BAB II TINJAUAN PROYEK
|
|
- Doddy Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Nama Proyek : Taman Rekreasi dan Olah Raga di Danau Suntar Barat Tujuannya : Untuk Menciptakan Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga sekaligus sebagai pengikat dan penghubung di antara fasilitas Permukiman dan bisnis disekitarnya Lokasi : Waduk Sunter Barat, Taman Sunter Agung 1, Kel. Papanggo, Sunter, Tanjung Priuk, Jakarta Utara Jenis Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Swasta dan Pemerintah Luas Lahan : ± m² ( m2 lahan kering m2 kolam air) Fasilitas : Rekreasi, hiburan, penjualan makanan, tempat bersantai, dan fasilitas umum olah raga Lokasi, Waduk Sunter Barat Kel. Papanggo Tanjung Priuk, Jakarta Utara Kel. Ancol BANDARA TOMANG Taman Impian Jaya Ancol Kali ANCOL ke Kota Lap. olahraga LAKS. R.E. MARTADINATA Kawat Listrik Tegangan Tinggi JALAN TOL PELABUHAN Rel Kereta Api Kota-Tanjung Priok Rel Kereta Api Senen-Tanjung Priok Lurah Warakas Kel. Warakas SUNTER BARAT Taman Sunter Agung 2 Waduk Sunter Barat Kel. Papanggo Taman Sunter Agung 1 Lurah Papanggo m Skala 1 : TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 6
2 2.2 PENGERTIAN UMUM TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA Pengertian dari Taman Rekreasi dan Olah Raga adalah suatu tempat atau lokasi untuk dapat menciptakan suasana yang gembira dan menyegarkan di sekitar danau, sungai, area terbuka atau daratan, dengan segala aktifitas-aktifitasnya. Berdasarkan rumusan definisi tentang rekreasi tersebut dapat di definisikan ciri-ciri dari rekreasi antara lain sebagai berikut 1 : 1. Rekreasi adalah suatu aktifitas, kegiatan yang bersifat fisik, mental, maupun emosional, rekreasi menghendaki aktifitas dan tidak selalu bersifat non aktif 2. Aktifitas rekreasi tidak mempunyai bentuk dan macam tertentu, semua kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia dapat dijadikan aktifitas rekreasi asalkan saja dilakukan dalam waktu senggang dan memenuhi tujuan dan maksudmaksud positif dari rekreasi 3. Rekreasi dilakukan karena terdorong oleh keinginan atau mempunyai motif tersebut sekaligus memilih gerakan atau bentuk dan macam aktifitas yang diinginkan 4. Rekreasi hanya dilakukan pada waktu senggang, ini berarti semua kegiatan yang tidak dilakukan dalam waktu senggang tersebut, tidak dapat digolongkan sebagai kegiatan rekreasi 5. Rekreasi dilakukan secara bebas dari segala bentuk dan macam pelaksanaan 6. Bersifat universal : rekreasi merupakan bagian dari kehidupan manusia, dari semua bangsa, dan tidak terbatas oleh umur, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan sosial 7. Rekreasi dilakukan secara bersungguh-sungguh dan mempunyai maksud untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan 8. Rekreasi adalah fleksibel artinya, rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan dimana saja. Rekreasi dapat dilakukan oleh perorangan maupun sekelompok orang. 1 Kepariwisataan A. Hari Karyono, Gramedia 1997 TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 7
3 Sedangkan rumusan definisi tentang olah raga tersebut dapat di definisikan ciri-ciri dari olah raga antara lain sebagai berikut : 1. Olahraga (Inggis : sport²) berarti suatu kegiatan yang berhubungan dangan rekreasi atau persaingan yang meliputi sedikitnya penggunaan secara fisik atau kemampuan dalam memainkan satu kegiatan (seperti bola, bulu tangkis, bola folli, basket, Joging trak, dsb) untuk mendapatkan nilai (piala atau piagam). 2. Olahraga adalah ³: Setiap kegiatan jasmaniah yang bersifat semacam permainan dan yang melibatkan suatu bentuk pergolakan/perjuangan dalam diri sendiri atau dengan orang lain Jika kegiatan ini menjurus pada bentuk persaingan, maka harus merupakan persaingan yang sehat, sesuai dengan peraturan olah raga Dapat di katakan bahwa olah raga merupakan suatu bentuk lain dari pendidikan yang istemewa 2.3 MAKSUD DAN TUJUAN REKREASI DAN OLAH RAGA Rekreasi 4 Seseorang melakukan rekreasi untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani serta meningkatkan daya kreasi, sehingga tercapai keseimbangan hidup dengan motivasi tertentu. Olah raga 5 tujuan olah raga bukanlah membangun fisik saja, melainkan juga membangun mental dan spiritual. Membentuk manusia Indonesia Pancasialis yang fisiknya kuat dan sehat serta berprestasi tinggi, yang memiliki kemampuan mental dan ketrampilan kerja yang kritis, Dilihat dari tujuan utamanya, olahraga dibagi atas : 1. Olah raga pendidikan, bertujuan untuk mendidik melalui olah raga, memupuk sifat sportifitas dan apresiasi terhadap olahraga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari 2. Olah raga Prestasi, bertujuan untuk membina kegiatan olah raga jenis tertentu secara intensif dan tekun untuk untuk memperoleh tingkat kemahiran yang tinggi 2 Webster,s Sport Dictionary, hal International Council of Sport and Phisical Education, Ekistics, vol. 35 no The International City manager s Association, Municipal Recreation Administration 5 Bappenas, Rancangan Pelita III 1979/ /1984, buku kedua TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 8
4 3. Orlah raga rekreasi, bertujuan mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk melakukan olahraga kegemaranya masing-masing agar memperoleh rasa senang, sehat jasmani dan rohani serta kepuasan sosial. 4. Olah raga massal, bertujuan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, misalnya dengan melakukan senam kesegaran jasmani, gerak jalan dan lainlain untuk membina ketahanan nasional dan kemampuan fungsional manusia. 5. Olah raga khusus, olah raga yang mencakup jenis tertentu yang sesuai bagi orang cacat jasmani dengan tujuan pada penguasaan dan kemahiran jenis olahraga tertentu, serta mencakup pula kegiatan olah raga yang bertujuan penyembuhan dalam arti pemulihan kesehatan, kesegaran dan ketahanan sebagian atau seluruh jasmani seseorang yang memerlukannya sebagai terapi. Kesimpulan pada uraian di atas untuk fasilitas pada proyek ini adalah untuk olah raga pendidikan, olah raga rekreasi dan olah raga massal. 2.4 KLASIFIKASI REKREASI 6 1. Berdasarkan Fungsi Hiburan Rekreasi dilakukan hanya untuk mendapatkan kesenangan, kepuasan dan kesegaran jasmani dan rohani Pendidikan Mengandung unsur-unsur mendidik bagi pengunjung 2. Berdasarkan Pelaku Pertisipasi Pelaku - Rekreasi dan Olah raga Aktif Kegiatan yang dilakukan dengan mengekspresikan mental, dorongan fisik dan pelaku terlibat secara langsung. - Rekreasi dan Olah raga Pasif kegiatan yang cenderung tidak menggunakan tenaga dan pelakunya tidak terlibat secara fisik, hanya terbatas pada penggunaan panca indra. 6 Petricia Farrel, the Process of Rekreation Diagramming, Canada: John Willey & Sons, 1983 TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 9
5 Tingkat Usia Pelaku Dalam kehidupan manusia terdapat beberapa fase kehidupan, dimana tiap fase mengalami perubahan sifat dan perilaku, secara garis besar adalah sebagai berikut : - Anak-anak Contoh rekreasi dan olahraga : berlari-lari/ lompat, bermain pasir, bermain air,bermain layang-layang, bermain bola, renang / water boom dan sebagainya - Remaja Contoh rekreasi : menyukai rekreasi aktif seperti olah raga, kemping, mendaki, dan sebagainya - Dewasa Contoh rekreasi : sudah berupa hobby seperti, berburu, memancing, juga berekreasi yang sifatnya keindahan, pameran, hasil seni, dan lain sebagainya Tingkat penghasilan (penghasilan rendah, penghasilan menegah dan penghasilan tinggi) Waktu kegiatan (pagi, siang, sore dan malam) Frekwensi kegiatan (harian, mingguan, bulanan, tahunan) 3. Berdasarkan Sifat Ruang pada proyek ini adalah Outdoor Indoor Semi Indoor & Outdoor 4. Berdasarkan Aktifitasnya Rekreasi atau berolah raga yang memerlukan tenaga atau fisik Bersosialisasi, bercakap-cakap, berjalan-jalan Irama, musik memberikan kesenangan, persahabatan Mengembangkan ketrampilan tangan dan pikiran Mengembangkan imajinasi, daya khayal dan fiktif Alam terbuka (berkemah, kamping) Ekspresi, mendidik, berdiskusi Relaxation (melepaskan diri dari ketegangan) Menyendiri untuk melepaskan kegiatan sehari-hari TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 10
6 5. Berdasarkan tingkat pelayanannya Lingkungan Rumah Memanfaatkan ruang dalam dan luar rumah Lingkungan Perumahan dan Sekitarnya Rekreasi dan fasilitas olah raga yang melayani satu lingkungan atau rekreasi yang melayani beberapa lingkungan perumahan Tingkat Wilayah Kota Mencakup pelayanan wilayah kota, yang dapat memberikan fasilitas pelayanan yang bersifat umum Tingkat Regional Mencakup beberapa kota dan lebih bersifat umum serta memiliki ciri khas tertentu. Pada intinya proyek ini untuk tingkat pelayananya hanya mencakup lingkungan Perumahan Sekitarnya dan tingkat wilayah kota. 2.5 MOTIVASI REKREASI 7 1. Bayi, 0-1 tahun Mental: Proses, bukan hasil, adalah sangat penting untuk bayi. Rekreasi terhadap musik dan irama dengan seluruh tubuhnya. Fisik: pada tingkat usia bayi ada sedikit pergerakan yang tepat, tetapi pergerakan umumnya tetap. b. Kebutuhan Hidup Kawan bermain Petualangan untuk pengembangan Kesempatan untuk membentuk Kesukaan, bebas dari tekanan. c. Peran Rekreasi Aktifitas permainannya memberikan pengalaman untuk menyesuaikan dengan tenaga dan keterbatasannya, menjaga sikap yang baik. 7 William, Wayne R, Recreation Places, Hal. 279 TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 11
7 2. Kanak-kanak pra sekolah, 2-4 tahun Mental : tingkat perkembangannya tergantung dari kemampuannya untuk mencium, merasakan / mencicipi, mendengar, serta melihat. Fisik : mempunyai kemampuan untuk mempergunakan peralatan lebih baik jika dibandingkan dengan masa menyusui. Dapat berdiri dengan satu kaki menginjak tanah tanpa terjatuh. b. Kebutuhan Hidup Kawan bermain Petualangan diperlukan untuk perkembangan fisik dan mental Rasa gembira untuk mencapai suatu hasil usahanya Status pengakuan dalam pergaulan, adanya keselarasan Istirahat dan santai Menikmati keindahan c. Peran Melalui aktifitas permainan, dimana resikonya kecil, adalah termudah untuk mempergunakan inisiatif untuk menerima tanggung jawab dan berbuat sesuatu terhadap setiap persoalan yang timbul. Rekreasi adalah seni kehidupan yang dibutuhkan pada masa kanak-kanak. Ia menerapkan kebebasan dari tekanan jiwa, gangguan fisik dan dari kelebihan mental. 3. Kanak-kanak sekolah, 5-15 tahun Mental : memerlukan permainan yang membutuhkan kepandaian dan pemikiran Fisik : tahun-tahun permulaan dari perkembangan kehidupan peran seks melalui aktifitas yang ditekuninya. b. Kebutuhan Hidup Kawan seiring Petualangan untuk perkembangan Kesempatan untuk berprestasi Kegembiraan, bebas dari tekanan TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 12
8 c. Peran Rekreasi Rekreasi dapat membantu pertumbuhan anak dan mengembangkan suksesnya kedewasaan melalui kegiatan rekreasi yang sesuai dengan batas kemampuan 4. Remaja, tahun Mental : condong untuk beragumentasi keinginan untuk pengakuan dan persetujuan orang-orang yang lebih tua dan sangat peka terhadap penilaian orang-orang terhadapnya. Fisik : gairahnya adalah terhadap aktifitas olah raga, pakaian, lawan jenis, dan musik popular. b. Kebutuhan Hidup Teman seiring Petualangan Kesempatan untuk melakukan sesuatu yang dapat dibanggakan Status dan pengakuan sosial serta keadaan fisik dan mental yang baik untuk dapat diterima di lingkungan orang dewasa. c. Peran Rekreasi Kesempatan bermain sedang di perkenalkan kedalam pengalaman sekolah dan pengalaman sekolah adalah latihan untuk pengalaman di pekerjaan. 5. Dewasa, tahun Mental : Di masa pubertas dimana puncak kekuatan mentalnya terlalu sering di yakini bahwa terdapat sedikit manfaat untuk menggunakan kekuatan mentalnya untuk tujuan yang mereka inginkan. Fisik : kebutuhan untuk bermain cukup besar, tetapi keikutsertaan fisik secara nyata yang diseringkali diabaikan. b. Kebutuhan Hidup Menemukan teman hidup dan membawa sikap kreatif terhadap pembangunan / perkembangan, dalam hubungan kehidupan adalah penting untuk kasih sayang dan perhatian pada masa-masa pubertas Keahlian dalam suatu bidang oleh kepala keluarga dapat membawa kebanggaan terhadap masyarakat sekitarnya. TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 13
9 c. Peran Rekreasi Rekreasi untuk istirahat dan santai guna melupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan dan sebagainya. 6. Orang tua, 50 tahun keatas Penurunan kekuatan tubuh dan kehilangan tujuan / makna hidup Wajah tambah tua Timbul ketidak mampuan terhadap salah satu indera maupun ketidak mampuan mental b. Kebutuhan hidup Teman seiring Penyesuaian yang terus menerus terhadap keadaan / situasi Melindungi dan memperhatikan kesehatan Di kala masa pensiun datang, harus dipersiapkan pengganti kesibukan dan pekerjaan yang selama ini ditekuninya c. Peran rekreasi Perbaikan terhadap sikap, kerja suka rela dapat membantu suasana hidup agar dapat lebih berarti. 2.6 FUNGSI PROYEK Proyek ini direncanakan untuk dapat menyediakan suatu wadah untuk kegiatan rekreasi dan olah raga, baik yang digunakan didalam bangunan maupun diluar bangunan. Kegiatan ini diperuntukan untuk semua golongan masyarakat, tanpa membedakan dari umur, jenis kelamin, pangkat dan kedudukan. Jenis rekreasi dan olah raga juga diperuntukan untuk perseorangan ataupun kelompok. Karena itu untuk dapat menampung semua kegiatan tersebut dibutuhkan fasilitas dan sarana yang menunjang untuk fungsi tersebut. TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 14
10 2.6.1 JENIS-JENIS KEGIATAN 1. Kegiatan Pengunjung, menikmati keindahan alam dan permainan olah raga serta fasilitas-fasilitas yang tersedia oleh pengelola seperti : Yang berada ditaman atau lapangan : jalan-jalan, bersantai, makan, bermain, senam, olah raga, joging, dll Yang berada di danau : memancing, bermain perahu, sepeda air 2 Kegiatan Pendukung, adalah suatu kegiatan yang dapat menunjang kegiatankegiatan rekreasi seperti restoran-restoran, kafe atau pertunjukan 3 Kegiatan Pengelola, kegiatan yang dilakukan adalah mencatat semua data-data administrasi yang berhubungan dengan kondisi fisik dan nonfisik taman rekreasi dan olah raga. 4 Kegiatan Servis, kegiatan yang dilakukan adalah membuat dan memperbaiki fasilitas-fasilitas serta sebagai pengantar barang, alat-alat, yang diperlukan di taman rekreasi olahraga SIFAT KEGIATAN Kegiatan rekreasi : santai, informal Kegiatan olahraga : santai, formal Kegiatan administrasi : formal Kegiatan pendukung : santai semi informal Kegiatan service : tidak terikat, semi informal 2.7 TINJAUAN PROYEK KEADAAN ALAM KOTA SUNTER 1. Tata ruang penggunaan lahan, mulai adanya kawasan dengan kerapatan bangunan yang tinggi dan kondisi lingkungan yang kurang memadai 2. Berkurangnya ruang terbuka / lahan tak terbangun akibat invasi pemukiman, mengingat fungsi ruang terbuka sangat penting maka diperlukan arahan pemanfaatan ruang / lahan kota untuk jalur hijau taman kota. Kawasan yang akan dikembangkan antara lain area pengairan diantara pusat-pusat pemukiman, perbelanjaan dan industri (kelurahan Papanggo, Sunter Barat) TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 15
11 2.7.2 KEPENDUDUKAN Pesatnya pertambahan penduduk di kota sunter sehingga dibutuhkan sarana atau fasilitas pelayanan seperti sarana rekreasi, olah raga, hiburan, adapun tujuan dari adanya sarana tersebut adalah : 1. Untuk dapat memanfaatkan lahan yang potensial untuk dijadikan sarana kegiatan rekreasi, olah raga dan hiburan 2. Meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata 3. Mulai bergeser dari kegiatan rekreasi indoor seperti mal-mal dan pusat perbelanjaan lain untuk kembali kealam seperti area terbuka yang hijau/open space ruang untuk berkomunikasi KEBIJAKSANAAN PENGEMBANG 1. Mendistribusikan sarana rekreasi, olah raga dan hiburan tersebut ke beberapa bagian kota sesuai dengan potensi wisatanya. 2. Melindungi dan melestarikan kelestarian alam 3. Menghindari area-area pengairan tersebut dari pencemaran, pengurugan tanah, pendangkalan dan pembuangan sampah yang liar TAMAN REKREASI DAN OLAH RAGA DI DANAU SUNTER BARAT 16
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap manusia selalu membutuhkan adanya rekreasi dan Olah raga. Jakarta sebagai kota metropolitan kususnya di Jakarta utara, dimana perkembangan penduduknya sangat
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB III. ELABORASI TEMA
BAB III. ELABORASI TEMA III.1 pengertian tema Tema : EDUKASI dan REKREASI III.1.1 Edukasi Edukatif atau edukasi atau pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), pendidikan diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau pelabuhan dalam bahasa Indonesia. Orang-orang Tuban setempat mengatakan bahwa boom dibangun
Lebih terperinciREKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REKREASI PANTAI DAN RESTORAN TERAPUNG Dengan penekanan desain arsitektur waterfront Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adapun dalam pembuatan laporan tugas akhir ini terdapat dua hal yang melatar belakanginya, yaitu : I.1.1 Latar Belakang Proyek I.1.2 Latar Belakang Topik dan Tema I.1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia ada dimuka bumi ini mereka tidak terlepas dari aktivitas fisik. Manusia purba telah melakukan aktivitas seperti berlari, memanjat pohon, berenang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan
BAB I PENDAHULUAN Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan yang berhubungan dengan olahraga. Di dalam gedung ini terdapat berbagai fasilitas yang mendukung segala aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang Pengadaan Proyek Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Perkembangan sebuah negara dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya Tangerang. : Berskala lingkungan, diutamakan untuk para. sekitarnya.
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Gambaran umum proyek Judul proyek Tema proyek Sifat proyek Lokasi proyek : Pusat Kegiatan Remaja : Arsitektur Organik : Fiktif : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya
Lebih terperinciBAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG
BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang terbentuknya sport club di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kabupaten Semarang sebagai salah satu Kabupaten di Indonesia yang sedang berkembang, mempunyai berbagai macam dan banyak sekali aktivitas masyarakat didalamnya, ditinjau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Publik 2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur yang diperluas seperti square. Square merupakan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
127 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan akhir dari seluruh tahapan studi yang telah dilakukan. Bab ini berisi temuan dan kesimpulan studi yang menjelaskan secara umum mengenai ketersediaan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kota pada masa sekarang ini semakin tidak memperhatikan sisi-sisi kemanusiaan dan hubungan sosial dengan masyarakat sekitar,dengan semakin terbukanya lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan
Lebih terperinciFASILITAS SOSIAL INFRASTRUKTUR KEBUDAYAAN DAN REKREASI 6
MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW 09-1303) FASILITAS SOSIAL INFRASTRUKTUR KEBUDAYAAN DAN REKREASI 6 Oleh : Dr.Ir.Rimadewi Supriharjo,MIP Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP-ITS 1 BUDAYA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 27 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 27 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA KEPARIWISATAAN
Lebih terperinciRUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta
RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta Ariati 1) ABSTRAKSI Pembangunan perumahan baru di kota-kota sebagian besar berkembang
Lebih terperinciPENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS
PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEBAGAI KURIKULUM PENJAS Tujuan PENJASORKES 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan memiliki tubuh yang sehat, bugar dan penampilan yang semangat tentunya kita akan merasa senang dan lebih percaya diri. Terlebih lagi jika ditunjang oleh pikiran
Lebih terperinciBIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA
BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PERILAKU
BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada sektor wisata semakin meningkat saat ini. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Bahkan tidak berlebihan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ini pun di atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak merupakan masa untuk tumbuh dan berkembang, hal ini pun di atur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR EXECUTIVE CLUB
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR EXECUTIVE CLUB DI KAWASAN BANDAR KEMAYORAN JAKARTA Sebagai kawasan wisata belanja yang bercitra budaya Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak
Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak Iman Priambodo I.0202054 BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul Arti kata Pengembangan
Lebih terperinciPEMANFAAT WAKTU LUANG
MAKALAH PEMANFAAT WAKTU LUANG Di susun oleh : Kelompok 4 Salman Nuranisa Elsa Indra Fajar Redi Mariyam SMP NEGERI 2 NYALINDUNG 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat
Lebih terperinciMata Kuliah Perancangan Arsitektur 3 /RTA 3220 SEMESTER A DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK USU
Mata Kuliah Perancangan Arsitektur 3 /RTA 3220 SEMESTER A 2014-2015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK USU Judul Tugas 2 : Gelanggang Remaja / Pusat Kegiatan Remaja Tanggal Pemberian Tugas : 16 September
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun
Lebih terperinciTAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA (Penekanan Desain : Green Architecture) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Kediri memiliki sumber daya alam yang melimpah dan lokasi yang strategis. Terletak di jalur lintas wisata regional kota Blitar, Tulungagung dan Trenggalek, juga
Lebih terperinciPERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR
PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : YUNIKE ELVIRA SARI L2D 002 444 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat
Lebih terperinciPropinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Kota Kota Depok adalah sebuah kota yang terletak di perbatasan antara wilayah Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rekreasi berasal dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti membuat ulang, sedangkan dalam bahasa inggris re-creation, yang secara harfiah berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai arena adu prestasi maupun sebagai kebutuhan untuk menjaga kondisi tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping
Lebih terperinciBENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR
BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciEvaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikunjungi dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Secara umum, pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancangan. Latar belakang pada bab ini membahas tentang seluk beluk atau dasar pemikiran
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes Definisi ANAK DULU: < 12 THN; < 15 THN; < 16 THN UU Tenaga Kerja, UU Perkawinan [UU No. 9 TAHUN 1979 ttg Kesejahteraan Anak: USIA < 21 thn dan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN
1 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN I. UMUM Tuhan Yang Maha Esa telah menganugerahi bangsa Indonesia kekayaan berupa sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://www.artikata.com/, diakses 2 Maret 2015) (http://kbbi.web.id/, diakses 2 Maret 2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Children : 1.Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. 2. Golongan usia antara 0-12 tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-
Lebih terperinciTAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada
TINJAUAN PUSTAKA Ekowisata Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada juga yang menterjemahkan sebagai ekowisata atau wisata-ekologi. Menurut Pendit (1999) ekowisata terdiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota adalah sebuah tempat dimana manusia hidup, menikmati waktu luang, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan manusia lain. Kota juga merupakan wadah dimana keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Proyek Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Pengertian Judul Berau : Suatu nama daerah daerah tingkat II berbentuk kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Timur. Youth 1 Center Pusat Sarana Sosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagian besar remaja Semarang sangat antusias terhadap perkembangan dunia seni, hiburan dan rekreasi karena memang hiburan dan rekreasi selain dapat menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK
39 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum 1. Lokasi Dalam pemilihan lokasi proyek terdapat beberapa pertimbangan utama yaitu regulasi, analisis visibilitas, dan fasilitas lingkungan. Berikut pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pergeseran budaya, semua serba canggih, praktis, tersaji dengan cepat mungkin, seiring itu juga timbul masalahmasalah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan aktifitas-aktifitas yang ada dalam kehidupan, misalnya bekerja. Masyarakat sering melupakan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan, karena pada dasarnya salah satu yang membuat diri kita sehat adalah dengan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul 1. Sport : sport atau olahraga merupakan tarjemahan dari kata sport yang berasal dari bahasa latin, disportare, yang berarti menghibur diri. Selain itu pengertian
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.
I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan pemaparan dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan uraian tentang konteks permasalahan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar yaitu, learning to know,
Lebih terperinciPOLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244
POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244 Oleh : INDRA KUMALA SULISTIYANI L2D 303 292 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Musik telah menjadi kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, baik itu bagi para pendengar musik ataupun bagi para musisi pencipta lagu. Bagi para musisi
Lebih terperinciPenting sekali bagi guru PAUD untuk mengetahui ciri usia anak. Kegunaannya adalah untuk memberikan sukar atau mudahnya dalam proses pembelajaran atau
Menurut Bambang Sudjiono dkk. Bahwa usia perkembangan individu digolongkan dengan berbagai cara, cara yang paling umum digunakan adalah perkiraan-perkiraan dari usia tahun kalender, usia anatomi, usia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus
Lebih terperinciKAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR
KAJIAN KECENDERUNGAN RUANG PUBLIK SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERKEMBANG SEBAGAI KAWASAN REKREASI BELANJA TUGAS AKHIR Oleh : KIKI RACHMAWATI L2D 098 442 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciDasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG
Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman
Lebih terperincimaupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, pengertian pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi tempat wisata di daerah objek wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam salah satu cabang olahraga, ada permainan yang merupakan permainan yang popular dan berkembang di Indonesia salah satunya bolavoli. Permainan bolavoli
Lebih terperinciD.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA
D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta suryanings@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan dengan dibekali potensi yang luar biasa oleh Sang Pencipta, baik aspek-aspek yang berkaitan dengan jasmaniah maupun rohaniah. Kenyataannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecantikan adalah: anggapan untuk suatu objek yang molek dan lainnya tampak serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) Kecantikan juga mulai menjadi
Lebih terperinciPOTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI
POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI Disusun oleh : Lucky Indra Pradipta (07312244072) Agus Satmoko (07312244081) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSUTAS
Lebih terperinciDASAR HUKUM, PERSYARATAN, WAKTU DAN BIAYA PENGURUSAN PELAYANAN PERIZINAN PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011
DASAR HUKUM, PERSYARATAN, WAKTU DAN BIAYA PENGURUSAN PELAYANAN PERIZINAN PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011 II. BIDANG KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA. DASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
Lebih terperinciTabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Taman Kanak-Kanak di Indonesia Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Kondisi ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia untuk
Lebih terperinci