BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan hasil interaksi yang terjadi diantara manusia dan
|
|
- Suparman Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budaya merupakan hasil interaksi yang terjadi diantara manusia dan lingkungan hidupnya. Pendapat ini dijelaskan oleh Koendjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Sejarah Teori Antropologi II sebagai berikut: Kebudayaan merupakan hasil interaksi antara manusia dan lingkungan hidupnya. Selanjutnya, sistem nilai merupakan hasil kegiatan manusia dalam hubungannya dengan kehidupan, dengan karya, dengan waktu, dengan alam, dan dengan manusia itu sendiri (Koendjaraningrat, 1990 : ). Oleh karena itu, nilai-nilai budaya sangatlah berpengaruh bagi kehidupan masyarakat, karena nilai-nilai budaya merupakan konsep-konsep yang hidup didalam pikiran sebagian besar masyarakat mengenai apa yang bernilai, berharga dan penting dalam kehidupan, sehingga berfungsi sebagai suatu pedoman dalam kehidupan manusia. Kata kebudayaan atau budaya sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, budhayah, yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Belanda, kata budaya diistilahkan dengan kata cultuur (Setiadi, 2009 : 27). Menurut Niels Mulder dalam buku Agama, Hidup Sehari-hari, dan Perubahan Budaya Jawa, Muangthai dan Filipina (1999 : 203) mengatakan: Kultur berkaitan dengan pemahaman dan pemberian makna bagi kehidupan dan pengalaman. Kultur termasuk juga tahu siapa dirimu dan mempunyai identitas, yang secara sosial berarti tahu siapa kita, karena kultur adalah pembicaraan antar-orang mengenai makna yang berjalan terus-menerus, atau proses komunikasi tanpa akhir yang bermaksud membantu menguasai hidup dan partisipasi orang dalam hidup itu melalui interpretasinya. Dengan kata lain, kultur atau kebudayaan berarti partisipasi dalam intersubjektivitas kognitif. 7
2 Maka dari itu, sebuah kebudayaan tercipta dari masyarakat yang mempunyai jati diri yang kuat dengan proses komunikasi yang tiada henti sehingga memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat itu sendiri. Pengertian ini juga sesuai dengan yang dituliskan oleh Koendjaraningrat yang menyebutkan bahwa hasil kegiatan manusia dalam hubungannya dengan kehidupan, karya, dengan waktu, dengan alam, dan dengan manusia itu sendiri disebut dengan sistem nilai. Sistem nilai ini sendiri diwujudkan oleh masyarakat Tionghoa dalam bentuk tradisi. Tradisi yang tercipta dari orang-orang yang hidup pada zaman sebelumnya, sehingga dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Tionghoa yang ditulis oleh Wang Zhi pada (Kitab Liji III:V:28) atau yang di sebut juga dengan kitab etiket dan upacara tersebut, terdiri dari Tradisi Enam Kesusilaan (Liuli 六禮 ) yaitu : 1. Pakai topi (guan 冠 ) 2. Perkawinan ( hun 昏 ) 3. Perkabungan (sang 喪 ) 4. Penyembahan (ji 祭 ) 5. Pesta rakyat (xiang 鄉 ) 6. Menerima tamu (xiangxian 相見 ) 7. Tujuh ajaran (qijiao 七教 ) meliputi : (1) Hubungan Ayah dan anak, (2) Kakak dan adik, (3) Suami dan istri, (4) Penguasa dan pejabat, (5) Yang tua dan yang muda serta teman dan sahabat. Orang Tionghoa mempunyai kebiasaan hormat pada orang yang lebih tua, sehingga selalu menundukkan kepala ketika bertemu untuk memberi salam. Tidak hanya hormat pada orang yang lebih tua, orang-orang Tionghoa diajarkan harus berbakti kepada kedua orang tuanya. Dalam buku yang berjudul Peradaban 8
3 Tionghoa Selayang Pandang yang ditulis oleh Nio Joe Lan mengatakan bahwa makna kata berbakti bagi masyarakat Tionghoa yang dalam aksara Cina 孝 (Xiào) dirangkai dengan dua buah aksara yang masing-masing beratikan tua ( 老 : Lǎo) dan anak ( 子 : zi), letak kedua aksara ini seakan-akan mendukung satu sama lain, sehingga di nilai menggambarkan sosok orang tua yang didukung oleh seorang anak. (Nio Joe Lan, 2013 : 138) Hal ini dikarenakan, keluarga memiliki kedudukan yang amat penting sehingga ada yang menyamakannya dengan kuil, dan dalam kuil itu sang ayah sebagai kepala keluarga menjadi paderi/imam dari keluarga tersebut (Nio Joe Lan, 2013 : 35). Pada dasarnya keluarga dalam masyarakat Timur masih merupakan objek yang paling bernilai. Harta kekayaan akan sanggup dilepaskan agar keluarga dan anggota keluarga selamat dari ancaman dan bahaya. Keluarga pun masih menjadi asas hidup perlindungan, ketentraman, pertolongan, tempat mengadu, tempat meminta nasi, tempat meminta air dan tempat mengadu sakit kepala. Tanpa keluarga jadilah mereka orang yang sunyi. (Nordin Selat, 1976 : 32). Harun dalam (Burges, et.al. 197 : 7) menulis artikel yang berjudul Institusi Keluarga Perubahan dan Kesinambungan dalam jurnal Tradisi dan kemoderenan menyatakan bahwa keluarga ialah kelompok manusia yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah, dan pengkediman (adoption) yang berarti bahwa anggota keluarga harusnya tinggal serumah dan berinteraksi serta berkomunikasi antara satu sama lain atas dasar peranan sosial masing-masing sebagai suami dan istri, sebagai ibu dan bapa, sebagai anak laki dan anak perempuan, sebagai abang 9
4 dan kakak; dan oleh karena itu anggota keluarga membentuk dan mengekalkan budaya yang sama. Pada zaman ini banyak sekali nilai luhur dalam kekeluargaan yang dilanggar dan dilakukan oleh anak kepada orangtua ataupun sebaliknya, seperti yang dikutip dari beberapa liputan berita yang terpercaya. Liputan6.com, Kendari : Seorang anak di Kendari, Sulawesi Tenggara, menderita kelumpuhan total setelah disiksa orang tua asuhnya. Akibatnya, untuk makan saja Pendi, 11 tahun, harus disuapkan. Republika.co.id, Jambi : Ariyon (22 tahun), pemuda asal Desa Lubuk Napal, Kecamatan Pauh, kabupaten Sarolangun, Jambi, tewas ditikam ayah kandungnya Jumadi bin Mat Gio (64), ketika berusaha melerai pertengkaran antara ayah dan ibunya. Metrotvnews.com, Pematang Siantar: Seorang anak tega membunuh kedua orang tuanya, karena tidak diberi uang untuk membeli narkoba, Kamis (9/9). Pelaku telah diamankan di Polres Pematang Siantar, setelah mendapat laporan warga yang melihat pelaku seluruh bajunya berlumuran darah. Membaca berita-berita diatas membuat kita menjadi sadar dan bertanya apakah keluarga masih dianggap sebagai hal utama? Dalam arti bahwa apakah keluarga masih menjadi teladan sebagai dasar perilaku seseorang? Ketika remaja beranjak dewasa, maka tingkah laku mereka semakin menyimpang dari ajaran-ajaran. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pendidikan yang diterimanya. (Niels Mulder 1999 : 205). Selain itu penyimpangan-penyimpangan dalam perilaku remaja disebabkan dari berbagai faktor, berikut beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut : 1. Merosotnya nilai-nilai kekeluargaan di kalangan generasi muda, terutama yang tinggal di kota yang diwujudkan melalui berbagai gejala anti-sosial. (Harun, 109). Gejala anti-sosial ini timbul dari kecanggihan teknologi 10
5 seperti hadirnya komputer ataupun telephone genggam ditambah lagi dengan jejaring sosial dan permainan didalamnya ini yang membuat para penggunanya kecanduan dan seakan-akan memiliki dunianya sendiri dan tidak menghiraukan apa yang terjadi di sekitarnya. 2. Pengaruh lingkungan dan pendidikan yang diterimanya. (Niels Mulder 1999 : 205) pengaruh lingkungan tidak melulu membicarakan tentang keluarga tetapi pengaruh lingkungan ini lebih difokuskan dalam bagaimana seorang remaja tersebut bergaul, jika remaja ini terbiasa dengan kehidupan anti-sosial seperti yang diatas maka hal ini juga akan berpengaruh kepada kepribadiannya yang cenderung menjadi introvert atau tertutup. Sedangkan dalam segi pendidikan tidak selalu berbicara tentang pendidikan formal disekolah tetapi juga berdasar pada apa yang dilihat dan dibaca oleh para remaja sekarang ini. Jika hal-hal yang dilihat hanya kekerasan dan pemberontakan maka dasar-dasar itulah yang akan menjadi karakter remaja tersebut. Karena faktor-faktor inilah maka, salah satu tujuan diciptakannya karya sastra adalah untuk tujuan pengajaran moral. Karya sastra dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Kinayati Djojosuroto (2006 : 9) yang menyatakan bahwa salah satu tujuan kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat itu berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk berbudaya, berpikir, dan berketuhanan. 11
6 弟子規 Dìzǐ Guī, merupakan salah satu karya sastra dalam bentuk ajaran yang ditulis oleh 李毓秀 (Lǐ Yùxiù), Lǐ Yùxiù hidup pada zaman ( 康熙 ) Kāngxī ( CE ) dinasti 清 (Qīng). Awalnya tulisan ini diberi nama 訓 蒙文 (Xùn Méng Wén) yang berarti Tulisan Untuk Mendidik Anak. Kemudian oleh 賈存仁 ( Jiǎ Cúnrén ) direvisi dan dirubah namanya menjadi seperti yang kita ketahui yaitu 弟子規 ( Dìzǐ Guī ). Sebenarnya, Dìzǐ Guī di ambil dari satu ayat yang terdapat pada pengajaran Konfuius yang ditulis kembali berdasarkan pengalaman mengajar bertahun-tahun oleh Lǐ Yùxiù. Berikut adalah ajaran Konfusius yang dapat dilihat dalam ayat 论语 ( Lúnyǔ ) sehingga menjadi dasar utama pada buku Dizi Gui. 子曰 : 弟子入则孝, 出则悌, 谨而信, 泛爱众, 而亲仁 行有餘力, 则以学文 zǐ yuē : dì zǐ rù zé xiào, chū zé tì, jǐn ér xìn, fàn ài zhòng, ér qīn rén, xíng yǒu yú lì, zé yǐ xué wén. (Dizi Gui 2010; 4) Konfusius berkata: Murid atau orang yang baik yang baik pertama-tama harus belajar berbakti kepada orang tua, dan menghormati serta menyayangi sesama saudara dan para guru. Berikutnya, mereka harus menjaga diri dan dapat dipercaya dalam berhubungan dengan orang lain dan dalam melakukan segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Dan kita juga harus belajar untuk mengasihi sesama manusia tanpa kecuali dan banyaklah bergaul dengan yang mereka yang berakal budi serta pelajarilah semua kebaikan dan kecintaan pada sesama dari pergaulan itu. Ketika semua hal ini dapat terlaksana, jika kita masih memiliki waktu luang dan tenaga, maka kita harus mempelajari lagi sastra dan seni untuk meningkatkan pengetahuan serta memperkaya diri dengan banyak kebudayaan. Dapat dilihat dari kutipan di atas bahwa salah satu syarat untuk menjadi seseorang yang baik atau sukses pertama-tama haruslah berbakti kepada orang tua. Sebagaimana telah diketahui melalui berbagai kejadian serta beberapa faktor yang 12
7 telah disebutkan diatas, bahwa nilai luhur dalam kekeluargaan sudah mulai luntur di kalangan masyarakat Tionghoa. Maka dari itu saya sangat tertarik untuk membahas lebih detail mengenai nilai luhur pada ajaran Dizi Gui yang menyangkut dua hubungan kekeluargaan, yaitu: nilai luhur dalam hubungan orang tua dan anak, serta nilai luhur dalam hubungan kakak beradik. Diharapkan dengan adanya penulisan ini masyarakat dan para remaja diingatkan kembali akan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan keluarga. Penelitian yang berjudul Analisis Nilai Luhur Pada Ajaran(Dizi Gui) 弟子规 ini perlu menggunakan teori sastra yang mengkaitkan hubungan sastra dengan pemikiran. Teori ini dicetuskan oleh Wellek dan Austin Warren dalam bukunya Teori Kesusastraan (1989) untuk membahas lebih dalam lagi ajaran Dizi Gui yang terdapat pada buku Dizi Gui. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Nilai luhur pada Dizi Gui menjadi topik yang sangat menarik untuk dikaji karena di dalam Dizi Gui terdapat banyak ajaran tentang nilai luhur dalam keluarga. Topik ini sendiri juga sudah menjadi perbincangan di negeri Cina. Untuk membatasi ruang lingkup yang terlalu luas, maka penulis membatasi penelitiannya hanya dalam ajaran Dizi Gui yang berhubungan dengan kekeluargaan dan mengandung dua nilai yaitu: 1. Nilai luhur dalam hubungan orangtua dan anak, 2. Serta nilai luhur dalam hubungan kakak beradik. 13
8 Oleh karena itu, Dizi Gui juga bisa dijadikan referensi bagi para mahasiswa yang ingin mengkajinya lebih lanjut dalam judul dan sudut pandang yang berbeda. 1.3 Rumusan Masalah Dalam Dizi Gui ini sendiri bidang-bidang yang tercakup sebagian besar mengenai nilai-nilai luhur dalam membangun karakter diri dalam keluarga ataupun sekolah. Oleh karena itu peneliti akan mengkaji tentang : 1. Bagaimanakah bentuk nilai luhur hubungan orang tua dan anak yang terdapat pada Ajaran Dizi Gui? 2. Bagaimanakah bentuk nilai luhur hubungan kakak beradik yang terdapat pada Ajaran Dizi Gui? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan nilai luhur hubungan orang tua dan anak yang terdapat pada ajaran Dizi Gui. 2. Untuk mendeskripsikan nilai luhur hubungan kakak beradik yang terdapat pada ajaran Dizi Gui. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang di dapat dari ajaran Dizi Gui adalah: Manfaat Teoritis Ajaran Dizi Gui adalah ajaran yang telah banyak mempengaruhi cara berfikir masyarakat Cina baik dalam bentuk ajaran maupun ideologi. Maka dari pada itu, penulis berharap melalui penelitian ini, pembaca lebih memahami nilai luhur yang 14
9 dilihat dari sudut pandang filsafat dalam ajaran Dizi Gui, khususnya dalam hubungan orang tua dan anak serta hubungan kakak beradik. Sehingga bisa menjadi pedoman dan dapat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari Manfaat Praktis Penelitian dari ajaran Dizi Gui, dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa yang juga ingin menulis tentang ajaran 三字经 (san zi jing) atau filsafat cina yang lain. 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menguraikan isi tentang hasil penelitian terdahulu, konsep terkait variabel yang digunakan pada judul skripsi, dan landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka
Lebih terperinci(Elisabeth Riahta Santhany) ( )
292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sejak manusia lahir hingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kuno Dinasti Han yang disebut dengan Ma Wang Dui pada tahun Di tengah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Andri Wang penulis buku Dao De Jing-Lao Zi yang merupakan buku pertama yang diterjemahkan secara utuh dan komplit dari manuskrip
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu
BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu Khonghucu merupakan salah satu agama yang sangat menekankan etika moral, namun
Lebih terperinciLAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui
LAMPIRAN Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dalam menjalankan tata hukum di Indonesia. Oleh sebab itu, untuk
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Jurnal Tsinghua University Virtue Ethics and Confucian Ethics dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua ini penulis akan memaparkan tiga jenis penguraian yang berisi tentang hasil penelitian terdahulu, konsep terkait variabel yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unsur penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi penerus. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lao Zi adalah salah satu filsuf yang berpengaruh di Cina. Lao Zi (dibaca Lao Zi) atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya Indonesia, namun tradisi-tradisi dari tanah asal masih tetap diterapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, masyarakat Tionghoa memiliki keunikan adat dan tradisi. Walaupun masyarakat Tionghoa sudah menetap lama di seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keturunan, seperti penarikan garis keturunan secara patrilineal artinya hubungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Indonesia terdiri dari beragam etnis, seperti etnis Jawa, etnis Melayu, etnis Minang, serta etnis Batak. Setiap etnis ini memiliki budaya dan sistem kekerabatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN KEGIATAN
BAB IV LAPORAN KEGIATAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Di dalam proyek pembuatan buku kurikulum 2013 ini saya bekerja sebagai layouter selama 5 bulan, untuk menyusun naskah dan mendesain buku sesuai dengan standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari masa kerajaan hingga komunisme. Kemasyuran peradaban masa lalu Tiongkok, dapat dilihat dari banyaknya
Lebih terperinci36. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMP
36. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMP KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu
Lebih terperinciLAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah
LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang makin maju dan sejahtera, namun yang terjadi pada bangsa Indonesia justru nilai-nilai dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciSoal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
Lebih terperinciMenurut Mead dalam Setiadi (2009:70), ada tiga tahap pengembangan diri manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa kodrat manusia di muka bumi ini adalah sebagai individu dan makhluk sosial yang tidak dapat dipisahkan hubungannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI. penelitian ini. Penulis mengutip beberapa konsep dan definisi yang terkait dengan objek
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI Bab II ini berisi tinjauan pustaka, konsep, dan kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini. Penulis mengutip beberapa konsep dan definisi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, dipaparkan tentang konsep, penelitian peneliti sebelumnya, dan landasan teori yang digunakan sebagai landasan bagi penulis dalam penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu menciptakan pola bagi kehidupannya berupa kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan akhlak siswa akhir-akhir ini banyak mendapat sorotan dari masyarakat luas. Tidak dipungkiri banyak kasus kekerasan yang terjadi di kalangan pelajar,
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan masa peralihan untuk menuju kedewasaan, dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan masa peralihan untuk menuju kedewasaan, dimana masa peralihan itu diperlukan oleh seorang remaja untuk dapat mempelajari dan mengoptimalisasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Konsep 2.1.1 Agama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengasuh anak merupakan tugas orang tua dalam sebuah keluarga yang berada di lingkungan masyarakat. Di dalam keluarga merupakan tempat utama, dimana anak berkembang
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, Adapun Kajian Pustaka, Konsep, Landasan Teori penulis dalam penelitian analisis Bushou berdasarkan tingkat dasar huruf tunggal dan ganda pada HSK adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) ialah perempuan dewasa yang berada pada rentang umur 20-40 tahun dalam penjabaran yang secara teoritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan kehadiran seorang anak sebagai buah cinta dan kasih sayang mereka, tetapi untuk dapat mendidik
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan dimana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan. Seorang perempuan berlaku lemah lembut dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia untuk saling berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat erat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat
BAB V PEMBAHASAN Menurut Ratna Megawangi, pendidikan karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
Lebih terperinciKODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT
KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi (Lestari,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah dua orang atau lebih yang terhubung karena ikatan perkawinan yang berkumpul dan tinggal dalam satu atap dan satu sama lain saling bergantung. Dalam
Lebih terperinciPENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pendidikan etika harus diajarkan dan diterapkan semenjak kecil di dalam keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta keteraturan dalam kehidupan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO SKRIPSI Diajukan oleh : Bonnie Suryaningsih F. 100020086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JULI 2010 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Buton dalam kehidupannya terikat kuat oleh tradisi lisan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Buton dalam kehidupannya terikat kuat oleh tradisi lisan. Tradisi lisan tersebut berupa tuturan yang memberi ciri khas terhadap individu atau kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti membutuhkan peranan individu lain untuk dapat hidup bermasyarakat yang damai dan sejahtera. Untuk mencapai suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang harus segera diselesaikan atau dicarikan solusinya oleh pemerintah terutama dinas pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciPendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan
Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju pribadi yang mandiri untuk membangun dirinya sendiri maupun masyarakatnya.
Lebih terperincimemiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara
32 memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara bertahap dapat mempelajari budaya bahasa China sehingga mendapatinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat diperoleh melalui belajar
Lebih terperinci2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini banyak permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah semakin memudarnya nilai serta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran identitas diri pada remaja yang menikah dini. Bab ini adalah penutup dari seluruh naskah penelitian,
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA OLEH: SANG AYU ASRI LAKSMI DEWI BAB I PENDAHULUAN
PERAN PENDIDIKAN DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA OLEH: SANG AYU ASRI LAKSMI DEWI 15.1.2.5.2.0805 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Degradasi moral yang terjadi dewasa ini membawa dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita, yaitu relasi ibu-anak. Setiap bentuk relasi yang terjadi dalam keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya keluarga dimulai dengan perkawinan antara laki-laki dan perempuan dewasa. Pada tahap ini relasi yang terjadi pada wanita yaitu dengan suami sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah sebuah instansi resmi yang bertujuan memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal guna mencetak generasi-generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri yang satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional identik dengan cita-cita dan tujuan nasional, sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya, setiap warga masyarakat berusaha agar hidupnya aman dan bahagia. Untuk mencapai hidup yang aman dan tentram itu diperlukan adanya peraturan, hukum dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak semua rakyat. Menurut ajaran agamapun, manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan. Selain itu, pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kemerdekaan bangsa Indonesia sudah bertekat menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan dari pembangunan nasional.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 36 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi merupakan aktivitas ilmiah tentang prilaku manusia yang berkaitan dengan proses mental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas keadaan anak di muka peta dunia ini masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.
Lebih terperinciF. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
F. Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VII (Tujuh) Kompetensi Inti : KI. 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI. 2 Memiliki perilaku jujur, disiplin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONTEKS MASALAH Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Kita mengetahui bahwa manusia merupakan makhluk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para ahli bahasa selalu mengimbau agar pemakai bahasa senantiasa berusaha menggunakan bahasa yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa masih sering ditemukan kesalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rajin pangkal pandai, itulah pepatah yang sering kita dengarkan dahulu sewaktu kita masih duduk di bangku Sekolah Dasar, agar kita mempunyai semangat untuk belajar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi, dan keluarga juga merupakan sistem sosial
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang terjadi pada masa remaja mulai dari perubahan fisik, peningkatan intelegensi maupun pola
Lebih terperinciBAB I Tinjauan Umum Etika
BAB I Tinjauan Umum Etika Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mampu memproduksi film sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi adegan-adegan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat dewasa ini menuntun manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan
Lebih terperinciAnak laki-laki yang dirawat dan mendapat sentuhan fisik ayah, dapat menerima diri secara positif dan merasa aman dengan maskulinitasnya.
KOPI, Banda Aceh - Dalam suatu keluarga pastilah terdiri atas ayah, ibu dan anak-anaknya. Bila sang ibu bertungas sebagai pengasuh anak maka sang ayah berperan sebagai pembentuk karakter anak. Dalam memilih
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan baik berdasarkan hasil observasi maupun wawancara secara langsung kepada narasumber, maka dapat
Lebih terperinciABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG. atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar.
ABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG Ijime adalah gangguan yang berisi ejekan, penindasan, perendahan martabat, atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar.
Lebih terperinciBAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL
BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang baik di lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat. Pendidikan berlangsung seumur
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan
Lebih terperinci