KESALAHAN SEMANTIS DALAM TERJEMAHAN. Oleh: Rita Erlinda *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESALAHAN SEMANTIS DALAM TERJEMAHAN. Oleh: Rita Erlinda *"

Transkripsi

1 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) KESALAHAN SEMANTIS DALAM TERJEMAHAN Oleh: Rita Erlinda * Abstract This articles aims at describing one of the three types of linguistic errors found in students translation. The error is semantic error. The semantic error refers to incapability of translators to transfer the lexical meaning of a word from SL to TL. This error is caused by three reasons. They lack of vocabulary mastery, misuse of dictions (word choice), and fail to transform word from SL into TL. Kata Kunci: kesalahan linguistik, kesalahan semantis, terjemahan, vocabulary mastery, word choice, dan word transformation A. PENDAHULUAN P enerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan/makna dari suatu bahasa sumber (BSu) ke bahasa lain/sasaran (BSa). Catford (1969:20) berpendapat bahwa kegiatan penerjemahan adalah the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL) (penggantian bahan teks dalam BSu dengan bahan teks yang sepadan dalam BSa. Newmark (1988:7) juga mengemukakan pengertian penerjemahan yang senada dengan Catford, yaitu translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language (penerjemahan adalah sebuah karya yang berisikan usaha mengganti pesan dan/atau statemen tertulis dalam Bsu dengan pesan atau statemen yang sama dalam BSa). Jadi, konsep utama penerjemahan adalah upaya mengganti teks bahasa sumber dengan teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Maksudnya adalah mengalihbahasakan teks BSu menjadi teks BSa dengan makna yang sepadan. Secara lebih rinci, Larson (1988:3) mengatakan bahwa penerjemahan adalah: (1) mempelajari leksikon, struktur gramatikal, situasi komunikasi dan konteks budaya dari teks BSu; (2) menganalisis teks Bsu untuk menemukan maknanya; dan (3) mengungkapkan kembali makna yang sama itu dengan menggunakan leksikon dan struktur gramatikal yang sesuai dalam BSa dan konteks budayanya. Proses tersebut dapat didiagramkan seperti berikut: * Penulis adalah Lektor dalam Mata Kuliah Linguistic pada STAIN Batusangkar 1

2 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) Diagram 1 Proses Penerjemahan Berdasarkan Makna BSu Teks yg akan diterjemahkan BSa terjemahan Penafsiran makna Pengungkapan kembali maknanya MAKNA Sumber: Larson (1989:3) Widyamartaya (1989:12-13) memberikan tiga petunjuk penerjemahan, yaitu (1) penerjemah harus berlaku setia kepada teks sumber. Artinya, tidak boleh ada ide penting muncul dalam terjemahan kalau ide itu tidak ada dalam teks aslinya; tidak boleh ada pesan kecil tetapi penting dihilangkan dari terjemahan kalau itu terdapat dalam teks aslinya. (2) sesuaikan gaya dan nada teks terjemahan dengan teks aslinya dan (3) teks terjemahan harus tidak terlihat seperti teks terjemahannya. Maksudnya, buatlah teks terjemahan itu sewajar mungkin tanpa mengorbankan ungkapanungkapan idiomatis pada teks aslinya. Dari definisi dan arahan di atas dapat disimpulkan pokok-pokok dari penerjemahan, sebagai berikut, (1) penerjemahan melibatkan dua bahasa yaitu bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa) dan kedua bahasa tersebut harus dikuasai oleh penerjemah, (2) teks terjemahan harus mengandung makna (pesan), nada dan gaya yang sama dengan teks aslinya tetapi dituangkan melalui struktur BSa. Larson (1988:6-7) mengatakan bahwa ada empat ciri bahasa yang secara langsung mempengaruhi prinsip penerjemahan dari BSu ke BSa. Pertama, komponen-komponen makna yang dikemas dalam unsur leksikal dalam satu bahasa berbeda dari bahasa lain. Misalnya, komponen makna jamak dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan sufiks s yang dilekatkan pada N, seperti books banyak buku ; sedangkan dalam bahasa Indonesia komponen makna jamak diungkapkan secara leksikal dengan quantifier + N, seperti banyak rumah, beberapa guru, dll. Bahkan, satu unsur leksikal pada satu 2

3 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) bahasa diungkapkan dengan beberapa unsur leksikal dalam bahasa lain, seperti kata pangling dalam bahasa Jawa diungkapkan dengan beberapa kata dalam bahasa Indonesia, yaitu seseorang menjadi tidak mengenal orang yang sudah dikenalnya sebelumnya, karena sudah lama tidak bertemu. Kedua, komponen makna yang sama dapat muncul dalam beberapa unsur leksikal. Misalnya, kata lamb 'anak domba', ram domba jantan dewasa, ewe domba betina dewasa merupakan komponen makna dari kata sheep domba. Di dalam bahasa Indonesia, masingmasing komponen makna domba diungkapkan dengan kata domba ditambah dengan komponen makna tambahan, seperti anak domba, domba jantan dewasa dan domba betina dewasa. Ketiga, sebuah bentuk leksikal dapat digunakan untuk mewakili beberapa makna alternatif. Misalnya, kata run dalam bahasa Inggris dapat memiliki beberapa makna apabila berada dalam konteks yang berbeda, seperti The boy runs anak itu berlari ; The river runs sungai itu mengalir; The clock runs Jam berjalan dan The nose runs Ia pilek. Keempat, sebuah makna yang dapat diungkapkan dengan pelbagai bentuk. Misalnya, pengungkapan makna bahwa seseorang menunjukkan keinginannya untuk duduk di suatu tempat dapat dikemukakan sekurang-kurangnya dengan tiga ungkapan, seperti (i) Apakah tempat ini sudah diambil orang? (ii) Apakah ada orang yang duduk di sini? Atau (iii) Bolehkah saya duduk di sini? Dapat disimpulkan bahwa agar dapat menyampaikan makna yang dimaksudkan penulis dalam BSu secara tepat dan sepadan dengan BSa, penyimpangan-penyimpangan kadang-kadang tidak bisa dihindari. Pendeknya, dalam penerjemahan, makna harus lebih diutamakan daripada bentuk; maknalah yang harus dialihkan dari BSu ke dalam BSa. Kegiatan penerjemahan merupakan keterampilan yang sulit. Penguasaan terhadap bahasa Inggris saja sebagai Bsu atau bahasa Indonesia sebagai BSa tidak menjamin kehandalan atau keterpercayaan terjemahan yang dihasilkan. Mereka mesti menguasai tata bahasa kedua bahasa Bsu dan Bsa. Perbedaan gramatika dari kedua bahasa ini jika tidak dikuasai secara baik tentu saja akan mengakibatkan kesalahan, (Machali, 2000). Misalnya, kaidah frasa bahasa Indonesia adalah D(iterangkan) dan M(enerangkan), seperti siswa pandai yang berpadanan dengan intelligent student karena di dalam bahasa Inggris berlaku kaidah MD. Interferensi bahasa ibu (native language) juga ikut 3

4 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) andil dalam memberikan kesalahan dealam penerjemahan. Misalnya, seorang mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris dipengaruhi oleh kaidah penulisan bahasa Indonesia, seperti expression yang ditulis dengan *ekpression. Perbedaan budaya yang digambarkan oleh kedua bahasa BSu dan Bsa juga sering menjadi kendala dalam penerjemahan, (Simatupang, 2000). Misalnya, kata Haloowen tidak memiliki padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata snow salju dalam bahasa Inggris walaupun memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, tetapi Indonesia tidak mengalami secara langsung peristiwa yang menggunakan kosa kata tersebut. Kata rice dalam bahasa Inggris memiliki padanan yang lebih dari satu dalam bahasa Indonesia, misalnya beras, padi, nasi, dll. Ketiga ilustrasi ini di antaranya akan memberikan kendala dalam menerjemahkan teks/wacana. Norrish (1983) mengemukakan bahwa tiga hal pokok yang menjadi sumber kesalahan linguistik adalah (1) inter-lingual errors, (2) intra-lingual errors, dan (3) developmental errors. Inter-lingual errors adalah kesalahan yang disebabkan oleh interferensi bahasa pertama yang sudah lama dikuasai oleh penerjemah. Interferensi ini meliputi aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan kosa kata. Intra-lingual errors adalah kesalahan yang disebabkan oleh pemahaman terhadap BSa itu sendiri. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah fossilization, overgenralization, ignorance of rule restriction, incomplete application of rule, false concept hypothesized, dan hypercorrection. Developmental errors merupakan kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar bahasa ketika ia membangun hipotesis tentang bahasa yang sedang dipelajari dari pengalamannya yang masih sedikit. Dalam penelitian ini kesalahan berbahasa difokuskan pada kesalahan linguistik (linguistic errors). Yang dimaksud dengan kesalahan linguistik adalah kesalahan penerjemahan berkaitan dengan komponen/aspek kebahasaan. Analisis kesalahan linguistik ini difokuskan pada kesalahan semantis. Kesalahan semantis adalah ketidakmampuan penerjemah menampilkan makna kata secara leksikal dari BSu ke BSa. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan secara faktual kesalahan-kesalahan linguistik yang ditemukan 4

5 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) dalam teks terjemahan berdasarkan fakta apa adanya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah teks terjemahan yang dihasilkan oleh mahasiswa. Teks hasil terjemahan yang diperoleh dengan tes terjemahan dikumpulkan kemudian dipilih teks-teks terjemahan secara purposif dengan mempertimbangkan kelengkapan komponen teks terjemahan. Akhirnya, terpilih 22 teks terjemahan. Teks terjemahan tersebut diambilkan dari teks dalam bidang pendidikan, yaitu: Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood, and that the younger you are, the easier it is to learn another language. There is a little evidence, however that children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories, more efficient ways of organizing information, longer attention span, better study habit, and greater ability to handle complex mental task. Adults are often better motivated than children. They see learning a foreign language as necessary for education or career. In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary, two factors that receive much attention in most language classroom. Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time. If you are strongly motivated to study a foreign language, and if you have time to do it, the best time to begin is now. Untuk lebih memudahkan menganalisis terjemahan, teks di atas diberi nomor seperti berikut ini: 1a 1b 2a 2b 3a 3b 3c 3d 3e 3f 4a 4b Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood And that the younger you are, the easier it is to learn another language There is a little evidence, however That children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15) in similar situation. In fact, adults have many advantages over children: better memories more efficient ways of organizing information longer attention span better study habit and greater ability to handle complex mental task Adults are often better motivated than children They see learning a foreign language as necessary for education or career 5

6 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c In addition, adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary two factors that receive much attention in most language classroom Actually, the best time to learn a foreign language, then, in when your need is clearest and you have sufficient time If you are strongly motivated to study a foreign language and if you have time to do it, the best time to begin is now Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes Translation yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Melalui tes ini, mahasiswa diminta untuk menerjemahkan teks dari bahasa Inggris (BSu) ke bahasa Indonesia (BSa) dalam waktu yang sudah ditentukan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah, (1) memberi kode pada korpus, (2) mengidentifikasi kesalahan-kesalahan linguistik yang ditemukan dalam korpus; (3) mengklasifikasi kesalahan semantis dalam karya terjemahan; dan (4) mengklasifikasi keteraturan yang terdapat dalam kesalahan semantis. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Teks yang dianalisis terdiri atas 7 kalimat yang diterjemahkan oleh 22 responden. Jumlah keseluruhan kalimat yang dianalisis adalah 7 kalimat x 22 responden = 154 kalimat Kesalahan Semantis Kesalahan semantis adalah kesalahan yang terjadi karena ketidakmampuan penerjemah untuk mentransfer makna leksikal sebuah kata dari BSu ke BSa. Dari data yang dianalisis, kesalahan semantis ditemukan dalam tiga kelompok, yaitu (1) kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery), (2) ketidaktepatan pilihan kata (word choice), dan (3) kegagalan mentransformasi kata (word transformation). a. Kurangnya Penguasaan Kosa Kata Salah satu ketidakmampuan penerjemah mentransfer makna sebuah kata disebabkan oleh kurangnya penguasaan terhadap kosa kata. Ketidakmampuan penerjemah mencari padanan kata yang sesuai disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) yang diwujudkan dengan dengan 2 cara, yaitu (1) menuliskan kembali kata yang terdapat di dalam teks sumber, (2) menerjemahkan kata tersebut dengan kata yang tidak ada hubungannya dengan kata yang diterjemahkan, dan (3) mengosongkan terjemahan untuk kata

7 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) tersebut. Kesalahan ini ditemukan pada beberapa kelas kata, seperti adjektiva, nomina, verba, adverbia, dan kata fungsi, konjungsi. b. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Ajektiva Dari data yang dianalisis ditemukan 13 kasus kesalahan semantik yang disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosa kata berupa adjektiva, seperti pada data berikut: No No Data 1 2b/ R3, R4 Ajektiva that children in language classroom learn languages any better than adults (people over age 15 in similar situation) 2 3f/ R5 and greater ability to handle complex mental task 3 3f/ R18 and greater ability to handle 4 6b/ R4, your need is clearest and you R10, have sufficient time R22 5 6b/ R4, R22 your need is clearest and you have sufficient time Variasi similar, umumnya lebih baik kelebihan kejenuhan, kebersihan, hasil yang bersih luang, konfiden Koreksi yang sama rumit lebih besar paling jelas cukup Pada data (3/2b), penerjemah menuliskan kembali kata similar. Artinya, penerjemah tidak berhasil menemukan padanan kata yang tepat untuk kata similar. Pada data (4/2b), penerjemah menerjemahkan kata similar dengan kata yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan kata similar, yaitu pada umumnya. Kata similar lebih tepat diterjemahkan dengan kata sama. Pada data (5/3f), kata complex sebaiknya diterjemahkan dengan kompleks, bukan dengan lebih baik. Pada data (18/3f), kata greater, seharusnya diterjemahkan dengan lebih besar, bukan dengan kata kelebihan. Pada data (4/6b), (22/6b), dan (10/6b), kata clearest diterjemahkan dengan kejenuhan, kebersihan, hasil yang bersih, yang sebaiknya diterjemahkan dengan sangat jelas. Begitu juga, dengan kata sufficient pada data (4/6b) dan (22/6b) diterjemahkan dengan luang dan konfiden yang lebih tepat diterjemahkan dengan cukup. Ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan kata yang paling sesuai dengan konteks ini disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata penerjemah. 7

8 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) 8 c. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Nomina Dari data yang dianalisis ditemukan 32 kasus kesalahan semantik yang disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosa kata berkelas Nomina, seperti pada data berikut: No No Data 1 1a/R14, R21 Nomina the best time to begin studying a foreign language is in childhood the best time to learn a foreign language 2 1a, 6a/ R22 3 2a/ R20 There is a little evidence, however, 4 3a/ R3, In fact, adults have many R5 advantages over children: 5 3a/R8, R19 6 3d/ R8, R11 7 3f/ R19, R20 8 4b/ (R1, R11), R4, R5 9 5a/ (R3, R4), R8, R a/ R4, R6, R11, R19, R21, R22 In fact, adults have many advantages over children: longer attention span and greater ability to handle complex mental task They see learning a foreign language as necessary for education or career adults are particularly sensitive of correctness of grammar adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary Variasi waktu muda, semenjak kecil khusus/utama pendapat tantangan, kesempatan remaja, Ø, adults Koreksi masa kanakkanak asing bukti Ø, daya lama tes, tes-tes sangat dibutuhkan, pedoman, penting kesalahan, memperbaiki, melupakan kurang menguasai, memilih, punya banyak, kekurangan, hubungannya, penuh manfaat, kelebihan, keuntung an dewasa tugas kebutuha n, keperluan keberteri maan ketepatan Kurangnya penguasaan terhadap makna leksikal sebuah kata dapat dilihat antara lain pada keempat data di atas. Kata childhood seperti pada data (14/1a) diterjemahkan dengan waktu muda; pada data (21/1a) diterjemahkan dengan kata semenjak kecil. Semestinya kata childhood diterjemahkan dengan masa kanak-kanak. Kata foreign pada data (22/1a) dan (22/6a) diterjemahkan dengan kata khusus.

9 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) Seharusnya diterjemahkan dengan kata asing. Kata evidence pada data (20/2a) semestinya diterjemahkan dengan bukti bukan pendapat. Kata advantages pada data (3/3a) dan (5/3a) diterjemahkan dengan kata tantangan dan kesempatan yang semestinya diterjemahkan dengan kata keuntungan, kelebihan, atau manfaat. Kata adults seperti pada data (8/3a), (19/3a), dan (19/4a) diterjemahkan dengan remaja. Pada data (22/5a), kurangnya penguasaan terhadap kosa kata adult dilihat dari ketidakmampuan penerjemah menampilkan kosa kata yang sepadan hanya dengan mengulang penulisan kata adults. Semestinya kata adults dipadankan dengan dewasa dalam BI. Kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) juga ditunjukkan dengan tidak ditemukannya padanan yang tepat untuk kata span seperti pada data (8/3d) dan (11/3d). Selanjutnya, kata task pada data (19/3f) dan (20/3f) diterjemahkan dengan kata tes dan tes-tes, yang seharusnya diterjemahkan dengan tugas. Kurangnya penguasaan kosa kata terhadap kata necessary dapat dilihat dari beragamnya padanan yang ditampilkan, seperti sangat dibutuhkan (1/4b), pedoman (4/4b), dan penting (5/4b). Semestinya, dalam konteks ini kata necessary diterjemahkan dengan kebutuhan atau keperluan. Kata correctness juga diterjemahkan dengan kata yang bervariasi, seperti kesalahan (3/5a dan 4/5a), memperbaiki (8/5a), dan melupakan (21/5a). Kata correctness ini tepatnya ini diterjemahkan dengan kata keberterimaan. Kurangnya penguasaan terhadap kata appropriateness dapat dilihat dari kegagalan responden menyajikan padanan kata yang tepat untuk kata tersebut, antara lain: kurang menguasai (4/5a), memilih (6/5a), punya banyak (11/5a), kekurangan (1/5a), hubungannya (21/5a), dan penuh (22/5a). d. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Verba Dari data yang dianalisis ditemukan 10 kasus kesalahan semantik yang disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata dengan kelas kata verba, seperti pada data berikut: No No Data Verba Variasi Koreksi 1 1a/R21, R22 Some people think that the best time to begin mengira, mengirakan berpikir studying a foreign language is in childhood 2 1b/R22 And, the easier it is mendengar belajar 9

10 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) 3 4b/ R3, R5, R20 4 4b/R20, R22 5 5b/ R4, R13, R19 to learn another language They see learning a foreign language as necessary for education or career They see learning a foreign language as necessary for education or career two factors that receive much attention in most language classroom tahu, mengakui, menemukan pembelajaran, mendengar harus diperhatikan, meminta, meningkatkan melihat, memandang belajar menerima, mendapat Kurangnya penguasaan kosa kata juga dapat dilihat pada kata berkelas verba. Kata think diterjemahkan dengan kata mengira (21/1a) dan mengirakan (22/1a), yang lebih tepat diterjemahkan dengan kata berpikir. Verba learn dipadankan dengan kata mendengar (22/1b) yang lebih tepat diterjemahkan dengan kata belajar. Verba see diterjemahkan dengan kata tahu (3/4b), mengakui (5/4b), dan menemukan (20/4b), yang lebih tepat diterjemahkan dengan melihat. Verba learning diterjemahkan dengan kata pembelajaran (20/4b) dan mendengar (22/4b), yang semestinya diterjemahkan dengan belajar. Verba receive diterjemahkan dengan harus diperhatikan (4/5b), meminta (13/5b), dan meningkatkan 1/5b). Padahal, kata tersebut lebih tepat diterjemahkan dengan kata menerima. e. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Adverbia Dari data yang dianalisis ditemukan 3 kesalahan semantis yang disebabkan kurangnya penguasaan kosa kata berupa Adverbia, seperti pada data berikut: No No Data Adverbia Variasi 1 4a/ R5, Adults are often selalu R19 better motivated than children 2 7a/ R4 If you are strongly kurang motivated to study a foreign language 3 5a/R5, R10, R13, adults are particularly sensitive pengenal, lebih, mampu, sangat, Koreksi sering sangat khususnya 10

11 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) R15, R17, R19, R21 4 6a/R1, R2, R19, R22 of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary Actually, the best time to learn foreign language secara umum, mempunyai sifat biasanya, khususnya, kecuali Adverbia kekerapan (adverb of frequency), often pada data (5/4a) dan (1/4a) diterjemahkan dengan dengan kata selalu yang tidak berkaitan sama sekali. Seharusnya, kata often diterjemahkan dengan sering/seringkali. Kata strongly pada data (4/7a) diterjemahkan dengan kata kurang yang berlawanan dengan padanan kata yang seharusnya digunakan, yaitu kuat. Kata particularly diterjemahkan dengan pengenal (5/5a), lebih (10/5a), mampu (13/5a), sangat (15/5a), secara umum (17/5a, 21/5a), dan mempunyai sifat (19/5a), yang lebih tepat diterjemahkan dengan khususnya. Kata actually diterjemahkan dengan kata biasanya (1/6a) dan (2/6a), khususnya (19/6a), dan kecuali (22/6a) yang seharusnya diterjemahkan dengan sebenarnya. Kesalahan ini diakibatkan karena kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery) seorang penerjemah f. Kurangnya Penguasaan Kata Berkelas Konjungsi Dari analisis data ditemukan 17 kasus kesalahan semantik yang disebabkan kurangnya penguasaan kata berkelas konjungsi, seperti pada tabel berikut: No No Data Konjungsi Variasi 1 1b/R8 and that the younger you atau are, the easier it is to learn another language 2 5a/ R10, In addition, adults are kelebihannya, R11, R16 particularly sensitive of jadi, bahkan correctness of grammar and sebenarnya dan Koreksi dan, di samping itu, juga, selain itu Kurangnya pemahaman terhadap kosa kata juga ditemukan pada kelas kata konjungsi. Kata and diterjemahkan dengan atau (8/1b) yang seharusnya diterjemahkan dengan dan. Konjungsi in addition diterjemahkan dengan kata kelebihannya (10/5a), jadi (11/5a), bahkan (16/5a), tambahan (21/5a), dan Ø (5/5a dan 19/5a). Seharusnya kata in addition diterjemahkan dengan kata dan, di samping itu atau selain itu. 11

12 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) Kesalahan Pilihan Kata Kesalahan pilihan kata (word choice) adalah ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan sebuah kata yang paling sesuai dalam BSa. Kata padanan yang ditampilkan masih mempunyai kelas kata yang sama, tetapi dianggap kurang tepat dipakai pada konteks dimana kata tersebut digunakan. Kesalahan pilihan kata ditemukan pada beberapa kelas kata, seperti verba, nomina, adjektiva, adverbia, konjungsi, dan quantifier. Masing-masing kelas kata ditampilkan sebagai berikut: a. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Verba Kesalahan pilihan kata berupa verba ditemukan sebanyak 9 kasus, seperti pada data berikut: No No Data Verba Variasi 1 1a/R2 Some people think menyatakan that 2 3f/R4, and greater ability to mengatur, R5 handle complex menanggulangi 3 4b/ R5, R7 4 5b/ R7, R11 5 7c/ R4, R1 mental task They see learning a foreign language as necessary for education or career. two factors that receive much attention in most language classroom the best time to begin is now mengakui, menyadari membutuhkan memulai Koreksi berpendapat, berpikir menyelesaikan melihat mendapat mulai Verba think (2/1a) diterjemahkan dengan menyatakan dianggap kurang tepat karena menyatakan biasanya dipadankan dengan kata state. Jadi sebaiknya think diterjemahkan dengan berpendapat, berpikir. Begitu juga dengan dengan verba handle sebaiknya diterjemahkan dengan menyelesaikan atau mengerjakan bukan dengan mengatur atau menanggulagi seperti pada data (4/3f) dan (5/3f). Verba see sebaiknya diterjemahkan dengan memandang bukan dengan mengakui dan menyadari seperti pada data (5/4b) dan (7/4b). Verba receive sebaiknya diterjemahkan dengan menerima atau mendapat bukan menjadi atau membutuhkan seperti pada data (7/5b) dan (11/5b). Terakhir, verba begin sebaiknya diterjemahkan dengan mulai karena

13 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) tidak diikuti oleh Obyek, bukan dengan memulai seperti pada (1/7c) dan (4/7c). b. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Nomina Kesalahan pilihan kata berupa Nomina ditemukan pada 11 data, seperti berikut: No No Data 1 1a/ R5, R20, R21 Nomina Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood 2 1a/ R18 Some people think that the best time to begin studying a foreign language is in childhood 3 4b/ R19 They see learning a foreign language as necessary for 4 5a/ R6, R7, R12, R18, R20 5 5a/ R7, R20 education or career adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary adults are particularly sensitive of correctness of grammar and appropriateness of vocabulary Variasi masa anakanak, semenjak kecil bahasa inggris yang diperlukan benarnya, kebetulan, pembetulan, memeriksa, pembetulan kecocokan, ketepatgunaa n Koreksi bahasa asing keperluan, kebutuhan masa kanakkanak keberterimaan ketepatan Kata childhood (N) pada data (5/1a) dan (20/1a) diterjemahkan dengan masa anak-anak dan pada data (21/1a) diterjemahkan dengan semenjak kecil. Ketiga terjemahan ini dirasakan kurang tepat dalam pemilihan kata (diksi). Sebaiknya childhood diterjemahkan dengan kata masa kanak-kanak. Kata foreign language pada data (18/1a) yang diterjemahkan dengan bahasa Inggris dianggap kurang tepat walaupun bahasa Inggris memang dikenal sebagai bahasa asing di Indonesia. Sebaiknya foreign language diterjemahkan dengan bahasa asing. Kata necessary pada data (19/4b) diterjemahkan dengan yang diperlukan dianggap kurang tepat. Oleh sebab itu, kata tersebut sebaiknya diterjemahkan dengan keperluan atau kebutuhan. Kata correctness diterjemahkan dengan benarnya (6/5a), kebetulan (7/5a), pembetulan (12/5a), memeriksa (18/5a), dan pembetulan (20/5a). Kelima terjemahan ini masih ada kaitannya dengan makna kata correctness tetapi dirasa kurang tepat. Sebaiknya, kata correctness diterjemahkan dengan keberterimaan. Kata appropriateness yang 13

14 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) diterjemahkan dengan kata kecocokan (7/5a) dan ketepatgunaan (20/5a) dirasa kurang tepat. Sebaiknya kata tersebut diterjemahkan dengan ketepatan. 14 c. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Ajektiva Kesalahan pilihan kata berkelas Adjektiva ditemukan pada 1 data yaitu (6/6b), seperti berikut: 6/6b SL: in when your need is clearest and you have sufficient time. TL: ketika anda membutuhkan hal yang lebih jelas dan anda mempunyai waktu yang bisa dimanfaatkan Kata sufficient sebaiknya diterjemahkan dengan kata cukup bukan yang bisa dimanfaatkan seperti pada data (6/6b) d. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Adverbia Kesalahan linguistis berupa pilihan kata berkelas Adverbia ditemukan pada satu data yaitu (4/6a), seperti berikut: 4/6a SL: Actually, the best time to learn a foreign language, then, TL: Tepatnya, waktu yang baik untuk belajar bahasa asing, bahkan Adverbia actually diterjemahkan dengan tepatnya (4/6a) dirasa kurang tepat. Sebaiknya kata tersebut diterjemahkan dengan sebenarnya. e. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Konjungsi Kesalahan pilihan kata berkelas konjungsi ditemukan pada 5 responden, seperti pada tabel berikut No No Data Konjungsi Variasi 1 1a/ R3 some people hal itu think that the best 2 3a/ (R1, many melebihi, R11), advantages over daripada, yang R5, R19 children lebih bahwa Koreksi dibandingkan Konjungsi that diterjemahkan dengan kata hal itu (3/1a). Di sini terlihat bahwa responden belum mampu membedakan that yang berfungsi sebagai konjungsi, demontratif, atau referensi. Seharusnya that diterjemahkan dengan kata bahwa. Konjungsi over yang diter-

15 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) jemahkan dengan melebihi (1/3a dan 11/3a), daripada (5/3a), dan yang lebih (11/3a) dianggap kurang tepat. Sebaiknya kata tersebut diterjemahkan dengan kata dibandingkan. Kurang tepatnya pilihan kata berkelas konjungsi diringkas pada tabel berikut F. Kesalahan Pilihan Kata Berkelas Quantifier Kesalahan pilihan kata berkelas quantifier ditemukan pada 2 data, yaitu (1/2a) dan (18/2a). Quantifier a little dalam frasa alittle evidence diterjemahkan dengan yang kecil seperti pada data (1/2a) dan sedikit pada data (18/2a). Semestinya, a little diterjemahkan dengan beberapa, sepadan dengan a lot of. 3. Transformasi Kata Kesalahan semantis berupa ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan kata yang memiliki kelas kata yang sama dengan kata yang diterjemahkan pada bahasa sasaran disebut dengan transformasi kata (word transformation). Bentuk-bentuk transposisi yang ditemukan terdiri atas: (1) N V, (2) Adj N, (3) Adj V, (4) N Adj. Masing-masing transposisi ini ditemukan pada data berikut: a. Nomina Verba Ketidakmampuan penerjemah menemukan padanan sebuah kata sesuai dengan makna dan kelas kata yang sesuai terlihat pada tabel berikut: No No Data Nomina Variaisi 1 5a/ R1, R5, adults are mengoreksi, R9, R10, particularly sensitive dikoreksi R15, R16, of correctness of (R17, R19) grammar Koreksi ketepatan, keberterimaan Nomina correctness diterjemahkan bervariasi oleh reponden. Pada umumnya diterjemahkan dengan kelas kata Verba, seperti mengoreksi seperti pada data (1/5a), (5/5a), (9/5a), (10/5a), (15/5a), dan (16/5a) dan dikoreksi seperti pada data (17/5a) dan (19/5a). Padahlanya, kata correctness dapat diterjemahkan dengan kelas kata yang sama (samasama Nomina), keberterimaan atau ketepatan. b. Ajektiva Nomina Kesalahan penerjemah menerjemahkan adjektiva dengan Nomina dapat dilihat pada data (6/1b) seperti berikut: 15

16 Studia Akademika: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Vol. VII No. 1 (Juni 2009) 6/1b SL: and that the younger you are, the easier it is to learn another language TL: dan pada waktu anda muda, kemudahan ini adalah untuk belajar bahasa lainnya Adjektiva easier diterjemahkan dengan Nomina kemudahan pada data (6/1b). Padahal, dalam bahasa Indonesia terdapat padanan yang sesuai yaitu lebih mudah. c. Ajektiva Verba Kesalahan penerjemah menerjemahkan Adjektiva dengan Verba dapat dilihat pada data (18/1b) seperti berikut: 18/1b SL: And that the younger you are, the easier it is to learn another language TL: dan tepatnya pada masa mudamu, ini sangat memudahkan untuk belajar bahasa lain Adjektiva easier diterjemahkan dengan Nomina memudahkan pada data (18/1b). Padahal, dalam bahasa Indonesia terdapat padanan yang sesuai yaitu lebih mudah. d. Nomina Ajektiva Kesalahan penerjemah menerjemahkan Nomina dengan Adjektiva dapat dilihat pada data (2/4b) dan (21/4b). Kata necessary dalam kalimat they see learning a foreign language as necessary for education or career diterjemahkan bermanfaat dan berguna. Padahal, dalam bahasa Indonesia terdapat padanan yang sesuai yaitu keperluan atau kebutuhan. D. KESIMPULAN Penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan semantis yang ditemukan pada terjemahan karya mahasiswa. Kesalahan semantis adalah ketidakmampuan seorang penerjemah menampilkan makna kata secara leksikal dari BSu (bahasa Inggris) ke dalam BSa (bahasa Indonesia). Dari analisis data yang dilakukan terhadap terjemahan tersebut ditemukan kesalahan semantis yang disebabkan oleh tiga hal, yaitu (1) kurangnya penguasaan kosa kata (vocabulary mastery), (2) ketidaktepatan pilihan kata (word choice), dan (3) kegagalan mentransformasi kata (word transformation). Ketiga jenis kesalahan semantis ini 16

17 Kesalahan Semantis dalam (Rita Erlinda) ditemukan pada hampir semua jenis kelas kata, seperti N, Adj, V, Adv, bahkan kata tugas seperti Konjungsi. DAFTAR PUSTAKA Catford, J.C A Lingustic Theory of Translation. London: Oxford University Press. Larson, Mildred. L Penerjemahan Berdasarkan Makna: Pedoman untuk Pemadanan Antar Bahasa (Alih bahasa oleh Kencanawati Taniran). Jakarta: Arcan Machali, Rohayah Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo Newmark, Peter Approaches to Translation. New York: Pergamon Press Nida, E.A. and Taber, Charles. R The Theory and Practice of Translation. Leiden: E. J. Brill. Nida, E.A Context in Translating. Amsterdam: John Benjamin Publishing Company Norrish, John Language Learners and Their Errors. Hong Kong: The Macmillan Press Limited Simatupang, Maurits D.S Pengantar Teori. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Sudaryanto Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Duta Wacana University Press. Sudaryanto Linguistik: Identitas, Cara Penanganan Objeknya, dan Hasil Kajiannya. Yogyakarta: Yayasan Ekalawya bekerjasama dengan Duta Wacana University Press Widyamartaya, A Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius. 17

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKTIS DALAM KARYA TERJEMAHAN. Oleh: Rita Erlinda

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKTIS DALAM KARYA TERJEMAHAN. Oleh: Rita Erlinda ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGIS DAN SINTAKTIS DALAM KARYA TERJEMAHAN Oleh: Rita Erlinda Abstract This paper aims at describing the two types of linguistic errors found in translation output. The two types

Lebih terperinci

KATA, MAKNA DAN PENERJEMAHAN ABSTRAK

KATA, MAKNA DAN PENERJEMAHAN ABSTRAK KATA, MAKNA DAN PENERJEMAHAN Zulia Karini, S.S, M.Hum Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto karini_zulia@amikompurwokerto.ac.id ABSTRAK Makna dan penerjemahan memiliki hubungan yang sangat erat. Menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik

TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik TERJEMAH DWIBAHASA Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik Nurlaila Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar Korespondensi: Jl. Sawah tabing No. 10 Rambatan Batusangkar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (1-13)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (1-13) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (1-13) KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM TEKS TERJEMAHAN MAHASISWA Khoirun Nisa E-mail: niesha.violet@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENGETAHUAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN BAGI PENERJEMAH

PENTINGNYA PENGETAHUAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN BAGI PENERJEMAH PENTINGNYA PENGETAHUAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN BAGI PENERJEMAH Roswani Siregar Universitas Al-Azhar Medan Abstrak Penerjemahan berperan penting dalam transfer pengetahuan diantara budaya, bahasa dan bangsa

Lebih terperinci

PROBLEMATIK PERKULIAHAN PENERJEMAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi Kasus di IKIP PGRI Madiun) Oleh: Ch. Evy Tri Widyahening.

PROBLEMATIK PERKULIAHAN PENERJEMAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi Kasus di IKIP PGRI Madiun) Oleh: Ch. Evy Tri Widyahening. PROBLEMATIK PERKULIAHAN PENERJEMAHAN DI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (Studi Kasus di IKIP PGRI Madiun) Oleh: Ch. Evy Tri Widyahening Abstract The objective of this research is to discuss the problems

Lebih terperinci

COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION. FKIP, Universitas PGRI Madiun

COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION. FKIP, Universitas PGRI Madiun COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION Yuli Kuswardani 1), Ermi Adriani Meikayanti 2) 1,2 FKIP, Universitas PGRI Madiun Email: 1 ikuswardaniae@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Muhammad Husnan Lubis

Muhammad Husnan Lubis Muhammad Husnan Lubis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Jl. Dr. Mansyur, No. 9, Medan, Sumatera Utara, 20155 e-mail: buyalis@hotmail.com Abstrak: Metode Penerjemahan al-qur an ke dalam Bahasa

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

Sri Slamet Pendidikan Anak Usia Dini FKIP-UMS

Sri Slamet Pendidikan Anak Usia Dini FKIP-UMS 1 KALIMAT MAJEMUK DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN BUKU CERITA THE SECRET SEVEN: ON THE TRAIL KE DALAM SAPTA SIAGA: MENCARI JEJAK (Strategi memahamkan Cerita Anak Berbahasa Inggris) Sri Slamet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat

Satu alat penting yang tidak dapat Anda tinggalkan adalah kamus teknis tentang topik yang sedang Anda terjemahkan. Dengan kamus itu, Anda dapat ix M Course Overview ata kuliah Translation 6 bertujuan memberikan bekal kemampuan menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya secara akurat, tepat dan wajar. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak

PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan. Abstrak PENGARUH STRUKTUR BAHASA ARAB TERHADAP BAHASA INDONESIA DALAM TERJEMAHAN AL QURAN Oleh: Yayan Nurbayan Abstrak Penerjemahan adalah sebuah proses yang bertujuan memindahkan pesan bahasa sumber ( BS ) kepada

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration)

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration) KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration) Adiloka Sujono Universitas Widyaguna Malang Adilokas@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian yang Relevan Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian Arifin yang berjudul Analisis Terjemahan Istilah-Istilah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan tahap penelitian yang penulis lakukan dari penentuan masalah dan tujuan hingga analisis data. Hasil dari penelitian ini akan penulis uraikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Kekeliruan adalah penyimpangan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Kekeliruan adalah penyimpangan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Kesalahan Berbahasa Menurut Nababan (1994:91) terdapat 2 macam kesalahan berbahasa yaitu kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Kekeliruan adalah penyimpangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

TEORI SKOPOS DAN TRANSLATION BRIEF DALAM PENERJEMAHAN

TEORI SKOPOS DAN TRANSLATION BRIEF DALAM PENERJEMAHAN The 1st International Conference on Language, Literature and Teaching ISSN 2549-5607 TEORI SKOPOS DAN TRANSLATION BRIEF DALAM PENERJEMAHAN Anam Sutopo Universitas Muhammadiyah Surakarta anam.sutopo@ums.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti

Lebih terperinci

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) Doretha Amaya Dhori 1, Wahyudi Rahmat², Ria Satini² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kosakata Bahasa Jepang Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu wago, kango, dan gairaigo. 2.1.1. Wago ( 和語 ) Wago adalah kata-kata

Lebih terperinci

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS Penulis : Nuraini 1 Anggota : 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: shinsetsu@ymail.com, hand: 082391098036 ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Interferensi Bahasa Indonesia dalam Pemakaian Bahasa (Lilik Uzlifatul Jannah) 81 INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Lilik Uzlifatul Jannah Alumni Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan moral kepada anak-anaknya. Di masa lalu, orang tua menceritakan kepada anak-anaknya

Lebih terperinci

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS PADA MAHASISWA D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Wiwiek Sundari 6 ABSTRACT This research is aimed at knowing the mastery of English vocabulary of the 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY

ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY ANALISIS TRANSPOSISI DAN MODULASI PADA BUKU TEORI BUDAYA TERJEMAHAN DARI BUKU CULTURE THEORY Johnny Prasetyo John Pras-isi@yahoo. com Institut Seni Indonesia Surakarta ABSTRACT This descriptive-qualitative

Lebih terperinci

DALAM MATA KULIAH TRANSLATION DENGAN MENGGUNAKAN INTERACTIVE LEARNING : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DALAM MATA KULIAH TRANSLATION DENGAN MENGGUNAKAN INTERACTIVE LEARNING : PENELITIAN TINDAKAN KELAS 40 Varia Pendidikan, UPAYA Vol. PENINGKATAN 21, No. 1, Juni 2009 KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TRANSLATION DENGAN MENGGUNAKAN INTERACTIVE LEARNING : PENELITIAN TINDAKAN KELAS Anam Sutopo Jurusan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR State of Victoria, Department of Education (1996). Fundamental motor skills: A manual for classroom teacher. Melbourne: Community Information Service. (4-8) Back Next

Lebih terperinci

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris Eva Tuckyta Sari Sujatna I. Pengantar Kurikulum Nasional telah memasukkan mata pelajaran bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi menjadi tali penghubung dalam hubungan antar manusia. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran. Berdasarkan Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, bangsa yang memiliki kemampuan bersaing akan memperoleh keuntungan dan tidak akan tersingkir dari arena persaingan. Bangsa yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan bahasa nasional yang digunakan secara resmi di negara Jepang oleh kurang lebih 125 juta penutur. (Parkvall, 2010) Bahasa Jepang juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Terjemahan Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalisasi ini, penerjemahan merupakan sebuah keniscayaan karena kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat sehingga penerjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA

PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA PERGESERAN BENTUK DALAM TERJEMAHAN ARTIKEL DI MAJALAH KANGGURU INDONESIA Dewi Nurmala 1, Alfitriana Purba 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan Jl. Garu II No. 93 Medan Sumatera Utara email:

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Orang Indonesia pasti pandai berbahasa Indonesia, orang Belanda pasti pandai berbahasa Belanda, orang Jepang pasti pandai berbahasa Jepang, orang Korea tentu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK

PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK PENGGUNAAN METODE SETIA (FAITHFUL) DALAM MENERJEMAHKAN KARYA SASTRA BERUPA CERITA PENDEK Muhammad Aprianto Budie Nugroho Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Kuningan, Indonesia Emai: muh.apriantobn@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak

Lebih terperinci

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Lesson 36: Infinitive 1 Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Reading (Membaca) My dream is to live in New York. (Impianku adalah tinggal di New York.) I would like to learn more about your country! (Saya

Lebih terperinci

KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS

KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS KALIMAT TRANSFORMASI SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL-QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Pendidikan Disusun Oleh: SHOFIYUDDIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Autobiografi atau otobiografi adalah sebuah biografi atau riwayat hidup yang ditulis oleh pemiliknya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia otobiografi adalah riwayat

Lebih terperinci

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH

STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH-ISTILAH PRAGMATIK DALAM BUKU PRINCIPLES OF PRAGMATICS KARANGAN GEOFREY LEECH Cipto Wardoyo UIN Sunan Gunung Djati Bandung cipto_w@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mencoba

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PENDAHULUAN Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki status sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang kebanggaan

Lebih terperinci

KETAKTERJEMAHAN DALAM PENERJEMAHAN UNTRANSLATABILITY IN TRANSLATION

KETAKTERJEMAHAN DALAM PENERJEMAHAN UNTRANSLATABILITY IN TRANSLATION KETAKTERJEMAHAN DALAM PENERJEMAHAN UNTRANSLATABILITY IN TRANSLATION Maria M. Ngamelubun Politeknik Perikanan Negeri Tual mgardis83@gmail.com. abstrak Penelitian ini mengkaji tentang ketakterjemahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) 1 PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS) Oleh : Muchamad Latief Fahmi,SS,MSE (Widyaiswara Muda Balai Diklat Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi bagi kehidupan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Bahasa juga menjadi alat komunikasi yang efektif untuk menyampaikan

Lebih terperinci

KESALAHAN PENERJEMAHAN ASPEK WAKTU DARI BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA. Dewi Sari Sumitro

KESALAHAN PENERJEMAHAN ASPEK WAKTU DARI BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA. Dewi Sari Sumitro KESALAHAN PENERJEMAHAN ASPEK WAKTU DARI BAHASA JEPANG KE DALAM BAHASA INDONESIA Dewi Sari Sumitro dewi_sari@gmail.com ABSTRACT. The objective of this research is to analyze the errors translation of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

PENGAJARAN PENERJEMAHAN DI BIDANG BUDAYA. Abstrak

PENGAJARAN PENERJEMAHAN DI BIDANG BUDAYA. Abstrak PENGAJARAN PENERJEMAHAN DI BIDANG BUDAYA Purwani Indri Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara E-mail: fawzie17@gmail.com Abstrak Bidang penerjemahan muncul

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance Wamafma

PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance Wamafma Jurnal Sastra Jepang, Vol. 11 No. 2, Februari 2012, ISSN: 1411-9323, Hal. 38-50 PENILAIAN PENERJEMAHAN EKSPLISIT ARTIKEL KLASIK DALAM MAJALAH TRIWULAN EDISI 39 TAHUN 2006 (Studi Penerjemahan Bahasa) Dance

Lebih terperinci

Kontribusi Penguasaan Semantik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa IIPK Universitas Negeri Padang

Kontribusi Penguasaan Semantik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa IIPK Universitas Negeri Padang Kontribusi Penguasaan Semantik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa IIPK Universitas Negeri Padang Afnita Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang Abstract: This study aims to determine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting bagi manusia karena dapat memberikan daya tarik bagi para ahli bahasa ataupun para peminat bahasa

Lebih terperinci

TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia

TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia 1. Pengantar TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan penerjemah yang handal, dalam hal ini penerjemah

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PENERJEMAHAN SEBAGAI REFLEKSI ASPEK KEBERTERIMAAN

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PENERJEMAHAN SEBAGAI REFLEKSI ASPEK KEBERTERIMAAN KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PENERJEMAHAN SEBAGAI REFLEKSI ASPEK KEBERTERIMAAN Anam Sutopo Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Surakarta hafizha_anam@yahoo.com A. Pendahuluan

Lebih terperinci

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi ini diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Oleh:

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci