale With Adolescents. Social Indicators Research. Dordrecht: Nov 2000.Vol.52, Iss. 2; pg. 135

16 Kartono, K and Gulo,D Kamus Psikologi. Bandung : Satelit Offset. Koeniel, My Musings. Juli Kurniawati,C dan Untung, A Panti Asuhan Milik Perorangan: Wujud Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar. Jurnal PKS Vol. III No. 9, September 2004; hal Linley. P.A & Joseph. S, Positive Psychology in Practice. John Wiley & sons, inc Lukman, M Kemandirian anak asuh di panti asuhan yatim islam ditinjau dari konsep diri dan kompetensi interpersonal. Jurnal Psikologika nomor 10 Tahun V 2000 hal Mulyati, R Kompetensi Interpersonal pada Anak Panti Asuhan dengan Sistem Pengasuhan Tradisional dan Panti Asuhan dengan Sistem Pengasuhan Ibu Asuh. Jurnal Psikologika nomor 4 Tahun II 1997 hal 43. Padmiati, E Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak di Panti Asuhan Kartini Tawangmangu. Jurnal PKS Vol. III No. 8, Juni 2004 hal Purnamasari, SE Hubungan Simdrom Pasca Kekuasaan Kepuasan Hidup pada Pensiunan Karyawan Pertamina Golongan Pimpinan di Surabaya. Insight, Tahun I/Nomor 2/ Agustus 2003 hal Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indinesia,Edisi kedua. Balai Pustaka. Rakhmat, J Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Seligman, M Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan Dengan Psikologi Positif. Bandung. PT Mizan Pustaka. Walgito,B Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Cetakan ke delapan. Jogjakarta. Andi Offset. Wikipedia, Affect. Desember

17 IDENTITAS PENULIS Nama : Eva Amellia Wakhidah Alamat : Jl Banteng Raya 2 Perum Banteng Baru jakal km 7.8 No.telepon/HP : (0274) /

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA Ayu Redhyta Permata Sari 18511127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 Latar belakang masalah -Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN

NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN Oleh : Yulianita Andromeda Hj. Ratna Syifa a Rachmahana FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari : pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, alat ukur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode adalah tata cara atau prosedur yang mempunyai langkahlangkah sistematis digunakan untuk mengetahui sesuatu (Setyorini & Wibhowo, 2008,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) asuhan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) asuhan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Keberhargaan diri (self esteem) 2. Variabel bebas : Dukungan sosial dari pengasuh panti asuhan B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi 31 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi Variabel Penelitian, (B). Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C). Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA PENGURUS UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO (UKM Undip)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA PENGURUS UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO (UKM Undip) HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMPETENSI INTERPERSONAL PADA PENGURUS UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO (UKM Undip) HARTANTI M2A099035 Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud (dalam Arikunto, 2006) penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Creswell ( dalam Alsa, 2003, h. 13) menjelaskan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Nasution dan Usman (2007, h.2) mengatakan penelitian adalah sebuah proses untuk mendapatkan solusi dari permasalahan setelah melakukan studi dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitan 1. Identifikasi variabel penelitian Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah : a. Variabel terikat (X) : Frekuensi Merokok b. Variabel bebas (Y)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu metode yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian dan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR Suci Melati Puspitasari 16510707 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2015 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Guru

Lebih terperinci

Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama. Uji Linearitas Hasil Penelitian Utama

Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama. Uji Linearitas Hasil Penelitian Utama Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test makna hidup harga diri N 80 80 Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Mean 79,64 109,85 Std. Deviation 8,070 9,834

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : IKA IRYANA F.100110078 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN KULIAH PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA di UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MATTA CHRISTINA PRASETYA 802012713 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu BAB III METODE PEELITTIA A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang ingin melihat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: a) jenis penelitian. b) Identifikasi variabel penelitian, c) Defenisi oprasional penelitian, d) populasi dan teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu penelitian dengan menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Lebih terperinci

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dilihat kaitan antara penyesuaian diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik, maka akan merasakan kepuasan hdiup

Lebih terperinci

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya dindanatasyaa@yahoo.com Abstrak - Guru mengalami berbagai masalah dalam menjalankan profesinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu dengan melihat hubungan antara dua variabel, yaitu veriabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang mana kuantitif sendiri diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk menguji teori tertentudengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Untuk membuktikan secara empiris hipotesis pada Bab II tersebut, maka variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung

Lebih terperinci

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between the density (density) in a boarding house with student learning

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasi yang melihat Hubungan Antara Penyesuaian Perkawinan dengan Kepuasan Perkawinan. B. Identifikasi Variabel Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu kepercayaan diri. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying 88 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini berorientasi pada penelitian kuantitatif, yakni ingin melihat sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pemecahan masalah yang ada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan/manipulasi terhadap variabel-variabelnya, tetapi hanya

Lebih terperinci

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Salah satu hal yang paling penting diharapkan dari sebuah penelitian adalah diperolehnya hal yang dapat dipertanggung jawabkan. Atas dasar itu, dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012), adalah metode berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia senantiasa mendambakan kehidupan yang bahagia. Mencari kebahagiaan dapat dikatakan sebagai fitrah murni setiap manusia. Tidak memandang jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan tergantung.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam pengambilan data peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu skala psikologi untuk

Lebih terperinci

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan

Agresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA MADYA DI SMA X BOGOR LATAR BELAKANG MASALAH Agresivitas Persahabatan Kesepian Penolakan AGRESIVITAS Perilaku merugikan atau menimbulkan korban pihak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA Dwini Aisha Royyana, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsure penting dalam suatu pendekatan ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta Dini Amalia Ulfah 12512192 Dr. Intaglia Harsanti BAB 1: Latar Belakang Masa remaja adalah masa dimana individu mulai menyukai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kesepian dan pengungkapan diri mahasiswa melalui media sosial internet. Untuk membuktikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA)

PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) PERBEDAAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL (STUDI PADA MAHASISWA YANG TINGGAL DI ASRAMA DAN TINGGAL DENGAN ORANG TUA) SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MIMPI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MIMPI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MIMPI DENGAN MANAJEMEN DIRI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Oleh: AGUNG CATUR NUGROHO FUAD NASHORI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al- 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional yang menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu satu variabel kriterium dan dua variabel prediktor, sebagai berikut: 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian komparasi. Menurut Dra. Aswani Sudjud (dalam Arikunto, 2006: 267) mengatakan jika penelitian komparasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5). BAB III METODE PENELITIAN H. Metode Penelitian yang Digunakan Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif yang analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitian. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. membuktikan secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang diteliti:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. membuktikan secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang diteliti: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara persepsi terhadap kualitas layanan kesehatan dan kepuasan pasien.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan wawancara sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai resiliency pada remaja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ann I. Alriksson-Schmidt, MA, MSPH, Jan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto (00:46) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA REMAJA AKHIR

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA REMAJA AKHIR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA REMAJA AKHIR Oleh : MITA SULISTIA 02320001 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci