BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad
|
|
- Farida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lao Zi adalah salah satu filsuf yang berpengaruh di Cina. Lao Zi (dibaca Lao Zi) atau lebih dikenal di Indonesia dengan nama Lao Tzu memiliki nama asli Li Er, hidup pada abad ke-4 ( SM) di provinsi Ku, Negara Chu, sekarang dikenal dengan Provinsi Henan. Pada saat zaman periode perang saudara ( SM), Lao Zi memunculkan hasil pemikirannya yang disebut Wu Wei atau tidak ada tindakan. Inti pemikiran tersebut dimunculkan setelah Lao Zi mengamati dan merenungkan fenomena alam (Dao) serta realitas hidup masyarakat feodal yang menderita akibat peperangan yang terjadi pada saat itu, sekaligus untuk menentang inti pemikiran yang lain yang muncul, yaitu You Wei yang secara harafiah diartikan sebagai mempunyai tindakan. Menurut Lao Zi lebih baik berdiam diri, bersikap tenang dan sederhana dalam menyelesaikan segala sesuatu tanpa harus mengorbankan banyak nyawa yang tak berdosa, karena pada akhirnya hanya akan menimbulkan kerisauan pada hati. Selama ini paradigma orang berpendapat bahwa Dao (dibaca Tao) merupakan inti ajaran Lao Zi dan pengikutnya disebut dengan Dao Jia. Namun, sebenarnya Lao Zi hanya mengembangkan ajaran Dao tersebut. Lao Zi menggabungkan inti pemikirannya yaitu Wu Wei dengan ajaran Dao yang sudah ada, sehingga menghasilkan kitab Daode (Daodejing).
2 Dao Lao Inti pemikiran Daodejing Gambar 1: Skema Daodejing Kitab Daode terbagi atas dua judul yaitu kitab De yang disebut Dejing dan kitab Dao yang disebut Daojing. Kitab Daode terdiri dari 5000 aksara Cina, dalam 81 bab. Kitab Dao terdiri dari 37 bab (bab 1- bab37), kitab De terdiri dari 43 bab (bab38- bab 81). Di dalam kitab Daode terdapat nilai etika seperti nilai etika Yin dan Yang, nilai etika Dao dan nilai etika Wu Wei. Nilai Wu Wei merupakan nilai etika dalam buku Daodejing (kitab Daode) yang jarang dipelajari, karena pada zaman sekarang orang-orang cenderung lebih mengenal nilai etika You Wei. Secara harafiah You Wei berarti mempunyai tindakan, namun makna sebenarnya dari You Wei adalah sifat yang bertujuan untuk mendapatkan apresiasi, balas jasa, bahkan pahala di akhirat nanti atas segala perbuatan yang dilakukan sedangkan Wu Wei sebaliknya. Nilai Wu Wei diterjemahkan secara harafiah tidak mempunyai kegiatan atau tidak berbuat, dalam arti berada dalam posisi yang wajar, tidak melebih-lebihkan, serta tidak melawan hakekat yang sudah ditetapkan. Melihat Wu Wei dengan kacamata filsafat memiliki
3 makna yang lebih dalam, bahkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia. Nilai Wu Wei sudah lama diterapkan oleh masyarakat Cina, seperti yang terdapat pada buku Ceng Shi Qiang yang berjudul Zhong Guo Shi Guan Li (2003: 127) menyatakan: Wu Wei sebagai standart dalam kehidupan masyarakat pada masa itu, di mana diaplikasikan dalam dunia bisnis, hukum, bahkan pemerintahan. Agar nilai Wu Wei dapat dijalankan, maka harus memiliki tiga nilai dasar moral. Pertama, rendah hati yang mempunyai arti bersatu dengan inti kehidupan, selalu dekat dengan keaslian diri yang sederhana dan tulus. Kedua, lemah lembut yang mempunyai arti menjauhi kekerasan, karena hakikat kekerasan adalah merebut sesuatu untuk diri sendiri. Ketiga, penyangkalan diri yang mempunyai arti manusia tidak merasa memiliki dirinya sendiri dan hanya orang yang menyangkal diri dengan mengatakan bahwa dia bukan pemilik dirinya, akan dapat masuk dalam ketenangan sempurna. Tiga nilai dasar moral Wu Wei