TERORISME ATAS NAMA ISLAM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TERORISME ATAS NAMA ISLAM:"

Transkripsi

1 Pro je ital ct ig TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK YANG MENUKUNG? n a a Buku Charles Kurzman kiskusi 1

2 TERORISME ATAS NAMA ISLAM MENGAPA TAK BANYAK YANG MENUKUNG? Salam, e m o c r a c y iskusi ini diselenggarakan pada Kamis, 15 Maret 2012, oleh Ciputat School, salah satu komunitas diskusi yang diinisiasi oleh emocracy Project, Yayasan Abad emokrasi lalu, Komunitas Muslim emokratis, salah satu organ dari Yayasan Abad emokrasi. Kali ini, tema khusus yang dibicarakan adalah sedikitnya dukungan kepada terorisme atas nama Islam. P e r p u s t a 2 iskusi ini membahas buku baru (2011), The Missing Martyrs: Why There are So Few Muslim Terrorists? Buku ini ditulis Charles Kurzman, Profesor Sosiologi pada

3 l North Carolina University, Amerika Serikat. Selain ahli Iran dan politik Timur Tengah pada umumnya, Kurzman dikenal berkat buku yang disuntingnya, Liberal Islam: A Source Book, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diterbitkan Yayasan Paramadina. P r o j e c t k a a n iskusi ini menghadirkan narasumber Samsu Rizal Panggabean, staf pengajar pada Magister untuk Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK), UGM, Yogyakarta, dan peneliti konflik kekerasan dan perdamaian di Indonesia. ihadiri sekitar 30 orang peserta, diskusi berlangsung di ruang pertemuan Komunitas Muslim emokratis, Ciputat, Tangerang Selatan. i t a i g i bawah ini adalah transkripsi lengkap diskusi di atas. engan tersedianya transkripsi ini, meskipun tidak hadir, mudah-mudahan para pembaca bisa menikmati hasil diskusi di atas. Redaksi 3

4 I. Pengantar iskusi: Ihsan Ali-Fauzi Teman-teman sekalian. Selamat datang, assalamu alaikum. Selamat malam untuk kita semua. Rizal Panggabean, selamat datang di group kita di Ciputat. Mestinya tuan rumahnya Anick HT dan enny JA, tapi mereka absen malam ini. Jadi, saya diminta Elza, wakil tuan rumah, untuk memberi sedikit sambutan. Seperti biasa, ada teman-teman baru. Ada teman saya Jamet, misalnya. ia ahli mengenai polisi di Indonesia, sekarang di The Asia Foundation. Mudah-mudahan banyak masukan mengenai densus dan kaitannya dengan terorisme. Juga yang lain. e m o c r a c y P e r p u s t a Teman-teman sekalian. Ini diskusi kita yang kedua, dengan peserta agak luas. Bulan depan kita akan berdiskusi dengan narasumber Ulil Abshar Abdalla, mengenai buku Ulama in Contemporary Islam. Minggu depan insya Allah bukunya 4

5 l sudah diantar ke alamat Anda masingmasing. Buku ini sudah cukup lama terbit, yaitu tahun 2002, tapi sangat penting. Ini breakthrough dalam studi mengenai ulama. P r o j e c t Kita ingin mendiskusikan buku ini dan Ulil sudah bersedia. Tapi dia minta waktunya dimajukan seminggu. Jadi, kita berdiskusi tanggal 5 April i t a Nah, mengenai buku yang akan kita diskusikan malam ini, ketika saya kirimkan makalah Rizal, Ulil memberikan tanggapan yang cepat sekali. Saya berharap dia ada attachment sendiri ke forum ini. k a a n i g Rumadi sudah datang: selamat datang. Kita mengundang beberapa teman muda. Ada Saidiman, Nisa, Isnur, dan Zezen. Kita berharap diskusi bisa dimulai pukul tujuh WIB. Tapi agak terlambat sedikit, karena pesawat Rizal terhambat. Sekarang ke buku Kurzman: paper Rizal sudah dikirim ke teman-teman. Kalau belum memiliki papernya, silakan ada di sini, di atas meja. Ini mengenai mengapa jumlah terorisme di dunia sedikit. Jadi, 5

6 kontraintuitif sekali tesisnya. ia ingin bilang, Kok kalian panik sekali dengan terorisme? Tapi kalau dilihat dari studi yang betul-betul serius, sebenarnya memang tidak terlalu banyak. Rizal sudah menulis di papernya: beberapa bulan lalu Kurzman dan Neil Englehart menulis satu artikel berjudul Welcome to World Peace. Mereka melihat, secara total sebenarnya perkembangan dunia bergerak ke arah yang lebih damai. Kurzman sedang terlibat dalam satu riset mengenai kekerasan dan terorisme di dunia yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat. Jadi, mari kita dengarkan bukan saja apa isinya tapi juga komentar Rizal mengenai buku ini. Saya mengundang Rizal karena dia melakukan beberapa studi mengenai kekerasan di Indonesia. Jadi, di bagian akhir paper dia memberi beberapa catatan. Saya dan Rizal sering bekerja berdua, jadi tidak bisa saya deny beberapa pandangannya. Buku ini banyak sejalan dengan posisi kami untuk Indonesia. Silakan, Rizal. e m o c r a c y P e r p u s t a 6

7 l II Presentasi Narasumber: Samsu Rizal Panggabean P r o j e c t k a a n i t a i g Terima kasih. Untuk kita di Indonesia, mungkin penulisnya tidak baru. Kurzman menulis buku Liberal Islam. i sini dia juga ada cerita mengenai buku itu. Ketika dia merencanakan menulis buku judulnya Liberal Islam itu, teman-temannya bilang, Pasti nanti bukumu tipis, karena sulit mencarinya. Ternyata tebal, dan ini relevan dengan diskusi malam ini, karena kelompok itu tidak kecil. Jadi, dia juga kaget dengan hasilnya. ilihat dari studi-studi sosiologi, politik kekerasan, perdamaian, atau perang, dia memang orang yang ingin melihat kalau kita sedang berada dalam keadaan yang lebih aman berdasarkan statistik. Perang internasional dan perang saudara berkurang. Banyak perang saudara yang selesai karena perundingan dan bukan karena eliminasi seperti di Sri Lanka. Jadi, ketika dia mengedit satu nomor jurnal Social Forces yang khusus berbicara mengenai terorisme, di awal 7

8 dia mempertanyakan sebenarnya kenapa kita belajar terorisme? Bukankah itu tidak terlalu menarik? Lebih baik mengurus yang lain. Kalau memang tujuannya menyelamatkan manusia, apa bedanya orang yang mati karena sakit malaria dengan yang mati karena sebab yang lain seperti terorisme. Sebenarnya, dari satu sisi, itu bagus karena orang yang biasa di riset politik atau perdamaian memang lebih gampang terpengaruh kalau ada perang. Misalnya dalam konteks Indonesia: walaupun konflik antara umat Islam dan Kristen hanya terjadi dua atau tiga tahun, tapi yang menimbulkan riset banyak sekali pasti yang tiga tahun; sedangkan yang tiga ribu tahun lebih tidak ada risetnya. Sampai sekarang studi perdamaian sebenarnya dihadapkan pada persoalan bagaimana mengajukan pertanyaan yang benar. Kita selalu bertanya kenapa konflik dan perang terjadi, tapi lupa menanyakan kenapa konflik tidak terjadi atau berhenti. Padahal sebenarnya relevansinya lebih besar bagi perdamaian. e m o c r a c y P e r p u s t a 8 Nah, risetnya tidak mencerminkan itu [kekerasan], tapi menceritakan

9 l P r o j e c t perdamaian. Saya masih ingat ketika dulu membuat database untuk kekerasan komunal di Indonesia tahun 2003/2004. Ketika kita kunci insiden kekerasan dilihat dari lokasi dan waktunya, 90 persen lebih orang Indonesia dengan agama, suku, dan kelas yang berbeda sebenarnya hidup berdampingan secara damai. Tapi riset dan perhatian meluku kepada aspek kekerasan di Indonesia, yang sebenarnya hanya menyangkut kira-kira 6,5 persen penduduk Indonesia. k a a n i t a i g Jadi, Kurzman sudah beberapa kali mempertanyakan insiden teroris sedikit dibandingkan dengan yang lain-lain. Korbannya juga tidak banyak dibandingkan yang lain. Cuma kadang terkesan sinis karena dia membandingkan dengan kecelakaan lalu lintas. Sebenarnya juga perlu kita perhatikan, kenapa Anda tergugah kalau ada orang mati menjadi korban karena kekerasan teroris tapi tidak karena bentuk kekerasan yang lain, seperti karena penyakit atau kemiskinan, dengan modus yang lebih struktural. Kadang-kadang seperti sinis: menyatakan lebih baik membeli kelambu (biar malaria teratasi), daripada yang lain. Riset perdamaian itu sendiri fokusnya pada 9

10 perang, padahal namanya perdamaian. alam konteks itu, dia sepertinya mengada-ada. Nah, satu lagi yang baru dan secara serius dibahas The Missing Martyrs sebenarnya dalam subjudul itu. Kok terorisme dari Muslim sedikit? Sama sekali sedikit kalau dibandingkan dari yang seharusnya. Seharusnya, kalau benar semua umat Islam di dunia benci Barat, dan Sayyid Qutb begitu berpengaruh dan bukunya diterjemahkan di mana-mana, dan orang bisa menjadi teroris karena internet, maka memang betul jumlah aktualnya sangat sedikit. e m o c r a c y Saya pernah mewawancara Arga yang dipenjara di Klaten. ia menjadi teroris dari internet. Mencari bahan-bahan dan mengecek alamat-alamat toko dari internet. Tapi jumlah yang seperti ini tidak sebanyak dari yang seharusnya. P e r p u s t a 10 i bukunya Kurzman bercerita mengenai beberapa orang di New York atau di kampusnya, menggunakan mobil sebagai senjata potensial untuk aksi teror. Kalau itu bisa, kenapa serangan teroris otomotif jarang sekali? Itu pertanyaan

11 l yang sangat menarik. P r o j e c t Seharusnya studi perdamaian menanyakan yang seperti itu. Supaya kita bisa melihat kenapa Sragen, misalnya, aman? Kan tentang ini tidak ada yang tahu. Mahasiswa saya di Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik pun tidak tahu mau pakai teori apa untuk mempelajari itu. Bahkan kadang ini dianggap bukan masalah. Banyak sekali di Sragen atau kota-kota di Indonesia di mana agama dan suku berbeda bisa hidup berdampingan. k a a n i t a i g Tapi menurut saya jawaban Kurzman cukup menyegarkan. Ada tiga penjelasan pokok. Pertama, kenapa terorisme bisa sedikit, karena mereka sebenarnya tidak sekompak yang kita anggap. Mereka memiliki divisi internal yang besar. Itu kita sudah tahu. i Poso kita lihat mujahidin KOMPAK dan Tanah Runtuh beberapa kali duel dan tembak menembak hanya karena soal paham agama. Mereka juga cekcok dengan orang Jamaah Islamiyah (JI) yang menumpang di kampungnya soal qunut. Padahal, kalau di NU dan Muhammadiyah sudah 11

12 tidak diributkan masalah qunut lagi, karena konon sudah pada tidak solat subuh. Pada saat konflik di Poso, itu menjadi isu yang sangat sensitif. Jadi, Al- Khairat semacam NU di sana, Sulteng mengatakan, Jangan ganggu saya, biarkanlah saya qunut. Beberapa kali serius, sementara orang-orang JI, ustadustad yang dari Jawa bertanya, Apa itu qunut? Bukankah itu bidah? Belum lagi konteks Al Qaeda dan perpecahannya dengan Taliban: kita semua sudah tahu itu terjadi dan beberapa kali sengit. Sampai matinya Abdullah Azzam, itu terkait dengan beberapa persoalan-persoalan konflik di divisi internal di antara mereka. e m o c r a c y Penjelasan kedua juga menarik: Yang disebut oleh Kurzman sebagai jihad lokal dan global. Saya juga menggunakan itu dengan Ihsan ketika kita riset di Poso. Karena sebenarnya selama ini kita melihat Poso dari sudut atas, dari JI. Jadi seolah-olah mereka ini, anak-anak Poso sendiri, hanya pion atau orang-orang dari JI yang dimanfaatkan untuk agenda JI. Padahal kalau kita berbicara pada combatant, mereka sebenarnya tidak terlalu peduli dengan agenda globalnya P e r p u s t a 12

13 l P r o j e c t JI. Mereka anak-anak biasa, sama sekali tidak radikal, tidak solat, cukup banyak yang di antara mereka preman, mabuk, bertato banyak (dan beberapa di antara mereka, setelah menjadi saleh, ingin setrika tatoonya). Jadi, ketika mereka berbicara mengenai Islam pasti kagok: paling tahunya soal thogut dan jihad. k a a n i t a i g Saya kira, hubungan mereka dengan JI mekanismenya sederhana. Kalian (JI) datang ke sini; KOMPAK atau JI namanya, kalian datang dengan senjata, kami memerlukan senjata itu. Kalau dengan itu kami harus solat lima kali dan berhenti minum, itulah hasil dari yang harus kita lakukan. Karena tidak ada pilihan lain. Membeli senjata, mendapatkan latihan militer, akhirnya terpaksalah mereka berhenti merokok. an yang paling sulit itu berhenti merokok. Saya tanya, Mana yang lebih sulit, berhenti minum atau berhenti merokok? Menurut saya duaduanya; tapi dalam kenyataannya di Poso merokok rupanya lebih sulit. Kurzman juga bercerita, sebenarnya sulit orang-orang yang ingin melakukan jihad yang global itu merekrut orang- 13

14 orang. Yang banyak mau ikut Hamas, Afganistan jadi insuler, karena concernnya sangat lokal. ari satu sisi, mungkin dalam konteks kita di Ciputat atau Jogja: mau global atau lokal terserah, tapi ini persoalan kekerasan. Tapi karena Kurzman bicara mengenai tingkat global, ini memang satu persoalan yang sangat penting dan juga bagi kita. ari kasus Poso, coba kalau semua daftar teroris yang pernah dihukum atau diinterogasi dilihat nama-namanya. Lalu kita coret dari daftar itu anak-anak muda Poso yang terjerat kasus atau pasal terorisme karena membela desanya atau karena balas dendam. Maka daftar nama-nama itu sudah habis. Tinggal beberapa yang global. Mekanisme di Poso sebenarnya dendam. Kalau saya meledakkan sesuatu di Jakarta karena ingin menghancurkan Barat dan Amerika dengan membunuh orang karena saya lihat dia menyerang kampung saya atau membunuh keliarga saya. Jadi itu revenge. Itu berbeda dari segi motif. e m o c r a c y P e r p u s t a 14 Terakhir, ketiga, saya suka karena Kurzman bilang ada faktor Islam liberal (Islib) yang mencegah maraknya orang-

15 l P r o j e c t k a a n i t a i g orang ikut menjadi teroris. Banyak orang mengatakan Islib itu embrionik, tapi menurut Kurzman tidak. ia bilang, Islib sudah lama dan semakin canggih secara teologi atau sophisticated. ari keterangan Kurzman ini, mungkin kita harus baca lagi kalangan Muslim liberal lama. Generasi pertama Khayruddin, yang tiba pada pengertian bahwa agama menyerukan liberalisme. Kedua, generasi Ali Abdul Roziq: agama mengizinkan, menerima, atau membiarkan liberalisasi. an ketiga, generasi tahun 1990-an yang dia sebut sebagai renaisans dalam Islam liberal adalah dari orang-orang yang sudah kita kenal semua karena kita besar bersama orang-orang ini. Artinya kita dewasa membaca mereka ketika mahasiswa dulu, seperti Hasan Hanafi dan lain-lain. Jadi, orang-orang generasi ketiga ini lebih hebat lagi. Mereka lebih membuka kemungkinan karena tidak menerima ada tafsiran yang tunggal. ia menempatkan Cak Nur di generasi ketiga. Tiga hal itulah jawaban terhadap kenapa terorisme tidak sebanyak yang seharusnya. Nah, di akhir tulisan saya juga mengatakan, sebenarnya 15

16 mungkin kita juga harus meneliti lagi atau menerapkan dan membandingkan dengan pengalaman kita di Indonesia. Itu juga yang ada dalam database saya dengan Ihsan mengenai Indonesia. Jumlah teroris lebih sedikit dari yang seharusnya karena itu tadi, dia bilang dukungan pada Osama sama dengan dukungan terhadap Che Guevara yang simbolik, bukan berarti dia paham revolusi sebagaimana yang diajarkan Che Guevara. Repot juga kalau Anda menerima paham thogut dengan yang ada di Indonesia. Kita juga pernah mengadakan survey tentang penerimaan dan persetujuan terhadap paham-paham radikal. Agenda syiar lokal di Indonesia lebih dominan dibandingkan agenda syiar di Iran. an dominasi pihak lokal ini akan mengurangi jumlah dominasi dari insiden aksi teror global. e m o c r a c y P e r p u s t a ua minggu lalu saya ke Luwuk bersama teman mewawancarai teroris Kristen. Biasanya teroris itu Islam, jadi kemarin agak lega. Akhirnya dapat juga teroris Kristen. Ada tujuh belas anak-anak muda. Kalau kita lihat latar belakangnya 16

17 l P r o j e c t k a a n i t a i g jauh lebih saleh daripada sebagian besar anak muslim yang latar belakangnya pasar dan preman, sedangkan anak-anak muslim yang kaya di Poso dan Ambon, pasti disekolahkan di Makassar, Jogja, atau Ciputat. Tinggalah yang miskin. an pasti itu di pasar. Tukang berantem. Ini tantangan bagi mereka. Jadi, jangan heran kalau mereka tidak ada di kandang dan juga tidak saleh. Yang saya wawancara bersama Ihsan di penjara lalu itu, kita pergi ke rumahnya, dulu dia main gitar di pasar. Ada orang solat, dia bilang untuk apa solat, kurang kerjaan. Yang menarik dari tujuh belas orang di Luwuk ini, mereka saleh dan aktif di gereja, cuma mereka sebenarnya atos menurut saya. Karena yang mereka lakukan adalah suatu malam mereka mabuk setelah penghiburan di tempat duka. Lalu ada bus yang lewat membawa ikan orang Sulawesi, Bugis dan hampir bisa dipastikan muslim. isuruh berhenti tidak mau lalu ngebut. Tempat berikutnya mereka stop, sudah jam sembilan malam. Lalu terjadi adu mulut karena mereka semua mabuk. Akhirnya dipukuli 17

18 dan mati. Satu mati di tempat, satu lagi mati ketika mereka membawanya ke gunung untuk dikebumikan ternyata masih hidup. Mereka tidak sampai hati menguburkan orang yang masih hidup. Jadi, ditebas sekali lagi supaya mati lalu dikubur. Tujuh belas orang tadi sebenarnya hanya terlibat di satu kasus itu. Mereka tidak setuju kenapa dijerat dengan pasal terorisme. Jadi, ini political justice. Teroris itu kejam. Pakai senjata. Tapi kami tidak pakai senjata, malam itu kami hanya mabuk. Salah satu yang dihukum delapan tahun yang dilakukan hanya memecahkan kaca mobil dan menguburkan ikan, ada 18 viber ikan yang dibawa oleh orang Sulawesi Selatan karena baunya tidak enak. Penduduk di kampung mereka juga tidak ada yang menolong mengambil ikan, lalu dia dikebumikan ikan itu. Paling berat tahun. Saya lihat berita acaranya, vonisnya, sebelumnya tidak ada perang dimana. Tapi kalau mau pakai yang apes, yang Islam juga banyak yang apes. e m o c r a c y P e r p u s t a 18 Ada yang di Riau, dia hanya orang bengkel. Kemudian dia solat, ada orang

19 l lusuh, bau, dan lapar. ia kasih makan, tidur, dan pekerjaan. Ternyata dia PO, kena dia delapan tahun. Hanya memberi makan dan sedekah pada orang. an begitu lugunya bapak itu dia bilang, maaf karena saya tidak tahu maka saya merepotkan pemerintah. Kasihan bapak itu, orang di desa. P r o j e c t i t a Satu lagi yang saya temukan di Tanjung Busa di Medan tidak bisa disebut teroris karena dia ahli komputer, jadi yang merampok bank CIMB adalah langganannya. Nomor telepon dia ada di situ. Karena diintimidasi, kena enam tahun. ia tidak lagi tahu tentang teroris. k a a n i g Anyway, intinya sebenarnya itu. Kalau kita mau setuju dengan yang disebut dengan Kurzman, agenda lokal sebenarnya bisa mengurangi jumlah teroris. Kedua, kalau mau menyelesaikan persoalan lokal, yang lokal-lokal ini bisa diselesaikan oleh masyarakat. Terakhir, Islam liberal di Indonesia lebih kuat dari Islam radikal. ia yakin sekali. Malah dia bilang, setiap kali orang radikal merazia cafe, orang akan semakin suka dengan Islib. Itu harus kita buktikan. 19

20 Kalau kita lihat definisi dibukunya sebenarnya sederhana. Yang dimaksud dengan Islam liberal yaitu menerima demokrasi, HAM, kesetaraan sosial, dan toleransi. Sudah itu saja. Apapun namanya. ia juga mengatakan nama liberal itu tidak semua orang suka. Tapi dia bilang substansinya itu. Contohnya dia bilang, mereka menyerang Bali, ani membuat lagu. Jadi dia bilang ada beberapa dimensi dari situ. Itulah secara umum. Jadi itu hanya pengantar. e m o c r a c y P e r p u s t a 20

21 l Ihsan Ali Fauzi II Sessi Tanya Jawab P r o j e c t Ok, teman-teman, temanya menarik, juga presentasinya. Saya sendiri banyak hal yang saya share dengan Rizal mengenai tesisnya. Mungkin dari yang lain dulu. Ahmad Gaus k a a n i t a i g Pertama saya minta izin dulu karena diskusi ini saya posting di twitter. Terima kasih bung Ihsan! Rizal Panggabean, selamat datang di Ciputat School! Saya sudah baca makalah anda. Saya kira apa yang disampaikan bung Rizal bagus sekali. Bukunya sendiri belum selesai saya baca. Beberapa kilas saja, meminjam dari Chaider. Jadi, menurut saya secara umum, apa yang disampaikan Kurzman itu menyoroti pandangan kita, pandangan Islam liberal. Sebagian benar dan sebagian salah. Kurzman sampai pada 21

22 kesimpulan-kesimpulan yang menurut saya sangat oversimplikasi, cenderung menyederhanakan masalah. Kenapa terorisme mendapat dukungan yang kecil sekali dari kelompok Islam? ia katakan ada tiga alasan. Pertama, dukungan dari orang Islam bukan strategis tapi dukungan simbolik. Sama seperti orang mendukung Che Guevara. Menurut saya itu separuh benar. Orang Islam ada yang mendukung terorisme bukan dukungan simbolik tapi dukungan spiritual. Itu bisa melibatkan emosi keimanan yang sangat mendalam. Jumlahnya saya tidak tahu. Tapi kalau disebutkan yang ada bukan hanya dukungan simbolik tapi juga spiritual. Orang martir, kemudian dia mati dan menjadi syuhada. Itu adalah bunyi doa kita setiap hari. Kita mendukung para syuhada itu. Jadi, menurut saya ada dukungan spritual juga dari kalangan Islam sadar atau tidak. Besar atau kecilnya saya tidak tahu tapi itu yang harus kita sadari. e m o c r a c y P e r p u s t a 22 i samping itu, menurut saya, hal itu tidak terletak pada dukungan simbolik

23 l P r o j e c t k a a n i t a i g atau spiritual. Yang membuat dukungan terorisme kecil di antara orang Islam, karena saya kira sebagian besar orang Islam memahami jihad bukan sebagai ajaran sentral di dalam agama dan rukun Islam. Tetapi, ajaran pinggiran. Memang ada sebagian kecil dari orang Islam yang menganggap itu sebagai doktrin yang sentral bahkan wajib. Tapi sebagian besar menurut saya, kalangan Islam mungkin menganggap jihad sebagai fardu kifayah. Seperti memandikan mayat. Jadi, kalau ada orang yang jihad, itu sudah cukup. Tidak perlu semuanya. Orang memandikan mayat tidak perlu sekampung. Cukup dua atau tiga orang. Asal doktrin jihad tidak mati di kalangan Islam itu dianggap cukup. Menurut saya, ini yang hidup di kalangan Islam yang tidak disadari Kurzman. Jadi, doktrin ini bukan doktrin yang sentral. Oleh karena itu, alasannya lebih mendasar dari sekadar dukungan simbolik atau strategis. Tapi ini persoalan teologi. Bahwa jihad itu bukan rukun Islam atau iman. Kalau saja menjadi rukun Islam atau iman mungkin lain soal. Jadi orang Islam, dia merasa berdosa kalau tidak melakukan solat atau haji. 23

24 Tapi kalau tidak jihad, dia tidak merasa berdosa. Kedua, dia bilang ada perpecahan internal dan perbedaan paham di kalangan kelompok-kelompok radikal sendiri, contohnya Al Qaeda. Menurut saya ini juga cukup lemah. Karena kalau kelompok radikal bisa menciptakan common enemy, maka perbedaanperbedaan paham bisa diatasi. Jadi menurut saya, ketidakmampuan kelompok-kelompok radikal dalam menciptakan musuh bersama yang solid sehingga bisa menciptakan ideologi yang kuat. Lebih gagal lagi kalau paham ini kita perluas menjadi musuh bersama umat Islam seluruh dunia. Kalau mereka bilang musuh bersama adalah Amerika, itu lebih ironis lagi. Karena sebagian besar negara-negara Muslim justru bersahabat baik dengan Amerika. Jadi, mereka gagal menciptakan musuh bersama. Sehingga tidak mendapatkan mitra di kelompokkelompok Islam. e m o c r a c y P e r p u s t a Kemudian yang ketiga, Kurzman terlalu membesar-besarkan peran kelompok Islam liberal. Menurut saya, di Indonesia 24

25 l kalaupun tidak ada Paramadina atau JIL, terorisme tidak akan tumbuh dengan baik. Bukan karena Islam liberal tapi karena budaya kekerasan tidak tumbuh dengan baik di kalangan Islam Indonesia. P r o j e c t k a a n i t a i g Chaider Bamualim Saya setuju dengan Gaus. Memang buku ini bagus dan banyak membuat kita berpikir. Tapi orang yang mempelajari, tidak mempelajari terorisme dengan baik, mungkin akan sampai pada kesimpulan bahwa buku ini sangat simplistik. Pertama, argumen yang tadi sempat disebut Gaus menyangkut dukungan terhadap terorisme sifatnya simbolik tidak strategis. Seharusnya dia beri rasio sekalipun kita paham makna apa maksudnya dari simbolis. Simbolism and violence, memang itu dua hal yang berbeda dan bisa berkaitan satu sama lain tapi simbolis itu belum tentu bisa berubah menjadi aksi violence. Tapi simbolisme bisa berubah menjadi violence saat dia di-sacralized. Seperti dua preman yang berantem di Ambon, mulanya mereka melihatnya sebagai 25

26 Muslim dan Kristen. Makna simboliknya Muslim dan Kristen, ada identity. Tapi ketika konflik dibawa ke masjid, yang di-sacralized oleh Juergensmeyer, itu dia bisa berubah jadi violence. Justru kenapa dia meremehkan arti simbol. Atau dukungan simbolik diremehkan oleh Kurzman. Saya minta penjelasan dari pak Rizal. Kedua, seperti kelompok-kelompok liberal yang juga bereproduksi. Tradisi otoritas kaum jihadis, mereka juga bereproduksi, contohnya Quthb, tidak menganggap jihad sebagai fardu kifayah. Tapi Abu Saad yang terpenting menganggap fardu ain. Itu dari segi otoritas dia bereproduksi. Saya memandang kaum teroris juga bereproduksi. Kenapa dibilang missing, seperti menyederhanakan bahwa kalau tidak ada konteksnya, dia tidak akan tumbuh. Tapi apakah dia bereproduksi atau tidak. e m o c r a c y P e r p u s t a Seperti studi CSRC tentang konflik di Ambon. Itu generasi, seperti yang pergi ke Filipina, itu reproduksi generasi kaum jihad baru. Setelah mereka 26

27 l P r o j e c t berinteraksi atau membangun jaringan dengan kelompok jihadis awal yang di Afganistan. Berarti konflik, sama dengan terorisme yang mengundang konflik, dia berreproduksi. Faktor reproduksi tidak dijelaskan. Hanya bagi saya, kalau dia ber-reproduce, ancaman itu akan selalu signifikan. Itu berati sekali selain makna simboliknya yang menurut saya sangat penting. engan simbolik dia bisa bertransformasi menjadi violence actions. Jadi, memang ada konteks dan sakralisasi. Itu saja. k a a n i t a i g Zuhairi Misrawi Terima kasih. Ada tiga hal yang saya bicarakan. Pertama, saya setuju tesis Kurzman bahwa kelompok teroris adalah kelompok minoritas. an saya kira juga faktor yang kita rasakan bukan hanya faktor di masa lalu. Kecenderungannya memang ditolak menjadi kelompok pinggiran. Mereka bisa masuk ke tengah ketika mereka berkolaborasi dengan kekuasaan. Itu terjadi di Wahabi. Itu sejarah yang agak berbeda. ia menjadi mainstream ketika dia mendapat dukungan dari kekuasaan karena adanya 27

28 titik temu. Tapi, tesis bahwa kelompok radikal dan kelompok teroris adalah minoritas, itu dibuktikan oleh sejarah. i luar Saudi kita lihat kecenderungannya adalah moderat hampir di semua negara Islam. Kedua, satu hal yang tidak disampaikan Charles Kurzman bahwa pertarungan antara kelompok teroris dengan kelompok liberal atau moderat terjadi maka sebenarnya juga terjadi transformasi. Kalau kita melihat misalnya fenomena Arab Spring sekarang menandakan ternyata kelompok ekstrem juga mau berubah. Pengalaman juga di Turki dengan AKP-nya dan di Indonesia PKS bahwa ternyata kenapa teroris sedikit karena dalam Alquran ada juga yang bertaubat. Itu yang tidak tergambar. e m o c r a c y P e r p u s t a Selanjutnya, sebenarnya di awal buku ini sudah dimulai dengan baik oleh Charles Kurzman, dengan contoh Muhammad Tahrir Azhari, bahwa dia melakukan aksi itu karena dia ingin Barat sadar bahwa kekerasan yang muncul di dunia Islam karena faktor Barat. Saya rasa Kurzman malu-malu karena ini funding-nya Barat. 28

29 l P r o j e c t Saya ingin mengatakan bahwa faktor terorisme dan radikal dalam Islam adalah karena, dan saya baru penelitian juga soal ikhwanul Muslimin, ternyata faktor Barat sangat luar biasa untuk menciptakan mereka sebagai sebuah kekuatan yang sangat besar. an bahkan ideologi, kenapa ikhwanul muslimin bisa bertahan dalam kurun waktu delapan puluh tahun karena mereka mempunyai ideologi anti imperialisme Barat. k a a n i t a i g Jadi, saya punya kesimpulan bahwa faktor Barat bukan faktor teologis tapi faktor imperialisme dan kolonialisme. Itu adalah faktor yang sangat determinan. an kalau kita lihat ideologi kelompok teroris di Indonesia, Abu Bakar Ba asyir dan lainnya, ideologi yang lebih menonjol adalah Amerika atau ideologi anti Barat. Ini yang Kurzman malu-malu untuk diungkap ke permukaan soal faktor Barat. Terakhir, soal Islam liberal. Saya tidak tahu, mungkin Charles Kurzman lebih tepat menyebutnya sebagai Islam moderat. Itu bukan karena saya punya Moderate Muslim Society. Sebenarnya 29

30 lebih tepat adalah Islam moderat. Kecenderungan dunia Islam pada umumnya adalah moderat. Kalau kita lihat, moderat itu Ahlusunnah wal jamaah yang ideologinya perdamaian. Rumadi Saya membayangkan Kurzman sedang melaksanakan amanahnya Caknur. ia sedang melakukan sekularisasi terorisme. Tapi memang yang saya lihat, dia sedang mengatakan terorisme itu persoalan duniawi. Tidak ada kaitan dengan persoalan agama. Tidak perlu ditransendensi. ilakukan semuanya seolah-olah terkait dengan Tuhan. Jadi, seolah-olah dia sedang melakukan sekularisasi terhadap terorisme. e m o c r a c y P e r p u s t a Orang melakukan sesuatu atau pengeboman dengan data-data dari Poso karena persoalan-persoalan yang sifatnya sekuler. Tapi memang di sini ada ambigu. Saya lihat misalnya, kecenderungan para agamawan secara umum. Kalau terjadi tindakan terorisme, pengeboman, kemudian diketahui bahwa aktornya adalah orang-orang yang terkait dengan 30

31 l P r o j e c t persoalan teroris, agamawan biasanya merespon bahwa tindakan itu tidak ada hubungannya dengan agama. Bahwa ini adalah kejahatan. Jadi, pada persoalan ini sebenarnya agamawan juga melakukan sekularisasi terhadap pengeboman. an ini tidak ada persoalan dengan Tuhan. Tapi di pihak lain, ketika orang melakukan upaya pemberantasan terorisme, justru itu adalah teologisasi. Maka yang terjadi adalah pemaknaan ulang arti jihad, deradikalisasi atau interpretasi. k a a n i t a i g Ada ambigu. i satu pihak kita ingin mengatakan ini bukan persoalan sekuler. Ini adalah persoalan kekerasan teologi yang dilakukan atas dasar pemahaman keagamaan tertentu. an kenapa begitu, sebenarnya sah saja, karena kalau kita perhatikan film Prison and Paradise, misalnya adalah keyakinan keagamaan yang mendorong orang seperti Imam Samudra atau Amrozi untuk melakukan tindakan pengeboman. Bahkan di Bali untuk melegitimasi tindakannya adalah tindakan yang otentik menurut agama. Persoalannya kita atau agamawan tidak rela kalau agama yang dianggap sebagai 31

32 sumber kebenaran justru dianggap mengotori agama. Jadi, ambigu itu yang suka terjadi. Justru kalau menurut saya, dia pihak yang ingin melakukan sekularisasi terhadap tindakan terorisme. Terorisme adalah matinya orang yang dibom sama dengan matinya orang yang ditabrak mobil di jalan raya. Jadi, tidak ada bedanya. Tapi Kurzman hanya melihat soal matinya. Bukan dia mati oleh siapa dan didorong keyakinan apa. Samsu Rizal Panggabean e m o c r a c y Saya sebenarnya tidak ingin membantah. Saya kira ada beberapa yang dilihat dari sudut argumennya Kurzman perlu kita kerucutkan kembali. Jadi, dia ingin menanyakan di tengah hiruk pikuk mengatakan kenapa sedikit. Sedangkan banyak orang bilang banyak konflik di Indonesia karena desentralisasi. Kalau desentralisasi terjadi dari sabang sampai merauke, kenapa sedikit konfliknya, akibat desentralisasi. Kira-kira begitu. P e r p u s t a 32 ia sebenarnya menjelaskan apa yang tadi saya katakan sebagai omitted variable, dalam bahasa risetnya. Sehingga ada

33 l P r o j e c t k a a n i t a i g dukungan spiritual terhadap jihad atau terorisme, Kurzman mengatakan justru itu memperkuat argumennya: sudah ada dukungan spiritual, kenapa tidak banyak yang mau ke sana kemari dengan membawa bom di sekujur tubuhnya? Padahal ada dukungan spiritual. Padahal sudah disakralisasi habis-habisan dengan menjadikannya rukun. Kenapa masih sedikit? ia menjelaskan dengan beberapa argumen, sudah pakai simbol agama, disakralisasi, kok tidak banyak dan frustrasi. Betapa frustrasinya mereka. Belum lagi yang di Indonesia. Orang dilecehkan, Kamu bukan Islam, sampai kapan bisa bergerak? Jadi, ini pertanyaan yang penting diperhatikan. Kenapa sudah pakai argumen yang habishabisan, tapi jumlahnya tetap sedikit. Ihsan Ali-Fauzi an Aiman al-zawahiri kelihatan lebih marah-marah dari Osama. ia bilang, Apa lagi yang kurang dari korban-korban yang bergelimpangan, dan kalian tetap tidak tergerakkan? 33

34 Samsu Rizal Panggabean ia menjelaskan memang ada beda antara dukungan simbolik dan substance. Jurangnya besar sekali. Jadi kalau kita menganggap ada otomatis link, dia bilang tidak. Kedua, sebenarnya mereka juga tidak sekompak itu. Ketika misalnya kita tahu bahwa Laskar Jihad-nya Ja far Umar Thalib pecah. Ketika kita ke pesantrennya, muridnya sekarang tinggal sepuluh atau dua belas orang. e m o c r a c y Yang disebut salafi pecah. an yang tinggal dengan ustad Ja`far sedikit sekali. an sekarang dia moderat. Itu probabilitasnya, menurut Kurzman: orang liberal sulit menjadi radikal, tapi radikal bisa menjadi moderat. Tapi itu dulu zaman konflik. Sekarang dia tidak seperti itu. Pokoknya membunuh Kristen itu dua pahala. Satu, membunuh musuh Tuhan, dua membunuh NKRI. P e r p u s t a Budhy Munawar Rachman 34 i acara MPRK dulu, menarik sekali, karena ustad Ja`far bilang: kalau mau

35 l tahu kenapa orang menjadi radikal dan teroris, sebab-sebabnya dia ceritakan, yakni pengaruh Sayyid Quthb, Maududi. Bacaan-bacaan itu. P r o j e c t Ihsan Ali-Fauzi Ya, tapi saya juga baca Sayyid Quthb, dan saya tidak terpengaruh. Tapi karena dia narasumber kita, ya jadi kita dengarkan saja. Samsu Rizal Panggabean k a a n i t a i g Tapi tadi yang diangkat Rumadi poin yang benar. Jadi bagaimana negara melihat. ari satu sisi, ini tidak ada kaitannya dengan agama. Jadi ada denial. ikatakan tidak ada hubungannya dengan agama, tapi politik. enial-nya, mungkin sebabsebabnya bisa demokrasi, ekonomi, politik, dan lainnya. Tapi kenapa pada akhirnya yang dibakar masjid atau gereja. Jadi, sebenarnya agama bisa masuk: jadi faktor mungkin dalam rangka mobilisasi, mungkin penyebab awalnya. Tapi mana mungkin kita membunuh orang lain semata-mata karena itu, tanpa ada faktor politik dan lainnya. enial atau 35

36 pengingkaran dari ulama itu. Mereka sama sekali menolak bahwa agama akan bisa. i sini kita jadi Marxis. Agama hanya menjadi bungkus. Padahal orang yang belajar sosiolog agama juga memberikan peran terhadap otonomi agama. Tinggal kita kaji saja, tapi mungkin bukan berada dalam konteks pertanyaan Kurzman yang tadi saya ulang itu. Lalu, apakah Islam moderat? Saya kira Kurzman akan menerima Islam moderat. Cuma bagi dia lebih jujur liberal daripada moderat. e m o c r a c y Novriantoni Kahar Ada beberapa kesalahpahaman soal apa yang disebut Kurzman sebagai Muslim liberal. Kalau kita baca buku Kurzman yang ini, atau yang sebelumnya, Liberal Islam: A Sourcebook, sebetulnya jelas sekali yang dia maksudkan. ia tidak keliru, tapi dia membuat kriteria yang terlalu longgar untuk Muslim liberal. engan kriteria yang sangat longgar itu, otomatis banyak kelompok yang bisa masuk. P e r p u s t a 36

37 l P r o j e c t i buku ini pun, dan ini yang perlu diwaspadai, Kurzman membedakan dua hal, liberal politics dan cultural conservatives. ua kombinasi itulah yang menurutnya khas sekali di dunia Islam. Berdasarkan survey-survey Freedom House dan lainnya, negara-negara Muslim adalah negara yang paling besar dukungannya terhadap demokrasi, tapi pertanyaannya, why they are so little? Negara-negara Muslim itu mendukung demokrasi tapi mengapa sedikit sekali yang demokratis? Itu persoalannya. k a a n i t a i g Kurzman sendiri misalnya mengatakan, the dual ideals of sharia and democracy seem to be reconciled. Jadi Muslim sudah bisa mendamaikan syariah dan demokrasi. ia benar. Kalau dibandingkan dengan Ikhwan atau beberapa kelompok Islam di Indonesia, Mesir dan di negaranegara Muslim lainnya beberapa tahun lalu, ini benar sekali. Mereka sekarang sudah bisa mendamaikan, through a combination of political liberalism and cultural conservatism, katanya. Karena itu, tidak mengherankan jika di sini partai sekular sekalipun mendukung perda syariah. Itu menurutnya khas sekali di 37

38 negara-negara Muslim. Ada buku yang baik sekali, judulnya, Egypt after Mubarak: Liberalism, Islam and emocracy in the Arab World, penulisnya Bruce K. Rutherford, tahun ia meriset bagaimana pandangan kelompok-kelompok Islamis dan kelompok-kelompok oposisi Mesir terhadap masa depan Mesir setelah Mubarak. ia mengamati bahwa hampir semua kelompok itu, termasuk kalangan Ikhwan dan sebagainya, punya gagasangagasan yang ia sebut liberalisme klasik, dalam artian mereka ingin membatasi peran negara, ingin ada independensi peradilan dan kontrol terhadap militer, tapi problemnya hampir semua dari mereka percaya bahwa negara baik dan bisa mengontrol moralitas publik. Fungsi negara adalah untuk membentuk masyarakat yang saleh. e m o c r a c y P e r p u s t a 38 Karena itu, kata Rutherford, berbeda dengan liberalisme Barat, mereka terlalu percaya terhadap negara. Mereka membiarkan negara begitu invasive, sampai masuk ke persoalan-persoalan pribadi. Ini yang membedakan antara liberalisme yang dianggap Kurzman ada

39 l di negara Muslim dan liberalisme yang ada di Barat. P r o j e c t k a a n i t a i g Kedua, saya kira Kurzman benar soal data-data bahwa sangat sedikit Muslim yang teroris dan dukungan terhadapnya kecil. ia menyebut satu istilah di buku ini yang menurut saya istilah kunci yaitu liberal takfir. Ini seperti Said Agil Siradj, misalnya, mengatakan bahwa teroris itu bukan Muslim atau in Syamsuddin mengatakan bukan orang beragama yang melakukan terorisme. alam istilah Kurzman, itu disebut liberal takfir, orang-orang liberal yang coba melakukan ekskomunikasi, tidak menjustifikasi, membiarkan kalangan teroris terkurung jadi kelompok kecil dan dianggap keluar dari jamaah besar umat Islam yang disebut Zuhairi moderat tadi. Itu benar tapi buku ini tak terlalu penting bagi kita. Buku ini sebetulnya lebih penting bagi orang-orang Barat karena Kurzman sendiri mengatakan buku ini ditujukan untuk menghilangkan rasa panik. Ia melihat selama ini terorisme lebih banyak dikaji aspek ideologinya, bukan melakukan riset yang serius. Ini semacam kritik terhadap kaum hawkish 39

40 di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Bagi kita tidak terlalu penting. Yang lebih bahaya bagi kita bukan jihad itu sendiri. Yang bahaya bagi demokrasi liberal di negara-negara Muslim adalah amar ma ruf nahi munkar, doktrin yang dipakai untuk menyikat kafe. Orang seakan-akan bertindak baik, menyuruh kebaikan dan melarang keburukan, tapi mereka tak dianggap teroris dan tak bisa dihadang oleh ensus. Kalau teroris asli itu gampang, bisa selesai oleh ensus. Tapi yang punya doktrin-doktrin penyangga cultural conservatism inilah yang lebih dominan di negara-negara Muslim yang baru demokratis seperti Mesir, Tunisia, dan Indonesia. e m o c r a c y P e r p u s t a Budhy Munawar-Rachman 40 Saya ingin mengomentari yang terakhir. Kalau persis seperti itu, Kurzman berarti konsisten dengan apa yang dia kerjakan di buku Liberal Islam. Agenda dia di Liberal Islam sebenarnya ingin menunjukkan bahwa istilah Islam liberal itu bukan kontradiksi dalam term-nya. Masyarakat Barat yang melihat Islam dan membandingkan dengan values mereka,

41 l liberalisme, menganggap keduanya ada kontradiksi, tidak kompatibel. Agenda Kurzman di buku itu ingin menunjukkan bahwa sebenarnya di sana tidak ada kontradiksi. P r o j e c t k a a n i t a i g ia menunjukkan hal itu dengan survey pemikiran Islam sepanjang abad ke-20. Yang membuat kita agak heran, dan itu yang tadi disebut inkonsistensi, adalah misalnya ketika dia meletakkan Yusuf Qardhawi atau Mohammad Natsir sebagai liberal, hanya karena mendukung salah satu dari enam kriteria. Natsir misalnya mendukung demokrasi, tapi dia mungkin tidak terkait isu jender. Ada enam kriteria yang membuat seseorang dikatakan liberal, tidak perlu keenamenamnya, cukup satu saja lumayan. Samsu Rizal Panggabean Natsir sebelum ewan akwah memenuhi banyak kriteria. Setelah ewan akwah dia mengalami penurunan. Budhy Munawar-Rachman Ya. Itu menarik. ia punya suatu 41

42 keprihatinan terkait bagaimana para cendekiawan Barat melihat Islam. ia mungkin ingin agar mereka lebih proporsional dalam melihat Islam, bahwa antara Barat dan Islam tidak ada sesuatu yang konflik. Kalau kita lihat petanya yang tadi Rizal bilang, ada tiga generasi liberalisme Islam, itu jadi sangat menarik. Artinya, values Barat dan values Islam itu memang bukan sesuatu yang harus berkonflik, melainkan semakin bertemu. Ihsan Ali-Fauzi e m o c r a c y Saya kira dalam diskusi soal Islam liberal kita sepakat semua. Maksud saya, sekalipun misalnya Kurzman keliru, seperti saya sebutkan dalam saya ke Ulil, dia misnomer saja. Tapi maksud dia, front dalam melawan Islam radikal berbentuk kekerasan itu lebar. Cuma, menurut Novri dan lainnya, penamaan hal itu dengan Islam liberal kurang pas. Tapi faktanya sama, dan mengenai fakta itu kita bersepakat dengan Kurzman. P e r p u s t a 42

43 l Husni Mubarak P r o j e c t k a a n i t a i g Saya tidak melihat Kurzman dengan kecurigaan. Ini juga sangat bermanfaat, Mas Novri. Apalagi Bang Rizal bilang sejalan fakta-faktanya. Saya ikut penelitian Pola-pola Konflik Keagamaan di Indonesia ( ), temuannya adalah bahwa kecenderungan protes damai itu memang lebih tinggi ketimbang protes dengan kekerasan. Protes keras seperti Front Pembela Islam (FPI) kalau dihitung dan dibanding dengan protes damai itu kecil sekali, meski bukan berarti itu tidak jadi masalah. Kurzman membandingkan antara korban terorisme dengan korban akibat kematian lainnya, ada kecelakaan lalulintas, ada malaria, dan lainnya. Itu masalahnya struktural. Orang tidak dengan sengaja membunuh orang lain. Afriyani, misalnya, tidak sengaja ingin membunuh orang. Itu karena dia mabuk saja. Kalau dia sengaja ingin membunuh orang, setiap hari dia akan membunuh orang. Tapi faktanya tidak begitu. Soal lalulintas itu karena pemerintah saja kurang baik mengelolanya. 43

44 Sedangkan teroris itu taktis dan strategis. Sebelum mengebom J.W. Marriott dia melakukan pengintaian berhari-hari. Siapa yang kira-kira bisa jadi partner di dalam untuk menyelundupkan peledak agar tidak terdeteksi. an mereka melakukannya secara random, tidak di semua tempat, karena kemampuannya terbatas. Karena itu, kita, calon-calon korban bom, bisa jadi kena suatu hari. Aksi pengebomannya random tapi kemungkinan kita menjadi korban sangat besar. Karena itu, kita tak bisa menganggap jumlah teroris yang kecil itu tidak penting. e m o c r a c y Kita panik karena setiap hari kita bisa jadi korban. Bayangkan, Kapolres Cirebon shalat Jumat, kena. Jangankan di hotel yang tempat maksiat, di tempat ibadah yang sakral saja dia bisa jadi korban. Saya kira kepanikan itu masuk akal. P e r p u s t a 44 Pertanyaan saya kepada Kurzman, yang nanti Bang Rizal bisa jelaskan, apakah teroris yang meskipun kecil dan didukung sedikit orang itu bisa diintervensi untuk berubah sehingga dia berhenti tak lagi berpikir untuk mengebom? Ini soal

45 l P r o j e c t deradikalisasi. Seperti di film Paradise Now. Si pengantin -nya sendiri tidak selalu teologis. i film itu digambarkan bahwa si calon pengantin akhirnya mengundurkan diri karena ada alasanalasan biasa yang non-teologis. Novriantoni Kahar Saya kira teroris tidak pernah random. Operasi terorisme itu targeted, spesifik. Ihsan Ali-Fauzi i t a Ya, itu maksudnya Husni: tidak random, dia kebalik menyebutkannya. i g Nur Iman Subono k a a n Saya beralih ke soal pendidikan. Ketika membagi apa yang ia sebut teroris global dan lokal, Kurzman coba me-list teroristeroris global ini. Saya perhatikan mereka very educated, lulusan universitas, dan ilmu-ilmunya hard science: engineering, dokter. Saya tidak tahu analogi ini pas atau tidak tapi di Universitas Indonesia saya perhatikan begitu juga. i fakultasfakultas hard science inilah yang lebih banyak berkembang kelompok-kelompok 45

46 semacam ini. Fakultas Kedokteran dan MIPA itu lebih berkembang yang seperti ini dan lebih cenderung agak sektarian, hitam-putih. Mungkin Rizal punya penjelasan lebih jauh karena saya lihat Kurzman tidak terlalu menjelaskan itu. Kedua, kalau melihat jumlah orang meninggal karena kecelakaan atau penyakit, sebetulnya terorisme itu no big deal. Tapi memang efek psikologisnya besar. Saya coba bandingkan waktu Lady i meninggal. i Indonesia orang antri di Kedutaan Inggris mau memberi bunga, menangis, padahal kenal pun tidak. i saat yang sama banyak orang kelaparan di Papua, karena waktu itu di-ekspos juga, orang tidak ada yang peduli. Maksud saya, apa kita bisa menyamakan sedemikian rupa antara kematian-kematian karena penyakit atau lainnya dengan kematian akibat terorisme yang sedikit ini? Apa kita bisa samakan begitu saja efek mental dan psikologisnya? Saya ingin tahu komentar Rizal saja. e m o c r a c y P e r p u s t a 46 Kurzman menyebutkan beberapa contoh di buku ini yang memperlihatkan bahwa

47 l P r o j e c t ada teroris yang sifatnya individual saja. ia kecewa, melihat ketidakadilan, lalu memukuli orang, sehabis itu dia melapor ke polisi. ensus seringkali mencari siapa aktor intetektualnya padahal ada orangorang yang nekat hanya karena melihat ketidakadilan. Saya kira itu lebih banyak daripada yang sifatnya well-organized. Saya tidak tahu keadaannya sekarang, mungkin Rizal bisa bantu. k a a n i t a i g Untuk pertama kalinya saya sepakat dengan Gaus, saya tidak melihat faktor common enemy-nya di antara mereka. Padahal hampir semua orang memakai common enemy karena itulah yang paling efektif. Negara pun memakainya. Apakah mereka sedemikian rapuh seperti yang digambarkan Kurzman dengan rivalitas konflik di antara mereka? Banyak buku politik biasanya membandingkan begitu rapinya sistem sel, seperti organisasi militer atau partai komunis. Apakah sekarang rivalitas yang dibayangkan begitu melemahkan mereka? Saya tidak melihat elaborasi lebih jauh soal itu. Saidiman Ahmad Saya ingin melanjutkan soal kenapa 47

48 faktor Islam liberal menjadi salah satu penyebab matinya teroris. Tadi disebutkan bahwa latarbelakang teroris itu adalah orang-orang yang ingin merebut simbol Islam tapi mereka tak punya cukup amunisi untuk melakukan itu karena latarbelakang pendidikan umum tadi. Sementara kelompok Islam liberal justru berasal dari pesantrenpesantren yang terdidik secara Islam dengan sangat baik. Otoritas keagamaannya dari awal memang sudah timpang sehingga mereka tak bisa merebut itu. e m o c r a c y Saya teringat tesisnya Luthfi Assyaukanie di bukunya, Ideologi Islam dan Utopia. Pertanyaannya sama, kenapa kelompok Islam begitu sedikit dukungannya dalam politik sekarang dibanding sebelumnya. Menurutnya, kelompok-kelompok pendukung gerakan Islam ini kehilangan argumen. ia tidak didukung oleh orang-orang yang punya otoritas untuk bicara soal agama. Sementara kelompok Islam liberal, mulai dari Cak Nur dan seterusnya, punya otoritas keagamaan. P e r p u s t a Bahkan ini berlaku di masa lalu. Kurzman, 48

49 l P r o j e c t misalnya, memasukkan Natsir sebagai salah satu tokoh Islam liberal. Itu beda sekali. i kubu Islam dia berhadapan dengan orang seperti Kartosuwiryo yang kalah argumennya. Natsir yang begitu fasih bicara berhadapan dengan orang yang sebenarnya sekuler, tidak mengerti agama, tapi mencoba bicara soal agama. i t a Ada faktor kekalahan argumen dalam berkurangnya dukungan kepada mereka. Abu Bakar Ba asyir, misalnya, dibanding tokoh-tokoh NU, jauh sekali otoritas keagamaannya. Itu tidak disebut secara eksplisit oleh Kurzman tapi saya kira itu salah satu argumennya. k a a n i g Zezen Zainal Mutaqin Saya tidak tahu bagaimana respon orang-orang di Pentagon jika baca buku ini. Mereka sudah memberi uang ratusan miliar ke dunia Muslim untuk mendiseminasikan dan mendukung gagasan islib dan gagasan lain dalam Islam yang kurang lebih supportive terhadap ide-ide perdamaian lewat NU, Muhammadiyah, JIL, dan sebagainya. Kalau boleh disederhanakan, Kurzman 49

50 50 bilang pada dasarnya Islam itu bukan teroris, dia punya obat pada dirinya sendiri untuk mengobati gejala-gejala yang deviant itu. ia punya homeground remedy. Sedangkan pemerintah memberi dana besar-besaran untuk mendirikan ensus dan sebagainya. unia lebih aman karena di bandara sekarang lebih ketat, misalnya. unia lebih aman karena banyak buku yang diterbitkan, dan seterusnya. Kurang lebih apa respon mereka terhadap gagasan Kurzman dalam kaitannya dengan apa yang telah mereka lakukan selama ini? Faktanya mereka gila-gilaan. Itulah yang dikritik Kurzman di buku ini. Kata dia, itu keliru, jangan panik, justru harusnya lebih santai. Tapi bukankah justru kepanikan itu yang jangan-jangan membuat dunia ini lebih aman? Tanpa kepanikan, atau terlalu santai, mereka akan semakin leluasa men-training orang di madrasah, Muhammadiyah semakin ke kanan, Persis semakin ke kanan, karena tidak mendapat funding dari, katakanlah, lembaga yang bisa memberi training demokrasi di pesantren dan seterusnya. e m o c r a c y P e r p u s t a

51 l Samsu Rizal Panggabean P r o j e c t Saya singkat-singkat saja. Seperti saya bilang, Kurzman ingin agar kita bersikap pada proporsinya. Persoalan dan ancaman terorisme riil, kita hadapi secara serius, baik di Amerika Serikat maupun Indonesia. Tapi dia bilang, jangan panik, jangan emosi, jangan terobsesi, dan tidak usah pakai macam-macam ideologi. Orang mati karena macam-macam hal. k a a n i t a i g i sinilah misterinya. Kenapa kita kaget ketika ada seorang atau seratus orang mati karena serangan teroris tapi tidak ketika beratus orang mati karena kasus seperti Mesuji atau konflik-konflik industri lainnya? Kemanusiaan Anda didefinisikan oleh akidah atau apa? Slavoj Žižek banyak mempertanyakan hal itu, kemanusiaan kita tergugah karena apa? Contohnya Lady i tadi, atau ketika Mike Tyson menggigit telinga Evander Holyfield, kita terganggu. Kenapa kita terganggu? Kenapa kita lebih terganggu ketika ada orang mati di Tepi Barat daripada di arfur, misalnya? Ada pengaruh media dan lainnya. Tapi saya kira ini merupakan pertanyaan yang 51

52 masih bisa kita pertanyakan terus. Kemanusiaan kita terusik karena teritori suatu negara atau apa? Kalau yang meninggal TKI Indonesia kita geram, tapi kalau TKI Filipina tidak. Apa dia bukan manusia? Itu pertanyaan abadi kita. Saya juga tak tahu bagaimana menjawabnya karena definisi kita macam-macam, ada agama, nasionalisme, dan lainnya. Ihsan Ali-Fauzi Ada satu kalimat kunci Kurzman dan contohnya sangat konkrit. ia bilang, mari kita jangan terlalu panik sehingga yang kita pedulikan hanya security tapi mengorbankan liberty. Perimbangannya adalah antara security dan freedom atau liberty. e m o c r a c y P e r p u s t a Pasca peristiwa 9/11, di Amerika Serikat keluar yang aneh-aneh, termasuk Patriot Act yang paling notorious, di mana setiap orang bisa dicek dan rekeningnya. Itu bertentangan sekali dengan prinsip liberty. ia bilang begitu di akhir bukunya. 52

53 l Samsu Rizal Panggabean P r o j e c t ulu Johan Galtung membedakan antara direct dan structural violence. Kita memang lebih terganggu dengan kekerasan yang direct, ada ledakan dan orang berdarah-darah, daripada yang struktural, diare, malaria, yang banyak sekali membunuh orang di muka bumi ini. k a a n i t a i g ata diare tidak dihitung Kurzman. Kalau Anda lihat, dibanding AIS yang disebut Kurzman, diare juga banyak sekali. Tapi kita tak tergugah. Kalau kekerasannya struktural, seperti soal kesehatan, kemiskinan, pendidikan, kita tak terlalu memperhatikan, mungkin sudah nasibnya. Kalau menimpa orang seiman atau sebangsa dengan kita, kita langsung emosi. Slavoj Žižek membahas itu tapi dia juga tak memberikan jawaban. ia cuma marah-marah saja. Kemudian soal hard science. i Mesir sudah ada risetnya. ulu temuan Saad Eddin Ibrahim di Mesir juga begitu. ia wawancarai semua radikal-radikal yang di penjara itu. Mereka umumnya memang 53

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku

MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? P r o j e c t. i t a i g. D k a a n. Rizal Panggabean. Edisi 012, Maret 2012 Review Buku l Edisi 012, Maret 2012, Edisi 012, Maret 2012 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENGAPA TERORIS MUSLIM SEDIKIT? Rizal Panggabean 1 Edisi 012, Maret 2012 Informasi Buku: Charles Kurzman, The Missing Martyrs;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat

Lebih terperinci

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris. Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris. Tidak pernah ada cerita orang Kristen disebut teroris, meski tindakannya sama persis dengan teroris.

Lebih terperinci

Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!?

Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!? Proses pembaruan pemahaman keislaman di Indonesia pada era 1970 dan 1980-an tidak pernah lepas dari peran Cak Nur (sapaan akrab Prof. Dr. Nurcholish Madjid). Gagasan-gagasan segar Cak Nur tentang keislaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Penduduk muslimnya berjumlah 209.120.000 orang atau 13% dari jumlah penduduk Muslim

Lebih terperinci

Bom Solo sebagai bentuk pengalihan isu yang mendera partai berkuasa?

Bom Solo sebagai bentuk pengalihan isu yang mendera partai berkuasa? Muhammad Mahendradatta, Ketua Dewan Pembina TPM Menurut Pakar dan Praktisi Hukum Mahendradatta, intelijen itu harus bekerja secara cerdas dan tidak perlu payung hukum. Tetapi kasus bom Solo lalu malah

Lebih terperinci

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sebenarnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena ada begitu banyak orang kafir yang dibantai dengan mudahnya...saya

Lebih terperinci

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME I. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Peran Pemerintah dan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi terorisme sudah menunjukan keberhasilan yang cukup berarti,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

Seolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair.

Seolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair. Seolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair. Nama Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin tiba-tiba mencuat ke permukaan. Seolah-alah ada masalah besar

Lebih terperinci

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis http://www.sinarharapan.co/news/read/31850/dawam-rahardjo-saya-muslim-dan-saya-pluralis- Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis 03 February 2014 Ruhut Ambarita Politik dibaca: 279 Dawam Rahardjo.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

Dr. Zakir Naik Menerima Tantangan Seorang Ateis

Dr. Zakir Naik Menerima Tantangan Seorang Ateis Dr. Menerima Tantangan Seorang Ateis Ateis : Selamat pagi Pak, namaku adalah James Isthamani. Pertama-tama, aku ingin berterima kasih terhadap yang kau lakukan di sini, hal ini membutuhkan kerja keras,

Lebih terperinci

PENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni

PENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni 113 PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil kajian ini, pada akirnya peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan terkait dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut: 1. wacana gagasan

Lebih terperinci

DEMOKRASI DAN RADIKALISME

DEMOKRASI DAN RADIKALISME l i m e m o k r a t i s EMOKRASI AN RAIKALISME i g i t a AGAMA m o k r a t i s. c o m l Rumadi Edisi 009, Agustus 2011 1 emokrasi dan Radikalisme Agama Prof. John O Voll, guru besar sejarah di Georgetown

Lebih terperinci

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA A. Abstrak Negara Indonesia kian terancam karena efek pemikiran ideologi orang luar yang ditelan mentah-mentah tanpa adanya suatu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa REKONSTRUKSI DATA B. NO Analisa Analisa dan koding tematik Perceive threat Adanya ketidakadilan terhadap pelebelan terorisme yang dirasakan umat Islam FGD.B..8 FGD.B..04 FGD.B.. FGD.B..79 FGD.B..989 Umat

Lebih terperinci

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

pendekatan agama-budaya atasi terorisme Indonesia sarankan pendekatan agama-budaya atasi terorisme Senin, 22 Mei 2017 00:20 WIB 1.596 Views Pewarta: Joko Susilo Presiden Joko Widodo. (ANTARA News/Bayu Prasetyo) Riyadh (ANTARA News) - Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Ip Man III Dikisahkan kehidupan seorang guru besar bela diri aliran Wing Chun yang sangat dihormati oleh masyarakat di wilayah itu bernama

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Rusuh Ambon 11 September lalu merupakan salah satu bukti gagalnya sistem sekuler kapitalisme melindungi umat Islam dan melakukan integrasi sosial. Lantas bila khilafah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel? Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara

Lebih terperinci

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,

Lebih terperinci

TWO VISIONS OF REFORMATION

TWO VISIONS OF REFORMATION l Edisi 024, Oktober 2011 TWO VISIONS OF REFORMATION P r o j e c t i t a i g k a a n D Robin Wright Dua Visi Reformasi Islam Review Paper oleh Hamid Basyaib 1 Edisi 024, Oktober 2011 Sumber Artikel: Two

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati, Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia H.M. Jusuf Kalla Pada International Meeting on Counter-Terrorism dan The 2nd Counter-Terrorism Financing Summit NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS 2016 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan

Lebih terperinci

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com NEO KHAWARIJ, MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME,

Lebih terperinci

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam? {mosimage} Hafidz Abdurrahman Ketua DPP HTI Berbagai peristiwa bergulir sepanjang tahun 2009. Putaran roda zaman pun menggilas siapa saja, termasuk umat Islam. Sayangnya umat Islam belum mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK*

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK* *Kolom IBRAHIM ISA* *Kemis, 18 Agustus 2011* ------------------------ *SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK* ** Setelah kejadian aksi-teror Andreas

Lebih terperinci

RECOGNIZING PLURALISM: ISLAM AND LIBERAL DEMOCRACY

RECOGNIZING PLURALISM: ISLAM AND LIBERAL DEMOCRACY Edisi 036, esember 2011 RECOGNIZING PLURALISM: ISLAM AN LIBERAL EMOCRACY Laith Kubba Islam dan emokrasi Liberal Review Paper oleh Ali Munhanif 1 Edisi 036, esember 2011 Sumber Paper: Laith Kubba, Recognizing

Lebih terperinci

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah. Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah. Luka itu belum sembuh. Mesin perang tentara dan polisi Mesir mengoyak-ngoyak

Lebih terperinci

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI , Edisi 003, Oktober 2011 i g i t a l l i m e m o k r a t i s m o k r a t i s. c o m SEKULARISME, ISLAM AN EMOKRASI I TURKI Ihsan Ali-Fauzi 1 Informasi Buku: Hakan Yavuz, Secularism and Muslim emocracy

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama, BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam sejarah terorisme di abad ke-20, dikenal sebuah kelompok teroris yang cukup fenomenal dengan nama Al Qaeda. Kelompok yang didirikan Osama bin Laden dengan beberapa rekannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada tanggal 12 oktober 2002 hingga bom yang meledak di JW Marriott dan Ritz- Carlton Jumat pagi

Lebih terperinci

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER l Edisi 001, Oktober 2011 Edisi 001, Oktober 2011 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER Ihsan Ali Fauzi 1 Edisi 001, Oktober 2011 Informasi Buku: Abdullahi Ahmed An- Na`im,

Lebih terperinci

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN l Edisi 001, Agustus 2011 EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN P r o j e c t i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 001, Agustus 2011 1 Edisi 001, Agustus 2011 Empat Agenda Islam yang Membebaskan

Lebih terperinci

Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja

Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja Islam sama sekali bukanlah keyakinan personal, melainkan sebuah ideologi kolektif yang menolak sikap membiarkan orang non Muslim hidup dan tetap hidup. Dan sementara

Lebih terperinci

ISLAM DAN KEBANGSAAN. Jajat Burhanudin. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)

ISLAM DAN KEBANGSAAN. Jajat Burhanudin. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) ISLAM DAN KEBANGSAAN Temuan Survey Nasional Jajat Burhanudin Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta 2007 METODOLOGI SURVEI Wilayah: Nasional Metode: multi-stage random sampling Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

SILABUS INTENSIVE COURSE IN PEACE RESEARCH (ICPR) Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta

SILABUS INTENSIVE COURSE IN PEACE RESEARCH (ICPR) Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta SILABUS INTENSIVE COURSE IN PEACE RESEARCH (ICPR) Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Wakaf Paramadina Jakarta Pengantar Pusat Studi Agama & Demokrasi (PUSAD) Paramadina adalah lembaga otonom

Lebih terperinci

Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf

Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf BY WEBMASTER OCTOBER 27, 2015 HTTP://1965TRIBUNAL.ORG/ID/AKUI-DULU-PEMBANTAIAN-BARU-MINTA-MAAF/ Menolak lupa, menjadi saksi (selama hayat di kandung badan). Galeri

Lebih terperinci

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA New York, 23 September 2003 Yang Mulia Ketua Sidang Umum, Para Yang Mulia Ketua Perwakilan Negara-negara Anggota,

Lebih terperinci

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,

Lebih terperinci

Pelajaran Persiapan. Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! A.

Pelajaran Persiapan. Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! Hidup Melebihi Diri Sendiri Ini bukan Tentang Anda! A. Pelajaran 8 Hidup Melebihi Diri Sendiri 1. Persiapan A. Sumber Daniel 12:3 Matius 9:37, 38 1 Korintus 9:22 Markus 16:15 1 Yohanes 4:4 Wahyu 12:11 Matius 10:27, 28 B. Apa yang dikatakan tentang Hidup Melebihi

Lebih terperinci

Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran

Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran Delapan belas tahun lalu, ayah dari Rashin Soodmand digantung di Iran karena ia meninggalkan Islam dan menjadi seorang Kristen. Saat ini, saudara laki-lakinya

Lebih terperinci

Pemerintah setempat awalnya memberi izin dengan dalih kegiatan itu dianggap sejenis acara sosial budaya.

Pemerintah setempat awalnya memberi izin dengan dalih kegiatan itu dianggap sejenis acara sosial budaya. Pemerintah setempat awalnya memberi izin dengan dalih kegiatan itu dianggap sejenis acara sosial budaya. Pasca lebaran, ada pemandangan yang tak biasa di Kota Makassar. Baliho ukuran raksasa itu terpampang

Lebih terperinci

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Mungkin hanya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menentang kedatangan Presiden Barack Obama

Lebih terperinci

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Belakangan ini Indonesia sedang digemparkan dengan berita ledakan bom yang terjadi di Solo pada 18 Agustus lalu. Bom meledak di depan Pos Polisi Tugu Gladak, Solo,

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI

RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI Radikalisme Agama Dalam Kkajian Sosiologi RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI Ibnu Hibban Judul Buku : Radikalisme Agama di Indonesia Penulis : Dr. Zuly Qodir Penerbit : Pustaka Pelajar Tahun Terbit

Lebih terperinci

Muslim Dianggap Kikis Identitas Eropa

Muslim Dianggap Kikis Identitas Eropa John Louis Esposito Pakar Agama Muslim Dianggap Kikis Identitas Eropa Oleh Erdy Nasrul Aksi Breivik dan Kerisauan Barat Dunia sangat berduka terhadap jatuhnya korban tewas dan luka pada serangan kembar

Lebih terperinci

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH DAFTAR ISI Daftar Isi. 7 Bab I Pendahuluan.... 9 Bab II Ke Tanah Suci... 20 Bab III Umrah... 38 Bab IV Turki... 50

Lebih terperinci

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia Jakarta, 7 Agustus 2006 METHODOLOGI Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon

Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon Bullying: Tindak Kekerasan Antara Siswa Laki-Laki Dan Siswa Perempuan Dalam Perspektif Jender di SMA Negeri 2 Ambon I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan kekerasan atau violence umumnya dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27.

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Konflik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia yang akan selalu ada sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Dialog dengan LSM Pegiat Anti Korupsi, Jakarta, 25 Januari 2012 Rabu, 25 Januari 2012 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIALOG PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Foto: Kahar. Buruh Menggugat

Foto: Kahar. Buruh Menggugat Bagian I UMUM 1 Buruh Menggugat Foto: Kahar Kita membutuhkan pertumbuhan ekonomi. Ini adalah sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Karena dengan pertumbuhan ekonomi itulah, kita memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis

ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:

Lebih terperinci

Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara'

Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara' Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara' Heyder AffanWartawan BBC Indonesia 15 Juni 2015 Pemunculan istilah Islam Nusantara yang diklaim sebagai ciri khas Islam di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Mam MAKALAH ISLAM Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI 5 Agustus 2014 Makalah Islam Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Fuad Nasar (Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan) Islamic

Lebih terperinci

CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI

CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI O L E H : PROF. DR. IRFAN IDRIS, MA DIREKTUR DERADIKALISASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME (BNPT) RI JOGJAKARTA, 11 JUNI 2014 1 Kerangka Konsepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat merupakan percampuran dari beberapa kelompok etnis, bahasa, serta ideologi, baik penduduk asli Amerika Serikat, ataupun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi penguatan gerakan dalam hal menebar

Lebih terperinci

Presiden Seumur Hidup

Presiden Seumur Hidup Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan

Lebih terperinci

Memperkuat Toleransi Beragama

Memperkuat Toleransi Beragama Memperkuat Toleransi Beragama http://nasional.kompas.com/read/2016/09/12/07062571/memperkuat.toleransi.beragama Senin, 12 September 2016 07:06 WIB KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Mural berjudul 'Toleransi di Bawah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak :

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak : PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK POLANDIA TENTANG KERJASAMA PEMBERANTASAN KEJAHATAN TERORGANISIR TRANSNASIONAL DAN KEJAHATAN LAINNYA Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

Survei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005

Survei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005 Survei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005 Latar Belakang Sikap dan perilaku keagamaan, terutama keagamaan Islam, semakin mendapat

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

SANG PENARIK GERBONG ITU 1

SANG PENARIK GERBONG ITU 1 TIDAK USAH MUNAFIK! SANG PENARIK GERBONG ITU 1 Oleh Nurcholish Madjid Rumah berukuran 122 m2 itu tergolong sederhana. Pekarangan berukuran 600 m2. Terletak di bilangan Tanah Kusir, Kebayoran Lama; rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF TERRORIST BOMBINGS, 1997 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENGEBOMAN OLEH TERORIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangan 11 September pada tahun 2001 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana serangan teroris tertentu telah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini? Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus beraksi dalam beberapa bulan terakhir di Papua. Aparat keamanan dan kepolisian jadi sasaran, termasuk warga sipil. Sudah banyak korban yang tewas karenanya, termasuk

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard BAB V KESIMPULAN Riset ini membahas salah satu isu yang berkaitan dengan fenomena Islamophobia yang berkembang di Amerika Serikat pasca 9/11 dikarenakan kebijakan hard diplomacy George W.Bush dan motivasi

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak :

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak : PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH ROMANIA TENTANG KERJASAMA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KEJAHATAN TERORGANISIR TRANSNASIONAL, TERORISME DAN JENIS KEJAHATAN LAINNYA Pemerintah

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 2, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia? {mosimage} Hafidz Abdurrahman Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Tak lama lagi, rakyat Indonesia akan kembali berpesta dalam demokrasi. Setelah beberapa waktu lalu diminta memilih wakil rakyat, kini rakyat

Lebih terperinci

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi

Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi Pengadilan Internasional bagi Timor-Leste: ide yang tak mau pergi Patrick Walsh Austral Policy Forum 09-17B 27 Augustus 2009 Ringkasan: Patrick Walsh, Penasehat Senior untuk Sekretariat Teknik Paska-CAVR,

Lebih terperinci

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A. Hari ini kita akan melihat mengapa kita harus memberitakan Injil Tuhan? Mengapa harus repot-repot mengadakan kebaktian penginjilan atau

Lebih terperinci

Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan.

Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan. Ia menjadi pesakitan dengan tuduhan kepemilikan peluru secara ilegal. Persidangan pun berlangsung layaknya drama murahan. Setelah diculik, disiksa dan dijebak dengan ransel berisi sejumlah peluru dan ditahan

Lebih terperinci

8.15 Pengamat Sosial -Prof Tajjudin Nur Effendi-

8.15 Pengamat Sosial -Prof Tajjudin Nur Effendi- Sahabat MQ/ Tepat hari Jum at yang lalu bangsa Insdonesia dikehutkan oleh ledakan di dua hotel bertarap internasional JW. Marriot dan Ritz Carlton/ yang notabene kedua hotel itu pusatnya di AS// Berbagai

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripruna, Jakarta, 27 Oktober 2011 Kamis, 27 Oktober 2011

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripruna, Jakarta, 27 Oktober 2011 Kamis, 27 Oktober 2011 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripruna, Jakarta, 27 Oktober 2011 Kamis, 27 Oktober 2011 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SIDANG KABINET PARIPURNA DI GEDUNG

Lebih terperinci

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Di saat banyak pihak gembira dan siap menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia tahun lalu, Hizbut Tahrir Indonesia terdepan memimpin umat

Lebih terperinci

Bagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru

Bagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru Bagaimana Membentuk Pola Pikir yang Baru by admin Pola pikir kita (atau kadang-kadang disebut paradigma kita) adalah jumlah total keyakinan, nilai, identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat,

Lebih terperinci