BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB LANDASAN TEORI.. Pengertian citra Citra (image) menurut Schalkoff (989, p9) adalah fungsi dua dimensi ang dihasilkan dari penglihatan (viewing) suatu pemandangan, ang biasana disebut dengan gambar (picture). Definisi lain dari citra adalah kumpulan piksel-piksel ang disusun dalam larik dua-dimensi, indeks baris dan kolom () dari sebuah piksel dinatakan dalam bilangan bulat (Ahmad, 5, p4). Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa membahas tentang citra tidak terlepas dari piksel-piksel ang membentuk grafis tertentu, ang merupakan bagian dari sistem visual buatan... Definisi Komputer grafik Menurut Xiang (, p), komputer grafik adalah ilmu ang mempelajari tentang dasar-dasar penerapan ilmu penggambaran dalam sebuah komputer. Komputer Grafik melalui pemrograman grafik menghasilkan citra dari bentuk geometri ang primitif seperti titik, garis lurus, garis lengkung, lingkaran dan bentukbentuk dasar geometri lainna.(ahmad, 5, p5).... Definisi Piksel Piksel adalah sampel dari pemandangan ang mengandung intensitas citra ang dinatakan dalam bilangan bulat (Ahmad, 5, p4). Pengertian lain

2 9 dari piksel adalah satuan pemetaan terkecil ang terlihat dalam suatu laar monitor dan masing-masing titik dalam komputer grafik dapat diwakili oleh satu atau lebih piksel ang digambarkan ke bidang laar monitor (Xiang,, p6).... Resolusi laar monitor Resolusi laar monitor ang berbeda-beda memiliki arti tertentu dan mempengaruhi tampilan gambar ang dihasilkan (Xiang,, p9). Untuk resolusi laar berarti resolusi laar itu memiliki lebar 4 dan tinggi 768, nilai dari lebar satu pielna adalah lebar monitor dibagi dengan 4 dan nilai dari tinggi satu pielna adalah tinggi monitor dibagi dengan 768. Didalam sebuah piel sebuah monitor terdapat :. Dua buah bilangan bulat (integer) ang menunjukkan koordinat suatu piel. Koordinat (,) digunakan untuk menunjukkan posisi kiri dari monitor dan koordinat (m-,n-) digunakan untuk menunjukkan posisi kanan bawah dari monitor.. Sebuah nilai bilangan bulat bulat (integer) untuk menunjukkan cahaa atau keadaan terang-gelap suatu piksel. Nilai untuk menunjukkan warna hitam dan nilai 55 untuk menunjukkan warna putih, tingkat intensitas abu-abu berada diantara -55.

3 ..3. Model warna Model warna RGB (red,green,blue) adalah model formal untuk menampilkan warna-warna pada monitor komputer, kartu grafik komputer, televisi, dan sistem displa lainna (Ahmad, 5, p65). Model warna RGB mengandung warna merah, hijau, dan biru (warna poko dan dikenal dengan sistem pewarnaan additif, aitu warna ang dihasilkan dengan menggabungkan intensitas warna dasar. Sebagai contoh ang ekstrim: warna hitam pada monitor dihasilkan oleh pencampuran intensitas minimum semua warna dasar, dan warna putih adalah pencampuran maksimum intensitas seluruh warna dasar RGB. Model warna CMY(K) mengandung warna Can, Magenta, dan Yellow. Model warna CMY(K) adalah sebuah model warna subtraktif ang digunakan pada mesin printer. Sebagai contoh ekstrim: warna hitam ang akan ditampilkan ke dalam kertas dengan printer adalah campuran maksimum dari can, magenta dan ellow, sedangkan warna putih pada kertas adalah pengurangan ke tiga campuran warna tersebut, atau dengan tidak mencetakna sama sekali (pada kertas berwarna putih). Model warna HSI (Hue,Saturation,Intensit) adalah model ang berdasarkan atas jumlah efek abu-abu ang dihasilkan kombinasi warna RGB maupun CMY(K). HSI memiliki intensitas warna dari -4 dimana nilai 4 adalah nilai dimana sama sekali tidak ada unsur abu-abu dalam warna (warna tersaturasi penuh) (Ahmad, 5, p65). Hue mewakili kemerahan, kehijauan, kebiruan warna dari suatu obek. Saturation intensitas dari hue ang berhubungan dengan kecerahan maupun kesuraman. Nilai gelap atau terang dari suatu warna tergantung dari banak maupun

4 sedikit unsur kelabu. Semakin banak unsur kelabu maka warna tersebut akan semakin suram dan semakin sedikit unsur kelabu maka warna tersebut akan semakin terang. Intenst adalah banakna warna putih ang ditambahkan ke dalam warna. Semakin tinggi intensit maka warna tersebut akan mendekati warna putih sedangkan apabila intesitna rendah maka warna tersebut akan mendekati warna hitam. Ketiga model warna diatas sangat sering disinggung dalam model warna, tetapi dari ketiga warna diatas ternata masih ada model warna YCbCr. Model warna YCbCr mengandung satu buah Luminasi(Y) dan dua komponen kromasiti(cb dan Cr). Model warna ini digunakan dalam siaran gelombang televisi (Ahmad, 5, p65)..3. Definisi Sistem visual buatan Sistem visual buatan atau vision sstem (computer vision) adalah suatu sistem ang mempunai kemampuan untuk menganalisis obek secara visual, setelah data obek ang bersangkutan dimasukkan dalam bentuk citra (image) (Ahmad, 5, p). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem visual buatan mengerjakan hal kebalikan dari komputer grafik. Dimana dalam sistem visual buatan menduga bentuk geometri primitif dan ciri lainna ang merupakan penederhanaan dari citra asal ang sifatna lebih komplek.

5 .4. Definisi Pemandangan dan Digital Image Pemandangan adalah kumpulan objek tiga dimensi dengan beberapa pengaturan geometris. (Schalkoff, 989, p9). Digital image adalah kumpulan dari bilangan-bilangan real dan kompleks ang diwakilkan dalam jumlah bit ang terbatas. (Jain, 989, p)..5. Definisi JPEG, PPM (Portable Pimap) dan RGBA JPEG, adalah ukuran kompresi untuk citra dengan tingkat intensitas berwarna maupun citra dengan tingkat intensitas keabu-abuan (Andleigh dan Thakrar, 995, p4). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa JPEG merupakan file ang tergolong Loss. Umumna file-file hasil keluaran dari kamera disimpan dalam tipe JPEG, karena file hasil kompresan JPEG ini memberikan hasil citra ang berkualitas cukup baik disamping dapat menimpanna dalam ukuran ang relatif kecil untuk citra berwarna maupun citra dengan intensitas keabu-abuan. Metoda kompresi data loss adalah metoda mengkompres data dan kemudian mengdekompresna ang mengakibatkan perubahan dari aslina, tetapi memiliki ukuran ang kecil dari ang aslina. Kompresi data lossless digunakan ketika ingin mengkompress sebuah data ang identik dengan data aslina. PPM (Portable Pimap) adalah tipe file untuk citra berwarna. Struktur dari PPM adalah sebagai berikut:. Sebuah magic number untuk menunjukkan tipe file. Magic number untuk sebuah file ppm adalah dua karakter. Sebagai contoh P6.

6 3. Area putih (biasa diisi dengan kosong, TAB, Enter, Spasi ). 3. Sebuah lebar, bentuk karakter ASCII dalam desimal. 4. Area putih. 5. Sebuah tinggi, dalam desimal ASCII. 6. Nilai maksimum dari komponen warna, dalam desimal ASCII. 7. Area putih. 8. Data citra (Image data). Banakna nilai piel dari lebar * tinggi suatu ang dinatakan dalam RGB. RGBA ruang warna untuk warna merah, hijau, dan biru (Red, Green, Blue). Dimana Alpha adalah channel transparansi. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa file RGBA meliputi empat buah saluran (channel)..6. Definisi Image processing atau pengolahan citra Segala proses ang digunakan untuk mengolah citra dikenal dengan image processing. Adapun istilah pengolahan citra menurut Ahmad (5, p4), image processing atau pengolahan citra adalah bidang tersendiri ang sudah cukup berkembang sejak orang mengerti bahwa komputer tidak hana dapat menangani data teks, tetapi juga data citra. Bidang-bidang ang termasuk didalam image processing meliputi penajaman citra, penonjolan fitur tertentu dari suatu citra, kompresi citra dan koreksi citra ang tidak fokus atau kabur.

7 4 Digital image processing adalah istilah untuk memproses gambar (picture) dua dimensi oleh komputer digital (Jain,989,p)..6.. Macam-macam noise Noise adalah gangguan pada citra sehingga citra tidak dapat langsung diproses, atau setidakna akan menimbulkan masalah akurasi bila langsung diproses dan diekstrak fitur-fitur pentingna (Ahmad, p59). Menurut Ahmad (5, p59), beberapa jenis noise ang umum dijumpai adalah salt and papper, impulse, dan Gaussian.. Salt and papper noise mengandung piksel-piksel intensitas gelap dan terang ang bersifat acak sehingga dapat mengotori obek maupun latar belakang.. Impulse noise hana mengandung piksel-piksel intensitas terang ang juga bersifat acak sehingga akan mengotori obek saja atau latar belakang saja, tergantung pada bagian mana dari keduana ang berintensitas lebih terang. 3. Gaussian noise sangat baik digunakan sebagai model untuk banak jenis noise ang disebabkan keterbatasan sensor seperti noise ang muncul dari penggunaan kamera elektronik, karena mempunai sifat sebaran noise ang unik dan dikenal dengan sebaran Gaussian.

8 5.6.. Perbaikan citra (Image restoration) Pada saat sebuah citra ditangkap oleh kamera, umumna belum dapat langsung digunakan sebagaimana diinginkan karena kualitasna belum memenuhi standar. Citra ang dihasilkan umumna memiliki variasi intensitas ang kurang seragam akibat pencahaaan ang tidak merata, atau lemah dalam kontras sehingga obek tidak dapat dibedakan dengan latar belakangna melalui operasi binerisasi karena terlalu banak noise (gangguan atau distorsi dari citra), dan lain sebagaina. Dapat dikatakan bahwa citra ang demikian memiliki kualitas ang masih rendah, baik oleh karena adana noise, maupun oleh sebab lainna seperti tinggina rendahna intensitas ang tidak sesuai dengan obek aslina Definisi Thresholding atau binerisasi Thresholding atau binerisasi aitu pengelompokkan piksel-piksel dalam citra berdasarkan batas nilai intensitas tertentu adalah salah satu dari operasi tingkat titik (Ahmad, p6). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa operasi binerisasi tidak tergantung pada piksel-piksel tetanggana Definisi tetangga Obek terdiri dari beberapa, bahkan banak sekali piksel ang saling bersambungan/terkoneksi. Dalam citra digital, sebuah piksel mempunai empat piksel tetangga ang bersentuhan sisi dan empat piksel

9 6 tetangga lainna ang bersentuhan sudut. Jadi suatu piksel, asalkan ia tidak terletak di tepi bingkai citra, dapat dikatakan mempunai empat piksel tetangga atau delapan piksel tetangga, tergantung pada definisi piksel tetangga ang kita gunakan. Dengan demikian dua buah piksel dikatakan terkoneksi 4-tetangga bila salah satu sisina bersentuhan atau dikatakan terkoneksi 8-tetangga bila salah satu sudutna bersentuhan (Ahmad, p5) Karakteristik tepi Sebuah titik ang merupakan milik tepi suatu obek dalam sebuah citra adalah sebuah titik dimana terdapat perubahan lokal ang jelas dalam intensitas citra, biasana berhubungan dengan diskontinuitas intensitas citra atau fungsi turunan pertama dari intensitas citra,dalam lingkungan dimana titik tersebut berada (Ahmad, p9). Diskontinuitas intensitas citra dapat merupakan:. Diskontinuitas langkah, dimana intensitas citra berubah secara tiba-tiba dari satu nilai pada satu sisi ke nilai ang berbeda pada sisi lainna.. Diskontinuitas garis, dimana intensitas citra berubah secara tibatiba tetapi kembali ke nilai semula dalam jarak ang relatif pendek. Tetapi kedua diskontinuitas baik langkah maupun garis jarang ditemukan. Itu dikarenakan kebanakan peralatan sensor (termasuk kamera dan alat-alat pemindai) menerapkan filter frekuensi rendah atau

10 7 metoda penghalusan dalam pengambilan citra, sehingga perbedaan ang tajam dalam intensitas jarang muncul dalam citra ang direkam karena intensitas ang direkam sudah mengalami proses pengolahan awal oleh perangkat keras. Proses pengolahan awal ini mengubah intensitas sebagian piksel-piksel penusun citra, akibatna diskontinuitas langkah berubah menjadi diskontinuitas landai (karena membentuk kemiringan ang landai), dan diskontinuitas garis berubah menjadi diskontinuitas atap (karena bentukna mirip atap rumah), dimana perubahan intensitas tidak lagi secara mendadak, tetapi muncul dalam jarak tertentu atau berdegradasi. Sebuah titik tepi adalah sebuah titik dengan koordinat () pada lokasi ang intensitasna berubah secara lokal dan berbeda nata (Ahmad, p9). Sebuah potongan garis tepi berkorespondensi dengan koordinat dan dari sebuah tepi dengan arah sudut ө ang merupakan sudut gradien. Detektor tepi adalah sebuah algoritma ang menghasilkan sebuah set dari tepi (titik tepi atau potongan garis tepi) dari sebuah obek di dalam citra (Ahmad, p93) Gradien Menurut Ahmad (5, p94), gradien adalah hasil pengukuran perubahan dalam sebuah fungsi intensitas, dan sebuah citra dapat

11 8 dipandang sebagai kumpulan beberapa fungsi intensitas kontinu dari citra. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gradien berfungsi untuk melacak tepi pada perubahan intensitas lokal ang berbeda nata dalam sebuah bidang citra.. Operator Robert Pada operator Robert digunakan jendela untuk perhitungan gradien. G - G - [ f ( ) ] f ( ) f ( +, + ) + f ( + ) f ( + G, Dengan f(),f(+,),f(+),f(+,+) menunjukkan piksel dari citra (Ahmad, p-).. Operator Sobel Pada operator Sobel digunakan jendela 33 untuk perhitungan gradien, sehingga perkiraan gradien tepat di tengah jendela.

12 9 P P P3 P8 () P4 P7 P6 P5 P sampai dengan P8 menunjukkan nilai dari piksel citra. Rumusan ang digunakan pada operator Sobel adalah: s ( p3 + cp4 + p5 ) ( p + cp8 + p7 ) s ( p + cp + p3 ) ( p7 + cp6 + p5 ) Dengan c suatu konstanta bernilai (Usman Ahmad, p- 3). Dari uraian diatas berarti pada operator Sobel melibatkan 8 tetangga untuk perhitungan gradienna. 3. Operator Prewitt Operator Prewitt menggunakan persamaan ang sama dengan operator Sobel, hana berbeda konstantana. Pada operator Prewitt, digunakan konstanta c ang bernilai. - S - - S - - -

13 ( ) [ ] S S f S +, Metoda Interpolasi Linear Gambar.. analisa titik-titik pada metoda interpolasi linear Persamaan untuk gambar diatas adalah: Gradien dari gambar diatas adalah: m Metoda interpolasi menerapkan persamaan diatas untuk mencari nilai interpolasina. Rumus interpolasi adalah: ) ( m + ( ) ( ) +

14 .7. Langkah-langkah ang digunakan dalam Penghalusan. Bentuklah citra mask (baangan) ang memiliki warna RGB ang diperoleh dari perkalian penjumlahan gradient Sobel. Gradient Sobel diperoleh dari RGB citra ang akan diperbaiki sebagai inputan. Citra baru ang akan terbentuk memiliki rumusan: G( k baru ) k kbaruπ cos s( 8 + cos ( k ) π ( k ) s( s( + cos π s( k baru baru ) 8 8 Untuk warna merah ( k baru ) G ( ) k s( Untuk warna hijau ( k baru ) G ( ) k s( * s( Untuk warna biru ( k baru ) G ( ) k s(. Dari citra mask (baangan) hasil proses pertama, dilakukan penghalusan dengan Cann-Deriche secara sumbu maupun sumbu dengan rumusan: Untuk sumbu : Proses forward: Y A * img(, k Y g * img(, + A* img(, ) Y + Y a * img(, + a* img(, + b* Y b* Untuk nilai Y dari n3 sampai dengan lebar- dari piel img

