PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN STRATEGI COPING. Kartika Solagrasia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN STRATEGI COPING. Kartika Solagrasia"

Transkripsi

1 164 PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN STRATEGI COPING Kartika Solagrasia Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sahid Surakarta kartika.solagrasia@yahoo.com ABSTRACT Cheating behavior is one of education phenomena that often appearing in the teaching learning process. But the teachers and educator are still continues to confuse because they have not managed to find a method to stop habit cheated of the students. One of the factor which influence cheating behavior is the pressure to got good grades in examinations and will be the best achievement. This study aims to determine the correlation between self confidence with cheating behavior and correlation between coping strategy with cheating behavior in examinations. Measuring instruments were used are Cheating Behavior Scale, Self Confidence Scale and Coping Strategy Scale. The population of the research is Surakarta I Christian senior high school students while the number of sample is 60 people, which is obtained through by cluster random sampling technique. The data analyze technique in this research use the double linier regression analysis with SPSS for Windows Release 16,0. The results of data analysis showed that there was not significant correlation between self confidence with cheating behavior in examinations get obtained ρ value equal to 0,459 > 0,05. Subsequent data analysis showed that there was a significant correlation between coping strategy with cheating behavior in examinations, proofed to be obtain ρ value equal to 0,000 < 0,05. The result means variable coping strategy covers internal aspect can be become predictor to predict or measure cheating behavior. Keyword : cheating behavior, coping strategy, self confidence

2 165 ABSTRAK Perilaku menyontek merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering muncul dalam proses belajar mengajar. Namun para guru dan pendidik hingga kini masih terus bingung karena belum berhasil menemukan metode tercanggih untuk menghentikan kebiasaan menyontek anak-anak didik. Salah satu faktor penyebab anak didik melakukan perilaku menyontek adalah adanya tekanan untuk mendapat nilai yang baik dalam ujian dan mencapai prestasi yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku menyontek pada siswa dalam menghadapi ujian dan untuk mengetahui hubungan antara strategi copingdengan perilaku menyontek pada siswa dalam menghadapi ujian. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Perilaku Menyontek, Skala Kepercayaan Diri dan Skala Strategi Coping. Populasi adalah siswa-siswi SMA Kristen 1 Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang, yang diperoleh melalui teknik cluster random sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda dengan bantuan SPSS for Windows Release 16,0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku menyontek pada siswa dalam menghadapi ujian dengan diperoleh ρ value sebesar 0,459 > 0,05. Analisis data berikutnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara strategi coping dengan perilaku menyontek pada siswa dalam menghadapi ujian, dibuktikan dengan ρ value sebesar 0,000 < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel strategi coping mencakup aspekaspek yang ada di dalamnya dapat dijadikan sebagai prediktor untuk memprediksi atau mengukur perilaku menyontek. Kata kunci: Kepercayaan Diri, Perilaku Menyontek, Strategi Coping

3 166 PENDAHULUAN Suryabrata (2010) menyatakan bahwa tidak dapat diragukan lagi sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah dilakukan usaha-usaha pendidikan. Manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak manusia saling bergaul, telah ada usaha-usaha dari orang-orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk mempengaruhi orang-orang lain teman bergaul mereka, untuk kepentingan kemajuan orangorang bersangkutan. Berdasarkan uraian ini jelaslah kiranya, bahwa masalah pendidikan adalah masalah setiap orang dari dulu hingga sekarang dan di waktuwaktu yang akan datang. Hal senada dikemukakan oleh Havighurst (dalam Walgito, 2010) bahwa Living is learning dengan maksud memberikan gambaran bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidak mengherankan bahwa banyak orang atau pun ahli yang membicarakan masalah belajar. Menurut Cronbach (dalam Suryabrata, 2010) mengatakan bahwa belajar yang sebaikbaiknya adalah dengan mengalami, dalam mengalami itu pelajar mempergunakan panca inderanya. Membicarakan masalah belajar sangat perlu adanya suatu penilaian. Sebenarnya penilaian hasil-hasil pendidikan itu tidak dapat dipisahpisahkan dari usaha pendidikan itu sendiri. Penilaian merupakan salah satu aspek yang hakiki dari pada usaha itu sendiri (Suryabrata, 2010). Adapun cara pendidik melakukanpenilaian tersebut yakni ada yang dengan jalan testing, menyuruh melakukan sesuatu tugas tertentu, ada yang dengan jalan memberikan ulangan, dan lain-lain cara lagi. Selanjutnya penilai menentukan apakah anak didik cukup memenuhi syarat-syarat tertentu untuk dimasukkan ke dalam kategori tertentu sesuai dengan hasil-hasil ujian. Oleh karenanya

4 167 masalah penilaian hasil-hasil pendidikan bukanlah masalah baru dan ujian adalah cara yang paling umum dilakukan dalam usaha tersebut (Suryabrata, 2010). Setiap pelajar pasti ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian dan sudah tentu berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Masalah menyontek selalu terkait dengan tes atau ujian. Hal ini didukung dengan fenomena menyontek di kalangan pelajar. Menurut penelitian yang pernah dilakukan seorang siswa SMA favorit di Surabaya terhadap teman sekolahnya dengan sampel 7% dari seluruh siswa (lebih dari 1400 siswa). Penelitian tersebut menyebutkan bahwa, 80% dari sampel pernah menyontek (52% sering dan 28% jarang). Sedangkan medium yang paling banyak digunakan sebagai sarana menyontek adalah teman 38% dan meja tulis 26%. Uniknya ada 51% dari siswa yang menyontek ingin menghentikan kebiasaan buruknya tersebut (Kushartanti, 2009). Menurut Dody Hartanto (dalam Warsiyah, 2013) bahwa menyontek tidak hanya dilakukan oleh individu pada tingkat Sekolah Dasar (SD) bahkan sampai tingkat Pascasarjana (S2 dan S3). Berbagai hasil penelitian yang dilakukan di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri, mengindikasikan bahwa aktivitas menyontek sudah menjadi budaya dan mewabah di sebagian besar pelajar di dunia. Pelajar yang menyontek beranggapan bahwa hasil lebih penting daripada proses sehingga tanggungjawab sosial sebagai warga negara kurang diperhatikan (Chandrawati, 2011). Hal yang sama juga dituliskan oleh Kushartanti (2009) bahwasanya pada guru dan otoritas pendidikan kita sampai hari ini masih terus bingung karena belum berhasil menemukan metode tercanggih untuk

5 168 menghentikan kebiasaan menyontek anak-anak didik. Bahkan, tak sedikit pula yang hanya menganggap perilaku menyontek sebagai kelaziman yang tidak berimplikasi serius. Menurut Amriel (dalam Kushartanti, 2009) jika aksi menyontek dilakukan berkali-kali sampai akhirnya siswa tidak lagi percaya bahwa dia mampu menuntaskan pekerjaan sekolah dengan mengandalkan dirinya sendiri. Menurut pendapat Athanasou dan Olasehinde (dalam Stevany, 2012) menyontek adalah kegiatan menggunakan bahan atau materi yang tidak diperkenankan atau menggunakan pendampingan dalam tugas-tugas akademik dan atau kegiatan yang dapat mempengaruhi proses penilaian. Admin mengutip pendapat Bower (dalam Kushartanti, 2009) mendefinisikan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah atau tidak terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Menurut Deighton (dalam Kushartanti, 2009) cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan caracara yang tidak jujur. Pada konteks pendidikan atau sekolah, beberapa perbuatan yang termasuk dalam kategori cheating antara lain adalah: a. Meniru pekerjaan teman. b. Bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes atau ujian. c. Membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian. d. Menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencuri bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take home test. Klausmeier (dalam Stevany, 2012) berpendapat mengenai bentuk perilaku menyontek yaitu:

6 169 a. Menggunakan catatan jawaban sewaktu ujian atau tes. b. Mencontoh jawaban siswa lain. c. Memberikan jawaban yang telah selesai pada siswa lain. d. Mengelak dari peraturan-peraturan ujian atau tes, baik yang tertulis dalam peraturan ujian maupun Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan peraturan yang ditetapkan guru. oleh bermasyarakat. Dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu Menurut Levine dan Satz (dalam Chandrawati, 2011) bahwa perilaku menyontek disebabkan oleh rendahnya rasa percaya diri. Pelajar yang memiliki kepercayaan diri rendah akan menunjukkan sikap pesimis terhadap kemampuan dirinya sehingga melakukan perilaku menyontek sebagai cara menghindari kegagalan.menurut Khairil dan Danim (2010) rasa tidak percaya diri bisa menyebabkan putus sekolah, menyendiri dan bermain sendiri, merasa terasing dari kawankawannya, dan sebagainya. mengaktualisasikan segala potensi dirinya (Ghufron dan Risnawati, 2010). Aspek-aspek kepercayaan diri menurut Lauster (dalam Ghufron dan Risnawati, 2010) adalah sebagai berikut: a. Keyakinan Kemampuan Diri Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang dirinya. Ia mampu secara sungguhsungguh akan apa yang dilakukannya. b. Optimis Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam

7 170 menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya. c. Objektif Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. d. Bertanggung jawab Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. e. Rasionalitas dan realistis Yaitu analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. Seperti yang telah dituliskan di depan bahwasanya setiap pelajar pasti memiliki harapan ingin mencapai prestasi yang terbaik, lulus ujian dengan lancar, serta mendapat nilai yang baik sebagai bentuk dari tuntutan orangtua agar sang anak dapat memenuhi harapan orangtua, bukan harapan pelajar itu sendiri (Chandrawati, 2011). Bila antara harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai maka akan timbul frustasi. Penting untuk dipahami bahwa frustasi menimbulkan stres atau tekanan. Bila tidak dikelola dengan baik maka stres atau tekanan akan berakibat merugikan bagi individu (Siswanto, 2007). Stres yang terjadi perlu segera disadari oleh individu dengan cara menyesuaikan diri pada fakta yang dialaminya. Stres dapat dialami individu jika kurang tepat dalam menyesuaikan dirinya dengan masalahnya. Sebaliknya bila individu mampu menggunakan cara-cara penyesuaian diri yang sehat atau baik atau sesuai, meskipun stres atau tekanan tersebut tetap ada maka individu yang bersangkutan tetaplah dapat hidup secara sehat (Siswanto, dalam ujian. Namun hal ini hanya

8 ). Penyesuaian diri dalam menghadapi stres disebut coping. Masih menurut Siswanto (2007) coping dimaknai sebagai apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai c. Penerimaan, yaitu situasi yang penuh dengan stres dan keadaan ini memaksa untuk mengatasi masalah tersebut. d. Religiusitas, yaitu sikap individu untuk menenangkan dan suatu tantangan atau ancaman. Atau dengan kata lain, coping adalah bagaimana reaksi orang ketika menyelesaikan secara keagamaan. Berdasarkan masalah-masalah pembahasan menghadapi stres atau tekanan. Perilaku coping yang dimunculkan oleh individu terdapat beberapa aspek didalamnya. Menurut Carver,dkk (dalam Hasan, 2010) aspek yang terdapat dalam strategi coping adalah sebagai berikut: a. Keaktifan diri, yaitu tindakan untuk mencoba menghilangkan atau mengelabui penyebab stres atau memperbaiki akibatnya dengan cara bertindak langsung. b. Perencanaan, yaitu memikirkan tentang bagaimana mengatasi stres, yaitu dengan membuat strategi untuk menenangkan masalah. diatas, maka peneliti mengajukkan hipotesis yang akan diuji kebenarannya yaitu Ada hubungan antara kepercayaan diri dan strategi coping pada siswa yang berperilaku menyontek. METODE Subyek penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen 2 Surakarta. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswasiswi kelas X, XI dan XII. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Samplingyang artinya peneliti mengambil sampel dari populasi dengan cara merandom berdasarkan kelas. Hal ini dilakukan supaya sampel yang

9 172 diperoleh benar-benar mewakili keseluruhan populasi. Alat pengumpul data. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga buah skala, yaitu skala perilaku menyontek, skala kepercayaan diri dan skala strategi coping. Skala ini diukur menggunakan Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan menghilangkan alternatif pilihan jawaban netral atau ragu-ragu, agar subyek memiliki kepastian dalam memberikan jawaban. a. Skala Perilaku Menyontek Skala perilaku menyontek pada siswa, disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kategori perilaku menyontek yang dikemukakan oleh Deighton (dalam Kushartanti, 2009) yaitu: 1. Meniru pekerjaan teman. 2. Bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes atau ujian. 3. Membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian. 4. Menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencuri bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take home test. Skala ini berjumlah 40 aitem yang terdiri dari 20 aitem favorable dengan skor yang bergerak dari: sangat sesuai (SS) 4, sesuai (S) 3, tidak sesuai (TS) 2, dan sangat tidak sesuai (STS) 1. Selanjutnya, 20 aitem unfavorable dengan skor yang bergerak dari: sangat sesuai (SS) 1, sesuai (S) 2, tidak sesuai (TS) 3, dan sangat tidak sesuai (STS) 4. Semakin tinggi skor perilaku menyontek maka semakin tinggi tindakan menyontek dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah skor perilaku menyontek maka semakin rendah pula tindakan menyontek dilakukan.

10 173 b. Skala Kepercayaan Diri Skala kepercayaan diri yang digunakan, disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan pendapat Lauster (dalam Ghufron dan Risnawati, 2010) yang 4. Bertanggung jawab Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. mengklasifikasikan aspek-aspek 5. Rasionalitas dan realistis kepercayaan diri sebagai berikut: 1. Keyakinan Kemampuan Diri Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang dirinya. Ia mampu secara sungguhsungguh akan apa yang dilakukannya. 2. Optimis Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri dan kemampuannya. 3. Objektif Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi Yaitu analisis terhadap suatu masalah, sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. Skala ini berjumlah 50 aitem yang terdiri dari 25 aitem favorable dengan skor yang bergerak dari: sangat sesuai (SS) 4, sesuai (S) 3, tidak sesuai (TS) 2, dan sangat tidak sesuai (STS) 1. Selanjutnya, 25 aitem unfavorable dengan skor yang bergerak dari: sangat sesuai (SS) 1, sesuai (S) 2, tidak sesuai (TS) 3, dan sangat tidak sesuai (STS) 4. Semakin tinggi skor kepercayaan diri maka semakin tinggi juga tingkat kepercayaan diri. Sebaliknya, semakin rendah skor atau menurut dirinya sendiri.

11 174 kepercayaan diri maka semakin rendah pula tingkat kepercayaan diri. c. Skala Strategi Coping Skala strategi coping disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek strategi coping yang dikemukakan oleh Carver,dkk (dalam Hasan, 2010) yaitu: 1. Keaktifan diri, yaitu tindakan untuk mencoba menghilangkan atau mengelabui penyebab stres atau memperbaiki akibatnya dengan cara bertindak langsung. 2. Perencanaan, yaitu memikirkan tentang bagaimana mengatasi stres, yaitu dengan membuat strategi Skala ini berjumlah 40 aitem yang terdiri dari 20 aitem favorable dengan skor yang bergerak dari: sangat sesuai (SS) 4, sesuai (S) 3, tidak sesuai (TS) 2, dan sangat tidak sesuai (STS) 1. Selanjutnya, 20 aitem unfavorable dengan skor yang bergerak dari: sangat sesuai (SS) 1, sesuai (S) 2, tidak sesuai (TS) 3, dan sangat tidak sesuai (STS) 4. Semakin tinggi skor strategi coping maka semakin tinggi juga tingkat strategi coping yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah skor strategi coping maka semakin rendah juga tingkat strategi coping yang dilakukan. untuk menenangkan masalah. Selanjutnya, pengumpulan 3. Penerimaan, yaitu situasi yang penuh dengan stres dan keadaan ini memaksa untuk mengatasi masalah tersebut. 4. Religiusitas, yaitu sikap individu untuk menenangkan dan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan try out terpakai yaitu satu kali pengambilan data. Adapun pengujiannya dibantu dengan menggunakan bantuan komputer program SPPS (Statistical Package for menyelesaikan secara keagamaan. masalah-masalah Social Sciences) for Windows Release

12 175 16,0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1. Skala perilaku menyontek, aitem yang valid dalam skala ini berjumlah 35 aitem dengan koefisien validitas (rbt) berkisar - 0,005 sampai 0,795 dan koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0, Skala kepercayaan diri, aitem yang valid dalam skala ini berjumlah 41 dengan aitem koefisien validitas (rbt) berkisar 0,031 sampai 0,599 dan koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0, Skala strategi coping, aitem yang valid dalam skala ini berjumlah 31 aitem dengan koefisien validitas (rbt) berkisar -0,026 sampai 0,675 dan koefisien reliabilitas (rtt) sebesar 0,883. METODE ANALISIS DATA Data yang terkumpul dari 3 skala tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus regresi linier berganda yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer program SPPS (Statistical Package for Social Sciences) for Windows Release 16,0. Hasil perhitungan untuk menguji hipotesis diperoleh nilai analisis regresi linier ganda (R) = 0,000 (ρ<0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dan strategi copingdengan perilaku menyontek. Selanjutnya, hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku menyontek dengan nilai koefisien regresi (R) sebesar ρ = 0,459 (ρ>0,05). Hasil analisis berikutnya ada hubungan yang signifikan antara strategi coping dengan perilaku menyontek dengan nilai koefisien regresi (R) sebesar ρ = 0,000 (ρ<0,05). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku menyontek subyek tergolong rendah yang ditunjukkan oleh rerata empirik (ME) sebesar 74,76 dan rerata hipotetik

13 176 (MH) sebesar 87,5. Kepercayaan diri pada subjek penelitian tergolong tinggi yang ditunjukkan oleh rerata empirik (ME) sebesar 127,68 dan rerata hipotetik (MH) sebesar 164. Strategi coping pada subjek penelitian tergolong tinggi yang ditunjukkan oleh rerata empirik (ME) sebesar 95,83 dan rerata hipotetik (MH) sebesar 77,5. HASIL Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda antara variabel kepercayaan diri dengan perilaku menyontek diperoleh nilai koefisien regresi (R) sebesar ρ = 0,459 (ρ>0,05). Hasil tersebut menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku menyontek. Hal ini berarti variabel kepercayaan diri mencakup aspek-aspek yang ada di dalamnya tidak dapat digunakan sebagai prediktor (variabel bebas) untuk memprediksikan atau mengukur variabel perilaku menyontek. Sedangkan, hasil analisis regresi linier berganda antara variabel strategi coping dengan variabel perilaku menyontek diperoleh nilai koefisien regresi (R) sebesar ρ = 0,000 (ρ<0,05). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara strategi coping dengan perilaku menyontek. Hal ini berarti variabel strategi copingmencakup aspek-aspek yang ada di dalamnya dapat digunakan sebagai prediktor (variabel bebas) untuk memprediksikan atau mengukur variabel perilaku menyontek. PEMBAHASAN Menurut Kushartanti (2009) fenomena menyontek sering terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah atau madrasah, tetapi jarang kita dengar masalah menyontek dibahas dalam tingkat atas, cukup diselesaikan oleh guru atau yang paling tinggi pada tingkat pimpinan sekolah atau madrasah itu sendiri.pernyataan ini sejalan dengan pendapat Dody Hartanto (dalam Warsiyah, 2013) bahwa menyontek tidak

14 177 hanya dilakukan oleh individu pada tingkat Sekolah Dasar (SD) bahkan sampai tingkat Pascasarjana (S2 dan S3). Berbagai hasil penelitian yang dilakukan di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri, mengindikasikan bahwa aktivitas menyontek sudah menjadi budaya dan mewabah di sebagian besar pelajar di dunia. Menurut Susilowati (dalam Chandrawati, 2011) pelajar yang menyontek disebabkan beberapa faktor, yaitu: a. Merasa lebih tahu dan mampu mencari strategi yang tepat jika perilaku menyonteknya diketahui orang lain. cara apapun lebih baik daripada mendapat nilai buruk dengan hasil pikiran sendiri, maka pelajar lebih terfokus pada hasil dengan cara apapun. Menurut Levine dan Satz (dalam Chandrawati, 2011) bahwa perilaku menyontek disebabkan oleh rendahnya rasa percaya diri. Pelajar yang memiliki kepercayaan diri rendah akan menunjukkan sikap pesimis terhadap kemampuan dirinya sehingga melakukan perilaku menyontek sebagai cara menghindari kegagalan. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek di kalangan pelajar, terdapat salah satu faktor utama yang menjadikan pelajar b. Merasa berada dalam kondisi yang menjadi kurang percaya diri adalah terdesak. Pelajar yang merasa soalnya terlalu sulit berpotensi untuk menyontek. c. Lebih berfokus pada hasil daripada proses. Pelajar yang mempersepsi bahwa mendapat nilai baik dengan adanya tuntutan orang tua untuk memperoleh nilai baik. Pandangan orang tua mengenai prestasi, kemampuan dan penampilan akan mempengaruhi cara pandang anak terhadap dirinya. Harapan orangtua yang

15 178 terlalu tinggi membuat anak cenderung gagal. Bila antara harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai maka akan timbul frustasi. Penting untuk dipahami bahwa frustasi menimbulkan stres atau tekanan. Bila tidak dikelola dengan baik maka stres atau tekanan akan berakibat merugikan bagi individu (Siswanto, 2007). Sejalan dengan teori diatas, penelitian ini juga menyebutkan bahwa perilaku menyontek dapat dipengaruhi oleh kecenderungan strategi coping. Hal tersebut nampak jelas dalam hasil analisis data yang menemukan adanya hubungan yang signifikan antara strategi coping terhadap perilaku menyontek dengan nilai nilai koefisien regresi (R) sebesar ρ = 0,000 (ρ<0,05). SIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara strategi coping dengan perilaku menyontek yang diperoleh dari nilai koefisien regresi (R) sebesar ρ = 0,000 (ρ<0,05). Selanjutnya, tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku menyontek yang ditunjukkan nilai koefisien regresi (R) sebesar ρ = 0,459 (ρ>0,05). Hasil tersebut berseberangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kushartanti (2009), yang menyebutkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku menyontek. Namun secara keseluruhan penelitian ini adahubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dan strategi copingdengan perilaku menyontek yang diperoleh nilai analisis regresi linier ganda (R) = 0,000 (ρ<0,05). DAFTAR RUJUKAN Chandrawati, Veronika Perilaku Menyontek Pada Pelajar Ditinjau Dari Ketakutan Akan Kegagalan. f.com. Diakses tanggal 3 Juni Jam WIB. Ghufron, N.M, Risnawati, R.S Teori-Teori Psikologi. Ar-ruzz. Yogyakarta. Indonesia. Hasan, Nur Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Strategi Coping pada Penderita Stroke

16 179 di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Prodi Psikologi. Universitas Sahid Surakarta. Indonesia. Khairil dan Danim Psikologi Pendidikan (Dalam Perspekstif Baru). Alfabeta. Bandung. Indonesia. Kushartanti, Anugrahening Perilaku Menyontek Ditinjau Dari Kepercayaan Diri. Jurnal Ilmiah Psikologi Indigenous. Vol II No 2 Nopember No ISSN Hal Program Studi Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Indonesia. Siswanto Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Andi. Yogyakarta. Indonesia. Kegagalan. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Katolik Soegijaranata Semarang. Indonesia. Suryabrata, Sumadi Psikologi Pendidikan. Rajawali Pers. Jakarta. Indonesia. Walgito, Bimo Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset. Yogyakarta. Indonesia. Warsiyah Perilaku Menyontek Mahasiswa Muslim (Pengaruh Tingkat Keimanan, Prokrastinasi Akademik dan Sikap terhadap Menyontek pada Perilaku Menyontek Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo). ngo.ac.id/31/1/warsiyah_tesis_ Sinopsis.pdf. Diakses tanggal 13 Maret Jam WIB. Stevany, M Perilaku Menyontek Ditinjau dari Ketakutan akan

PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI 38 PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Anugrahening Kushartanti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstract. The self confidence is a part of life which is uniquely and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan perilaku

Lebih terperinci

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI 1 PERILAKU MENYONTEK DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ANUGRAHENING KUSHARTANTI F 100050256 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah dukungan sosial orang tua, harga diri (self-esteem) sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Isnaning Sari 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

iii Universitas Kristen Maranatha

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara grit dan IPK pada mahasiswa Kurikulum Berbasis KKNI angkatan 2013 di Universitas X di Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Ilmu Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional yaitu korelasi parsial. Menurut Arikunto (2002:23) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prilaku menyontek atau cheating adalah salah satu fenomena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Prilaku menyontek atau cheating adalah salah satu fenomena pendidikan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Prilaku menyontek atau cheating adalah salah satu fenomena pendidikan yang sering dan bahkan selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini bertempat di sebuah sekolah menengah tingkat atas yang bernama SMAN

Lebih terperinci

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU 1 PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU Rozi Oqtria Sari 1,Sumarno 2,Hardisem Syabrus 3 Email : dsiny.ochie@gmail.com,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK Naskah Publikasi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: PANGESTU PINARINGAN PUTRI F100

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN2014/2015 SKRIPSI Oleh : RENNISA ANGGRAENI K8411061

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru PAI terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XII di SMAN 1 Campurdarat Tulungagung ini ditulis oleh Abdul Rohman

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP Ana, Rif at, Hamdani Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email : ana_match89@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL

PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL PENGARUH PERSEPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI OLEH : AMY TRISNA RAHMAWATI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 1, 28-33 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW

PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW PERBEDAAN PENGARUH MODEL JIGSAW DAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA DI PURWODADI GROBOGAN Tesis Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat). 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif korelasional dimana penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 20 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran konsep diri pada siswa kelas XII yang mengambil jurusan IPA dan IPS di SMA X Bandung beserta dimensi-dimensi konsep diri serta kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

WARA KUSRINI NIM: S

WARA KUSRINI NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PRESTASI BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 BOYOLALI TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP OTORITAS GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA T E S I S Diajukan oleh Dhanty Susanti S 300 090 020 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMA NEGERI 6 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: LIA MAWARNI K8412040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA, KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH SMA SE-KECAMATAN BANYUMANIK TAHUN PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA, KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH SMA SE-KECAMATAN BANYUMANIK TAHUN PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA, KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH SMA SE-KECAMATAN BANYUMANIK TAHUN PELAJARAN 2009/2010 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN O. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum memulai sebuah penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan tempat dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan

Lebih terperinci

Keywords: teacher competence and performance; organizational culture

Keywords: teacher competence and performance; organizational culture Hubungan Budaya Organisasi dan Kompetensi dengan Kinerja Guru Nelma Liklikwatil Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon E-mail: nelmaade89@gmail.com Artikel diterima: 10 April 2017; direvisi 14 Mei

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Eddi Artanti Puji Lestari L.A La.tanti@yahoo.co.id Abstract This study aims to determine whether parenting

Lebih terperinci

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga. 2 Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII SMP N 1 SENTOLO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII SMP N 1 SENTOLO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS VIII SMP N 1 SENTOLO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ABSTRAK. dalam menghasilkan mahasiswa yang berkompeten. perilaku belajar sebesar 8,9%. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple

ABSTRAK. dalam menghasilkan mahasiswa yang berkompeten. perilaku belajar sebesar 8,9%. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple ABSTRAK Emotional Intelligence (EQ) sangat penting dalam dunia pendidikan saat ini, karena berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar mahasiswa dan mendukung visi misi dari Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR..iii. DAFTAR ISI vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xii. DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah 10

KATA PENGANTAR..iii. DAFTAR ISI vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xii. DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah 10 ABSTRAK Penelitian ini berjudul hubungan antara self-esteem dan prestasi akademik di SMA X Bandung, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara self-esteem

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR Rismawati Amin Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan sebuah cara untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang hendak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang disusun secara ilmiah untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO Pengaruh Minat dan (Adi Purwanto) 433 PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO THE EFFECT OF INTEREST AND BASIC KNOWLEDGE ON MACHINING TO ACADEMIC

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS 3 SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS 3 SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS 3 SMK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN Tesis Diajukan kepada Program Studi Sain Psikologi Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti menginginkan mendapatkan nilai yang bagus dalam setiap ujian yang mereka lakukan, ataupun dalam tugas tugas yang mereka kerjakan, dan kadang

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 i HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh: MANGESTI ZAKI SOPHEIA PHILEIN NIM K8405023 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional, pemerintah Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang berkualitas, agar sumberdaya manusia

Lebih terperinci

Dedy Kintaka Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dedy Kintaka Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA LATAR BELAKANG EKONOMI KELUARGA, PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SE-KECAMATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR Nova Devisanti Titik Muti ah Nova_dikson@yahoo.com tmutiah2000@yahoo.com Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Learning Approach dan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa siswi kelas 10 SMA X Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENURUNAN KECURANGAN AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: NOVERI PRANATA NIM: 12500109 ABSTRAK Tujuan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Gaya Manajemen Konflik 2. Variabel Bebas : Kompetensi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan mengukur

Lebih terperinci

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang) Konselor Volume 2 Number 4 December 2013 ISSN: Print 1412-9760 Received October 10, 2013; Revised Nopember 10, 2013; Accepted December 30, 2013 Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH INTENSITAS BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA DALAM PELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 RAHMAD ADI INDRA 11500076 Dra.Ismoyowati,S.Pd,M.Pd. PROGDI

Lebih terperinci

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The study, entitled Effect of Attachment to God ( ATG ) on Forgiveness of Christian / Catholic s High School Students Bandung to their peers, aims to obtain an overview of the effect of ATG s

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITF DAN RANAH AFEKTIF SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

Lebih terperinci

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 10 BANJARMASIN Yurmina Ulfah, SyubhanAn nur, dan Andi IchsanMahardika Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Syarat utama sebelum melakukan sebuah penelitian adalah menentukan variabel-variabel penelitian agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMAN 5 TAMBUN SELATAN SKRIPSI Oleh : Harin Kusuma Batin 201310517004 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

Lebih terperinci

GAYA BELAJAR DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN DAMPAKNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

GAYA BELAJAR DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN DAMPAKNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Volume 10 No 3 (2016) 373-378 ISSN (Print) : 1858-4985 http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jppi GAYA BELAJAR DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN DAMPAKNYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif yang mempunyai tata cara dengan pengambilan keputusan interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 100 PENGARUH CARA BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGELOLA PERALATAN KANTOR KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Hera Dwi

Lebih terperinci

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 1, Maret 2017 HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif metode yang menggunakan pengukuran disertai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Identivikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang sebab perubahan

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA PGRI GALESONG Asriati Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGARUH HYPNOTEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA (Studi Pra-Eksperimen pada Topik Berkomunikasi terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Medan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian

Lebih terperinci