2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
|
|
- Hartanti Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dilihat dari segi tujuannya, bangsa Indonesia menghendaki kaum terpelajarnya bukan sekedar berilmu, cakap dan kreatif berarti memiliki tingkat kemampuan yang baik ditinjau dari dimensi intelektual, tapi juga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai potensi dari dimensi religiusitas, disamping itu berakhlak mulia yang menjadi potensi dari dimensi karakter dan moral, serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai potensi dari dimensi kebangsaan. Jika mengacu kepada penjabaran di atas, maka pendidikan nasional Indonesia seharusnya sarat dengan pembelajaran yang berdimensi moralitas, tetapi realitasnya masih jauh dari yang diharapkan. Kondisi tersebut tampak pada beberapa hasil penelitian yang memfokuskan kajiannya pada pendidikan moral, agama, nilai dan karakter yang menunjukkan terjadinya gejala penurunan dan pengikisan moral bangsa Indonesia yang menyebabkan kegagalan pembangunan bidang pendidikan (Hakam, 2010:22). Dari hasil penelitian lainnya, ditemukan adanya gejala kondisi negatif yang cukup serius di sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, yaitu dekadensi moral dan sosial yang akar permasalahannya
2 2 adalah kegagalan pendidikan formal dalam mengembangkan masyarakat yang penuh dengan kepemilikan nilai, kebajikan dalam hati, pikiran dan jiwa dalam diri manusia secara individual, sehingga memerlukan solusi yang sistemik melalui pendidikan karakter (Sukardi dalam Budimansyah, 2011: 79). Sedangkan dari hasil pengamatan Harsono yang dikutip oleh Ruyadi (2001) mengungkapkan bahwa munculnya fenomena yang menghawatirkan nasib bangsa dan negara ke depan, yaitu fenomena mulai lunturnya karakter luhur di kalangan siswa, mahasiswa, dan generasi muda, dimana krisis moral tersebut merupakan salah satu indikator dari kurang berhasilnya pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal (dalam Budimansyah, 2001:331). Pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi, pelaksanaannya diimplementasikan melalui tujuan pendidikan nasional yang kemudian direalisasikan melalui kurikulum lebih sebagai panduan praktis pendidikan formal mengutamakan upaya-upaya pencapaian keberhasilan tujuan pendidikan dan pembelajaran pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif yang sebetulnya merupakan esensi pendidikan itu sendiri terabaikan. Tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro mengingatkan, selama sekolah masih ditujukan kepada pencarian dan pemberian ilmu dan pkecerdasan fikiran, maka akan menyuburkan sifat egoisme, materialisme dan anti sosial (Budimansyah, 2011). Kleden memberikan pandangan mengenai peran penting pendidikan dalam pembangunan bangsa, bahwa pendidikan merupakan simpul utama dari upaya perubahan habitus bangsa yang saat ini semakin jauh dari karakter kebangsaaan (Kompas, 26 Maret 2013). Pandangan yang sama juga dikemukakan Sukadi jika pembudayaan nilai-nilai menyimpang, pada dasarnya juga hasil proses pendidikan, karena pembudayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa ada yang salah dalam proses pendidikan di negeri ini sehingga melahirkan generasi masyarakat yang kurang berkarakter (dalam Budimansyah, 2011 : 8).
