BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi
|
|
- Ade Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi penguatan gerakan dalam hal menebar dan menguatkan ideologi, menciptakan dan memanfaatkan peluang, membentuk dan memanfaatkan jaringan, serta melakukan aksi-aksi kolektif. Dalam hal menebar dan menguatkan ideologi, KAMMI sangat mengandalkan sistem kaderisasi yang senantiasa disempurnakan. Bagian dari sistem kaderisasi yang sangat diandalkan dalam menebar dan menguatkan ideologi pada proses rekrutmen dan pelatihan (dauroh). Sebagai proses penjagaannya, KAMMI juga mengandalkan diskusi-diskusi untuk menguatkan ideologi kader yang telah direkrut dan diikutkan dalam dauroh. Ideologi KAMMI ini paling mudah disebar kepada mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan halaqoh tarbiyah. Yang menjadi penyebabnya adalah dikarenakan konsep-konsep Islam yang dikaji dalam halaqoh tarbiyah ini memiliki kesamaan dengan referensi yang dipakai oleh KAMMI, yakni konsep-konsep gerakan dari Timur tengah seperti pemikiran Hasan Al Banna, Sayyid Qutbh, dan lain-lain. Dalam pembagian tugas struktural dalam menebar ideologi ini, KAMMI Komisariat sebagai ujung tombak rekrutmen dan Dauroh Marhalah I, serta memiliki fungsi sebagai basis operasional, sementara KAMMI Daerah adalah pelaksana Dauroh Marhalah II dan berperan sebagai basis penggerak. Sedangkan KAMMI Wilayah, 129
2 bertugas sebagai pelaksana Dauroh Marhalah III, menyediakan stok Instruktur yang menjadi aktor KAMMI dalam proses ideologisasi dan berperan sebagai basis kebijakan. Dalam hal menciptakan dan memanfaatkan peluang, isu-isu kebijakan pemerintah tetap dijadikan sebagai peluang yang utama bagi KAMMI untuk memicu gerakan mahasiswa. Isu Korupsi juga semakin hangat untuk diangkat oleh KAMMI, bahkan dapat menjadi bahan untuk penggebuk pemerintah hingga salah seorang pimpinan daerah dapat dimakzulkan akibat isu korupsi yang dihembuskan oleh KAMMI. Dalam hal membentuk dan memanfaatkan jaringan, komunitas tarbiyah dan institusi-institusi yang didominasi kelompok tersebut adalah jaringan utama yang dimanfaatkan KAMMI dalam melakukan gerakan. Sekalipun tidak bisa dikatakan sangat bergantung, nyatanya dukungan komunitas tarbiyah ini sangat diandalkan dalam membangun basis gerakan. KAMMI juga memanfaatkan jaringan dengan elemen eksternal melalui aliansi atau agenda bersama, khususnya dalam isu keummatan, misalnya KAMMI turut tergabung di dalam Forum Ukhuwah Islamiyah yang di dalamnya terdapat ormas dan gerakan Islam yang berbagai macam. KAMMI juga menjalin hubungan dengan elemen-elemen eksternal non Islamis, misalnya LSM dan Partai Politik Sekuler. Dalam hal aksi-aksi kolektif, aksi demonstrasi yang bersifat melawan langsung kebijakan pemerintah menjadi bentuk aksi yang dominan dilakukan oleh KAMMI, di samping bentuk-bentuk aksi kolektif lain yang bersifat pemberdayaan dan pendidikan, Misalnya pemberdayaan masyarakat korban merapi dan Gerakan 130
3 KAMMI Mengajar. Aksi-aksi lain juga dilakukan KAMMI dalam rangka melakukan amar ma ruf nahi mungkar, seperti aksi membagikan kurma menyambut Ramadhan, mengadakan TPA dan lain-lain. KAMMI juga melakukan aksi-aksi kolektif yang bersifat intelektual dengan melakukan kajian-kajian dan temu tokoh. Semua aksi-aksi kolektif ini dikerangkai oleh 4 Paradigma KAMMI (Gerakan Dakwah Tauhid, Gerakan Politik Ekstra Parlementer, Gerakan Intelektual Profetik, dan Gerakan Sosial Independen). Hal-hal di atas menjadi strategi yang dipilih oleh KAMMI dalam rangka penguatan gerakan mahasiswa disebabkan oleh dua hal. Pertama, adanya pengaruh gerakan tarbiyah yang bersumber dari konsep-konsep gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Genealogi munculnya KAMMI berasal dari orang-orang yang terlibat dalam gerakan tarbiyah, khususnya di kampus, sehingga strategi KAMMI dalam beberapa hal, mengikut pada strategi gerakan tarbiyah dalam melakukan penguatan gerakan. Kedua, pengaruh tokoh dan gerakan lokal juga menyebabkan KAMMI mengkonsep empat paradigma yang terdiri dari Gerakan Dakwah Tauhid, Gerakan Intelektual Profetik, Gerakan Sosial Independen dan Gerakan Politik Ekstra Parlementer menjadi kerangka dari setiap aksi-aksi kolektifnya. Adapun implikasi dari strategi KAMMI ini yang sangat terlihat adalah munculnya kader-kader pemimpin. Pasca Reformasi, kader-kader KAMMI banyak yang menjadi pemimpin-pemimpin lembaga mahasiswa, khususnya pada kampus-kampus besar di Indonesia. Hal ini menunjukkan kuatnya pembinaan gerakan yang dilakukan oleh KAMMI sehingga mampu membentuk mental dan karakter kepemimpinan mahasiswa. Sekalipun ada dampak lain yang cenderung melemahkan citra KAMMI sebagai gerakan Mahasiswa yang semestinya 131
4 independen, yakni munculnya stigma bahwa KAMMI adalah underbow Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pada faktanya, sulit dibuktikan bahwa KAMMI adalah underbow PKS bila dilihat dari kacamata organisasional. Namun secara ikatan emosional, memang wajar jika kemudian dikatakan bahwa KAMMI ada keterkaitan dengan PKS. Para pendiri PKS adalah orang-orang yang terlibat dalam gerakan tarbiyah sebagaimana halnya KAMMI. Terlebih lagi adanya fakta yang menarik bahwa banyak alumni pengurus KAMMI yang menjadi pengurus PKS atau menjadi anggota legislatif dari Fraksi PKS ini. Namun demikian, bukan berarti independensi KAMMI sebagai gerakan mahasiswa terkooptasi dengan stigma ini. KAMMI tetap bergerak sesuai paradigmanya, sekalipun di lapangan harus bertentangan dengan senior-seniornya di PKS. Pada akhirnya, dapat ditarik pemahaman bahwa beberapa faktor yang menyebabkan menguatnya gerakan mahasiswa terletak pada sejauh mana organasasi pergerakan mahasiswa mampu untuk merekrut anggota baru dengan tepat, kemudian menguatkan ideologinya serta pandai memanfaatkan peluang, jaringan hingga berkreasi dalam melakukan aksi-aksi kolektif yang berparadigma. Implikasi baik positif ataupun negatif mesti ada dalam setiap pengambilan alternatif strategi gerakan dan hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi penyebab dipilihnya strategi gerakan tersebut. Faktor tersebut berupa adanya pengaruh dari gerakan dan ideologinya yang menjadi induk pemikiran, serta ideide tokoh atau gerakan lain yang dapat diakomodasi dan tidak bertentangan bahkan sejalan dengan pemikiran induk gerakan. 132
5 B. Saran Memahami gerakan mahasiswa sama halnya memahami dinamisasi dalam suatu tatanan masyarakat. Gerakan mahasiswa muncul, disebabkan oleh adanya jarak antara idealita dan realita. Gerakan mahasiswa akan senantiasa menguat, manakala sensitifitas terhadap ketimpangan sosial dan politik senantiasa ada. Dalam hal ini dibutuhkan kecerdasan gerakan dalam menangkap peluang dan menjadikannya sebagai momentum untuk membangkitkan gerakan yang sebelumnya telah didukung oleh proses ideologisasi sehingga massa mahasiswa yang bergerak memiliki framing yang sama dan bisa menularkan framing itu kepada khalayak masyarakat sehingga meraih dukungan. Dukungan masyarakat terhadap gerakan mahasiswa sangat dibutuhkan, karena yang menjadi tema utama yang diangkat gerakan mahasiswa mestilah seputar problem di masyarakat. KAMMI sebagai gerakan mahasiswa sebaiknya dapat senantiasa melakukan penguatan ke dalam (internal) dan ke luar (eksternal). Penguatan internal meliputi penguatan ideologi kader-kadernya yang menjadi aktor pergerakan mahasiswa. Pewarisan nilai jangan sampai terputus untuk mencapai cita-cita gerakan yang diestafetkan antar generasi. Sementara penguatan eksternal meliputi kecerdasan KAMMI dalam memanfaatkan setiap momentum untuk dijadikan sebagai titik tolak dalam bergerak. Kemanfaatan KAMMI yang riil terhadap masyarakat juga harus ditingkatkan agar citra gerakan mahasiswa tidak hanya identik dengan wacana dan demonstrasi, tetapi juga ada aksi nyata yang benar-benar dapat mendorong perubahan sosial di masyarakat. Dengan demikian, harapannya gerakan mahasiswa ini senantiasa menguat sehingga dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. 133
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab yang terakhir ini akan dibahas kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Terdapat beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis merupakan jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
400 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik kepemimpinan
Lebih terperinciLampiran 1 Pertanyaan Wawancara. Pertanyaan Wawancara
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara Pertanyaan Wawancara Sejarah latar belakang terbentuknya KAMMI serta pendirinya. Sejarah KAMMI Wilayah Sumatera Utara Pembagian KAMMI Daerah/Komisariat yang ada di Sumatera
Lebih terperinciDAFTAR ISI... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR.... i iii vi viii xii xv xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Reformasi politik tahun 1998 ternyata belum membawa perubahan signifikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi politik tahun 1998 ternyata belum membawa perubahan signifikan pada wajah partai politik di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari kecenderungan partai politik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kemasyarakatan adalah kelompok kepentingan Asosiasonal. dibentuk atas tujuan yang eksplisit. Terorganisir dengan sangat baik pada
BAB V PENUTUP KESIMPULAN Organisasi Pemuda Pancasila merupakan salah satu organisasi kemasyarakatan dengan eksistensi pergerakan tertua di Indonesia. Organisasi kemasyarakatan identik dengan pergerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jatuhnya pemerintahan Orde Baru sesungguhnya, sebagaimana dikatakan Amien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama kurang lebih 32 tahun yakni suatu kurun yang cukup panjang bagi sebuah pemerintahan, runtuh pada 21 Mei 1998.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor
BAB 5 KESIMPULAN Sebagaimana dirumuskan pada Bab 1, tesis ini bertugas untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama mengenai kemungkinan adanya variasi karakter kapasitas politik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia
Lebih terperinciPOLITIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH
128 POLITIK SEBAGAI MEDIA DAKWAH Analisis Atas Model Gerakan Baru Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Di Kota Surabaya Moh. Mustaqim I Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lahir dari gerakan Tarbiyah dari beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepercayaan. apakah akan mempercayai orang tersebut atau tidak saat menjalin interaksi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan 1. Definisi Kepercayaan Kepercayaan memegang peranan penting dalam sebuah hubungan. Individu memiliki kecenderungan menilai orang lain dan memutuskan apakah akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara demokrasi, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara. Oleh karena
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Faktor yang mempengaruhi perolehan suara PKS Klaten pada Pemilu 1999,
122 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor yang mempengaruhi perolehan suara PKS Klaten pada Pemilu 1999, 2004 dan 2009 pada umumnya ada dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORITIS. A. Definisi Konseptual Mengenai Kader dan Kaderisasi. manusia sebagai calon anggota dalam organisasi yang melakukan proses
II. KERANGKA TEORITIS A. Definisi Konseptual Mengenai Kader dan Kaderisasi Pengertian kader adalah: Sumber daya manusia yang melakukan proses pengelolaan dalam suatu organisasi. Dalam pendapat lain kader
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri di
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian yang telah disajikan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi penelitian sebagai berikut: A. Kesimpulan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penelitian ini menggambarkan tentang studi deskriptif organisasi kemahasiswaan ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam pada Cabang Bandung dan Koordinator
Lebih terperinci2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan PKS adalah satu dari 12 partai yang turut meramaikan kontestasi PEMILU 2014 lalu. Sebagai salah satu partai yang lahir pasca Reformasi, PKS sudah mengalami empat kali Pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika gerakan sosial keagamaan di Indonesia sangat menarik untuk dikaji. Dikatakan menarik, karena salah satu agendanya adalah menyebarkan gagasannya dan ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi kemahasiswaan dibagi menjadi dua, yaitu organisasi intra kampus dan ekstra kampus. Organisasi mahasiswa intrakampus adalah organisasi mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam yang sedang berkembang di Indonesia. PKS tergolong partai baru yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu dari banyak partai Islam yang sedang berkembang di Indonesia. PKS tergolong partai baru yang didirikan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fakta sejarah telah mencatat bahwa peran mahasiswa sebagai agent of change
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fakta sejarah telah mencatat bahwa peran mahasiswa sebagai agent of change telah terbukti sebagai salah satu pelopor perubahan penting dalam tatanan masyarakat, bangsa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada Bab Penutup ini melihat kesimpulan dari data yang diperoleh di
Studi Kasus: Kontestasi Andi Pada Pilkada Kabupaten Pinrang 1 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada Bab Penutup ini melihat kesimpulan dari data yang diperoleh di lapangan yang menyajikan interpretasi saya
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Korupsi masih menjadi masalah mendasar di dalam berjalannya demokrasi di Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi menjadi terhambat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil dan pembahasan kajian kritis tentang media sosial, pola komunikasi politik dan relasi kuasa dalam masyarakat kesukuan Flores dengan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan sebuah negara dengan sistem pemerintahan
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi. Partisipasi masyarakat diperlukan sebagai penunjang sistem dalam pemilihan presiden setiap periodenya.
Lebih terperinciREPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI Bangga Pramesti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI bangga_108@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari hampir seluruh aktivitas manusia selalu berhubungan dengan media massa. Baik media massa cetak seperti koran, tabloid, dan majalah atau media massa
Lebih terperinciPENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni
113 PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil kajian ini, pada akirnya peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan terkait dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut: 1. wacana gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu generasi bangsa yang akan menentukan perubahan- perubahan dimasa akan datang. Hal ini dapat di pahami, mengingat pemuda berperan sebagai
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebebasan media dalam memberitakan berita yang bertentangan dengan pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan bebas memberitakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia telah menjadi negara demokrasi yang semakin berkembang. Berawal dari PEMILU pertama pada tahun 1955 untuk memilih pemimpin negara, sampai pemilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciPERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS
PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS R. Siti Zuhro, PhD (Peneliti Utama LIPI) Materi ini disampaikan dalam acara diskusi Penguatan Organisasi Penyelenggara Pemilu, yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI. Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga
BAB 6 KESIMPULAN, REFLEKSI, DAN REKOMENDASI Bab ini akan mendiskusikan kesimpulan atas temuan, refleksi, dan juga rekomendasi bagi PKS. Di bagian temuan, akan dibahas tentang penelitian terhadap iklan
Lebih terperinciBab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,
Lebih terperinciRancangan Arah Gerak IMM Cabang AR. Fakhruddin kota Yogyakarta 2015/2016
Rancangan Arah Gerak IMM Cabang AR. Fakhruddin kota Yogyakarta 2015/2016 A. Landasan Pimpinan Cabang IMM merupakan level kepemimpinan dibawah DPD (Dewan Perwakilan Daerah) IMM yang memiliki wilayah kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi di Indonesia mempunyai sejarah yang cukup panjang. Pada masa awal kemerdekaan ada semacam kesepakatan pendapat bahwa birokrasi merupakan sarana politik yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciMILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA
MILAD 100 TAHUN AISYIYAH 1917-2017 M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA A. DASAR PEMIKIRAN 1. Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang bergerak pada
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute
RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute LATAR BELAKANG Kongres Ummat Islam Indonesia (KUII) IV telah menegaskan bahwa syariat Islam adalah satu-satunya solusi bagi berbagai problematika
Lebih terperinciPRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF
18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia selalu saja menarik untuk diwacanakan, dikaji, diteliti, bahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap upaya untuk menghadirkan ajaran Islam bagi perbaikan kualitas kehidupan manusia selalu saja menarik untuk diwacanakan, dikaji, diteliti, bahkan diwaspadai.
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN DESA KEBANGSAAN UNTUK MEMENANGKAN MASA DEPAN INDONESIA Oleh: Jabrohim Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta A.
MENGEMBANGKAN DESA KEBANGSAAN UNTUK MEMENANGKAN MASA DEPAN INDONESIA Oleh: Jabrohim Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta jabrohim_uade@yahoo.com A. Pengantar Islam mengandung nilai-nilai kemajuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan organisasi politik namun sepanjang
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN
PANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN DILAKSANAKAN DALAM RANGKA FOLLOW UP ALUMNI DARUL ARQAM DASAR (DAD) Disusun Oleh : Korps Instruktur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Parepare Bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian
Lebih terperinciMuhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI
Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Survei syariah terbaru yang diselenggarakan SEM Institute menunjukkan mayoritas rakyat Indonesia (72 persen) menginginkan tegaknya syariah hingga level negara. Ini mengkonfirmasi
Lebih terperinciSkripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1
JURNAL PEMBINGKAIAN METROTVNEWS.COM DAN SINDONEWS.COM MENGENAI MUNDURNYA HARY TANOESOEDIBJO DARI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Orientasi gerakan mahasiswa pada hari ini dapat juga dikatakan sebagai visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak diwujudkan dalam sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan sebuah organisasi tidak bisa dilepaskan dari kaderisasi. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber daya manusia yang handal
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi
INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : NANANG FEBRIANTO F. 100 020 160 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dan plural, yang terdiri dari
113 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dan plural, yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, ras dan antar golongan. Berdasar atas pluralitas keislaman di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada uraian ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan dan saran sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan masalah yaitu: 1. Menjelang berdirinya UNIVA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Edwin Nurdiansyah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepat pada tanggal 18 Agustus 1945, para pendiri negara ini bersepakat menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pendiri bangsa ini telah bersepakat menjadikan Ketuhanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan karakter adalah sisi yang selama ini hilang dalam pembentukan di Indonesia. Bangsa Indonesia terlalu bersemangat mengejar ketertinggalan akademik,
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN. Senin, 19 Desember 2016
BUPATI KEBUMEN SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN PADA UPACARA BENDERA 17-AN BULAN DESEMBER 2016 DAN PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA, HARI BELA NEGARA, HARI NUSANTARA, SERTA HARI IBU Assalamu alaikum. wr. wb.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejumlah perubahan di Indonesia, tercatat peran signifikan gerakan mahasiswa di dalamnya. Gerakan mahasiswa (student movement) merupakan salah satu bentuk dari
Lebih terperinciBISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
1 BUPATI PADANG LAWAS SAMBUTAN BUPATI PADANG LAWAS PADA PEMBUKAAN KADERISASI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (PKB) KABUPATEN PADANG LAWAS AULA HOTEL MARWAH MINGGU 31 JANUARI 2016 BISMILLAHIRROHMANIRROHIM ASSALAMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan
Lebih terperinciPemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan
Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan RZF / Kompas Images Selasa, 6 Januari 2009 03:00 WIB J KRISTIADI Pemilu 2009 sejak semula dirancang untuk mencapai beberapa tujuan sekaligus. Pertama, menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. kepala eksekutif dipilih langsung oleh rakyat. Sehingga kepala eksekutif tidak
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kesatuan yang menganut Sistem Pemerintahan Presidensiil. Dalam sistem ini dijelaskan bahwa kepala eksekutif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum muslimin untuk meyampaikan, menyeru serta mengajak umat manusia kepada jalan kebenaran dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa pertama, fungsi partai sebagai sosialisasi politik sangat minim dilakukan dan bahkan tidak ada, sebagai contoh dalam
Lebih terperincisebelumnya bahwa Haryadi Suyuti dan Zuhrif Hudaya juga memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah. Sebenarnya tim sukses dari Haryadi
sebelumnya bahwa Haryadi Suyuti dan Zuhrif Hudaya juga memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah. Sebenarnya tim sukses dari Haryadi Suyuti maupun Zuhrif Hudaya tetap berusaha untuk memperoleh dukungan dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Mubarak. Berdasarkan dengan pandangan bahwa dalam setiap wilayah ditingkat
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini telah menjelaskan mengenai perjuangan Ikhwanul Muslimin (IM) dalam proses Counter Hegemony terhadap sekularisme di masa pemerintahan Hosni Mubarak. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN. Terbentuknya KORSI terjadi dalam 3 (Tiga) Fase yaitu; Fase Inisiasi, Fase
BAB VII KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan Terbentuknya KORSI terjadi dalam 3 (Tiga) Fase yaitu; Fase Inisiasi, Fase Konsolidasi dan Fase Perlawanan. Di Fase Inisiasi, 4 (Empat) Elemen Kelompok Kelompok Kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengerjakan sesuatu yang diinginkan. Menurut T.Hani Handoko pelatihan. (training) dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu perusahaan atau sebuah organisasi. Dalam peningkatan kualitas manusia tidak bisa muncul dengan sendirinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat ditunjukkan oleh partisipasi masyarakat yang menyalurkan aspirasinya dengan cara masuk menjadi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
143 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Pendidikan politik merupakan satu diantara elemen pendidikan yang penting bagi warga negara. Pendidikan politik dapat berlangsung pada pendidikan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinciSISTEM MULTIPARTAI DALAM PANDANGAN HASAN AL-BANNA. al-banna. Multipartai merupakan sistem kepartaian dimana dalam satu negara
SISTEM MULTIPARTAI DALAM PANDANGAN HASAN AL-BANNA Abstrak Kajian ini membahas tentang konsep multipartai dalam padangan Hasan al-banna. Multipartai merupakan sistem kepartaian dimana dalam satu negara
Lebih terperinciKONFERENSI CABANG KE IX HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
A. DASAR PEMIKIRAN Kontrak sosial politik Negara berdaulat terhadap rakyat adalah melindungi warga Negara dan mensejahterakan secara lahir batin. Namun cita-cita tersebut belum menunjukan titik terang
Lebih terperinciPraktak Hearing Dengan Eksekutif
MODUL 18 Praktak Hearing Dengan Eksekutif TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER
145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. A. Kesimpulan Dalam kaitannya dengan dimensi content dan context, maka implementasi
BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan Dalam kaitannya dengan dimensi content dan context, maka implementasi kebijakan ini tidak dapat terlaksana dengan baik, secara ringkas disebabkan karena empat faktor. Masing-masing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB I PROLOG. 1.1 Sebuah Usaha Memetakan Kecendrungan Sikap Anti Amerika di. kecendrungan sikap anti-amerika bisa muncul di kalangan mahasiswa Islam
1 BAB I PROLOG 1.1 Sebuah Usaha Memetakan Kecendrungan Sikap Anti Amerika di Kalangan Aktivis Mahasiswa Muslim Tujuan utama dari tesis ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana kecendrungan sikap anti-amerika
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Penelitian ini mengambil latar belakang akan adanya keinginan sebagian masyarakat untuk hidup dalam tatanan sistem pemerintahan yang baik dan dapat mengatasi sejumlah persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate
Lebih terperinci2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Demokrasi merupakan suatu sistem yang mengatur pemerintahan berlandaskan pada semboyan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Untuk mewujudkan sistem demokrasi
Lebih terperinci.::KONSEP DASAR FULDKT::.
.::KONSEP DASAR FULDKT::. Musyawarah Nasional V FULDKT 1. Latar Belakang 2. Analisis SWOT 3. Visi dan Misi FULDKT 4. Grand Design 5. Aspek-Aspek Gerakan Keteknikan Islami 6. Arah Kerja FULDKT 7. Pola Komunikasi
Lebih terperinciDraft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode
Draft : GBHP Bab 1 Pendahuluan 1.1 Pengertian 1.2 Landasan 1.3 Tujuan 1.4 Sistematika Bab 2 Bidang-Bidang BP Periode 2012-2013 2.1 Internal 2.2 Eksternal 2.3 Kemahasiswaan Bab 3 Penutup Bab 1 Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa menggunakan Partai Politik yang didukung dengan sistim politik suatu Negara, yang tidak akan dapat dilepaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang
Lebih terperinci