Analisa Unsafe Behaviour

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisa Unsafe Behaviour"

Transkripsi

1 Analisa Unsafe Behaviour Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi di CV. Wahana Cipta (Studi Kasus: Pembangunan Dermaga Multipurpose PT. Gresik Jasatama) Miftakhul Khoiri Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. Anny Maryani, S.T., M.T.

2 LATAR BELAKANG Penduduk Indonesia Sumber : Badan Pusat Statistik, R.I. Proyek Kontruksi rata-rata meningkat proyek di kota-kota besar di Indonesia dalam 2 tahun terakhir Sumber : Kemenakertrans, R.I.

3 KECELAKAAN KERJA Periode Tahun Sumber : Jamsostek, 2013 Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja No. Sektor Data 1. Konstruksi 32% 2. Industri 31,6% 3. Tranportasi 9,3% 4. Kehutanan 3,8% 5. Pertambangan 2,6% 6. Lainnya 20,7% Sumber : Maryani, 2012; data diperoleh dari Tren Konstruksi Juli 2010 Terjadi penurunan pada tahun , namun masih menduduki posisi teratas S u m b e r : K e m e n a k e r t r a n s, R. I.

4 RUMUSAN MASALAH Menganalisa Unsafe Behaviour pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi di CV. Wahana Cipta dan melakukan identifikasi untuk menekan timbulnya kecelakaan kerja akibat dari perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja dengan menggunakan FMECA (Failure Mode, Effect and Criticality Analysis).

5 TUJUAN PENELITIAN Melakukan analisa K3 di CV. Wahana Cipta dengan mengacu pada salah satu proyek yang dikerjakan. Mengidentifikasi kondisi paling kritis yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja akibat dari unsafe behaviour yang dilakukan pekerja. Memberikan rekomendasi perbaikan dari identifikasi perilaku tidak aman pekerja pada proyek yang dikerjakan oleh CV. Wahana Cipta.

6 RUANG LINGKUP Batasan Asumsi Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan dermaga multipurpose PT. Gresik Jasatama. Tidak terjadi perubahan peraturan kebijakan K3 selama penelitian dilakukan. Waktu pengerjaan proyek single year. Pekerja yang diamati adalah pekerja tetap dan kontrak.

7 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Unsafe Behaviour Root Cause Analysis (RCA) Failure Mode, Effect and Criticality Analiysis (FMECA)

8 METODOLOGI PENELITIAN Mulai Identifikasi Masalah dan Perumusan Tujuan Studi Literatur 1. K3 2. SMK3 3. Unsafe Behaviour 4. RCA 5. FMECA Studi Lapangan Pengamatan Kondisi Kerja pada CV. Wahana Cipta Pengumpulan Data 1. Profil Perusahaan 2. Identifikasi Unsafe Behaviour Pekerja 3. APD yang Dimiliki 4. Data Penunjang Lain A

9 METODOLOGI PENELITIAN A Pengolahan Data 1. Mencari Semua Possible Cause Unsafe Behaviour Pekerja 2. Mencari Penyebab dari Unsafe Behaviour Pekerja 3. Perangkingan dengan FMECA Analisis 1. Analisis Kondisi K3 2. Analisis Unsafe Behaviour Pekerja 3. Analisis FMECA 4. Rekomendasi Perbaikan K3 Penarikan Kesimpulan dan Saran Selesai

10 CV. WAHANA CIPTA Bidang Pekerjaan Meliputi : Kontraktor Begisting, Pembesian & Pengecoran Kontraktor Sipil Umum & Interior Autocad Drafter untuk Shop Drawing dan Asbuilt Drawing Survey Topographi dan Bathymetri Alamat : Jl. Alun-alun Rangkah No. 17/II Surabaya Telp/Fax : ,

11 CV. WAHANA CIPTA Direktur Marketing Administrasi Project Manager Site Manager Engineer Pelaksana Surveyor Drafter Estimator

12 OBJEK PENELITIAN Sumber : Google Maps. Nama Proyek : Pembangunan Dermaga Terminal Multipurpose Lokasi Proyek : Pelabuhan Gresik, Gresik Jawa Timur Pemilik Proyek : PT. Gresik Jasatama Gresik Kontraktor : PT. Nindya Karya (Persero) Sub Kontraktor : CV. Wahana Cipta Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Persiapan. Pekerjaan Pemancangan. Pekerjaan Pembetonan. Pekerjaan Finishing.

13 OBJEK PENELITIAN

14 OBJEK PENELITIAN Unsafe behaviour yang sering dilakukan: 1. Bekerja tanpa menggunakan helm. 2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes. 3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan. 4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket. 5. Meletakkan peralatan sembarangan. 6. Lalai dalam bekerja. 7. Sengaja menceburkan diri ke laut. 8. Merokok saat bekerja.

15 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 1. Bekerja tanpa menggunakan helm. MAN METHOD APD dihilangkan APD sengaja tidak dipakai Tidak ada peneguran APD tidak tersedia APD helm tidak dipakai Persediaan terbatas Aturan tidak dijalankan MATERIAL ORGANIZATION Penyebab utama : APD sengaja tidak dipakai. Tidak ada peneguran. Aturan tidak dijalankan.

16 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 1. Bekerja tanpa menggunakan helm. Bekerja tanpa menggunakan pelindung kepala / helm APD sengaja Tidak ada Why 1 Aturan tidak dijalankan tidak dipakai peneguran Kurang Why 2 Lupa Gerah SOP kurang pengawasan Why 3 Tidak memahami SOP Tidak ada aturan yang jelas Kesadaran pekerja kurang Masih berbentuk CV.

17 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes. MAN METHOD Tidak disiplin Tidak ada peneguran Sepatu bermassa berat APD sengaja tidak dipakai Aturan tidak dijalankan APD tidak tersedia APD safety shoes tidak dipakai Ukuran tidak sesuai MATERIAL Penyebab utama : Tidak disiplin. APD sengaja tidak dipakai. APD tidak tersedia. Sepatu bermassa berat. ORGANIZATION

18 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes. Why 1 Why 2 Why 3 Bekerja tanpa menggunakan APD Safety shoes Tidak disiplin SOP tidak dijalankan SOP kurang jelas Tidak mengerti SOP APD sengaja tidak dipakai Lupa Tidak ada teguran Aturan kurang tegas APD tidak tersedia Finansial kurang SOP kurang Masih berbentuk CV. Sepatu bermassa berat Sepatu tidak standar

19 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan. MAN METHOD APD sengaja tidak dipakai Sekali pakai Persediaan terbatas APD sarung tangan tidak dipakai Mudah Rusak Aturan tidak dijalankan MATERIAL ORGANIZATION Penyebab utama : Persediaan terbatas. Aturan tidak dijalankan.

20 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan Why 1 Persediaan terbatas Aturan tidak dijalankan Why 2 Why 3 Finansial kurang Nilai proyek kecil Alokasi dana kurang tepat Sanksi tidak tegas Tidak paham SOP

21 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket. MAN METHOD Life Jacket terlalu tebal Ukuran tidak sesuai APD dihilangkan APD sengaja tidak dipakai Tidak ada peneguran Aturan tidak dijalankan APD tidak tersedia APD tidak terpasang semestinya APD life jacket tidak dipakai Persediaan terbatas MATERIAL ORGANIZATION Penyebab utama : APD sengaja tidak dipakai. Life jacket terlalu tebal. Aturan tidak dijalankan.

22 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket. Why 1 Why 2 Bekerja tanpa menggunakan life jacket APD sengaja tidak dipakai Membatasi gerak Life jacket terlalu tebal Gerah Aturan tidak dijalankan Sanksi tidak tegas Kurang kontrol manajemen

23 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 5. Meletakkan peralatan sembarangan. MATERIAL MAN METHOD Alat kerja bermacam Lokasi penyimpanan jauh Malas merapikan alat kerja Penggunaan bergantian Tidak terdapat tool box Meletakkan alat kerja sembarangan Aturan tidak dijalankan ENVIRONMENT ORGANIZATION Penyebab utama : Alat Kerja bermacam. Tidak terdapat toolbox.

24 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 5. Meletakkan peralatan sembarangan. Why 1 Why 2 Meletakkan peralatan secara sembarang Alat kerja bermacam-macam Jenis pekerjaan beragam Spesifikasi alat beragam Tidak terdapat toolbox Tersedia gudang peralatan

25 6. Lalai saat bekerja. UNSAFE BEHAVIOUR & RCA MAN Menyepelekan resiko Kurangnya konsentrasi METHOD Kurangnya sosialisasi SOP Kurangnya briefing Lalai saat bekerja Kurangnya safety sign Kurangnya kontrol MATERIAL Penyebab utama : Kurangnya safety sign. Kurang konsentrasi. ORGANIZATION

26 6. Lalai saat bekerja. UNSAFE BEHAVIOUR & RCA Lalai saat bekerja Why 1 Kurang konsentrasi Kurangnya safety sign Why 2 kelelahan Terburuburu Kontrol manajemen kurang

27 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 7. Sengaja menceburkan diri ke laut. MAN METHOD Tidak adanya larangan Tidak memahami resiko Kurangnya briefing Sengaja menceburkan diri ke laut Kurangnya safety sign Panas MATERIAL ENVIRONMENT Penyebab utama : Tidak memahami risiko. Tidak ada larangan. Panas.

28 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 7. Sengaja menceburkan diri ke laut. Why 1 Why 2 Tidak memahami risiko Kesadaran pekerja kurang Sengaja menceburkan diri ke laut Kurang pengawasan Tidak ada larangan Kontrol manajemen kurang Panas Suhu lingkungan tinggi

29 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 8. Merokok saat bekerja. MATERIAL MAN Tidak ada ruangan khusus merokok Menyepelekan risiko Merokok Tidak ada sanksi yang jelas Aturan tidak dijalankan ORGANIZATION Penyebab utama : Tidak ada ruangan khusus merokok. Tidak ada sanksi yang jelas.

30 UNSAFE BEHAVIOUR & RCA 8. Merokok saat bekerja. Why 1 Why 2 Why 3 Merokok saat bekerja Tidak ada ruangan khusus merokok Proyek berada di tempat terbuka Tidak ada sanksi yang jelas Memberikan kelonggaran terhadap pelanggaran Kontrol manajemen kurang

31 FMECA : FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS NO. Kriteria Failure Effect Sub no. Cause Cause Severity Occurance Control Detection RPN 1.1 Lupa Gerah Bekerja Tanpa Menggunakan Tertimpa material dan Luka ringan sampai sedang, 1.3 Kurang pengawasan 5 3 SOP 5 75 Helm peralatan kerugian material 1.4 Kesadaran pekerja kurang SOP kurang SOP tidak dijalankan Lupa Bekerja Tanpa Menggunakan 2.3 Tidak ada teguran Tersandung, terpeleset Luka ringan sampai sedang SOP APD Safety shoes 2.4 Finansial kurang SOP kurang Sepatu tidak standar Finansial kurang Bekerja Tanpa Menggunakan Tertusuk paku, terjepit, Luka ringan, luka berat, cacat 3.2 Sanksi tidak tegas 5 3 SOP 4 60 Sarung tangan tergores 3.3 Tidak paham SOP Membatasi gerak Bekerja Tanpa Menggunakan Tercebur, terseret arus, 4.2 Gerah Luka sedang, meninggal SOP APD Life jacket tenggelam 4.3 Sanksi tidak tegas Kurang kontrol manajemen Jenis pekerjaan beragam Meletakkan Peralatan Secara Peralatan hilang, Luka ringan, kerugian material 5.2 Spesifikasi alat beragam 5 2 SOP 4 40 Sembarang tersandung 5.3 Terdapat gudang peralatan Terjatuh, terjepit, Luka ringan sampai berat, 6.1 Kelelahan Lalai Saat Bekerja terluka, kesalahan kerugian material, penambahan 6.2 Terburu-buru 8 5 SOP pengerjaan waktu 6.3 Kontrol manajemen kurang Kesadaran pekerja kurang Sengaja Menceburkan Diri Ke 7.2 Kurang pengawasan terseret arus, tenggelam Luka sedang, meninggal SOP Laut 7.3 Kontrol manajemen kurang Suhu lingkungan tinggi Merokok Saat Bekerja Terbakar, kebakaran Luka sedang sampai berat, 8.1 Tidak ada ruangan khusus merokok SOP meninggal, kerugian material 8.2 Kontrol manajemen kurang

32 FMECA : FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS No. Kriteria No. Penyebab Penyebab 1 Lalai saat bekerja 6.2 Terburu-buru Lalai saat bekerja 6.1 Kelelahan Merokok 8.1 Tidak ada ruangan khusus merokok Bekerja tanpa helm 1.4 Kesadaran pekerja kurang Bekerja tanpa safety shoes 2.5 SOP kurang 96 6 Sengaja menceburkan diri 7.1 Kesadaran pekerja kurang 96 7 Lalai saat bekerja 6.3 Kontrol manajemen kurang 90 8 Sengaja menceburkan diri 7.2 Kurang pengawasan 84 RPN

33 FMECA : CRITICALITY ANALYSIS

34 FMECA : CRITICALITY ANALYSIS No. Penyebab No. Penyebab Kategori Unsafe Behaviour Criticality Number 1 Terburu-buru 6.2 Lalai saat bekerja Kontrol manajemen kurang 6.3 Lalai saat bekerja Kelelahan 6.1 Lalai saat bekerja Tidak ada ruangan khusus merokok 8.1 Merokok SOP kurang 2.5 Bekerja tanpa sarung tangan Kesadaran pekerja kurang 1.4 Bekerja tanpa helm Kesadaran pekerja kurang 7.1 Sengaja menceburkan diri Kurang pengawasan 7.2 Sengaja menceburkan diri 2 7 Severity

35 REKOMENDASI PERBAIKAN No. Penyebab Rekomendasi Perbaikan 1. Terburu-buru 2. Kurangnya kontrol manajemen 3. Kelelahan 1) Memberikan pemahaman terhadap prosedur kerja saat briefng sebelum memulai pekerjaan. 2) Melakukan rotasi pekerja (kelompok dan jam kerja) dan pekerjaan yang dilakukan (posisi berbeda namun jenisnya sama). 1) Menambahkan himbauan serta slogan-slogan tentang K3 (misal: Kecerobohan adalah upaya tercepat menuju kecelakaan; Anda lelah, beristirahatlah sejenak; Tidak ada kesuksesan tanpa keselamatan, dsb.). 2) CV. Wahana Cipta perlu membentuk tim khusus yang mengurusi tentang K3 pada saat proyek. 3) Mempertimbangkan kerjasama dengan pemilik proyek. 1) Meninjau kembali pembagian dan porsi kerja untuk pekerja lepas. 2) Memperhatikan faktor usia pekerja ketika melakukan pembagian kelompok dan porsi kerja. Kategori Unssafe Behaviour Lalai saat bekerja Kelompok Metode Organisasi Manusia

36 REKOMENDASI PERBAIKAN No. Penyebab Rekomendasi Perbaikan Tidak tersedia ruangan khusus merokok Pemahaman SOP kurang 1) Menyediakan ruangan khusus untuk merokok. 2) Memberikan tanda/rambu area yang dilarang dan diperbolehkan merokok. 3) Memberikan sanksi yang tegas dan jelas untuk pelanggaran tersebut (misal: potong upah, skorsing, pemutusan kontrak kerja). 1) Memberikan pelatihan singkat tentang K3 di lokasi proyek sekali dalam 2 minggu dengan kelompok kecil (antara orang) yang berbeda tiap pertemuan. 2) Mengoptimalkan safety induction dan safety talk (sekali dalam seminggu dengan kelompok kecil orang). 3) Memberikan penjelasan SOP dengan cara yang berbeda/interaktif (menggunakan media gambar atau video) agar pekerja lepas lebih mudah memahami. Kategori Unssafe Behaviour Merokok Bekerja tanpa safety shoes Kelompok Material Manusia

37 REKOMENDASI PERBAIKAN No. Penyebab Rekomendasi Perbaikan Kesadaran pekerja kurang Kesadaran pekerja kurang Kurangnya pengawasan 1) Memberikan sanksi yang lebih berdampak pada psikologis pekerja untuk memberikan efek jera. 2) Melakukan rotasi antar anggota kelompok kerja agar pemahaman pekerja tentang K3 bisa merata. 3) Memasang slogan K3 pada lokasi proyek (misal: Anda memasuki area wjib ber-apd; Gunakan APD, Lindungi diri saat bekerja. Keluarga menunggu di rumah, dsb.). 1) Memberikan sanksi yang lebih berdampak pada psikologis pekerja untuk memberikan efek jera. 2) Melakukan rotasi antar anggota kelompok kerja agar pemahaman pekerja tentang K3 bisa merata. 1) Mengoptimalkan safety meeting (2 kali seminggu) dan safety patrol (melibatkan pengawas lapangan dari sub kontraktor). 2) Mempertimbangkan kerjasama dengan pemilik proyek. Kategori Unssafe Behaviour Bekerja tanpa helm Sengaja menceburkan diri Kelompok Manusia Manusia Organisasi

38 KESIMPULAN 1) Dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pengawas lapangan diperoleh 8 unsafe behviour yang sering dilakukan oleh pekerja, seperti : bekerja tanpa mengguakan APD (helm, sarung tangan, safety shoes dan life jacket), sengaja menceburkan diri ke laut, merokok dan lalai dalam bekerja. 2) Berdasarkan analisa kekritisan diperoleh kondisi yang paling kritis adalah kelalaian saat bekerja, dimana 3 penyebabnya (terburu-buru, kurangnya kontrol manajemen dan kelelahan) berada pada peringkat 3 teratas dari 8 RPN tertinggi yang diambil untuk analisa tersebut.

39 KESIMPULAN 3) Dari hasil wawancara tentang kondisi SMK3 dengan staff main kontraktor, disimpulkan bahwa untuk menegakkan kebijakan K3 di lapangan dibutuhkan kerjasama dari 3 pihak (pemilik proyek, main kontraktor dan sub kontraktor). Sebab, jenjang hirarki organisasi yang ada dapat digunakan utuk menekan terjadinya toleransi terhadap pelanggaran peraturan K3 di lapangan. 4) Rekomendasi perbaikan ditekankan pada kriteria unsafe behaviour kelalaian saat bekerja pada sisi metode (karena terburu-buru), organisasi (karena kurangnya kontrol manajemen) dan manusia (karena kelelahan).

40 SARAN 1) Perlu adanya pengawasan dan pengarahan yang ketat dari perusahaan tentang pemakaian alat perlindungan diri pada sewaktu bekerja. Mengingat faktor pekerja adalah faktor utama penyebab kecelakaan kerja, sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari sedini mungkin. 2) CV. Wahana Cipta perlu membentuk tim K3 untuk memantau keamanan dan keselamatan pekerja saat pengerjaan proyek. 3) Hasil dari pendekatan RCA dan FMECA dapat dijadikan panduan untuk pengerjaan proyek dikemudian hari agar timbulnya perilaku tidak aman dari pekerja dapat diminimalkan.

41 DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P Psikologi Kerja. Cetakan ketiga. PT.Rineka Cipta: Jakarta. Budiono. A.M. Sugeng, R.M.S. Jusuf, Adriana Pusparini., Bunga Rampai Hiperkes & KK: Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Department of The Army Technical Manual: Failure Modes, Effects and Criticality Analysis (FMECA) For Command, Control, Communications, Computer, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (C4ISR) Facilities. Headquarters, Department of The Army. USA. Heuvel, R. J Root Cause Analysis For Beginners, Quality Progress. American Society. International Labour Office Technical and Ethical Guidelines for Workers Health Survelliance. Geneva: International Labour Office. Kamaruzzaman, Findy Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi. Pontianak: Untan. Larasati, Atika Dewi Evaluasi dan Perancangan Solusi Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam Upaya Perbaikan Safety Behavior Pekerja (Studi Kasus PT. X Indonesia, Surabaya).Surabaya: ITS.

42 DAFTAR PUSTAKA Luckyta, Dhinar Tiara Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. X, Sidoarjo).Surabaya: ITS. Maryani, Anny Pemodelan Kecelakaan Kerja Konstruksi yang Komprehensif untuk Mengendalikan Biaya K3.Surabaya: ITS. Maulana, Denis Evaluasi dan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. DPS).Surabaya: ITS. Miner, JB Industrial And Organizational Psychology. Mc. Graw Hill. USA. Muchinsky, PM Psychology Applied to Work. Chicago: Dorsey Press. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Silalahi, B.N.B. dan Rumendang B. Silalahi, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lembaga PPM, Jakarta. Suma mur, 1989., Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 dan 87.

43

ABSTRAK I. PENDAHULUAN

ABSTRAK I. PENDAHULUAN 1 Analisa Unsafe Behaviour pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi di CV. Wahana Cipta (Studi Kasus : Pembangunan Dermaga Multipurpose PT. Gresik Jasatama) Miftakhul Khoiri, Sri Gunani Pratiwi,

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT. Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja (Studi Kasus : PT.DPS) Danis Maulana 2507.100.101 Dosen Pembimbing Ir.Sritomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia ditandai dengan adanya bermunculan proyek yang dibangun baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT Alisons dengan Pendekatan HAZOP (Hazard and Operability Study)

Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT Alisons dengan Pendekatan HAZOP (Hazard and Operability Study) 1 Analisa dan Perbaikan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT Alisons dengan Pendekatan HAZOP (Hazard and Operability Study) Nurbowo Dwinalto Arindra Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ketenagakerjaan merupakan bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia perlu terus ditingkatkan karena kualitas sumber daya manusia mempunyai peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1999, Bidang jasa konstruksi merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat rentan terhadap kecelakaan

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola 10 Tabel 2.2 Jenis Kecelakaan dan Bidang Industri 13 Tabel 2.3 Kategori Kecelakaan Kerja 20 Tabel 2.4 Critical Review 25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masalah Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan seringkali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke - 18 dan awal abad ke-19, industri mulai berkembang ke seluruh Eropa Barat dan Amerika Utara kemudian

Lebih terperinci

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko PT Laban Raya Cakrawala, merupakan perusahaan yang memproduksi lilin dengan berbagai type dan jenis yang bermacam macam seperti lilin penerangan, lilin hias, lilin angka, lilin hotel dan lilin peribadatan.

Lebih terperinci

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero) Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero) Fifin Dwi Megan Sari *1) dan I Wayan Suletra 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG Bella Sovira *), Nurjanah, S.KM, M.Kes **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013). PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat

Lebih terperinci

pada tabel 6.1 tentang penyebab kecelakaan akibat tidakan tidak aman ( Unsafe

pada tabel 6.1 tentang penyebab kecelakaan akibat tidakan tidak aman ( Unsafe BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Penyebab Kecelakaan Berdasarkan daftar pertanyaan yang telah diajukan maka penyebab kecelakaan dari 18 kali kejadian kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek Pembangunan Sport Center

Lebih terperinci

Nurbowo Dwinalto Arindra

Nurbowo Dwinalto Arindra ANALISA DAN PERBAIKAN PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. ALISONS DENGAN PENDEKATAN HAZOP (HAZARD AND OPERABILITY STUDY) Dosen Pembimbing Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. Anny Maryani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).

Lebih terperinci

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Lunch Atop a Skyscraper (New York Construction Workers Lunching on a Crossbeam) Foto diambil tahun 1932 oleh Charles C. Ebbets pada proyek Gedung RCA, USA Dr. Jati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah asset yang sangat berharga dimana harus terus dijaga dan diperdayakan. Pemberdayaan dan perhatian terhadap sumber daya manusia yang tinggi

Lebih terperinci

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

Universitas Diponegoro   2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 13, Volume, Nomor 1, Tahun 13 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEKERJA DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI

Lebih terperinci

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi, atau dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lainnya termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: A-510

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: A-510 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-510 Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja adalah keselamatan dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, landasan kerja lingkungan kerja serta cara cara

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta Prisca Andarini 1, Widodo Hariyono 1,2 Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION

EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION EVALUASI PENGENDALIAN RISIKO PT. LEMBAH KARET BERDASARKAN RISK REDUCTION Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas Email: esmiralda@ft.unand.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan menerapkan berbagai teknologi dan menggunakan bermacam-macam bahan. Hal ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian yang hanya satu kali yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu, proyek

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu pekerjaan proyek konstruksi tentunya ingin diselesaikan dengan tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang undang RI No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING

ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING ANALISIS PENGENDALIAN RESIKO DAN K3 DI DEPARTEMEN BAG MAKING MENGGUNAKAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PT SUPERNOVA FLEXIBLE PACKAGING Disusun Oleh: Andy Permana/30411836 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah BAB V PEMBAHASAN 1. Define Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah memenuhi OHSAS 18001 : 2007 klausul 4.3.3 yaitu objektif dan program K3. Ada kemungkinan didapatkan temuan-temuan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Kecelakaan kerja yang terjadi pada unit usaha las sektor informal adalah luka-luka ringan akibat percikan api dan gerinda. Kecelakaan yang terjadi umumnya disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja, material, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industrialisasi yang sedang dilakukan khususnya peralihan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industrialisasi yang sedang dilakukan khususnya peralihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industrialisasi yang sedang dilakukan khususnya peralihan pertanian ke industri hilir mengakibatkan meningkatnya pembangunan infrastruktur seperti pengembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang paling utama dalam melakukan aktivitas pekerjaan. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor penting dalam rangka perlindungan dunia kerja, dan juga sangat penting untuk produktivitas dan kelangsungan dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa dalam satu hari terdapat 6300 orang pekerja yang meninggal akibat kecelakaan kerja ataupun sakit akibat kerja,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016 Luthfil Hadi Anshari 1, Nizwardi Azkha 2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apa itu Keselamatan Konstruksi? Keselamatan Konstruksi adalah Kegiatan yang dilakukan untuk melindungi pekerja dan orangorang yang ada di tempat kerja, masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di industri menuntut penerapan teknologi maju dan penggunaan mesin mesin pengganti tenaga manusia yang memberikan kemudahan dalam proses produksi

Lebih terperinci

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan Volume 4 No. 1, Juli 2003 (11 18) Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan Retna Hapsari 1 Abstrak - Peranan jasa konstruksi dimasa sekarang dan nanti akan semakin terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era industrialisasi modern penggunaan teknologi maju sangat dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan penerapan suatu ilmu pengetahuan dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pecemaran,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu persoalan dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kesehatan dan keselamatan kerja

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Sahid Jogja Lifestyle City di Kabupaten Sleman

Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Sahid Jogja Lifestyle City di Kabupaten Sleman Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Sahid Jogja Lifestyle City di Kabupaten Sleman Faisal Sidik 1, Widodo Hariyono 1,2 Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam

Lebih terperinci

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Program K3 Disusun Oleh : Fahmi Ahmad Husaeni 201302025 Dosen Pengampu : Ferry S.T M.T Program Studi : Teknik Mekatronika POLITEKNIK ENJINERING INDORAMA PURWAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi telah banyak menyumbangkan berbagai hal positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jurusan Teknik Industri Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) Caesario Alam Widjaja S 1, Heryanto Hartadi 2 and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X B-15-1 EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X Suharman Hamzah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar, 90245

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH Proyek Apartemen Nine Residence BAB VII PEMBAHASAN MASALAH Dalam suatu proyek tentu terdapat kendala dalam hal proses pembangunannya. Dan permasalahan yang terjadi dalam suatu proyek tentu ada solusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan selamat

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS. EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS. SANTO BORROMEUS) Novani Nur Indriani NRP : 9921028 Pembimbing : MAKSUM TANUBRATA, Ir.,

Lebih terperinci

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN CONTOH... [Logo & Nama Perusahaan] RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) [digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang terus berkembang dan tumbuh secara cepat serta berdampak

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.70-76 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA

EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN GUNAWANGSA MERR SURABAYA Cahya Dewi Wulandani 1, Mila Kusuma Wardani 2, Feri Harianto 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja sekaligus melindungi asset perusahaan. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Denny Dwiputra Notoprasetio NRP: Radityo Herwidodo NRP:

Disusun Oleh : Denny Dwiputra Notoprasetio NRP: Radityo Herwidodo NRP: TUGAS AKHIR RC 090342 EVALUASI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BANGUNAN ATAS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG (PAKET C2) SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hak dari setiap pekerja, hal tersebut didukung dengan dikeluarkannya UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu sendiri maupun instansiinstansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan teknologi tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja yang baik pekerja dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan gabungan dari sumber daya manusia, material, peralatan, dan modal dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan (Husen,

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri pada berbagai perusahaan dewasa ini sangat pesat pertumbuhannya, hal ini didukung dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang industri. Dengan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS Pekerjaan : Pemasangan Pagar BRC dan Rambu di Area Join In-Gate (RY) PT. Jakarta International Container Terminal (PT. JICT), Tanjung Priok. Pasal 1 : LOKASI PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci