BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga pemerintah sebagai penyedia layanan publik. Oleh karena itu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga pemerintah sebagai penyedia layanan publik. Oleh karena itu"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik di era globalisasi, memerlukan respon yang cepat dari lembaga-lembaga pemerintah sebagai penyedia layanan publik. Oleh karena itu sebagai organisasi publik harus selalu tanggap dan selalu meningkatkan pelayanannya mengikuti perkembangan jaman. Agar dapat mewujudkan aparatur sebagai penyelenggara layanan publik yang professional maka diperlukan suatu strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang memenuhi standar kompetensi yang diakui global dan memenuhi berbagai aspek pengembangan sumberdaya aparatur, serta membutuhkan komitmen dan konsistensi yang berkelanjutan di setiap tahapan pengembangan sehingga para aparatur merasa diberdayakan dalam penyelenggaraan diklat tersebut. Pendidikan dan Pelatihan merupakan dua aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur suatu organisasi. Seluruh kegiatan dalam organisasi manapun, efektivitasnya sangat tergantung kepada kemampuan sumberdaya manusia, baik kemampuan intelektual maupun integritas moralnya. Kemampuan intelektual dan integritas moral tersebut dapat diperoleh seseorang melalui proses pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu maka organisasiorganisasi publik perlu menerapkan suatu sistem pembelajaran untuk menciptakan 1

2 2 sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki ketrampilan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Kesuksesan sistem pembelajaran dalam sebuah organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya. Akan tetapi ada beberapa komponen, secara umum berlaku sama di setiap organisasi, yang mempengaruhi rendahnya kualitas sumberdaya manusia dalam sebuah organisasi, seperti; kualitas tenaga pengajar, sarana prasarana fisik, akses informasi/media pembelajaran, laboratorium yang tidak memadai dan lain-lainnya. Hal serupa dialami oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Polícia Nacional de Timor Leste yaitu Centro de Formação da Polícia. Timor Leste sejak diakuinya sebagai sebuah negara merdeka oleh dunia pada tanggal 20 Mei 2002, siap menerima transformasi wewenang dan tanggungjawab yang diberikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada rakyat Timor Leste. Salah satu bidang yang ditranformasikan kepada rakyat Timor Leste adalah penyelenggaraan keamanan, sebab sejak masuknya misi PBB yaitu UNAMET (United Nation Mission in East Timor) ke Timor Leste, penyelenggaraan pengamanan Timor Leste ditanggani oleh PBB. UNTAET sejak bulan Oktober 1999 menggantikan United Nation Mission in East Timor (UNAMET) untuk mengawasi proses transisi menuju kemerdekaan penuh Timor Leste. Penyelenggaraan pengamanan Timor Leste dijamin dengan kehadiran Unated Nation Police (UNPOL), yang juga diberi mandate untuk menyelenggarakan perpolisian di Timor Leste, termasuk mempersiapkan kepolisian Timor Leste. Persiapan itu dilakukan

3 3 mulai dari perekrutan, penyeleksian, penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Pelatihan serta field training sampai kepada penempatan anggota polisi baru. Mandat itu diberikan sambil membimbing Kepolisian Timor Leste, menjadi organisasi publik yang mampu menyelenggarakan pelayanan kepada publik. Misi UNTAET berakhir pada 20 Mei 2002, dan selanjutnya dibentuk sebuah misi baru dengan nama United Nation Mission Support for East Timor (UNMISET), untuk membantu pemerintahan negara baru tersebut dalam merumuskan dan merevisi aturan-aturan yang seyogyanya akan dipakai untuk menyelenggarakan pelayanan pemerintah kepada masyarakatnya. Banyak kesepakatan telah ditandatangani oleh Pemerintah Timor Leste dan UNMISET, dan secara dejure pada tanggal 30 Juni 2004 seluruh unsur PBB akan meninggalkan Timor Leste termasuk United Nation Police (UNPOL). Laporan Human Right (2006) menjelaskan bahwa UNMISET berakhir dan digantikan oleh United Nation Office in Timor Leste (UNOTIL) pada bulan Mei Masing-masing lembaga PBB tersebut semakin lama, semakin kecil skala organisasinya dan lebih low-profile dari pada yang sebelumnya. UNOTIL, tidak seperti pendahulunya, bukan sebuah misi perdamaian, tetapi lebih sebagai sebuah misi politik. Tugasnya sebagian besar yaitu untuk mengawasi pemilu 2007 dan memberi saran-saran terhadap masalah-masalah krusial, terutama mengenai pendidikan dan pelatihan polisi Timor Leste. Tugas itu berkembang menjadi sebuah kerangka kerja bantuan pembangunan yang berkelanjutan untuk negara Timor Leste.

4 4 Setelah mempertimbangkan kemampuan dan kemandirian serta tuntutan dari pemerintah Timor Leste, sejak bulan Mei 2002, UNPOL secara bertahap telah memberikan wewenang kepada PNTL. Penyerahan wewenang dan tanggungjawab tersebut berlangsung hingga bulan Mei 2004, dan selanjutnya UNPOL hanya ditugaskan oleh UNMISET sebagai advisor/penasihat bagi PNTL, termasuk penasihat dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia. Sejak tahun UNPOL telah menyelenggarakan diklat dan hasilnya adalah seperti tabel berikut; Tabel 1.1. Data Kadet bersama UN ( ) No. Kelas/Angkatan Jumlah Personil Pelantikan Ket ITT (Intensive Trantitional Training) Regular Sumber: R&D CFP: 2004 Disadari bahwa setelah penyerahan wewenang dan tanggungjawab tersebut, salah satu permasalahan yang menjadi perhatian serius bagi institusi PNTL adalah kurangnya kualitas dan kuantitas sumberdaya PNTL, termasuk kurangnya kualitas dan jumlah tenaga pengajar/instruktur pada Centro Formação PNTL untuk menyelenggarakan Diklat yang berkualitas bagi kadet atau calon polisi baru. Menanggapi permasalahan tersebut pada tahun yang sama (2004) pemerintah Timor Leste melalui Kementrian Dalam Negeri (Ministério do Interior) mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Solusi yang ditemukan adalah

5 5 menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) dalam rangka menyeleksi personilpersonil PNTL yang mempunyai bakat dan kemampuan mengajar untuk dididik menjadi tenaga pengajar pada Centro de Formação da Polícia. Kegiatan TOT tersebut penyelenggaraannya diserahkan kepada sebuah agensi yaitu Timor Leste Police Development Programs (TLPDP). Agensi ini dibentuk pada tahun 2003, berkat kerjasama antara pemerintah Timor Leste dengan pemerintah Australia dan Inggris, dalam hal ini kerjasama antara Ministério do Interior dan PNTL dengan Australian Federal Poice (AFP). Kegiatan TOT yang diselenggarakan oleh TLPDP tersebut berhasil menyeleksi delapan puluh empat (84) calon pengajar/pelatih untuk selanjutnya mengikuti pendidikan lanjutan (Specialist Training of Trainers) selama sembilan (9) bulan. Tabel 1.2. Tenaga Pengajar yang dihasilkan TLPDP NO. Bidang Jumlah Pengajar Keterangan 1 Administrasi (TIK, teknis administrasi, dll) 2 Operasional (Kriminal, lalulintas, patroli, polmas, dll) 17 4 pindah ke MABES pada tahun pindah ke MABES pada tahun 2006 Sumber: R&D CFP: 2005 Di bawah mentoring TLPDP, Centro Formação PNTL telah menyelenggarakan diklat secara berturut-turut, mulai tahun 2004 hingga 2006.

6 6 Berbeda dengan sebelumnya diklat periode tersebut diselenggarakan dengan kurikulum pendidikan selama empat (4) bulan, dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut; Tabel 1.3. Data Kadet bersama TLPDP ( ) No. Kelas/angkatan Jumlah Personil Pelantikan Ket Sebelum TOT untuk 84 pengajar Sesudah TOT untuk 84 pengajar Sumber: R&D CFP: 2006 Pada bulan Mei 2006 terjadi krisis politik di Timor Leste, krisis politik tersebut juga berakibat pada terciptanya keterpurukan pelayanan institusi PNTL. PNTL yang mempunyai tanggungjawab untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat, pada saat itu dianggap tidak mampu melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai akibat dari kurangnya rasa kepemilikan terhadap institusi kepolisian serta kurangnya pemahaman tentang prinsip dasar pelayanan PNTL sebagaimana dijelaskan dalam Dekretu Lei no. 9/2009, tentang Undang-Undang Tetap institusi PNTL, artikel 1 yang menjelaskan bahwa falsafat pelayanan institusi PNTL adalah melalui penerapan community policing/polisiamento comunitaria, dimana pelayanannya berorientasi kepada masyarakat, serta masyarakat dianggap sebagai mitra kerja dalam pelayanan polisi.

7 7 Untuk mengembalikan situasi normal, pemerintahan Timor Leste meminta PBB melalui surat yang dikirim kepada Sekjen PBB untuk segera membantu memulihkan situasi keamanan di Timor Leste 1. Laporan Internasional Krisis Group (2006) mengatakan bahwa bersamaan dengan situasi politik yang semakin parah pada akhir Mei 2006, Sekjen PBB Kofi Annan mengirim kembali utusannya untuk melakukan penyelidikan atas situasi yang terjadi di Timor Leste. Dalam laporannya kepada Dewan Keamanan bulan Juli, utusan PBB tersebut mengatakan penyebab utama yang paling serius dalam krisis yang terjadi di Timor Leste adalah perpecahan politik yang terjadi di dalam sektor keamanan. Ia menekankan bahwa prioritas yang harus dilakukan yaitu menetapkan masa depan para anggota militer dan mantan militer (termasuk para petisioner dan mereka yang yang telah melakukan desersi), dan membangun kembali institusi Polícia Nacional de Timor Leste. Menanggapi situasi itu, sebuah misi PBB yang baru yaitu United Nation Mission Integrated in Timor Leste (UNMIT), kembali hadir dengan tugas untuk mengkonsolidasi stabilitas, meningkatkan sebuah budaya pemerintahan yang demokratis, dan memfasilitasi dialog antara para pemangku kepentingan di Timor Leste. Situasi ini menuntut institusi PNTL harus kembali menyerahkan wewenang dan tanggungjawabnya kepada UNPOL. Penyerahan tersebut dinyatakan melalui sebuah kesepakatan pada tanggal 01 Desember 2006, yaitu untuk mengembalikan situasi normal karena 1 Surat permohonan tersebut tertanggal 24 Mei 2006 yang ditandatangani oleh Presiden RDTL, Perdana Menteri dan Presiden Parlemen Nasional, untuk meminta asistensi dari pemerintah Portugal, Australia, New Zeland dan Malaysia.

8 8 PNTL dianggap tidak mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya saat itu. Dalam kesepakatan tersebut terdapat tiga (3) tahap pengembangan bagi PNTL, yaitu (i) tahap pendaftaran kembali, (ii) tahap konsolidasi dan (iii) tahap rekontruksi. Setelah tiga tahap tersebut UNPOL harus menyerahkan kembali wewenang dan tanggungjawab kepada PNTL. Awal tahun 2007 UNPOL menerapkan ketiga tahap tersebut kepada PNTL hingga tahun Setelah itu secara bertahap UNPOL kembali menyerahkan wewenang dan tanggungjawab kepada PNTL untuk menyenggarakan perpolisian Timor Leste, yang dari tiga (3) district/kabupaten yaitu district Lautem, Oe-Cusse dan Manatuto. Tahap penyerahan wewenang dan tanggungjawab berikutnya dilakukan bagi Centro Formação PNTL yaitu pada tanggal 11 September 2009 yang dihadiri oleh Special Representative of the Secretary-General of the United Nations for Timor-Leste (SRSG-UN) dan Xanana Gusmão sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus sebagai Perdana Menteri Timor Leste 2. Keputusan untuk menyerahkan wewenang dan tanggungjawab kepada Centro de Formação da Polícia dilaksanakan berdasarkan hasil penilaian terhadap kesiapan PNTL. Penilaian tersebut dilakukan oleh team gabungan yang terdiri dari wakil-wakil dari pemerintah Timor Leste dengan UNMIT, termasuk PNTL dan UNPOL. Kesiapan yang dimaksudkan adalah dalam hal sarana dan prasarana fisik, tenaga 2 PNTL resumes responsibilities over the Police Training Academy < (19/02/2013)

9 9 pengajar serta kurikulum yang akan dipakai untuk mengajar dan melatih, sebab unsur-unsur tersebut merupakan prasyarat dasar dalam penyelenggaraan diklat. Setelah penyerahan wewenang dan tanggungjawab yang kedua kalinya dari UNPOL kepada Centro de Formação da Polícia, pada awal tahun 2011 mulai dilakukan proses perekrutan, seleksi calon siswa baru bagi institusi PNTL. Sesuai kurikulum baru Centro de Formação da Polícia, penyelenggaraan diklat setelah krisis 2006, bukan lagi memakai kurikulum empat (4) bulan, melainkan menerapkan kurikulum dengan lama diklat sembilan (9) bulan. Perubahan kurikulum tersebut penting karena kurikulum yang lama tidak lagi relevan dengan lama diklat pada tahun 2011, serta kurikulum dengan lama diklat 4 bulan dipandang tidak mampu merubah karakter seorang calon polisi dari karakter sipil menjadi karakter seorang polisi, karena terbatasnya materi dan waktu diklat. Karena itu dikembangkan sebuah kurikulum baru yang terdiri dari enam (6) modul, 18 bidang dan 96 topik, dengan pembagian waktu diklat dalam beberapa tahap, sebagai berikut; 1) Tahap awal, yaitu pelatihan dasar selama dua bulan, tujuannya untuk merubah mental/kebiasaan siswa dari sipil dan membentuknya menjadi kepribadian yang memiliki mental/kebiasaan sebagai seorang polisi/militer; 2) Tahap kedua, pendidikan tentang teori-teori kepolisian selama lima bulan, tujuannya membekali siswa dengan konsep-konsep dan teori-teori kepolisian yang seyagyanya dapat dipakai untuk melakukan tugas pelayanannya setelah menjadi polisi; 3) Tahap ketiga, praktek lapangan selama satu bulan, tujuannya mengenal tugastugas praktis kepolisian di lapangan untuk dibandingkan dengan konsep-konsep dan teori-teori yang telah diperoleh; dan

10 10 4) Tahap keempat, yaitu tahap pemantapan selama satu bulan di Centro Formação PNTL, tujuannya untuk mengevaluasi diri dengan membandingkan teori-teori yang diperoleh dengan fakta di lapangan, serta dibahas bersama para instruktur. 5) Tahap terakhir adalah persiapan dan pelantik menjadi anggota PNTL. Perubahan kurikulum tersebut dapat membentuk mental dan moral yang baik sesuai profesi polisi, serta mendidik dan membekali calon polisi dengan pengetahuan tentang konsep-konsep dan teori-teori kepolisian, sebab polisi dipandang sebagai hukum yang berjalan, serta polisi mempunyai wewenang dan kewajiban untuk bisa membuat suatu diskresi yang bertanggungjawab atas aturan-aturan tertentu. Sehingga setelah menyelesaikan program diklat di Centro de Formação da Polícia, mereka mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara professional, untuk menjamin situasi keamanan sesuai dengan artikel 147 konstitusi RDTL, serta sesuai moto institusi PNTL yaitu Servir, Proteger e honrar ( melayani, melindungi dan menghormati). Pelaksanaan Diklat setelah krisis tahun 2006, yaitu pada tahun 2011 diawali dengan sebuah kebijakan pemerintah Timor Leste untuk melakukan perjanjian kerjasama dengan pemerintah Portugal yang ditandatangani pada 27 Septermber 2011 di Lisboa-Portugal. Persetujuan perjanjian kerjasama tersebut berlangsung selama tiga (3) tahun, dengan tujuan untuk memperkuat tindakan dukungan kelembagaan dan berkolaborasi dalam sistem keamanan internal, atas dasar saling menghormati kedaulatan negara, gangguan non-urusan dalam negeri dan mutualitas kepentingan. Salah satu prioritas utama dalam perjanjian kerjasama tersebut adalah

11 11 penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi anggota Polícia Nacional de Timor Leste, termasuk pendidikan dasar dan pelatihan bagi calon anggota PNTL. Menindaklanjuti perjanjian kerjasama tersebut institusi PNTL dan Guarda Nacional Repúblicana (GNR) Portugal melakukan sebuat protokol kerjasama teknis untuk menyelenggrakan diklat di Centro de Formação da Polícia. Adapun konten dari protokol kerjasama teknis tersebut, bahwa kehadiran GNR Portugal adalah untuk; 1) Mendukung pelaksanaan pelelangan umum kepada warga Timor Leste untuk melamar/terlibat dalam program pembentukan anggota PNTL; 2) Mendukung pelaksanaan pendidikan dasar dan pelatihan untuk pembentukan anggota baru PNTL; 3) Mendukung dalam memonitoring dan mengevaluasi praktek lapangan (estágio) setelah selesai diklat di Centro de Formação da Polícia; 4) Mendukung pelaksanaan pengecekan hasil test tertulis dan kesehatan bagi para cadangan untuk gelombang atau angkatan berikutnya; 5) Melanjutkan dukungan terhadap restrukturisasi dan regulasi Centro de Formação da Polícia, terutama dalam mengorganisir dan melatih para instruktur PNTL dan staf, serta dukungan terhadap bagian teknis administrasi. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Timor Leste untuk melakukan perjanjian kerjasama tersebut didasarkan pada adanya perubahan prinsip dasar organisasi, kedisiplinan, pelatihan, dan status personal/keanggotaan yang mengikuti prinsip dasar militer, ketidakmampuan mewujudkan profesionalisme anggota PNTL, yang telah menyebabkan meningkatnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap pelayanan dan netralitas institusi PNTL. Ketidakpercayaan publik tersebut

12 12 merupakan tantangan serius bagi pemerintah Timor Leste dan institusi PNTL setelah krisis politik pada tahun Dengan berkembangnya berbagai tuntutan masyarakat terhadap pelayanan institusi PNTL, maka pemerintah sebagai penyelenggara layanan publik dituntut untuk melakukan perubahan secara signifikan terhadap kebijakankebijakan maupun perubahan terhadap strategi penyelenggaraan diklat PNTL. Dengan harapan bahwa penyelenggaraan diklat tersebut dapat memberikan hasil yang positif, yaitu membentuk perilaku dan karakter calon anggota PNTL menjadi anggota PNTL yang memiliki integritas moral, professional dalam menjalankan tugas kepolisian, serta memenuhi standar atau target dari jumlah diharapkan, yaitu pada tahun 2016 mencapai 5000 personil/anggota PNTL. Untuk mencapai harapan tersebut di atas, maka diperlukan suatu rencana strategi diklat yang baik, mulai dari tahap persiapan sampai kepada tahap implementasi dan evaluasi penyelenggaraan, dan evaluasi hasil diklat. Rencana strategi diklat perlu dikembangkan dalam konteks pelayanan publik Polícia Nacional de Timor Leste, yaitu; (a) Diklat dirancang untuk pengembangan sumberdaya PNTL dan berorientasi kepada pencapaian kinerja pelayanan, sehingga tujuannya jelas, (b) Diklat dirancang dengan memperhatikan kualitas diklat yaitu imput, prosedur, dan proses diklat, (c) Diklat dirancang dengan berbasis kompetensi yaitu diharapkan setelah selasai Diklat peserta memiliki kompetensi yang diharapkan, (d) pelaksanaan diklat harus memberikan manfaat bagi peserta dan institusi PNTL, karena itu harus

13 13 memperhatikan aspek peserta, instruktur dan manajemen diklat, (e) Diklat dievaluasi secara menyeluruh yaitu evaluasi penyelenggaraan dan evaluasi hasil diklat. Institusi PNTL, khususnya Centro de Formação da Polícia telah merumuskan stratejik penyelenggaraan diklat, mulai tahap persiapan dengan melibatkan personil GNR Portugal untuk mendukung penyelenggaraan proses rekrutmen, yaitu melakukan pelelangan kepada publik dan menyeleksi dokumen, melakukan tes fisik, interview/wawancara, psikotes dan tes kesehatan. Sedangan tahap implementasi GNR Portugal dilibatkan dalam proses pelatihan, proses pendidikan, praktek lapangan, serta evaluasi bersama. Keterlibatan personil GNR Portugal tersebut tentu saja memberi dampak positif dan negatif terhadap kinerja kerja personil PNTL, baik kinerja kerja staf administrasi maupun kinerja kerja instruktur Centro de Formação da Polícia. Sebab dengan kehadiran personil GNR Portugal dapat meringankan beban kerja staf administrasi dan instruktur Centro de Formação da Polícia. Akan tetapi di sisi lain dengan adanya personil GNR Portugal, kehadiran staf administrasi dan instruktur PNTL, menjadi tidak terakomodir dalam proses persiapan dan penyelenggaraan diklat sehingga mengakibatkan berkurangnya kompetensi staf administrasi dan instruktur Centro de Formação da Polícia. Selain itu, kebijakan untuk memberikan insentif/perdiem yang berbeda kepada instruktur PNTL dengan personil GNR Portugal, menambah kecemburuan dan menimbulkan perasaan adanya perlakuan tidak adil di antara para instruktur. Aspek lain yang turut memberi dampak negatif

14 14 adalah penggunaan bahasa selama diklat (kurang dan bahkan tidak komunikatif), serta konteks budaya yang berbeda antara Portugal dengan Timor Leste. Mencermati uraian latarbelakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk menuangkannya dalam suatu karya ilmiah dengan judul Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Pelatihan Polícia Nacional de Timor Leste, yaitu dengan melakukan studi pada Centro de Formação da Polícia, di Dili-Timor Leste Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latarbelakang penelitian di atas, dirumuskan masalah bahwa proses penyelenggaraan diklat di Centro de Formação da Polícia memiliki peranan yang strategis dalam pengembangan sumberdaya PNTL untuk pencapaian tujuan diklat serta tujuan dan harapan pelayanan institusi PNTL. Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, penulis mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut Bagaimana proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu administrasi publik dan kebijakan publik serta untuk mengungkapkan, memahami, dan menilai proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia Nacional de Timor Leste.

15 Manfaat Penelitian Aspek Teoritis Dengan mengkaji aspek-aspek teoritis dari proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia, secara tidak langsung sudah melakukan pengkajian dalam perspektif ilmu administrasi publik dan kebijakan publik Aspek Praktis Kajian penelitian tentang strategi penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada institusi PNTL dan khususnya Centro de Formação da Polícia, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam merumuskan dan menentukan proses penyelenggaraan diklat, muali dari analisis strategik sampai kepada evaluasi hasil diklat untuk pengembangan sumberdaya manusia institusi PNTL. Diharapkan penelitian ini juga berguna bagi anggota PNTL yang bertugas di Centro de Formação da Polícia baik staf maupun instruktur agar dapat memahami dan memanfaatkan kerjasama tersebut untuk mengambil point-point yang penting dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, demi pengembangan diri dan demi tercapainya tujuan penyelenggaraan diklat di Centro de Formação da Polícia.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia belum berhasil

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Pelatihan, dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tingkat Pertama (DIKLATPIM tingkat 3) terhadap Prestasi Kerja Aparatur

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tingkat Pertama (DIKLATPIM tingkat 3) terhadap Prestasi Kerja Aparatur BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Hadin Muda Siregar (2005), dalam tesis dengan judul Pengaruh Implementasi Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia, melalui referendum pada tahun Setelah itu perpolisian Timor Leste

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia, melalui referendum pada tahun Setelah itu perpolisian Timor Leste BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Profil Centro de Formação da Polícia Setelah Timor Leste secara dejure berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, melalui referendum

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pengantar Pembahasan pada bab ini tentang sejarah singkat pemerintahan Timor Leste dan pra kondisi penyelenggaraan desentralisasi di Timor Leste. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbatasan Mota ain Batugade merupakan pintu keluar-masuk yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Perbatasan Mota ain Batugade merupakan pintu keluar-masuk yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbatasan Mota ain Batugade merupakan pintu keluar-masuk yang secara hukum di akui sebagai jalur resmi bagi orang dan barang yang memiliki kelengkapan dokumen-dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa berpendapatan menengah dan memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi, mempunyai kehidupan politik yang semakin demokratis, serta rakyat

Lebih terperinci

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) PROGRAM ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Fasilitas Australia-Indonesia untuk Pengurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan dan mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan dan mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan pembangunan dibidang ketenagakerjaan adalah bagaimana menyediakan dan mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas yang mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN Kode/No. : STD/SPMI-UIB/01.05 Tanggal : 1 September Revisi : 2 Halaman : 1 dari 7 STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1996 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH AUSTRALIA TENTANG PEMELIHARAAN KEAMANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pelanggaran hak asasi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) selama kurang lebih 474 tahun di bawah penjajahan Pemerintah Kolonial, yaitu Pemerintah Portugal dan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR UNITED NATIONS NATIONS UNIES United Nations Transitional Administration Administration Transitoire des Nations Unies in East Timor au Timor Oriental UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelanggaran hak asasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Comunidade dos Países de Língua Portuguesa (CPLP) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Comunidade dos Países de Língua Portuguesa (CPLP) adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Comunidade dos Países de Língua Portuguesa (CPLP) adalah sebuah organisasi internasional yang berkomunitas negara-negara berbahasa resmi portugis yang didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik Demokratik de Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa e) adalah sebuah negara di Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ministério da Educação khususnya pada Direcção Nacional do Ensino Superior e

BAB I PENDAHULUAN. Ministério da Educação khususnya pada Direcção Nacional do Ensino Superior e BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan situasi problematik yang menjadi dasar bagi perumusan masalah penelitian. Masalah penelitian kemudian dijabarkan ke dalam persoalan penelitian yang hendak dipecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, produktivitas dan kinerja organisasi tidak dapat tercapai tanpa dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan karyawan telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) KONSULTAN HUBUNGAN MASYARAKAT/ANALIS MEDIA untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) BANTUAN ASISTENSI TEKNIS Didukung oleh Australia-Indonesia Facility for Disaster Reduction

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola yang baik (good governance) adalah suatu sistem manajemen pemerintah yang dapat merespon aspirasi masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah hampir 15 tahun merdeka, saat ini Republik Demokratik Timor Leste

BAB I PENDAHULUAN. Setelah hampir 15 tahun merdeka, saat ini Republik Demokratik Timor Leste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setelah hampir 15 tahun merdeka, saat ini Republik Demokratik Timor Leste sedang dalam proses membangun infraestruktur. Hal tersebut dilakukan untuk mengejar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

MAKALAH. Pengembangan Praktek dan Pola Pengasuhan AKPOL Menuju Democratic Learning

MAKALAH. Pengembangan Praktek dan Pola Pengasuhan AKPOL Menuju Democratic Learning WORKSHOP DAN SEMINAR TENAGA PENGASUH AKPOL Democratic Policing: Penerapan Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia Dalam Pengasuhan Taruna Hotel Santika Premiere Semarang, 16-18 Oktober 2013 MAKALAH Pengembangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibagi-baginya penyelenggaraan kekuasaan tersebut, agar kekuasaan tidak

I. PENDAHULUAN. dibagi-baginya penyelenggaraan kekuasaan tersebut, agar kekuasaan tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konteks pemerintahan yang demokratis kekuasaan tidak berada dan dijalankan oleh satu badan tapi dilaksanakan oleh beberapa badan atau lembaga. Tujuan dari dibagi-baginya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN JENJANG KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG ADMINISTRASI PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE TENTANG KEGIATAN KERJA SAMA DI BIDANG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan transparan. Hal ini tidak terpisahkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, maupun di bidang lainnya.

PENDAHULUAN. pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, maupun di bidang lainnya. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing tinggi dalam berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2010

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2010 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN ANGGOTA PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, PANITIA PENGAWAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Masyarakat Telematika Indonesia The Indonesian ICT Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi konvergensi bidang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

Perpanjangan Misi Peace Building PBB di Timor Leste Periode

Perpanjangan Misi Peace Building PBB di Timor Leste Periode Marlien Estefin Tambelangi Perpanjangan Misi Peace Building PBB di Timor Leste Periode 2002-2012 Marlien Estefin Tambelangi Departemen Hubungan Internasional Universitas Airlangga ABSTRAK Perpanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI TIMOR LESTE. Kiki Tjahjo Kusprabowo 1

KONDISI TERKINI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI TIMOR LESTE. Kiki Tjahjo Kusprabowo 1 KONDISI TERKINI PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI TIMOR LESTE Kiki Tjahjo Kusprabowo 1 Saya dan Rakyat Timor Leste mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan kepada Presiden Republik Indonesia Susilo

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.175, 2015 Pertahanan. Misi Pemeliharaan Perdamaian. Pengiriman. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2015 TENTANG PENGIRIMAN MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH -1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

REGULASI NOMOR 28/2001 TENTANG PENDIRIAN DEWAN MENTERI

REGULASI NOMOR 28/2001 TENTANG PENDIRIAN DEWAN MENTERI UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor UNTAET NATIONS UNIES Administration Transitoire des Nations es au Timor Oriental UNTAET/REG/2001/28 19 September 2001 REGULASI NOMOR

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu menghasilkan output yang kompetitif dalam menghadapi persaingan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

Perempuan dan Industri Rumahan

Perempuan dan Industri Rumahan A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 T E N T A N G KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATEN

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1

STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1 STRATEGI MEMAJUKAN PERAN & KEBERLANJUTAN ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL DI INDONESIA 1 Handoko Soetomo 2 Peran organisasi masyarakat sipil (OMS) di Indonesia tak dapat dilepaskan dari konteks dan tantangan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi pada tahun 1998 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata uang menyebabkan banyak perusahaan yang dalam tiga dekade terakhir ini berhasil keluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VII. RANCANGAN PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pendekatan analisis SWOT yang telah dilakukan pada pembahasan terdahulu dalam upaya memperkuat kelembagaan Unit Pelaksana Teknis Pendidikan pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KAK Timor-Leste Aderito Pinto Tilman, S.H., Commissioner

KAK Timor-Leste Aderito Pinto Tilman, S.H., Commissioner KAK Timor-Leste Aderito Pinto Tilman, S.H., Commissioner Komisi Anti-Korupsi TL masih balita Didirikan pada tahun 2010,dengan dilantiknya Komisaris Anti Korupsi yang pertama oleh Parlamen Nasional TL;

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kerja oleh Secretaria de Estado da Formação Professional e Empregi di Timor Leste (studi

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG - 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA LUAR NEGERI DALAM PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdamaian dunia merupakan isu penting dalam upaya pencapaian keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24 Oktober 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

2018, No Nomor 277); 2. Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 2 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Siber dan Sandi Negar

2018, No Nomor 277); 2. Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 2 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Siber dan Sandi Negar No.341, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSSN. Visi dan Misi. Pencabutan. PERATURAN BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG VISI DAN MISI BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas: PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam

BAB I PENDAHULUAN. komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman moderen ini dunia teknologi berperan sangat penting di bidang komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai kemajuan bangsa. Oleh karena itu, di era global seperti saat ini, pemerintahan yang kurang peduli

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 19 Nov 2010 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN RESUME

BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN RESUME BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN 1998-2004 RESUME Disusun oleh : Budi Septiawan (151040062) JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CPNS GOLONGAN I DAN II KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN A. NAMA DIKLAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN BAGI CALON PEGAWAI

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM BAB III PEMBANGUNAN HUKUM A. UMUM Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang kedua, yaitu mewujudkan supremasi

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PERGERAKAN KOTAK SUARA, REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Gaol, 2014). Keberhasilan organisasi dalam menjalankan misinya dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. (Gaol, 2014). Keberhasilan organisasi dalam menjalankan misinya dapat diukur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi merupakan perkumpulan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama dan mempunyai ikatan untuk mencapai suatu tujuan bersama (Gaol, 2014). Keberhasilan

Lebih terperinci