BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim
|
|
- Ratna Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Penduduk muslimnya berjumlah orang atau 13% dari jumlah penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim Indonesia dikenal sebagai Muslim yang moderat. Hal ini terlihat dari keikutsertaan kelompok Islam dalam proses demokrasi di Indonesia. Berbagai partai yang berlandaskan Islam ikut serta dalam politik pemilu di Indonesia, Empat dari 10 partai yang ikut dalam pemilu 2014 adalah partai Islam, diantaranya adalah PAN, PKS, PPP, dan PKB (Permana, 2013). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(2005), moderat diartikan sebagai selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrim. Dalam kamus The American Heritage Dictionary of English Dictionary 5 th edition (2011), moderat diartikan sebagai berlawanan dengan pandangan radikal yang ekstrem, terutama dalam agama atau politik. Meskipun dikenal sebagai moderat, pemberitaan tentang kelompok Islam fundamentalis masih sering muncul di berbagai media berita di Indonesia. Montgomery Watt menjelaskan fundamentalis adalah individu atau kelompok yang secara sepenuhnya menerima pandangan dunia tradisional keyakinannya serta berkehendak untuk mempertahankan keyakinannya (Yoyo Hambali,2010). Menurut Sofyan dan Sabardilla (2001), era reformasi yang terkesan memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi pergerakan kelompok masyarakat memiliki andil yang besar dalam munculnya berbagai organisasi kemasyarakatan 1
2 termasuk organisasi kemasyarakatan berbasis agama. Beberapa contoh organisasi masyarakat berbasis Islam di Indonesia adalah NU, Muhammadiyah, JIL, FUI, Laskar Jihad, FPI, Majelis Mujahidin Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia, dsb. Sebagian dari kelompok Islam tersebut berusaha untuk melakukan penegakan hukum Islam di Indonesia. Sebagian kelompok (misal: NU, Muhammadiyah dll) berupaya menegakkan hukum Islam sesuai dengan Pancasila. Kelompok-kelompok ini cenderung mengedepankan cara-cara persuasif yang damai. Kelompok (misal: FPI) melakukan penegakan hukum Islam dengan melarang perbuatan yang bertentangan dengan hukum Islam dengan cara langsung turun ke lapangan dan melakukan aksi, melakukan sweeping penutupan tempat hiburan malam, penutupan warung makan pada siang hari saat bulan Ramadhan, hingga melakukan bentrokan fisik. Dalam buku Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia (2009) dijelaskan kelompok seperti Hizbut Tahrir Indonesia mengupayakan perubahan dasar negara menjadi hukum Islam melalui aksi-aksi damai. Ada juga kelompok yang terang-terangan melakukan tindakan kekerasan sebagai upaya untuk melakukan penegakan hukum Islam sehingga dicap teroris oleh pemerintah, seperti Mujahidin Indonesia Barat, Mujahidin Indonesia Timur, Jamaah Ansharuut Tauhid, dll (Laban & Erick, 2015). Dengan melihat pengertiannya, usaha-usaha untuk melakukan perubahan mendasar pada suatu sistem dengan menggunakan cara persuasif maupun tindakan kekerasan dapat digolongkan sebagai perilaku radikal. yaitu pikiran ataupun perilaku yang menuntut perubahan yang mendasar (KKBI,2011) 2
3 Sebagaimana berbagai pemberitaan di media massa, paham Islam Radikal yang merujuk pada tindakan kekerasan sering terjadi di Indonesia. Misalnya, merujuk pada Rofiuddin (2013), penutupan lokalisasi prostitusi dan judi dan penjualan togel selama bulan Ramadhan yang dilakukan oleh kelompok FPI (Front Pembela Islam) di Kendal, Jawa Tengah pada 18 Juli 2013 merupakan salah satu bentuk tindakan penegakan hukum Islam dengan menggunakan pemaksaan. Konsekuensi dari pemaksaan ini justru berujung pada bentrok antara warga dengan FPI, yang menyebabkan berbagai kerugian (Rofiuddin, 2013). contoh lain adalah kasus bom Bali I pada tahun 2002 yang memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat Bali khususnya (Aries Setiawan, 2012). Peristiwa ini merenggut nyawa banyak orang serta merusak fasilitas umum. Tindakan pengeboman tersebut memberikan efek rasa takut yang memang sengaja diciptakan oleh para pelaku. Ali Imron, terpidana kasus bom Bali pertama mengakui bahwa bom bunuh diri dilakukan untuk memberikan rasa takut terhadap masyarakat (Suhendi, 2012), yang artinya ketakutan yang ingin mereka ciptakan adalah ketakutan global. Sebagian gerakan Islam Radikal juga melakukan tindakan terhadap kelompok Islam lain yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Contohnya Aliansi Nasional Anti Syiah. Aliansi Nasional Anti Syiah menganggap kelompok Syiah sebagai kelompok sesat yang menodai Islam. Aliansi Nasional Anti syiah juga berusaha mengajak pemerintah untuk melarang kegiatan organisasi kelompok Syiah di Indonesia. (C30, 2014). Sebagian kelompok Islam tidak hanya menggunakan jalur hukum dalam pergerakannya, ada juga kelompok Islam yang 3
4 menggunakan cara-cara kekerasan. Serangan terhadap kelompok Syiah yang dianggap sesat oleh sekelompok orang Islam juga terjadi pada 29 September 2011, sebuah pesantren Syiah dan rumah pemimpin Syiah dibakar (Sunardi, 2012) Perilaku-perilaku agresif kelompok Islam radikal di atas berdampak negatif bagi masyarakat. Perilaku ini dapat merugikan secara materi seperti perusakan-perusakan, serta dapat menimbulkan korban luka maupun korban jiwa. Dampak lainnya adalah efek psikologis yang ditimbulkan oleh perilaku kekerasan dari kelompok Islam radikal. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikal dapat memberikan efek yang negatif bagi psikologis korban. Menurut Nasrudin, seorang tokoh Ahmadiyah, Anggota kelompok Ahmadiyah mengalami pengusiran paksa sehingga harus tinggal di penampungan, sehingga memberikan rasa tertekan pada para pengungsi, bahkan ada yang gila. (Purnomo, 2013) Beberapa kasus di atas merupakan contoh bahaya dari aksi kekerasan kelompok radikal yang berdampak negatif terhadap masyarakat, karena membahayakan jiwa masyarakat, merugikan secara materi, serta efek psikologis yang buruk bagi masyarakat, sehingga dibutuhkan solusi bagi permasalahan ini. Mengapa ada individu atau kelompok yang mampu melakukan serangan kepada kelompok atau individu? Sedangkan nilai-nilai dalam agama Islam mengajarkan perdamaian, dan Indonesia adalah negara yang memiliki semboyan bhineka tunggal ika yang mengajar kesetaraan suku maupun agama di Indonesia. Dari berbagai kasus yang telah dipaparkan di atas, peneliti melihat perilaku kekerasan radikal pada sebagian kelompok berbasis Islam di Indonesia mungkin dapat terjadi karena adanya persepsi ancaman terhadap Islam yang dirasakan oleh 4
5 sebagian kelompok Islam. Persepsi ancaman adalah pengalaman ketika anggotaanggota kelompok menganggap kalau kelompok lain berada di posisi yang dapat menyebabkan hal negatif terhadap kelompoknya (Stephan, Ybbara, & Morrison, 2008). Sebagai contoh: Kelompok seperti FPI melakukan sweeping pada tempattempat yang bertentangan dengan hukum Islam, seperti judi, pelacuran, minuman keras, dan berbagai tempat yang dianggap menodai kesucian bulan Ramadhan. Pemboman di Bali dilakukan sebagai aksi balas dendam umat Islam yang diserang di Maluku, dsb. Serangan kelompok Islam radikal terhadap kelompok Syiah dan Ahmadiyah didasarkan pada anggapan bahwa Syiah dan Ahmadiyah merupakan kelompok sesat yang menodai Islam dan harus dibubarkan. Habib Rizieq menyatakan bahwa hukum Islam posisinya berada di atas hukum Indonesia (Arsyad, L, 2015). Sedemikian penting hukum agama dipandang di Indonesia, sehingga bagi kelompok Islam fundamentalis yang memiliki paham radikal memiliki anggapan bahwa kitab suci merupakan sebuah kesempurnaan yang tidak mungkin memiliki kesalahan, serta merupakan hukum tertinggi yang melebihi hukum negara atau konstitusi atau hukum lain, sehingga hukum yang diluar dai hukum agama dipandang sebagai suatu ancaman bagi nilai-nilai agama Islam. Dengan demikian hukum-hukum yang tidak sesuai dengan hukum Islam tidak boleh dipatuhi dan harus diubah. Mematuhi hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh agama, merupakan hak dan kewajiban setiap umat beragama. Permasalahan pada berbagai kasus yang telah disampaikan sebelumnya adalah ketika usaha untuk melaksanakan 5
6 hukum agama berbenturan dengan hukum. Umat beragama melakukan berbagai pelanggaran hukum dalam usahanya untuk melaksanakan hukum-hukum agamanya. Pada beberapa kasus umat beragama juga berusaha mengganti dasar negara yang sudah ada menjadi hukum agama yang diyakininya. Fenomena ini merupakan fenomena yang cukup rumit untuk dijelaskan, karena meliputi keyakian agama, politik, hukum, sejarah, dsb, sehingga dibutuhkan interpretasi yang mendalam pada data yang diberikan oleh subjek nantinya. Menurut peneliti, penelitian ini lebih sesuai jika menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut peneliti, metode kualitatif yang menggunakan interpretasi dalam pemaknaan data dapat menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai pernyataan yang akan diberikan oleh para subjek, sehingga diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian. B. Pertanyaan Penelitian 1) Bagaimana gambaran perceive threat dan radikalisme pada kelompok Islam fundamentalis? 2) Apa sajakah bentuk-bentuk perceive threat yang dirasakan? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kelompok Islam yang radikal memang menganggap adanya ancaman terhadap kelompoknya, serta melihat bentuk ancaman yang muncul. 6
7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti bahwa orang Islam menjadi radikal karena mereka merasa ada ancaman terhadap agama dan umatnya. Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan pada penelitian-penelitian selanjutnya, terutama di bidang Psikologi Sosial 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami perilaku radikal orang Islam sehingga dapat mempermudah proses deradikalisasi terhadap orang Islam yang radikal E. Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri atas 5 Bab. Di dalam Bab I disajikan uraian singkat mengenai latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Bab II berisikan Landasan teoritis yang menjadi landasan yang mengarahkan penelitian ini. Bab III berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini. Bab IV berisi deskripsi data dan pembahasan. Terakhir, kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disajikan pada Bab V. 7
Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa
REKONSTRUKSI DATA B. NO Analisa Analisa dan koding tematik Perceive threat Adanya ketidakadilan terhadap pelebelan terorisme yang dirasakan umat Islam FGD.B..8 FGD.B..04 FGD.B.. FGD.B..79 FGD.B..989 Umat
Lebih terperinciPROSPEK ISLAM POLITIK
PROSPEK ISLAM POLITIK LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI) Jakarta, Oktober 2006 www.lsi.or.id Konseptualisasi Prospek Islam politik Prospek Islam politik adalah kemungkinan menguat atau melemahnya Islam yang
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang berkembang maupun negara maju sekalipun yaitu pencapaian kemajuan di bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME
BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME I. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Peran Pemerintah dan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi terorisme sudah menunjukan keberhasilan yang cukup berarti,
Lebih terperinciAl Ngatawi, Zastrouw Gerakan Islam Simbolik : Politik Kepentingan FPI. Yogyakarta : LkiS hal Ibid, hal
BAB V KESIMPULAN Organisasi masyarakat yang berbasiskan pandangan Islam radikal seperti FPI dan MMI memiliki pandangan yang sangat kontradiktif tentang kekerasan. Kedua ormas ini memandang bahwa kekerasan
Lebih terperinciPENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 30 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation yang berkedudukan di
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PELIBATAN KOMUNITAS SENI BUDAYA DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME (FKPT). TAHUN ANGGARAN 2017
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME SATGAS PENCEGAHAN RENCANA KEGIATAN PELIBATAN KOMUNITAS SENI BUDAYA DALAM PENCEGAHAN TERORISME MELALUI FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN TERORISME (FKPT). BULAN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciGrafik 1: Transmisi Pengetahuan Agama 9.6. Grafik 2: Bertetangga dengan orang yang berbeda Suku dan Agama
Grafik 1: Transmisi Pengetahuan Agama Orang tua/keluarga 68.1 Pendidikan di sekolah 9.6 Majelis-majelis agama/ pengajian/ kebaktian 19 Tidak tahu/menjawab 3.3 Grafik 2: Bertetangga dengan orang yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum, hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun 1945. Setiap masyarakat pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau lebih dari 17000 yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara yang sangat majemuk, patut disyukuri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang ada akhir-akhir ini yang sangat memprihatinkan adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun masal sudah merupakan berita harian di
Lebih terperinciDinamika Pelanggaran Hukum
Dinamika Pelanggaran Hukum 1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturanaturan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perceived Threat Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengelompokkan diri berdasarkan kategori tertentu, seperti suku, agama, paham politik, asal daerah, dsb. Pengelompokan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa pengeboman yang terjadi di Wilayah Negara Republik Indonesia telah menimbulkan rasa takut masyarakat secara luas. Mengakibatkan hilangnya nyawa serta
Lebih terperinciMEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA: Perspektif Sosiologis. Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel
MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA: Perspektif Sosiologis Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel Dasar Filosofis Rukun: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan
Lebih terperinciSurvei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005
Survei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005 Latar Belakang Sikap dan perilaku keagamaan, terutama keagamaan Islam, semakin mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciPENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001
PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciPentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa
Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata toleran yang berarti sifat/sikap menenggang (menghargai,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
NOMOR 2 TAHUN 2002 PEMBERLAKUAN NOMOR 1 TAHUN 2002 PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME, PADA PERISTIWA PELEDAKAN BOM DI BALI TANGGAL 12 OKTOBER 2002 Menimbang : Mengingat : Menetapkan : PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama berfungsi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik manusia pribadi, maupun manusia sebagai penduduk suatu Negara. Secara konstitutif, jaminan kebebasan kehidupan
Lebih terperinciKAJIAN SEPUTAR PILGUB DKI JAKARTA Media Survei Nasional
KAJIAN SEPUTAR PILGUB DKI JAKARTA 2017 Persepsi Warga Jakarta Atas Politik Identitas dan aktifisme Islam Media Survei Nasional Graha Mustika Ratu, Suite 707 Jl. Gatot Subroto Kav. 74-75, Jakarta 12870
Lebih terperinciDINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan)
0 DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Guna Memenuhi Persyaratan Sebagian Tugas
Lebih terperinciOrang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.
Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris. Tidak pernah ada cerita orang Kristen disebut teroris, meski tindakannya sama persis dengan teroris.
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Modul ke: RADIKALISME ISLAM DI INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Radikal Menurut KBBI radikal adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang unik. Bali dipandang sebagai daerah yang multikultur dan multibudaya. Kota dari provinsi Bali adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aksi - aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kelompok Islam radikal secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aksi - aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kelompok Islam radikal secara tidak bertanggung jawab sering kali terdengar dan muncul ke permukaan beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan salah satu partai politik dengan basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004 mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mengedepankan hukum seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat 3 sebagai tujuan utama mengatur negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah agama, agama adalah salah satu kebutuhan vital manusia, dengan alasan itulah maka hak kebebasan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
172 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam skripsi yang berjudul Peta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN I. UMUM Letak Geografis Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan ibukota
Lebih terperinciCEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI
CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI O L E H : PROF. DR. IRFAN IDRIS, MA DIREKTUR DERADIKALISASI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME (BNPT) RI JOGJAKARTA, 11 JUNI 2014 1 Kerangka Konsepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah mahkluk sosial, di manapun berada selalu terdapat penyimpangan-penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anggotanya, baik yang dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan jumlah penduduk yang besar. Masyarakat Indonesia tinggal di pulau pulau Indonesia, dengan
Lebih terperinciPEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS
PEMERKOSAAN,PERBUDAKAN SEKSUALITAS Di dunia ini Laki-laki dan perempuan memiliki peran dan status sosial yang berbeda dalam masyarakat mereka, dan Komisi diharuskan untuk memahami bagaimana hal ini berpengaruh
Lebih terperinci[102] Ormas Dalam Bahaya Friday, 19 April :43
Sejak era reformasi pemaksaan setiap ormas untuk mencantumkan Pancasila sebagai asas yang ditetapkan oleh TAP MPR no. II/1978 telah dibatalkan oleh TAP MPR no. XVIII/1998. Gelombang aksi protes menyusul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan orang yang melaksanakan hak-haknya, misalnya hak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polisi adalah aparat penegak hukum yang memiliki tugas dalam menjaga ketertiban masyarakat dan berperan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan orang
Lebih terperinciPudarnya Akal Sehat dalam Pilkada DKI Jakarta
Pudarnya Akal Sehat dalam Pilkada DKI Jakarta Farhan Abdul Majiid 10 April 2017 12:27:46 sumber: liputan6.com http://www.kompasiana.com/famajiid/pudarnya-akal-sehat-dalam-pilkada-dki-jakarta_58eb12866523bdc06576991a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Tawuran merupakan bentuk dari pertentangan atau konflik, terjadi antara dua kelompok yang masing-masing memiliki nilai-nilai yang telah melembaga, dimana tawuran terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya hukum dan di buat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Adanya hukum dan di buat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan masyarakat baik masyarakat modren maupun masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat
Lebih terperinciIDEOLOGI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER. Fundamentalisme, Islamisme, Salafisme, dan Jihadisme
IDEOLOGI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER Fundamentalisme, Islamisme, Salafisme, dan Jihadisme Pengantar Istilah-istilah yang muncul terkait dengan faham dan gerakan Islam kontemporer kebanyakan dari hasil kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu berbuat untuk hal yang lebih baik. Untuk mengubah prilaku menuju ke hal yang lebih baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah tindakan yang fundamental, yaitu perbuatan yang menyentuh akar-akar kehidupan bangsa sehingga mengubah dan menentukan hidup manusia.
Lebih terperinciPeristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?
{mosimage} Hafidz Abdurrahman Ketua DPP HTI Berbagai peristiwa bergulir sepanjang tahun 2009. Putaran roda zaman pun menggilas siapa saja, termasuk umat Islam. Sayangnya umat Islam belum mempunyai peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam, yang merupakan agama mayoritas yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah agama yang menyerukan manusia untuk menyerahkan diri hanya kepada Allah, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk kategori kejahatan kemanusiaan (crime of humanity),apalagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terorisme merupakan suatu tindak pidana yang sangat serius ditangani oleh pemerintah,bahkan oleh dunia internasional. Aksi terorisme yang terjadi selalu menimbulkan
Lebih terperinciMayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia
Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia LSI DENNY JA November 2015 Mayoritas Publik Khawatir Terorisme Merembet ke Indonesia Aksi terorisme yang terjadi di Paris, Perancis, 13 November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, agama, adat istiadat, bahasa, dan sukusuku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk kepada manusia bagaimana ia bertindak dan bertingkah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pula pada dinamika kehidupan masyarakat. Perkembangan dalam kehidupan masyarakat terutama yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against Humanity), serta merupakan ancaman serius terhadap kedaulatan setiap negara karena terorisme sudah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) merupakan isu publik yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar politisi
Lebih terperinciSurvei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia
Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia Jakarta, 7 Agustus 2006 METHODOLOGI Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS.
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS. Berdasarkan dari latarbelakang kelompok ISIS (Islamic State Of Iraq and Syiria), yang mana gerakan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perspektif di Indonesia, dinamika kehidupan terlalu cepat berubah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan mengakibatkan
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang didasarkan oleh suatu prinsip yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan salah satu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan bahwa Negara Indonesia merupakan negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasar atas kekuasaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan, sewaktu-waktu berubah sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan salah satu produk budaya yang diciptakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu produk budaya yang diciptakan oleh pengarang yang menampilkan gambaran kehidupan masyarakat dengan bahasa sebagai mediumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern
Lebih terperinciMenangani Garis Keras : Strategi dan Metode Penanganan Kelompok dan Faham Radikal
Menangani Garis Keras : Strategi dan Metode Penanganan Kelompok dan Faham Radikal Muhammad Najib Azca, MA, PhD * Direktur Youth Studies Centre (YouSure) Jurusan Sosiologi FISIPOL UGM * Sekretaris Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang ada di sekitarmya, seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, bahkan juga faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena
Lebih terperinciPENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA
PENTINGNYA TOLERANSI DALAM PLURALISME BERAGAMA Disusun oleh: Nama Mahasiswa : Regina Sheilla Andinia Nomor Mahasiswa : 118114058 PRODI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kejahatan terorisme sudah menjadi fenomena internasional, melihat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan terorisme sudah menjadi fenomena internasional, melihat dari aksi-aksi teror yang terjadi dewasa ini seolah-olah memberi gambaran bahwa kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah institusi yang berperan melakukan kegiatan pengujian konstitusional di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap
Lebih terperinciPresiden Jokowi: Masyarakat Inggris Harus Lebih Mengenal Indonesia Rabu, 20 April 2016
Jokowi: Masyarakat Inggris Harus Lebih Mengenal Indonesia Rabu, 20 April 2016 Joko Widodo menyampaikan, bahwa masyarakat Indonesia lebih mengenal Inggris, ketimbang sebaliknya. "Di Indonesia, pertandingan
Lebih terperinciTitle? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT
Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial
BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum. Berdasarkan pasal 1 ayat (3) undang-undang dasar 1945 hasil amandemen, konstitusi Indonesia telah menempatkan hukum dalam
Lebih terperinciPolemik di balik istiiah 'Islam Nusantara'
Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara' Heyder AffanWartawan BBC Indonesia 15 Juni 2015 Pemunculan istilah Islam Nusantara yang diklaim sebagai ciri khas Islam di Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai
Lebih terperinciPENGELOLAAN KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA DAN PERAN FKUB
SEMINAR NASIONAL Merawat Toleransi, Demokrasi dan Pluralitas Keberagaman (Mencari Masukan Gagasan untuk Pengembangan Kapasitas Peran FKUB) Royal Ambarrukmo Yogyakarta, 12 September 2017 MAKALAH PENGELOLAAN
Lebih terperinciHadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017
Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid 14-15 November 2017 Kondisi kekerasan seksual di Indonesia Kasus kekerasan terhadap perempuan
Lebih terperinciJAKARTA 14 FEBRUARI 2018
KAJIAN KRITIS DAN REKOMENDASI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RANCANGAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (R-KUHP) YANG MASIH DISKRIMINATIF TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK SERTA MENGABAIKAN KERENTANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai gerakan berbasis Islam banyak dan mudah ditemui di Indonesia. Beberapa memang lahir dan berkembang di Indonesia, sementara sebagian yang lain merupakan gerakan
Lebih terperinciPENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah pendidikan pancasila Dosen: Drs. Tahajudin Sudibyo DISUSUN OLEH: Nama : NIKA NUR ANINDA Nim : 11.11.5142 Kelompok
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas I. PEMOHON 1. DR. H. Eggi Sudjana, S.H., M.Si.; 2. H. Damai Harry Lubis, S.H., M.H. Kuasa Hukum Arvid Martdwisaktyo, S.H., MKn., Azam
Lebih terperinciNUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,
Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia H.M. Jusuf Kalla Pada International Meeting on Counter-Terrorism dan The 2nd Counter-Terrorism Financing Summit NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS 2016 Assalamu alaikum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang semakin pesat membawa dampak ke berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan pendidikan yang efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang, dari zaman sebelum Indonesia merdeka, masa Orde Lama, masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi keagamaan di Indonesia memang sangat panjang, dari zaman sebelum Indonesia merdeka, masa Orde Lama, masa Orde Baru, pasca-orde Baru hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan negara hukum, sebagaimana dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA PENELITIAN PRASANGKA
80 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN PRASANGKA 81 RAHASIA No: SKALA PSIKOLOGI Fakultas Psikologi 2015 82 KATA PENGANTAR Dengan Hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana
Lebih terperinciPertemuan Presiden Jokowi dengan Romahurmuziy Selasa, 22 November 2016
Pertemuan Presiden Jokowi dengan Romahurmuziy Selasa, 22 November 2016 Indonesia memang dikenal sebagai negara yang penuh dengan kekayaan dan keanekaragaman budaya. Namun, tak dapat dipungkiri, keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala perbuatan melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari ruang lingkup kekerasan seksual, mengenal adanya pencabulan, yaitu segala perbuatan melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji, semuanya
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik
BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan
Lebih terperinci