PERUNDINGAN ROEM-ROYEN DALAM PEMBERITAAN DAN OPINI HARIAN WASPADA MEDAN 1949 JURNAL OLEH : ABDUL RAHMAN HAKIM NIM
|
|
- Farida Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERUNDINGAN ROEM-ROYEN DALAM PEMBERITAAN DAN OPINI HARIAN WASPADA MEDAN 1949 JURNAL OLEH : ABDUL RAHMAN HAKIM NIM JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013
2 PERUNDINGAN ROEM-ROYEN DALAM PEMBERITAAN DAN OPINI HARIAN WASPADA MEDAN 1949 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk Mengetahui berita tentang Perundingan Roem- Royen pada Harian Waspada April-Mei 1949 ; (2) Melakukan analisis bagaimana berita tentang Perundingan Roem-Royen di harian Waspada 1949 ; (3) Mengetahui opini dan tujuan yang ingin disampaikan harian Waspada tahun 1949 dalam menilai Perundingan Roem-Royen. Penelitian ini menggunakan metode Library Research atau Study Pustaka yaitu suatu metode penelitian dengan cara menelusuri buku-buku, arsip, dokumen-dokumen, jurnal, artikel ilmiah, catatan maupun foto-foto atau gambar-gambar yang relevan atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini metode studi pustaka digunakan untuk menelusuri dan mengumpulkan informasi dan data yang relevan dari berbagai buku, arsip serta literatur yang berkenaan dengan pemberitaan seputar perundingan Roem-Royen yang diterbitkan oleh Harian Waspada Medan Hasil penelitian yang diperoleh adalah : (1) Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian mengenai perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah berupa 15 buah berita dan 3 opini; (2) Hasil data yang diperoleh dalam membagi posisi berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah sebagai berikut, yakni Berita Utama, Berita Halaman depan dan Berita Halaman tengah; (3) Didalam harian Waspada terdapat dua buah Opini yang merupakan hasil tulisan atau pendapat dari Mohammad Said yang merupakan seorang Ketua Umum harian Waspada. Kata kunci : Perundingan Roem-Royen dalam Harian Waspada, Metode Penelitian kepustakaan
3 Pendahuluan Pasca kemerdekaan, Indonesia mengalami hambatan-hambatan dan halangan dalam membangun sebuah Negara baru. Dalam membangun sebuah Negara baru, tidaklah mudah. Apalagi untuk membangun sebuah kekuasaan yang baru merdeka dan telah mengalami banyak peperangan. Di tambah lagi dengan kondisi keuangan Indonesia yang belum stabil, bahkan belum adanya uang kas Negara. Walaupun Indonesia sudah merdeka, namun Indonesia masih mendapat serangan-serangan dari Belanda. Serangan-serangan yang dilakukan oleh Belanda untuk mengguncang stabilitas Negara yang baru merdeka. Untuk itu, mereka melakukan sebuah jalan damai dengan mengadakan perundingan baru. Perundingan baru ini dilakukan untuk menhentikan segala tindakan dan serangan yang dilakukan oleh pihak Belanda terhadap republik Indonesia. Perundingan ini dibuat dengan harapan agar masalah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dapat segera terselesaikan. Oleh karena itu, PBB dan Negara-negara lain memutuskan untuk memanggil seorang wakil dari kedua belah pihak. Pihak Indonesia di wakili oleh Mr. Roem. Sedangkan Belanda di wakili oleh Mr. Van Royen. Peristiwa-peristiwa ini kemudian menjadi bahan laporan yang menarik untuk disampaikan kepada khalayak ramai. Laporan-laporan ini kemudian menjadi sebuah berita yang digunakan oleh Waspada untuk menyampaikan segala Peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dan di alami oleh Pemerintah indonesia dalam membentuk sebuah Pemerintahan. Berita-berita ini dimaksudkan untuk memantik semangat juang rakyat Indonesia dan juga untuk menumbuhkembangkan rasa Kebangsaan dan Nasionalisme rakyat Indonesia. Dalam membuat berita mereka menggunakan berbagai cara untuk membuat pembaca setianya agar terus membeli dan berlangganan dengan percetakan mereka. Tidak jarang ditemukan adanya perbedaan penyampaian dalam menyampaikan isi berita antara satu surat kabar dengan surat kabar lainnya. Dengan adanya perbedaan ini, isi berita sangatlah beragam. Dan berbeda di antara surat kabar yang beredar. Di antara surat kabar itu, Waspada juga memiliki pemikiran yang berbeda dengan surat kabar yang lain. Waspada merupakan sebuah surat kabar yang cukup besar yang beredar di wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Waspada juga merupakan salah satu surat kabar yang memiliki pembaca yang cukup banyak setiap harinya. Banyaknya pembaca yang di miliki oleh Waspada didapat bukan dengan cara yang mudah, melainkan karena telah mendapatkan nama setelah menerbitkan berita pertamanya pada tahun 1947(Said.1995:9). Dengan melihat banyaknya peran harian Waspada dalam memberitakan peristiwaperistiwa yang berhubungan dengan Perundingan Roem-Royen, maka penulis mengambil kesimpulan untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang Perundingan Roem-Royen dalam Pemberitaan Harian Waspada Medan 1949 (April-Mei 1949).
4 Kajian Pustaka 1. Perundingan Roem-Royen Pada tanggal 1 Maret terjadinya sebuah serangan yang terjadi di kota Yogyakarta. Serangan ini merupakan aksi pembalasan yang dilakukan oleh TNI kepada militer Belanda yang telah merebut dan menguasai dengan mudahnya kota Yogyakarta. Pasukan TNI menyerang Yogyakarta dengan tujuan untuk merebut kembali kota Yogtakarta dan menunjukkan kepada rakyat bahwa TNI masih memiliki kekuatan dari segi Militer. Kemudian pada tanggal 23 Maret atau tepatnya setelah terjadinya serangan umum 1 Maret 1949 Kanada juga mengusulkan resolusi yang menginginkan kekerasan di Indonesia segera di hapuskan yang isinya sesuai dengan Resolusi 28 Januari (Yayasan 19 Desember 1948). Belanda tidak menyatakan menolak dan sebaliknya segera mengangkat ketua baru delegasi Belanda, yaitu Dr. Van Royen, wakil belanda dalam dewan keamanan dan duta besar Belanda di U.S.A. Mr. Moh. Roem sebagai ketua delegasi Indonesia memberitahukan kepada U.N.C.I bahwa Republik Indonesia bersedia melangsungkan perundingan pendahuluan di Jakarta. Pada tanggal 11 April delegasi Belanda telah tiba di Jakarta dan pada tanggal 14 April Ketua U.N.C.I Merle Cochran mengetuai sidang yang pertama dari perundingan pendahuluan Indonesia-Belanda. Pada tanggal 7 Mei dapat diumukan telah tercapainya persetujuan antara delegasi Indonesia dan delegasi Belanda, yang kemudian terkenal sebagai Persetujuan Roem-Royen (Yayasan 19 Desember :37-38). 2. Peran Pers dalam Revolusi Indonesia Dalam sejarah perjuangan mencapai Indonesia merdeka terbentang fakta-fakta yang membuktikan bahwa wartawan-wartawan Indonesia adalah patriot yang berperan aktif bahumembahu dengan para perintis pergerakan di pelbagai pelosok tanah air untuk menentang penjajah. Malahan wartawan patriot tersebut menyandang dua peran sekaligus di masa pergerakan, yaitu sebagai pekerja aktif di bidang pers yang melaksanakan tugas-tugas pemberitaan dan penerangan guna membangitkan kesadaran nasional, dan sebagai pelaku politik yang melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan membangun perlawanan rakyat terhadap penjajahan. Kedua peran tersebut mempunyai tujuan tunggal, yakni mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia (Tribuana Said.1987:1). 3. Sejarah Pers Sumatera Utara Tanggal 18 Maret 1885 terbitlah di Medan surat kabar yang pertama, milik Belanda dan berbahasa Belanda bernama Deli Courant. Sebagai penerbit diperkenalkan dibagian atas halaman depan seorang bernama Jacques Deen. Tanggal 30 Nopember 1895, lahir pula surat kabar kse-2 di Medan bernama De Oostkust (artinya : Pantai Timur ). Ia terbit dua kali seminggu, selasa dan Jum at, juga dalam bahasa Belanda. Tahun 1899 terbit sebuah lagi koran Belanda bernama De Sumatra Post, sebagai penerbit dikenal nama J. Hallerman
5 seorang pendatang Eropah yang ingin merebut keberuntungan ke Deli, sebagai pemimpin rdaksinya seorang sarjana hukum bernama J. Van de Brand. 4. Sejarah Harian Waspada Maka yang teringat itu ialah untuk menganjurkan supaya mereka waspada, atau siapapun dari kita semua harus waspada. Kekurangan waspada membuat kita akan menderita rugi lebih banyak lagi. Disitulah penulis tergugah untuk menyebut saja nama surat kabar yang akan diterbitkan itu, kalau jadi dengan nama Waspada (Prabudi Said.1995:9). 5. Analisis Wacana Menurut Eriyanto (2001:4-6) didalam bukunya istilah analisis wacana adalah istilah umum yang di pakai dalam banyak disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Paling tidak ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pandangan pertama diwakili oleh kaum positivisme-empiris. Oleh penganut aliran ini, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek diluar dirinya. Pandangan kedua, disebut sebagai konstruktivisme. Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran fenomenologi. Aliran ini menolak pandangan empirisme/positivisme yang memisahkan subjek dan objek bahasa. Pandangan ketiga disebut sebagai pandangan kritis. Pandangan ini ingin mengoreksi pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun instutisional.
6 Metodologi Penelitian a. Metode penelitian Untuk mempermudah penulis dalam melihat peristiwa-peristiwa pada masa lalu yang telah terlewatkan namun telah di bukukan oleh sebuah surat kabar di kota Medan tentang Perundingan Roem-Royen, penulis memilih menggunakan Library Research Method ( metode penelitian kepustakaan). Metode ini berarti sebuah metode yang di lakukan dengan cara meneliti sumber-sumber yang terkait dengan peristiwa masa lalu yang telah di laporkan di dalam surat kabar melalui studi kepustakaan dan meneliti dari dokumen-dokumen yang masih memiliki keterkaitan dengan berita tersebut. b. Sumber data Sumber data primer yang penulis gunakan adalah : Harian waspada yang terbit pada tanggal 28 April 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 30 April 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 3 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 4 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 5 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 6 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 7 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 12 Mei 1949 Harian Waspada yang terbit pada tanggal 13 Mei 1949 Sedangkan data sekunder yang penulis gunakan adalah buku-buku ataupun dokumendokumen yang memiliki hubungan dengan Republik Indonesia pada masa Perundingan Roem-Royen. c. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumen. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini menggunakan Library Research Method ( metode penelitian kepustakaan), maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara meneliti berita yang pernah di muat dalam surat kabar Waspada yang memuat berita tentang Perundingan Roem- Royen sebagai data primer. Untuk data sekunder, penulis meneliti buku-buku yang memiliki hubungan dengan keadaan Indonesia pada masa Perundingan Roem-Royen dan tentang peranan pers. d. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data yang dilakukan melalui analisis wacana dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari
7 harian Waspada, kemudian memilah-milah harian tersebut yang berhubungan dengan Peristiwa seputar Perundingan Roem-Royen, setelah harian tersebut di kumpulkan, proses selanjutnya mulai menganalisis harian tersebut dengan melihat dari sudut pandang harian Waspada bagaimana harian Waspada menuliskan berita tersebut di dalam media. Tahap yang terakhir membuat kesimpulan tentang Perundingan Roem-Royen dalam Pemberitaan Harian Waspada.
8 Pembahasan A. Perundingan Roem-Royen 1. Latar Belakang Moh. Roem Moh. Roem merupakan seorang tokoh Pergerakan Nasional Indonesia yang mewakili delegasi Indonesia dalam berbagai aksi pergerakan yang diikutinya. Namun, Perundingan Roem-Royen yang mampu membuat namanya semakin dikenal masyarakat Indonesia. Ditambah lagi beliau merupakan seorang tokoh pergerakan yang islamis. Roem lahir pada 16 mei 1908, putra keenam dari seorang lurah Klewongan bernama Djulkarnain Djojosasmito di Parakan, Temenggung. Untuk ukuran masa itu Roem beruntung bisa bersekolah. Roem menjalani pendidikan formal barat-nya di Hollandsche Inlandsche School (HIS), sebuah sekolah dasar kelas dua pribumi-kelas satu-nya adalah Europe Leger School (ELS). Ketika Roem masih muda, masih berlaku aturan, siswa lulusan HIS bisa melanjutkan ke School tot Opleiding voor Artsen (STOVIA) di Batavia. Setamat HIS, pada awalnya Roem, masuk sekolah dokter pribumi itu. Tingkat persiapan dalam sekolah itu berhasil dilalui oleh Roem pada tahun Roem tidaklah menikmati pendidikan disini, dia lalu melanjutkan pendidikannya ke Algemene Middelsbare School (AMS)-setaraf SMU sekarang ini. ( html/19/7/2013: Latar Belakang dr. Van Royen Dr. Van Royen merupakan tokoh politik yang berasal dari Belanda yang dilahirkan di Istambul, Turki. Beliau merupakan seorang tokoh Belanda yang cukup terkenal di Indonesia. Terutama semenjak adanya Perundingan yang melibatkan Indonesia, yakni Perundingan Roem-Royem. Dan beliau merupakan seorang ketua delegasi perwakilan Belanda. B. Analisis berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen dalam Harian Waspada Medan 1949 Menurut Alex Sobur dalam Wazis (2012:31), bahwa dalam jurnalisme, tidak semua peristiwa dianggap penting sebagai sebuah berita, terutama bila dikaitkan dengan khalayak pembacanya. Artinya, dilihat dari tingkat kebutuhan dan keingintahuan khalayak pembaca, tidak semua kejadian pantas dikategorikan sebagai berita. Dengan demikian, berita atau informasi bisa dipilah-pilah menurut nilainya. Ukuran nilai berita itu berdasarkan tingkat kebutuhan khalayak pembaca dan daya tarik keunikan maupun keistimewaannya. Begitu pula dengan peristiwa perundingan Roem-Royen yang belum diketahui oleh masyarakat kota medan. Untuk itu, Waspada sebagai harian yang telah terbit sebelum itu dan berada di Medan memiliki andil besar dalam menyampaikan berita seputar perundingan Roem-Royen tersebut kepada masyarakat atau pembacaya yang berada di Sumatera Utara dan Aceh yang merupakan tempat penyebaran harian tersebut.
9 Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian mengenai perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah berupa 15 buah berita dan 3 opini. Yakni : 1. Tidak mandek, tapi jalan terus (28 April 1949) 2. Perundingan dilanjutkan minggu depan (30 April 1949) 3. Syafruddin setuju Perundingan di Jakarta ( 3 Mei 1949) 4. Patokan-patokan dari Bangka ( 4 Mei 1949) 5. Keleluasaan Dr. Van Royen oleh Pieter t Hoen (5 Mei 1949) 6. Pertemuan informil delegasi Republik dan Belanda memuaskan (6 Mei 1949) 7. Pemerintah Darurat Mendjelaskan Sikapnja (7 Mei 1949) 8. Persetujuan sementara telah tercapai (7 Mei 1949) 9. Sambutan berbagai s.s.k. tentang persetujuan tercapai (7 Mei 1949) 10. Batu ujian buat Soekarno Hatta ( 12 Mei 1949) 11. Persetujuan Royen-Rum menimbulkan macam-macam pikiran di Jogja oleh Juruwarta Waspada di Jogja (12 Mei 1949) 12. Sambutan Pers Nederland tentang pesetujuan Jakarta (12 Mei 1949) 13. Pengumuman di Den Haag hari ini (12 Mei 1949) 14. Test Case (12 Mei 1949) 15. Schermerhorn gembira dan optimis pada persetujuan Jakarta (13 Mei 1949) oleh juruwarta Waspada di Amsterdam 16. Penerimaan di SumateraTimur atas keterangan Belanda (13 Mei 1949) oleh juruwarta Waspada 17. Keterangan yang kurang bersemangat (13 Mei 1949) 18. Keterangan Pemerintah Belanda tentang persetujuan Jakarta (13 Mei 1949) 1949 C. Analisis Perundingan Rum-Royen dalam harian Waspada Medan Di dalam analisis wacana media, wacana adalah sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegental bahasa (Sobur.2004:11). Ditambahkan oleh Sobur(2004:12) lebih jauh mengenai pengertian wacana dapat ditinjau dari sudut sebuah komposisi atau karangan yang utuh. Dalam hal ini, landasan yang utama untuk membeda-bedakan karangan satu dari yang lain adalah tujuan umum yang ingin dicapai dalam sebuah karangan. Tujuan umum ini merupakan hasil klasifikasi dari semua tujuan yang ada, yang membawa corak khusus dari karangan-karangan sejenis.
10 Sedangkan analisis wacana menurut Tarigan dalam Sobur (2004:48) adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Kita menggunakan bahasa dalam kesinambungan atau untaian wacana. Tanpa konteks, tanpa hubungan-hubungan wacana yang bersifat antar kalimat dan suprakalimat maka kita sukar berkomunikasi dengan tepat satu sama lain. Perundingan Rum-Royen dalam harian Waspada Medan 1949 diposisikan sebagai berita yang digunakan untuk menyampaikan segala perjuangan pemimpin bangsa, dalam hal ini orang-orang yang menjadi perwakilan bangsa dalam Perundingan Rum-Royen. Perundingan ini dimasukkan Waspada mengingat hal ini merupakan sebuah peristiwa langka dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan kembali oleh Belanda. Oleh karena itu, Mr. Rum sebagai ketua perwakilan Indonesia dalam perundingan tersebut melakukan apa yang beliau bisa untuk mengembalikan atau mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam penyampaian sebuah berita, biasanya sebuah surat kabar menempatkan sebuah berita dengan menyesuaikan isi berita tersebut dengan ketertarikan masyarakat dalam menanggapi sebuah kabar yang berhembus. Ditambah lagi jika berita tersebut membawa dampak yang luas bagi masyarakat luas. Dapat dikatakan jika berita tersebut mampu menarik minat pembaca, maka pendapatan yang didapatkan oleh harian tersebut akan mengalami kenaikan atau mendapatkan surplus. Begitu pula harian Waspada Medan dalam menyampaikan berita mengenai Perundingan Roem-Royen. Walaupun perundingan Roem-Royen menjadi salah satu peristiwa besar dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tidak lantas membuat berita mengenai Perundingan Roem-Royen tersebut selalu menjadi pilihan harian Waspada Medan menjadi berita utama. Hanya beberapa berita yang terbit dari tanggal 28 April 1949 sampai 14 Mei 1949 yang menjadi berita utama yang disampaikan oleh harian Waspada Medan Hasil data yang diperoleh dalam membagi posisi berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah sebagai berikut : a. Berita Utama b. Berita Halaman depan c. Berita Halaman tengah Berita utama adalah berita yang disampaikan oleh sebuah Harian, dalam hal ini Harian Waspada Medan 1949, menjadi andalan atau menjadi sebuah topik yang layak menjadi sebuah judul besar dari harian tersebut dan biasanya pembaca lebih dahulu membaca judul tersebut. Berita halaman depan adalah berita yang disampaikan oleh sebuah surat kabar yang tidak menjadi Headline News, namun masih berada di halaman depan. Sedangkan berita halaman tengah adalah berita yang disampikan oleh sebuah surat kabar yang berada di halaman tengah. Hal ini dikarenakan berita tersebut kurang menarik pembaca untuk membacanya.