3 3 Pendidikan yang menekankan pada kecerdasan intelektual sangat penting untuk terus dikembangkan, namun ada kecerdasan yang tidak kalah pentingnya adalah kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial pada anak perlu dikembangkan agar anak dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial secara baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual lebih berpengaruh bagi kesuksesan seseorang dalam kehidupannya pada masa mendatang bila dibandingkan dengan kecerdasan intelektual. Penelitian Daniel Goleman pada tahun 1995 dan 1998 menyatakan bahwa kecerdasan intelektual memberikan kontribusi 20% terhadap kesuksesan seseorang, sedangkan 80% sangat tergantung pada kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual. Bahkan dalam keberhasilan di dunia kerja, kecerdasan intelektual hanya memberikan kontribusi sebanyak 4% saja (Hakam, dalam Budimansyah 2011: 382). Kecerdasan sosial menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Banyak kegiatan dalam hidup terkait dengan orang lain, siswa yang gagal mengembangkan kecerdasan sosialnya akan megalami banyak hambatan dalam dunia sosial, pada akhirnya mereka tersisih secara sosial dan mengalami berbagai masalah sosial. Masalah sosial yang sering terjadi pada siswa seperti siswa tidak mampu bersosialisasi secara baik dengan teman sebaya, kurang mampu memelihara hubungan sosial dan belum mampu mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial. Masalah-masalah seperti itu dibuktikan oleh penelitian yang terkait dengan hubungan sosial diantaranya dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI terhadap siswa di 18 propinsi (Pikiran Rakyat, 2011), terdapat satu dari enam siswa mengalami kekerasan di sekolah dengan cara dilukai, diberi ancaman, diteror dan mendapatkan sikap permusuhan sehingga menimbulkan stress (76%), menyebabkan hilang konsentrasi (71%), menyebabkan gangguan tidur (71%), paranoid (60%), sakit kepala (55%). Sedikitnya 25% siswa yang diganggu memilih menghabisi nyawanya sendiri dengan jalan bunuh diri. Tindakan
4 4 kekerasan juga berdampak pada para pelaku, yaitu mereka merasa menjadi jagoan sehingga senang berkelahi (54%), berbohong (87%) dan tidak memperdulikan peraturan sekolah (33%). Kecerdasan sosial merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi kelompok dan erat kaitannya dengan sosialisasi, serta merupakan kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan untuk mengetahui orang lain (Puluhulawa, 2012 : 18). Seseorang yang mempunyai kecerdasan sosial yang baik akan mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam lingkungan sosial, dan hidupnya bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga orang lain. Kemampuan seperti inilah yang dibutuhkan oleh anak agar mudah dalam menghadapi tantangan kehidupan hingga dewasa nanti. Masalah sosial yang terjadi pada anak anak dan remaja tidak boleh dianggap remeh, karena mereka sebagai generasi penerus bangsa haruslah bebas dari masalah. Jika anakanak dan remaja mengalami masalah dan tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka bangsa Indonesia kehilangan generasi penerus cita-cita bangsa yang berdaya guna, kreatif, sehat jasmani dan rohani. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta pelatihan dalam membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, emosional maupun sosial. Pedagog asal Jerman F.W. Foester berpandangan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk membentuk karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial subyek dengan perilaku hidup yang dimilikinya (dalam Kleden, 2013) pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Habibah (2008:35) menuliskan dalam laporan penelitiannya bahwa pendidikan yang dilakukan di sekolah adalah proses membantu siswa mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritikal, sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki fikiran dan perasaan mereka. Sedangkan Muslich (2010 : 136) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk perbaikan masyarakat yang paling strategis agar kembali memiliki kecerdasan sosial adalah melalui pendidikan, dan
5 5 pada dasarnya tujuan pendidikan nasional sarat dengan hakikat pencapaian kecerdasan sosial sebagaimana dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berisikan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Masalah sosial bukan hanya saja terjadi pada siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) khususnya siswa kelas IV dan V juga mengalami masalah sosial dan masalah penyesuaian diri, salah satu penyebabnya karena mereka memasuki masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja awal yang disebut masa praremaja. Pada masa praremaja ditandai oleh sifat sifat negatif pada diri anak sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif. Sifat-sifat negatif tersebut diantaranya adalah negatif dalam berprestasi baik prestasi jasmani maupun mental, dan negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat. Kenyataan yang ada di sekolah dasar pada umumnya saat sekarang lebih mengutamakan dalam membantu siswa untuk mengembangkan potensi akademiknya saja, sedangkan dalam mengembangkan kecerdasan sosial sering diabaikan. Siswa lebih banyak mendapatkan pembelajaran bagaimana belajar yang baik agar mendapatkan prestasi akademik yang memuaskan, sedangkan aspek sosial sebagai persiapan siswa untuk menghadapi lingkungan yang baru dikemudian hari masih sedikit diberikan. Sekolah haruslah memiliki program yang dapat mengembangkan berbagai aspek kecerdasan agar siswa dapat berkembang secara optimal bukan hanya dalam bidang akademik, pribadi, namun juga dalam bidang sosial. Program tersebut dapat direalisasikan dalam proses pembelajaran baik yang bersifat intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler secara integral termasuk dalam kurikulum persekolahan, dan memiliki peran dalam
6 6 membantu mengembangkan siswa sesuai dengan bakat dan minat mereka. Disebut ekstrakurikuler karena program pendidikan yang dikembangkan di luar jam pelajaran regular, dan menjadi pelengkap bagi pengembangan kurikulum inti yang tidak sempat dikembangkan pada jam pelajaran di sekolah oleh para guru (Danial, dalam Budimansyah, 2011 : ). Program ekstrakurikuler bermacam-macam bentuk dan ragamnya, karena memang diadakan untuk siswa dengan sejumlah program pilihan yang berbasis pada program pengembangan diri siswa. Salah satu program ekstrakurikuler yang dipandang cukup berperan penting dalam upaya mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah diantaranya adalah pramuka, bahkan program pramuka merupakan program ekstrakurikuler wajib diselenggarakan oleh institusi pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas. Dalam rangka merealisasikan Undang Undang Nomor 12 tahun 2010 berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang bertujuan untuk dapat melahirkan generasi muda yang memiliki kepribadian, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (Magdalena, 2011 : 46), sehingga diharuskan ada dan wajib diselenggarakan oleh setiap jenjang sekolah dan menjadi salah satu program ekstrakurikuler wajib bagi semua siswa. Sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang merupakan salah satu sekolah percontohan di Kota Serang. Berdasarkan data prestasi yang pernah diraih oleh SDN 3 Kota Serang baik prestasi akademik maupun prestasi ekstrakurikuker tingkat kota sampai tingkat propinsi. Khusunya prestasi dalam bidang kepramukaan dapat menjadi gambaran bahwa SDN 3 Kota Serang telah melaksanakan program untuk mengembangkan potensi akademik siswa yang dipadukan dengan aspek sosial dilaksanakan dalam kegiatan intrakurikuler pengembangan potensi pribadi yang dilakukan dalam program kokurikuler serta potensi sosial dan karir siswa melalui program ekstrakurikuler diantaranya adalah kepramukaan. Khususnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kota
7 7 Serang memberikan banyak penghargaan dan prestasi baik pada tingkat Kecamatan Serang, Kota Serang, maupun Propinsi Banten. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas dan wali kelas IV dan V SDN 3 Kota Serang pada hari Jum at tanggal 5 dan 12 April 2013 menunjukkan bahwa siswa kelas IV dan V cenderung kurang tertib dalam belajar, belum mampu menjalin hubungan baik dengan teman sebaya, tidak disiplin waktu dan berpakaian, sering melanggar peraturan sekolah dan sering bertengkar dengan teman baik di dalam maupun di luar kelas, tidak peduli pada kebersihan lingkungan, serta masalah-masalah sosial lainnya. Goleman mengemukakan dua kategori kecerdasan sosial, yakni kesadaran sosial, dan fasilitas sosial (dalam Puluhulawa, 2012 : 7) Jika disesuaikan dengan menggunakan kategori kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Goleman, maka siswa kelas IV dan V di SDN 3 Kota Serang masih menunjukkan kesadaran sosial yang rendah, dimana siswa belum mampu memahami keadaan batiniyah seseorang, dan belum memahami perasaan dan pikirannya. Jika diamati tentang fasilitas sosial yang terdapat di SDN 3 Kota Serang, siswa belum sepenuhnya diberikan kesempatan untuk berinteraksi secara maksimal dan efektif. Proses pembelajaran yang dipadukan dengan aspek sosial diantaranya yang diselenggarakan melalui kegiatan pramuka belum dilaksanakan secara sungguhsungguh dan serius dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Bertitik tolak dari uraian di atas, diperlukan adanya penelitian tentang Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa melalui Kegiatan Pramuka. Oleh karena itu, penelitian ini akan lebih memfokuskan pada kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam mengupayakan pembinaan kecerdasan sosial siswa SD di Kota Serang, dan peneliti menentukan SDN 3 Kota Serang sebagai lokasi penelitian. 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah
8 8 kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam membinaan kecerdasan sosial siswa?. Agar permasalahan pada penelitian ini dapat diteliti secara mendalam, maka dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah program kegiatan pramuka dalam pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang? 2. Bagaimanakah proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam pembinaan kecerdasan sosial siswa? 3. Kendala-kendala apa yang menghambat pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang. Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: a. Mengetahui isi program kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang. b. Mengetahui proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam membina kecerdasan sosial siswa. c. Mengetahui kendala-kendala yang menghambat pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang. 1.4 Manfaat Penelitian
9 9 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran akademik terutama dalam rangka mengembangkan pendidikan nilai dan karakter di sekolah dan beberapa manfaat lain yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya adalah: a. Memberikan kontribusi keilmuan bagi Pendidikan Umum. Pada tataran konseptual, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam membangun dan menyelenggarakan pendidikan karakter. b. Menambah wawasan terutama bagi kalangan pendidik dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan karakter. c. Membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan sosial sebagai salah satu wujud indifidu yang berkarakter cerdas. d. Sebagai bahan masukan bagi pihak SDN 3 Kota Serang dalam upaya pembinaan kecerdasan sosial bagi siswanya. e. Meningkatkan peranan ekstrakurikuler pramuka sebagai salah satu wahana edukatif pendidikan karakter. f. Bagi kegiatan penelitian sejenis, khususnya di lingkungan pendidikan dapat memberikan informasi dan telaah kepustakaan mengenai pendidikan karakter. 1.5 Struktur Organisasi Tesis Struktur organisasi tesis ini memuat urutan penulisan dari setiap bab yang terdapat di dalam tesis ini, mulai dari bab satu sampai bab terakhir. Struktur organisasi tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah dan pernyataan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Bab II merupakan kajian teoritis terhadap maslah yang diteliti, yaitu Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka (Studi kasus di sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang) yang terdiri dari
10 10 kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka. Bab III memuat metode penelitian, yang meliputi metode dan pendekatan penelitian, sumber data, instrument penelitian, tenik pengumpulan data, langkah langkah penelitian, teknik analisis dan interpretasi data. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, temuan-temuan hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi serta pembahasan. Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi yang berharga bagi peradaban umat manusia, pada saat yang bersamaan pendidikan dan penalaran moral juga merupakan pilar yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan
1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan harus ditanamkan dalam satuan pendidikan, karena pendidikan karakter sebagai dasar pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan tentang dasar, fungsi dan tujuan sisdiknas yaitu sebagai berikut: Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan
BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka pembentukan dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengalaman siswa dalam mengembangkan keterampilan berpartisipasi sangat penting untuk dibangun pada jenjang persekolahan. Siswa sebagai generasi penerus yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana atau tradisional ke masyarakat yang modern sangat mempengaruhi kehidupan. Akibat dari berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum 2013 kini sedang hangat dibicarakan oleh para guru, wali murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada beragam pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dan komunikasi berkembang secara cepat seiring dengan globalisasi sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berkembang dengan cepat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinci2015 PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI BERDASARKAN PROFIL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan tongkat estafet majunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang sangat penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undangundang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
Lebih terperincifaktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya sebatas media menyalurkan ilmu dari pendidik kepada siswa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan bangsa. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinci2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makna pendidikan apabila diartikan dalam suatu batasan tertentu maka dapat diartikan bermacam-macam dan memunculkan beragam pengertian. Pendidikan dalam arti sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha membantu individu dalam mengembangkan potensinya agar mencapai perwujudan diri. Perwujudan diri akan tampak dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari keberadaan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia {human resources), pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan tentu sudah tidak asing lagi, begitu juga di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Penyeragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia, yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengusahakan untuk mencerdaskan kehidupan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan karakter merupakan proses pembentukan karakter yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan emosional, spiritual, dan kepribadian seseorang. Oleh sebab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan di Negara Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang
Lebih terperinci, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung
1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan individu agar dapat mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. Pendidikan juga merupakan dasar bagi kemajuan individu dan kelansungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan manusia dalam pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dijalankan secara terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan
Lebih terperinciDisusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A
PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan seseorang karena melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan, keterampilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi ini, melihat realitas masyarakat baik kaum muda maupun tua banyak melakukan perilaku menyimpang dan keluar dari koridor yang ada, baik negara, adat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia baik fisik maupun moril, sehingga pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun
BAB I PENDAHUHUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman, apalagi memasuki dunia globalisasi abad 21, berbagai permasalahan di bidang pendidikan haruslah segera dicarikan solusinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena pendidikan adalah upaya manusia untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU
PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperincimemajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk manusia untuk berbudaya atau beradab itu lebih mudah jika ia terdidik atau terpelajar. Hal ini tidak berarti bahwa manusia yang terdidik dan terpelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah
Lebih terperinci