TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN"

Transkripsi

1 TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN Oleh: Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Daerah tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

2 OUTLINE PENDAHULUAN BENCHMARKING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN MEKANISME PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN STRATEGI PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN LAMPIRAN

3 PENDAHULUAN

4 AGENDA PEMBANGUNAN (NAWACITA) Agenda pembangunan (Nawa Cita) yang tercantum dalam RPJMN menegaskan tentang pentingnya kebijakan, program dan kegiatan yang nyata dan terukur untuk mendorong percepatan pembangunan desa dan daerah: Nawa Cita 3: Membangun Indonesia DARI PINGGIRAN dengan MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA dalam kerangka Negara Kesatuan Nawa Cita 6: Meningkatkan PRODUKTIVITAS RAKYAT dan DAYA SAING di pasar internasional; Nawa Cita 7:Mewujudkan KEMANDIRIAN EKONOMI dengan menggerakan SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK Daya saing nasional ditentukan oleh daya saing daerah Daya saing daerah ditentukan oleh DESA dan KAWASAN PERDESAAN yang MAJU, PRODUKTIF, BERNILAI TAMBAH dan BERDAYA SAING TINGGI; Percepatan pembangunan desa, kawasan perdesaan, daerah tertinggal, transmigrasi dan perbatasan hanya dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama dan kemitraan yang kuat antara Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, Pergurun tinggi dan Swasta yang solid dan berkelanjutan.

5 2013 Keunggulan Komparatif TRANSFORMASI KEUNGGULAN DAYA SAING BERBASIS FAKTOR INPUT 2020 Keunggulan Kompetitif DAYA SAING BERBASIS EFISIENSI Sumber Daya Alam: Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Pertambangan Pariwisata: Wisata Alam, Wisata Seni dan Budaya, 5 Wisata Kuliner 2025 Keunggulan Kompetitif DAYA SAING BERBASIS INOVASI Ekonomi kreatif Pusat Inovasi, Riset dan Pengembangan Daerah Tenaga profesional Kerjasama: Pemda-Universitas dan Swasta SDM terampil dan terdidik Infrastruktur dasar: jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan informasi Infrastruktur ekonomi: pasar, bank, pusat perdagangan Jaringan transportasi darat, laut dan udara Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report (World Economic Forum) 5

6 PEMBANGUNAN SEBAGAI PROSES AKUMULASI MODAL (ASET) Aset ekonomi Aset sosial Aset ekonomi Aset sosial Aset SDA dan Lingkungan t 0 Akumulasi modal sosial (Social Capital Accumulation) Akumulasi modal fisik (Physical Capital Accumulation) Akumulasi modal ekonomi (Economic Capital Accumulation) Akumulasi modal pengetahuan (Knowledge Capital Accumulation) Aset SDA dan Lingkungan t n

7 TRANSFORMASI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN SUMBER DAYA Peningkatan Kapabilitas (Daya Saing, Daya Tarik dan Daya Lestari) Masyarakat Tradisional Masyarakat Berkembang Masyarakat Maju SDM Institusi Teknologi Informasi Prasarana Ruang (darat dan laut) SDA Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan Kalimantan dan Sulawesi Jawa dan Sumatera Berburu dan Pengumpul Berpindah dan Bertani Pertanian dan Pertambangan Manufaktur dan Jasa Sintesis dan Daur Ulang Kemajuan suatu daerah ada Perbedaaan Arah (Direction), Besaran (Magnitude) dan Kecepatan (Speed)

8 POTENSI DAERAH Perikanan dan Kelautan Pertanian dan Perkebunan Industri pengolahan Pariwisata Jasa FAKTOR PENENTU Kesesuaian RTRW Kesiapan Lahan Keterlibatan Masyarakat Kesiapan Pemda Kerjasama Perguruan Tinggi dan Kerjasama Swasta RPJMN (TRISAKTI DAN NAWA CITA) STARTEGI DAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASALAH DAERAH Kemiskinan Pengangguran Ketertinggalan Keterisolasian Rawan bencana MANAJEMEN KINERJA PEMDA Regulasi Pengorganisasin Perencanaan Penganggaran Pelaksanaan dan Pelaporan Pengendalian dan Evaluasi TRANFORMASI DAN AKELERASI PEMBANGUNAN Pelayanan Dasar Sumber Daya Manusia Prasarana dan Sasarana Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Manajemen Tata Kelola Budidaya Produksi Pengolahan (Iptek, Prasarana dan Sarana) Pemasaran (Media, Promosi, Networking) Pendapatan Destinasi Wisata Jasa (Akomodasi, Transportasi, Kerajinan dan Festival) Pemasaran (Media, Promosi, Networking) Pendapatan Meningkatnya Produktivitas, Nilai Tambah, Kesempatan Kerja, Perdagangan, Pendapatan, Daya Saing dan Keunggulan Daerah

9 EVALUASI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN RPJMN

10 EVALUASI MONITORING PERSIAPAN RENCANA RENCANA MID-TERM REVIEW RPJMN RPJMN SASARAN NASIONAL 1. Berkurangnya Daerah tertinggal dari 122 menjadi 42 kabupaten 2. Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal menjadi 7,24% 3. Berkurangnya persentase penduduk miskin daerah tertinggal menjadi 14% 4. Meningkatnya IPM daerah tertinggal menjadi 69,6 5. Berkurangnya desa tertinggal menjadi desa berkembang 6. Meningkatnya desa berkembang menjadi desa mandiri 7. Menguatnya keterkaitan desa-kota dan ekonomi di 39 kawasan perdesaan untuk percepatan desa mandiri 8. Terbangunnya dan berkembangnya 130 kawasan transmigrasi/65 satuan permukiman transmigrasi untuk percepatan desa berkembang 9. Menurunnya Indeks Risiko Bencana sebesar 30% di 136 kabupaten/kota pusat pertumbuhan yang memiliki risiko bencana tinggi Tercapai/on-track/ on-trend Keterkaitan program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai 2

11 SASARAN RPJMN INDIKATOR 2014 (Baseline) SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL & KAWASAN PERBATASAN Persentase pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal (%) Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal (%) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal Pengembangan Pusat Ekonomi Kawasan Perbatasan 3 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN 10 PKSN Pembangunan Kecamatan lokpri kawasan perbatasan 111 lokpri 50 lokpri 100 lokpri 150 lokpri 187 lokpri 187 lokpri Pembangunan infrastruktur pendukung PLBN (Gedung Inti PLBN) -- 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN 7 PLBN SASARAN PEMBANGUNAN PERDESAAN Pengurangan desa tertinggal menjadi desa berkembang desa desa desa desa desa Peningkatan desa berkembang menjadi desa mandiri desa 600 desa desa desa desa Peningkatan Keterkaitan Desa-Kota dan ekonomi kawasan perdesaan untuk percepatan desa mandiri Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi untuk percepatan desa berkembang SASARAN REFORMA AGRARIA Kaw 28 Kaw 39 Kaw 39 Kaw 14 Kaw/ 7 SP 43 Kaw/ 22 SP 86 Kaw/ 43 SP 130 Kaw/ 65 SP 144 Kaw/ 72 SP Pengukuran dan Pemetaan Dasar Sertipikat Prona Sertipikat Redistribusi TORA Sertipikat Konsolidasi Tanah SASARAN PENURUNAN IRBI Rata-rata Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Nasional Rata-rata IRBI 136 Kabupaten/Kota sasaran prioritas nasional

12 CAPAIAN TARGET RPJMN REVISI TARGET PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN Sasaran Jumlah Daerah Tertinggal Satuan Kabupaten 2014 (baseline) 122 (termasuk 9 DOB) Target Target Ralisasi Target Ralisasi 2019 *) - *) - Kabupaten terentaskan Kabupaten - *) - *) - 80 Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal Rata-rata persentase penduduk miskin di daerah tertinggal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan persen (%) 7, ** 59.87*** 68.49** Belum tersedia data Belum tersedia data Belum tersedia data ** PKSN PLBN Lokpri Kecamatan Pulau-Pulau Kecil Terluar *) Berdasarkan PP 78/2014, penetapan daerah tertinggal dilakukan 5 (lima) tahun sekali, sehingga target jumlah daerah tertinggal dan kabupaten terentaskan tidak dapat dirinci per tahun **) Menggunakan perhitungan IPM metode lama sesuai baseline dan target dalam RPJMN ***) Menggunakan perhitungan IPM metode baru. 7 PLBN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Motaain, Motamasin, Wini, Skouw) 10 PKSN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Atambua, Jayapura, Sabang, Ranai, Nunukan, Tahuna, Saumlaki) On track/on trend/ tercapai Perkiraan Capaian 2019 (Notifikasi) Tidak dapat diperbandingkan Perlu kerja keras Terdapat perubahan asumsi dasar makro & tahun dasar Terdapat penyesuaian data dengan nasional Terdapat perubahan metode perhitungan Sangat sulit tercapai 4

13 CAPAIAN TARGET RPJMN REVISI TARGET PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN Sasaran Jumlah Daerah Tertinggal Satuan Kabupaten 2014 (baseline) 122 (termasuk 9 DOB) Target Target Ralisasi Target Ralisasi 2019 *) - *) - Kabupaten terentaskan Kabupaten - *) - *) - 80 Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal Rata-rata persentase penduduk miskin di daerah tertinggal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan persen (%) 7, ** 59.87*** 68.49** Belum tersedia data Belum tersedia data Belum tersedia data ** PKSN PLBN Lokpri Kecamatan Pulau-Pulau Kecil Terluar *) Berdasarkan PP 78/2014, penetapan daerah tertinggal dilakukan 5 (lima) tahun sekali, sehingga target jumlah daerah tertinggal dan kabupaten terentaskan tidak dapat dirinci per tahun **) Menggunakan perhitungan IPM metode lama sesuai baseline dan target dalam RPJMN ***) Menggunakan perhitungan IPM metode baru. 7 PLBN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Motaain, Motamasin, Wini, Skouw) 10 PKSN (Entikong, Paloh-Aruk, Nanga Badau, Atambua, Jayapura, Sabang, Ranai, Nunukan, Tahuna, Saumlaki) Perkiraan Capaian 2019 (Notifikasi) Tidak dapat diperbandingkan Terdapat perubahan asumsi dasar makro & tahun dasar Terdapat penyesuaian data dengan nasional Terdapat perubahan metode perhitungan On track/on trend/ tercapai Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai 4

14 CAPAIAN TARGET RPJMN PEMBANGUNAN PERDESAAN Sasaran Satuan 2014 (baseline) Target Target Realisasi Target Realisasi 2019 Perkiraan Capaian 2019 (Notifikasi) 1. mengurangi jumlah desa tertinggal sampai desa desa *) 500 N/A**) N/A**) meningkatkan jumlah desa mandiri sedikitnya desa desa *) 400 N/A**) 400 N/A**) menguatkan 39 pusat pertumbuhan dalam rangka meningkatkan keterkaitan kota dan desa pusat pertumbuhan - ***) ***) membangunan dan mengembangkan kawasan transmigrasi untuk percepatan desa berkembang kawasan transmigrasi *) Jumlah desa tertinggal dan berkembang (pada tahun baseline 2014) sebagaimana tertuang dalam Indeks Pembangunan Desa. **) Pencapaian target belum dapat diidentifikasi mengingat data yang diperlukan menggunakan data Potensi Desa yang dikeluarkan BPS setiap 3 tahun sekali. ***) Pencapaian target belum dapat didentifikasi karena pedoman umum pembangunan kawasan perdesaan baru disahkan pada awal tahun 2016 dan menjelang akhir tahun 2016 pemerintah pusat dan pemerintah daerah sedang menyelesaikan 14 dokumen masterplan pengembangan kawasan perdesaan. On track/on trend/ tercapai Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai 4

15 CAPAIAN TARGET RPJMN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA Sasaran Satuan (baseline) Target * Realisasi Target* Realisasi Target 2018* Target 2019* Perkiraan Capaian 2019 (Notifikasi) Mengurangi Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Nasional % **) Belum tersedia data Mengurangi Indeks Risiko Bencana di 136 Kab/Kota Sasaran Prioritas Nasional % **) Belum tersedia data Keterangan On track/on trend/ tercapai Perlu kerja keras Sangat sulit tercapai 1 2 : 3 *) Target Penurunan Indeks Risiko Bencana sebesar 30% sampai dengan 2019 dengan melakukan peningkatan indeks kapasitas di Kabupaten/Kota **) Pencapaian target belum dapat didentifikasi karena perhitungan Indeks Risiko Bencana baru dilakukan pada awal tahun 2016 dan membutuhkan monitoring evaluasi penilaian kapasitas perangkat daerah dengan mengisi kuesioner yang terdiri dari 71 Indikator sebagai metode pengukuran

16 PERMASALAHAN PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL RPJMN (1/2) Perubahan Target RPJMN Laju Pertumbuhan Ekonomi di Dating ,6-5, ,9-7, Semula 6,0-6,2 6,4-6,6 Menjadi 6,7-6,9 Terdapat perubahan asumsi dasar makro Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ,1 persen Terdapat perubahan tahun dasar tahun 2000 menjadi 2010 Mempertimbangkan capaian tahun 2015 = sebesar 6,55% (sumber: Tinjauan Regional PDRB Kabupaten/Kota , BPS), maka ditargetkan perekonomian daerah tertinggal dapat tumbuh rata-rata 6,3% per tahun & ditargetkan tahun 2019 sebesar 6,9-7,1% Perlu adanya treatment khusus pada daerah tertinggal yang mengalami kontraksi perekonomian tinggi seperti di Kalimantan, Papua dan juga daerah tertinggal dengan PDRB yang rendah 16

17 PERMASALAHAN PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN (2/2) Terdapat penyesuaian data kemiskinan tahun dasar dengan data nasional (sumber data: Data & Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota 2015, BPS) Sejalan dengan kondisi nasional, pada tahun 2015 terjadi peningkatan persentase penduduk miskin di daerah tertinggal. Oleh karena itu diperlukan upaya penanggulangan kemiskinan secara lebih fokus pada daerah tertinggal yang mengadapi tingkat kemiskinan tinggi (>target RKP %) dan pengangguran yang tinggi (>target RKP ,5%) 20.0% 18.0% 16.0% 14.0% 12.0% 10.0% Perubahan Target RPJMN Kemiskinan di Daerah Tertinggal 18.0% 16.4% 16.0% 18.8% 15.4% 14.9% 14.4% Semula 17,5-18% 16-16,5% 15,5-16% 15-15,5% Menjadi 14.0% Kemiskinan Penanggura No Wilayah Kabupaten 2015 >10% n 2015 >5,5% 1 Sumatera Aceh Singkil 21,72 7,03 2 Jawa Pandeglang 10,43 10,22 3 Nusra Lombok Tengah 16,26 7,42 4 Nusra Lombok Timur 19,14 6,46 5 Nusra Dompu 15,11 5,56 6 Nusra Sumbawa Barat 16,97 7,98 7 Kalimantan Landak 13,51 5,81 8 Sulawesi Sigi 12,75 5,74 9 Sulawesi Konawe 16,09 10,70 10 Sulawesi Gorontalo Utara 18,93 5,61 11 Kep Maluku Maluku Tengah 22,1 12,75 No Wilayah Kabupaten Kemiskinan 2015 >10% Penanggura n 2015 >5,5% Seram Bagian 12 Kep Maluku Barat 26,35 8,21 Seram Bagian 13 Kep Maluku Timur 25,37 6,18 14 Kep Maluku Buru Selatan 17,58 9,14 15 Papua Teluk Bintuni 36,66 6,87 16 Papua Sorong 33,35 5,66 17 Papua Raja Ampat 20,94 5,59 18 Papua Merauke 11,1 9,08 19 Papua Nabire 24,37 10,14 20 Papua Biak Numfor 27,23 10,08 21 Papua Supiori 39,25 10,75 22 Papua Deiyai 45,74 5,64 Terdapat perbedaan metode perhitungan IPM Target dihitung berdasarkan data back casting IPM per kabupaten dengan metode baru periode (sumber data: Strategi peningkatan IPM difokuskan pada kabupaten dating dengan IPM rendah (<rata2 59,87) dengan laju rata-rata kenaikan IPM yang rendah (<rata2 1,3% atau dibawah 2 point) sesuai dengan capaian aspek pembentuk IPM yang rendah Perubahan Target RPJMN IPM di Daerah Tertinggal Semula Menjadi No Pulau Kab/Kota IPM Rata-rata Laju Kenaikan IPM Sumatera Nias Barat 58,25 1,25% 2 Sumatera Kepulauan Mentawai 57,41 0,62% 3 Nusa Tenggara Alor 58,50 1,08% 4 Nusa Tenggara Rote Nda 58,32 1,26% 5 Nusa Tenggara Sumba Barat Daya 57,91 0,56% 6 Nusa Tenggara Manggarai Timur 56,83 0,93% 7 Nusa Tenggara Malaka 57,51 1,21% 8 Maluku Maluku Barat Daya 58,64 1,01% 9 Maluku Pulau Morotai 59,27 1,15% 10 Maluku Pulau Taliabu 58,26 1,23% 11 Papua Maybrat 55,78 1,15% 12 Papua Paniai 54,20 0,62% 13 Papua Boven Digoel 59,02 1,01% 14 Papua Mappi 56,11 0,74% 15 Papua Lanny Jaya 44,18 1,27% 16 Papua Deiyai 48,28 1,15% 17

18 ALOKASI SUMBERDAYA ANTARWILAYAH TAHUN 2016 WILAYAH Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Desa (Rp. Juta) (%) (Rp. Juta) (%) (Rp. Miliar) % (Rp. Miliar) % SUMATERA % % % JAWA-BALI % % % KALIMANTAN % % % SULAWESI % % % NUSA TENGGARA % % % MALUKU % 625 3% % PAPUA % % % TOTAL % , ,00 Alokasi dana transfer daerah (DAK dan Dana Desa) TIDAK MEMIHAK (AFIRMATIF) terhadap wilayah timur Indonesia. Alokasi KBI jauh lebih besar dibanding KTI terutama Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua WILAYAH Investasi PMA Investasi PMDN Kredit Perbankan (US$ Juta) % (US$ Juta) % (US$ Juta) % (US$ Juta) % (Rp. Juta) % (Rp. Juta) % SUMATERA 747 5% % % % % % JAWA-BALI % % % % % % KALIMANTAN 224 1% 769 3% % % % % SULAWESI % % % % % % NUSA TENGGARA 859 5% % % % % % MALUKU 249 2% 286 1% - 0% % % % PAPUA 347 2% % % % % % TOTAL % % % 179, % % % Investasi baik dalam negeri maupun asing masih TERPUSAT di JAWA-BALI dengan share yang sangat besar dan menunjukkan ketimpangan yang sangat besar dengan wilayah Maluku dan Papua 18

19 PERTANYAAN KRITIS 1. Bagaimana membangun desa, kawasan dan daerah sebagai bentuk pelaksanaan NAWA CITA secara NYATA, TERUKUR dan SISTEMATIK? 2. Bagaimana STRATEGI, RENCANA dan TAHAPAN INVESTASI PENGEMBANGAN DESA, KAWASAN dan DAERAH? 3. Bagaimana mengukur PERKIRAAN MANFAAT dan DAMPAK pengembangan DESA, KAWASAN dan DAERAH? 4. Bagaimana membangun KERJASAMA, KOORDINASI dan SINERGI PEMERINTAH, PEMDA, PERGURUAN TINGGI, SWASTA dan MASYARAKAT yang solid? 5. Bagaimana POLA MANAJEMEN ASSET DAERAH dan MANAJEMEN KAWASAN PERDESAAN yang BAIK, ADIL, MENGUNTUNGKAN dan BERKELANJUTAN? 6. Bagaimana BERBAGI PENGETAHUAN (knowledge sharing) dan MANAJEMEN PENGETAHUAN (knowledge management) pembagunan desa, kawasan dan daerah. 19

20 PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

21 SINKRONISASI DAN SINERGI KEGIATAN TAHUN RKP 2017 sebagai ACUAN UTAMA dengan pendekatan MONEY FOLLOW GOALS and PROGRAMS; 2. Setiap program dan kegiatan mempunyai TARGET KINERJA yang BENAR-BENAR JELAS, TERUKUR dan BERKAITAN LANGSUNG dengan 1) AKSELERASI (PERCEPATAN) peningkatan PRODUKSI, NILAI TAMBAH dan PENDAPATAN MASYARAKAT dan DAERAH 2) TRANSFORMASI (PERUBAHAN) KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI dan BUDAYA MASYARAKAT DESA menjadi lebih MAJU, SEJAHTERA dan BERMARTABAT; 3. Sinkronisasi LOKASI, KELOMPOK SASARAN dan KEGIATAN dengan menggunakan pendekatan WILAYAH Papua, Maluku, Nusa tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Jawa-Bali; 4. Pelaksanaan program dan kegiatan benar-benar memperhatikan KARAKTERISTIK SOSIAL, BUDAYA, dan EKONOMI DAERAH. 5. Perbadingan atau BENCHMARKING tentang manfaat dan dampak.

22 BENCHMARKING PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

23 JEPANG INDONESIA

24 JEPANG INDONESIA

25 JEPANG INDONESIA

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal

Daftar Daerah Tertinggal DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan

Lebih terperinci

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017

M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 Yth. Dari Perihal KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA : Daftar Terlampir M E M O R A N D U M NO. 072 /Dt.2.3.M/05/2017 : Direktur Daerah,

Lebih terperinci

JEPANG INDONESIA

JEPANG INDONESIA JEPANG INDONESIA JEPANG INDONESIA JEPANG INDONESIA JEPANG INDONESIA JEPANG PERSIAPAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP 2018 ARAH KEBIJAKAN PN PEMBANGUNAN WILAYAH (1) Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018

Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 REPUBLIK INDONESIA Rapat Koordinasi Kemenko PMK: Agenda Strategis 2017 dan RKP 2018 Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 17 Januari 2017 1 OUTLINE (1) Ruang Lingkup Kementerian Desa,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL Ir. H.A. Helmy Faishal Zaini (Disampaikan

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS STRATEGI DAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH PERBATASAN MELALUI PENGEMBANGAN INVESTASI KAWASAN PERBATASAN PADA DAERAH TERTINGGAL DALAM KERANGKA RPJMN 2015-2019 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP (suprayoga@bappenas.go.id)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU

RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RANGKUMAN CAPAIAN TAHUN 2016 DAN RENCANA TAHUN 2017 DALAM PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Jakarta, Januari 2017 CAPAIAN BANTUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH I. Pendahuluan Dengan mengacu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Visi-Misi Presiden serta Agenda Prioritas Pembangunan (NAWA CITA),

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH SELAKU KETUA BKPRS PADA: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL SULAWESI TAHUN 2018

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH SELAKU KETUA BKPRS PADA: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL SULAWESI TAHUN 2018 SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH SELAKU KETUA BKPRS PADA: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL SULAWESI TAHUN 2018 Gorontalo, 3-4 April 2018 S U L AW E S I B A R AT MELLETE DIATONGANAN

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

PERAN PROVINSI DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

PERAN PROVINSI DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS PERAN PROVINSI DALAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA WAKIL MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ WAKIL

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang 18.110 pulau. Sebaran sumberdaya manusia yang tidak merata

Lebih terperinci

PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN Pembangunan nasional harus dapat menghilangkan/memperkecil kesenjangan yang ada. Upaya pengurangan kesenjangan antarkelompok pendapatan dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar (Perbatasan) No Provinsi No Kabupaten / Kota Status 1 Sambas Perbatasan 2 Bengkayang Perbatasan 1 Kalimantan Barat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menggariskan bahwa Visi Pembangunan 2010-2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Presiden No 32 Tahun 2011 tentang MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) merupakan sebuah langkah besar permerintah dalam mencapai

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN

ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH NASIONAL KSN Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruang nya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 BAB 2 PRIORITAS NASIONAL DAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA.... 2-1 A. PRIORITAS NASIONAL 2.1 PRIORITAS NASIONAL 1: REFORMASI

Lebih terperinci

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan, CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No Provinsi Kabupaten / Kota Status Sambas Bengkayang 1 Kalimantan Barat Sanggau Sintang Kapuas Hulu Nunukan 2

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) Page 1 of 7 Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar (3T) Daftar Daerah, Terdepan dan Terluar No Provinsi Kabupaten / Kota Status 1 Kalimantan Barat 2 Kalimantan Timur 3 Sulawesi Utara 4 Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

KONTRIBUSI APBD MENDUKUNG TARGET SASARAN RPJMN PROGRAM PKP2TRANS

KONTRIBUSI APBD MENDUKUNG TARGET SASARAN RPJMN PROGRAM PKP2TRANS KONTRIBUSI APBD MENDUKUNG TARGET SASARAN RPJMN 2015 2019 PROGRAM PKP2TRANS Kepala Biro Perencanaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi SASARAN PEMBANGUNAN SESUAI RPJMN 2015-2019

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah

Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah PUSAT LITBANG INOVASI DAERAH Drs. Safrizal. ZA, M.Si Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah KENAPA SIH HARUS BERINOVASI??? ZAMAN OLD VS ZAMAN NOW... ZAMAN NOW... Selanjutnya??? KALAH DIMAKAN

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T) DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah T [LEMBAGA PENGELOLA DANA PENDIDIKAN] DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (T) Daftar Daerah Terdepan dan Terluar () No 6 7 Provinsi

Lebih terperinci

sinergi program direktorat jenderal pengembangan daerah tertentu di wilayah papua

sinergi program direktorat jenderal pengembangan daerah tertentu di wilayah papua sinergi program direktorat jenderal pengembangan daerah tertentu di wilayah papua SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU Ir. R.r. AISYAH GAMAWATI, MSI RAPAT KONSULTASI REGIONAL BIDANG

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI MELALUI EKONOMI KELAUTAN & PERIKANAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI MELALUI EKONOMI KELAUTAN & PERIKANAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI MELALUI EKONOMI KELAUTAN & PERIKANAN Fadel Muhammad Menteri Kelautan dan Perikanan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN MAKASSAR, 2010 Ketertinggalan Ekonomi KTI Persebaran Penduduk

Lebih terperinci

PELAYANAN DASAR PUBLIK

PELAYANAN DASAR PUBLIK buku data dan informasi PELAYANAN DASAR PUBLIK DAERAH TERTINGGAL PUSAT DATA DAN INFORMASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand). GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 24 Sesi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG : 2 A. PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG Negara berkembang adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, standar

Lebih terperinci

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN KEMENTERIAN DESA, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN NASIONAL PERCEPATAN TAHUN 2015-2019 ? adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan

Lebih terperinci

AFIRMASI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA

AFIRMASI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA AFIRMASI TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 1 1 PENDAHULUAN 2 9 AGENDA PRIORITAS NAWA

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016

Lampiran Surat Nomor : 331/KN.320/J/07/2016 Tanggal : 14 Juli 2016 Provinsi Bali 1. Kabupaten Badung 2. Kabupaten Bangli 3. Kabupaten Buleleng 4. Kabupaten Gianyar 5. Kabupaten Jembrana 6. Kabupaten Karangasem 7. Kabupaten Klungkung 8. Kabupaten Tabanan 9. Kota Denpasar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN DAERAH DI KABUPATEN RAWAN BENCANA Dinamika Bumi sejak 180 Jt th Yang Lalu 2 Bumi Bumi selalu bergerak dinamis, menyebabkan gempa

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan Lukita Dinarsyah Tuwo Solo, 26 Agustus 2017 DAFTAR ISI 1. LATAR BELAKANG 2. KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI 3. PRIORITAS QUICK WIN Arah Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Disampaikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 7 2012, No.54 LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2012 NOMOR : 2 TAHUN 2012 TANGGAL : 6 JANUARI 2012 RENCANA

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 RINGKASAN EKSEKUTIF Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018 Percepatan Penyelenggaraan Informasi Geospasial untuk Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional Berkelanjutan Jakarta, 21 Maret

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 PRAKIRAAN PENCAPAIAN TAHUN 2010 RENCANA TAHUN 2010 MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN BIDANG: WILAYAH DAN TATA RUANG (dalam miliar rupiah) PRIORITAS/ KEGIATAN PRIORITAS 2012 2013 2014 I PRIORITAS BIDANG PEMBANGUNAN DATA DAN INFORMASI SPASIAL A

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU

PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 9 November 2016 1 1. MENGHADIRKAN KEMBALI NEGARA UNTUK MELINDUNGI

Lebih terperinci

Transformasi Desa Indonesia

Transformasi Desa Indonesia Transformasi Desa Indonesia 2003-2025 Dr. Ivanovich Agusta iagusta1970@gmail.com Relevansi Transformasi dari Pemerintah Sumber Penerimaan Total Penerimaan (Rp x 1.000) Persentase PAD 3.210.863 18,13 Bantuan

Lebih terperinci

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan pada acara FORUM GABUNGAN SKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI

APBNP 2015 belum ProRakyat. Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI APBNP 2015 belum ProRakyat Fadel Muhammad Ketua Komisi XI DPR RI Orientasi APBN P 2015 Semangat APBNP 2015 adalah melakukan koreksi total atas model belanja pemerintah di tahun-tahun sebelumnya. Fokus

Lebih terperinci

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago PENJELASAN SUBTEMA IDF Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago 2018 DISPARITAS REGIONAL Dalam Nawacita, salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA KANTOR STAF PRESIDEN LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA RINGKASAN 15 OKTOBER 2017 PENGANTAR: TEMA LAPORAN TAHUNAN 1,2,3 MENGAPA PEMERATAAN Meletakkan Fondasi Percepatan Pemerataan YANG

Lebih terperinci

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN 1101 Simeulue 62,52 62,70 62,75 62,84 62,91 62,98 63,05 63,12 63,21 63,29 63,38 63,46 63,55 63,63 63,72 1102 Aceh Singkil 63,16 64,00 64,27 64,46 64,69 64,92 65,10 65,28 65,58 65,89 66,19 66,49 66,79 67,10

Lebih terperinci

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Rilis PUPR #1 18 Juli 2017 SP.BIRKOM/VII/2017/352 Pembangunan Infrastruktur Untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Mengurangi Kesenjangan Yogyakarta--Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki

Lebih terperinci

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect

Lebih terperinci

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA KANTOR STAF PRESIDEN LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA RINGKASAN 17 OKTOBER 2017 PENGANTAR: TEMA LAPORAN TAHUNAN 1,2,3 MENGAPA PEMERATAAN YANG BERKEADILAN? NAWACITA Meletakkan Fondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia - 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

Lebih terperinci

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa

Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Rencana Strategis Bidang Pemerintahan Desa Disampaikan oleh: Direktur Perkotaan dan Perdesaan Kementerian PPN/Bappenas

Lebih terperinci

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG PENDAHULUAN 1 Penegasan Paradigma Perencanaan dan Penganggaran Amanat konstitusi menegaskan bahwa ANGGARAN NEGARA adalah INSTRUMEN untuk mencapai

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012

ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS ISU STRATEGIS PROVINSI DALAM PENYUSUNAN RKP 2012 DIREKTUR PENGEMBANGAN WILAYAH KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Jakarta, 10 Maret 2011 OUTLINE

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung

Lebih terperinci

(DIKETIK dengan Format : Tahoma 11) Jenjang : D3 / D4 / S2 (Pilih salah satu) No. Berkas : (Diisi Panitia) FORMULIR PENDAFTARAN BEASISWA KEMENTERIAN PUPR 2016 Nama Lengkap (Tanpa Gelar) : Tempat, Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012 Tanggal : 20 Desember 2012 RINCIAN LOKASI DAN ALOKASI DAERAH PENERIMA BANTUAN SOSIAL BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) SUB BIDANG PRASARANA PEMERINTAHAN TA 2016 DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI OUTLINE PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAK DASAR HUKUM DAK PRASPEM DAK PRASPEM DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan yang diperoleh Bangsa Indonesia selama tiga dasawarsa pembangunan ternyata masih menyisakan berbagai ketimpangan, antara lain berupa kesenjangan pendapatan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

Lebih terperinci

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 4.1. Dinamika Disparitas Wilayah Pembangunan wilayah merupakan sub sistem dari pembangunan koridor ekonomi dan provinsi dan merupakan bagian

Lebih terperinci

PENGUATAN KETERKAITAN DESA-KOTA: TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH

PENGUATAN KETERKAITAN DESA-KOTA: TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH PENGUATAN KETERKAITAN DESA-KOTA: TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH Oleh: Dr. Ir. Taufik Hanafi, MUP Plh. Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MENURUT PP 78 TAHUN 2014 Ir. R.r. AISYAH GAMAWATI, MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU MERLYN PARK HOTEL 23 Mei 2017 PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM. Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015

PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM. Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015 PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015 UNIVERSAL AKSES AIR MINUM 15% Akses Dasar Akses tambahan untuk 100

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dalam UUD 1945 (Ramelan, 1997). Peran pemerintah

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017 POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017 Kepala Subdirektorat Keuangan Daerah Bappenas Februari 2016 Slide - 1 KONSEP DASAR DAK Slide - 2 DAK Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG PADA ACARA MUSRENBANG RKPD KAB WONOSOBO TH 2019 DENGAN TEMA PEMANTAPAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI HARMONISASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN CAPAIAN INDIKATOR MAKRO

Lebih terperinci

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN Kementerian Pertanian Seminar Nasional Agribisnis, Universitas Galuh Ciamis, 1 April 2017 Pendahuluan Isi Paparan Kinerja dan permasalahan Posisi

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL I A Program Percepatan Pembangunan Daerah pusat produksi daerah 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

EVALUASI UU 25 TAHUN 2004

EVALUASI UU 25 TAHUN 2004 EVALUASI UU 25 TAHUN 2004 Oleh: Dida H. Salya Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan Semarang, 16 Mei 2013 1 1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Apakah masih membutuhkan? Jawabannya 1. Menurut UUD

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai keberhasilan pembangunan dan upaya memperkuat daya saing ekonomi daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing ekonomi menunjukkan kemampuan suatu wilayah menciptakan nilai tambah untuk mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KUCURKAN TRILIUNAN RUPIAH BANGUN INFRASTRUKTUR PAPUA

PEMERINTAH KUCURKAN TRILIUNAN RUPIAH BANGUN INFRASTRUKTUR PAPUA PEMERINTAH KUCURKAN TRILIUNAN RUPIAH BANGUN INFRASTRUKTUR PAPUA Detik.com Pemerintah berkomitmen mendorong pemerataan pembangunan di Indonesia guna mengurangi ketimpangan atau disparitas antara Kawasan

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda

disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda disampaikan oleh: Dr. H. Asli Nuryadin Kepala BAPPEDA Kota Samarinda Merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Mempunyai luas wilayah berdasarkan PP

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PADA ACARA MUSYAWARAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH

DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH DAFTAR ISI BUKU III RPJMN TAHUN 2010-2014 PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN : MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT-DAERAH DAN ANTARDAERAH BAB.I ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN WILAYAH 2010-2014 1.1 Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sharp et al. (1996) mengatakan kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai negara maju dan merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam proses pembangunan ekonomi. Permasalahan kemiskinan dialami oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.

Lebih terperinci

Strategi UKM Indonesia

Strategi UKM Indonesia Strategi UKM Indonesia I WAYAN DIPTA Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ILO/OECD Workshop for Policy Makers on Productivity and Working Conditions in

Lebih terperinci

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGARAHAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Disampaikan oleh: MENTERIDALAMNEGERI TJAHJO KUMOLO KEMENTERIAN DALAM NEGERI Bangka Tengah, 7 April 207 2 PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL (Pasal

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan yang cukup berfluktuatif. Pada

Lebih terperinci