11 D. Opini dan tujuan harian Waspada dalam menilai Perundingan Roem-Royen Dalam menyiarkan atau menyampaikan beritanya harian Waspada selalu menyelipkan sebuah pesan kepada masyarakat yang menjadi pembacanya. Pesan ini berupa Opini dan tujuan yang ingin disampaikan harian Waspada kepada Masyarakat Indonesia yang menjadi pembaca setianya. Begitu juga dengan berita yang berhubungan dengan Perundingan Rum-Royen ini. Waspada menyampaikan opininya dan tujuan penyebaran berita tersebut. Opini dan tujuan tersebut erat kaitannya dengan perjuangan bangsa Indonesia selama mempertahankan kemerdekaannya. Karena setelah merdeka, Indonesia masih melakukan perlawanan untuk mempertahankan kekuasaannya. Hal ini dikarenakan pihak Belanda masih berniat untuk kembali melakukan penjajahan dan menguasai Indonesia yang kaya akan sumber alam dan juga sumber tenaga kerjanya. Didalam harian Waspada terdapat dua buah Opini yang merupakan hasil tulisan atau pendapat dari Mohammad Said yang merupakan seorang Ketua Umum harian Waspada. Karena Mohammad Said seorang ketua umum dari harain Waspada Medan maka apa yang beliau tulis atau opini beliau dalam memandang suatu masalah menjadi opini harian Waspada Medan secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari setiap opini yang disampaikan oleh Waspada selalu diakhiri dengan inisial dari ketua umum, yakni MS. Kedua opini ini berjudul: 1. Test Case 2. Keterangan yang kurang bersemangat
12 Penutup A. Kesimpulan Latar belakang terjadinya perundingan Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949 adalah sebagai usaha lanjutan untuk mempersatukan atau mendamaikan dua pihak yang saling berperang, yakni Indonesia dan Belanda. Perundingan Roem-Royen diwakili oleh kedua delegasi. Hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian mengenai perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah berupa 15 buah berita dan 3 opini. Hasil data yang diperoleh dalam membagi posisi berita yang berkenaan dengan Perundingan Roem-Royen yang diberitakan oleh harian Waspada Medan 1949 adalah sebagai berikut, yakni Berita Utama, Berita Halaman depan dan Berita Halaman tengah. Didalam harian Waspada terdapat dua buah Opini yang merupakan hasil tulisan atau pendapat dari Mohammad Said yang merupakan seorang Ketua Umum harian Waspada. Karena Mohammad Said seorang ketua umum dari harain Waspada Medan maka apa yang beliau tulis atau opini beliau dalam memandang suatu masalah menjadi opini harian Waspada Medan secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari setiap opini yang disampaikan oleh Waspada selalu diakhiri dengan inisial dari ketua umum, yakni MS. B. Saran Perjuangan Pers di Indonesia umumnya dan Sumatera Utara khususnya tidak dapat dilepas dari tokoh-tokoh pelopor Pers nasional merupakan bagian dalam perjuangan rakyat Sumatera Utara dan Medan lebih tepatnya. Karena tokoh pers tidak hanya melakukan perlawanan melalui surat kabar saja, tapi juga melalui perang kontak fisik. Untuk itu, hendaknya kita mendirikan atau membangun sebuah gedung atau semacam museum untuk mengenang dan mempelajari aksi para tokoh pers dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia masa Perundingan Roem-Royen.
13 Daftar Pustaka Adam, Ahmat Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar. Eriyanto Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS Gottschalk, Luis Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-Press Lubis, Muchtar Pers dan Wartawan. Jakarta: P.N. Balai Pustaka Ricklefs. M.C Sejarah Indonesia Modern Jakarta:Serambi Said, H. Muhammad Sejarah Pers di Sumatera Utara. Medan: Waspada Said, Prabudi Sejarah Harian Waspada dan 50 Tahun Peristiwa Halaman Satu. Medan: PT Prakarsa Abadi Press Said, Tribuana Sejarah Pers Nasional dan Pembangunan Pers pancasila. Jakarta: CV. Haji Mas Agung SESKOAD Serangan Umum 1 Marer 1949 di Yogyakarta Latar Belakang dan Pengaruhnya. Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada Sjamsuddin, Helius Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Sobur, Drs. Alex, M.si Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sugiono. Prof.dr Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wazis, Kun Media Massa dan Konstruksi Realitas. Jember: Aditya Media Publishing Yayasan 19 Desember Perang Rakyat Semesta Jakarta: Balai Pustaka Sumber Internet : html/19/7/2013:
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di daerah kota Medan pada masa kolonial belanda, menjadikan sebuah awal di masa lalu sebagai
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.
BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.
Lebih terperinciSD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.
SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut
Lebih terperinciBAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)
BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Pendidikan itu diperoleh dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini
BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu tersebut membuat manusia berusaha untuk terus mencari berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan informasi adalah pers. mengembangkan pers di Indonesia pada saat itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Informasi ini bisa didapatkan melalui media seperti: media cetak dan juga media elektronik.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada masa kini tidak terlepas dari kebutuhan untuk memperoleh informasi. Informasi yang tersaji di hadapan masyarakat haruslah memuat beragam peristiwa baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )
TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah yang penting dari beberapa fase yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai
Lebih terperinciMR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia
MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA (1911 1989) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Nasional Pengusulan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Pahlawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya
Lebih terperinciNASKAH PUBIKASI. Disusun Oleh Jaya Priyantoko L
PEMBERITAAN KASUS PENYERANGAN DI LAPAS CEBONGAN OLEH OKNUM KOPASSUS (Analisis Isi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret -30 April 2013) NASKAH PUBIKASI Disusun Oleh Jaya Priyantoko
Lebih terperinci2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan
25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun
BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)
Lebih terperinciPERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )
PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan
BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan,
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat. Di Indonesia sendiri, banyak konflikkonflik bernuansa SARA yang
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan
Lebih terperinciUsaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai
2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,
Lebih terperinciDenhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949
Konferensi Meja Bundar Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember KMB ="Konferensi Meja Bundar" Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan
Lebih terperinciB A B III KEADAAN AWAL MERDEKA
B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar
Lebih terperinci2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai
Lebih terperinciMR. ASSAAT PEMANGKU JABATAN (ACTING) PRESIDEN RI
MR. ASSAAT PEMANGKU JABATAN (ACTING) PRESIDEN RI Anggota Kelompok: Ahmad Sidik Wibowo 1111112000101 Febi Ade Ariyani 1111112000086 Koento Pinandito N.I 1111112000055 Roni Yuliansyah 1111112000076 Mr. Assaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )
REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri pada 1849 di Weltevreden, Batavia. Sekolah ini selanjutnya mengalami berbagai perubahan kurikulum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang terutama kaum awam (karena tidak tahu) bahwa pers memiliki sesuatu kekhususan dalam menjalankan Profesi nya yaitu memiliki suatu Kemerdekaan dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi
Lebih terperinci2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan Aceh Merdeka atau sering kita dengar dalam penyebutan GAM ataupun AGAM adalah organisasi yang dianggap separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA
ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Surat kabar sudah dikenal semenjak lama, selama enam abad. Sejarah mencatat keberadaan surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa
Lebih terperincipenelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Bahasa juga dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai
BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi
Lebih terperinciSKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk
PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP BENCANA JEPANG (STUDI ANALISIS WACANA TEUN A. VAN DIJK PADA HARIAN KOMPAS TENTANG PEMBERITAAN GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KASUS WISMA ATLET PADA KORAN KOMPAS BERDASARKAN PANDANGAN NORMAN FAIRCLOUGH SKRIPSI
ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KASUS WISMA ATLET PADA KORAN KOMPAS BERDASARKAN PANDANGAN NORMAN FAIRCLOUGH SKRIPSI Disusun Oleh : RAMA FITRIATY MURSALIN (201010080311116) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan data Kualitatif (data yang tidak terdiri dari angka-angka) melainkan
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni data yang digunakan merupakan data Kualitatif (data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, persepektif sejarah selalu menampilkan ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu menampilkan tiga unsur yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi konsumsi yang menguntungkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat memberikan contoh dalam memahami kalimat perintah. Kalimat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Manusia yang ingin mencapai tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. 1 Metode
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. 1 Dakwah. ulama` sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam keseluruhan ajaran Islam. Dengan dakwah Islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan
Lebih terperinciBAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar
BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara
PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu
Lebih terperinci