BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ditemukan peningkatan kasus penyakit zoonosis di

Transkripsi

1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ditemukan peningkatan kasus penyakit zoonosis di dunia dan Indonesia yang ditularkan oleh hewan ke manusia. Penyakit zoonosis adalah penyakit atau infeksi dari hewan yang dapat menular ke manusia. zoonosis digolongkan menjadi, zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan yang disebabkan oleh jamur. Penyakit zoonosis yang masuk ke dalam daftar penyakit hewan menular strategis di Indonesia yaitu rabies, anthrax, avian influenza, salmonellosis dan brucellosis. Salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit zoonosis adalah dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, kesadaran, dan kepedulian petugas kesehatan hewan dan masyarakat terhadap penyakit-penyakit zoonosis strategis melalui sosialisasi atau penyuluhan (Naipospos, 2005). Sebahagian besar petugas kesehatan hewan dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai bekerja di luar ruangan dan melakukan aktifitas kerja dalam resiko penularan penyakit zoonosis. Kondisi tersebut diperburuk dengan adanya kontak langsung dengan hewan, kandang, lingkungan di sekitar ternak / hewan. Pola hidup petugas kesehatan hewan yang tidak sehat, tidak menjaga kebersihan fisik dan kurangnya pemahaman tentang kegunaan pemakaian alat pelindung diri menambah resiko penularan penyakit dari hewan. Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai adalah petugas 1

2 2 yang ditempatkan di 17 Kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai petugas kesehatan hewan di lapangan yang menangani langsung pelayanan kesehatan hewan masyarakat seperti, vaksinasi, pengobatan, pemeriksaan kebuntingan dan kawin suntik (inseminasi buatan). Petugas kesehatan hewan ini memiliki berbagai latar belakang pendidikan, ada Dokter Hewan, Sarjana Peternakan, Sarjana Pertanian, Sekolah Menengah Peternakan, Sekolah Menengah Kejuruan Peternakan, dan Sekolah Menegah Umum yang bekerja dalam pelayanan kesehatan hewan di masyarakat (Distannak Sergai, 2014). Informasi dan data tentang petugas kesehatan hewan yang teriinfeksi akibat penyakit zoonosis sangat sedikit dilaporkan di Kabupaten Serdang Bedagai di karenakan profesi ini masih sangat tidak lazim di masyarakat. Kesehatan lingkungan di tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Diperkirakan lebih dari 200 penyakit zoonosis (infeksi penyakit hewan ke manusia) dan 25 penyakit hewan menular strategis baru yang dianggap mengancam kesehatan masyarakat ditemukan di Indonesia. Beberapa diantaranya, rabies, avian influenza, anthrax, leptospirosis, hingga toxoplasmosis. Namun demikian, penyampaian informasi mengenai kejadian penyebaran dan penularan wabah penyakit dari hewan ke manusia belum sepenuhnya disampaikan pada masyarakat. (Prastowo, 2013).

3 3 Salah satu penyakit zoonosis adalah penyakit rabies, Sedikitnya 10 orang meninggal karena rabies (penyakit anjing gila atau Lysa) di Sumatera Utara, sepanjang tahun 2014 di sejumlah daerah kabupaten/kota. Ketua Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, melalui Kepala Seksi Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Sukarni mengatakan bahwa dari 33 Kabupaten/Kota tercatat korban gigitan anjing sebanyak orang. Untuk kasus gigitan yang diberi Vaksin Anti Rabies (VAR) berjumlah sebanyak orang, ada spesimen hewan yang positif. Menurut data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2014, dari 17 Kecamatan terjadi kasus gigitan suspect rabies yaitu jumlah gigitan 112, positif rabies setelah pemeriksaan 1 ekor. Dengan kondisi seperti ini petugas kesehatan hewan sangat mempunyai resiko sangat besar tertularnya rabies sewaktu melakukan vaksinasi rabies terhadap binatang pembawa rabies apabila tidak menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan di lapangan. Zoonosis dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui beberapa cara, yaitu kontak langsung dengan hewan pengidap zoonosis dan kontak tidak langsung melalui vektor atau mengonsumsi pangan yang berasal dari ternak sakit, atau melalui aerosol di udara ketika seseorang berada pada lingkungan yang tercemar (Suharsono 2002). Program-program kesehatan, terutama yang terkait dengan pekerja perlu selalu disosialisasikan secara terus menerus, hal ini dikarena perubahan tingkah laku kadang hanya dapat terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama. Menurut Suma mur (1992), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana

4 4 kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter: 1986) yang memberikan perhatian lebih pada perkembangan paradigma baru dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia, sebagai hasil rumusan konferensi internasional promosi kesehatan di Ottawa, menyatakan bahwa: promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemakaian alat pelindung diri bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan juga merupakan salah satu upaya mencegah kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja oleh bahaya potensisal yang tidak dapat dihilangkan atau dikendalikan (Suma mur, 1992). Penyakit akibat penularan zoonosis di kalangan petugas kesehatan hewan di Indonesia belum terekam dengan baik. Banyak pekerja di bidang kesehatan hewan dan peternakan yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari penularan

5 5 penyakit zoonosis yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Efektivitas menurut Hidayat (1986), adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Menurut Handayaningrat dalam Rizal (2009), efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, maka sasaran dan tujuan tersebut efektif. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah (Depkes, 2008). Poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau simbol yang sangat sederhana, dan pada umumnya mengandung anjuran atau larangan (Depdikbud, 1988). Menurut Sudjana dan Rivai (2002) poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. Poster disebut juga plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan kesan, ide dan sebagainya (Rohani, 1997).

6 6 Perilaku dilatarbelakangi oleh tiga faktor pokok, yakni faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, tradisi, dan nilai. Faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau saranasarana kesehatan. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2007). Promosi kesehatan pada hakikatnya usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada petugas kesehatan hewan, dengan harapan petugas dapat kesehatan hewan memperoleh pengetahuan, akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai. Media promosi kesehatan yang akan digunakan adalah leaflet dan poster dengan pertimbangan merupakan media penyuluhan yang fungsinya untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi petugas kesehatan hewan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa yang menjadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Menurut Connel yang dikutip oleh Sadirman (2006), mengatakan bahwa jika media itu sesuai pakailah If the medium fits, Use it. Menurut hasil penelitian Juliandi, (2012) Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Wabah Rabies di

7 7 wilayah Kecamatan Medan Tahun 2012 menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yaitu pengetahuan (p=0,011) dan sikap (p=0,018). Dalam penyampaian info kesehatan masyarakat (Hiswani, 2005) juga menyatakan bahwa penyakit zoonosis sangat perlu diwaspadai penularannya terhadap masyarakat. Hasil observasi dan pengamatan awal, petugas kesehatan hewan di 17 kecamatan Kabupaten Serdang Bedagai masih terlihat perilaku tidak aman dan sehat dalam penanganan kesehatan hewan, dikarenakan kurangnya pengetatahuan tentang manfaat penggunaan alat pelindung diri (APD). Petugas kesehatan hewan juga menganggap kurang perlu menggunakan alat pelindung diri saat melakukan penanganan kesehatan hewan. Berdasarkan keadaan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas promosi kesehatan dalam penggunaan alat pelindung diri dengan media leaflet dan poster terhadap pengetahuan dan sikap petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya efektifitas metode penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media leaflet dibandingkan dengan menggunakan poster dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan hewan tentang penyakit menular dan manfaat penggunaan alat pelindung diri (APD).

8 8 Sebahagian besar petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai bekerja di luar ruangan dan melakukan aktivitas kerja berada dalam resiko penularan penyakit zoonosis. Kondisi tersebut diperburuk dengan adanya kontak langsung dengan hewan, kandang, lingkungan di sekitar hewan. Pola hidup petugas kesehatan hewan yang tidak sehat dan kurangnya pemahaman tentang kegunaan pemakaian alat pelindung diri. Hasil pengamatan lapangan di 17 kecamatan wilayah kerja petugas kesehatan hewan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai rentan terhadap risiko tertular penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonosis), seperti penyakit, brucellosis, flu burung, Rabies, Salmonellosis, Toxoplasmosis, dan penyakit zoonosis lainnya yang disebabkan adanya kontak langsung maupun tidak langsung antara petugas dengan hewan dan lingkungan sekitar hewan ataupun ternak Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas promosi kesehatan dalam penggunaan alat pelindung diri dengan media leaflet dan poster terhadap pengetahuan dan sikap petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2015.

9 Hipotesis 1. Ada perbedaan rata-rata pengetahuan dan sikap petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan melalui media leaflet dan poster dalam penggunaan alat pelindung diri. 2. Ada perbedaan keefektifan metode penyuluhan menggunakan media leaflet dan menggunakan poster dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai dalam penggunaan alat pelindung diri Manfaat Penelitian 1. Memberikan promosi kesehatan dengan media leaflet dan poster tentang manfaat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai dalam melaksanakan tugas dalam kondisi aman dan sehat. 2. Bagi Dinas Pertanian dan Peternakan Kabuapten Serdang Bedagai sebagai bahan masukan dalam perencanaan progaram peningkatan pengadaan alat pelindung diri (APD) petugas kesehatan hewan dan pelatihan bahaya penyakit zoonosis. 3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi perpustakaan hingga menjadi dasar pemikiran untuk pelaksanaan penelitian yang selanjutnya.