yang diajarkan oleh Lao Zi merupakan nilai yang tertinggi dalam nilai moral manusia, karena ketika manusia dapat melaksanakan ketiga nilai moral tersebut maka manusia dapat mencapai keadaan Dao (kebahagiaan tertinggi). Nilai Wu Wei jika dilihat dari sistem perekonomian sekarang, eksistensinya sudah mengalami kemerosotan dan mungkin sudah jarang bisa ditemukan. Hal ini disebabkan masyarakat yang hidup pada zaman sekarang lebih memprioritaskan hal yang bersifat You Wei seperti yang dijelaskan di atas. Meskipun nilai Wu Wei telah mengalami kemerosotan, namun tak dapat dipungkiri bahwa nilai Wu Wei masih mempunyai makna dan masih mampu memberikan inspirasi bagi
4 sebagian kalangan masyarakat, salah satunya adalah Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah dibentuk oleh seorang Bhiksuni yang dikenal hangat masyarakat dengan sebutan Sheng Yan. Eksistensi Wu Wei dapat dilihat dalam tiga renungan yang dikutip dari buku Sheng Yan yang berjudul 108 adages of wisdom. Renungan pertama tentang kerendahan hati. Nilai moral tersebut diibaratkan alam semesta dalam konsep Dao, yang menyatakan bahwa alam semesta bisa berlangsung lama karena alam melakukan segala sesuatu dengan tidak mementingkan diri sendiri, oleh karena itu alam bisa bertahan. Kerendahan hati juga membuat kita dicintai dan dihormati. Sheng Yan (2008: 127) menyatakan bahwa: Hidup yang positif berlandaskan kerendahan hati, semakin rendah ego kita, maka semakin besar rasa aman yang akan kita rasakan., Renungan kedua tentang kelemah-lembutan. Nilai moral tersebut sangat menentang kekerasan, karena dalam konsep Dao dikatakan bahwa mengalah berarti memelihara, bersikap lentur berarti melangkah maju. Sheng Yan (2008: 46) menyatakan bahwa: Bersikap bijak dalam meluruskan prasangka dan menyelesaikan masalah, memberikan kemudahn kepada orang lain dengan cinta kasih dan kelemah-lembutan, maka akan mengurani kerisauan dalam hati. Renungan ketiga tentang penyangkalan diri. Nilai moral tersebut apabila dilihat dalam konsep Dao, maka dikatakan bahwa tidak ada motif keakuan dalam hal penciptaan. Oleh karena itu segala hal yang dapat memacu tingkatnya rasa ketidakpuasan dan keserakahan manusia hanya akan menghasilkan akhir yang tidak baik, seperti halnya dengan harta yang melimpah dan kepopularitas hanya akan menuntun seseorang menjalani hidup yang menyimpang, serta menimbulkan kecemburuan sosial. Sheng Yan (2008: 129) menyatakan
5 bahwa: Orang bijak hidup selaras dengan kebenaran, orang dungu hidup demi mengejar kemashyuran dan kekayaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti nilai Wu Wei berlandaskan tiga nilai dasar moral melalui pendekatan nilai moral. Penulis mencoba untuk mengkaji lebih jelas lagi tiga dasar moral dari nilai Wu Wei. 1.2 Batasan Masalah Sebuah penelitian perlu dibatasi agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan menjadi tidak terfokus. Maka, penulis membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada tiga nilai dasar moral Wu Wei dalam pendekatan nilai moral individu dan nilai moral sosial. 1.2 Rumusan Masalah Nilai moral yang terkandung dalam nilai Wu Wei tentu akan memberikan dampak positif serta mampu memberikan pengaruh besar dalam pola berpikir dan berperilaku yang lebih baik didalam masyarakat. Melalui buku yang berjudul Lao Zi Says, peneliti akan mengkaji beberapa hal yaitu: 1. Bagaimana tiga moral Wu Wei dalam karya Lao Zi Says? 2. Nilai moral Wu Wei manakah yang paling dominan dalam aplikasi kehidupan dalam karya Lao Zi Says?
6 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tiga nilai moral Wu Wei dalam karya Lao Zi Says 2. Mengetahui nilai moral Wu Wei yang paling dominan dalam aplikasi kehidupan dalam karya Lao Zi Says 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan mampu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak serta dapat memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat, sehingga kajian tersebut dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengaplikasian nilai Wu Wei secara tepat dan akurat dalam kehidupan kemasyarakatan Manfaat Praktis Melalui penelitian ini, dengan mengetahui nilai Wu Wei dari tiga nilai dasar moral yang terkandung di dalamnya diharapkan dapat menambah pengetahuan setiap orang yang tertarik untuk mempelajari pemikiran Lao Zi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kuno Dinasti Han yang disebut dengan Ma Wang Dui pada tahun Di tengah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Andri Wang penulis buku Dao De Jing-Lao Zi yang merupakan buku pertama yang diterjemahkan secara utuh dan komplit dari manuskrip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu filsafatnya. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Cina juga
Lebih terperinciLAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui
LAMPIRAN Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan
Lebih terperinci"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan."
"Ia [kasih]tidak melakukan yang tidak sopan." SOPAN SANTUN Nilai sopan santun sangat kurang dihargai. Banyak orang yang baik hatinya kurang memiliki tingkah laku yang baik. Banyak orang dihormati karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan penyelidikan atau mempelajarinya (KBBI, 2003:1998). Pustaka adalah kitab-kitab;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang s2ampai Merauke dengan luas 5.193.250 kilometer persegi 1 sudah pasti menyebabkan munculnya keanekaragaman dan kemajemukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni meramal merupakan salah satu bentuk tradisi yang sudah lama berkembang dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Seni meramal ini muncul ketika manusia mulai mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan salah satu kota yang sangat heterogen dari segi penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga suku bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting yang menentukan dan mempengaruhi berjalan tidaknya, maju mundurnya suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Filsuf Prancis, Rene Descartes ( ) menegaskan cogito ergo sum yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang cerdas karena dikaruniai kemampuan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang benar, yang sama sekali tidak dimiliki oleh makhluk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang penggunaan kata penghubung hǎi shì ( 还是 )dan huò zhě( 或者 )dalam kalimat bahasa Mandarin telah banyak dilakukan. Berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di negara China, puisi merupakan sesuatu yang tidak asing lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara China, puisi merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat China. Perkembangan puisi tidak terlepas dari kondisi kehidupan masyarakat China dan
Lebih terperinciBAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA
BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA A. PENGANTAR Filsafat Cina bermula pada masa awal seribu tahun pertama sebelum Masehi. Pada awal abad ke-8 sampai dengan abad ke-5 sebelum Masehi filsafat Cina mempunyai
Lebih terperinciMODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH. Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL PENGANTAR FILSAFAT (PSI 113) MODUL 1 PENGERTIAN DAN PERENUNGAN KEFILSAFATAN DISUSUN OLEH Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2012 Revisi (Tgl) : 0 (10 Juni 2013) 1 / 12 PENGERTIAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD
BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD Berbagai pengertian dan pengembangan pendidikan Islam yang disampaikan oleh beberapa ahli pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh
Lebih terperinciPendahuluan BAB I. A. Pengertian
BAB I Pendahuluan A. Pengertian Sebelum memasuki topik bahasan pokok, ada baiknya dipahami terlebih dulu tentang pengertian etika. Apakah etika itu? Etika dalam pengertian keilmuan adalah ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERBANDINGAN. a. Keharusan saling mengenal, b. Keberagamaan keyakinan, c. Keberagamaan etnis.
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN A. Keharusan Saling Mengenal Di sini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan pemikiran pluralisme agama dalam Islam dan pluralisme agama menurut Alwi Shihab, meliputi:
Lebih terperinciDewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka
Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka a). Yuan Shi Tian Zun Yuan Shi Tian Zun adalah Ling Bao Tian Zun dan Tai Shang Lao Jun. Dia sering disebut juga Yuan Shi Tian Wang. Menurut Taoisme, tiga maha dewa ini
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR ISI MATA PELAJARAN AGAMA KHONGHUCU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciFilsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan
Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya
Lebih terperinciHati ke Hati Andreas Pratama
1 book 2 SERI DHARMA PUTRA INDONESIA 6 Hati ke Hati Andreas Pratama Anda boleh mengunduh, mencetak, menyalin, dan membagi buku ini selama tidak dijual. Hati ke Hati Penulis Andreas Pratama Penggambar Andreas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciSedangkan bumi adalah penerima atau penampung sumber yang diturunkan. Secara kualitatif langit adalah sesuatu yang tinggi dan bumi adalah sesuatu
BAB V A. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan analisis di atas (masalahmasalah yang penulis rumuskan), yaitu terkait dengan judul Keseimbangan Dualitas Sifat Ilahi Menurut Sachiko Murata (Kajian Gender
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinasti Táng (618-906 AD) sangat terkenal dengan karya sastranya, salah satunya adalah puisi. Dalam puisi identik dengan aspek keindahan, pesan tak langsung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mempengaruhi diri dan pola perilaku manusia. Tidak jarang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini banyak berbagai macam gaya kehidupan yang sangat mempengaruhi diri dan pola perilaku manusia. Tidak jarang perilaku manusia yang tinggal khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi
Lebih terperinciPENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA DISUSUN OLEH: Nama : Desi Purwati NIM
Lebih terperinciA. Pengertian dan Kategori Nasionalisme
A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme Nasionalisme adalah rasa kesadaran untuk berbangsa dan bernegara sendiri secara berdaulat. Menurut Dr. Hertz, nasionalisme mengandung empat unsur yaitu sebagai berikut:
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
SIFAT DUNIA BARU Suatu Realitas yang Sungguh-sungguh. Berulang-ulang Alkitab menyatakan bahwa rumah kekal, akan menjadi tempat yang sungguh nyata, tempat yang dihuni manusia yang memiliki tubuh dan otak,
Lebih terperinciSEKOLAH SESUDAH INI. "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka."
SEKOLAH SESUDAH INI "Dan mereka akan melihat wajah-nya dan nama-nya akan tertulis di dahi mereka." Sorga adalah sebuah sekolah; bidang studinya, alam semesta; gurunya, Yang tak berkesudahan hari-nya. Cabang
Lebih terperinciMAKALAH 6 : PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU TERHADAP MASALAH PERDAMAIAN DAN KEADILAN. Oleh: Ws. Dr. Oesman Arif
MAKALAH 6 : PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU TERHADAP MASALAH PERDAMAIAN DAN KEADILAN Oleh: Ws. Dr. Oesman Arif Masalah perdamaian dan keadilan tidak dapat dipisahkan. Perdamaian dalam masyarakat dapat terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. hakekat itu, manusia selalu berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri, saling membutuhkan dan saling tergantung terhadap manusia lainnya, dengan sifat dan hakekat
Lebih terperinciSUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6
SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA Week 6 Agama Islam menganggap etika sebagai cabang dari Iman, dan ini muncul dari pandangan dunia islam sebagai cara hidup manusia. Istilah etika yang paling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan
BAB II LANDASAN TEORI Eksistensi dari karya sastra di tengah masyarakat tidak lepas dari pengakuan masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, masyarakat itu sangatlah kompleks. Untuk menjadikan karya sastra
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran
Lebih terperinciFEBRUARI 2016/SET C/MPU3123 SKEMA JAWAPAN. ARAHAN : Jawab semua soalan dalam Buku Jawapan yang disediakan.
BAHAGIAN A : SOALAN STRUKTUR SKEMA JAWAPAN ARAHAN : Jawab semua soalan dalam Buku Jawapan yang disediakan. 1. Nyatakan EMPAT (4) sumber Tamadun Islam. - Al- Quraan - As-Sunnah - Ijtihad - Tamadun dan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman etnis, budaya, adat-istiadat serta agama. Diantara banyaknya agama
Lebih terperinciPlato lahir pada tahun 427SM, dari keluarga bansawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang Pelopenes. Plato meninggal di Athena pada tahun 348SM.
Rangkuman 13 tokoh etika. 1. Plato: Cinta kepada sang Baik - Etika Yunani Berabad-abad lamanya orang-orang Yunani hidup menurut tradisi dan kepercayaan keagamaan mereka. Dari masyarakat yang agraris, mereka
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. dengan masuknya etnik Tionghoa di Indonesia. Medio tahun 1930-an dimulai. dan hanya mengandalkan warisan leluhurnya.
BAB IV PENUTUP 1.1. Simpulan Agama Tao masuk dan berkembang di Indonesia sejak abad 6 SM seiring dengan masuknya etnik Cina di wilayah Nusantara. Agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Huang Di)
Lebih terperinciMari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran
book Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran Buddha bisa kita sebar kepada banyak orang. KARMA Ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia dalam kehidupannya. Kemajuan zaman memiliki nilai yang positif dalam kehidupan manusia, dimana pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat atau media komunikasi bagi manusia. Bahasa sendiri memiliki hubungan yang erat dengan sistem sosial dan sistem komunikasi. Sistem
Lebih terperinciSEJARAH PEREKONOMIAN
2 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL (2 SKS) POKOK BAHASAN : SEJARAH PEREKONOMIAN Oleh : DESKRIPSI Pertemuan kali ini akan di bahas mengenai mahzab-mahzab dalam sejarah perekonomian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.
Lebih terperinciIndonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau
Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya 1.340 Suku 300 Etnik 1.211 Bahasa 17.504 pulau Berfikir dengan menggunakan disiplin berfikir yang tinggi Berfikir secara sistematis
Lebih terperinciLITURGI BULAN KELUARGA GMIT JBOT Minggu, 29 Oktober 2017 TEMA: Keluarga: Tempat Menabur dan Merawat Benih-benih Kasih kepada Allah dan Sesama.
LITURGI BULAN KELUARGA GMIT JBOT Minggu, 29 Oktober 2017 TEMA: Keluarga: Tempat Menabur dan Merawat Benih-benih Kasih kepada Allah dan Sesama. FOKUS: SEMUA ANGGOTA KELUARGA PENGANTAR IBADAH NARATOR 1 :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia, salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan adalah pendidikan.
Lebih terperinciDALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:
A. DEFINISI AGAMA 1. Mennurut KBBI : suatu sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan (dewa & sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiba-kewajiban yang bertalian dengan ajaran itu 2. Atau seperangkat
Lebih terperinciFilsafat Umum. Filsafat Timur. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 6 Filsafat Timur Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. PERBEDAAN FILSAFAT BARAT DAN TIMUR BARAT Pengetahuan Mengutamakan akal sebagai alat penalaran
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERILAKU MORAL
TEORI ETIKA PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL Beberapa konsep yang memerlukan penjelasan, antara lain: perilaku moral (moral behavior), perilaku tidak bermoral (immoral behavior), perilaku di luar kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dalam pengertian umum memiliki peranan yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian umum memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, karena pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pelecehan-pelecehan yang dilakukan oleh aparat-aparat yang. beralasan dari masyarakat pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman modern ini, keberadaan kaum waria seakan penuh dengan nilai-nilai negatif dalam pribadi seseorang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupannya,
Lebih terperinciIKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid
c Demokrasi Lewat Bacaan d IKATAN KEADABAN Oleh Nurcholish Madjid Dalam menegakkan masyarakat madani atau civil society, Nabi Muhammad saw, tidak pernah membedakan antara orang atas, orang bawah, ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan seluruh umat manusia. Betapa pentingnya pendidikan sehingga siapapun tidak dapat lepas dari proses pendidikan,
Lebih terperinciA N A L I S I S K E B I J A K A N P E N A N G G U L A N G A N K E M I S K I N A N K A B U P A T E N K U T A I K A R T A N E G A R A
e J o u r n a l A d m i n i s t r a t i v e R e f o r m, 2 0 1 3, 1 ( 3 ) : 656-677 I S S N 2 338-7637, a r. m i a n. f i s i p - u n m u l. a c. i d Љ C o p y r i g h t 2 0 1 3 A N A L I S I S K E B I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak, dimana anak mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Walaupun seorang anak telah mencapai masa remaja dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan rela untuk berbuat sesuatu untuk orang lain, tanpa berharap mendapatkan imbalan apa pun, sebaliknya
Lebih terperinciPROFIL ANAK PUNK. (Studi Kasus di Pasar Gemolong) SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
PROFIL ANAK PUNK (Studi Kasus di Pasar Gemolong) SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan Di susun Oleh: MITA HARYANTO A220080027 FAKULTAS
Lebih terperinciKesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A.
Kesalehan Ayub (Ayub 1-2) Ev. Bakti Anugrah, M.A. Kesalehan menjadi sesuatu yang langka di zaman kita. Barang langka cenderung menjadi mahal atau dianggap aneh. Seorang yang saleh itu dapat menjadi aneh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sistem kontrol sosial yang belum memadai dan penegakan hukum yang
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi sebenarnya termasuk penyakit universal, sebab hampir seluruh negara dihinggapi penyakit ini, terlebih lagi pada negara yang sedang berkembang dikarenakan
Lebih terperinciPendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 1) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:
Modul ke: Pendidikan Pancasila Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 1) Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Pancasila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu negara. Dampak korupsi bagi negara-negara dengan kasus korupsi berbeda-beda bentuk,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi dewasa ini sudah semakin berkembang baik dilihat dari jenis, pelaku maupun dari modus operandinya. Masalah korupsi bukan hanya menjadi masalah nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala 1. Pada satu pihak, ada orang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. boros dan berlebihan. Konsumsi dalam masyarakat konsumerisme tidak lagi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pertama, perilaku konsumerisme merupakan gejala sosial dan ekonomi yang muncul karena perkembangan hasrat dari selera konsumen yang cenderung boros dan berlebihan. Konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terkadang dalam prakteknya, anak tidak selalu memahami arti. mendengarkan ceramah dari guru, mengerjakan tugas, dan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan korupsi yang terjadi di Indonesia selalu menjadi hal yang hangat dan menarik untuk diperbincangkan. Salah satu hal yang selalu menjadi topik utama
Lebih terperinciAgama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama
Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang indah, tetapi tidak setiap remaja dapat menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang beberapa permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai sebuah media massa, menggunakan iklan sebagai sumber pendapatan dan keuntungan. Televisi juga menggunakan rating untuk menjual airtime kepada pengiklan
Lebih terperinciGPIB Immanuel Depok Minggu, 15 Nopember 2015 TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA
PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI MINGGU XXV SESUDAH PENTAKOSTA Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah
Lebih terperinciTATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI
TATA IBADAH NUANSA PEMUDA TEMA TEOLOGI DAN TEKNOLOGI Minggu, 15 Mei 2016 PERSIAPAN *Doa Pribadi Umat *Doa Konsistori UCAPAN SELAMAT DATANG P2: Selamat malam dan selamat beribadah di hari Minggu, Hari Pentakosta,
Lebih terperinciDoakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu
Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu (HeryArianto) I. Landasan Hukum Syar i Banyak di antara kita kaum muslimin yang berdoa kepada Allah Swt. sebagai wujud dari sebuah pengakuan hamba yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan
BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir
Lebih terperinciSeni Berperang Sun Tzu
Seni Berperang Sun Tzu Penerbit PT Elex Media Komputindo THE ART OF WAR SUN TZU Translated from Chinese Language to English by: James Trapp First Published in 2015 by Amber Books Ltd 2011 Amber Books Ltd
Lebih terperinciBimbingan Ruhani. Penanya:
Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk
Lebih terperinciALKITAB. Alkitab The Bible Halaman 1
ALKITAB Pengantar Perempuan manakah yang tidak menghargai surat cinta dari orang yang ia cintai? Dalam diri kita semua terdapat suatu kebutuhan untuk mengetahui bahwa kita diperhatikan dan dihargai, terutama
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, Adapun Kajian Pustaka, Konsep, Landasan Teori penulis dalam penelitian analisis Bushou berdasarkan tingkat dasar huruf tunggal dan ganda pada HSK adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Indonesia merupakan masyarakat yang plural dan multikultural.
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN KUESIONER
68 DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Pengaruh Workplace Spirituality, Mentoring, Leader-Member Exchange, Gender, dan Umur terhadap Komitmen Organisasional (Studi Empiris pada KAP di Semarang) 1. Nama :... 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya terbatas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama memiliki pengaruh besar terhadap tindakan dan prilaku manusia yang memeluk suatu ajaran atau agama tersebut. Manusia terikat dengan aturan-aturan dan ideologi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN A. Analisis Terhadap Sanksi Pidana Pelanggaran Hak Pemegang Paten Menurut UU.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Analisis kesalahan pelengkap arah pelengkap arah sudah pernah diteliti. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian sebelumnya. Di Cina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat Cina
BAB I PENDAHULUAN Di dalam Bab I yang berupa pendahuluan ini mencakup tentang: latar belakang filsafat Cina, kekhasan filsafat Cina, kedudukan dan fungsi filsafat dalam peradaban Cina, dan asal-mula aliran-aliran
Lebih terperinciRevelation 11, Pembahasan No.7 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 17, Oleh Chris
Revelation 11, Pembahasan No.7 in Indonesian Language Seri kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 17, Oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab
Lebih terperinciKLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)
KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan makhluk sosial, bahasa merupakan alat utama dalam mendukung segala aktivitas manusia. Dengan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Ketika manusia berbicara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan berbahasa merupakan sebuah aktivitas sosial yang dapat terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Ketika manusia berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam suatu perusahaan sumber daya manusia yang merupakan salah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu perusahaan sumber daya manusia yang merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting. Sumber daya manusia harus dikelola sedemikian
Lebih terperinci