BAB I PENDAHULUAN. menyediakan dan mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. menyediakan dan mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan pembangunan dibidang ketenagakerjaan adalah bagaimana menyediakan dan mencipatakan sumber daya manusia yang berkualitas yang mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan pembangunan diberbagai bidang. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia juga merupakan salah satu aset penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan ungkapan populer yang menyatakan bahwa man behind the gun yang berarti bahwa keberhasilan dan kualitas pekerjaan sangat ditentukan oleh manusia yang mengerjakan bukan oleh alatnya. Bagaimanapun baiknya peralatan dan bahan, namun kualitas hasil lebih ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengerjakan atau orang yang dibelakang senjata. Tenaga kerja sebagai sumber daya ekonomi menunjuk kepada kepemilikan pekerjaan tertentu, melakukan kegiatan bekerja, menempati lapangan kerja yang tersedia dan dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk orang lain. Beberapa kondisi yang ada dewasa ini terutama dalam konteks pembangunan sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi nasional. Kebutuhan yang sangat terasa, misalnya pencipataan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, pengembangan sumber daya mansuia, yang pada gilirannya dibutuhkan tenaga profesional yang mandiri dan beretos kerja tinggi dan produktif. 1

2 2 Sehingga untuk mencipatan dan menyediakan sumber daya manusia khususnya tenaga kerja yang berkualitas sehingga dapat merespon permintaan pasar tenaga khsususnya bagi negara-negara pengguna jasa tenaga kerja maka pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya untuk mengembangan sumber daya manusia pada umumnya dan pembangunan ketenagakerjaan khususnya kiranya memang merupakan keharusan dan kebutuhan yang semakin terasa dewasa ini. Dalam menciptakan dan menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas ini merupakan tanggung jawab berbagai banyak pihak diantaranya adalah dari pemerintah. Begitupun halnya yang dialami oleh Secretaria de Estado da Formação Professional e Emprego (SEFOPE) di Timor Leste dalam menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja dalam mewujudkan kebijakan pemerintah tentang pengiriman tenaga kerja Timor Leste ke Korea Selatan. Sebagai negara yang baru saja merdeka, tentunya Timor Leste harus melakukan berbagai kegiatan atau pembangunan untuk mengisi kemerdekaannya sehingga dapat mencipatakan kesejahteraan hidup bagi masyarakatnya. Untuk mewujudkan hal ini salah satu dilakukan melalui pembangunan dibidang ketenagakerjaan. Karena pembangunan di bidang ketenagakerjaan sangat erat kaitannya dengan tenaga kerja. Dimana tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan devisa bagi keluarga maupun bagi negara. Dengan demikian keberhasilan pembangunan diantaranya ditentukan oleh berhasil tidaknya pembangunan dibidang ketenagakerjaan salah satu diwujudkan

3 3 melalui pengiriman tenaga kerja Timor Leste sebanyak-banyaknya ke luar negeri terutama ke negara-negara yang mempunyai hubungan bilateral dengan Timor Leste. Untuk menyelenggarakan pelayanan dibidang ketenagakerjaan secara organik, diatur dalam Decreto Lei (Dekrit Pemerintah) No. 3 tahun 2008 tentang Secreteria de Estado Formacao Professional e Emprego (SEFOPE) atau dalam Bahasa Indonesia berarti Sekretariat Negara Urusan Pelatihan Profesional dan Ketenagakerjaan, dimana berfungsi sebagai pemerintah pusat yang mempunyai misi untuk menyusun konsep sentral dan menjamin semua aktivitas tentang pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi yang berkaitan dengan kebijakan ketenagakerjaan serta disahkan melalui Dewan Menteri untuk bidang ketenagakerjaan. Kebijakan ketenagakerjaan tersebut pada dasarnya mencakup pengembangan pendidikan dan pelatihan professional ketenagakerjaan dalam menciptakan sumber daya manusia Timor Leste yang berkualitas, menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan pengusaha, mencari dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang masalah ketenagakerjaan. Sebagai organisasi publik, SEFOPE sebagai mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar sesuai dengan misinya dibidang ketenagakerjaan terutama dalam mengembangkan pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan dan menyediakan tenaga kerja yang berkualitas untuk memenuhi pasar tenaga kerja baik di dalam negeri maupun ke luar negeri sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran atau pencari kerja semakin meningkat.

4 4 Sampai saat ini program pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja sangat minim sekali dan kurang disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasar aktual atau yang sedang berjalan sehingga menyebabkan setiap tahun jumlah para pencari kerja terus meningkatkan, hal ini dikarenakan pertumbuhan angka pencari kerja yang semakin meningkat, sementara tingkat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh para pencari kerja masih rendah, minimnya penyediaan pusat-pusat pelatihan yang dapat dimanfaatkan oleh para pencari kerja untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian mereka, masih terbatasnya lapangan pekerjaan, baik kualitas maupun kuantitas yang disediakan oleh pemerintah maupun pihak swasta sementara jumah angkatan kerja semakin meningkat menyebabkan tingkat pengangguran semakin tinggi terutama angka pencari kerja dan rendahnya penyerapan tenaga kerja dalam negeri sendiri. Dengan adanya beberapa gejala ini sangat berdampak pada masalah ketenagakerjaan. Selain fenomena-fenomena diatas, peningkatan angka pencari kerja atau pengangguran ini juga disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara persediaan tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan juga aspek lain yang turut memberikan peluang dalam meningkatnya jumlah angka pencari kerja adalah kurangnya keseriusan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada pencari kerja melalui mekanisme yang sesuai dengan kebutuhan yang harus diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara pelayann publik. Untuk dapat mengatasi kebutuhan pencari kerja tentang lapangan pekerjaan maka pemerintah melalui SEFOPE mengambil sebuah kebijakan

5 5 dengan memberikan kesempatan kepada sebagian warga masyarakat Timor Leste untuk bekerja ke luar negeri dengan menjadi tenaga kerja melalui kesempatan kerja yang ditawarkan oleh negara-negara yang mempunyai hubungan bilateral dengan Timor Leste. Satu diantaranya adalah Pemerintah Korea Selatan, yang mana memberikan kesempatan kepada pencari kerja Timor Leste untuk bekerja di Korea Selatan sebanyak-banyaknya. Maka tanggal 10 Mei 2008 Pemerintah Timor Leste melalui SEFOPE membuat sebuah kesepakatan dengan Pemerintah Korea Selatan melalui Departemen Tenaga Kerja Korea Selatan yang diwujudkan dalam sebuah Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang pengiriman tenaga kerja Timor Leste ke Korea Selatan. Adapun tujuan dari MoU ini (pasal 1) adalah untuk membangun kerangka konkrit kerjasama antara SEFOPE dengan Korea Selatan untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam proses pengiriman pekerja Timor Leste untuk Republik Korea Selatan (yang selanjutnya disebut Korea ). Berdasarkan tujuan MoU tersebut maka ditetapkan juga badan-badan yang bertugas sebagai pengirim dan penerima tenaga kerja. Hal ini diatur dalam pasal 3 (MoU) Badan mengirim dan bada menerima dimana SEFOPE sebagai lembaga yang bertanggung jawab langsung untuk mengirim tenaga kerja ke Korea. sedangkan Korea sebagai Instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung untuk menerima pekerja Timor Leste yang dikirim ke Korea. Untuk merealisasikan kebijakan pengiriman tenaga kerja Timor Leste ke Korea maka langkah awal yang harus dilakukan oleh SEFOPE sebagai salah satu kriteria bagi pencari kerja yang ingin bekerja ke Korea adalah diklat tentang

6 6 Korea Linguage Training KLT dengan kualifikasi bagi pelamar KLT sebagai berikut: 1. Orang yang berusia tahun; 2. Orang yang belum divonis bersalah atas kejahatan pidana dengan ancaman penjara atau hukuman lebih berat; 3. Orang yang tidak memiliki catatan perintah deportasi atau keberangkatan dari Korea; dan 4. Orang yang tidak dibatasi dari keberangkatan dari Timor Leste; 5. Sertifikat Kursus Bahasa Korea akan berlakuk selama dua tahun dari tanggal ketika hasil tes diumumkan. Setelah para pelamar memenuhi semua kualifikasi pelamar diatas maka langkah selanjutnya mereka mengikuti diklat tentang KLT yang diselenggarakan oleh SEFOPE dengan bekerja sama dengan Korea. diklat tentang KLT ini diselenggarakan selama 6 bulan dan terbagi ke dalam III level sebagai berikut: a. Level I atau leval dasar yaitu para peserta diklat diberi materi tentang tentang bagaimana mempelajari hal-hal dasar dalam bahasa korea seperti membaca, menggunakan alfabet dan angka dalam bahasa korea selama satu bulan setengah. b. Level II yaitu vocabulary, peserta diklat dimateri tentang bagaimana mempelajarai kosa kata dalam bahasa korea selama dua (2) bulan, c. level III yaitu Conversation Class, peserta diklat tidak lagi mempelajari tentang alfabet atau angka ataupun kosa kata tetapi peserta mulai melakukan percakapan dengan menggunakan bahasa korea baik dengan instruktur maupun antar peserta diklat selama proses belajar berlangsung. Conversation class ini diberikan selama dua bulan setengah.

7 7 d. Sertifikat e. Mengikuti ujian akhir Dengan adanya diklat tentang KLT yang diselenggarakan oleh SEFOPE dan Korea ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan para pencari kerja khususnya tentang Bahasa Korea serta menjadi tenaga kerja yang profesional sehingga dapat dikirimkan ke Korea melalui program pemerintah tentang pengiriman tenaga kerja Timor Leste ke Korea. Berkaitan dengan kebijakan pemerintah pengiriman tenaga kerja ke luar ini, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa animo masyarakat khususnya pencari kerja Timor Leste yang ingin bekerja ke Korea begitu tinggi sekali. Hal ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya pencari kerja yang mendaftarkan diri di SEFOPE. Sesuai dengan data yang diperoleh bahwa mulai tahun 2009 sampai dengan 2012 jumlah tenaga kerja yang mendaftar sebanyak orang. Dari data tersebut yang dapat dikirm oleh SEFOPE melalui kebijakan pemerintah tentang pengiriman tenaga kerja ke Korea hanya 814 pekerja. Hal ini menunjukkan SEFOPE belum menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dalam menyelenggarakan diklat KLT terhadap tenaga kerja sehingga menyebabkan jumlah angka pengiriman tenaga kerja ini belum berjalan semestinya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu; minimnya penyediaan tenaga pengajar diklat, minimnya penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung penyelenggaraan diklat, minimnya SDM, serta faktor bahasa.

8 8 Dari beberapa faktor diatas sangat mempengaruhi jumlah angka pengiriman yang dilaksanakan oleh SEFOPE. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh berdasarkan data yang dapat digambarkan bahwa SEFOPE belum menjalankan tugas dan tanggung secara optimal karena adanya kesenjangan yang sangat besar antara pencari kerja yang mendaftar dengan yang dikirim. Hal ini dapat dibuktikan sebagaimana tergambar pada dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Pencari Kerja yang Terdaftar dan Pengiriman ke Korea Selatan Dari Tahun No. Tahun Pencari kerja Pengiriman Realisasi ,33 % ,21 % ,74 % ,86 % Total ,50 % Sumber: SEFOPE 2013 Dari tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah pencari kerja yang ingin bekerja ke Korea Selatan pada periode adalah sebanyak pencari kerja. Namun dari sekian banyak pencari kerja yang melamar tersebut hanya 814 tenaga kerja yang dapat dikirim oleh SEFOPE ke Korea Selatan. Sedangkan sisanya yang sangat besar yaitu pencari kerja belum dapat disalurkan dan akan mencari kerja sendiri dan berusaha sendiri.

9 9 Sementara itu jumlah pencari kerja yang mendaftar ke SEFOPE terus menerus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Jumlah Pendaftaran Pencari Kerja di SEFOPE Tahun 2013 No. Triwulan Pendaftaran Jumlah Laki-laki Perempuan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sumber: SEFOPE, Jumlah Tabel 1.2 di atas, menjelaskan bahwa tahun 2012 jumlah pencari kerja yang mendaftar atau melamar yaitu tenaga kerja, sedangkan data tahun 2013 jumlah pencari kerja yang mendaftar sebanyak pelamar yang ingin bekerja ke Korea Selatan. Apabila kita membandingkan kedua data tersebut yaitu data tahun 2012 dan data tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan yang semakin besar. Berdasarkan perbandingan jumlah pencari kerja yang mendaftar dengan jumlah pengiriman tenaga kerja ke korea selatan pada tahun 2012 dan 2013 tampak adanya kesenjangan yang sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kerja yang diselenggarakan oleh SEFOPE belum berjalan sebagaimana mestinya. Karena bagaimanapun juga lembaga SEFOPE memiliki tugas dan tanggung jawab untuk

10 10 mewujudkan misinya terkait dengan penyediaan tenaga kerja yang berkualitas, dimana secara langsung bertujuan untuk meminimalisir jumlah angka pengangguran di Timor Leste. Kondisi tersebut juga tidak terlepas dari beberapa faktor, minimnya penyediaan tenaga pengajar diklat, minimnya penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung penyelenggaraan diklat, minimnya SDM, serta faktor bahasa. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh ke dalam bentuk tesis dengan Judul Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja oleh SEFOPE di Timor Leste (Studi Tentang Pengiriman Tenaga Kerja Timor Leste ke Korea Selatan). 1.2 Rumusan Masalah Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh SEFOPE memiliki peranan yang strategis dalam penyediaan tenaga kerja yang berkualitas, dimana secara langsung bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sehingga dapat meminimalisir jumlah angka pengangguran di Timor Leste melalui pengiriman tenaga kerja ke Korea Selatan sebanyak mungkin. Namun, dalam realitanya menunjukkan adanya kesenjangan jumlah pencari kerja yang mendaftar dengan jumlah pengiriman tenaga kerja ke Korea Selatan pada tahun 2012 dan Hal ini menunjukkan bahwa proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh SEFOPE belum berjalan sebagaimana mestinya. Berdasarkan latar belakang masalah penelitian tersebut, maka penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

11 11 tenaga kerja oleh SEFOPE di Timor Leste (Studi Kasus pada Pengiriman Tenaga Kerja Timor Leste ke Korea Selatan)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Secretaria de Estado da Formação Professional e Emprego dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam mendukung pengiriman tenaga kerja Timor Leste ke Korea Selatan sehingga dapat mengurangi pengangguran di Timor Leste. 1.4 Manfaat Penelitian Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman peneliti mengenai Pendidikan dan Pelatihan khususnya Pendidikan dan Pelatihan bagi Tenaga Kerja Timor Leste dalam pengiriman tenaga kerja Timor Leste ke Korea Selatan. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang Pendidikan dan Pelatihan. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi Secretaria de Estado da Formação Professional e Emprego dalam merumuskan kembali Program Pendidikan dan Pelatihan bagi Tenaga Kerja tentang Pengiriman Tenaga Kerja Timor Leste ke Korea.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kerja oleh Secretaria de Estado da Formação Professional e Empregi di Timor Leste (studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. SEFOPE atau dalam Bahasa Indonesia artinya Sekretariat Negara Urusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. SEFOPE atau dalam Bahasa Indonesia artinya Sekretariat Negara Urusan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Secretaria de Estado da Formação Pofissional e Emprego yang disingkat SEFOPE atau dalam Bahasa Indonesia artinya Sekretariat Negara Urusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pendidikan dan Pelatihan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pendidikan dan Pelatihan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja oleh Secretaria de Estado da Formação Professional e Emprego di Timor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ministério da Educação khususnya pada Direcção Nacional do Ensino Superior e

BAB I PENDAHULUAN. Ministério da Educação khususnya pada Direcção Nacional do Ensino Superior e BAB I PENDAHULUAN Bab ini menyajikan situasi problematik yang menjadi dasar bagi perumusan masalah penelitian. Masalah penelitian kemudian dijabarkan ke dalam persoalan penelitian yang hendak dipecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Instansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum Instansi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat resmi berdiri pada tanggal 10 Januari 1959 dengan nama Kantor Urusan

Lebih terperinci

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian BAB XXIX BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 576 Susunan Organisasi Badan Pendidikan dan Pelatihan, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: - 697 -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA DISNAKERTRANSDUK PROV. JAWA TIMUR Untuk mewujudkan agenda dan prioritas pembangunan di Jawa Timur berdasarkan visi, misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROFIL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI GAMBARAN UMUM Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 9 Tahun 2011, tentang Pembentukan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan LPP RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur Sumber Daya Manusia (SDM) dalam konteks itu, MSDM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang penting dalam pencapaian tujuan. Umumnya pimpinan perusahaan mengharapkan kinerja yang baik dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mesin dan teknologi (Hasibuan, 2005; 68). Dewasa ini semakin disadari oleh

BAB I PENDAHULUAN. mesin dan teknologi (Hasibuan, 2005; 68). Dewasa ini semakin disadari oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada dalam suatu organisasi disamping sumber daya yang lain, misalnya modal, material, mesin dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang melimpah. Sumber daya ini harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang melimpah. Sumber daya ini harus dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Sumber daya ini harus dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial yang sangat terbatas sehingga TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. finansial yang sangat terbatas sehingga TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah kepadatan penduduk sejumlah 240 juta jiwa pada tahun 2010, jumlah tersebut masih dapat meningkat hingga sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah pengangguran yang setiap tahunnya terus bertambah. Untuk itu perlu perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung 35 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.288 Tahun 1992 (KEP 288/MEN/1992) ditetapkan sebagai Hari Jadi Departemen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pendirian organisasi diawali adanya beberapa tujuan tertentu yang harus dilakukan dengan persetujuan bersama diantara anggota organisasi. Untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek, termasuk dalam Sumberdaya Manusia (SDM). Sehubungan dengan itu, upaya peningkatan kualitas

Lebih terperinci

KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET

KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET Instansi : DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN JOMBANG Tujuan : 1. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN MENJAHIT DI BALAI LATIHAN KERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH SITUBONDO

PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN MENJAHIT DI BALAI LATIHAN KERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH SITUBONDO //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d //d PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bobonaro merupakan sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan banyaknya potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 11 Ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (5)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dewasa ini sedang menghadapi beberapa keprihatinan nasional terutama di bidang ketenagakerjaan. Pertambahan penduduk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah disingkat Disnakertrans Prov. Jateng merupakan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

STANDAR KERJASAMA DALAM DAN LUAR NEGERI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR KERJASAMA DALAM DAN LUAR NEGERI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/8 1 Judul STANDAR KERJASAMA DALAM DAN LUAR NEGERI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 13 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/8 2 Lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan pendidikan dan latihan kerja. Dalam GBHN dinyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh setiap orang dan merupakan suatu kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, semua data penelitian yang telah dipresentasikan di Bab terdahulu akan dibahas secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam penyajian data. Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia telah menimbulkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 4 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 4 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 4 Tahun 2002 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G PENEMPATAN DAN PELATIHAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses pembentukan individu untuk menjadi manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa Pendidikan bertujuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, maupun di bidang lainnya.

PENDAHULUAN. pembangunan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, maupun di bidang lainnya. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing tinggi dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena pertumbuhan kehidupan masyarakat maju, semakin lama semakin menunjukkan bahwa kunci perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yakni dengan mendirikan perusahaan negara. Kebijakan tersebut dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara yakni dengan mendirikan perusahaan negara. Kebijakan tersebut dipakai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan negara untuk kemajuannya tidak terlepas dari campur tangan pemerintah. Salah satu kebijakan yang dibuat pemerintah untuk kemajuan suatu negara yakni dengan

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM KERJA. Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah

BAB II PROGRAM KERJA. Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah BAB II PROGRAM KERJA 2.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah satu urusan rumah tangga Daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dengan kewenangannya

Lebih terperinci

SATINAN. perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Pengelola Keuangan Haji; 2.Badan...

SATINAN. perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Pengelola Keuangan Haji; 2.Badan... SATINAN FRESIDEN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 1IO TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017

RENCANA KERJA TAHUN 2017 RENCANA KERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) JL. PELABUHAN II KM. 6 NO 703 TLP /FAX (0266) 226088 SUKABUMI 43169 EMAIL : DISNAKERTRANS_KABSMI@YAHOO.COM

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dampak positif dapat pula menimbulkan dampak negatif berupa semakin

1. PENDAHULUAN. dampak positif dapat pula menimbulkan dampak negatif berupa semakin 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dalam industri perbankan dan teknologi informasi, disamping dampak positif dapat pula menimbulkan dampak negatif berupa semakin beragamnya tindak pidana perbankan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI NASIONAL LANJUT USIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 25 Undangundang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA BAGIAN UMUM DAN PROTOKOL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA BAGIAN UMUM DAN PROTOKOL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA BAGIAN UMUM DAN PROTOKOL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI Oleh: SHODIQ JUMAIRI EFFENDHY NIM. 100070067 Instansi : Bagian Umum dan

Lebih terperinci

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing BAB II PROGRAM KERJA 2.1 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja merupakan instansi teknis yang melaksanakan salah satu urusan rumah tangga Daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, dengan kewenangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi, faktor sumber daya manusia adalah merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi, faktor sumber daya manusia adalah merupakan salah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu instansi, faktor sumber daya manusia adalah merupakan salah satu faktor yang paling penting dari manajemen suatu instansi. Karena manajemen adalah

Lebih terperinci

Dunia internasional pun ikut berpartisipasi dalam memerangi issue kejahatan non-tradisional ini, human trafficking dan tindak kekerasan kepada buruh m

Dunia internasional pun ikut berpartisipasi dalam memerangi issue kejahatan non-tradisional ini, human trafficking dan tindak kekerasan kepada buruh m BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Indonesia merupakan negara pengirim tenaga kerja luar negeri sektor informal terbesar di asia, sebagian besar tenaga kerja Indonesia dibekerja di negara-negara timur-tengah.

Lebih terperinci

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap minat berwiraswasta siswa kelas II Rumpun Otomotif SMK Negeri 2 Surakarta Oleh : Adit Priyadi NIM. K2502017 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan transparan. Hal ini tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN, PENGANGKATAN, DAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah menuntut setiap daerah otonom dituntut untuk dapat mengembangkan pola kebijakan sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIS PENDIRIAN OPERASIONAL BURSA KERJA KHUSUS WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2004 TAHUN : 2004 NOMOR : 04 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG SELEKSI CALON DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN KUNINGAN PERIODE

PENGUMUMAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG SELEKSI CALON DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN KUNINGAN PERIODE PEMERINTAH KABUPATEN TIM SELEKSI CALON DIREKSI PD. ANEKA KABUPATEN KUNINGAN PERIODE Sekretariat : Jln. Siliwangi Nomor 88 Telp. (0232) 871045 Pesawat 237 Kuningan H PENGUMUMAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai prosedur untuk menjadi seorang pegawai ataupun karyawan di sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dlihat dari fenomena yang ada, jumlah pencari kerja di Indonesia lebih banyak dibanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Lulusan mahasiswa dari Perguruan

Lebih terperinci

Inisiasi 2 Persyaratan Menjadi guru

Inisiasi 2 Persyaratan Menjadi guru Inisiasi 2 Persyaratan Menjadi guru Salam sejahtera para mahasiswa sekalian, selamat jumpa lagi dalam kegiatan online yang kedua ini. Pada pertemuan online yang pertama kita telah membahas tentang Hakekat

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA AIR. Air Minum. Penyediaan. Sistem. Penyelenggaraan. Badan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENINGKATAN

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4 dinyatakan bahwa negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan tersebut, setiap warga

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keterbatasan kesempatan kerja di Indonesia secara umum membuat beberapa kelompok sosial dan masyarakat terpinggirkan karena minimnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN NOTA KESEPAHAMAN (MOU) ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK FEDERASI JERMAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan. Sebab, melalui pendidikan akan diperoleh perubahan sikap masyarakat. Pendidikan tidak hanya di bidang

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA DIREKTORAT PEMBELAJARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 1 BAB

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI A. Tujuan PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI Panduan Operasional Baku ini ditujukan sebagai panduan serta acuan bagi setiap unit kerja yang berada di lingkungan civitas akademika

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN UMUM BALAI LATIHAN KERJA

BAB 2 TINJAUAN UMUM BALAI LATIHAN KERJA BAB 2 TINJAUAN UMUM BALAI LATIHAN KERJA 2.1. Pengertian Balai Latihan Kerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), pengertian dari Balai Latihan Kerja dapat dijabarkan sebagai berikut : Balai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan. pendekatan yang lebih sistematis dalam penggunaan anggaran.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan. pendekatan yang lebih sistematis dalam penggunaan anggaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring adanya clean and good goverment governance dalam pengelolaan anggaran yang ditandai dengan tiga prinsip utamanya yang berlaku secara universal yaitu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, SYARAT, LARANGAN, FUNGSI, TUGAS, WEWENANG, DAN PEMBERHENTIAN KOMISIONER DAN/ATAU DEPUTI KOMISIONER BADAN PENGELOLA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA DISNAKERTRANSDUK PROV. JAWA TIMUR Untuk mewujudkan agenda dan prioritas pembangunan di Jawa Timur berdasarkan visi, misi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci