LATIHAN SOAL EPIDEMIOLOGI PM (EMERGING INFECTIOUS DISEASE, PENCEGAHAN DAN JUNE 18, 2016 PENANGGULANGAN PM, HERD IMMUNITY)
|
|
- Irwan Muljana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JUNE 18, 2016 LATIHAN SOAL EPIDEMIOLOGI PM (EMERGING INFECTIOUS DISEASE, PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PM, HERD IMMUNITY) ADE HERYANA UNIVERSITAS ESA UNGGUL jakarta
2 EMERGING INFECTIOUS DISEASE & WABAH ZIKA 1. Sebanyak 61% kejadian Emerging Infectious Disease (EID) disebabkan oleh penyakit: A. Virologi B. Zoonosis C. Amoebeasis D. Bakteriologi 2. Isilah titik-titik dengan kata-kata yang tepat. Pernyataan berikut merupakan definisi Emerging Infectious Disease dan Re-emerging Infectious Disease menurut NIH (2012): 1. Emerging Infectious Disease adalah penyakit yang... tidak pernah terjadi pada manusia atau pernah terjadi pada populasi kecil di tempat yang Re-emerging Infectious Disease adalah penyakit yang... menjadi masalah utama kesehatan global atau di sebagian negara, yang secara dramatis..., tetapi kembali menjadi masalah kesehatan dalam proporsi yang... tehadap populasi 3. Isilah titik-titik dengan kata-kata yang tepat. Pernyataan berikut merupakan definisi Emerging Infectious Disease dan Re-emerging Infectious Disease menurut Aldhigieri (2012) dari WHO: 1. Emerging Infectious Disease adalah penyakit... yang belum pernah terjadi sebelumnya, atau penyakit yang diketahui... serta terancam... dalam sebaran insiden/geografis. 2. Re-emerging Infectious Disease atau... Infectious Disease adalah penyakit yang pernah... dan... dengan program imunisasi, penggunaan..., atau perubahan lingkungan, akan tetapi saat ini muncul kembali. 4. Sebutkan faktor-faktor penyebab timbulnya Emerging Infectious Disease: Yang BUKAN termasuk faktor biologi penyebab timbulnya Emerging Infectious Disease adalah: A. Resistensi vektor terhadap pestisida B. Gangguan imunitas C. Manipulasi biomedik dan Biowarfare/Bioterorism D. Evolusi agen penginfeksi patogen ADE HERYANA 1
3 6. Contoh biowarfare sebagai faktor biologi timbulnya Emerging Infectious Disease adalah penyakit: A. Botulism B. Ebola C. Zika D. Anthrax 7. Gangguan imunitas dan kemerosotan pelaksanaan surveilans penyakit infeksi merupakan penyebab timbulnya Emerging Infectious Disease, dan termasuk ke dalam faktor: A. Ekonomi B. Biologi C. Lingkungan D. Kesehatan Masyarakat Berikut adalah tabel daftar penyebab Emerging Infectious Disease dari faktor ekonomi dan sosial: No. Penyebab EID No. Penyebab EID 1. Perang dan kerusuhan massal 8. Perubahan proses & penanganan makanan 2. Kegiatan agrikultural yang 9. Kontak manusia dengan alam liar intensif 3. Perjalanan/traveling secara 10. Teknologi & industri yang global merekayasa habitat hewan lokal 4. Perburuan hewan liar 11. Urbanisasi tidak berkelanjutan berlebihan 5. Perubahan demografis 12 Pertumbuhan ekonomi & perubahan penggunaan lahan 6. Ketidakadilan sosial 13. Strategi manufaktur/pabrikan 7. Perjalanan dan perdagangan internasional 14 Keterbatasan pengetahuan karena buta huruf 8. Dari tabel di atas, yang termasuk penyebab timbulnya Emerging Infectious Disease karena faktor ekonomi adalah nomor:... (ada 7 jenis) 9. Dari tabel di atas, yang termasuk penyebab timbulnya Emerging Infectious Disease karena faktor sosial adalah nomor:... (ada 7 jenis) 10. Manakah yang merupakan faktor sosial budaya penyebab timbulnya Emerging Infectious Disease: A. Perubahan perilaku manusia B. Kurangnya political will seperti korupsi dan prioritas pembangunan ADE HERYANA 2
4 C. Gangguan imunitas D. Jawaban A dan B benar 11. Manakah yang BUKAN merupakan faktor lingkungan penyebab Emerging Infectious Disease: A. Perubahan perilaku manusia B. Perusakan hutan dan habitat hewan liar oleh manusia C. Manipulasi ekologi dan pelepasan hewan ke alam liar D. Global warming dan perubahan iklim 12. Dilihat dari penyebabnya, infeksi emerging infectious disease disebabkan oleh: Penularan penyakit Zika terutama melalui berikut ini KECUALI: A. Inhalasi B. Gigitan nyamuk aedes C. Kontak seksual D. Dari wanita hamil ke janin dann transfusi darah 14. Sebutkan 4 gejala umum penyakit Zika: Efek Zika bagi wanita hamil menimbulkan kondisi pada janin berupa: A. Kwarsiorkor B. Jaundice C. Hidrosefalus D. Mikrosefalus 16. Mikrosefalus akibat penyakit Zika adalah satu kondisi... lahir, dimana kepala bayi berukuran lebih... dibanding kondisi normal pada bayi dengan jenis kelamin dan umur sama. 17. Berikut manakah yang termasuk langkah-langkah penanggulangan bila terserang Zika: A. Istirahat yang cukup B. Minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi ADE HERYANA 3
5 C. Minum obat penurun panas (Paracetamol) D. Jawaban A, B, C benar PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PM 18. Sebutkan 4 jenis tahap pencegahan penyakit menular menurut WHO: Jenis pencegahan PM yang merupakan pencegahan tingkat dasar, disebut dengan: A. Pencegahan Primordial B. Pencegahan Primer C. Pencegahan Tersier D. Pencegahan Sekunder 20. Berikut adalah tujuan dilaksanakannya pencegahan primordial, KECUALI: A. Mempertahankan keadaan risiko rendah terhadap penyakit secara umum B. Mencegah terjadinya risiko C. Memutus mata rantai interaksi Agen-Host-Environment D. Jawaban A,B,C benar 21. Salah satu upaya dalam pencegahan primordial adalah memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat. Contoh upaya tersebut adalah: A. Menghindari rokok B. Mencegah perilaku seks bebas C. Memelihara kebiasaan cuci tangan sebelum makan D. Konseling pernikahan 22. Mencegah timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat yang menyebabkan risiko adanya penyakit, termasuk upaya: A. Pencegahan Sekunder B. Pencegahan Primer C. Pencegahan Primordial D. Pencegahan Tersier 23. Pencegahan primer dilakukan pada tahap Riwayat Alamiah Penyakit: A. Patogenesis B. Penyakit dini C. Pre patogenesis D. Penyakit lanjut ADE HERYANA 4
6 24. Tujuan dilakukannya pencegahan primer adalah: A. Memutus mata rantai infeksi A-H-E B. Mencegah dan menunda kejadian penyakit baru C. Mempertahankan keadaan risiko rendah D. Jawaban A dan B benar 25. Berikut adalah tindakan dalam pencegahan primer, KECUALI: A. Mencegah terjadinya risiko B. Modifikasi determinan/faktor risiko C. Promosi kesehatan D. Perlindungan khusus 26. Sebutkan 4 jenis upaya perlindungan khusus (special protection) pada pencegahan primer: Berikut ini adalah daftar jenis pencegahan primer terhadap penyakit menular: 1. Pasteurisasi susu untuk mengeliminasi patogen penyebab penyakit 4. Penyediaan makanan dan air yang bebas dari kontaminasi patogen 2. Isolasi dan karantina 5. Promosi penggunaan kondom untuk seks aman 3. Imunisasi 6. Pengobatan profilaksis malaria 27. Berdasarkan tabel di atas, pencegahan primer yang tepat untuk penyakit yang ditularkan melalui susu adalah nomor : Berdasarkan tabel di atas, pencegahan primer yang tepat untuk penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air adalah nomor : Berdasarkan tabel di atas, pencegahan primer yang tepat untuk penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah nomor : Berdasarkan tabel di atas, pencegahan primer yang tepat untuk penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks adalah nomor : Berdasarkan tabel di atas, pencegahan primer yang tepat untuk penyakit SARS adalah nomor :... ADE HERYANA 5
7 32. Berdasarkan tabel di atas, pencegahan primer yang tepat untuk penyakit malaria adalah nomor : Jenis pencegahan PM berikut dilakukan pada tahap patogenesis: A. Pencegahan Sekunder B. Pencegahan Tersier C. Pencegahan Primer D. Jawaban A dan B benar 34. Deteksi dini penyakit dengan skrining dan pengobatan segera, merupakan tujuan dari pencegahan: A. Sekunder B. Primer C. Tersier D. Primordial 35. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam pencegahan sekunder antara lain sebagai berikut KECUALI: A. Imunisasi B. Memperbaiki prognosis kasus C. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat D. Pembatasan ketidakmampuan (disability) Berikut ini adalah jenis pencegahan sekunder pada PM: No. Jenis Pencegahan Sekunder 1. ELISA dan Western Blot rutin untuk kelompok risiko tinggi 2. Tes serologis rutin infeksi preklinis pada kelompok risiko tinggi 3. Imunoglobulin Hep-B untuk neonatus dari ibu dengan HbsAg positif, dan orang-orang yang pernah diimunisasi dan terpapar oleh virus Hep-B 4. Kultur rutin bakteriologis untuk infeksi asimtomatis pada kelompok tinggi 36. Jenis penyakit menular yang cocok untuk jenis pencegahan No.1 di atas adalah:... A. Penyakit Menular Seksual B. Sifilis C. HIV/Aids D. Hepatitis-B 37. Jenis penyakit menular yang cocok untuk jenis pencegahan No.2 di atas adalah:... A. Penyakit Menular Seksual ADE HERYANA 6
8 B. Sifilis C. HIV/Aids D. Hepatitis-B 38. Jenis penyakit menular yang cocok untuk jenis pencegahan No.3 di atas adalah:... A. Penyakit Menular Seksual B. Sifilis C. HIV/Aids D. Hepatitis-B 39. Jenis penyakit menular yang cocok untuk jenis pencegahan No.4 di atas adalah:... A. Penyakit Menular Seksual B. Sifilis C. HIV/Aids D. Hepatitis-B 40. Tujuan pencegahan tersier antara lain berikut ini KECUALI: A. Mencegah semakin memburuknya kondisi atau menetapnya diabilitas B. Pengobatan dan rehabilitasi C. Pembatasan kecacatan D. Perlindungan khusus 41. Berikut adalah tindakan yang dilakukan dalam pencegahan tersier. Isilah titik-titik dengan kata-kata yang tepat: 1. Penyediaan fasilitas Pendidikan/himbauan kepada masyarakat umum dan industri agar tetap mempekerjakan mereka yang telah Penempatan kerja secara Terapi... di Rumah Sakit 5. Penggunaan... yang terlindung 42. Strategi pencegahan penyakit yang ditujukan kepada populasi dan kelompok berisiko, diterapkan pada jenis pencegahan: A. Pencegahan sekunder B. Pencegahan primer C. Pencegahan primordial D. Pencegahan tersier 43. Strategi pencegahan penyakit yang ditujukan kepada populasi, kelompok berisiko, dan individu sehat, diterapkan pada pencegahan jenis: A. Pencegahan sekunder B. Pencegahan primordial ADE HERYANA 7
9 C. Pencegahan primer D. Pencegahan tersier 44. Sasaran strategi pencegahan penyakit sekunder dan tersier: A. Populasi B. Pasien C. Kelompok berisiko D. Individu sehat 45. Undang-undang No.82 tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular, menyatakan bahwa upaya penanggulangan merupakan upaya kesehatan yang mengutamakan aspek berikut ini KECUALI: A. Promotif B. Preventif C. Rehabilitatif D. Pencegahan 46. Isilah titik-titik pada pernyataan di bawah, yang merupakan tujuan dilakukannya penanggulangan penyakit menular sesuai UU No.82 tahun 2014: Tujuan penaggulangan penyakit menular adalah: 1. Menurunkan dan menghilangkan...,..., dan Membatasi... serta... penyakit, agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. 47. Syarat penanggulangan penyakit menular menurut UU No.82 tahun 2014 adalah sebagai berikut, KECUALI: A. Penyakit endemis lokal dan menular potensi wabah B. Fatalitas/angka kematian tinggi C. Memiliki dampak sosial, ekonomi, politik, ketahanan yang tidak luas D. Menjadi sasaran reduksi, eliminasi, dan eradikasi global 48. Target program penanggulangan penyakit menular menurut UU No.82 tahun 2014 adalah: A. Reduksi B. Eradikasi C. Substitusi D. Eliminasi 49. Pengertian REDUKSI menurut UU No.82 tahun 2014 adalah: A. Upaya pengurangan penyakit secara berkesinambungan di wilayah tertentu sehingga angka kesakitan dapat ditekan serendah mungkin B. Upaya pengurangan angka kesakitan dan/atau kematian agar secara bertahap menurun ADE HERYANA 8
10 C. Upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan melalui pemberantasan dan eliminasi untuk menghilangkan penyakit secara permanen D. Jawaban A, B, C salah 50. Upaya pengurangan penyakit secara berkesinambungan di wilayah tertentu sehingga angka kesakitan dapat ditekan serendah mungkin, merupakan target penanggulangan PM yang disebut dengan: A. Reduksi B. Eradikasi C. Vokasi D. Eliminasi 51. Pengertian ERADIKASI menurut UU No.82 tahun 2014 adalah: A. Upaya pengurangan penyakit secara berkesinambungan di wilayah tertentu sehingga angka kesakitan dapat ditekan serendah mungkin B. Upaya pengurangan angka kesakitan dan/atau kematian agar secara bertahap menurun C. Upaya pembasmian yang dilakukan secara berkelanjutan melalui pemberantasan dan eliminasi untuk menghilangkan penyakit secara permanen D. Jawaban A, B, C salah HERD IMMUNITY 52. Isilah titik-titik dengan kata yang tepat, pada definisi Herd Immunity berikut: 1. Menurut Fine (1993), Herd immunity adalah tingkat resistensi suatu... atau... terhadap serangan penyakit, yang sebagian besar individunya telah..., sehingga mengurangi kemungkinan individu yang sakit menularkan penyakitnya kepada individu yang rentan. 2. Menurut Gerstmann (2003), Herd immunity juga diartikan sebagai proporsi individu yang... pada suatu populasi. 53. Berikut ini adalah teori yang melandasi perhitungan Herd Immunity: A. The mass-action principle B. Innate Immunity C. Case reproduction rate D. Redd-Frost Simulation 54. Teori mass-action principles diperkenalkan pertama kali oleh Hammer tahun 1906 yang merupakan penelitiannya terhadap perkembangan penyakit: A. Diare B. Cacar ADE HERYANA 9
11 C. TBC D. Lepra 55. Bila jumlah kasus pada periode t disingkat C t, jumlah individu yang rentan/suscept pada periode t disingkat dengan S t, dan contact rate atau parameter penyebaran disingkat dengan r, maka jumlah kasus yang terjadi pada periode t+1 dapat dihitung dengan formula: A. C t+1 = C t + S t + r B. C t+1 = C t - S t - r C. C t+1 = C t x S t x r D. C t+1 = C t + S t x r 56. Jumlah individu yang rentan pada periode t+1, sesuai pendekatan MAP dihitung dengan formula S t+1 = S t C t+1 + B t. Notasi B t menunjukkan: A. Jumlah kelahiran yang rentan pada periode t B. Jumlah kesakitan yang rentan pada periode t C. Jumlah kematian yang rentan pada periode t D. Jumlah prevalensi yang rentan pada periode t 57. Bila sebuah populasi yang terdiri dari penduduk, pada tahun 1990 memiliki penduduk yang rentan. Pada tahun 1990 populasi tersebut diserang oleh penyakit menular X, dengan jumlah kasus sebanyak 300. Selama tahun 1990 juga terjadi penambahan penduduk yang rentan sebanyak 100. Bila contact rate penyakit menular X sebesar 0,001, maka pernyataan manakah di bawah ini yang TIDAK BENAR: A. St = B. Ct = 300 C. Bt = 100 D. S t+1 = Sesuai soal di atas, jumlah kasus pada tahun 1991 adalah: A. Ct+1 = x 300 x 0,001 B. Ct+1 = 500 x 100 x 0,001 C. Ct+1 = x 100 x 0,001 D. Ct+1 = x 500 x 0, Dari soal di atas, jumlah orang yang rentan pada tahun 1991 (St+1) adalah: A. St+1 = B. St+1 = C. St+1 = D. St+1 = Dari soal di atas, maka Herd Immunity pada populasi tersebut adalah: A. H = 1 1/(0,001 x ) ADE HERYANA 10
12 B. H = 1 1/(0,001 x ) C. H = 1 1/(300 x 100) D. H = 1 1/(0,001 x 100) 61. Teori Case Reproduction Rate pertama kali dikenalkan oleh G. MacDonald tahun 1957, yang merupakan hasil penelitiannya pada penyakit: A. Campak B. Diare C. Malaria D. Dengue 62. Dengan kasus di atas, hitunglah basic case reproduction rate (R o) sesuai dengan teori Case Reproduction Rate: A. Ro = x 0,001 B. Ro = 300 x 0,001 C. Ro = x 0,001 D. Ro = 100 x 0, Dari kasus di atas, hitung juga net reproduction rate (Rn) : A. Rn = x (10.000/ ) B. Rn = x (10.000/ ) C. Rn = 100 x (10.000/5.000) D. Rn = 500 x (10.000/ ) 64. Dengan pendekatan case reproduction rate, maka herd immunity diperoleh: A. H = 1 (1/1.000) B. H = 1 (1/500) C. H = 1 (1/5.000) D. H = 1 (1/10.000) ADE HERYANA 11
Upaya Pencegahan Penyakit Menular
Upaya Pencegahan Penyakit Menular ade.heryana24@gmail.com ade.heryana@alumni.ui.ac.id Kelas Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul - Jakarta Diagram Riwayat Alamiah Penyakit Pencegahan Tingkat
Lebih terperinciLANDASAN TEORI HERD IMMUNITY
LANDASAN TEORI HERD IMMUNITY Sub Topik Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul Jakarta, November 2015 Oleh: Ade Heryana LANDASAN TEORI HERD IMMUNITY Oleh: Ade Heryana Terdapat 3 teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut, kronis dan juga kematian. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyakit
Lebih terperinciPRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA
Epidemiologi Dasar RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ANDREAS W. SUKUR PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/ Email : andreaswoitila@gmail.com Riwayat
Lebih terperinciPenyakit Endemis di Kalbar
Penyakit Endemis di Kalbar 1. Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 (tabel 11) terdapat
Lebih terperinciHERD IMMUNITY. Sesi ke-7 Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul
HERD IMMUNITY Sesi ke-7 Epidemiologi Penyakit Menular Universitas Esa Unggul ade.heryana24@gmail.com 3 Sifat Utama Penyakit Menular dari Orang ke Orang Generation time Jarak antara kasus yang satu ke kasus
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPenanggulangan Penyakit Menular
Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Penyakit Menular dilakukan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan. Upaya pencegahan dilakukan untuk memutus mata rantai penularan, perlindungan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti
PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti 2215 105 046 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TAHUN 2017 Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan dan KKP Kelas I Soekarno-Hatta Area Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta Email: kkp.soekarnohatta@yahoo.co.id ; www.kkpsoetta.com
Lebih terperinciPERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017
Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan RI PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017 Oleh : Dr. MOHAMAD SUBUH, MPPM Direktur Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tahun, jutaan orang terekspos risiko penyakit mematikan melalui transfusi darah yang tidak aman. Pada database global, skrining tidak dilakukan untuk penyakit
Lebih terperinciRiwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS
Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa dapat menguraikan riwayat alamiah dari beberapa penyakit Defenisi riwayat alamiah Tujuan mengetahui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang harus lebih mengutamakan upaya promotif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae yang mempunyai empat serotipe,
Lebih terperinciSehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)
1 Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO) Sakit : pola respon yang diberikan oleh organisme hidup thd
Lebih terperinciMateri ini berisi soal-soal tentang Epidemiologi Penyakit Menular yang diberikan pada kuliah kelas 12 (Paralel) Universitas Esa Unggul Jakarta
2016 Bank Soal Epidemiologi Penyakit Menular Jilid II (Emerging infectious disease, Investigasi wabah, Herd Immunity, Ukuran Frekuensi Penyakit, Standarisasi, Surveilans epidemiologi) Materi ini berisi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1775, 2015 KEMENKES. Penyakit Tidak Menular. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang nyata secara klinik (yaitu, tanda-tanda
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg
No.122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. TB. Penanggulangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : a.
Lebih terperincidan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciProf. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali HP:
M Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali Email: gnmahardika@indosat.net.id HP: 08123805727 Gambaran Umum penyakit zoonosis yang berpotensi menjadi Emerging Infectious
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN I. UMUM Pengaturan pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan menjadi
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5543 LINGKUNGAN HIDUP. Penyakit Hewan. Peternakan. Pengendalian. Penanggulangan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 130) PENJELASAN ATAS
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2018 KEMHAN. Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR
Lebih terperinciPROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :
Riwayat Alamiah Penyakit (Natural Course of the Diseases) Agus Samsudrajat S, SKM Mata Kuliah Dasar Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes Kapuas Raya Sintang, 2010/2011 Riwayat Alamiah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leptospirosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri patogen Leptospira, yang ditularkan secara langsung maupun tidak langsung dari hewan ke manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah retrovirus yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus ini ditularkan melalui kontak darah,
Lebih terperinciKONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT
KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT Biologis laws ( John Gardon ) Penyakit Timbul Karena Ketidak Seimbangan Antara Agent & Host ( manusia ) Keadaan Keseimbangan Tsb Tergantung Dari Sifat Alami & Karakteristik
Lebih terperinciKONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI. Desy Indra Yani
KONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI Desy Indra Yani OUTLINE Konsep sehat sakit Penyebab penyakit: agent, host, environment Perjalanan penyakit secara ilmiah Tahapan pencegahan penyakit PENYAKIT Penyakit
Lebih terperinciWALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,
WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. b. c. bahwa dalam upaya untuk memantau penularan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seksual disebut infeksi menular seksual (IMS). Menurut World Health Organitation
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang menyerang manusia melalui transmisi hubungan seksual disebut infeksi menular seksual (IMS). Menurut World Health Organitation (WHO) (2015) diperkirakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Eliminasi Malaria di Daerah; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang lebih dikenal dengan singkatan DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan merupakan vector borne disease
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT DI PROVINSI
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.130, 2014 LINGKUNGAN HIDUP. Penyakit Hewan. Peternakan. Pengendalian. Penanggulangan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5543) PERATURAN
Lebih terperinciPerencanaan Program Kesehatan: na i lisis M asa h a Kesehatan Tujuan Metode
Perencanaan Program Kesehatan: Analisis i Masalah Kesehatan Bintari Dwihardiani 1 Tujuan Menganalisis masalah kesehatan secara rasional dan sistematik Mengidentifikasi aktivitas dan strategi yang relevan
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR A. Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah
Lebih terperinciProses Penularan Penyakit
Bab II Filariasis Filariasis atau Penyakit Kaki Gajah (Elephantiasis) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Filariasis disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kelamin sudah lama dikenal dan sering disebut sebagai Veneral Disease (VD) yang berasal dari kata Venus (dewi cinta) dan yang termasuk ke dalam Veneral Disease
Lebih terperinciInformasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan
Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan, sosial dan ekonomi di banyak negara serta merupakan salah satu pintu masuk HIV. Keberadaan
Lebih terperinciJudul : Nyamuk, Spesies Paling Mematikan Media : Kompas Wartawan : Tanggal : Feb 2016 Halaman : 14
Judul : Nyamuk, Spesies Paling Mematikan Media : Kompas Wartawan : 23 Tanggal : Feb Nada Pemberitaan : Negatif 2016 Halaman : 14 Nyamuk, Spesies Paling Mematikan Perang panjang manusia melawan nyamuk
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah (PMI,2011). Transfusi
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan curah hujan tinggi memiliki risiko untuk penyakit-penyakit tertentu, salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue. Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Pemerintah
Lebih terperinciVirus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).
AIDS (Aquired Immune Deficiency Sindrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus yang mengurangi kekebalan tubuh secara perlahan-lahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menyadarkan para wanita tuna susila tentang bahaya HIV/AIDS itu perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini penting karena para wanita tuna susila itu dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis bersifat kronik dan sistemik karena memiliki masa laten, dapat
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK
Upt. Puskesmas Waru KERANGKA ACUAN No. Kode : PKM- STK-/V.2015 Terbitan : Mei 2015 No. Revisi : 00 Tgl. Mulai Berlaku : 01/06/2015 Halaman : 1/15 Ditetapkan Oleh Kepala Upt. Puskesmas Sotek H.Sudarman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan subtropik di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara benar, transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Campak yang dikenal sebagai Morbili atau Measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus, 90% anak yang tidak kebal akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya pencegahan IMS yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut menunjang dinamika dunia kesehatan. Apabila berjalan dengan baik, transfusi dapat menyelamatkan nyawa pasien dan
Lebih terperinciWALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 03 TAHUN 2018 TENTANG
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 03 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR
Lebih terperinciFood-borne Outbreak. Saptawati Bardosono
Food-borne Outbreak Saptawati Bardosono Pendahuluan Terjadinya outbreak dari suatu penyakit yang disebabkan oleh makanan merupakan contoh yang baik untuk aplikasi epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena nyamuk ini merupakan salah satu vektor penyebar penyakit Demam Berdarah Dengue
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik dunia maupun Indonesia (Kemenkes RI, 2011). Penyakit malaria adalah penyakit
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proses Tugas Akhir ini di peroleh dari berbagai sumber, yaitu: 1. Wawancara dan survey kepada Dr.dr.Raditya wratsangka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit penyebab masalah kesehatan masyarakat terutama di negara tropis dan sub tropis yang sedang berkembang. Pertumbuhan penduduk yang
Lebih terperinciPengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel
Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular Jakarta, 5 Maret 2016 Universitas Esa Unggul Jakarta Kelas 11 Paralel Epidemiologi = ilmu tentang populasi (harfiah) Epi = upon (tentang) Demos = peoples (populasi)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap ketahanan nasional, resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) pada ibu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Malaria sebagai salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit menular yang belum dapat diselesaikan dan termasuk iceberg phenomenon atau fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organizations (WHO) menyatakan bahwa penyakit tidak menular menyumbang kematian utama paling besar yaitu sebesar 36 juta atau 2/3 dari 57 juta kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah penting bagi kesehatan masyarakat. Penyakit ini disebarkan melalui gigitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Nyamuk anopheles hidup di daerah tropis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk, (2013: 64) menyebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit campak sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cacat dan kematian yang diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp. Virus dengue ada empat
Lebih terperinciBAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari tiga dasawarsa, derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan angka kematian bayi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi kesehatan manusia, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Dengue hemorraghic fever (DHF) atau
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.
LAMPIRAN 1 KUESIONER LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER Saya bertandatangan di bawah ini: Nama : Umur : Setelah membaca penjelasan di atas, maka dengan ini menyatakan saya bersedia ikut berpatisipasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan infeksi yang bisa didapat melalui kontak seksual. IMS adalah istilah umum dan organisme penyebabnya, yang tinggal dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di seluruh dunia yang meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2005 terdapat 345.000 kematian di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi HIV&AIDS di Indonesia sudah berlangsung selama 15 tahun dan diduga akan berkepanjangan karena masih terdapat faktor-faktor yang memudahkan penularan virus penyakit
Lebih terperinci