ANALISIS KALIMAT EMOSIONAL MARAH DI KENAGARIAN LUBUK BASUNG KECAMATAN SANGKIR KABUPATEN AGAM Mira Novianti 1, Iman Laili 2, Puspawati 2
|
|
- Veronika Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KALIMAT EMOSIONAL MARAH DI KENAGARIAN LUBUK BASUNG KECAMATAN SANGKIR KABUPATEN AGAM Mira Novianti 1, Iman Laili 2, Puspawati 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta mira_ @yahoo.co.id 2 Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta ABSTRAK Emotion is the unapproriate between feeling ang mind. Emotion isn t use rational thought because it just rely on feeling and doesn t consider about logic. The problem of this research is what kind of angry emotional sentence in Lubuk Basung Village, Sangkir subdistrick, Agam regency. This research is purpose to describe kind of angry emotional sentence in Lubuk Basung Village, Sangkir subdistrick, Agam regency. To analyze the kind of angry emotional sentence in Lubuk Basung Village, Sangkir subdistrick, Agam regency, the writer uses Goleman theory The method which is used by the writer is description method. To collect the data the writer uses observation method with note taking technic and utterence of participant. The method of data analysis which used by the writer is Agih method with sign reading method, and technic of losing. Based on the result of the research, angry emotional sentence that found are; (1) brutal of anger, anjiang, kambiang, baruak; (2) rage of anger, songkehan arang kau, lalah jo ladiang, den tendang kau, den nunuan, den caca; (3) hatred, handeh, iii, cuih, hee yayay yoh; (4) very angry, amak kau, apak mandeh, inyiak ang, amai kau, abak ang, kapalo induak ang; (5) annoy, lancuanlah, manyiahlah, tabang hambua; (6) upset heart, tasarah, kalamak isi paruik ang min lah; (7) bitter feeling, aden yo bansaik, kamanakan nan bansaik ko; (8) offend, pakak ka ikua waang, dasar engak; (9) hostile, ang tunggu den di lapang SMP, kasiko lah kok bagak, lawan den, bagak kau turuik den ka siko, den ndak takuik, den tuntuik kau beko; (10) patalogic hatred, bisuak ko rasoan dek kalian, den rusak an lo punyo ang. Keyword: journal, angry emotional sentence, kind of angry, sign Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena melalui bahasa manusia dapat saling berkomunikasi dengan orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa kita tidak dapat mengenal satu sama lainnya. Menurut Chaer (2007:1) bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Selain itu, bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam berkomunikasi tidak bukan hanya sekadar ucapan yang berupa kata maupun kalimat saja, tetapi memiliki makna dan arti yang hendak disampaikannya. Saat interaksi ini masyarakat menggunakan berbagai bentuk kalimat untuk 1
2 mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dari perasaan akan timbul emosi. Emosi dapat berupa perwujudan dari sayang, gembira, marah, dan benci. Menurut Daniel Goleman (1995:62) emosional tersebut meliputi amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu. Selanjutnya, emosi tidak menggunakan pikiran rasional karena emosi hanya mengandalkan perasaan dan tidak mempertimbangkan logika. Sehubungan dengan ini, penulis melakukan penelitian yang berkaitan dengan kalimat emosional dalam bahasa Minangkabau di kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam. Di kenagarian ini penggunaan kalimat emosional tersebut bervariasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan data berikut. (1) Bakiroklah ang ken kecek den, Pergilah kamu kesana bilang saya, tagak jo waang di sinan berdiri juga kamu di sana. Pergilah kamu, mengapa masih berdiri di situ. Pada data (1) terlihat kalimat emosional marah yang diucapkan oleh seorang ibu kepada anaknya karena si anak hanya berdiam diri dan tidak mendengarkan dan mengindahkan perintah orang tuanya. Saat itu si ibu merasa jengkel. Data (1) di atas merupakan kalimat emosional marah jengkel yang diucapkan dengan nada tinggi. Hal ini ditandai dengan bakiroklah pergilah. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap penggunaan kalimat Emosional Marah di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam. Selain itu, penelitian terhadap kalimat Emosional Marah di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam bahasa Minangkabau di daerah Balai Selasa sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Selain itu, penelitian terhadap Kalimat Emosional Marah di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Penelitian tentang kalimat Emosional Marah pernah dilakukan oleh Alsumainitia (2007) mahasiswa Universitas Bung Hatta dengan judul Kalimat Emosional Marah Muaro Pati kecamatan kapur IX Kabupaten 50 kota. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan jenis kalimat emosional marah di kenagaraian Lubuk Basung Kecamtan Sangkir Kabupaten Agam. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudaryanto (1993a:62) metode 2
3 deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan fakta kebahasaan yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya. Tujuan metode deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan yang secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan sesama antara fenomena yang diselidiki. Jadi, metode deskriptif adalah penelitian yang memaparkan, menganalisis dan mengklarifikasi data yang telah diperoleh dan pendeskripsian ini berupa pengambaran bahasa sebagaimana adanya. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode simak. Menurut Sudaryanto (1993b:47) metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui proses penyimakan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik simak. Penyimakan dilakukan dengan menggunakan teknik catat. Teknik simak libat cakap adalah kegiatan menyadap itu dilakukan pertamatama dengan berpartisipasi sambil menyimak pembicaraan. Jadi sipeneliti terlibat langsung dalam dialog. Teknik catat merupakan kegiatan pencatatan data pada kartu data dan dapat dilakukan langsung ketika penyimakan atau sesudahnya (Sudaryanto, 1998:7). Pencatatan dilakukan dengan cara mencatat setiap kalimat emosional marah pada masyarakat di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang menggunakan alat penentu bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto,1993:15). Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah teknik baca markah, dan teknik lesap. Menurut Sudaryanto (1993:95) teknik baca markah adalah teknik pemarkahan untuk menunjukkan kejatian satuan lingual tertentu. Pembahasan dan Hasil Kalimat emosional yang akan di bahas pada artikel ini adalah kalimat emosional marah dalam bahasa Minangkabau di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam dari segi jenis dan penanda. Jenis kalimat emosional marah yang ditemukan ada 10 macam yaitu (1) marah brutal, (2) mengamuk, (3) benci, (4) marah besar, (5) jengkel, (6) kesal hati, (7) rasa pahit. (8)tersinggung, (9) bermusuhan, (10) kebencian patalogis. Kalimat Emosional Marah Brutal Kalimat emosional marah brutal yang ditemukan dalam bahasa Minangkabau di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan 3
4 Sangkir Kabupaten Agam adalah kalimat emosional marah brutal yang ditandai dengan menyebut nama-nama binatang yaitu anjiang, kambiang, baruak. Salah satu di antara nya seperti contoh di bawah ini. (2) Bantuak nan ka rancak lo kau Seperti yang ke cantik juga kamu mancaliak buruak ka den, anjiang. melihat jelek ke saya, anjing. Kamu pikir kamu cantik dengan melihat seperti itu ke saya, anjing. Pada data (2) kalimat emosional marah brutal ditandai dengan kata anjiang anjing. Kalimat tersebut digunakan oleh para remaja yang seusia yang sedang bermusuhan. Kata anjiang anjing di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam digunakan oleh para remaja yang sedang bermusuhan di saat mereka bertemu pandang. Kalimat itu diucapkan dengan ekspresi wajah sinis dan mata melotot. Kata anjiang anjing pada data (2) dapat dilesapkan. Perhatikan data (2a) berikut. (2a) Bantuak nan ka rancak lo kau Seperti yang ke cantik juga kamu mancaliak buruak ka den melihat jelek ke saya. Kamu pikir kamu cantik dengan melihat Seperti itu ke saya. Dengan pelesapan kata anjiang anjing dalam kalimat tersebut, penanda kalimat emosional marah brutal menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan kalimat tersebut tidak lagi menjadi kalimat emosional marah brutal walaupun kalimat tersebut tetap gramatikal dan makna kalimat tersebut tetap marah, Kalimat emosional marah mengamuk. Kalimat emosional marah mengamuk yang ditemukan dalam bahasa Minangkabau di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam terjadi saat penutur secara langsung menyerang lawan bicara tanpa memikirkan situasi yang ditandai dengan ancaman-ancaman terhadap lawan bicara. Perhatikan data berikut. (3) Den songkohen arang kau, Saya robek mulut kamu, mengecek jo kau. bicara juga kamu. Kalau kamu masih bicara, saya robek mulut kamu. Data (3) merupakan kalimat emosional marah mengamuk yang ditemukan di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam. Kalimat tersebut digunakan seorang suami kepada istrinya. Kalimat tersebut ditandai dengan frase songkehan arang kau robek mulut kamu. Frase songkehan arang kau robek mulut kamu dituturkan dengan nada tinggi oleh seorang suami kepada istrinya karena si suami diketahui berselingkuh dengan 4
5 wanita lain. Frase songkehan arang kau robek mulut kamu diucapkan oleh seorang suami untuk membela diri yang diucapkan dengan nada tinggi sambil menunjuk-nunjuk istrinya. Frase songkehan arang kau robek mulut kamu pada data (3) tidak dapat dilesapkan seperti pada data (3a) berikut. (3a) *Den kau mengecek jo kau. Saya kamu bicara juga kamu Saya masih juga bicara kamu. Dengan pelesapan frase songkehan arang kau robek mulut kamu dalam kalimat tersebut, penanda kalimat emosional marah brutal tidak ada. Hal ini menyebabkan kalimat tersebut tidak lagi menjadi kalimat emosional marah brutal dan kalimatnya pun tidak gramatikal. Kalimat Emosional Marah Benci Kalimat emosional marah benci biasanya terjadi ketika seseorang marah kepada orang lain yang ditandai dengan mencemooh lawan tutur. Di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam ditemukan kalimat emosional marah benci yang digunakan masyarakat tersebut. Untuk lebih jelas perhatikan pada data dibawah ini. (4) Handeh...ndak nyambuang baa Ondeh...tidak nyambung kenapa ang den kecean kamu saya katakan. Ondeh...mengapa tidak ada kesesuaian berbicara sama kamu. Pada data (4) merupakan kalimat emosional marah benci yang ditandai dengan handeh ondeh. Kata handeh ondeh di Kenagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam digunakan oleh remaja yang seusia pada saat mencemooh lawan tutur yang tidak mengerti dengan pembicaraan yang sedang dibicarakan. Kata handeh ondeh diucapkan oleh seseorang tersebut dengan mata nada ketus sambil menepuk jidat. Kata handehhh ondeh pada data (4) dapat dilesapkan seperti pada data (4a) berikut. (4a) Ndak nyambuang baa ang den Tidak nyambung kenapa kamu saya kecean bicara. Kenapa tidak nyambung saya bicara sama kamu. Dengan pelesapan kata handehhh ondeh penanda kalimat emosional marah benci menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan kalimat emosional marah tersebut tidak lagi berupa kalimat emosional marah benci walaupun kalimat tersebut tetap gramatikal. Kalimat Emosional Marah Besar Kalimat emosional marah besarjuga ditemukan dalam bahasa Minangkabau di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan 5
6 Sangkir Kabupaten Agam. Kalimat emosional marah besar biasa diungkapkan oleh seseorang yang marah karena merasa terhina oleh orang lain. Di dalam kalimat tersebut disebut-sebut orang tua lawan bicaranya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. (5) Dasar cewek kurang aja, ndak pernah kau Dasar cewek kurang ajar, tidak pernah kau di ajaan. kamu diajari. Dasar perempuan kurang ajar, apa kamu tidak pernah diajari. Dengan pelesapan frase amak kau ibu kamu pada data (5) penanda kalimat emosional Dasar cewek kurang ajar,tidak pernah kamu marah besar manjadi tidak ada. Hal ini diajaan ibu kamu menyebabkan kalimat tersebut tidak lagi diajari ibu kamu berupa kalimat emosional marah besar Dasar perempuan kurang ajar, apa kamu walaupun kalimat tersebut tetap gramatikal. tidak diajari ibumu. Kalimat emosional marah besar yang terdapat pada data (5) ditandai dengan amak kau ibu kamu.kalimat emosional marah besar yang Kalimat Emosional Marah Jengkel Kalimat emosional marah jengkel yang ditemukan dalam bahasa Minangkabau di melibatkan orang tua perempuan atau ibu Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan digunakan seorang remaja yang merasa Sangkir Kabupaten Agam biasanya ditandai tersakiti oleh orang lain. Data di atas digunakan oleh seseorang di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten dengan adanya kalimat perintah atau larangan. Hal ini dapat dilihat pada data di bawah ini. (6) Lancuanlah nasi tu lai, jan malala Agam di saat dia merasa tersakiti batinnya, Makanlah nasi itu lagi, jangan main sehingga tidak dapat lagi membedakan mana Jo ang lai tuturan yang pantas dengan tuturan yang tidak pantas untuk melampiaskan kemarahannya. juga kamu lagi. Makanlah nasi itu lagi, jangan hanya Kalimat emosional pada data di atas bermain saja kamu. diucapkan dengan nada tinggi sambil berusaha menarik rambut lawan tuturnya. Frase amak kau ibu kamu pada data (5) dapat dilesapkan seperti pada data (5a) berikut. Kalimat emosional marah jengkel pada data (6) adalah kalimat yang terjadi antara seorang ibu kepada anaknya. Kalimat emosional marah jengkel yang ditandai dengan kata lancuanlah makanlah. Kata lancuanlah makanlah Di (5a) Dasar cewek kurang aja, ndak pernah Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan 6
7 Sangkir Kabupaten Agam diucapkan dengan nada ketus sambil menarik tangan anaknya pulang kerumah. Kalimat tersebut digunakan oleh seorang ibu kepada anaknya ketika merasa perkataannya terhadap si anak tidak didengarkan karena si anak hanya sibuk bermain dan lupa makan sehingga si ibu menggunakan kalimat emosional jengkel yang ditandai dengan lancuanlah makanlah. Kata lancuanlah makanlah pada data (6) di atas dapat dilesapkan seperti pada data (6a) di bawah. Untuk lebih jelas perhatikan data berikut. (6a) * Nasi tu lai, jan malala Nasi itu lagi, jangan main jo ang lai. juga kamu lagi. Nasi itu lagi, jangan hanya bermain saja kamu. Dengan pelesapan kata lancuanlah makanlah, penanda kalimat emosional marah jengkel pada data (6a) menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan penanda kalimat emosional marah tersebut tidak lagi berupa kalimat emosional marah jengkel dan kalimat tersebut tidak gramatikal. Kalimat Emosional Marah Kesal Hati Kalimat emosional marah kesal hati dalam bahasa Minangkabau di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam merupakan ungkapan perasaan kecewa terhadap sesuatu yang telah menyakitkan hati. Hal ini diungkapkan dengan kalimat yang berisikan kepasrahan penutur. Seperti halnya pada data berikut. (7) Tasarah kau lah kok ka pai Terserah kamu lah mau ke pergi kama kau, ndak urusan den lai kemana kamu, bukan urusan saya lagi. Terserah kamu lah mau pergi kemana kamu, bukan urusan saya ini. Kalimat emosional marah yang terdapat pada data (7) di atas merupakan kalimat emosional marah kesal hati yang ditandai dengan tasarah terserah. Kata tasarah terserah pada data tersebut diucapkan dengan nada pasrah yang digunakan oleh seorang kakak kepada adiknya. Kata tasarah terserah di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam digunakan ketika si kakak kesal kepada adiknya yang tidak mau mendengarkan nasihatnya. Kata tasarah terserah pada data (7) apabila dilesapkan dapat dilihat pada data (7a) berikut. (7a) * Kau lah kok ka pai kama Kamu lah kok ke pergi kemana kau, ndak urusan den lai doh kamu, bukan urusan saya lagi ya Kamu lah mau pergi kemana bukan urusan saya lagi ya. 7
8 Dengan pelesapan kata tasarah terserah pada data (7a) penanda kalimat emosional marah kesal hati menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan penanda kalimat emosional marah tersebut tidak lagi berupa kalimat emosional. Kalimat Emosional Marah Rasa Pahit Di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam ditemukan kalimat emosional marah rasa pahit merupakan suatu rasa yang membuat hati seseorang terluka, iba yang ditandai dengan kalimat merendah. Hal ini dapat dilihat pada data di bawah ini. (8) Aden yo bansek tapi den kayo hati, Saya ya miskin tapi saya kaya hati, Ndak bantuak kau tidak seperti kamu. Saya memang miskin tapi saya kaya hati, tidak seperti kamu. Kalimat emosional marah rasa pahit pada data di atas ditandai dengan klausa aden yo bansek saya memang miskin. Kalimat tersebut diucapkan dengan nada tinggi dan ketus yang digunakan oleh orang dewasa kepada teman yang seusia dengannya ketika berkelahi. Klausa aden yo bansek saya memang miskin di Kanagarain Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam digunakan karena adanya suatu rasa yang membuat hati penutur terluka dan iba yang bercampur dengan amarah. Akan tetapi, penanda aden yo bansek saya memang miskin mempunyai maksud pembelaan dan kebanggaan penutur terhadap lawan tutur. Klausa aden yo bansek saya memang miskin apabila dilesapkan dapat dilihat pada data (8a) berikut. (8a) *Tapi den kayo hati ndak Tapi saya kaya hati tidak bantuak kau doh seperti kamu ya. Tapi saya kaya hati tidak seperti kamu. Dengan pelesapan frase aden yo bansek saya memang miskin penanda kalimat emosional marah rasa pahit menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan kalimat emosional tersebut tidak lagi berupa kalimat emosional marah rasa pahit dan kalimatnya pun tidak gramatikal. Kalimat Emosional Marah Tersinggung Di dalam bahasa Minangkabau di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam ditemukan di kalimat emosional marah tersinggungseperti pada data di bawah ini. (9) Pakak ka ikua waang, dari tadi den bodoh kamu, dari tadi saya ngecek ndak jo ngarati bicara tidak juga mengerti. 8
9 Bodoh kamu dari tadi saya bicara tidak juga faham kamu. Pada data (9) diatas yang menandakan kalimat emosional marah tersinggung terdapat pada klausa pakak ka ikua waang bodoh kamu. Makna dari kalimat tersebut adalah saat seseorang menyindir orang lain dan menyebut kekurangan lawan bicaranya tersebut karenamerasa marah terhadap lawan tuturnya yang tidak mendengarkan omongannya. Kalimat emosional marah tersinggung ini diucapkan dengan nada ketus sambil menepuk jidat yang digunakan seseorang yang lebih besar kepada yang lebih kecil. Klausa pakak ka ikua waang bodoh kamu pada data (9) dapat dilesapkan seperti pada data (9a) berikut. (9a) Dari tadi den ngecek ndak jo Dari tadi saya bicara tidak juga ngarati mengerti. Dari tadi saya bicara tidak juga kamu mengerti. Dengan pelesapan klausa pakak ka ikua waang tuli ke ekor kamu pada data (9) penanda kalimat emosional marah tersinggung menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan kalimat emosional marah tersebut tidak lagi berupa kalimat emosional marah tersinggung walaupun kalimat pada data (9a) tersebut tetap gramatikal. Kalimat Emosional Marah Bermusuhan Di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agam kalimat emosional marah bermusuhan biasanya ditandai dengan kata-kata penutur yang menantang lawan tuturnya. Hal ini juga dapat dilihat pada data berikut. (10) Kalau lai jantan waang, ang Kalau ada jantan kamu, kamu tunggu den di lapang SMP. tunggu saya di lapangan SMP. Kalau kamu laki-laki kamu tunggu saya di lapangan SMP. Pada data (10) di atas merupakan kalimat emosional marah bermusuhan yang ditandai dengan kalimat ang tunggu den di lapang SMP kamu tunggu saya di lapangan SMP. Kalimat emosional marah bermusuhan tersebut digunakan oleh penutur saat melihat lawan tutur yang bersikap seenaknya dan berlagak seperti orang hebat dan kuat. Kalimat emosional marah bermusuhan tersebut diucapkan dengan nada tinggi sambil berdiri tegak pinggang dan menunjuk seseorang tersebut. Maksud dari kalimat emosional marah bermusuhan di atas penutur menantang lawan tuturnya untuk berkelahi dengannnya. Kalimat emosional marah tersebut pada umumnya terjadi pada laki-laki muda maupun tua. Kalimat ang tunggu den di lapang SMP kamu tunggu saya di lapangan SMP pada 9
10 data (10) apabila dilesapkan dapat dilihat seperti pada data (10a) berikut. (10a)* Kalau lai jantan waang. Kalau ada jantan kamu. Kalau memang jantan kamu. Dengan pelesapan kalimat ang tunggu den di lapang SMP kamu tunggu saya di lapangan SMP penanda kalimat emosional marah bermusuhan menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan penanda kalimat emosional marah tersebut tidak lagi berupa kalimat emosional marah bermusuhan dan kalimatnya pun tidak gramatikal. Kalimat Emosional Marah Kebencian Patalogis Di Kanagarian Lubuk Basung Kecamatan Sangkir Kabupaten Agamkalimat emosional marah kebencian patalogis terdapat pada data di bawah ini. Kalimat emosional marah tersebut ditandai dengan kalimat bahwa penutur berkeinginan keras untuk membalas dendam terhadap kelakuan lawan tuturnya yang pernah dilakukan terhadapnya. Hal ini dapat dilihat pada data berikut. (11) Caliak kau nampak jo den Lihat kamu terlihat dengan saya Kau jo inyo den tangani paja tu. Kamu lihat saja nanti,dengan dia Saya pukuli dia Kalimat emosional marah kebencian patalogis yang terdapat pada data (11) ditandai dengan klausa den tangani paja tu saya pukuli anak itu. Kalimat emosional marah tersebut diucapkan dengan nada keras sambil menunjuk-nunjuk seseorang tersebut yang digunakan oleh seorang kakak yang marah terhadap adiknya yang telah membuat hatinya sakit dengan perlakuan adiknya sehingga penutur bermaksud untuk membalas sakit hatinya terhadap lawan tutur dengan memukul teman lawan tutur apabila terjadi lagi. Klausa den tangani paja tu saya pukuli anak itu apabila dilesapkan dapat dilihat pada data (11a) berikut. (11a) *Caliak kau nampak jo Lihat kamu terlihat sama Den kau samo nyo Saya kamu sama dia. lihat kamu terlihat saya kamu dengan dia. Dengan pelesapan klausa den tangani paja tu saya pukuli anak itu pada data (11a) penanda kalimat emosional marah kebencian patalogis menjadi tidak ada. Hal ini menyebabkan kalimat emosional marah tersebut tidak lagi berupa kalimat emosional marah kebencian patalogis dan kalimatnya pun tidak gramatikal. 10
11 Simpulan Dari uraian yang telah disampaikan dalam analisis,simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Berdasarkan kalimat emosional marah yang ditemukan (1) marah brutal yaitu anjiang anjing, kambiang kambing, baruak monyet ; (2) songkehan arang kau sobek mulut kamu, lalah jo ladiang kejar sama golok, den tendang kau saya tendang kamu, den nunuan saya sumpal, den caca saya pukul ; (3) marah benci yaitu handehh owalahh, iii iichh, cuiihh cuiihh, hee yayaiii yoh aduuhh ; (4) amak kau ibu kamu, apak mandeh ayah ibu, inyiak ang kakek kamu, amai kau ibu kamu, abak ang ayah kamu, kapalo induak ang kepala ibu kamu ; (5) marah jengkel yaitu lancuanlah makanlah, manyiahlah pergilah, tabang hambua pergi ; (6) kesal hati yaitu tasarah terserah, kalamak isi paruik ang min lah bagaimana menurut kamu yang terbaik sajalah ; (7) marah rasa pahit yaitu aden yo bansek saya memang miskin, kamanakan nan bansek ko keponakan yang miskin ini ; (8) marah tersinggung yaitu pakak ka ikua waang bodoh kamu, dasar engak dasar bodoh ; (9) marah bermusuhan yaitu ang tunggu den di lapang SMP kamu tunggu saya di lapangan SMP, ka sikolah kok bagak ke sinilah kalau berani, lawan den lawan saya, bagak kau turuik den ka siko berani kamu datangi saya ke sini, den ndak takuik saya tidak takut, den tuntuik kau beko saya tuntut kamu ; (10) kebencian patalogis yaitu bisuak ko rasoan dek kalian besok rasakan sama kalian, den rusak an lo punyo ang saya rusak juga punya kamu. DAFTAR PUSTAKA Alsumainitia, Kalimat Emosional Marah yang ada di Kanangarian Muaro Pati Kecamatan. Kapur IX Kabupaten 50 kota. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta Chaer, Abdul Linguistik Umum.Jakarta: Universitas Indonesia Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Desmita Tindak Tutur dalam Acara Nosta di Beberapa Radio di Kota Padang. Skripsi. Padang: Universitas Andalas oleman, Daniel Psikologi Remaja. Jakarta. PT Bumi Aksara. Keraf, Gory Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia. Sudaryanto. 1993a. Metode Linguistik: ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 11
12 . 1993b. Metode dan aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Wijana, I Dewa Putu Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi. 12
PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR.
PRONOMINA BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG PANJANG KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN: KAJIANSTRUKTUR Yenti 1, Elvina A. Saibi 2, Iman Laili 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas
Lebih terperinciuntuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora
KALIMAT IMPERATIF BAHASA MINANGKABAU DI LUBUK MALAKO SOLOK SELATAN ARTIKEL untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora OLEH FITRI IRDA GUSTI NPM 0910014111022 JURUSAN SASTRA
Lebih terperinciIMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi
IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS Tinjauan Pragmatik Skripsi diusulkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Diajukan oleh: Ardison 06184023 JURUSAN SASTRA
Lebih terperinciTINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati
TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan
Lebih terperinciKONJUNGSI SUBORDINATIF BAHASA MINANGKABAU DI KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Afrima Yosi 1, Puspawati 2, Iman Laili 2
KONJUNGSI SUBORDINATIF BAHASA MINANGKABAU DI KAMBANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Afrima Yosi 1, Puspawati 2, Iman Laili 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak
Lebih terperinciPronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau
Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Iman Laili Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract: Demonstrative pronouns in Minangkabau language consist of demonstrative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung menggunakan ragam lisan. Dalam ragam lisan terdapat kekhususan atau kekhasan suatu bahasa. Salah satu
Lebih terperinciKESANTUNAN BERBAHASA MINANGKABAU DALAM TINDAK TUTUR ANAK KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA DI KENAGARIAN SUNUR KECAMATAN NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Ayu Wahyuni 1), Gusnetti 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciIMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI
IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana SI pada Jurusan Satra Daerah Diajukan oleh : IMELDA NIM 06186002 JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciPENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU
PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Budaya pada Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekalipun. Keterlibatan remaja atau anak-anak dalam kasus tindak pidana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kasus tindak pidana di Indonesia bukan hanya dihadapi oleh individu dengan usia dewasa, tapi juga turut dihadapi oleh remaja bahkan anakanak sekalipun. Keterlibatan
Lebih terperinciPERNYATAAN EMOSI BERBAHASA INDONESIA SISWA SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR: KAJIAN PSIKOLINGUISTIK
PERNYATAAN EMOSI BERBAHASA INDONESIA SISWA SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR: KAJIAN PSIKOLINGUISTIK Maria Imaculada Dc. S email: missysarmento@yahoo.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya
Lebih terperinciTUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciUNGKAPAN MAKIAN DALAM BAHASA MINANGKABAU DI NAGARI KURAI TAJI KECAMATAN PARIAMAN SELATAN
UNGKAPAN MAKIAN DALAM BAHASA MINANGKABAU DI NAGARI KURAI TAJI KECAMATAN PARIAMAN SELATAN Nadia Risni 1, Novia Juita 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang Email:
Lebih terperinciLIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun
LIFE HISTORY Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun Tetni seorang anak perempuan berusia 16 tahun, yang tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Ia, orang tuannya dan empat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan teoretis, yakni pendekatan pragmatik. Pragmatik merupakan telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI
ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciTINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Progam Studi Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciKEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT
KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, diuraikan berbagai aspek yang berkaitan dengan penentuan dan penggunaan metode penelitian. Uraian yang dimaksud meliputi: lokasi penelitian, desain penelitian,
Lebih terperinciCAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG
CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG Oleh : Siti Masitoh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa cungkringaja83@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA
BAB III KONDISI PSIKIS DAN BEHAVIORAL REMAJA SULUNG DENGAN STATUS SEBAGAI ANAK SULUNG DALAM KELUARGA A. Gambaran Subjek Penelitian 1. Responden DW DW merupakan anak perempuan sulung yang lahir di Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, tentu dapat berbahasa dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Film berperan sebagai komunikasi bahasa. Film mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film berperan sebagai komunikasi bahasa. Film mengungkapkan maksudnya melalui gambar-gambar yang disajikan, menyampaikan pesan pada penonton berhubungan dengannya.
Lebih terperinciRealisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa
REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur. Dalam bertindak tutur manusia
Lebih terperinciANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012
ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)
DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciTINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR
TINDAK TUTUR LOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra
Lebih terperinci#### Selamat Mengerjakan ####
Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak
Lebih terperinciPenokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol
Penokohan Karakter Utama dalam novel Kunjungan Nyonya Tua dan Perempuan di Titik Nol Nama : Janice Anastasia Lee-Layhadi No. Kandidat : 00076-06 Sesi : Mei 007 Mata Pelajaran : Indonesian A Sekolah : The
Lebih terperinciBENTUK KALIMAT INTEROGATIF DALAM BAHASA MINANGKABAU DI NAGARI KUNANGAN PARIT RANTANG KABUPATEN SIJUNJUNG Febri Mayora 1, Puspawati 2, Iman Laili 2
BENTUK KALIMAT INTEROGATIF DALAM BAHASA MINANGKABAU DI NAGARI KUNANGAN PARIT RANTANG KABUPATEN SIJUNJUNG Febri Mayora 1, Puspawati 2, Iman Laili 2 1) Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,Universitas
Lebih terperinciANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi
ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB III PERUBAHAN PERILAKU YANG TERJADI PADA LANSIA
BAB III PERUBAHAN PERILAKU YANG TERJADI PADA LANSIA A. Perubahan Perilaku yang Terjadi Pada Lansia Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada lansia dan keluarganya di desa Walikukun, memberikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG
PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI PADANG Risa Marjuniati ), Marsis ), Hj. Syofiani ) ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ) Dosen
Lebih terperinciPENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam berkomunikasi, manusia saling menyampaikan informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi
Lebih terperinciPerkembangan Emosi Pada Bayi
Perkembangan Emosi Pada Bayi Oleh Sutji Martiningsih Wibowo Sumbangan tulisan untuk Buletin Akhwat Yayasan Islam Paramartha Pilihan topik bahasan kali ini adalah Perkembangan emosi pada bayi yang mungkin
Lebih terperinciIDIOM BAHASA MINANGKABAU DI DAERAH LINTAU KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR
IDIOM BAHASA MINANGKABAU DI DAERAH LINTAU KECAMATAN LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR Isra Hidayati 1, Iman Laili 2, Puspawati 2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Bung
Lebih terperinciANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM
ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM Supadmi, A310090132, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciUNGKAPAN EMOSI MASYARAKAT DALAM BAHASA MINANGKABAU DI NAGARI TANJUNG BINGKUNG KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK
UNGKAPAN EMOSI MASYARAKAT DALAM BAHASA MINANGKABAU DI NAGARI TANJUNG BINGKUNG KECAMATAN KUBUNG KABUPATEN SOLOK Rahman Putra 1,Novia Juita 2,Ngusman Abdul Manaf 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas
Lebih terperinciTINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah
0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu wilayah suku bangsa tertentu. Salah satu bahasa tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan oleh anggota masyarakat pada suatu wilayah suku bangsa tertentu. Salah satu bahasa tersebut adalah bahasa Minangkabau.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa
Lebih terperinciPENANDA WAKTU DALAM BAHASA MINANGKABAU DAERAH BALAI SELASA KABUPATEN PESISIR SELATAN: KAJIAN STRUKTUR
PENANDA WAKTU DALAM BAHASA MINANGKABAU DAERAH BALAI SELASA KABUPATEN PESISIR SELATAN: KAJIAN STRUKTUR Winda¹, Iman Laili 2 Elvina A. Saibi² ¹ Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Lebih terperinciKLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI
KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI Dita Marisa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI thasamarisa@yahoo.co.id Abstrak Penelitian dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA
ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!
Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku! Mesin mobil sudah mati beberapa menit yang lalu, tapi Zhara masih duduk diam dibelakang kemudi. Sibuk menenangkan debar jantungnya, berusaha untuk bisa
Lebih terperinciANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH
ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) WILDASARI NIM 110388201136
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan interkasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih baik lisan maupun tulisan. Sebelum mengenal tulisan komunikasi yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan. Selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciSkala Agresivitas Petunjuk Pengisian Skala
Skala Agresivitas Petunjuk Pengisian Skala 1. Tulislah terlebih dahulu identitas diri Anda. 2. Isilah kolom kolom yang tersedia dengan cara memberikan tanda silang ( X ) 3. Pilihan jawaban hendaknya disesuaikan
Lebih terperinciNaskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
TUTURAN EMOSIONAL TOKOH WANITA DAN LAKI-LAKI DALAM NOVEL APPOINTMENT WITH DEATH (PERJANJIAN DENGAN MAUT) DAN NOVEL THE MYSTERY OF THE BLUE TRAIN (MISTERI KERETA API BIRU) KARYA AGATHA CHRISTIE (KAJIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang bersifat
Lebih terperinciTINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS
TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan
Lebih terperinciPEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA
PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (dalam Noviatri dan Reniwati 2010:4), pada komponenkomponen bahasa manusia, baik bahasa yang dipakai manusia di masa lampau, maupun sekarang, dijumpai
Lebih terperinciANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata merupakan alat penyalur gagasan atau ide yang akan disampaikan kepada orang lain. Kata-kata dijalin-satukan melalui penggabungan dalam suatu konstruksi yang lebih
Lebih terperinci3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam tindak tutur anak usia tujuh tahun. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian
Lebih terperinciKEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH
KEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH Eza dini fitri ¹), Syofiani²), Romi Isnanda²) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan, salah satunya adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari Komnas Perlindungan anak,
Lebih terperinciTINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap masyarakat menjadi berubah, masyarakat yang biasanya melihat film hanya untuk hiburan semata,
Lebih terperinciDEIKSIS DALAM BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SAKO UTARA KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH CITRA YULDESRI NPM
DEIKSIS DALAM BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SAKO UTARA KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH CITRA YULDESRI NPM 1108149 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
Lebih terperinciPENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014
PENERAPAN MAKSIM TUTUR DALAM TINDAK TUTUR CERAMAH PENGAJIAN RUTIN HARI MINGGU MALAM SENIN DI MASJID BAITURROHMAN BULAN JANUARI JUNI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah
Lebih terperinciDEIKSIS BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG LAWEH KECAMATAN BATIPUH BARUAH KABUPATEN TANAH DATAR
DEIKSIS BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN LADANG LAWEH KECAMATAN BATIPUH BARUAH KABUPATEN TANAH DATAR Rino Jili Wandi 1), Marsis 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk berkomunikasi oleh manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Idiom bertujuan untuk memperhalus
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN
INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP Identitas Diri Nama : Tanggal : Jenis Kelamin : L / P Kelas : PETUNJUK PENGISIAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Angket ini bukan suatu tes, tidak ada
Lebih terperinciTINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi
TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah pertentangan, percekcokan, atau perselisihan. Wujud konflik dibagi dalam dua
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang konflik dalam naskah drama Bapak karya Bambang Soelarto melalui pendekatan psikologi sastra.
Lebih terperinciREALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,
Lebih terperinciANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011
ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,
Lebih terperinciPETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :
103 Nama : Usia : Pendidikan terakhir : Di tengah-tengah kesibukan anda saat ini, perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak menjadi responden penelitian guna mengisi skala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada prinsipnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill), terampil berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi serta menyapaikan gagasan dan respon terhadap apa yang ia alami agar dapat bersosialisasi. Bloomfield (Sumarsono
Lebih terperinciGAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan
GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan
Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan tentang teori psikologi penyakit skizofrenia yang akan saya gunakan untuk membuat analisis
Lebih terperinciPENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah
Lebih terperinciKESALAHAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG
KESALAHAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG Gusmaweni 1), Gusnetti 2), Syofiani 2) 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Dosen Program
Lebih terperinciKALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI
KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013
ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didambakan tersebut menjadi hukum alam dalam diri tiap manusia. Akan tetapi,
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap manusia yang hidup memiliki tujuan dalam kehidupan mereka. Tujuan hidup manusia pada umumnya selain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya juga untuk
Lebih terperinciCAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT
1 CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN Dina Oktavia¹, Putri Dian Afrinda², Risa Yulisna² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ali, Shafique Dunia Pendidikan. Jakarta: PT. Pustaka Binaan.
54 DAFTAR PUSTAKA Ali, Shafique. 2010. Dunia Pendidikan. Jakarta: PT. Pustaka Binaan. Azwar, S. 2005. Tes Prestasi: Fungsi & Pengembangan Prestasi Belajar. Berkowits. 2003. Perilaku agresif. Yogyakarta:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.
KESALAHAN KEBAHASAAN PADA SURAT DINAS YANG DIBUAT OLEH PEMERINTAHAHAN DESA GRUGU KECAMATAN KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2011 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI SEKOLAH Oleh: Desi Ria
Lebih terperinci