BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
|
|
- Sukarno Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menguraikan isi tentang hasil penelitian terdahulu, konsep terkait variabel yang digunakan pada judul skripsi, dan landasan teori sebagai landasan penelitian skripsi penulis. 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut beberapa penelitian yang dikumpulkan sehingga mendukung penulis dalam mengkaji ajaran Dizi Gui dan nilai-nilai yang terkandung diantaranya: 1. Jurnal tentang student rules, ditulis oleh Feng xin ming yang diterbitkan secara online pada bulan Juli 2006, membahas tentang bagaimana seharusnya pelafalan nada dalam pelafalan Dizi Gui. Kontribusi penelitian ini terhadap penelitian ini, yaitu untuk menggunakan pelafalan yang tepat baik saat pengucapan atau penulisan tentang Dizi Gui, karena jika pelafalannya salah maka makna dari kata tersebut akan berubah. Pelafalan benar yang terdapat dalam penelitian ini, memudahkan peneliti untuk lebih memahami Dizi Gui 2. Dalam buku yang berjudul Guide to a happy life yang ditulis oleh Pure Land Learning College Assn., di publikasikan secara online pada bulan maret 2005 membahas tentang gaya hidup bermasyarakat yang didasari oleh pedoman Dizi Gui yang 16
2 mengajarkan kesederhanaan dalam hidup. Hasil penelitian yang sudah dilakukan memeberi kontribusi terhadap penelitian ini, menekankan bahwa nilai yang terkandung dalam Dizi Gui tidak hanya mengajarkan kesantunan tapi juga mengajarkan kita hidup sederhana dan tidak berfoya-foya. Hal ini memperjelas bahwa Dizi Gui mengandung nilai luhur dalam hubungan kekeluargaan. 3. Dalam skripsi yang berjudul Analisis Nilai Etika Normatif dalam buku Confusius says yang ditulis oleh Suryani (2009) membahas tentang etika norfmatif yang terdapat di dalam ajaran Konfusius. Kontribusi skripsi pada penelitian ini, yaitu informasi tentang pembagian nilai-nilai yang ditinjau dari sudut filosofis pada sebuah ajaran dipaparkan secara jelas dan terperinci. Hal ini memudahkan peneliti untuk membagi kategori ajaran Dizi Gui dalam sudut pandang filsafat secara lebih detail. 2.2 Konsep Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 569) mengatakan bahwa konsep adalah rancangan; pemikiran dasar ; pemahaman. Dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan menuliskan konsep sesuai dengan yang tertera pada judul yaitu sebagai berikut : Nilai Luhur Nilai yang dalam bahasa inggris disebut dengan value sebenarnya berasal dari bahasa Latin valare atau bahasa Perancis Kuno valoir (Enyclopedia of Real Esate Terms, 2002). Dalam filsafat nilai yang dipakai untuk menunjuk kata benda 17
3 abstrak yang artinya keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness), dan kata kerja yang berarti suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2007 : 686) Luhur berarti sesuatu yang tinggi atau dianggap mulia. Dalam Oxford Dictionary (1982 : 295) kata luhur diterjemahkan sebagai exalted memiliki pemahaman dalam describe something (or someone) high moral or intellectual value, yang diartikan penulis dengan menggunakan Kamus Inggris Indonesia (1992 : 174) sebagai seseorang atau sesuatu memiliki nilai moral yang sangat tinggi atau nilai intelektual dan kata exalted ini tergolong dalam kata sifat atau adjective. Oleh karena itu, nilai luhur (supreme values) bisa diartikan sebagai pedoman hidup (guiding principles) yang digunakan untuk mencapai derajat kemanusiaan yang lebih tinggi, hidup yang lebih bermanfaat, kedamaian dan kebahagiaan. Jadi yang dimaksud kemanusiaan adalah humanitarianisma (perikemanusiaan) yang meliputi solidaritas sesama manusia, menghormati hakekat dan martabat manusia, kesetaraan dan tolong menolong antar manusia, menghormati perbedaan dalam berbagai dimensi antar manusia, menciptakan kedamaian. Budi pekerti sebagai nilai luhur adalah pilihan perilaku yang dibangun berdasarkan atas nilai-nilai yang diyakini sehingga sering diposisikan sebagai nilai instrumental atau cara mencapai sesuatu atau sikap terhadap sesuatu. Nilai luhur juga berarti meletakkan semua nilai pada kedudukan yang sangat diagungkan sebagai sebagai prinsip pengarah yang telah membawa kejayaan, dan dengan sendirinya harus membawa upaya tak berkeputusan untuk mencapai 18
4 keadilan dan kemakmuran. Prinsip-prinsip itu mengambil bentuk sikap bijaksana yang disampaikan oleh Wahid (2001 : 30) seperti: i. Keserasian tanpa menghilangkan kreativitas seseorang, ii. Kesediaan untuk mengorbankan kepentingan sendiri demi kepentingan orang lain, iii. Dan melakukan banyak hal untuk orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Merujuk pada tesis (S-2) yang berjudul Kajian Nilai Kecakapan Sosial Tentang Kisah Sejarah Pertempuran Surabaya Tahun 1945 Untuk Pembelajaran Sejarah di SMA yang ditulis oleh Umi Zumroh (2011), menyatakan bahwa bentuk nilai-nilai luhur adalah sebagai berikut: a) Kecintaan terhadap Tuhan dan segenap ciptaannya (love Allah, trust, reverence, loyalty); b) Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness); c) Kejujuran/amanah dan arif (trustworthines, honesty, and tactful); d) Hormat dan santun (respect, courtesy, obedience); e) Dermawan, suka menolong dan gotong-royong/kerjasama (love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation); f) Percaya diri, kreatif dan pekerja keras (confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage, determination, enthusiasm); g) Kepemimpinan dan keadilan (justice, fairness, mercy, leadership); h) Baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humility, modesty) toleransi, kedamaian dan kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness, unity). 19
5 2.1.3 Ajaran Dizi Gui adalah sebuah buku yang ditulis oleh seorang guru atau sastrawan Cina yang bernama Li Yu Xiu yang hidup pada Zaman Kangxi ( CE) dalam masa pemerintahan dinasti Qing. Sebelum Li Yu Xiu menjadi seorang penulis dia juga merupakan seorang pengajar. Dari pengalamannya mengajar bertahun-tahun Li Yu Xiu akhirnya menyusun sebuah buku berjudul 訓蒙文 (Xùn Méng Wén) yang berarti Tulisan Untuk Mendidik Anak. Kemudian 賈存仁 (Jiǎ Cúnrén) sastrawan Cina yang meneliti buku tersebut dan merubah nama buku tersebut Dizi Gui. Di dalam buku Dizi Gui, terdapat beberapa beberapa Pedoman hidup seorang murid seperti: a) Berbakti kepada orang tua, saling menghormati dan menghargai antar kakak beradik, b) Bisa menjaga diri dan menjunjung nilai tinggi kejujuran, c) Mengasihi sesama manusia tanpa kecuali, bergaul dengan orang yang berakal budi dan d) Jika masih memiliki waktu hendaknya kita memperkaya diri kita sendiri dengan pembelajaran seni ataupun karya sastra. Oleh karena itulah maka Li Yu Xiu juga turut memberikan dampak besar bagi Republik Rakyat Cina (RRC) dalam menjaga kebudayaan yang mungkin akan tergeser oleh perkembangan zaman dan teknologi. 20
6 2.3 Landasan Teori Penelitian skripsi yang berjudul Analisis Nilai Luhur Pada Ajaran 弟子规 (Dizi Gui) menggunakan landasan teori kesusastraan untuk membahas lebih dalam lagi nilai pada ajaran 弟子规 (Dizi Gui). Karya sastra dianggap sebagai dokumen sejarah pemikiran dan filsafat Wellek dan Warren (1989:134). Sejarah karya sastra mempunyai kedudukan yang sejajar dengan sejarah pemikiran. Oleh karena itu pemikiran terdapat di dalam sebuah karya sastra sesuai dengan peristiwa dan kurun waktu tertentu. Dengan demikian hubungan antara karya sastra dapat dihubungkan dengan pemikiran (ide). Karya sastra bukanlah sesuatu yang kosong tanpa makna tapi, karya sastra berusaha memberikan manfaat kepada pembaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Wellek bahwa sastra mempunyai fungsi dulce et utile, menyenangkan dan berguna (Wellek, 1989:25). Yang dimaksud dengan menyenangkan adalah sastra memberikan hiburan melalui alur cerita dan bahasa yang disajikan, sedangkan yang dimaksud dengan berguna adalah sastra memberikan kekayaan batin, bahan perenungan, serta pembersihan jiwa bagi pembacanya. Dizi Gui adalah salah satu karya sastra Cina Kuno yang menyenangkan dan berguna karena karya ini, memiliki cerita yang menghibur tetapi juga member pembelajaran bagi manusia. 21
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia.
LATAR BELAKANG Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar kerja siswa (LKS) adalah media belajar yang dapat meningkatkan pemahaman
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa (LKS) adalah media belajar yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai.(senam, 2008). Menurut
Lebih terperinciSTRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK BUSANA
STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK BUSANA Emy Budiastuti Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Pembelajaran praktek
Lebih terperinciKAJIAN TEORETIS. lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Di
8 KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Karakter Samani dan Hariyanto (2011:43) menjelaskan pengertian karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk karena pengaruh hereditas
Lebih terperinciPENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN (HUMAN VALUES) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR
PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN (HUMAN VALUES) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR Sukayasa, Evie Awuy Email: sukayasa08@yahoo.co.id Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako
Lebih terperinciABSTRACT. By (Ranti Febriani, M. Mona Adha, Holilulloh)
1 ABSTRACT THE INFLUENCE STUDY RESULT OF THE CIVIC EDUCATION ON THE APPLICATION OF THE VALUE CHARACTER STUDENTS IN THE CLASS STATE SENIOR HIGH SCHOOL 1 SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH ACADEMIC YEAR 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan hasil interaksi yang terjadi diantara manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budaya merupakan hasil interaksi yang terjadi diantara manusia dan lingkungan hidupnya. Pendapat ini dijelaskan oleh Koendjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Sejarah
Lebih terperinciImplementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Formal
Vol. 1 No. 2 Hal. 87-92 ISSN (Print) : 2337-6198 Juli Desember 2013 ISSN (Online) : 2337-618X Implementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Formal Hj. Deliani Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN
PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 RASIONAL 1. Pendidikan diyakini sebagai wahana pembentukan karakter
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Jurnal Tsinghua University Virtue Ethics and Confucian Ethics dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua ini penulis akan memaparkan tiga jenis penguraian yang berisi tentang hasil penelitian terdahulu, konsep terkait variabel yang digunakan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DISEKOLAH DASAR MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT
STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DISEKOLAH DASAR MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT Widayati Univesitas Negeri Malang Alamat: jl. Cut Nya Dien, gg.4/8 Wlingi Blitar e-mail widayati 29@ y mail.com
Lebih terperinciNo. Statistik Sekolah : 201056024469. : Jl. Simomulyo No. 24 Surabaya. Kabupaten/kota Surabaya. Propinsi Jawa Timur
61 1. Profil SMP Negeri 25 Surabaya Nama sekolah : SMP Negeri 25 Surabaya No. Statistik Sekolah : 201056024469 Tipe sekolah Alamat sekolah : A : Jl. Simomulyo No. 24 Surabaya Kecamatan Sukomanunggal Kabupaten/kota
Lebih terperinciPendidikan Karakter Melalui Sains
Pendidikan Karakter Melalui Sains Diana Chusnani Guru Biologi SMA Negeri 1 Gresik Email: dianachak86@gmail.com 9 Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Abstract: Some of the problems and conflicts
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NURUL HIDAYAH IAIN RADEN INTAN LAMPUNG Email: ida.hidayah05@gmail.com Abstrak Peranan bahasa khususnya bahasa Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Hypnoteaching Menurut Jaya (2010), bahwa: Hypnoteaching adalah perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Hypnoteaching merupakan perpaduan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER
PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Ary Kristiyani, M.Hum. PBSI, FBS, UNY arykristiyani@uny.ac.id atau ary_kristiyani79@yahoo.com Disampaikan pada Seminar Internasional di Hotel
Lebih terperinciKELUARGA SEBAGAI SUMBER PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK
Jurnal Tarbawi Vol. 14. No. 2. Juli Desember 2017 ISSN : 2088-3102 KELUARGA SEBAGAI SUMBER PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK Dicky Setiardi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara dickypkn06@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendidikan Karakter Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
Lebih terperinciAgama & Sifat Manusia Kembali Pada Aslinya. 50 Tahun Praktik Terbaik Pendidikan Karakter Profetik di Yayasan Ponpes SPMAA
Agama & Sifat Manusia Kembali Pada Aslinya 50 Tahun Praktik Terbaik Pendidikan Karakter Profetik di Yayasan Ponpes SPMAA PENDIDIKAN ORANG TUA Pendidikan telah dimulai dan berlangsung ketika calon Bapak
Lebih terperinciPEMBINAAN KEJUJURAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KITAB BAHR AL-ADAB
Sani Insan Muhamadi, Pembinaan Kejujuran Siswa..., PEMBINAAN KEJUJURAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KITAB BAHR AL-ADAB Sani Insan Muhamadi FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung imuhamadi@yahoo.com Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SASTRA BERBASIS KARAKTER
PEMBELAJARAN SASTRA BERBASIS KARAKTER Endang Waryanti Universitas Nusantara PGRI Kediri waryanti.unp@gmail.com Abstract Learning can be characterized through various mediation. One of mediation that through
Lebih terperinciMENDIDIK ANAK CERDAS DAN BERKARAKTER INOVATIF DAN KEWIRAUSAHAAN. E. Handayani Tyas ABSTRAK
MENDIDIK ANAK CERDAS DAN BERKARAKTER INOVATIF DAN KEWIRAUSAHAAN E. Handayani Tyas tyasyes@gmail.com ABSTRAK Pendidikan karakter dilakukan dalam tiga tempat, yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat/lingkungan.
Lebih terperinciKlusterisasi Nilai-nilai Moral Universal Sebagai Landasan Pengembangan Model Pendidikan Karakter. Endang Poerwanti
DP. Jilid 11, Bil 1/2011 Psikologi Pendidikan Klusterisasi Nilai-nilai Moral Universal Sebagai Landasan Pengembangan Model Pendidikan Karakter Endang Poerwanti Pendahuluan Era globalisasi ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa novel Sebelas Patriot merupakan novel yang berlatar belakang kecintaan terhadap tanah air,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tinjauan pustaka merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian terdahulu. Berdasarkan penelusuran hasil-hasil penelitian, ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan tubuh sebagai media ungkap tari. Di dalam penyelenggaraannya, seni tari merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
437 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian yang dikemukakan pada rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut dirancang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31, mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya menitik beratkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya menitik beratkan pada pembentukan karakter siswa terutama dalam civic knowledge, civic skill, dan
Lebih terperinciAji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK
Modul ke: 13 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila Dan Implementasinya Bagian III Pada Modul ini kita membahas tentang keterkaitan antara sila keempat pancasila dengan proses pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi kehidupan manusia. Ia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mewujudkan semua potensi diri manusia dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut menyangkut berbagai hal, yakni permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Isi yang ditampilkan dalam sebuah karya sastra adalah proses karya budaya
Lebih terperinciMENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH (SMA) oleh Iyep Candra Hermawan
MENANAMKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH (SMA) oleh Iyep Candra Hermawan Abstrak Pendidikan karakter sebagai pendidikan yang diarahkan untuk mewariskan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek atau apapun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah rancangan atau buram surat; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sangat berperan penting sebagai suatu kekayaan budaya bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal, mempelajari adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di kalangan para pelajar marak terjadinya peristiwa tawuran, kekerasan antar pelajar, penggunaan narkoba, dan seks bebas. Hal ini sangatlah memprihatinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra yang baik tidak dapat menghindar dari dimensi kemanusiaan, mempunyai keterkaitan dengan masalah kehidupan manusia, dan segala problematikanya
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: TEMPAT UMUM
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: TEMPAT UMUM Standar Dasar 1. PKn Membiasakan hidup bergotong royong 2. IPS Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis
Lebih terperinciNILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Diajukan untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa karya sastra lama. Nilai-nilai budaya suatu bangsa yang dalam kurun waktu tertentu sangat dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bagian bentuk seni yang kehadirannya untuk diapresiasi. Artinya, kehadiran karya sastra untuk dimanfaatkan, dinikmati, dihargai, dan dikaji. Karya
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu
Bab 5 Ringkasan Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri, dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri. Pandangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai Humanisme 1. Nilai Nilai (value) dan sikap (attitude) merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Nilai dianggap sebagai bagian dari kepribadian individu yang dapat mewarnai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi seseorang dalam mencapai kehidupan yang sukses. Pendidikan bukan sekedar proses membekali siswa dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah rekaan, sebagai terjemahan fiksi secara etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. Dalam novel baik pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciKerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan kerakyatan adalah bersifat cita-cita kefilsafatan, yaitu bahwa negara adalah untuk keperluan rakyat. Oleh karena itu maka
Lebih terperinciMANAJEMEN, KEBIJAKAN OPERASIONAL, DAN KINERJA SEKOLAH BERWAWASAN BUDI PEKERTI.
MANAJEMEN, KEBIJAKAN OPERASIONAL, DAN KINERJA SEKOLAH BERWAWASAN BUDI PEKERTI 1 A. Pendahuluan Selama ini pendidikan cenderung diartikan aktivitas mempersiapkan anak-anak dan pemuda untuk memasuki kehidupan
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri sebagai anak bangsa. Hal tersebut terlihat dari fashion, gadged dan life
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi tantangan global, tidak dapat dipungkiri bahwa terjadi kemerosotan karakter positif anak bangsa. Seolah semakin terlena dengan kemajuan pesat teknologi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN 2.1 Tinjauan pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai titik tolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian a. Identitas Sekolah Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Cimahi Kelompok Pariwisata N S S : 34.1.02.08.03.003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciPENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA SD KOTA YOGYAKARTA. Siti Anafiah Ardian Arief
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN BAHASA PADA SISWA SD KOTA YOGYAKARTA Siti Anafiah Ardian Arief Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa E-mail: anafiahs@yahoo.com;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta peroses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value
BAB I PENDAHULUHAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kata moral sering dipakai dengan pengertian yang lain yaitu budi pekerti, akhlak, nilai etika dan sebagainya, meskipun satu dengan
Lebih terperinciTIPE MANUSIA Berdasarkan Karakternya
MEMBANGUN MANUSIA BERKARAKTER MELALUI PENERAPAN MANEJEMEN MUTU Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti Senior dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Email: almasdi.syahza@lecturer.unri.ac.id syahza.almasdi@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif dimana manusia beserta kehidupannya menjadi objeknya. Sebagai hasil seni kreatif sastra juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu pengetahuan. Studi sastra memiliki metode-metode yang absah dan ilmiah, walau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Kartikawati,2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang merupakan bagian dari masyarakat, dan hidup dalam masyarakat dengan beraneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya
Lebih terperinciINTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH Muhammad Isnaini Dosen Fakultas Tarbiyah, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Islam (BP3i) Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang
Lebih terperinciE. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA
- 178 - E. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Karya sastra sebagai hasil kreatif seorang pengarang tidak dapat lepas dari masyarakatnya. Seorang pengarang ketika mencipta sebuah karya sastra
Lebih terperinciPERAN FILSAFAT: MEMBANGUN PENDIDIKAN BERKARAKTER
PERAN FILSAFAT: MEMBANGUN PENDIDIKAN BERKARAKTER Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.unri.ac.id 1 MENGAPA REPOT-REPOT KITA
Lebih terperinciANALISIS PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA. Oleh Fitri Siti Sundari
ANALISIS PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA Oleh Fitri Siti Sundari ABSTRAK Pendidikan karakter perlu dikembangkan di Indonesia karena ada sepuluh tanda-tanda yang harus diwaspadai
Lebih terperinciGenerasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios
Generasi Santun Buku 1A Timothy Athanasios Teori Nilai PENDAHULUAN Seorang pendidik terpanggil untuk turut mengambil bagian dalam menumbuhkembangkan manusia Indonesia yang utuh, berakhlak suci, dan berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Dengan demikian, melalui pengajaran sastra, peserta didik. memiliki kemampuan memahami dan menghargai seni budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran sastra, khususnya mengenai cerita rekaan (cerita pendek, novel, dongeng, cerita anak, dan sebagainya), diberikan dengan maksud untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciASTA CITRA ANAK INDONESIA
Ide-ide atau konsep-konsep tentang kesejahteraan dan perlindungan anak yang ada pada saat ini tak bisa dilepaskan dari ide-ide atau konsep-konsep yang pernah muncul dan berkembang pada masa-masa sebelumnya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk tercapainya suatu tujuan dalam hidup bermasyarakat setiap individu mempunyai urusan yang berbeda-beda. Tujuan tersebut bisa tercapai ketika individu mau
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM. A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu
BAB IV ANALISIS KORELASI AJARAN WU CHANG TERHADAP PERILAKU EKONOM A. Ajaran Wu Chang (lima kebajikan) dalam Agama Khonghucu Khonghucu merupakan salah satu agama yang sangat menekankan etika moral, namun
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PEMAKALAH PENDAMPING
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MENJADI GURU INSPIRATOR Kenali dan Kembangkan Kemampuan Intelegensi Generasi Emas untuk Indonesia Emas PEMAKALAH PENDAMPING Sabtu, 22 Rajab 1437 H / 30 April 2016 M Auditorium
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: HIBURAN
SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: HIBURAN Standar Dasar 1. PKn Membiasakan hidup bergotong royong 2. IPS Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis Melaksanakan
Lebih terperinciNILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati
NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan akan menentukan kelangsungan hidup manusia. Seorang manusia tidak cukup dengan tumbuh
Lebih terperinciABSTRAK. spiritual yang ditanamkan pada sekolah di SMPN 1 Bandung dan SMPN 2
ABSTRAK Tesis dengan judul Strategi Penanaman Nilai-Nilai Spiritual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa (Studi Multisitus pada SMPN 1 Bandung dan SMPN 2 Bandung Tulungagung) ini ditulis oleh
Lebih terperinci