Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan"

Transkripsi

1 Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan Bambang Priyandono Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung Abstrak Dewasa ini konservasi energi sangat diperlukan sekali, oleh karena konservasi energi merupakan tindakan untuk melakukan penghematan energi yang ada. Penghematan tersebut mempengaruhi terhadap intensitas konsumsi energi pada suatu objek seperti rumah tinggal. Karena banyaknya keperluan rumah tangga sehari hari yang memerlukan energi seperti pada penerangan listrik yang merupakan sumber pencahayaan ruangan, maka perlu adanya sistem pengaturan pencahayaan guna didapatnya efektifitas intensitas konsumsi pemakaian energi. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi konsumsi energi, untuk sektor penerangan seperti pergantian daya lampu. Intensitas konsumsi energi adalah perbandingan antara konsumsi energi terhadap luas suatu wilayah. Tujuan pembuatan penelitian ini adalah membuat rancang bangun modul konservasi energi listrik pada beban penerangan rumah tinggal, dengan menghitung jumlah besaran nilai dari intensitas konsumsi energi, pengaturan pencahayaan serta pengontrolan pemakaian energinya Kata kunci : konservasi, intensitas konsumsi energi, penerangan 1. Pendahuluan Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana,dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri dan meningkatkan pemanfaatannya seperti yang tertera pada Peraturan Pemerintah No 70 tahun 2009 tentang konservasi energi pasal 1. Konservasi energi ini dapat dilakukan dengan menggunakan energi secara efisien dan tidak mengurangi manfaat yang diperoleh dengan penerangan, penerangan diperlukan sebagai penggunaan energi yang lebih sedikit, ataupun sumber pencahayaan. dengan cara mengurangi konsumsi yang Untuk itu diperlukannya referensi dalam berlebihan yang menggunakan energi. melakukan konservasi energi tersebut yang Penghematan energi dapat membantu tertuang pada Undang Undang No 30 tahun menurangi biaya pemakaian, ramah terhdap 2007 tentang energi. lingkungan sekitar. Selain itu juga dapat menurunkan konsumsi energi, sehingga dapat 2. Dasar Teori mengurangi peningkatan kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Dan juga dapat mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Dengan berkurangnya permintaan energi ini dapat meningkatkan produksi energi secara lebih. Selain itu, dengan mengurangi emisi, konservasi energi merupakan salah satu bagian penting dari mencegah perubahan iklum. Konservasi energi juga merupakan cara yang ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi dan cara ini lebih rama lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi Banyak objek yang dapat menjadi contoh konservasi energi seperti rumah tinggal. Karena, banyak keperluan rumah tangga yang memperlukan energi listriknya dalam kehidupan sehari hari. Salah satunya adalah 2.1 Konservasi Energi Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya, namun secara bijaksana. Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang 1

2 konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana. Konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Konservasi energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Konservasi energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi. Konservasi energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Konservasi energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat 2.2 Audit Energi Audit energi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung berapa besarnya konsumsi energi pada bangunan dan cara cara untuk melakukan penghematan. Audit energi aktifitas pemeriksaan secara rutin dan berskala untuk mengetahui penyimpangan dalam penggunaan energi. Audit energi juga dapat untuk menelusuri berapa energi yang dibutuhkan, mengidentikasi kebocoran atau ketidakefisienan energi dan menentukan langkah memperbaikinya serta mengevaluasi. Hasil dari audit energi adalah laporan tentang bagian yang mengalami pemborosan energi. 2.3 Standar Audit Energi Adapula standar yang digunakan untuk melakukan audit energi. Di Indonesia standar yang digunakan untuk melakukan audit energi mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Fungsi digunakan standar disini adalah untuk acuan dalam merancang suatu sistem tentang keenergian pada suatu bangunan. Standar internasional yang digunakan untuk melakukan audit energi adalah antara lain: 1. SNI ; prosedur audit pada bangunan gedung. 2. BOCA, International energi conservation code ASHRAE, Standard 90.1: energi efficiency. 4. BOMA, Standard method for measuring floor area in office buildings 2.4 Intensitas Konumsi Energi Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah diperbaharui. Konservasi energi sering perbandingan antara konsumsi energi yang merupakan cara paling ekonomis dalam digunakan terhadap luas bangunan gedung menghadapi kekurangan energi, dan merupakan tersebut. cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi. Tujuan utama dari konservasi energi IKE (kwh/m 2 )= Total konsumsi listrik Luas area adalah untuk menghemat energi. Konservasi energi juga dapat berarti menghemat uang serta Nilai intensitas konsumsi energi (IKE) mengurangi ketergantungan kita pada bahan sangatlah penting unutk mengatahui dan bakar fosil karena fosil merupakan bahan bakar dominan yang kita gunakan sampai saat ini. Konservasi energi juga dapat membantu membandingankan berapa besar energi yang akan dipakai. Berdasarkan acuan pelaksanaan konservasi energi listrik dan BSN untuk lingkungan kita. Mengurangi penggunaan menentukan penghematan energi sebagi bahan bakar fosil berarti juga mengurangi emisi CO2 yang dianggap oleh banyak peneliti sebagi berikut: Bangunan menggunakan AC salah satu penyebab utama meningkatnya dampak perubahaan iklim. a. Sangat efisien : 4,17 7,92 kwh/m 2 /bulan, 2

3 b. Efisien : 7,93 12,08 kwh/m 2 /bulan, c. Cukup efisien : 12,08 14,58 kwh/m 2 /bulan, d. Agak boros : 14,58 19,17 kwh/m 2 /bulan, e. Boros : 23,75 37,5 kwh/m 2 /bulan, f. Sangat boros : 23,75 37,5 kwh/m 2 /bulan. Bangunan tidak menggunakan AC a. Efisien : 0,84 1,67 kwh/m 2 /bulan, b. Cukup efisien : 1,67 2,5 kwh/m 2 /bulan, c. Boros : 2,5 3,34 kwh/m 2 /bulan, d. Sangat boros : 3,34 4,17 kwh/m 2 /bulan 2.5 Potensi Peluang Hemat Energi Potensi penghematan merupakan hasil analisis Intensitas Konsumsi Energi untuk selanjutnya dibandingkan dengan standar yang digunakan (SNI, BSN), jika didapati IKE lebih besar dari IKE standar maka ada potensi untuk dilakukan penghematan. Hasil dari proses audit energi adalah efisiensi energi. Potensi PHE= IKE x Tarif Listrik x Luas 12 bulan/ tahun filament panas itu menghalangi udara. Sehingga filament tidak langsung rusak akibat teroksidasi. Prinsip kerja lampu pijar saat bola lampu pijar dihidupkan arus listrik akan mengalir dan menuju ke filament dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya timbul pergerakan electron bebas dari kutub negatif ke kutub postif. Sepanjang filament ini secara konstan akan menabrak atom pada filamen. Energinya akan mengetarkan atom atau arus listrik memanaskan atom. Ikatan elektron dalam atom yang bergetar ini akan mendorong atom pada tingkatan tertinggi secara berkala. Saat energinya kembali ketingkat normal, maka elektron akan melepaskan energi ekstra dalam bentuk poton. Atom-atom yang dilepaskan ini dalam bentuk poton-poton sinar infrared yang tidak mungkin dilihat oleh mata manusia. Tetapi bila dipanaskan sampai temperatur derajat Celcius, cahaya yang dipancarkan dapat kita lihat seperti halnya bola lampu pijar yang sering kita pakai sehari-hari. Lampu pijar memiliki ciri ciri 2.6 Manajemen Energi Manajemen berasal dari bahasa perancis kuno yang memiliki arti mengatur. Manajemen energi adalah tindakan pengelolaan energi yang meliputi pencatatan, pengukuran, akuntansi, penetapan target dan rekomendasi tindak lanjut. Sumber cahaya yang digunakan untuk menerangi dapat dibagi menjadi dua penerangan alami dan buatan. Penerangan alami tidak lah membutuhkan energi listrik untuk dapat menikmatinya. Peneragan alami ini ultraviolet yang dihasilkan oleh ion gas raksa, berupa sinar matahari. Sedangkan penerangan oleh lapisan fosfor dalam tabung akan buatan memerlukan energi listrik. Pemanfaatan penerangan alami akan mengurangi penggunaan energi listrik sementara, karena dapat dilakukan hanya dipagi hingga sore hari. Penerangan alami ini memerlukan beberapa faktor antara lain desain bangunan letak jendela, warna dinding, dan pintu serta letak benda agar tidak menghalangi sinar masuk. 2.7 Jenis Lampu Lampu Pijar [10],[12], [14] Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan penyaluran arus listrik melalui filament yang memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menutupi Gambar 1 Lampu Pijar Lampu TL [13],[14] Lampu TL yaitu jenis lampu pelepasan gas yang memiliki bentuk tabung. Lampu TL berisi uap raksa bertekanan rendah. Radiasi dipancarkan berupa cahaya tampak. Elektroda yang dipasang pada ujung tabung berupa kawat lilitan pijar dan akan menyala apabila dialiri arus listrik. Lampu TL salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa yang menghasilkan gelombang ultra ungu. Lampu TL ini terangnya lebih baik dari pada lampu pijar. Prinsip kerja lampu TL adalah berpendarnya radiasi ultra violet pada permukaan yang dilapisi dengan serbuk fluorescent. Radiasi ultra violet ini akan terjadi jika elektron elektron bebas hasil dari emisi 3

4 elektron pada elektroda bertumbuk dengan atom-atom gas yang berada pada tabung Agar elektroda elektroda dapat memancarkan elektron, maka perlu bagi elektroda untuk mendapatkan mekanisme pembantu proses tersebut. Pada lampu fluorescent biasa, maka proses emisi elektron ini dilakukan dengan proses pemanasan elektroda elektroda terlebih dahulu, proses ini dilakukan oleh starter. Untuk dapat menyala maka lampu tabung fluorescent memerlukan tegangan yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 400 Volt, oleh karena itu fungsi starter selain membantu memanaskan elektroda, juga berfungsi sebagai alat untuk menciptakan tegangan penyalaan bagi lampu. Gambar 2 Lampu TL Lampu Hemat Energi [14],[18] Lampu hemat energi adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi tersebut menghasilkan gelombang ultra violet yang menyebabkan lapisan fosfor berpendar menghasilkan cahaya kasat mata lama daripada lampu pijar dan 10 x lebih lama daripada lampu TL. Namun jika dibandingkan dengan lampu lain harga lampu LED jauh lebih mahal. Lampu LED sering disebut emergency lamp dikarenakan LED menggunakan daya listrik DC, sehingga dapat dengan mudah menghubungkan ke aki kering maka lampu dapat menyala. Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semi konduktor yang digunakan. LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan 10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus. Gambar 4 Lampu LED Gambar 3 Lampu Hemat Energi Lampu LED [14],[15] Lampu LED merupakan singkatan dari Light emitting diode. Lampu ini berupa sirkuit semi konduktor yang akan mengeluarkan cahaya apabila dialiri arus listrik. LED tidak lah menghasilkan panas melainkan dingin dikarenakan lampu LED tidak mengandung merkuri. Dari segi ketahanan lampu LED jauh lebih tahan lama daripada lampu tabung biasa. Lampu LED memiliki daya tahan 60 x lebih Lampu Halogen [16],[17] Lampu halogen adalah lampu pijar biasa yang berisi filamen tungsten, dibungkus dengan kaca dan disertakan di dalamnya campuran gas (umumnya Nitrogen, Argon dan Krypton). Ketika listrik disalurkan, maka filamen akan menjadi panas dan kemudian terlihat membara. Bara terang tersebut kemudian menjadi sumber cahaya. Prinsip kerja lampu halogen pada hakikatnya adalah sama dengan lampu pijar standar. Dalam lampu halogen, gas yang diisikan biasanya Iodium atau kadang-kadang 4

5 Brom. Dua unsur kimia sangat reaktif dari kelompok yang disebut Halogen. Gas tersebut menjalankan proses kimia dua tahap yang membuat filamen berumur dua kali lebih panjang. Gambar 5 Lampu Halogen gambar modul, pemelihan spesifikasi alat yang akan dibuat sebagi penelitian, pengukuran untuk melakukan analisa. Pada tahap ini mencakup tentang sesuatu yang berhubungan dengan pembuatan penelitian, mulai dari proses awal hingga menjadi alat yang akan digunakan pada laboratorium. 3.1 Audit Awal Denah ruangan. Sebelum pelaksanaan penelitian perlu ditentukan dahulu ukuran dan denah dari ruangan yang akan diteliti, misalkan seperti gambar Konsumsi Listrik Adalah penggunaan listrik dari setiap peralatan yang memakai energi sebagai konsumsinya, dilakukan perhitungan energi listrik selama satu bulan. Konsumsi listrik (kwh/bulan) = Daya (watt) x waktu pemakaian (jam) x 30 hari Dan hasil perhitungannya berupa distribusi konsumsi atau penggunaan listrik berdasarkan peralatan yang digunakan. Dimana daya listrik dalam bentuk kompleks dapat dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut : S = P ± jq dengan : Gambar 6 Denah Rumah S = daya kompleks (VA) P = daya aktif/nyata (Watt) Data Ruangan Q = daya reaktif (VAR) Tabel 1: Data Ruangan P = V I Cosφ Nama Dimensi No dengan : Ruangan P L T Luas V V = tegangan (Volt) I = arus (Ampere) Lantai 1 Cosφ = faktor daya 1 Teras 1,5 4,5 3 6,75 20,25 2 Garasi 2,5 4,5 3 11,25 33,75 Q = V I sinφ 3 Kamar 1 2 4, dengan : Q = daya reaktif (VAR) 4 Kamar 2 2 4, V = tegangan (Volt) 5 Toilet 1 1,5 2,5 3 6,75 20,25 I = arus (Ampere) 6 Kolam 2 4, Perancangan 7 Dapur 2 4, Rancang bangun modul praktikum Ruang 8 3,5 4,5 3 15,75 47,25 merupakan langkah awal dalam pembuatan Keluarga 1 suatu alat pada penelitian ini selain pembuatan Ruang 9 3 4,5 6 13,5 81 laporan. Pada bagian ini akan dilakukan Tamu pemilihan jenis komponen yang akan Lantai 2 digunakan pada modul praktikum, pembuatan Ruang 10 3,5 4,5 3 15,75 47,25 Keluarga 2 5

6 11 Beranda 2,5 4,5 0 11, Kamar 3 2 4, Kamar 4 2 4, Kamar 5 2 3, Toilet 2 1,5 4,5 3 6,75 20,25 16 Toilet 3 1,5 1,5 3 2,25 6,75 17 Ruang Cuci 2 3, Profil Biaya Pemakaian Energi Listrik No Bulan Tahun Tabel 2: Biaya Pemakaian Biaya (Rp) Daya Terpakai (kwh) 1 Januari Februari Maret ,78 4 April ,02 5 Mei ,78 6 Juni ,02 7 Juli ,64 8 Agustus ,64 9 September ,02 10 Oktober ,90 11 November ,78 12 Desember ,90 Total ,56 Rata - Rata ,63 kwh/bulan. Maka untuk menghitung Intensitas Konsumsi Energinya (IKE) adalah = 4,92 kwh/m 2 /bulan Berdasarkan perhitungan tersebut bahwa rumah tinggal Bapak Siswanto memilik IKE perbulannya yaitu sebesar 4,92 kwh/m 2. Menurut table 3.6 IKE bangunan ber AC rumah tinggal milik Bapak Siswanto digolongkan sangat efisien. Namun masih dapat dilakukan potensi hemat energi Potensi Peluang Hemat Energi Dari hasil perhitungan IKE bangunan ber AC rumah tinggal milik Bapak Siswanto digolongkan sangat efisien, dan untuk penghematan lebih lanjut maka dilakukan perhitungan peluang hemat energi seperti berikut: = (4,92-4,17) 180 x 795 = Rp /bulan Berdasarkan perhitungan diatas maka setelah dilakukan potensi penghematan energi didapat besarnya biaya yang dapat menghemat sebesar Rp ,-/bulan Intensitas Konsumsi Energi Dengan luas rumah 180m 2 dan rata rata 3.2 Audit Rinci penggunaan daya perbulan adalah 885, Perhitungan Iluminasi Sebelum Konservasi Tabel 3 Data spesifikasi ruangan sebelum konservasi Ruangan Daya Merk Jenis Lampu Tegangan Arus cos ϕ W VAR VA Teras 20 watt Fluro LHE Garasi 10 watt Phillips TL Kamar Tidur 1 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 2 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 3 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 4 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 5 20 watt Fluro LHE Ruang Tamu 70 watt Ekonomat LHE Ruang Keluarga 1 33 watt Phillips LHE + TL Ruang Keluarga 2 33 watt Phillips LHE + TL

7 Toilet 1 35 watt Ekonomat LHE Toilet 2 35 watt Ekonomat LHE Toilet 3 35 watt Ekonomat LHE Dapur 35 watt Ekonomat LHE Ruang Cuci 20 watt Fluro LHE Kolam 35 watt Ekonomat LHE Perhitungan sebelum konservasi diperlukan data tentang daya yang dibutuhkan, Efikasi, luas ruangan dan standar kuat penerangan pada setiap rungan Jika diketahui pada suatu ruangan mempunyai data : Daya = 23 watt Efikasi = 60 lumen/watt (LHE) Luas = 9 m 2 Maka arus cahaya yang dibutuhkan adalah F = Efikasi x Daya = 60 x 23 = 1380 lumen Sehingga besarnya kuat penerangan ruangan menurut perhitungan adalah : Kemudian dilihat besarnya standar kuat penerangan yang ada, misalkan untuk ruang tidur sebesar lux Tabel Perhitungan Iluminasi Setelah Konservasi Tabel 4 Data spesifikasi ruangan setelah konservasi Ruangan Daya Merk Jenis Lampu Tegangan Arus cos ϕ W VAR VA Teras 5 watt Phillips LHE Garasi 10 watt Phillips TL Kamar Tidur 1 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 2 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 3 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 4 25 watt Ekonomat LHE Kamar Tidur 5 20 watt Fluro LHE Ruang Tamu 36 watt Phillips LHE Ruang Keluarga 1 33 watt Phillips LHE + TL Ruang Keluarga 2 33 watt Phillips LHE + TL Toilet 1 23 watt Phillips LHE Toilet 2 23 watt Phillips LHE Toilet 3 8 watt Phillips LHE Dapur 35 watt Ekonomat LHE Ruang Cuci 20 watt Fluro LHE Kolam 35 watt Ekonomat LHE

8 Pada salah satu ruang seperti pada contoh diatas, maka setelah dilakukan konservasi, didapatkan : Daya = 23 watt Efikasi = 60 lumen/watt (LHE) Luas = 9 m 2 F = Efikasi x Daya = 60 x 23 = 1380 lumen Untuk standar lux pada kamar tidur adalah lux 4 Analisa Analisa Intensitas Konsumsi Energi Dari data yang sudah didapat biaya pemakaian energi listrik pada bulan Januari 2012 Desember 2012 didapat total penggunaan energi dalah tahun 2012 adalah ,56 kwh dan didapat nilai rata rata per bulannya 885,63 kwh/bulan. Dengan luas total bangunan sebesar 180 m 2. Data tersebut didapat dari hasil observasi langsung Analisa Audit Rinci Pada perhitungan lux tiap ruangan didapatkan ruangan yang tidak memiliki standar lux seperti: Teras Teras sebelum konservasi Sedangkan untuk standar lux pada teras adalah 60 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. Teras setelah konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 5 watt untuk mengganti lampu 20 watt Atama, karena lux sebelum dilakukannya konservasi jauh diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. = 4,92 kwh/m 2 /bulan Maka berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya didapatkan nilai IKE sebesar 4,92 kwh/m 2 / bulan. Pada tabel 3.6 kriteria IKE bangunan ber AC, bahwa nilai IKE sebesar 4,92 digolongkan sangat efisien 4,17 7,92 kwh/m 2 /bulan. Namun nilain 4,92 masih dapat dilakukan tindakan peluang hemat energi. Ruang tamu setelah konservasi Analisa Peluang Hemat Energi Dari hasil perhitungan IKE yang didapat dari data sebelumnya bahwa 4,92 masih dapat dilakukan tindakan peluang hemat energi. = (4,92-4,17) 180 x 795 Ruang Tamu Ruang tamu sebelum konservasi Sedangkan untuk standar lux pada ruang tamu adalah lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 35 watt untuk mengganti lampu 70 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. = Rp /bulan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai peluang hemat energi sebesar Rp /bulan. Maka rata rata biaya perbulan dapat dihemat Rp dan pertahun bisa menghemat biaya sebesar Rp pertahunnya dibandingkan sebelum dilakukan konservasi. Toilet 1 Toilet 1 sebelum konservasi Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. 8

9 Toilet setelah konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 23 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. Toilet 2 Toilet 2 sebelum konservasi Lampu hemat energi 20 watt diasumsikan 10 jam menyala Harga per kwh = Rp kwh x 795 = Rp 159 per hari Jika satu bulan maka pemakaian lampu maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 159 x 30 = Rp perbulan Lampu LHE 5 watt diasumsikan 10 jam menyala Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian lampu dengan standar lux yang telah ditetapkan. Toilet setelah konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 23 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan. Toilet 3 Toilet 3 sebelum konservasi Pada kasus ini digunakan lampu Phillips 10 watt untuk mengganti lampu 35 watt Ekonomat, karena lux sebelum dilakukannya konservasi diatas standar yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat penghematan dari segi daya lampu yang digunakan Implementasi Setelah didapat hasil rekomendasi yang telah dilakukan untuk peluang hemat energi maka dilakukan pergantian lampu Pada teras lampu 20 watt LHE diganti 5 watt LHE Harga per kwh = Rp kwh x 795 = Rp 39,75 per hari Jika dalam satu bulan pemakaian lampu, maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 39,75 x 30 = Rp perbulan perbulan Analisa: Dari hasil perhitungan pergantian lampu 20 watt ke 5 watt pada teras maka akan ada penghematan sebesar 3.6%. Dengan rincian biaya lampu 20 watt sehari mengeluarkan biaya Rp 159 per hari dan sebulan menghabiskan Rp Biaya lampu 5 watt sehari mengeluarkan biaya Rp 39,75 per hari dan sebulan menghabiskan Rp Rekomendasi Pada rekomendasi ini akan diberikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk Sedangkan untuk standar lux pada toilet adalah penghematan konsumsi energi listrik, dan 250 lux maka untuk itu dilakukan pergantian penghematan biaya konsumsi energi listrik. lampu dengan standar lux yang telah Pada sistem penerangan dapat dilakukan ditetapkan. rekomendasi : 1. Merubah pola pemakaian listrik dengan Toilet setelah konservasi lebih sering menggunakan pencahayaan alami. 2. Pengganti lampu sebagaian yang kurang efisien dan tidak sesuai dengan standar lux dengan lampu LHE Philips yang sesuai dengan standar lux atu mendekati sehingga dapat menekan biaya pengeluaran perbulan 5 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah didapat dan analisis yang telah dilakukan didapatkan beberapa kesimpulan: 1. Total konsumsi energi dalam satu tahun adalah sebesar ,56 kwh/m 2 dengan biaya rupiah dan rata rata 9

10 perbulannya sebesar 885,63 kwh/m 2 dan dengan biaya sebesar rupiah dengan konsumsi energi terbesar pada bulan juli dan agustus sebesar 1003, Setelah dilakukan perhitungan IKE ternyata masih dapat dilakukan tindak lanjut yaitu peluang hemat energi. Dan didapatkan peluang hemat energi sebesar Rp dan pertahun bisa menghemat biaya sebesar Rp Setelah dilakukan perhitungan kuat penerangan ( lux ) terhadap setiap ruangan didapat beberapa ruangan yang tidak memenuhi standar lux yang telah ditetapkan, seperti pada teras rumah didapatkan 177,7 lux sedangkan standar nya adalah 60 lux setelah dilakukan konservasi luxnya menjadi 44,4 lux untuk teras. Untuk ruang tamu didapatkan 275,5 lux sedangkan standar nya adalah lux setelah dilakukan konservasi luxnya menjadi 155,5 lux, begitu pula untuk toilet 1, 2 dan 3 didapatkan 293,3 lux sedangkan standar nya adalah 250 lux setelah dilakukan konservasi, maka konservasi luxnya menjadi 213,3 lux. Daftar Pustaka: [1] Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jenderal Listrik dan Pengembangan Energi, Petunjuk Teknik Konservasi Energi. Jakarta [2] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Penghematan Energi & Air Pada Gedung Perkantoran. Jakarta [3] Prasetio, Hadi, 20008, Konservasi Energi Listrik. Fakultas Teknik Universitas Indonesia [4] Ready, Moch, 2009, Konservasi Energi Listrik Di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan daerah tingkat II (BAPPEDA) Bandung, Penelitian.. Bandung [5] SNI , Konservasi Energi Bidang Pencahayaan, BSN. Jakarta [6] nergi [7] tian-konservasi-energi.html [8] engertian-konservasi [9] 2011/01/perkembangan-lampu.html [10] ampu-pijar-lampu-pijar-sumber-cahaya.html [11] [12] [13] pu-tl-tubular-lamp-definisi-lampu.html [14] [15] [16] n [17] /cara-kerja-dan-keistimewaan-lampu-halogen/ [18] r [19] [20] Manajemen 10/03/about-manajemen-energi html 10

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM PENCAHAYAAN DAN AIR CONDITIONING (AC) DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KOTA MALANG JURNAL SKRIPSI KONSENTRASI TEKNIK ENERGI

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Abdullah Iskandar 1), Agus Supriyadi 2) 1) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan 2) Program Studi Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL 16 Jurnal Program Studi Teknik Elektro JE-Unisla EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL Suharijanto 1), Abdullah Iskandar 2), Agus Supriyadi 3) 11) Dosen Fakultas Teknik Prodi

Lebih terperinci

Bab III ENERGI LISTRIK

Bab III ENERGI LISTRIK Bab III ENERGI LISTRIK Daftar isi Energi Listrik Perubahan Listrik Menjadi Kalor Daya Listrik Hemat Energi Energi Listrik Hukum kekekalan energi Energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Energi Energi adalah suatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tapi dapat dirasakan keberadannya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salpanio, R. (2007), melakukan penelitian mengenai Audit Energi pada kampus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salpanio, R. (2007), melakukan penelitian mengenai Audit Energi pada kampus BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Salpanio, R. (2007), melakukan penelitian mengenai Audit Energi pada kampus UNDIP PLEBURAN SEMARANG dengan sample hanya 21 pelanggan. Hasil dari penelitian ini

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR Oleh : Nisa Ridhayati NIM: 121331017 3A 2 Teknik Telekomunikasi Tanggal Percobaan : 14- Oktober- 2014 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

TEKNIKA VOL. 2 NO

TEKNIKA VOL. 2 NO ANALISA KONSERVASI ENERGI PENCAHAYAAN PADA GEDUNG KULIAH DI UNIVERSITAS IBA Bahrul Ilmi, Reny Afriany Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang Email: bahrul.ilmii@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN Ahmad Rizal Sultan 1) Abstrak : Secara umum, tiap jenis lampu listrik memiliki umur sendiri. Namun karena berbagai faktor umur rata-rata belum

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak ditemukan pada tahun 1800an oleh Michael Faraday atau yang sekarang mendapat gelar sebagai bapak listrik, listrik telah menjadi kebutuhan penting dan sangat fundamental

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Riky Dwi Puriyanto 1), Sunardi 2), Ahmad Azhari 3) 1 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Email: rikydp@ee.uad.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya yang sebelumnya tentang kajian managemen konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung perkantoran PT. PHE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pencahayaan digunakan ketika penerangan alami tidak dapat memenuhi persyaratan penerangan ruang dalam bangunan. Dilihat dari penggunaan energi listrik suatu bangunan,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR

ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR ANALISIS PERBANDINGAN PEMAKAIAN LISTRIK ANTARA LAMPU HEMAT ENERGI DENGAN LAMPU PENDAR TANPA KAPASITOR Iman Setiono Staf pengajar PSD III Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jalan Prof.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI Yadi Yunus 1, Suyamto 2, Indra Milyardi 1 1 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari P.O. BOX 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR --KOMIK INPRES 13/2011--

KATA PENGANTAR --KOMIK INPRES 13/2011-- KATA PENGANTAR --KOMIK INPRES 13/2011-- Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, serta dengan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja keras, Komik Bergambar

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS Johny Custer Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail: johnycaster@polbeng.ac.id Abstrak Penggunaan alat-alat las di Bengkel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keperluan pencahayaan ruangan menempati urutan terbesar kedua setelah sistem tata udara. Sebagaimana diketahui bahwa sumber daya alam untuk membangkitkan listrik adalah

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa yang menyebabkan pemanasan global atau global warming. Salah satu hal yang telah dipelajari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 Implementasi sistem merupakan tahap untuk mengimplementasikan sistem. Tahap penggunaan sistem ini dilakukan

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk

BAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk 6 BAB II DASAR TEORI 2.1. AUDIT ENERGI Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk penghematan. Tujuan suatu audit

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS 1) Bima Brilliando Agam, 2) Yushardi, 2) Trapsilo Prihandono 1) Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

Prosedur audit energi pada bagunan gedung

Prosedur audit energi pada bagunan gedung Standar Nasional Indonesia Prosedur audit energi pada bagunan gedung ICS 91.040.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang Iingkup...1 2 Acuan...1

Lebih terperinci

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 68-73 PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 Supriyo, Ismin T. R. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) Ullin Dwi Fajri A 1, Unggul Wibawa, Ir., M.Sc. 2, Rini Nur Hasanah,

Lebih terperinci

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu 46 Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu Ardy Willyanto Tanod (1), Ir. Hans Tumaliang, MT. (2), Lily S. Patras, ST., MT. (3) (1)Mahasiswa (2)Pembimbing 1 (3)Pembimbing 2 Jurusan Teknik Elektro-FT,

Lebih terperinci

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z

Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z Analisis Antisipasi Potensi Pemborosan Pada Energi Penerangan Di Industri Tekstil PT. Z Nasrul Fatah (0906556332) nazfat@yahoo.com Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN SSN: 1693-6930 39 ANALSS UPAYA PENUUNAN BAYA PEMAKAAN ENEG LSTK PADA LAMPU PENEANGAN Slamet Suripto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Abstrak Keterbatasan sumber

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data International Energy Agency World Resource Institute, pencahayaan dari lampu memberikan kontribusi 19% dari penggunaan energi dunia, sehingga semakin

Lebih terperinci

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta EFISIENSI ENERGI RUANG RAWAT INAP Ria Kurniawati 1, Syafi i 2, dan Mamok Suprapto 3 1 Mahasiswa Magister Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Surakarta ria_180290@yahoo.com 2 Dosen Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak penelitian yang dilakukan untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang tinggi dan tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini. Energi menjadi kebutuhan primer pada kebutuhan manusia. Menurut Buku Perencanaan Efisiensi dan Elastisitas Energi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG NUR MUHAMAD HAKIKI NIM: 41312010028 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim

TENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PENGHE EMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWAA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG Feby Ardianto (1), Muhammad Hurairah (2), Ichwanudin Azis (3) (1,2) Program Studi Teknik Elektro, UMPalembang (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini energi merupakan kebutuhan utama setiap manusia. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

ENERGI DAN DAYA LISTRIK ENERGI DAN DAYA LISTRIK A. Arus, Tegangan, dan Energi Listrik Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik

Lebih terperinci

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan LED Di Rumah Tangga Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi membantu memperjelas penglihatan kita diruang kerja saat sedang bekerja, tanpa sebuah alat bantu penerangan

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG

ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG Nugroho Utomo ( L2F008072) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto,SH, Tembalang,

Lebih terperinci

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL 10 Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL Syaifurrahman (1), Abang Razikin (1), Madduhir Siregar (1), Jamhir Islami (2) (1,2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Untan (3) PLP Ahli

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36 Moethia Faridha, M. Dahlan Yusuf Saputra Jurusan Teknik Elektro Uniska M A B Banjarmasin Jl. Adyaksa No2 Banjarmasin Kalimantan Selatan Email:bariethia@gmail.com

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang

AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA. Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang AUDIT ENERGI GEDUNG FT UIBA Bahrul Ilmi, Ratih Diah Andayani Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang ABSTRAK Audit energi yang dilakukan pada gedung Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC Tips untuk Konservasi Energi 6 Tips untuk merawat AC Anda agar Hemat Listrik dan Tahan Lama :. Bersihkan saringan udara (pre-filter) secara teratur (disarankan kali sebulan) & lakukanlah sevis berkala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Besaran Listrik Terdapat tiga buah besaran listrik dasar yang digunakan di dalam teknik elektro, yaitu beda potensial atau sering disebut sebagai tegangan listrik, arus

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan. Energi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi.

DAFTAR PUSTAKA. Audit Energi Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan. Energi. Direktotat Jendral Pengembangan Energi. DAFTAR PUSTAKA 1. Daryanto. Teknik pendingin (AC, Freezer dan kulkas, yrama widya. 2005. 2. Direktorat Pengembangan Energi. Petunjuk teknis konservasi energi; Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung.

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM IPA 3 KEAJAIBAN LAMPU PIJAR

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM IPA 3 KEAJAIBAN LAMPU PIJAR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM IPA 3 KEAJAIBAN LAMPU PIJAR Disusun oleh : Hanif Faturohmah 14312244004 Pendidikan IPA I 2014 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah faktor yang sangat penting bagi kesuksesan suatu produk dan bagi kelanjutan suatu perusahaan, karena jika sebuah produk dipasarkan dengan cara yang

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI

PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI PERANGKAT LUNAK AUDIT SEBAGAI ALAT BANTU SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK UPAYA KONSERVASI ENERGI JURNAL PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh : INDAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai Keputusan Presiden RI. No. 43 Tahun 1991 Tentang Konversi Energi, maka Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) selaku penyedia dan pengelola energi listrik

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo 1, Rudy Setiabudy 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: septyono.utomo@gmail.com

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGHEMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2 STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis yang digunakaan menggunakan metodologi berupa observasi langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis yang digunakaan menggunakan metodologi berupa observasi langsung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pustaka Mukhlis (2011) pernah melakukan peneliti tentang Evaluasi Penggunaan Energi Listrik pada Bangungan Gedung di Lingkungan Universitas Tadulako. Analisis yang digunakaan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN

ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN Endah Asmawati 1, Marlina 2, Junanik Idayani 3 1 Teknik Informatika dan Pusat Studi Energi Terbarukan, 2 Hukum dan Pusat Studi Energi Terbarukan,

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)

Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Vokasi Volume 8, Nomor 3, Oktober 2012 ISSN 1693 9085 hal 184-196 Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) + ACHMAD MARZUKI DAN RUSMAN Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE Eko Widiarto Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : ewidiarto8@gmail.com

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam

Lebih terperinci

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT

Jenis-jenis Monitor. Gambar 1. CRT Jenis-jenis Monitor 2.4.1 Monitor tabung CRT Tabung sinar katoda (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT) yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER Ary Indah Ivrilianita Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem pengendali lampu menggunakan mikrokontroler ATMega

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Teori Pencahayaan di area parkir merupakan aspek penting dalam menunjang aktivitas pelayanan parkir dibangunan gedung. Setiap bangunan gedung untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan Audit Energi yang akan dilakukan pada gedung Pasca Sarajana Kampus UMY mengacu pada prosedur audit energi SNI 6196 tahun 2011 yang diterbitkan

Lebih terperinci

Prosedur Energi Listrik

Prosedur Energi Listrik Prosedur Energi Listrik Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta giriwiyono@uny.ac.id Prosedur Audit Energi Listrik Pada Bangunan Gedung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengacu pada prosedur audit energy SNI 6196

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat diperbaharui dan ada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hadirnya energi listrik ke dalam kehidupan manusia merupakan salah satu hal penting yang mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan di dunia sekarang ini. Hampir setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kualitas hidup manusia menuntut peningkatan kebutuhan dari manusia itu sendiri, seperti kebutuhan akan daya listrik. Oleh karena itu, tujuan utama dari

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR

ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR LAPORAN SKRIPSI ANALISIS HARMONISA PADA LAMPU HEMAT ENERGI DAN LAMPU PIJAR Disusun Oleh: Nama : Aris Noor Zaini NIM : 201052011 Program Studi : Teknik Elektro Fakultas : Teknik UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi menuntut suatu alat atau barang menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi menuntut suatu alat atau barang menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Semakin majunya teknologi masa kini dalam bidang elektronika mempunyai pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Dimana pertumbuhan perkembangan teknologi menuntut

Lebih terperinci

BAB 2 II DASAR TEORI

BAB 2 II DASAR TEORI BAB 2 II DASAR TEORI 2.1 Lampu Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan merupakan bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri / kanan jalan dan atau di tengah (dibagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menanggapi isu penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh kebijakan dunia dan negara

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik

Gambar 2.1 Kelompok gelombang elektromagnetik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cahaya Cahaya adalah Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak.perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang- gelombang

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK Martono Dwi Atmadja *, Harrij Mukti Kristiana, Farida Arinie Soelistianto Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang,

Lebih terperinci

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

MODUL III INTENSITAS CAHAYA MODUL III INTENSITAS CAHAYA Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK AUDIT ENERGI LISTRIK GEDUNG

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK AUDIT ENERGI LISTRIK GEDUNG 1 RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK AUDIT ENERGI LISTRIK GEDUNG Galuh Prawestri Citra Handani¹, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D 2, Dr. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc 3 ¹Mahasiswa Teknik Elektro, ² ³Dosen Teknik

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG

AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG AUDIT ENERGI UNTUK MENDAPATKAN PELUANG PENGHEMATAN ENERGI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DI SALAH SATU HOTEL DI SEMARANG Abstrak M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H.

Lebih terperinci

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

24 Feb 17. Perilaku Berhemat Energi Listrik. Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya. Perilaku Berhemat Energi Listrik TIM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Semakin tinggi peradaban seseorang semakin beragam kebutuhan energinya.

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN

ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik dan Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi FT-USU) Faya Efdika Yasseff,

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus

Lebih terperinci