15 Y n a* img( n, + a* img( n, + b* Yn + b* Yn Setelah semua nilai Yn didapatkan, maka lakukan proses backward: Untuk nilai nlebar- Z n A * img( n, img ( n, Y n + Z n Untuk nilai nlebar- Z n A * img( n +, img ( n, Y n + Z n Untuk nilai nlebar-3 sampai dengan nilai n Z n a3 * img( n +, + a4* img( n +, + b* Zn+ + b* Zn+ img ( Y n + Z n Lakukan proses diatas untuk sampai dengan lebar- dan k sampai dengan 3. Untuk sumbu : Proses forward: Y A* img(, k Y g * img(, + A* img(, ) Y + Y a * img(, + a* img(, + b* Y b* Untuk nilai Y dari n3 sampai dengan tinggi- dari piel im Y n a* img( n, + a* img( n, + b* Yn + b* Yn Setelah semua nilai Yn didapatkan, maka lakukan proses backward: Untuk nilai ntinggi-

16 3 Z n A * img( n, img ( n, Y n + Z n Untuk nilai ntinggi- Z n A * img( n +, img ( n, Y n + Z n Untuk nilai ntinggi-3 sampai dengan nilai n Z n a3 * img( n +, + a4* img( n +, + b* Zn+ + b* Zn+ img ( Y n + Z n Lakukan proses diatas untuk sampai dengan tinggi- dan k sampai dengan3. Dengan α ( e ) α α a, a a* e *( α ), a 3 a* e *( α + ), α α + αe e α a 4 a* e, α α a*( α * e + e ) A, g a, A go + A α ( e ) Dengan nilai: α Dari citra mask (baangan) hasil proses kedua, bentuklah citra baru dengan menggunakan rumus: Untuk warna merah: T + ( ) l* ( u) l * ( u ) Untuk warna hijau: T ( ) l* u * u l * u * u Untuk warna biru: T + ( ) l* ( u) l * ( u )

17 4 Dimana : l ( + val + val).5 l ( + val + val).9 u cosθ u sinθ val R θ arctan( ) G R Matri A G G B Rnilai piksel merah data citra mask (baangan) hasil proses kedua Gnilai piksel hijau data citra mask (baangan) hasil proses kedua Bnilai piksel biru data citra mask (baangan) hasil proses kedua val nilai karakteristik eigen dari MatriA.5* ( R + B) + ( R + B) 4( RB G ) ) val nilai karakteristik eigen dari MatriA.5* ( R + B) ( R + B) 4( RB G ) ) 4. Dari citra mask (baangan) hasil proses ketiga, bentuklah citra baru dengan menggunakan rumus: F ( a * I + b * I + c * I Dimana: anilai piksel merah citra baangan hasil proses ketiga bnilai piksel hijau citra baangan hasil proses ketiga cnilai piksel biru citra baangan hasil proses ketiga

18 5 P P P3 P8 ( P4 P7 P6 P5 P sampai dengan P8 menunjukkan nilai dari piel I P4 + P8 * ( I P + P6 * ( I ( P + P5 P7 P3) 4 k merupakan saluran RGB dari citra. Warna merah bernilai, warna hijau bernilai, warna biru bernilai. 5. Piksel baru ang akan terbentuk ditentukan dengan rumus: img ( img( + F( * maks( abs( F( )) maks(f() adalah nilai piksel maksimum dari citra mask(baangan) hasil proses keempat. 6. Nilai dari maksimum dari img( ang baru tidak boleh lebih dari nilai maksimum img( mula-mula dan nilai minimum dari img( ang baru tidak boleh kurang dari nilai minimum img( mula-mula. 7. Ulangi langkah tersebut sampai mencapai hasil ang diinginkan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA BAB II TI JAUA PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang tugas akhir ini. Antara lain yaitu pengertian citra, pengertian dari impulse noise, dan pengertian dari reduksi noise.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan

Lebih terperinci

Pengolahan citra. Materi 3

Pengolahan citra. Materi 3 Pengolahan citra Materi 3 Citra biner, citra grayscale dan citra warna Citra warna berindeks Subject Elemen-elemen Citra Digital reflectance MODEL WARNA Citra Biner Citra Biner Banyaknya warna hanya 2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Studi Ganda Semester Ganjil 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Studi Ganda Semester Ganjil 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Studi Ganda Semester Ganjil 2005/2006 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI PERBESARAN DAN PENGHALUSAN CITRA-JPEG

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROGRAM PENGOLAHAN CITRA BIJI KOPI Citra biji kopi direkam dengan menggunakan kamera CCD dengan resolusi 640 x 480 piksel. Citra biji kopi kemudian disimpan dalam file dengan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 23 BAB II Tinjauan Pustaka II.1. Pengolahan Citra Digital Citra yang diperoleh dari lingkungan masih terdiri dari warna yang sangat komplek sehingga masih diperlukan proses lebih lanjut agar image tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan

5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN. Pendahuluan 5. IDENTIFIKASI JENIS TANAMAN Pendahuluan Tujuan aplikasi berbasis sensor adalah melakukan penyemprotan dengan presisi tinggi berdasarkan pengamatan real time, menjaga mutu produk dari kontaminasi obat-obatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness Evan 13506089 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16089@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Edge adalah batas antara dua daerah dengan nilai gray-level yang relatif berbeda atau dengan kata lain edge

Edge adalah batas antara dua daerah dengan nilai gray-level yang relatif berbeda atau dengan kata lain edge Definisi Edge Edge adalah batas antara dua daerah dengan nilai gra-level ang relatif berbeda atau dengan kata lain edge merupakan tempat-tempat ang memiliki perubahan intensitas ang besar dalam jarak ang

Lebih terperinci

Operasi Piksel dan Histogram

Operasi Piksel dan Histogram BAB 3 Operasi Piksel dan Histogram Setelah bab ini berakhir, diharapkan pembaca memahami berbagai bahasan berikut. Operasi piksel Menggunakan histogram citra Meningkatkan kecerahan Meregangkan kontras

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan choir.harahap@yahoo.com Abstrak Algoritma kompresi Shannon-Fano merupakan salah satu

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan multimedia dalam era sekarang ini meningkat dengan pesatnya, beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

10/10/2017. Teknologi Display SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) CRT CRT. Raster Scan Display

10/10/2017. Teknologi Display SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) CRT CRT. Raster Scan Display 1 2 SISTEM KOORDINAT DAN BENTUK DASAR GEOMETRI (OUTPUT PRIMITIF) Teknologi Display Cathode Ray Tubes (CRT) Liquid Crystal Display (LCD) 3 4 CRT Elektron ditembakkan dari satu atau lebih electron gun Kemudian

Lebih terperinci

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM Danny Ibrahim 1, Achmad Hidayatno 2, R. Rizal Isnanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

panjang atau bujur sangkar yang secara beraturan membentuk baris-baris dan

panjang atau bujur sangkar yang secara beraturan membentuk baris-baris dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strimin Strimin adalah salah satu nama jenis kain yang digunakan sebagai media menggambar menggunakan benang sulam berwarna. Tekniknya adalah dengan memindahkan atau menggambar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Kata steganografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari steganos (tersembunyi) graphen (menulis), sehingga bisa diartikan sebagai tulisan yang tersembunyi.

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

Studi dan Eksperimen terhadap Kombinasi Warna untuk Kriptografi Visual Warna Kromatik. Ibnu Alam

Studi dan Eksperimen terhadap Kombinasi Warna untuk Kriptografi Visual Warna Kromatik. Ibnu Alam Studi dan Eksperimen terhadap Kombinasi Warna untuk Kriptografi Visual Warna Kromatik Abstrak Ibnu Alam 13506024 Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Visual Sistem visual buatan atau vision system (computer vision) adalah suatu sistem yang mempunyai kemampuan untuk menganalisa obyek secara visual, setelah data obyek

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS Ikhwan Ruslianto KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS IKHWAN RUSLIANTO Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang terkait dengan Content Based Image Retrieval, ekstraksi fitur, Operator Sobel, deteksi warna HSV, precision dan

Lebih terperinci

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani.

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani. Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik By Ocvita Ardhiani. PENGERTIAN GRAFIKA KOMPUTER Grafika komputer adalah bidang dari komputasi visual dimana penggunaan komputer akan menghasilkan gambar visual secara

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Penampilan Citra Dual Polarimetry PALSAR / ALOS Penampilan citra dual polarimetry : HH dan HV level 1. 5 PALSAR/ALOS masing-masing dapat dilihat pada ENVI 4. 5 dalam bentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 18-29 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02 Drawing, Viewport, dan Transformasi Pertemuan - 02 Ruang Lingkup Definisi Drawing Viewport Transfomasi Definisi Bagian dari grafik komputer meliputi: 1. Citra (Imaging) : mempelajari cara pengambilan dan

Lebih terperinci

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Veronica Lusiana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: verolusiana@yahoo.com Abstrak Segmentasi citra sebagai

Lebih terperinci

6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA. Pendahuluan

6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA. Pendahuluan 6. PENDETEKSIAN SERANGAN GULMA Pendahuluan Praktek pengendalian gulma yang biasa dilakukan pada pertanian tanaman pangan adalah pengendalian praolah dan pascatumbuh. Aplikasi kegiatan Praolah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus (continue) dari intensitas

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengantar Grafika 3D. Primitif 3D. Sistem Koordinat 3D 12/7/2011

Pendahuluan. Pengantar Grafika 3D. Primitif 3D. Sistem Koordinat 3D 12/7/2011 /7/0 Pengantar Grafika 3D Pendahuluan Grafika Komputer dalam aplikasina terbagi menjadi : Grafika D Grafika 3D Aplikasi D banak dipakai dalam pembuatan grafik, peta, kreasi D ang banak membantu pemakai

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE Aeri Rachmad Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

Pengolahan Citra (Image Processing)

Pengolahan Citra (Image Processing) BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Citra (Image) Processing Secara harfiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL Ahmad Yunus Nasution 1, Garuda Ginting 2 1 Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma 2 Dosen Tetap STMIK Budi

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep yang mendasari ekstraksi unsur jalan pada citra inderaja. Uraian mengenai konsep tersebut dimulai dari ekstraksi jalan, deteksi tepi,

Lebih terperinci

Batra Yudha Pratama

Batra Yudha Pratama Pendeteksian Tepi Pengolahan Citra Digital Batra Yudha Pratama m111511006@students.jtk.polban.ac.id Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT

APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI PENGHITUNG JUMLAH WAJAH DALAM SEBUAH CITRA DIGITAL BERDASARKAN SEGMENTASI WARNA KULIT Rizki Salma*, Achmad Hidayatno**, R. Rizal Isnanto** 1 Sistem deteksi wajah, termasuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juli 2011, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dan suatu obyek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation

Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Aplikasi Pembesaran Citra Menggunakan Metode Nearest Neighbour Interpolation Daryanto 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember Email: 1) daryanto@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Frekuensi Rendah untuk Penghalusan Citra (Image Smoothing)

Penggunaan Filter Frekuensi Rendah untuk Penghalusan Citra (Image Smoothing) Penggunaan Filter Frekuensi Rendah untuk Penghalusan Citra (Image Smoothing) Catur Edi Widodo dan Kusworo Adi Laboratorium Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika UNDIP Abstrak Pengolahan citra (image

Lebih terperinci

APLIKASI PENDETEKSI TEPI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CANNY

APLIKASI PENDETEKSI TEPI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CANNY APLIKASI PENDETEKSI TEPI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CANNY Agung 1, Irvan, Maria 1,2 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Jhoni N0 70 Medan, Indonesia 1 agung_herlambang@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uang Kertas Rupiah Uang Rupiah Kertas adalah Uang Rupiah dalam bentuk lembaran yang terbuat dari Kertas Uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, dimana penggunaannya dilindungi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Parameter Mutu Jeruk Pontianak Secara Langsung Dari Hasil Pemutuan Manual Pemutuan jeruk pontianak secara manual dilakukan oleh pedagang besar dengan melihat diameter

Lebih terperinci

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA Nurliadi 1 *, Poltak Sihombing 2 & Marwan Ramli 3 1,2,3 Magister Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN Warsiti Mahasiswi Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Histogram dan Operasi Dasar Pengolahan Citra Digital 3 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 MAMPIR SEB EN TAR Histogram Histogram citra

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR Muhammad Sholeh 1, Avandi Badduring 2 1, 2 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Jl. Kalisahak 28 Komplek

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

Computer Graphic. Output Primitif dan Algoritma Garis. Erwin Yudi Hidayat. Computer Graphics C Version 2 Ed by Donald Hearn

Computer Graphic. Output Primitif dan Algoritma Garis. Erwin Yudi Hidayat. Computer Graphics C Version 2 Ed by Donald Hearn Computer Graphic Output Primitif dan Algoritma Garis Erwin Yudi Hidayat erwin@dsn.dinus.ac.id Computer Graphics C Version 2 Ed by Donald Hearn Addison Wesley is an imprint of erwin@dsn.dinus.ac.id CG -

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Felix Terahadi - 13510039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN 1) Merly Indira 2) Eva Yuliana 3) Wahyu Suprihatin 4) Bertalya Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci