BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Besaran Listrik Terdapat tiga buah besaran listrik dasar yang digunakan di dalam teknik elektro, yaitu beda potensial atau sering disebut sebagai tegangan listrik, arus listrik dan daya listrik. Ketiga besaran tersebut merupakan satu kesatuan pokok pembahasan di dalam masalah masalah teknik tenaga listrik. Selain ketiga besaran tersebut, masih terdapat satu faktor penting di dalam pembahasan teknik listrik, yaitu faktor daya adalah sudut yang dibentuk oleh hubungan pada daya listrik Beda Potensial Ketika suatu muatan listrik positif mengalami perpindahan sepanjang lintasan dl di dalam medan listrik E, maka energi potensial elektrostatiknya adalah : W = q E dl ( 2.1 ) Di mana : W = perubahan energi potensial (J) q = muatan listrik (C) E = medan listrik (N/C) dl = panjang lintasan (m) 6

2 Beda potensial V sebagai kerja (sumber dari luar) yang digunakan untuk memindahkan suatu muatan listrik positif dari suatu titik ke titik lain adalah perubahan energi potensial listrik yang sebanding dengan muatan listriknya : akhir W V = = E dl ( 2.2 ) q awal Beda potensial dinyatakan dalam satuan Joule per Coulomb yang didefinisikan sebagai Volt, sehingga beda potensial sering disebut sebagai voltase atau tegangan listrik. Beda potensial V AB adalah beda potensial berasal dari luar, yang digunakan untuk memindahkan satu muatan listrik dari titik awal B sampai titik akhir A, sehingga : V AB A = E dl B ( 2.3 ) V AB = V B V A ( 2.4 ) Setiap potensial diukur terhadap suatu titik acuan nol. Didalam pengukuran eksperimental fisis, titik acuan yang sering digunakan adalah bumi, yaitu potensial permukaan bumi. Sehingga setiap titik mempunyai potensial terhadap titik nol. Potensial A adalah nilai yang diukur dari titik A terhadap titik acuan nol dan potensial B adalah nilai yang diukur dari titik B terhadap acuan nol Arus Listrik Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran sejumlah muatan listrik yang melalui suatu luasan penampang melintang. Menurut konvensi, arah arus listrik 7

3 dianggap searah dengan aliran muatan positif. Arus listrik diukur dalam satuan Ampere (A), adalah satu Coulomb per detik. Arus listrik dirumuskan : dq I = ( 2.5 ) dt Di mana : I = arus listrik (A) dq dt = sejumlah muatan (C) = waktu (detik) Daya Listrik dan Faktor Daya Di dalam konsep fisika, daya yang digunakan untuk kerja didefiniskan sebagai energi yang digunakan per satuan waktu. Daya kerja diukur dalam satuan Watt, adalah satu Joule per detik. Daya kerja dirumuskan sebagai : dw P = ( 2.6 ) dt Di mana : P = daya kerja (Watt) dw dt = perubahan energi (Joule) = waktu (detik) Di dalam konsep teknik tenaga listrik, terdapat tiga buah jenis daya, yaitu daya nyata P atau daya aktif, daya reaktif Q dan daya kompleks atau daya semu S. Perbedaan ketiga daya tersebut disebabkan karena di dalam konsep teknik tenaga listrik terdapat tiga buah jenis beban yang berbeda, yaitu resistif, induktif dan kapasitif. 8

4 Daya semu atau daya kompleks adalah gabungan dari daya aktif dan reaktif. Daya kompleks ini merupakan daya listrik yang dijual oleh PLN kepada pelanggannya. Daya semu S diukur dalam satuan VA, merupakan hasil kali antara tegangan dan arus listrik. Daya semu dirumuskan sebagai : S = V. I ( 2.7 ) Di mana : S = daya kompleks (VA) V = tegangan (V) I = arus listrik (A) Daya nyata atau daya aktif adalah daya yang digunakan untuk kerja, misalnya digunakan sebagai putaran motor, cahaya dalam lampu penerangan dan panas. Daya nyata P diukur dalam satuan Watt, di rumuskan sebagai : P = S cosϕ = VI cosϕ ( 2.8 ) Daya reaktif terdiri dari dua jenis, yaitu daya reaktif yang bersifat induktif dan daya reaktif yang bersifat kapasitif. Daya reaktif yang bersifat induktif digunakan untuk membangkitkan medan magnet, yang diserap oleh beban listrik yang bersifat induktif, misalnya induktor atau gulungan. Daya reaktif yang bersifat kapasitif digunakan untuk membangkitkan medan listrik, yang diserap oleh beban bersifat kapasitif misalnya adalah kapasitor. Daya reaktif Q diukur dalam satuan VAR, dirumuskan sebagai : Q = S sinϕ = VI sinϕ ( 2.9 ) 9

5 Hubungan antara ketiga daya di dalam konsep teknik tenaga listrik, digambarkan dalam bentuk segitiga daya, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.1. berikut ini. S ϕ Q P Gambar 2.1. Segitiga daya ϕ adalah sudut yang dibentuk antara daya nyata dan daya kompleks. cos ϕ adalah perbandingan antara daya nyata dan daya kompleks, yang dirumuskan sebagai : P cos ϕ = ( 2.10 ) S cos ϕ disebut juga sebagai faktor daya atau ( power factor, pf). Untuk beban yang bersifat induktif, pf lagging di mana arusnya tertinggal dari tegangannya. Dan untuk beban yang bersifat kapasitif, tegangannya. pf leading di mana arusnya mendahului 2.2. Teknik Penerangan Cahaya adalah suatu gejala fisis. Suatu sumber cahaya memancarkan energi, di mana sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Sehingga cahaya merupakan gejala getaran. Gejala-gejala getaran yang sejenis dengan cahaya adalah gelombang panas, radio, televisi, radar dan sebagainya. 10

6 Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik v di ruang bebas adalah km per detik. Apabila frekuensi f dan panjang gelombang nya λ, maka berlaku : v λ = f ( 2.11 ) Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara mµ, dibagi atas beberapa daerah panjang gelombang, seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1. berikut ini. Tabel Spektrum Cahaya No. Panjang Gelombang (mµ) Warna Cahaya Ungu Biru Hijau Kuning Jingga Merah Gambar 2.2. Grafik kepekaan mata manusia 11

7 Selain memiliki warna tertentu, setiap panjang gelombang juga memberikan intensitas tertentu. Mata manusia paling peka terhadap cahaya dengan panjang gelombang 555 mµ, yaitu cahaya berwarna kuning-hijau. Warna-warna lainnya tampak kurang terang. Gambar 2.2. di atas memperlihatkan grafik kepekaan mata manusia. Apabila intensitas suatu energi radiasi tertentu dengan panjang gelombang 555 mµ, digunakan sebagai acuan untuk mengukur energi 1 W dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan, maka dapat dikatakan bahwa sumber cahaya tersebut dinilai dengan 1 Watt cahaya. Jumlah watt yang dipancarkan lampu sebagai energi nampak tidak sama dengan jumlah watt yang dinilai oleh mata. Untuk mendapatkan jumlah watt cahaya, jumlah watt energi setiap panjang gelombang harus dikalikan dengan faktor kepekaan mata untuk panjang gelombang tersebut Gambar 2.3. Grafik energi panjang gelombang sebuah lampu 2.3. Arus Cahaya Arus cahaya atau disebut juga fluks cahaya adalah aliran rata-rata energi cahaya yang dipancarkan setiap detik, yang merupakan jumlah keseluruhan watt cahaya di mana jumlah tersebut adalah semua hasil kali antara energi setiap 12

8 panjang gelombang dengan faktor kepekaan mata. Fluks cahaya dinyatakan dalam satuan lumen (lm). Satu watt cahaya kira-kira sama dengan 680 lumen. Angka perbandingan 680 ini dinamakan ekivalen pancaran fotometris. Sebuah lampu 100 watt hanya memancarkan 8 watt saja sebagai cahaya tampak, sisanya hilang sebagai panas karena konduksi dan radiasi. Dari 8 watt ini setelah dikalikan dengan faktor kepekaan mata, hanya 2,25 watt cahaya saja. Jadi fluks cahaya lampu 100 watt tersebut sama dengan 2,25 x 680 = 1530 lumen. Setiap lampu mempunyai nilai efikesi, yaitu perbandingan besarnya lumen yang dihasilkan setiap lampu dengan daya nyata lampu, yaitu : Φ efikesi = ( 2.12 ) P Di mana : Φ = fluks cahaya / arus cahaya (lumen) P = daya nyata lampu 2.4. Intensitas Cahaya Intensitas cahaya adalah energi radiasi yang dipancarkan oleh lampu sebagai cahaya ke suatu jurusan tertentu. Intensitas cahaya dinyatakan dalam candela (cd). Istilah candela berasal dari kata candle yang berarti lilin, merupakan satuan tertua pada teknik penerangan dan diukur berdasarkan intensitas cahaya standar. Suatu sumber cahaya ditempatkan di dalam bola dan memancarkan 1 cd ke setiap jurusan, akan menyebabkan permukaan bola akan mendapatkan penerangan yang merata. Apabila intensitas cahaya 1 cd melalui sudut ruang 1sr (steradian), maka akan mengalir arus cahaya 1 lumen, sehingga intensitas cahaya dapat 13

9 didefinisikan sebagai arus cahaya per satuan sudut ruang yang dipancarkan ke suatu arah tertentu. Φ I c = ( 2.13 ) ω Di mana : I c = intensitas cahaya (cd) Φ = arus cahaya (lumen) ω = sudut ruang (steradian, sr) Apabila suatu sumber cahaya bernetuk titik ditempatkan di pusat bola, di mana bola dilingkupi oleh sudut ruang sebesar 4π steradian, maka persamaan 2.13 menjadi : Atau Φ I c = ( 2.14 ) 4π Φ = 4πI c ( 2.15 ) 2.5. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang adalah fluks atau arus cahaya yang jatuh pada bidang seluas 1 m 2. Intensitas penerangan diukur dalam satuan lux (lx), yang besarnya adalah 1 lumen per m 2. ~ E = Φ A ( 2.16 ) 14

10 Di mana : ~ E = intensitas penerangan (lux) Φ = fluks cahaya (lumen) A = luas bidang permukaan (m 2 ) Apabila suatu sumber cahaya di tempatkan pada pusat bola, maka persamaan 2.15 disubtitusikan ke persamaan menjadi : ~ 4πI E = A c ( 2.17 ) Karena luas permukaan bola adalah 4πr 2 (r adalah jari-jari bola) maka : ~ E = 4πI 4πr c 2 ( 2.18 ) Umumnya bidang yang diterangi bukanlah permukaan bola, sehingga persammaan di atas hanya berlaku untuk satu titik tertentu (Titik P) dari bidang tegak lurus yang diterangi seperti pada gambar 2.2. (S adalah titik sumber cahaya), sehingga : ~ E P = I h c 2 ( 2.19 ) Di mana : E ~ P = intensitas penerangan di titik P(lux) I c h = intensitas cahaya (cd) = jarak dari sumber cahaya ke titik penerangan pada bidang (m) 15

11 θ Gambar 2.4. Posisi sumber cahaya terhadap titik penerangan Apabila titik Q mempunyai jarak r terhadap sumber cahaya S, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.4, maka intensitas penerangan di titik Q adalah : ~ E Q = I r c 2 ( 2.20 ) ~ E Q = h 2 I c + l 2 ( 2.21 ) karena h = r cosθ atau r = h cosθ ( 2.22 ) maka persamaan 2.20 menjadi : ~ I c E Q = ( 2.23 ) ( h cosθ ) 2 ~ I c cos 2 E Q = θ ( 2.24 ) 2 h ~ ~ 2 E Q = E P cos θ ( 2.25 ) 16

12 2.6. Luminasi Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang dari suatu benda. Luminasi yang terlalu besar akan menyilaukan mata, seperti lampu pijar tanpa armatur. Luminasi L dari suatu sumber cahaya adalah intensitas cahaya dibagi luas semu permukaan, yaitu : I c L = ( 2.26 ) A s Di mana : L = luminasi (cd/cm 2 ) I c A s = intensitas cahaya (cd) = luas permukaan semu (cm 2 ) Luas permukaan semu adalah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata tegak lurus pada arah pandang, bukan luas permukaan keseluruhan. Sebagai contoh, benda berbentuk bola, luas permukaan semunya adalah luas lingkaran bola Penerangan Jalan Raya Penerangan jalan umum dibuat untuk mempermudah dan membantu manusia dalam melihat obyek di jalan pada waktu malam hari atau suasana gelap. Penerangan jalan umum mempunyai 3 fungsi, yaitu sebagai fungsi keamanan, fungsi ekonomi dan fungsi estetika. Keamanan pengguna jalan berkaitan dengan kuat penerangan sesuai dengan kecepatan kendaraan, serta kerataan penerangan pada bidang jalan. Kebutuhan daya penerangan pada suatu ruas jalan sangat bervariasi tergantung pada geometri permukaan jalan, lampu yang digunakan dan faktor refleksi permukaan jalan. Fungsi ekonomi jalan berkaitan dengan distribusi 17

13 barang serta kelancaran mobilitas pengguna jalan. Fungsi estetika berkaitan dengan keindahan jalan dan kenyamana pengguna jalan. Penerangan jalan mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain : Kuat penerangan Besarnya kuat penerangan didasarkan pada kecepatan maksimal yang diizinkan terhadap kendaraan yang melaluinya. Distribusi cahaya Kerataan cahaya pada jalan raya sangat penting, di mana faktor kerataan cahaya adalah perbandingan kuat penerangan pada bagian tengah lintasan kendaraan dengan pada tepi jalan. Sebagai nilai acuan, perbandingan tersebut tidak lebih dari 3:1 Tingkat kesilauan cahaya Cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan keletihan mata, perasaan tidak nyaman dan kemungkinan kecelakaan. Untuk mengurangi silau digunakan akrilik atau gelas pada armatur yang berfungsi sebagai filter cahaya. 4. Arah pancaran cahaya dan pembentukan bayangan. Sumber penerangan untuk jalan raya dipasang menyudut 5 0 hingga Warna dan perubahan warna Warna cahaya lampu pelepasan gas tinggi khususnya lampu merkuri berpengaruh terhadap warna tertentu, misalnya warna merah. 6. Lingkungan Lingkungan berkabut maupun berdebu mempunyai faktor absorsi terhadap cahaya yang dpancarkan oleh lampu. Cahaya kuning kehijauan mempunyai panjang gelombang paling sensitif terhadap mata, sehingga tepat digunakan pada daerah berkabut. Lampu SON atau SOX tepat untuk penerangan jalan pada daerah tersebut. Terdapat lima klasifikasi jalan beserta kuat rata-ratanya, seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut ini. 18

14 Tabel 2.2. Kuat penerangan pada setiap jenis jalan No Jenis Jalan Kuat Penerangan Rata-rata 1 Jalan bebas hambatan atau TOL > 20 Lux 2 Jalan Utama, jalan yang menuju atau melingkar Lux kota 3 Jalan penghubung, percabangan jalan utama 7 10 Lux 4 Jalan Kampung atau lokal 3 5 Lux 5 Jalan Setapak atau gang 3 5 Lux Kehilangan cahaya pada sumber penerangan jalan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : 1. Penurunan kemampuan sumber penerangan (lampu dan armatur) karena pemakaian 2. Pengotoran terhadap armaturnya, dapat disebabkan pengotoran maupun perubahan sifat lastik maupun prismatik penutup armatur. Tabel 2.3. Faktor kehilangan cahaya pada lampu penerangan jalan raya Keadaan Lingkungan Waktu Pemakaian (Tahun) Sangat Bersih 0,98 0,94 0,93 Bersih 0,95 0,92 0,90 Sedang 0,92 0,87 0,84 Kotor 0,87 0,81 0,75 Sangat Kotor 0,72 0,63 0,57 19

15 2.8. Lampu Listrik Di alam semesta terdapat dua buah macam sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami matahari dan sumber cahaya buatan, salah satunya adalah lampu listrik. Lampu listrik adalah lampu yang mengeluarkan atau menghasilkan cahaya apabila disambungkan terhadap sumber tenaga listrik. Lampu listrik mulai digunakan sekitar tahun 1810, di mana pada saat itu lampu yang digunakan adalah lampu busur yang menggunakan karbon sebagai elektrodanya. Pada tahun 1877 Thomas Alfa Edison menggunakan lampu pijar untuk pertama kalinya. Di dalam perkembangannya, lampu listrik digolongkan dalam tiga kategori berdasarkan prinsip kerjanya, yaitu : 1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp) 2. Lampu Tabung atau Lampu Pelepasan Gas (Discharge Lamp) 3. Lampu Electroluminescent Lampu Pijar Lampu pijar atau Incandescent Lamp adalah lampu yang menghasilkan cahaya akibat memijarnya filamen. Lampu pijar tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan hingga saat ini. Jenis jenis lampu yang termasuk lampu pijar adalah lampu pijar dengan filamen tungsten (sering dikenal dengan bohlam), lampu pijar dengan filamen karbon, lampu halogen dan lampu reflektor. Sejarah lampu pijar dimulai kira-kira tahun 1765, di mana seorang warga negara Inggris yang bernama Lord Londsdale menyalurkan gas batu bara dari pabrik batu bara ke kantornya untuk keperluan penerangan. Kemudian Welsbach 20

16 mengembangkan penerangan dengan prinsip pemijaran dengan menggunakan mantel sebagai bahannya. Pada tahun 1810 Sir Hamprhrey Davy mendemonstrasikan busur api karbon dan pemasangan instalasi permanen yang pertama busur api sebagai lampu listrik. Perkembangan selanjutnya seorang Inggris bernama Frederik De Moleyns pada tahun 1840 menemukan cara terbaru membuat lampu yang terdiri dari dua kawat platina yang kedua ujungnya mengeluarkan cahaya. Pada tahun 1872, seorang Rusia menemukan lampu pijar menggunakan grafit yang diopersikan dalam suatu globe yang diisi gas netrogen. Lampu pijar pertama yang dianggap paling berhasil adalah hasil temuan Thomas Alfa Edison pada tahun 1877 dan lampu tersebut dapat digunakan secara maksimal. Gambar 2.5. Konstruksi lampu pijar 21

17 Cahaya yang dikeluarkan oleh lampu pijar berdasarkan prinsip pemijaran, sehingga lampu ini panas sebagai akibat pemijaran filamen. Ketika terdapat arus listrik yang mengalir melalui filamen yang mempunyai resistivitas tinggi, sehingga menyebabkan kerugian tegangan, selanjutnya akan menyebabkan kerugian daya yang menyebabkan panas pada filamen sehingga filamen akan berpijar. Bola lampu pijar dibuat hampa udara atau diisi gas mulia. Temperatur kerja filamen yang berpijar dapat mencapai C hingga C, sehingga umur lampu pijar ini cukup pendek (hanya kira-kira 1000 jam). Daya yang didesipasikan P (watt) oleh filamen lampu pijar, dipengaruhi oleh tegangan kerja V (volt) dan resistansi filamen pada kondisi panas R (ohm), di mana : 2 V P = ( 2.27 ) R Lampu Tabung Lampu tabung (Tubelair Lamp, TL) atau lampu pelepasan gas (Discharge Lamp) adalah lampu listrik yang mengeluarkan cahaya akibat adanya pelepasan elektron (electron discharge). Berdasarkan jenis gas yang digunakannya, lampu tabung dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Lampu merkuri, yaitu lampu tabung yang menggunakan gas merkuri untuk pelepasan elektronnya dalam menghasilkan cahaya. Lampu merkuri ini di golongkan menjadi dua jenis, yaitu lampu merkuri tekanan rendah dan lampu merkuri tekanan tinggi 22

18 2. Lampu sodium yaitu lampu tabung yang menggunakan gas sodium (natrium) untuk pelepasan elektronnya dalam menghasilkan cahaya. Lampu sodium ini di golongkan menjadi dua jenis, yaitu lampu sodium tekanan rendah dan lampu sodium tekanan tinggi Lampu Flouresen adalah lampu tabung merkuri tekanan rendah, karena selain gas floresen pada tabung lampu tersebut juga dimasukkan gas merkuri dengan tekanan rendah, sekitar 0,4 Pa. Berdasarkan cara kerjanya, rangkaian lampu tabung dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian dengan starter (Switch-start Circuit) dan rangkaian tanpa stater. Stater lampu tabung terdiri dari bimetal yang diletakkan di dalam tabung gelas kecil dan diisi dengan gas argon. Dala keadaan tidak bekerja (off) bimetal stater membuka, karena stater ini berfungsi sebagai tombol Normally Open NO. Kapasitor C dan resistor R yang ditempatkan dalam tabung luar stater berfungsi untuk mengurangi interferensi radio. Selain starter, pada lampu tabung juga dilengkapi ballast, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk membatasi arus apabila lampu sudah menyala normal. Ballast lampu tabung terdiri dari induktor yang dihubungkan seri dengan salah satu elektroda. Gambar 2.6. Konstruksi Lampu Tabung 23

19 Prinsip kerja dari lampu tabung dimulai ketika saklar dalam posisi terhubung, maka starter akan menerima tegangan kerja penuh yang membuat bimetal terhubung satu dengan yang lain sebagai hasil dari terjadinya panas dalam tabung starter sehingga terjadi hubungan tertutup. Sehingga arus mengalir melalui ballast, elektroda pertama, starter, elektroda kedua dan kembali ke netral. Saat arus mengalir melalui bimetal, temperatur dalam tabung gelas starter akan turun seperti semula (dingin) dan bimetal terlepas kembali ke posisi semula, sehingga akan menjadi hubungan terbuka. Pada saat arus mengalir melalui elektroda, maka elektroda akan panas dan memijar sehingga gas argon yang ada di dalam tabung lampu menjadi terionisasi. Gambar 2.7. Rangkaian lampu tabung Dengan terlepasnya bimetal, tegangan induktif yang cukup tinggi kira-kira 1000 volt dibangkitkan dalam rangkaian lampu. Tegangan kejut ini mampu untuk membuat terjadinya pelepasan elektron dalam gas berlangsung secara kontinu, dari elektroda satu ke elektroda yang lainnya. Panas yang dibangkitkan dalam tabung akibat terionisasinya gas argon dapat membuat gas merkuri menjadi uap. Selain itu, tegangan jepit antar elektroda akan turun menjadi 100 atau 110 volt, 24

20 dan tegangan ini tidak akan cukup untuk membuat starter bekerja. Pelepasan elektron yang terjadi melalui uap merkuri akan membangkitkan radiasi ultraviolet. Radiasi ultraviolet ini akan diubah menjadi cahaya nampak oleh lapisan fluoresen Lampu Electroluminescent. Lampu elektroluminescent adalah lampu yang menghasilkan cahaya karena adanya emisi cahaya hasil dari eksitasi di dalam suatu padatan. Efek tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan medan listrik pada bahan kristalin yang mempunyai sifat pemendaran khusus dan dapat dikontrol. Hingga saat ini, hanya terdapat dua sumber cahaya elektroluminescent, yaitu Ligth Emiting Diode (LED) dan panel elektroluminescent. LED adalah bahan semikonduktor yang mengeluarkan cahaya ketika arus listrik melaluinya. Sebagaimana dioda, LED terdiri dari pasangan bahan semikonduktor P dan N. Bila sumber arus searah diberikan pada LED, maka lubang (hole) akan mengalir ke arah N dan elektron akan mengalir ke arah P. Cahaya yang dihasilkan LED bermacam-macam sesuai dengan bahan semikonduktor yang digunakannya. Panel elektroluminescent adalah sumber cahaya datar yang cahayanya merupakan emisi bahan bahan dielektrik sehingga sumber cahaya ini dapat pula dikatakan sebagai ligth-emiting capasitor. Dasar pemikirannya,serbuk fluoresen dapat diaktifkan oleh medan listrik baik yang disebabkan oleh arus searah maupn arus bolak-balik. 25

21 2.9. Lampu HPL N Lampu HPL N adalah jenis lampu merkuri fluoresen bertekanan tinggi, di mana lampu jenis merupakan keluarga lampu tabung. HPL N adalah nama produk dari lampu jenis merkuri fluoresen yang dikenal di Eropa. Di Inggris dan Australia lampu merkuri fluoresen bertekanan tinggi dikenal dengan nama MBF, di Amerika dikenal dengan nama HX dan DX, sedangkan di Jepang lebih dikenal dengan nama HF. Gambar 2.8. Konstruksi Lampu Merkuri Tekanan Tinggi (HPL N) Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu tabung fluoresen, di mana cahaya yang dihasilkan berdasarkan terjadinya lucutan elektron (electron discharge) di dalam tabung lampu. Konstruksi lampu merkuri berbeda 26

22 dengan konsruksi lampu fluoresen. Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam yang disebut Arc Tube dan tabung luar yang disebut bohlam (Bulb). Tabung dalam diisi merkuri yang berguna untuk menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas argon yang berfungsi untuk keperluan starting. Sedangkan bohlam luar berfungsi sebagai tabung dn menjaga kestabilan suhu di sekitar tabung. Lampu merkuri merupakan keluarga lampu tabung, sehingga pada lampu ini harus dipergunakan ballast untuk membatasi arus listrik. Biasanya ballast lampu merkuri berupa reaktor autotrafo, tergantung dari karakteristiknya. Lampu merkuri bekerja pada daya yang rendah. Pada dasarnya, jenis sinar yang dihasilkan oleh lampu merkuri adalah dominan radiasi ultraviolet yang harus diubah menjadi cahaya tampak (Visible light) dengan cara melapisi dinding bagian dalam bohlam dengan serbuk phospor, sama halnya dengan lampu fluoresen. Lampu merkuri membutuhkan 5 7 menit untuk dapat menyala normal, hal ini disebabkan tekanan gas di dalam tabung membutuhkan waktu tertentu untuk memungkinkan terjadinya pengionisasian merkuri untuk menghasilkan radiasi ultra violet. Apabila lampu dimatikan, kemudian dinyalakan kembali, akan membutuhkan waktu lebih lama dari pada waktu yang dibutuhkan untuk penyalakkan norma, yaitu sekitar 5 10 menit. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan tinggi di dalam tabung saat lampu dimatikan, sehingga tidak memungkinkan untuk starting kembali. Apabila tekan gas sudah turun kembali dalam waktu tertentu, maka starting mulai dapat berlangsung kembali. 27

23 Lampu HPL N atau lampu merkuri bertekanan tinggi fuoresen mempunyai umur rata-rata jam sampai jam. Sedangkan fluks cahaya yang dihasilkan berkisar antara lumen sampai lumen. Karena colour renderingnya cukup baik, sehingga lampu ini baik digunakan untuk penerangan jalan umum dan industri Lampu SON T Lampu sodium tekanan tinggi lebih sering disebut lampu SON T. Prinsip kerjanya sama dengan lampu sodium tekanan rendah atau SOX E, yaitu berdasarkan pelepasan elektron di dalam tabung lampu. Lampu sodium tekanan tinggi SON maupun sodium tekanan rendah SOX adalah keluarga lampu tabung atau discharge lamp. Sesuai dengan namanya, lampu ini mempunyai tekanan gas di dalam tabungnya kira-kira 250 mm Hg, sehingga temperatur kerja tabung lampu ini juga tinggi. Gambar 2.9. Konstruksi Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON T) 28

24 Lampu sodium tekanan tinggi terdiri dari dua tabung, yaitu tabung gas atau arc tube, dan tabung luar atau bohlam. Tabung gas terbuat dari bahan yang tahan terhadap uap sodium yang harus bekerja pada temperatur tingi, misalnya stellox. Di dalam tabung gas diisikan sodium dan merkuri. Merkuri berfungsi untuk menaikkan tekanan gas dan tegangan kerja lampu sampai batas tertentu. Selain sodium dan merkuri, di dalam tabung gas juga dimasukkan gas mulia Neon untuk keperluan starting. Bohlam luar terbuat dari gelas yang sama sekali terpisah dari udara luar. Bohlam ini berfungsi untuk mencegah tabung gas dri kerusakan akibat bahan kimia dan juga berfungsi untuk mempertahankan kestabilan temperatur tabung gas. Karena diameter tabung gas terlalu kecil, maka lampu sodium tekanan tinggi tidak mempunyai elektroda bantu seperti pada lampu merkuri. Untuk keperluan starting, diperlukan campuran gas argon, xenon serta penambahan perlengkapan start diluar tabung gas. Lampu sodium tekanan tinggi membutuhkan waktu kirakira sampai 10 menit untuk dapat menyala normal. Hal ini disebabkan sodium di dalam tabung gas membutuhkan pemanasan awal sampai dapat menghasilkan cahaya yang sebenarnya. Sedangkan untuk penyalaan ulang, lampu sodium tekanan tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih singkat dari pada penyalaan normal, karena gas dalam tabung masih dalam keadaan panas tinggi saat lampu dimatikan. Sekalipun merkuri dimasukkan ke dalam tabung gas pada lampu sodium tekanan tinggi, hal ini bukan berarti merkuri akan mempengaruhi cahaya ang dihasilkan lampu. Karena temperatur dalam tabng gas mencapai 3000 K, di mana 29

25 hanya sodium yang mampu untuk memancarkan cahaya, sedangkan merkuri membutuhkan temperatur 4000 K. Sehingga cahaya lampu yang dihasilkan berwarna putih emas dengan panjang gelombang terbentang sepanjang spektrum cahaya tampak. Lampu SON T atau lampu sodium tekanan tinggi mempunyai efisiensi yang baiksekitar 90 sampai 120 lm/watt serta mempuyai umur jam. Lampu ini sesuai untuk penerangan jalan umum, namun lampu ini mempunyai colour rendering yang rendah, sehingga perubahan warna obyek ang disinari sangat besar Energi Listrik Yang Diserap Oleh Lampu sehingga : Energi adalah daya kerja yang telah digunakan dalam satu satuan waktu, W = P. t ( 2.28 ) Di mana W = Energi (Joule) P = Daya (Watt) t = waktu (detik) Daya listrik lebih sering menggunakan satuan kwatt dan dalam satuan waktu jam (hours), sehingga persamaan 2.28 menjadi : P t W = x kwh ( 2.29 ) W = 2, Pt kwh ( 2.30 ) Dari persamaan 2.30 didapatkan bahwa energi listrik 1 Joule sama dengan 2, kwh, atau sebaliknya energi listrik 1 kwh sama dengan 3, Joule. 30

26 Karena PLN menjual energi listrik kepada konsumen menggunakan daya kompleks VA, maka energi listrik yang diserap oleh lampu adalah : W = S. t ( 3.31 ) P W =. t ( 3.32 ) pf Di mana : S = daya kompleks (VA) t = waktu (detik) pf = faktor daya Apabila digunakan satuan kw untuk daya listriknya dan dalam satu satuan waktu jam, maka energi yang diserap oleh lampu adalah : kw W = pf W = kvah x jam kwh = pf ( 3.33 ) ( 3.34 ) Biaya Penggunaan Lampu Biaya penggunaan lampu adalah energi yang diserap lampu dikalikan dengan tarif energi per kwhnya, maka : Biaya = W x tarif ( 3.35 ) kwh Biaya = x tarif ( 3.36 ) pf Biaya = kvah x tarif ( 3.37 ) 31

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) Ullin Dwi Fajri A 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Rini Nur Hasanah,

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Abdullah Iskandar 1), Agus Supriyadi 2) 1) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan 2) Program Studi Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salpanio, R. (2007), melakukan penelitian mengenai Audit Energi pada kampus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salpanio, R. (2007), melakukan penelitian mengenai Audit Energi pada kampus BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Salpanio, R. (2007), melakukan penelitian mengenai Audit Energi pada kampus UNDIP PLEBURAN SEMARANG dengan sample hanya 21 pelanggan. Hasil dari penelitian ini

Lebih terperinci

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat.

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. CAHAYA Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan / dipancarkan pada suatu media oleh suatu

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL 16 Jurnal Program Studi Teknik Elektro JE-Unisla EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Suharijanto 1), Abdullah Iskandar 2), Agus Supriyadi 3) 11) Dosen Fakultas Teknik Prodi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA LAMPU JENIS HPL-N DAN SON-T SEBAGAI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM

PERBANDINGAN UNJUK KERJA LAMPU JENIS HPL-N DAN SON-T SEBAGAI LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM PRBANDNGAN UNJUK KRJA LAMPU JNS DAN SBAGA LAMPU PNRANGAN JALAN UMUM Luqman Assaffat 1) 1) Jurusan Teknik lektro Fakultas Teknik Universitas Muammadiya Semarang Jl. Kasipa 1 14, Semarang ndonesia email

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Study literature, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN Ahmad Rizal Sultan 1) Abstrak : Secara umum, tiap jenis lampu listrik memiliki umur sendiri. Namun karena berbagai faktor umur rata-rata belum

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kualitas daya listrik telah menjadi isu penting pada industri tenaga listrik sejak

II. TINJAUAN PUSTAKA. kualitas daya listrik telah menjadi isu penting pada industri tenaga listrik sejak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas Daya Listrik Perhatian terhadap kualitas daya listrik dewasa ini semakin meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan energi listrik dan utilitas kelistrikan. Istilah

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN SSN: 1693-6930 39 ANALSS UPAYA PENUUNAN BAYA PEMAKAAN ENEG LSTK PADA LAMPU PENEANGAN Slamet Suripto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Abstrak Keterbatasan sumber

Lebih terperinci

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA PEDOMAN INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2010 PENCAHAYAAN Dalam aspek kehidupan penerangan menempati porsi yang sangat penting Sumber cahaya adalah matahari Cahaya buatan adalah cahaya

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI Yadi Yunus 1, Suyamto 2, Indra Milyardi 1 1 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O. BOX 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab III ENERGI LISTRIK

Bab III ENERGI LISTRIK Bab III ENERGI LISTRIK Daftar isi Energi Listrik Perubahan Listrik Menjadi Kalor Daya Listrik Hemat Energi Energi Listrik Hukum kekekalan energi Energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, tetapi dapat

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Suatu segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat yang berbeda panjang 0,42 cm, lebar 0,5 cm. Maka luas segi empat tersebut dengan penulisan angka penting 2. adalah... A. 0,41 B. 0,21 C. 0,20

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB METODE PENELTAN 3.1. Obyek Penelitian Tugas akir ini bertujuan untuk membandingkan dua jenis lampu listrik, di mana keduanya masi satu keluarga jenis lampu tabung atau disarge lamp, dan kedua jenis

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR Oleh : Nisa Ridhayati NIM: 121331017 3A 2 Teknik Telekomunikasi Tanggal Percobaan : 14- Oktober- 2014 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C.

D. massa E. volume. D. mhv E. h/(mv) 3. Warna-warna yang tampak pada gelembung sabun menunjukkan gejala : A. diraksi B. refraksi C. 1. Besaran-besaran dibawah ini yang TIDAK merupakan besaran turunan adalah : A. momentum B. kecepatan C. gaya D. massa E. volume 2. Sebuah partikel yang mempunyai massa m bergerak dengan kecepatan v. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek

BAB I PENDAHULUAN. Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek secara visual. Penerangan jalan dibuat untuk mempermudah dan membantu manusia dalam melihat obyek

Lebih terperinci

ϕ (1.4) MODUL I KARAKTERISTIK BEBAN LISTRIK = (1.2) P S pf = cos (1.3) = (1.5) 1.1 Pendahuluan Modul 1 - Karakteristik Beban Listrik 1

ϕ (1.4) MODUL I KARAKTERISTIK BEBAN LISTRIK = (1.2) P S pf = cos (1.3) = (1.5) 1.1 Pendahuluan Modul 1 - Karakteristik Beban Listrik 1 MODUL I KARAKTERISTIK BEBAN LISTRIK 1.1 Pendahuluan Terdapat tiga macam sifat-sifat beban listrik yaitu resistif, induktif dan kapasitif. Di dalam rangkaian listrik arus bolak balik, terdapat tiga buah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED ( Light Emitting Diode) Dioda cahaya atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas 1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Program : X/Inti Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Juni 2008 Waktu : 120

Lebih terperinci

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit? Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR Iman Setiono Staf pengajar PSD III Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof.

Lebih terperinci

Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan

Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan Bambang Priyandono Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung Abstrak Dewasa ini konservasi energi sangat

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter minimum dari pengukuran benda di atas A. 5,685 cm B. 5,690 cm C. 5,695 cm D. 5,699 cm E. 5,700 cm 2. Sebuah partikel

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dapat diketahui kelas jalan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan

BAB III LANDASAN TEORI. dapat diketahui kelas jalan yang nantinya akan digunakan untuk menentukan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Spesifikasi dan Kondisi Jalan Spesifikasi dan kondisi jalan cukup besar pengaruhnya dalam menentukan tingkat kelayakan suatu sistem penerangan karena dalam spesifikasi/kondisi

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

STUDY PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALLAST LAMPU TL DENGAN STARTER ELEKTRONIK LED DI PT. INTI CAKRAWALA CITRA. Dicki Andrian 1, Ir.

STUDY PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALLAST LAMPU TL DENGAN STARTER ELEKTRONIK LED DI PT. INTI CAKRAWALA CITRA. Dicki Andrian 1, Ir. STUDY PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALLAST LAMPU TL DENGAN STARTER ELEKTRONIK LED DI PT. INTI CAKRAWALA CITRA Dicki Andrian 1, Ir. Eddy Warman, MT 2 Konsentrasi Teknik Energi Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik 30%. 1 Alat penghemat daya listrik bekerja dengan cara memperbaiki faktor daya Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik Alat penghemat daya listrik adalah suatu

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cahaya Cahaya adalah Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak.perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang- gelombang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam RADIASI BENDA HITAM Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam Teori Benda Hitam Jika suatu benda disinari

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

FISIKA SMA MODUL. Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus

FISIKA SMA MODUL. Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus FISIKA MODUL SMA Tim Akademik - PT Rezeki Lancar Terus 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN 1. Barang siapa dengan sengaja

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

D. (1) dan (3) E. (2)

D. (1) dan (3) E. (2) 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini : Yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan secara analisis adalah gambar... A. (1), (2) dan (3) B.

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG Nugroho Utomo ( L2F008072) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto,SH, Tembalang,

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis :

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis : PEMBAHASAN 1. Rangkaian DC a.) Dasar-dasar Rangkaian Listrik Resistor (hambatan) Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2 STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7 1. Setrika bertuliskan 100 W/220 V, saat digunakan elemennya putus. Jika elemen itu diperbaiki dengan kawat konstanta

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

Pergeseran Spektrum Pada Filamen Lampu Wolfram Spectra Displacement of Wolfram Lamp

Pergeseran Spektrum Pada Filamen Lampu Wolfram Spectra Displacement of Wolfram Lamp Pergeseran Spektrum Pada Filamen Lampu Wolfram Spectra Displacement of Wolfram Lamp Lovy Amirla Dewi, Agus Purwanto, Heru Kuswanto Jurusan Fisika FMIPA UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 II DASAR TEORI

BAB 2 II DASAR TEORI BAB 2 II DASAR TEORI 2.1 Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri / kanan jalan dan atau di tengah (dibagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal

Lebih terperinci

( v 2 0.(sin α) 2. g ) 10 ) ) 10

( v 2 0.(sin α) 2. g ) 10 ) ) 10 16. Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke udara. Pada ketinggian 9,1 m komponen kecepatan bola dalam arah x adalah 7,6 m/s dan dalam arah y adalah 6,1 m/s. Jika percepatan gravitasi g = 9,8 m/s 2, maka

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Program Studi : Fisika : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 24 April 2008 Jam : 08.00 0.00 PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN)

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL 10 Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL Syaifurrahman (1), Abang Razikin (1), Madduhir Siregar (1), Jamhir Islami (2) (1,2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Untan (3) PLP Ahli

Lebih terperinci

1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai...

1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai... 1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai... A. (0, ± 0,01) cm B. (0, ± 0,01) cm. (0,5 ± 0,005) cm D. (0,0 ± 0,005)

Lebih terperinci