BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20)"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Terjemahan Translation atau penerjemahan selama ini didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford (1969:20) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai the replacement of textual material in another language (TL) (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). Sementara Savory (1969: 13) mengungkapkan Translation is made possibly by an equivalence of thought that lies behind its different verbal expressions. Terjemahan itu mungkin dibuat dengan kesamaan ide yang ada dibalik ungkapan verbalnya yang berbeda. Nida dan Taber (1969:12) mengatakan : Translation consists of reproducing in the receptor language the closest natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style. Terjemahan adalah menghasilkan padanan natural yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, pertama dari segi makna dan kedua dari segi gaya. Disisi lain Newmark (1981:7) mengungkapkan Translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language. Terjemahan yaitu suatu 13

2 keahlian yang meliputi usaha mengganti pesan atau pernyataan tertulis dalam suatu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain. Roger T. Bell (1993:5), menyatakan Translation is the expression in another language (or target language) of what has been expressed in another, source language, preserving semantic and stylistic equivalences.. Terjemahan adalah ekspresi dari bahasa sumber dari apa yang diekspresikan dari bahasa sasaran, dengan mempertahankan padanan semantik dan stilistiknya. Di sisi lain Venuti (1991:1) mengatakan: I see translation as the attempt to produce a text so transparent that it does not seem to be translated. Saya memahami terjemahan sebagai sebuah usaha untuk menghasilkan suatu teks yang transparan sehingga teks tersebut tidak kelihatan sebagai terjemahan. Berdasarkan beberapa definisi terjemahan diatas, terlihat adanya kesepakatan bahwa penerjemahan adalah suatu pekerjaan yang menyangkut keterkaitan antara dua bahasa atau lebih (multy-language) yang menekankan suatu kesamaan, yakni ekuivalensi. Dalam penerjemahan, yang kemudian terjadi adalah transfer makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dengan keakuratan pesan, keterbacaan, dan keberterimaan produk (Nababan:2010). Pada sisi lain Bell (1991) memberikan satu tabel yang berisikan tahapan-tahapan dalam proses terjemahan yang sudah lazim dilakukan oleh para penerjemah dalam menghasilkan satu terjemahan. Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa dalam proses penerjemahan, pertama sekali penerjemah dihadapkan pada sebuah teks bahasa sumber. Selanjutnya, penerjemah melakukan analisis terhadap aspek semantik yang 14

3 diungkapkan melalui satuan-satuan lingual (kata, frasa, klausa dan kalimat), untuk memahami makna yang terkandung dalam teks bahasa sumber. Tahapan berikutnya melakukan proses sintesa. Analisis tersebut bertujuan untuk mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Apabila penerjemah sudah dapat memahami makna tersebut, dia kemudian mensintesakannya. Selanjutnya, dia mengalihkannya ke dalam bahasa sasaran. Hasil pensintesaan itu berupa teks bahasa sasaran. Memory Source Language Text Analysis Semantic Representation Synthesis Target Language Text Gambar 1. Proses Penerjemahan (Bell, 1991:21) 2.2 Strategi Penerjemahan Nida & Taber Nida & Taber (1969:56) memperkenalkan dua teori strategi penerjemahan yaitu kesepadanan bentuk dan kesepadanan dinamis. Kesepadanan bentuk adalah kesepadanan yang mengupayakan kesamaan bentuk dan isi pesan dari TSu di dalam Tsa. Kesepadanan dinamis adalah kesepadanan yang menekankan pada efek yang 15

4 dialami pembaca TSa, jadi efek yang dirasakan pembaca TSu harus sepadan dengan efek yang dialami oleh pembaca TSa (Nida dan Taber, 1969:56). Sebagai contoh, kalimat It s very hot yang diucapkan seseorang kepada temannya yang duduk di dekat jendela di suatu siang yang panas dapat diterjemahkan menjadi Maaf, bisakah buka jendelanya?. Jika ini terjemahannya, inilah kesepadanan dinamis. Namun, jika terjemahannya adalah Udaranya panas sekali, maka kesepadanan yang dicapai adalah kesepadanan bentuk. Dengan teori ini, Nida dan Taber menarik perhatian kita menuju efek terjemahan pada pembaca bahasa sasaran dan menjauhkan penerjemah dari praktik penerjemahan kata-demi-kata dan makna-demimakna. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Nida dan Taber mengambil ide-ide dari bidang kajian pragmatik untuk menggambarkan tujuan akhir penerjemahan. 2.3 Komponen Makna Komponen makna atau komponen semantik mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Analisis ini mengandaikan setiap unsur leksikal memiliki atau tidak memiliki suatu ciri yang membedakannya dengan unsur lain (Chaer, 2009:115). Analisis dengan cara seperti ini sebenarnya bukan hal baru, R. Jacobson dan Morris Halle dalam laporan penelitian mereka mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa dengan menyebutkan ciri-ciri pembeda di antara bunyi yang satu dengan bunyi yang lain. Bunyi-bunyi yang memiliki sesuatu ciri diberi tanda plus () dan yang tidak 16

5 memiliki ciri itu diberi tanda minus (-). Konsep analisis dua-dua ini lazim disebut analisis biner oleh para ahli kemudian diterapkan juga untuk membedakan makna suatu kata dengan kata yang lain Manfaat Analisis Komponen Makna Kajian semantik lewat analisis komponen lebih lanjut juga melatari kehadiran semantik interpretif seperti yang dikembangkan oleh Katz & Fodor (1963). Katz mengungkapkan bahwa pemahaman komponen semantis sangat berperan dalam upaya memahami pesan lewat penguraian fitur semantis suatu utterance. Selain itu, pemahaman komponen semantis juga berperan dalam memproduksi kalimat-kalimat baru sehingga berbagai struktur sintaktik dan fonologis dapat dikembangkan dan diwujudkan. Pengembangan struktur sintaktik yang dilatari penguasaan komponen semantis yang dalam semantik interpretif, disebutkan memiliki hubungan erat dengan penguasaan makna kata seperti yang terdapat dalam kamus. Selain itu Chaer (2009: ) juga memperinci manfaat analisis komponen makna sebagai berikut. 1) Digunakan untuk membedakan makna suatu kata dengan kata yang lain. ciri jantan. Misalnya kata ayah dan ibu dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidak adanya Tabel 2. Contoh Analisis Komponen Makna Ayah dan Ibu Ciri pembeda Ayah Ibu 1. Manusia 2. Dewasa 3. Kawin 4. Jantan - 17

6 2) Perumusan di dalam kamus. Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwodarminto mendefinisikan kata kuda sebagai binatang menyusui yang berkuku satu dan biasa dipiara orang untuk kendaraan. Menurut Wunderlich (dalam Pateda, 2001) untuk mendefinisi sesuatu dapat digunakan definisi berdasarkan genus proximum (mengacu kepada rincian secara umum) dan differentia specifica (mengacu kepada spesifikasi sesuatu yang didefinisikan). Jadi ciri binatang menyusui, berkuku satu, dan biasa dipiara orang adalah yang menjadi ciri umum dan ciri makna kendaraan menjadi ciri khusus yang membedakannya dengan sapi dan kambing. Tabel 3. Contoh Analisis Komponen Makna Kuda, Sapi, dan Kambing Ciri Pembeda Kuda Sapi Kambing 1. menyusui 2.berkuku satu 3.dipelihara 4.kendaraan Pengertian Kalimat Bahasa terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang dinyatakan oleh lapisan bentuk tersebut. Bentuk bahasa terdiri dari atas satuan-satuan yang dibedakan menjadi dua satuan, yaitu satuan fonologi dan satuan gramatikal. Satuan fonologi meliputi fonem dan suku, sedangkan satuan gramatikal meliputi wacana, kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem. 18

7 Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) yang digunakan untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) digunakan untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) digunakan untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Sementara pengertian kalimat menurut Kridalaksana (2001:92), dalam Kamus Linguistik adalah Konstruksi gramatikal yang terdiri dari satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu dan dapat berdiri sendiri sebagai satu kesatuan. Selanjutnya, Chaer (1994:240), mengemukakan pendapatnya bahwa kalimat merupakan satuan sintaksis, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung Dalam setiap komunikasi, ada kalanya kita berbicara atas nama orang lain, artinya kita harus menyampaikan kembali apa yang di ucapkan orang lain. Jika kalimat 19

8 yang kita sampaikan persis sama dengan yang di ucapkan orang lain, artinya ide, subyek /obyek, predikat, kondisi dan bahkan waktunya sama sekali tidak ada yang di ubah, kecuali ada penambahan kalimat kata dia (atau kata siapa saja yang mewakili orang ketiga, sebagai pembicara pertama), disebut Kalimat Langsung (Direct Speech). Sebaliknya, jika kalimat yang kita sampaikan kembali hanya mengutip ide atau isi beritanya, namun subyek/obyeknya telah di ubah menjadi orang yang berbeda, bahkan predikat, kondisi, dan waktunya pun mungkin telah di ubah pula, kalimat ini disebut Kalimat Tak Langsung (Indirect Speech). Kalimat langsung biasanya digunakan untuk lebih mendramatisir keadaan karena seolah-olah si pembicara pertama benar-benar hadir di dalam pembicaraan tersebut. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini: KL : She cheered, I won the race, I am the champion now! (Dia bersorak, Saya menang. Sekarang saya juara! ) KTL: She cheered, as she won the race. So she is now the champion. (Dia bersorak, karena dia menang. Jadi sekarang ini dialah pemenangnya) Dari kalimat di atas, kita bisa merasakan, bahwa kalimat pertama lebih dramatis dibandingkan dengan kalimat kedua, karena si penyampai berita bisa berekspresi, bersorak, bahkan berprilaku seolah-olah dialah yang mengalami dan merasakan sendiri hal itu (pembicara pertama). 20

9 Ciri- ciri Kalimat Langsung Ciri- ciri Kalimat Langsung adalah: 1. Bertanda petik dalam bahasa tertulis. 2. Intonasi: bagian kutipan bernada lebih tinggi dari bagian lainnya. 3. Huruf pertama pada petikan langsung ditulis dengan menggunakan huruf kapital. 4. Bagian kutipan ada yang berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah. 5. Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, wajib menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung. Berikut beberapa contoh kalimat langsung: 1. Robi berkata, Panas sekali cuaca hari ini. 2. Tolong ambilkan obat! kata Ibu kepada Abdi. 3. Kamu harus isitirahat yang cukup dan jangan dulu keluar rumah selama beberapa hari, kata dokter kepadaku. 4. Bu Guru bertanya, Diantara kalian, siapa yang bercita-cita ingin menjadi astronot? 21

10 Jenis-jenis Kalimat Langsung Kalimat langsung berdasarkan intonasinya dibedakan menjadi 4 bagian merujuk kepada Erwan, dkk (2007: 94). 1. Kalimat Langsung Perintah Kalimat langsung perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. Macam-macam kalimat perintah : 1. Kalimat perintah biasa. Contoh : Gantilah bajumu! 2. Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh: Jangan membuang sampah sembarangan! 3. Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah! 2. Kalimat Langsung Berita (Pernyataan) Kalimat langsung berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. 22

11 Macam-macam kalimat berita : 1. Kalimat berita biasa. Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat. 2. Kalimat berita kepastian, ditandai dengan penggunaan kata keterangan waktu seperti besok pagi, nanti sore dan kata akan, atau pasti. Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi. 3. Kalimat berita pengingkaran, ditandai dengan kata tidak. Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu. 4. Kalimat berita kesangsian, ditandai dengan kata mungkin. Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi. 3. Kalimat Langsung Pertanyaan Kalimat Langsung pertanyaan adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh: a. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan desainnya? b. Kapan Becks kembali ke Inggris? 23

12 4. Kalimat Langsung Seruan Kalimat langsung seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak. Kalimat langsung seruan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh: a. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa!. b. Bukan main, eloknya. 2.5 Manfaat Buku Cerita Anak Bilingual Adapun beberapa manfaat buku cerita anak bilingual (Puryanto, 2008:32) adalah: 1. Manfaat kognitif (Cognitive advantages) Menciptakan kreativitas dan sensitivitas dalam berkomunikasi (creativity, sensitivity to communication). Penggunaan buku bilingual bermanfaat dalam memacu kemampuan berpikir anak, lebih kreatif serta memiliki dua atau lebih kata-kata untuk setiap obyek dan ide, serta membuat anak lebih berhati-hati dalam berkomunikasi terhadap orang-orang yang memiliki bahasa yang berbeda. 2. Manfaat kepribadian (Character advantages: Raised self-esteem) Meningkatkan rasa percaya dan harga diri. Manfaat buku bilingual dapat menumbuhkan dan menaikkan rasa percaya diri pada anak, karena dengan menguasai dua bahasa anak lebih berani untuk berkomunikasi dan tetap merasa aman dalam lingkungan yang menggunakan dua bahasa yang dipahami oleh anak. 24

13 3. Manfaat pendidikan (Curriculum advantages) Meningkatkan prestasi pendidikan dan lebih mudah mempelajari bahasa ketiga. Penggunaan buku bilingual akan memudahkan anak mempelajari bahasa yang kedua maupun bahasa ketiga ketika anak sudah menguasai dua bahasa. Di samping itu prestasi belajar anak meningkat karena anak memperoleh kata-kata baru dalam bahasa Inggris, untuk kata yang sama dalam bahasa Indonesia. 4. Manfaat budaya (Cultural advantages) Manfaat budaya yaitu penyerapan budaya asing (broader enculturation) dan memiliki rasa toleransi lebih besar dan kurang rasisme (Greater tolerance and less racism). Pemanfaatan buku cerita anak bilingual dalam belajar dapat membantu anak mengenal budaya asing, karena setiap bahasa berjalan dengan sistem perilaku dan budaya yang berbeda. Melalui pengenalan bahasa, anak mampu memahami budaya dari bahasa tersebut, serta membentuk sikap toleransi anak terhadap orang lain yang memiliki budaya yang berbeda. 2.6 Penelitian Terdahulu yang Relevan Ade Irma Khairani (2008) dalam penelitiannya berjudul Analisis Strategi Penerjemahan Inggris-Indonesia dalam Teks Kontrak Umum Perjanjian Kerja berfokus pada masalah penelitian penerjemahan sebagai produk, yang menganalisis strategi penerjemahan pada suatu teks yang telah diterjemahkan. Data penelitian merupakan teks tulis kontrak umum perjanjian kerja antara perusahaan asing dengan perusahaan gabungan (asing dan lokal) yang memakai sistem bilingual, bahasa Inggris dan bahasa 25

14 Indonesia karena didasari atas kepentingan bahasa dua perusahaan yang saling bekerjasama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi penerjemahan apa saja yang digunakan dalam teks tersebut dan mengetahui tingkat perbedaan padanan makna antara Tsu dan Tsa. Kerangka teori yang dipakai adalah teori Gramatika Linguistik Fungsional Sistemik, yang dibatasi pada sistem struktur tematik dan prosesproses transitivitas serta teori pergeseran Catford. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa strategi penerjemahan eksplikasi merupakan strategi yang paling dominan digunakan dalam teks tersebut dengan persentase 17,6% dan tingkat perbedaan padanan makna antara Tsu dan Tsa adalah 39,5%. Sehingga untuk menanggulangi perbedaan tingkat padanan tersebut ditempuh strategi penerjemahan, yaitu penambahan, pergeseran, kombinasi, pelepasan dan eksplikasi. Penelitian Ade Irma dengan penelitian ini memiliki kesamaan yaitu menganalisis strategi penerjemahan. Penelitian ini menganalisis strategi penerjemahan kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, sedangkan penelitian Ade Irma menganalisis strategi penerjemahan teks kontrak umum perjanjian kerja dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Endang Dwi Hastuti, dkk (2011) dengan penelitian yang berjudul Analisis Terjemahan Film Inggris -Indonesia: Studi Kasus Terjemahan Film Romeo And Juliet (Kajian Tentang Strategi Penerjemahan) mengkaji (1) bagaimanakah kesepadanan makna terjemahan film Romeo and Juliet ditinjau dari konteks situasi dan konteks budaya yang meliputi teks tersebut, (2) Strategi penerjemahan apa sajakah yang diterapkan oleh penerjemah dalam menerjemahkan film Romeo and Juliet. 26

15 Sementara tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi makna kalimat-kalimat yang ada dalam subtitling film Romeo and Juliet serta menganalisis tingkat kesepadannya berdasarkan konteks situasi dan konteks budaya yang melingkupi teks tersebut. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengungkapkan strategi-strategi penerjemahan dalam subtitling film Romeo and Juliet. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan teknik sampling yang digunakan adalah purposif sampling. Objek penelitian ini berupa terjemahan film Romeo and Juliet (dalam bahasa Inggris) sebagai teks sumber dan subtitling film Romeo and Juliet (dalam bahasa Indonesia) sebagai teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna sebuah teks ditentukan oleh konteks yang melingkupi teks tersebut, baik konteks situasi maupun konteks budaya. Ada tiga komponen yang menyelubungi konteks situasi yakni, field (isi), mode/channel (teks lisan/tulis) dan tenor/relation (hubungan antara pembicara-pendengar/pemirsa). Sementara makna sebagai budaya menganggap bahwa budaya dan bahasa berbeda satu sama lainnya maka makna linguistik suatu bahasa ditentukan oleh konteks budaya di mana peristiwa bicara itu terjadi. Dengan demikian, pemahaman lintas budaya harus dimiliki oleh penerjemah agar ia mampu menyampaikan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Strategi-strategi terjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan film Romeo and Juliet adalah strategi penambahan, paraphrase, transfer, imitasi, pemampatan, desimasi, penghapusan, penjinakan dan angkat tangan (resignation). Diantara kesembilan strategi tersebut, strategi pemampatan yang paling dominan disebabkan karena terbatasnya ruang dan waktu munculnya subtitling sehingga dalam subtitling haruslah hemat terjemahan. Kemudian penerjemah juga 27

16 menggunakan beberapa strategi sekaligus untuk menerjemahkan sebuah kalimat. Dalam penelitian ini, tidak ditemukan penggunaan strategi transkripsi. Penelitian Endang, dkk memiliki kesamaan dengan penelitian ini dalam menganalisis kesepadanan makna terjemahan. Analisis kesepadanan makna terjemahan dalam penelitian ini menggunakan analisis komponen makna. Analisis kesepadanan makna terjemahan film Romeo and Juliet pada penelitian Endang, dkk ditinjau dari konteks situasi dan konteks budaya. Hasrul Harahap (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Penerjemahan Frasa Verbal Dari Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai masalah yang terkait dengan penerjemahan frasa verbal dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia pada novel Things Fall Apart karya Chinua Achebe. Metodologi dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik analisis isi. Penelitian ini difokuskan hanya pada penerjemahan frasa verbal dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia pada novel Things Fall Apart karya Chinua Achebe. Penerjemahan frasa verbal dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia tidak terlepas dari penyimpangan yang terdapat dalam teks bahasa sumber. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya penyimpangan pada novel Things Fall Apart, pertama, adanya frasa yang tidak diterjemahkan, kedua, kesalahan kesepadanan gramatikal dan leksikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penerjemahan harfiah yang paling efektif digunakan dalam menerjemahkan teks bahasa sumber. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerjemah menerapkan beberapa teknik penerjemahan guna mendapatkan kesepadanan makna bahasa sumber BSu yaitu seperti 28

17 transposisi dan deskripsi. Kemudian, terdapat juga bentuk pergeseran dari gramatikal atau leksikal. Ini disebabkan karena sistem bahasa sumber dan bahasa sasaran memiliki perbedaan. Penelitian Hasrul memiliki kesamaan dalam menganalisis strategi penerjemahan dengan penelitian ini. Penelitian Hasrul menunjukkan bahwa strategi penerjemahan harfiah yang paling efektif digunakan dalam menerjemahkan teks bahasa sumber yaitu bahasa Inggris ke dalam teks bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penerjemahan kesepadanan bentuk cenderung digunakan dalam menerjemahkan kalimat langsung pernyataan dan seruan dari bahasa sumber yaitu bahasa Indonesia ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Inggris. Strategi penerjemahan kesepadanan dinamis cenderung digunakan dalam menerjemahkan kalimat langsung pertanyaan dan perintah dari bahasa sumber yaitu bahasa Indonesia ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Inggris. Rina Sari Nainggolan (2012) dengan penelitiannya yang berjudul Equivalence strategies in translating slang in the novel Akeelah and The Bee by Sapardi Djoko Damono merupakan suatu analisis tentang penggunaan strategi penerjemahan dalam upaya penyepadanan kata dan frasa pada penerjemahan teks slang bahasa sumber (bahasa Inggris) dari sebuah novel akeelah and the Bee kedalam teks bahasa sasaran (bahasa Indonesia) Akeelah oleh Sapardi Djoko Damono. Skripsi ini dilatarbelakangi fenomena penggunaan slang yang semakin sering terdapat tidak hanya pada subtitle sebuah film saja, tapi juga ada pada novel novel bahasa sumber yang diterjemahkan ke bahasa sasaran. Selain keberhasilan penyampaian pesan dari bahasa sumber, hal yang 29

18 perlu diperhatikan adalah suatu terjemahan harus senatural mungkin sehingga pembaca tidak menyadari bahwa ia sedang membaca novel terjemahan. Hal ini menjadi tugas yang cukup sulit bagi penerjemah dikarenakan slang punya makna ekspresif tersendiri yg hanya diketahui oleh komunitas tertentu dan terkadang makna slang tersebut meluas bahkan menghilang. Bagaimana si penerjemah menerjemahkan slang tanpa mengurangi nilai ekspresif dari slang itu sendiri ke bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia merupakan tujuan dari pembuatan skripsi ini. Landasan teori yang digunakan adalah teori Mona Baker (1992) mengenai strategi strategi penyepadanan dalam penerjemahan dari dua level yg berbeda yaitu pada tingkat kata dan tingkat diatas kata. Ada tujuh strategi yang diberikan Baker (1992) untuk mengatasi ketidaksepadanan yang terdapat pada tingkat kata yaitu: menerjemahkan dengan kata yg lebih umum, menerjemahkan dengan kata yg lebih netral atau kurang ekspresif, menerjemahkan dengan kata yang berhubungan dengan kebudayaan, menerjemahkan dengan kata pinjaman (loan words), menerjemahkan dengan kata atau frasa yang ada kaitannya, menerjemahkan dengan kata atau frasa yang tidak ada berkaitan, dan menerjemahkan bahasa sumber dengan menghilangkan kata tersebut atau tidak menerjemahkannya. Pada tingkat diatas kata, empat strategi tersedia untuk mengatasi ketidaksepadanan yang terdapat pada frasa, kolokasi atau idiom. Strategi strategi itu adalah: menerjemahkan dengan frasa atau idiom yg makna dan bentuknya sama, menerjemahkan dengan frasa atau idiom yg makna sama tapi bentuk yg berbeda, menerjemahkan dengan cara memparafrasakan, dan menerjemahkan dengan menghilangkan frasa atau tidak menerjemahkannya. Metode yg digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan untuk mencari 30

19 berbagai teori yang mendukung. Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode kualitatif karena penulis ingin memberi penjabaran yg detail mengenai strategi penerjemahan yg digunakan dalam menerjemahkan slang terutama yg terdapat di novel Akeelah and The bee. Kemudian untuk mencari strategi yang paling sering digunakan baik dalam tingkat tataran kata ataupun tataran diatas kalimat dalam novel ini digunakanlah formula Malo. Hasil yg didapat dari analisis penerjemahan ini menunjukkan semua strategi yg ditawarkan oleh Baker digunakan dalam menerjemahkan slang yg ada. Menerjemahkan kata slang dengan kata yg lebih umum merupakan strategi yg paling dominan digunakan oleh penerjemah (33,33%). Sedangkan dalam menerjemahkan frasa atau idiom slang ke bahasa sasaran, penerjemah dominan menerjemahkan dengan frasa atau idiom yg memiliki makna dan bentuk yg sama (38,17%). Penelitian Rina memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu menganalisis strategi penerjemahan dan kesepadanan penerjemahan. Perbedaannya terletak pada teori yang digunakan. Teori yang digunakan dalam penelitian Rina adalah teori Mona Baker (1992) mengenai strategi strategi penyepadanan dalam penerjemahan dari dua level yg berbeda yaitu pada tingkat kata dan tingkat diatas kata. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Nida dan Taber (1969) mengenai strategi penerjemahan kesepadanan bentuk dan kesepadanan dinamis. Untuk melihat tingkat kesepadanan makna di dalam kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsu dan Tsa penelitian ini mengguakan teori analisis komponen makna Chaer (2009). 31

20 W.A. Sindhu Gitananda (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Kontrastif Terjemahan dari Yogasùtra antara Versi Swami Prabhavananda dan Versi Swami Vivekananda membahas kata-kata tidak-berpadanan dan tipe terjemahan. Terdapat dua terjemahan dari teks suci Yogasùtra (yaitu versi Swami Prabhavananda (SPV) dan versi Swami Vivekananda (SVV). Fenomena awal yang sangat menggugah adalah perbedaan pilihan kata di antara keduanya, khususnya pemakaian kata-kata pinjaman pada kedua terjemahan tersebut yang mengindikasikan bahwa kata-kata tersebut merupakan kata-kata tidak berpadanan. Sedangkan, masalah utama dalam penerjemahan adalah kesepadanan. Adapun masalah yang dibahas: pertama, permasalahan mengenai kata-kata tidak berpadanan yang berhubungan erat dengan bagaimana strategi-strategi yang diterapkan oleh penerjemah; masalah ke dua adalah tipe terjemahan masing-masing versi tersebut. Masalah pertama dianalisa dengan menerapkan strategi-strategi penerjemahan yang diajukan Baker (1992), yang mana terdapat delapan strategi penerjemahan. Sedangkan masalah ke dua dianalisa dengan mengaplikasi tipe-tipe terjemahan Floor (2007) dengan mempertimbangkan dua kriteria yaitu adjustment made to key terms perubahan terhadap istilah-istilah kunci dan concordance of the lexical items keberurutan kata-kata dalam terjemahan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sumber datanya adalah dua terjemahan dari teks Yogasùtra yaitu versi Swami Prabhavananda (1953) dan versi Swami Vivekananda (1976). Oleh karena terdapat dua subjek penelitian yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya, keduanya merupakan terjemahan dari sebuah teks, penerjemahnya sama-sama orang India, kedua terjemahan berbahasa Inggris, dsb., maka penelitian yang 32

21 sesuai dilaksanakan adalah penelitian deskriptif-kontrastif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga puluh kata yang dikategorikan sebagai kata-kata tidak berpadanan. Kata-kata tersebut diterjemahkan secara tidak konsisten ke dalam satu kata pada bahasa target; terdapat beberapa diantaranya yang diterjemahkan ke dalam tiga kata pada bahasa target. Dari delapan strategi penerjemahan yang diajukan oleh Baker (1992), hanya empat diantaranya diterapkan pada SPV. Sedangkan pada SVV terdapat lima strategi yang diterapkan. Penerapan strategi-strategi tersebut tidak melanggar ketentuan panerapannya, namun terdapat diantaranya yang dikombinasikan. Disamping itu, terdapat satu strategi yang dimodifikasi pada SPV, yaitu pada strategi penerjemahan by a more general word menggunakan kata lebih umum, bahwa kata lebih umum yang dipakai dalam bahasa target adalah kata yang diambil dari bahasa sumber. Penelitian Sindhu memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu menganalisis strategi penerjemahan. Bedanya penelitian ini menggunakan strategi yang diajukan oleh Nida dan Taber 1969, sementara Sindhu menggunakan teori strategi penerjemahan Baker (1992). Sindhu mengkaitkan permasalahan mengenai kata-kata tidak berpadanan yang berhubungan erat dengan bagaimana strategi-strategi yang diterapkan oleh penerjemah. Penelitian ini mengkaitkan jenis-jenis kalimat langsung dengan strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelitian yang relevan ini berkisar tentang penggunaan strategi penerjemahan dan kesepadanan penerjemahan, namun sampai saat ini belum ada yang meneliti tentang strategi penerjemahan kalimat langsung ke dalam bahasa Inggris dan kesepadanan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung 33

22 pada Tsu dengan kata dan frasa yang terdapat di dalam kalimat langsung Tsa pada buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif- Tales for Creative Children. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menambah cakupan tentang strategi penerjemahan dan kesepadanan penerjemahan kalimat langsung dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. 34

EQUIVALENCE STRATEGIES IN TRANSLATING SLANG IN THE NOVEL AKEELAH AND THE BEE BY SAPARDI DJOKO DAMONO

EQUIVALENCE STRATEGIES IN TRANSLATING SLANG IN THE NOVEL AKEELAH AND THE BEE BY SAPARDI DJOKO DAMONO EQUIVALENCE STRATEGIES IN TRANSLATING SLANG IN THE NOVEL AKEELAH AND THE BEE BY SAPARDI DJOKO DAMONO A THESIS BY RINA SARI NAINGGOLAN REG. NO. 080705042 DEPARTMENT OF ENGLISH FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era kemajuan teknologi dewasa ini semakin banyak terjemahan bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks bahasa sumber (TSu) ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (Tsu) dan bahasanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam menggunakan bahasa saat berkomunikasi baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Di dalam berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan beberapa kajian teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian teori, meliputi teori tentang teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan,

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat

Lebih terperinci

TERJEMAHAN KALIMAT LANGSUNG PADA BUKU KUMPULAN CERITA ANAK KREATIF - TALES FOR CREATIVE CHILDREN DALAM BAHASA INGGRIS TESIS. Oleh

TERJEMAHAN KALIMAT LANGSUNG PADA BUKU KUMPULAN CERITA ANAK KREATIF - TALES FOR CREATIVE CHILDREN DALAM BAHASA INGGRIS TESIS. Oleh TERJEMAHAN KALIMAT LANGSUNG PADA BUKU KUMPULAN CERITA ANAK KREATIF - TALES FOR CREATIVE CHILDREN DALAM BAHASA INGGRIS TESIS Oleh NUR KHAIRANI RANGKUTI 137009017 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini yang bercirikan keterbukaaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antar bangsa serta derasnya arus informasi yang menembus batas-batas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian penerjemahan dan metode penerjemahan yang akan digunakan untuk menganalisis data pada Bab 3. Seperti dikutip

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memahami konsep mengenai teori kebahasaan, linguistik sistemik fungsional berperan penting memberikan kontribusi dalam fungsi kebahasaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penerima dan bahasa menjadi media dalam penyampaian informasi tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi menjadi tali penghubung dalam hubungan antar manusia. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa sangatlah penting, karena merupakan penghubung dalam setiap pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Pada setiap bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal maupun hasil penelitian lainnya, ditemukan beberapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks terjemahan diciptakan dalam bingkai kondisi yang berlainan dengan bentuk-bentuk tulisan yang lebih bebas. Penerjemah harus berhadapan dan mengatasi sejumlah masalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467 ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467 adityawicak_02@yahoo.com ABSTRACT Speech uttered by bus conductors has an interesting phenomenon because there is a change

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris telah dilakukan oleh praktisi atau pakar-pakar terjemahan untuk penyebaran informasi dari satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN

BABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN Tubagus Chaeru Nugraha 2008 BABB III PENGERTIAN TERJEMAHAN 3.1 Terjemahan Terjemahan adalah produk atau hasil dari tindak menerjemahkan yang dilakukan oleh penerjemah Beberapa ungkapan tentang terjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat mengungkapkan buah pikirannya, perasaannya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku yang berjudul Panggilan Menjadi Penerjemah adalah translating consists in reproducing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjemahan dapat dipahami sebagai sebuah proses penyampaian pesan dalam sumber bahasa tertentu yang ditransformasikan ke dalam bahasa lain agar dapat dipahami oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Verba Aksi Verba aksi adalah kata kerja yang menyatakan perbuatan atau tindakan, atau yang menyatakan perbuatan, tindakan, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara linguistik bentuk bahasa terdiri dari satuan-satuan yang terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Era modern ini penggunaan bahasa merupakan kunci terpenting untuk menjalin suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Untuk berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial, sehingga manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia lain. Setiap manusia pasti membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Untuk

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia.

Bab 5. Ringkasan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Bab 5 Ringkasan Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Tetapi perbedaan struktur kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang sering menjadi kendala bagi pemelajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai kebutuhan utama yang harus dipelajari dan dikembangkan karena bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Chaer (2009: 3) berpendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu negara ke negara yang lain semakin mudah dan berkembang pesat. Akan tetapi, ada satu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Anwar, dkk. (2009:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan adalah pengalihan makna dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) dan makna BS harus dapat dipertahankan sehingga tidak terjadi pergeseran makna pada

Lebih terperinci

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa

TEKNIK PENERJEMAHAN BSu BSa TEKNIK PENERJEMAHAN Teknik penerjemahan ialah cara yang digunakan untuk mengalihkan pesan dari ke, diterapkan pada tataran kata, frasa, klausa maupun kalimat. Menurut Molina dan Albir (2002), teknik penerjemahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan makna atau pengungkapan kembali isi suatu teks ke bahasa lain. Mengalihkan dan memindahkan makna serta memilih

Lebih terperinci

PENERJEMAHAHAN TEKS HUMOR DARI BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM FILM THE DICTATOR. Rini Failah

PENERJEMAHAHAN TEKS HUMOR DARI BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM FILM THE DICTATOR. Rini Failah 134 PENERJEMAHAHAN TEKS HUMOR DARI BAHASA INGGRIS KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM FILM THE DICTATOR Rini Failah Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeksripsikan penerjemahan humor verbal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran (selanjutnya disingkat Bsa) se-alami mungkin baik secara arti dan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perbedaan bahasa sudah tidak lagi menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia. Tuntutan mendapatkan informasi inilah yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS

ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 169~182 ISSN: 2089-3884 ANALISIS STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM LAGU ANAK PELANGI-PELANGI DAN PENERJEMAHAN BAHASA INGGRISNYA, RAINBOWS Mohammad Khoir e-mail: choir_yan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa (language) merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita merupakan rangkaian peristiwa yang disampaikan baik berasal dari kejadian nyata ataupun kejadian tidak nyata. Terdapat berbagai macam jenis cerita seperti

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas ragam lisan atau ujaran dan ragam tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan ragam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI Tinjauan pustaka bertujuan untuk menggambarkan batasan yang digunakan untuk dijadikan pembahasan. Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Berbagai macam problematika pada proses komunikasi juga turut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat mendukung terjalinnya komunikasi di antara semua orang dari berbagai belahan dunia yang berbeda. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya pemakaian bahasa menyebabkan makna sebuah kata mengalami pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur atau peneliti bahasa akan

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame

BAB I PENDAHULUAN. penerjemah tersebut adalah teks sastra berupa novel dengan judul Madame BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Karya sastra terjemahan merupakan peluang yang menjanjikan di abad ke- ini. Varietas karya sastra terjemahan yang diminati oleh masyarakat Indonesia terdiri atas empat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci