CONTROL AND ERADICATION OUTBREAK INVESTIGATION. Epidemiologi Veteriner
|
|
- Lanny Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CONTROL AND ERADICATION OUTBREAK INVESTIGATION Epidemiologi Veteriner
2 Faktor-faktor penting dalam program kontrol dan eradikasi 1. Pengetahuan tentang penyebab penyakit, bila infeksius, tentang penularan, hospes, hubungan antara hospes dan vektor 2. Infrastruktur yang mendukung 3. Alat diagnostik yang tepat 4. Surveillance yang memenuhi 5. Ketersediaan stok pengganti 6. Pandangan peternak dan masyarakat 7. Dampak penyakit pada kesehatan masyarakat 8. Adanya aturan kompensasi pelanggaran 9. Kemungkinan dampak ekologisnya 10. Biaya ekonomis dan ketersediaan dana untuk mengadakan program
3 Disease Incubation period Host range Method of transmission Foot and Mouth disease short limited Contagious, vehicle, airborne Tuberculosis long wide Contagious, vehicle Brucellosis long single Contagious, vehicle Classical swine fever short single Contagious, vehicle, vertical/milkborne Vesicular stomatitis short limited Contagious, vectors
4 Veterinary infrastructure Mobile field service, compromising adequately trained veterinarians and veterinary auxiliaries Adequate diagnostic facilities Adequate research facilities efforts 1. Short-term programme: development of diagnostic and field services, training of personnel to deal with the major exotic diseases, and associated control techniques 2. Long-term programme: disease reporting systems, facilities for fields surveys, economic and epidemiological modelling
5 Diagnostic feasibility Disease recognition by: Clinical signs Pathological changes Isolation of causal agents Demonstration of an immune, allergic or biochemical response, or novel nucleotide sequences Epidemiological identification of changes of a variable in population
6 Adequate surveillance Data collection sampling methods Sudden outbreaks of infectious disease require prompt surveillance to identify potential sources and spread of infection Contoh pd kasus AI di unggas Aspek-aspek data dan pengujian yang harus dipertimbangkan: Metode analisis data apa yang akan digunakan? Seberapa lengkap dan valid data yang terkumpul? Laporan apa yang akan dibuat dari data tersebut berapa kali laporan dibuat, ditujukan kepada siapa dan bagaimana distribusinya?
7 Availability of replacement producer s opinion, public opinion Program eradikasi melibatkan pemusnahan banyak hewan, sehingga harus dipersiapkan adanya stok pengganti sehingga mengurangi kerugian karena penurunan produksi. Kerjasama pemilik hewan/peternak sangat penting untuk terlaksananya program kontrol-eradikasi pengetahuan tentang pentingnya program dan bahaya yang mungkin terjadi apabila program terhambat Opini masyarakat terhadap program kontrol-eradikasi penting, sehingga penting adanya pendidikan ke masyarakat tentang bahaya penyakit menular
8 Public health considerations Lebih dari 70% patogen yang sudah dikenal, infeksius bagi manusia maupun hewan (zoonosis) Public health consideration to determining the need of control Contoh: - penyakit yang fatal (rabies, tuberculosis) - Penyakit klinis yang berat (leptospirosis, brucellosis, anthrax)
9 Legislation and compensation Programmes more effective when supported by legislation, sometimes accompanied by penalties when ignored Ex: Rabies control in Australia (rabies free country). There is legislation forbidding entry, without quarantine, of animals from countries in which the disease is present. Severe fines are imposed if the legislation is ignored
10 Ecological consequences Eradication of an infectious agent may disturb the balance of nature in an ecosystem Ex - Insektisida untuk membunuh vektor serangga bisa membunuh hewan lainnya dalam satu ekosistem seperti burung pemakan serangga
11 Financial support By owner, ex: Control of pet-animal diseases expenses on medication and vaccination programs By government or non-government sources, ex: livestock disease control diagnostic test, vaccines, disinfection, compensation, quarantine facilities, veterinary staff
12 Pengendalian atau Pemberantasan? Tidak ada upaya tunggal mampu melawan penyakit secara memadai Program pemberantasan hanya bisa dilakukan apabila tingkat keberhasilannya diperkirakan tinggi Membutuhkan biaya tinggi di awal program (mis: program vaksinasi massal, program test-and slaughter policy) Selain fakta-fakta ilmiah, faktor-faktor lain terkait dengan kondisi sosial, politik, dan lingkungan perlu dipertimbangkan sebelum merekomendasikan serangkaian aksi
13 OUTBREAK investigation
14 Learning objective enumerate steps to take during an outbreak investigation, including description of the outbreak by animal, place and time understand the principles of herd health and productivity profiling List methods you might use to enhance surveillance once an outbreak of disease has been identified
15 Questions Outbreak : rangkaian kejadian kelompok di waktu dan tempat yang sama (is a series of events clustered in time and in space) Pertanyaan investigator pada suatu outbreak: What is the problem? Can something be done to control it? Can future occurrences be prevented?
16 Outbreak terjadi satu kali atau beberapa kali pada suatu kawanan (herd) yang tidak terinfeksi sebelumnya. Kasus penyakit baru terjadi pada frekuensi yang tinggi (angka) dari pada yang diharapkan (tergantung pada frekuensi penyakit biasanya di area yang sama, diantara populasi yang ditentukan dalam musim yang sama)
17 Penyelidikan Outbreak Prosedur yang sistematis untuk mengenali penyebab dan sumber terjadinya epidemik harus menjawab: Apakah masalahnya? Apa langkah langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? Bagaimana mencegah kejadian tersebut dimasa yang akan datang? Apakah kemungkinan sumber infeksinya dan apakah peternakan lain dapat terinfeksi?
18 Penyelidikan Outbreak Tempat kasus penyakit tidak tersebar secara acak dalam populasi tetapi terjadi dengan pola tertentu. Sekali teridentifikasi, pola tersebut akan membimbing investigator untuk membuat hipotesa faktor-faktor penyebab
19 Pola Penyelidikan Outbreak Sementara Spasial Hewan
20 Pola Sementara Dalam grafik, frekuensi kasus pada ordinat (y-axis) digambarkan berlawanan dengan waktu pada absis (xaxis). Grafik seperti itu disebut sebagai kurva epidemik; bentuknya dapat memperlihatkan informasi mengenai sifat dasar epidemik: Sumber vs. penyebaran
21 Pola Spasial Pola ini digambarkan dengan berbagai tipe pemetaan. Identifikasi pola spasial juga membantu dalam penentuan sifat dasar penyakit Kebanyakan tipe pemetaan pada umumnya digunakan dalam epidemiologi sebagai tempat dan lembaran/lapisan yang jelas. Penyebaran mungkin ditentukan oleh keanekaragaman skala tergantung tujuan dari penyeldikan. e.g. AI mungkin sudah di petakan di pedesaan, kecamatan, kabupaten, provinsi dan negara. Pemetaan dapat dikombinasikan dengan waktu dan tempat
22 Emerging Infectious Disease
23 Pola Hewan Sering membaur dengan pola waktu, pola spasial atau keduanya Ada secara alamiah atau secara buatan rentan atau resisten dalam kelompok hewan Selama outbreaks biasanya beberapa resisten buatan dapat melindungi sisa hewan yang sehat contohnya hewan tidak akan terpapar karena mereka datang terlambat atau di peternakan yang berbeda
24 Pola Hewan Pola ini cocok digunakan sebagai kelompok pembanding dalam membangun tabel angka serangan (attack rate). Umur, asal, jenis kelamin, keturunan dan genetik sering menggambarkan sifat hospes
25 Metode Penyelidikan Outbreak Tentukan 10 Langkah melakukan penyelidikan outbreak Tidak semua langkah penting untuk diikuti dalam setiap outbreak, dan langkah-langkah ini pun tidak selalu sesuai urutan; pada beberapa kegiatan dimulai secara serempak
26 Metode Penyelidikan Outbreak 1. Pemeriksaan diagnosa Ketika diagnosa sudah ditegakan (sementara atau akhir), hal ini harus diperiksa oleh investigator (petugas pemeriksa), yang biasanya melakukan pemeriksaan dan/atau memeriksa patologi klinik dan mengambil spesimen
27 Metode Penyelidikan Outbreak 2. Menetapkan kasus Ketika tujuan penyelidikan adalah menemukan diagnosa, kasus harus ditetapkan dalam terminologi klinik dan termasuk sindrom dan meniadakan kasus penyakit lain dibawah penyelidikan
28 Metode Penyelidikan Outbreak 3. Menentukan besarnya permasalahan Apakah ada epidemik? Untuk menjawab hal ini, hitung attack rate (AR) dan bandingkan dengan keadaan normal atau kejadian yang diharapkan dari penyakit (atau kematian). Attack rate adalah mengukur kejadian dan dapat dihitung dengan rumus berikut ini: AR = Kasus baru (dan/atau kematian) x 100 Total jumlah hewan yang beresiko
29 Food Exposed Unexposed ill well total AR(%) ill well total AR(%) Ham Salad Prawns Attack rate table for an outbreak of food poisoning
30 Metode Penyelidikan Outbreak 4. Pola Sementara Untuk menguji penyebaran sementara kasus baru, harus digambarkan satu atau lebih kurva epidemik menggunakan berbagai interval waktu (x-axis) yang mungkin sesuai untuk penyakit yang dipelajari, contoh: jam, hari, minggu
31 Metode Penyelidikan Outbreak 5. Pola Spasial penyakit Sketsa topografi suatu daerah dengan kasus di dalamnya atau rancangan kandang dengan kasus di dalamnya. Pemeriksaan gambaran hubungan antara kasus dan antara lokasi kasus dan ciri-ciri fisik lainnya.
32 Metode Penyelidikan Outbreak 6. Pola Hewan Umur Tujuan Asal Breed
33 Metode Penyelidikan Outbreak 7. Analisa data Menghitung faktor spesifik attack rate (AR) ---umur, jenis kelamin, asal, pakan, kandang, dan lain-lain, menggunakan rumus yang dibuat untuk menghitung AR tetapi hanya menghitung hewan yang berhubungan dengan faktor. Bentuk tabel AR dalam tabel AR, membandingkan satu faktor spesifik (e.g. pakan-spesifik) AR antara hewan terpapar ke faktor yang diberikan pada hewan yang tidak terpapar.
34 Metode Penyelidikan Outbreak 8. Kerja hipotesa Mengembangkan satu atau lebih hipotesa sebagai: a) jenis epidemik : titik epidemik vs. penyebaran epidemik; b) sumber epidemik : sumber yang umum, paparan yang lebih; c) penyebaran yang tepat: kontak, kendaraan, vektor.
35 Periksa bahwa hipotesa sesuai dengan faktor, i.e., cocok dengan semua observasi, jika tidak sesuai, revisi hipotesanya. Buat rekomendasi untuk koreksi (e.g. ubah pakan, hilangkan burung liar, etc) dan untuk tindakan pencegahan kasus dimasa yang akan datang.
36 Metode Penyelidikan Outbreak 9. Tindak lanjut intensif (klinik dan epidemiologi) Termasuk pengujian secara klinik, patologi, mikrobiologi, dan toksikologi pada jaringan, pakan, benda, dan lain-lain termasuk diagram secara detail, grafik alur persiapan pakan dan perpindahan hewan. Meliputi tindak lanjut epidemiologi e.g. mencari kasus tambahan di kandang yang lain atau outbreak yang sama di lokasi yang lain.
37 Metode Penyelidikan Outbreak 10. Penyusunan Laporan Pekerjaan belum lengkap sampai laporan selesai. Penting untuk menyelidiki outbreak dan dilaporkan secara akurat, tepat dan presentasi dilakukan secara profesional
Bahan Kuliah Epidemiologi (IPH 516)
Bahan Kuliah Epidemiologi (IPH 516) Definisi Tujuan Investigasi wabah Pola temporal, spatial dan hewan 10 langkah investigasi wabah Wabah (epidemik) adalah rangkaian kejadian penyakit yang terjadi secara
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI VETERINER. Screening dan diagnostic test
EPIDEMIOLOGI VETERINER Screening dan diagnostic test PKH UB - 2013 Epidemiology : the study of patterns of disease and health in populations. For particular disease, epidemiology provides information about
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN I. UMUM Pengaturan pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan menjadi
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5543 LINGKUNGAN HIDUP. Penyakit Hewan. Peternakan. Pengendalian. Penanggulangan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 130) PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciABSTRAK. Elisabet Risubekti Lestari, 2007.Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN INFLUENZA DI KELURAHAN WANGUNSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG KECAMATAN LEMBANG TAHUN 2007 Elisabet Risubekti Lestari,
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA
ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA SKRIPSI Oleh Elok Faiqotul Himmah J2A413 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 28
Lebih terperinciFood-borne Outbreak. Saptawati Bardosono
Food-borne Outbreak Saptawati Bardosono Pendahuluan Terjadinya outbreak dari suatu penyakit yang disebabkan oleh makanan merupakan contoh yang baik untuk aplikasi epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan
Lebih terperinciAplikasiPraktis Epidemiologi
AplikasiPraktis Epidemiologi Public Health Approach Surveillance: What is the problem? Problem Risk Factor Identification: What is the cause? Intervention Evaluation: What works? Implementation: How do
Lebih terperinciPanduan Peserta Mengenai panduan ini
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Panduan Peserta Mengenai panduan ini Panduan ini terdiri atas ikhtisar singkat mengenai judul-judul sesi dan konsep-konsep utama dari kursus pelatihan pada Epidemiologi
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN INVESTIGASI WABAH PENYAKIT HEWAN TAHUN Penyakit hewan masih menjadi permasalahan bagi industri peternakan di Indonesia
LAPORAN KEGIATAN INVESTIGASI WABAH PENYAKIT HEWAN TAHUN 2014 PENDAHULUAN Penyakit hewan masih menjadi permasalahan bagi industri peternakan di Indonesia dan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap
Lebih terperinciMonitoring penyakit usaha untuk
Monitoring penyakit usaha untuk menduga kesehatan dan status penyakit pada suatu populasi yang secara langsung dan terus menerus dilakukan Sampel yang digunakan dapat merupakan sampel dari populasi yang
Lebih terperinciPeran FAO sebagai Badan Internasional dalam Mendukung Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di Indonesia (Bali dan Flores)
FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION OF THE UNITED NATIONS Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases Peran FAO sebagai Badan Internasional dalam Mendukung Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies
Lebih terperinciProses Penyakit Menular
Proses Penyakit Menular Bagaimana penyakit berkembang? Spektrum penyakit Penyakit Subklinis (secara klinis tidak tampak) Terinfeksi tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit; biasanya terjadi perubahan
Lebih terperinciAdvancing the health of Indonesia s poor and disadvantaged
Advancing the health of Indonesia s poor and disadvantaged Memajukan kesehatan penduduk miskin dan tidak mampu di Indonesia Indonesia s diverse geography, large and growing population and decentralised
Lebih terperinciMODUL. EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : @ub.ac.id 1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 3. KEGIATAN BELAJAR 4. BUKU
Lebih terperinci22/11/2010. Public Health Approach. Implementation: How do you do it? Intervention Evaluation: What. works?
System Yan Kes Public Health Authority Data Reporting Informasi Evaluation Analysis & Interpretation Action Feedback Keputusan Public Health Approach Surveillance: What is the problem? Problem Risk Factor
Lebih terperinciProf. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali HP:
M Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali Email: gnmahardika@indosat.net.id HP: 08123805727 Gambaran Umum penyakit zoonosis yang berpotensi menjadi Emerging Infectious
Lebih terperincimikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-171.html MIKM UNDIP Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
N I M : E4A005020 Nama Mahasiswa : Hani Rosandi Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang 2007 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RIWAYAT HIDUP... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperincidr. Maftuhah Nurbeti Dept. IKM FK UII Karyasiswa S2 Epidemiologi Lapangan FK UGM
dr. Maftuhah Nurbeti Dept. IKM FK UII Karyasiswa S2 Epidemiologi Lapangan FK UGM Fungsi Pokok Deteksi kasus Registrasi Konfirmasi Pelaporan Analisis dan interpretasi Respons segera Respons terencana Feedback
Lebih terperinciPeran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai
Peran Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. T. Mansyur Tanjungbalai Skripsi Oleh : Pristiwani 111121021 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan 2013 PRAKATA
Lebih terperinciBATASAN EPIDEMIOLOGI
BATASAN EPIDEMIOLOGI 1. EPIDEMIOLOGI IS THE SCIENCE CONCERNED WITH FACTORS AND CONDITIONS WHICH DETERMINE THE OCCURANCE AND DISTRIBUTION OF HEALTH, DESEASE, DEFECT, DISABILITY AND DEATH IN POPULATION (
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 2
No.1866, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Hewan. Penyakit. Pemberantasan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/Permentan/PK.320/12/2015 TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciLANDASAN TEORI HERD IMMUNITY
LANDASAN TEORI HERD IMMUNITY Sub Topik Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul Jakarta, November 2015 Oleh: Ade Heryana LANDASAN TEORI HERD IMMUNITY Oleh: Ade Heryana Terdapat 3 teori
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI AYAK III KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010
ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI PUSKESMAS SUNGAI AYAK III KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010 Cheria Serafina, 2012. Pembimbing I: July Ivone, dr., M.KK., MPd.Ked. Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., SpPK.,
Lebih terperinciImplementasi One Health Menjembatani Sektor Kesehatan Masyarakat dengan Sektor Kesehatan Hewan
Implementasi One Health Menjembatani Sektor Kesehatan Masyarakat dengan Sektor Kesehatan Hewan Dr. Ir. Muladno, MSA Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Disampaikan dalam: Seminar Nasional
Lebih terperinciKesehatan Masyarakat Masa Depan. (Dari berbagai Sumber)
Kesehatan Masyarakat Masa Depan (Dari berbagai Sumber) Menu Tantangan kesehatan masyarakat di masa depan Trend penyakit dan masalah kesehatan terkini Prediksi masalah kesehatan yang akan terjadi Memperkuat
Lebih terperinciPengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel
Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel Epidemiologi = ilmu tentang populasi (harfiah) Epi = upon (tentang) Demos = peoples (populasi)
Lebih terperinciUKURAN DAMPAK DALAM EPIDEMIOLOGI. Putri Handayani, M.KKK
UKURAN DAMPAK DALAM EPIDEMIOLOGI Putri Handayani, M.KKK Measures of Public Health Impact Attributable Risk (AR) Attributable Risk Percent (AR%) Number Percentage Population Attributable Risk (PAR) Number
Lebih terperinciRINGKASAN. Kata kunci : Cacing nematoda, Kuda, Prevalensi, Kecamatan Moyo Hilir, Uji apung. SUMMARY
RINGKASAN Kuda di daerah Sumbawa memiliki peran penting baik dalam bidang budaya maupun bidang ekonomi. Kesehatan kuda sesuai perannya harus diperhatikan dengan baik. Kuda dapat terserang penyakit baik
Lebih terperinciKESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)
KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang) Melita Haryati 1, Kartono 2, Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika
Lebih terperinciKONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT
KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT Biologis laws ( John Gardon ) Penyakit Timbul Karena Ketidak Seimbangan Antara Agent & Host ( manusia ) Keadaan Keseimbangan Tsb Tergantung Dari Sifat Alami & Karakteristik
Lebih terperinciKeywords: Information system, weekly report (W2), outbreak
RANCANGAN SISTEM INFORMASI LAPORAN MINGGUAN (W2) KEJADIAN LUAR BIASA UNTUK MENDUKUNG SISTEM KEWASPADAAN DINI PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Aninda Putri Anuari *), Maryani Setyowati
Lebih terperinciPARTISIPASI PEMILIK HPR TERHADAP PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES DI DESA ABIANSEMAL DAN DESA BONGKASA PERTIWI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG
Arc. Com. Health Juni 2016 ISSN: 2527-3620 PARTISIPASI PEMILIK HPR TERHADAP PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT RABIES DI DESA ABIANSEMAL DAN DESA BONGKASA PERTIWI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Luh Sri
Lebih terperinciKONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI. Desy Indra Yani
KONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI Desy Indra Yani OUTLINE Konsep sehat sakit Penyebab penyakit: agent, host, environment Perjalanan penyakit secara ilmiah Tahapan pencegahan penyakit PENYAKIT Penyakit
Lebih terperinciAPLIKASI EPIDEMIOLOGI DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI LAPANGAN
JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 02 Juli 2012 Tinjauan Pustaka APLIKASI EPIDEMIOLOGI DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI LAPANGAN APPLICATIONS OF EPIDEMIOLOGY IN SOLVING
Lebih terperinciEpidemiologi veteriner PKH-UB 2013
Epidemiologi veteriner PKH-UB 2013 Quiss.. Jelaskan secara singkat istilah-istilah dalam epidemiologi berikut ini Incubation period Prevalensi Insidensi Endemic Epidemic Sporadic Vector Eradication Tuliskan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii i PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN
Lebih terperinciMODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG
MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG MANSYUR A. R.1 TOAHA S.2 KHAERUDDIN3 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km.
Lebih terperincidiberikan (Materi VI-X): Pres kel-1-5 bahas kel DISKUSI KELOMPOK (IV)
9. PROGRAM BREEDING TERNAK RUMINANSIA DI DAERAH TROPIS DAN SUB TROPIS 10. PROGRAM BREEDING TERNAK NON- RUMINANSIA DI DAERAH TROPIS DAN SUB TROPIS 11. GENETIC CONSERVATION 12. PEMBENTUKAN BANGSA BARU 13.
Lebih terperinciUpaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar. Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar
Upaya Antisipasi Bahaya dan Kontaminan Baru dalam Pangan Segar Purwiyatno Hariyadi phariyadi.staff.ipb.ac.id Guru Besar pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, dan
Lebih terperinciDisaster Surveillance. Sutjipto
Disaster Surveillance Sutjipto ? surveilans Tujuan 1. Mengurangi jumlah kesakitan,resiko kecacatan dan kematian saat terjadi bencana. 2. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan
Lebih terperinciTingkat Vaksinasi Minimum untuk Pencegahan Epidemik Berdasarkan Model Matematika SIR
Matematika Integratif 2(Edisi Khusus): 4-49 Tingkat Vaksinasi Minimum untuk Pencegahan Epidemik Berdasarkan Model Matematika SIR Asep K Supriatna Abstrak Dalam paper ini dibahas sebuah model SIR sederhana
Lebih terperinciABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN
ABSTRAK EVALUASI HASIL TERAPI OBAT ANTI TUBERKULOSIS FASE INTENSIF PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTAMADYA BANDUNG TAHUN 2013-2014 I Nyoman Surya Negara, 1210087 Pembimbing I : Dr. J. Teguh
Lebih terperinciMengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit
Mengukur Kemunculan dan Risiko Penyakit Mengapa mengukur penyakit? Tujuannya adalah deskripsi dan komparasi Jenis pertanyaannya mencakup: Seperti apa mortalitas dan morbiditas yang khas pada kelompok unggas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ditemukan peningkatan kasus penyakit zoonosis di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ditemukan peningkatan kasus penyakit zoonosis di dunia dan Indonesia yang ditularkan oleh hewan ke manusia. Penyakit zoonosis adalah penyakit
Lebih terperinciGambaran Keterlambatan Mencari Pengobatan ke Pelayanan Kesehatan pada Penderita Leptospirosis dan Faktor-faktor Terkait di Kota Semarang
Gambaran Keterlambatan Mencari Pengobatan ke Pelayanan Kesehatan pada Penderita Leptospirosis dan Faktor-faktor Terkait di Kota Semarang Description of Delayed to Health Care Seeking Treatment in Leptospirosis
Lebih terperinciABSTRAK POLA INFEKSI VIRUS. Andi Haryanto, 2003, Pembimbing : Widura, dr, MS.
ABSTRAK POLA INFEKSI VIRUS Andi Haryanto, 2003, Pembimbing : Widura, dr, MS. Infeksi virus melibatkan proses yang sangat kompleks. Secara klinik luta sudah dapat mengetahui gejala-gejala lnfeksi Virus
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciRiwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS
Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa dapat menguraikan riwayat alamiah dari beberapa penyakit Defenisi riwayat alamiah Tujuan mengetahui
Lebih terperinciLATIHAN SOAL EPIDEMIOLOGI PM (EMERGING INFECTIOUS DISEASE, PENCEGAHAN DAN JUNE 18, 2016 PENANGGULANGAN PM, HERD IMMUNITY)
JUNE 18, 2016 LATIHAN SOAL EPIDEMIOLOGI PM (EMERGING INFECTIOUS DISEASE, PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PM, HERD IMMUNITY) ADE HERYANA UNIVERSITAS ESA UNGGUL jakarta EMERGING INFECTIOUS DISEASE & WABAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan hidup dapat mempengaruhi perubahan pola penyakit yang dapat menimbulkan epidemik dan membahayakan
Lebih terperinciDistribution Distribution
Incidence Malaria Each year Malaria causes 200-300 million cases It kills over 1 million people every year It is causes by a parasite called plasmodium (4 types) It is spread by the anopheles mosquito
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciJURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di
GAMBARAN PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) ANTRAKS YANG TERJADI DI DESA KARANGMOJO KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH TAHUN 2011 * ), Sri Yuliawati** ), Lintang Dian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun Jumlah (ekor) Frekuensi
PENDAHULUAN Latar Belakang Keanekaragaman sumber daya hayati merupakan modal dasar dan faktor dominan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan ekonomi, perdagangan dan teknologi
Lebih terperinciSeminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001
31 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PENYAKIT HEWAN YANG TERKAIT DENGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN SOFYAN SUDARDJAT Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian PENDAHULUAN
Lebih terperinciBiosecurity. Biosecurity: Pandangan Baru Terhadap Konsep Lama. Perspektif Saat Ini
Biosecurity Biosecurity: Pandangan Baru Terhadap Konsep Lama Perspektif Saat Ini Beberapa tahun yang lalu istilah biosecurity masih jarang digunakan kecuali di kalangan tertentu saja Kejadian-kejadian
Lebih terperincitudi Epidemiologi Penyakit Tuberculosis pada Populasi Sapi di Peternakan
tudi Epidemiologi Penyakit Tuberculosis pada Populasi Sapi di Peternakan Novryzal Dian Abadi Ade Margani Ferriyanto Dian K M. Amriyan N Ovilia Zabitha Uswatun Hasanah Widya Alif S Tri Cahyo D. Yessy Puspitasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii
ABSTRAK Wahyu Setyawan. 2015. MODEL SUSCEPTIBLE EXPOSED INFECTED SUSCEPTIBLE (SEIS). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret. Model matematika yang menggambarkan pola penyebaran
Lebih terperinciAKABANE A. PENDAHULUAN
AKABANE Sinonim : Arthrogryposis Hydranencephaly A. PENDAHULUAN Akabane adalah penyakit menular non contagious yang disebabkan oleh virus dan ditandai dengan adanya Arthrogryposis (AG) disertai atau tanpa
Lebih terperinciSTUDI KASUS. Riana Nurhayati
STUDI KASUS Riana Nurhayati Pengertian Menurut Colin Robson (1993) a strategi for doing research which involves an empirical investigation of a particular contemporary phenomenon within its real life context
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinci1. 3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian dari OH dan Zoonosis 2. Untuk mengerti peran veteriner dalam OH 3. Untuk mengetahui pemeran lain OH
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Zoonosis adalah jenis penyakit yang penularannya berasal dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Contoh zoonosis yang penularannya berasal dari hewan ke manusia adalah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR A. Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL KEJADIAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011
KESMAS ISSN : 1978-0575 7 ANALISIS SPASIAL KEJADIAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 Ferry Febrian, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciPENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN
PENGANTAR INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Roy Sparringa dan Winiati P. Rahayu Agenda Presentasi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.130, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Penyakit Hewan. Peternakan. Pengendalian. Penanggulangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5543) PERATURAN
Lebih terperinciPENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING. Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia
PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia OUTLINE PRESENTASI LATAR BELAKANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALASAN
Lebih terperinciPengembangan Jejaring Perguruan Tinggi, Pemerintah, Pemangku Kepentingan dalam Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis di Hewan dan Manusia
Pengembangan Jejaring Perguruan Tinggi, Pemerintah, Pemangku Kepentingan dalam Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis di Hewan dan Manusia Direktorat Jenderal PP-PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT )
1 STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN 2015 2 STANDAR PELAYANAN
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: sistem antrian, multi-channel single phase, M/M/s. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Masalah antrian adalah masalah yang sering dijumpai di semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia terutama ketika menunggu untuk mendapatkan pelayanan jasa kesehatan. Antrian timbul karena tingkat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan
TINJAUAN PUSTAKA Instalasi Karantina Hewan Instalasi karantina hewan (IKH) adalah bangunan berikut peralatan, lahan dan sarana pendukung lainnya yang diperlukan sebagai tempat pelaksanaan tindakan karantina
Lebih terperinciWASPADA, ADA PMK DI DEPAN MATA Perlunya Analisa Risiko
WASPADA, ADA PMK DI DEPAN MATA Perlunya Analisa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). Sebagai
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Peran Pemerintah, Pengawasan dan Pemelihara Konstruksi, Pertanggungjawaban Hukum Pemelihara Jasa Konstruksi
TINJAUAN YURIDIS PERAN PEMERINTAH DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN DAN PEMELIHARA KONSTRUKSI SERTA PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PEMELIHARA JASA KONSTRUKSI MAUPUN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI ATAS AMBRUKNYA JEMBATAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Tugas Akhir yang berjudul Analisis Kestabilan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit zoonosa yang sangat fatal. Penyakit ini menginfeksi saluran pernapasan unggas dan juga mamalia. Penyebab penyakit
Lebih terperinciHOW I SHOULD STUDY as A MEDICAL STUDENTS? Widana Primaningtyas, dr. Medical Faculty of Sebelas Maret University
HOW I SHOULD STUDY as A MEDICAL STUDENTS? Widana Primaningtyas, dr. Medical Faculty of Sebelas Maret University NEWS WHAT S THE DIFFERENCE BETWEEN US AND THEM? WHAT WE SHOULD DO? TAKE A LOOK Selection
Lebih terperinciWALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,
Lebih terperinciMalaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Malaria Key facts Malaria adalah penyakit yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Setiap 30 detik seorang anak meninggal
Lebih terperinciPEMBERANTASAN PENYAKIT DAN VAKSINASI HOG CHOLERA PADA TERNAK BABI DI DESA KELATING TABANAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT DAN VAKSINASI HOG CHOLERA PADA TERNAK BABI DI DESA KELATING TABANAN BERATA, I.K., IB. OKA WINAYA, IGK. SUARJANA, dan IB. KADE SUARDANA Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia (Dastkhosh et al,2014). WHO memperkirakan orang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rabies merupakan penyakit zoonosis yang mematikan dan tersebar di seluruh dunia (Dastkhosh et al,2014). WHO memperkirakan 70.000 orang meninggal setiap tahun karena
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 HASIL DAN PEMBAHASAN Dipilihnya desa Tanjung, Jati, Pada Mulya, Parigi Mulya dan Wanasari di Kecamatan Cipunegara pada penelitian ini karena daerah ini memiliki banyak peternakan unggas sektor 1 dan
Lebih terperinciPengaruh Dukungan Keluarga, Pengetahuan, dan Pendidikan Penderita Tuberkulosis (TB Paru) Terhadap Kepatuhan Minum Obat
Dedy Syahrizal; Pengaruh Dukungan Keluarga, Pengetahuan, dan Pendidikan Penderita Pengaruh Dukungan Keluarga, Pengetahuan, dan Pendidikan Penderita Dedy Syahrizal Abstrak. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit
Lebih terperinciABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN WIDAL TERHADAP KULTUR SALMONELLA SPECIES SEBAGAI PENUNJANG DIAGNOSIS DEMAM TIFOID
ABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN WIDAL TERHADAP KULTUR SALMONELLA SPECIES SEBAGAI PENUNJANG DIAGNOSIS DEMAM TIFOID Larissa, 2007, Pembimbing Utama : Dani Brataatmadja, dr. Sp.PK Pembimbing Pendamping
Lebih terperinciPENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SAMPEL
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SAMPEL Pengambilan dan Pengiriman Sampel Kenali Laboratorium Anda Ketahui jenis-jenis uji yang dapat dilakukan dan pilihlah yang terbaik Sediakan semua informasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciPENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny
JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 11 PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny Program Studi Matematika, Jurusan MIPA, Fakultas Sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah retrovirus yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus ini ditularkan melalui kontak darah,
Lebih terperinciPengambilan dan Pengiriman Sampel
Pengambilan dan Pengiriman Sampel Kenali Laboratorium Anda Ketahui jenis-jenis uji yang dapat dilakukan dan pilihlah yang terbaik Sediakan semua informasi yang dibutuhkan Hubungi lab bila Anda perlu informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk, (2013: 64) menyebutkan bahwa
Lebih terperinciSehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)
1 Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO) Sakit : pola respon yang diberikan oleh organisme hidup thd
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 8 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 8 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciHERD IMMUNITY. Sesi ke-7 Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul
HERD IMMUNITY Sesi ke-7 Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul ade.heryana24@gmail.com 3 Sifat Utama Penyakit Menular dari Orang ke Orang Generation time Jarak antara kasus yang satu ke kasus
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU dr. SLAMET GARUT PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2011 Novina
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI PETERNAKAN NASIONAL BEBAS DARI PENYAKIT-PENYAKIT STRATEGIS
UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI PETERNAKAN NASIONAL BEBAS DARI PENYAKIT-PENYAKIT STRATEGIS (Development Strategy of National Livestock Industry: Free from Strategic Animal Diseases) MATHUR RIADY Direktorat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan. Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional Indonesia. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinci