BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA
|
|
- Farida Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA Data dasar yang akan diinput ke dalam Software Minescape Versi 4.115c adalah data topografi, rekapitulasi data lubang bor, patahan, dan data hasil analisis proksimat batubara. Validasi data diberlakukan terhadap rekapitulasi data lubang bor dan data hasil analisis proksimat batubara. Validasi data dilakukan dengan Metoda Analisis Statistik Univarian. Rekapitulasi lubang bor dilihat pada lampiran ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN REKAPITULASI DATA LUBANG BOR Tujuan dilakukannya analisis statistik adalah untuk mengetahui parameterparameter atau karakteristik populasi endapan dari sampel yang diambil, yaitu dari lubang bor. Analisis statistik yang dilakukan yaitu statistik univarian untuk ketebalan seam batubara. Pada daerah penelitian, berdasarkan tabel rekapitulasi data lubang bor, terdapat 10 seam batubara seperti terlihat pada Tabel IV.1. IV-1
2 Tabel IV.1. Daftar seam batubara Pit 4 KPP-TAJ. Seam group Seam split Description A A A seam BU B Upper Seam B BL B Lower Seam B B Seam CU C Upper Seam C CL C Lower Seam C C Seam DU D Upper Seam D DL D Lower Seam D D Seam Selanjutnya analisis statistic univarian dilakukan terhadap 6 seam saja, hal ini disebabkan pada daerah penelitian seam A cenderung menjari dan tidak terlalu tebal, sedangkan seam B keberadaannya tidak menerus akibat adanya washout. Sehingga yang dianggap ekonomis hanya 6 seam saja. Hasil analisis statistik univarian terhadap data ketebalan seam batubara daerah penelitian tertera pada Tabel IV.2. IV-2
3 Tabel IV.2. Analisis Statistik Univarian Data Ketebalan Seam Batubara Parameter Analisis Statistik seam N Maximum Minimum Range Int. Kelas Median Mean Modus STD CU CL C DU DL D IV-3
4 Gambar 4.1. Histogram ketebalan batubara seam C upper Gambar 4.2. Histogram ketebalan batubara seam C lower IV-4
5 Gambar 4.3. Histogram ketebalan batubara seam C Gambar 4.4. Histogram ketebalan batubara seam D IV-5
6 Selanjutnya menurut persyaratan kuantitatif lapisan batubara dan lapisan pengotor BSN, 1999 (Tabel IV.3.), dapat ditentukan seam batubara yang potensial untuk dimodelkan untuk selanjutnya dihitung. Tabel IV.3. Persyaratan kuantitatif ketebalan lapisan batubara dan lapisan pengotor (BSN,1999). Ketebalan Jenis Batubara Brown coal Hard coal Minimum lapisan Batubara (m) Maksimum Lapisan pengotor (m) 1,00 m 0,40 m 0,30 m 0,30 m Brown Coal adalah dari rank Gambut/Peat sampai Sub-Bituminous. Hard Coal adalah rank Bituminous sampai Antrasit. Pada daerah penelitian, batubaranya digolongkan sebagai rank subbituminous sampai bituminous maka ketebalan minimum batubara yang potensial untuk dihitung sebagai cadangan adalah 0,4 m dan untuk pemodelannya sendiri dilakukan terhadap semua seam. Sehingga seam yang akan dimodelkan sebanyak 6 (enam) buah, seperti terlihat pada Tabel IV.4.dan Gambar 4.5. Tabel IV.4. Daftar seam batubara pemodelan. Seam group Seam split Description CU C Upper Seam C CL C Lower Seam C C Seam DU D Upper Seam D DL D Lower Seam D D Seam IV-6
7 C upper C C lower D upper D D upper Gambar 4.5. Skema pembagian Seam C dan D 4.2 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN DATA ANALISIS PROKSIMAT BATUBARA Validasi data analisis proksimat batubara dilakukan untuk menentukan rank batubara daerah penelitian; di mana berdasarkan klasifikasi rank batubara ASTM dan DIN akan dapat ditentukan rank batubara daerah penelitian. Rank batubara menyatakan tahapan yang telah dicapai oleh bahan organik dalam proses pembatubaraan. Rank batubara bukan suatu besaran yang dapat diukur, melainkan gabungan beberapa parameter analisis proksimat yang diukur. Hasil analisis univarian terhadap data analisis proksimat batubara terlihat pada Tabel IV.5. IV-7
8 Tabel IV.5. Analisis Statistik Univarian Data Analisis Proksimat Batubara Parameter Analisis Proksimat Batubara Parameter Analisis Statistik Univarian Xmaks Xmin Mean STD Total Moisture (TM = %) Inherent Moisture (IM = %) adb Ash Content (Ash = %) adb Volatile Matter (VM = %) adb Fixed Carbon (FC = %) adb Total Sulphur (TS = %) adb Relative Density (RD = ton/m 3 ) Caloric value (CV=Kcal/Kg) Selanjutnya mengacu pada tabel Klasifikasi Rank Batubara ASTM dan DIN (terlihat pada Tabel IV.6) dan tabel hasil analisis statistik univarian terhadap data analisis proksimat di atas, dapat ditentukan rank batubara daerah penelitian. IV-8
9 Tabel IV.6. Klasifikasi Batubara ASTM & DIN (Stach et al, 1975) IV-9
10 4.3 SCHEMA Schema berfungsi untuk mendefenisikan stratigrafi dan parameterparameter model yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan model stratigrafi. Defenisi stratigrafi dan model parameter dalam schema dapat diubah-ubah atau dapat dibuat dalam berbagai macam rancangan schema yang berbeda-beda. Suatu schema terdiri dari 9 bagian / form defenisi yang berbeda, pada penelitian ini pendefinisian schema tidak mengisi semua form, yaitu form limit, fault, dan survey. Hal ini disebabkan tidak adanya data untuk form tersebut. Setiap bagian dari form tersebut akan mengatur suatu kumpulan dari parameter geologi dan model Form Model a. Model Files Sebagian besar modeling dalam Stratmodel dilakukan dalam tabel Stratmodel. Pinchouts, surface yang dihasilkan dan interpolasi titik-titik data yang tidak diketahui ditentukan dalam tabel Stratmodel. Unit-unit stratigrafi yang didefenisikan untuk modeling disimpan dalam kolom-kolom tabel Stratmodel. Setiap unit yang dimodel membuat beberapa kolom berdasarkan pada pilihan model yang dipilih. Jika jumlah dari unit-unit model bertambah maka jumlah kolom-kolom tabel pun bertambah. Pilihan model yang dipilih untuk schema menentukan komponenkomponen unit (roof, floor, thickness dan interburden) yang akan disimpan sebagai kolom-kolom dalam tabel Stratmodel. Memodel parting dalam model stratigrafi akan menambah jumlah dari kolom-kolom yang didefenisikan dalam tabel Stratmodel. Menambahkan suatu trend surface juga akan menambah kolomkolom dalam Stratmodel. Tabel Stratmodel akan memodel stratigrafi yang ditentukan dalam schema menggunakan data drill hole yang dimasukkan ke dalam tabel dari drill hole IV-10
11 object yang disimpan dalam suatu design file. Setiap drill hole yang dimasukkan ke dalam sebuah tabel Stratmodel dimasukkan dalam sebuah baris terpisah. Table file; nama output table file yang harus diisi. Nama berupa nama yang valid untuk sebuah tabel Minescape. Tabel ini disebut sebagai tabel Startmodel atau tabel stratigrafi. Grid file; nama output grid file yang harus diisi. Nama berupa nama yang valid untuk sebuah grid Minescape. Grid ini disebut sebagai grid Startmodel atau grid stratigrafi. b. Modelling control Form modeling control ini terdiri atas beberapa option yang berguna untuk mendefenisikan model yang akan dibuat. Topography; nama surface yang akan digunakan sebagai permukaan paling atas dalam model, yaitu topografi. Tidak akan ada surface atau interval yang akan dimodel di atas permukaan topo. Topo surface terlebih dahulu dibuat sebagai grid file maupun triangle file di dalam Minescape. Pada penelitian ini yang digunakan adalah model topografi dalam bentuk grid file, sebab software Minescape akan lebih mudah dalam memodel dan menghitung jumlah overburden dengan data topografi yang teratur. Model Option; bagian ini akan menentukan surface-surface dan thickness yang akan dimasukkan sebagai kolom-kolom dalam tabel Stratmodel. Kolom-kolom surface dan thickness dalam tabel Stratmodel akan menentukan hubungan antara unit-unit yang dimodel. Digunakan pilihan All dimana pilihan ini akan memodel semua interval dan surface yang mungkin untuk Stratmodel. Pilihan ini juga dapat memodel kolom-kolom interburden dengan menggunakan trend surfaces. Parting; parting yang dimaksud merupakan material waste yang didefenisikan di dalam sebuah interval (misalnya dirt bands / lapisan pengotor dalam seam batubara). Jika parting dipilih maka kode litologi yang berkaitan dengan interval resources dari parting dalam data drill hole harus dimasukkan. Parting disimpan sebagai suatu decimal fraction dari ketebalan total suatu interval. Jika parting tidak dipilih maka keseluruhan ketebalan interval yang IV-11
12 diambil dari data drill hole akan dimodel. Lokasi dari parting dengan cara decimal fraction tidak dapat ditentukan. Namun lokasi parting dapat juga ditentukan dengan jelas dengan cara mendefenisikan material pengotor sebagai suatu unit interval sendiri. Dalam penelitian ini parting tidak dimodel sebab data yang digunakan berupa data sekunder yang tidak menampilkan data perlapisan batuan dan lapisan pengotor batubara secara mendetail. Interval Weighting; merupakan perbandingan jumlah relatif weighting dalam memodel interval terhadap surface. Semakin banyak jumlah nilai yang dimasukkan maka akan semakin besar nilai perbandingan interval terhadap surface pada saat proses pembuatan model. Pada penelitian ini digunakan nilai default 100 yang berarti interval mempunyai besar relatif weighting 100 kali dibandingkan surface. Faktor weighting interval dan burden membantu penentuan pada saat memecahkan konflik surface / thickness dalam sebuah model dikarenakan thickness dan interval lebih mudah untuk diukur dalam data drill hole dibandingkan surface, maka faktor weighting interval dan burden cenderung ke thickness. Sehingga thickness khususnya unit thickness akan mendominasi surface pada saat menentukan yang mana prioritas. Burden Weighting; digunakan untuk menentukan prioritas dari thickness interburden dalam hubungannya terhadap surface dan unit thickness dalam Stratmodel. Interburden thickness mengontrol relativity dari conformable adjancent unit-unit yang dimodel. Bila burden weighting bertambah maka interburden thickness akan mulai mempengaruhi struktur dari unit-unit model. Perlipatan dan bends dalam struktur mulai membentuk perlipatan konsentris dan bends di semua unit-unit yang didefenisikan dalam model. Burden weigthing yang tinggi berguna dalam mengatur data yang sedikit dan juga dapat menyebabkan unit-unit yang dimodel menutupi conformable. Dalam penelitian ini digunakan nilai default burden weigthing yaitu sebesar 5. IV-12
13 4.3.2 Form Default a. Interpolation Defaults Pada penelitian ini intepolar yang digunakan adalah: Thickness : interpolar Planar dengan power / order 0, dan search radius : 1000 m Surface : interpolar Height, dengan power / order 1, dan search radius: 1000 m Trend : interpolar Planar, dengan power / order 0 dan search radius : 1000 m Jenis interpolar yang dipilih merupakan interpolar yang dianjurkan dalam software Minescape. Nilai power / order juga merupakan nilai yang dianjurkan. Nilai ini jika semakin besar maka pengaruh dari jarak akan semakin kecil. Pada penelitian ini digunakan nilai power / order yang sekecil mungkin agar pengaruh dari jarak semakin besar. Hal ini berakibat pada data yang berjarak lebih kecil mendapat bobot yang lebih besar. Pengaruh jarak ini juga akan memberikan efek pengelompokan data dan munculnya efek jarak dan ruang. b. Defaults Merupakan form yang menentukan bagaimana pemodelan dilakukan. Apabila terdapat masalah dalam hal ketebalan interval maupun surface maka akan dipecahkan berdasarkan priorotas yang didefenisikan. Extrapolation Distance; merupakan nilai yang akan menentukan sampai sejauh mana data akan diekstrapolasi dari data terakhir yang ada. Data yang dimodel akan dipotong pada jarak ekstrapolasi. Pada penelitian ini nilai yang digunakan 250, hal ini disesuaikan dengan batasan untuk sumberdaya measured. Maximum Interval Thickness; merupakan nilai maksimum dari ketebalan interval yang dimodel. Pada penelitian nilai ini tidak ditentukan sehingga besanya nilai thickness interval akan disesuaikan dengan data lubang bor. IV-13
14 Minimum Interval Thickness; identik dengan sebelumnya dan nilai ini juga tidak ditentukan. Maximum Parting Thickness; merupakan maksimum nilai ketebalan parting yang dapat dimodel. Identik dengan interval di atas dan pada penelitian parting tidak dimodel. Minimum Parting Thickness ; identik dengan sebelumnya Form Lithology Merupakan kode-kode untuk menyatakan interval yang akan dimodel. Baik overburden maupun batubara dapat diberi kode litologinya. Pada penelitian ini dengan data yang ada maka yang diberi kode litologi hanya seam batubara saja Form Elements Elemental unit merupakan unsur dasar dari suatu model stratigrafi yang dapat berupa interval (seam tunggal maupun seam splitting) dan surface (trend surface, batas pelapukan, dsb. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: Name; merupakan nama dari elemental unit yang didefenisikan dalam drill hole. Type; surface untuk unit weathering dan interval untuk unit seam. Relationship; conformable untuk weathering maupun seam. Conformable didefenisikan sebagai bentuk susunan lapisan selaras yang mempunyai kesamaan struktur umum. Hal ini sesuai dengan sifat perlapisan batubara yang selaras dan berlapis-lapis pada Multi Seam Deposit. Unit yang dimodel secara comformable akan mengacu pada data yang ada, tetapi pada daerah dimana hanya ada sedikit atau tidak ada data sama sekali untuk unit tersebut maka struktur unit tersebut akan dimodel mengikuti kecederungan (trend) struktur dari unit di sekitarnya. Antara unit bagian atas dan bagian bawah akan IV-14
15 dipisahkan oleh interburden. Unit-unit yang conformable mungkin saling bersentuhan (interburden tidak ada), tetapi tidak mungkin saling berpotongan. Unit Relationship; diisi jika bentuk model endapan merupakan gabungan dari unit conformable dan non conformable atau transgressive (misalnya jika memodel lapisan batubara dan interburden yang tidak menerus). Continuity; Untuk seam / interval diisi pinched yang berarti bila data tidak ada maka model lapisan akan dipotong membentuk endapan lensa Form Compound Compound unit didefenisikan untuk membuat model parent seam yang terdiri dari gabungan unit bagian atas dan bagian bawah. Unit bagian atas dan bagian bawah dapat berupa elemental unit maupun compound unit yang telah didefenisikan sebelumnya. Pada penelitian form ini diisi sebab seam didefenisikan sebagai Compound unit dan elemental unit Form Conformable Conformable sequences merupakan suatu paket stratigrafi yang terdiri dari unit-unit yang mempunyai kemiripan karakteristik secara stratigrafi dan struktural. Bagian paling atas dari conformable sequences adalah surfaces berupa topografi. seam batubara (Coal) dengan trend mengikuti surface lapisan floor seam CU. 4.4 VERIFIKASI DATA DAN VALIDASI MODEL Verifikasi data dan dilakukan untuk mengantisipasi error yang dihasilkan oleh model, sehingga dapat dihasilkanperhitungan cadangan yang akurat. Setelah verifikasi data selanjutnya dilakukan validasi model. IV-15
16 Validasi model dilakukan secara statistik yang dibandingkan terhadap statistic data lubang bor, serta validasi model secara grafis. Tabel IV.7. dan Tabel IV.8. menunjukkan validasi model secara statistic, sedangkan validasi model secara grafis terlihat pada Gambar 4.6. Tabel IV.7. Analisis statistic drill holes Software Minescape 4.115C DRILL HOLE STATISTICS MINIMUM MAXIMUM INTERVAL NUMBER AVERAGE VALUE VALUE S.D. CU CL DU DL C D Tabel IV.8. Analisis statistic model Software Minescape 4.115C STRATIGRAPHIC MODEL STATISTICS INTERVAL NUMBER AVERAGE MINIMUM MAXIMUM S.D. CU CL DU DL C D IV-16
17 Gambar 4.6. Validasi model secara grafis. IV-17
18 4.5 PEMODELAN ENDAPAN BATUBARA Pemodelan endapan batubara bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran lapisan batubara, baik geometri secara umum, letak/posisi lapisan, kedalaman, kemiringan, serta penyebaran dari tanah penutup. Konstruksi model endapan batubara direpresentasikan dalam bentuk petapeta, yang dilakukan dengan menggunakan Software Minescape. Data-data dasar yang dperlukan berupa data topografi dan data lubang bor. Dari data-data tersebut dapat dibuat data turunan untuk perhitungan cadangan yaitu peta kontur struktur atap/roof dan lantai/floor batubara. Peta-peta hasil pemodelan dapat dilihat pada lampiran. IV-18
19 4.5.1 Penampang Model Gambar 4.7. Penampang Model 4.6 PERHITUNGAN SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA DENGAN SOFTWARE MINESCAPE 4.115C Perhitungan Sumberdaya Perhitungan sumberdaya dilakukan dengan metode poligon, dimana lingkaran dibuat dari titik informasi terluar (dalam hal ini adalah data sebaran titik bor). Untuk jarak daerah pengaruhnya mengacu pada klasifikasi BSN, 1999 yang mana daerah penelitian merupakan daerah dengan kondisi geologi moderat (Formasi Tanjung). Metode ini diberlakukan karena kemiringan batubara yang IV-19
20 akan dihitung < 30 sehingga tidak perlu ada proyeksi ke topografi. Daerah radius sumberdaya tersebut kemudian akan dibatasi oleh garis outcrop. Sumberdaya terukur : radius 250 m Sumberdaya terindikasi : radius m Sumberdaya tereka : radius m Pada Software Minescape 4.115C hanya bisa memodelkan daerah yang dibatasi oleh topografi, dalam hal ini sumberdaya yang dapat dihitung hanya sumber daya terukur. Berdasarkan persyaratan di atas diperoleh hasil sumber daya terukur : areal ha; tonase batubara ton Perhitungan Cadangan Untuk perhitungan cadangan dilakukan dengan membagi areal pit potensial menjadi blok-blok tambang. Dalam kasus ini ukuran blok dibuat 150 x 75. Ukuran ini disesuaikan dengan ukuran Long term Design yang dipakai oleh perusahaan. Blok-blok tambang ini akan menghasilkan jumlah cadangan batubara, overburden, dan kualitas. Dalam perhitungan cadangan batubara dengan Software Minescape 4.115c sudut lereng yang digunakan 57 0 sesuai dengan keadaan aktual di lapangan. Perhitungan cadangan batubara dilakukan dengan recovery 100% dan ketebalan minimum 0.4 m. Hasil perhitungan cadangan pada Seam group C memperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah batubara = ton (recovery 100%) Jumlah overburden = bcm SR = 6,8 Bcm/ton Apabila perhitungan cadangan dilakukan pada seam group C dan D akan memperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah batubara = ton (recovery 100%) Jumlah overburden = bcm SR = 7,6 Bcm/ton IV-20
21 Gambar 4.8. Peta Pembagian Blok Perhitungan Cadangan. IV-21
22 4.7 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE PENAMPANG Perhitungan cadangan batubara dengan menggunakan metode penampang vertikal dapat menggambarkan kondisi endapan, tanah penutup (overburden) pada tiap penampangnya. Pada penelitian ini perhitungan dengan metode penampang hanya dilakukan pada Seam Group C sebagai komparasi dari hasil perhitungan cadangan menggunakan software Minescape 4.115C. volume dilakukan dengan menggunakan rumus mean area yaitu: V = L ( S + S ) S 1, S 2 = luas penampang endapan L = jarak antar penampang V = volume cadangan Gambar 4.9. Peta Penampang Vertikal IV-22
23 Gambar Tipikal Penampang dan Geometri Lereng Dalam perhitungan cadangan menggunakan penampang ini, jarak antar penampang sebesar 50 m dan diasumsikan sudut lereng pit sebesar 57 0, berat jenis batubara 1,3 ton/m 3, serta tidak memasukkan losses dan zona pelapukan. Perhitungan dilakukan pada pit yang sudah dihasilkan pada software Minescape 4.115c. dari masing-masing penampang akan diperoleh luas batubara dan overburden, selanjutnya dilakukan perhitungan sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah batubara = ton (recovery 100%) Jumlah overburden = bcm SR = 6,7 Bcm/ton IV-23
BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN
BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN Analisis statistik yang dilakukan yaitu analisis statistik univarian untuk ketebalan batubara. Analisis statistik ini dilakukan untuk melihat variasi ketebalan
Lebih terperinciAgar pelatihan efektif, buku petunjuk ini dibuat dengan asumsi sebagai berikut:
1 Pendahuluan Pemodelan Geologi adalah bagian awal dari suatu proses pembuatan perencanaan tambang. Pemodelan geologi mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan gambaran hasil interpretasi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA Data yang digunakan merupakan data dari PT. XYZ, berupa peta topografi dan data pemboran 86 titik. Dari data tersebut dilakukan pengolahan sebagai berikut : 4.1 Analisis Statistik
Lebih terperinci2 Aturan-Aturan Pemodelan
2 Aturan-Aturan Pemodelan Hasil suatu model komputer akan tergantung dari aturan-aturan yang dibelakukan pada saat pembuatan model. Aturan-aturan ini didefinisikan dalam suatu fasilitas Stratmodel yang
Lebih terperinci3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA
BAB III DASAR TEORI 3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan BSN, 1999 : Sumberdaya batubara hipotetik (hypothetical coal resource): jumlah
Lebih terperinciGEOLOGICAL MODELING. Buku Petunjuk Pelatihan
ACHMAD HAWADI Mining Consultant Buku Petunjuk Pelatihan GEOLOGICAL MODELING Memberikan pelatihan teori konsep dasar pemodelan geologi dan teknik pemodelan serta praktek pembuatan model dan output seperti
Lebih terperinci6 Membuat Model Stratigrafi
6 Membuat Model Stratigrafi Terdapat dua jenis model stratigrafi yang dapat dibuat, yaitu table dan grid stratigrafi. Pemeriksaan model dapat dilakukan baik terhadap model table maupun grid. Pada kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Investasi di bidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang sangat besar. Agar investasi yang akan dikeluarkan tersebut menguntungkan, maka komoditas endapan bahan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi alternative disamping minyak dan gas bumi. Dipilihnya batubara sebagai sumber energi karena batubara relatif lebih murah
Lebih terperinciMEMULAI MINESCAPE. A. Membuat Project Minescape Click icon bar exceed, kemudian click icon bar minescape.
MEMULAI MINESCAPE A. Membuat Project Minescape Click icon bar exceed, kemudian click icon bar minescape. Create Project Diisi nama project, tempat project, origin global, serta dilakukan pengedikan unit
Lebih terperinciOleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 26 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MINESCAPE 4.118 PADA PIT 2 DI CV. BINTANG SURYA UTAMA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Statistik Univarian Analisis statistik yang dilakukan yaitu analisis statistik univarian untuk ketebalan batubara. Analisis statistik ini dilakukan untuk melihat variasi ketebalan
Lebih terperinciPERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN
PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN RISWAN 1, UYU SAISMANA 2 1,2 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPEMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN PROGRAM MINESCAPE 4.115C, DI PIT-IV, PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA, TANJUNG ALAM, KALIMANTAN SELATAN
PEMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN PROGRAM MINESCAPE 4.115C, DI PIT-IV, PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA, TANJUNG ALAM, KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhitungan cadangan merupakan sebuah langkah kuantifikasi terhadap suatu sumberdaya alam. Perhitungan dilakukan dengan berbagai prosedur/metode yang didasarkan pada
Lebih terperinciSebuah contoh akan membantu menjelaskan konsep sebenarnya mengenai sebuah surface.
1 Surface Surface merupakan sebuah model dari gabungan data dengan nilai tertentu yang beragam dalam suatu magnitude sebagai surface x dan y. Menurut definisi, untuk tiap x dan y hanya terdapat satu z,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar kesarjanaan di Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Mineral, Universitas Trisakti,
Lebih terperinciPERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)
PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur) Dadang Aryanda*, Muhammad Ramli*, H. Djamaluddin* *)
Lebih terperinciSemua form fungsi pemeriksaan model akan selalu memerlukan dua hal, yaitu:
7 Pemeriksaan Model Model yang telah dibuat dapat diperiksa baik terhadap table maupun grid. Pemeriksaan model tersebut didasarkan pada definisi schema untuk memilih interval dan surface yang diinginkan.
Lebih terperinciOutput Grafis. Fungsi menu Contour dari model dibagi kedalam beberapa pilihan tergantung pada metoda pemasukkan datanya.
8 Output Grafis 8.1 Contour Fungsi menu Contour dari model dibagi kedalam beberapa pilihan tergantung pada metoda pemasukkan datanya. 8.1.1 Membuat Kontur dari Surface dan Interval GRAPHICS - CONTOUR -
Lebih terperinciBAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA
BAB IV ANALISA SUMBER DAYA BATUBARA 4.1. Stratigrafi Batubara Lapisan batubara yang tersebar wilayah Banko Tengah Blok Niru memiliki 3 group lapisan batubara utama yaitu : lapisan batubara A, lapisan batubara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki bermacam-macam sumber energi dimana salah satunya berupa batubara. Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Pemodelan Geologi Endapan Batubara Di Daerah Desa Bentayan, Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Geological Modeling Of Coal Deposits
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pertambangan memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu dimulai dari tahapan eksplorasi, kajian kelayakan, pengembangan dan perencanaan tambang, penambangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara mempunyai karakteristik dan kualitas yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Faktor tumbuhan pembentuk dan lingkungan pengendapan akan menyebabkan
Lebih terperinciData survey drill hole dapat diinput bersamaan dengan data lithology. Seperti dijelaskan dalam Bab 1 Pendahuluan, bagian Persiapan Pemodelan.
3 Data Drill Hole Data drill hole yang dimasukkan ke dalam project Stratmodel akan disimpan dalam sebuah design file sebagai graphical object yang terdiri dari nama seam, kedalaman dan sebagainya. Oleh
Lebih terperinciBAB V BATUBARA 5.1. Pembahasan Umum Proses Pembentukan Batubara Penggambutan ( Peatification
BAB V BATUBARA 5.1. Pembahasan Umum Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat-hitam, yang sejak pengendapannya mengalami proses kimia dan fisika,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Batubara Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan pembakuan mengenai Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan SNI No. 13-6011-1999.
Lebih terperinciCoal resources dibagi-bagi sesuai dengan tingkat kepastian geologinya kedalam klasifikasi/katagori Measured, Indicated dan Inferred.
10 Coal Resources Suatu sumberdaya geologi adalah bagian dari suatu deposit yang secara bentuk dan kuantitas memilki prospek ekonomis untuk ditambang. Lokasi, kuantitas, kualitas, karakteristik geologi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN KOMPOSIT ZONA, ANALISIS STATISTIK DAN PENYAJIAN DATA HASIL OLAHAN Konstruksi Zona Endapan dan Optimasi Zona
BAB IV PENGOLAHAN KOMPOSIT ZONA, ANALISIS STATISTIK DAN PENYAJIAN DATA HASIL OLAHAN 4.1. Konstruksi Zona Endapan dan Optimasi Zona Penentuan zana endapan dilakukan setelah data dianalisis secara statistik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Penyusunan Basis Data Assay
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Penyusunan Basis Data Assay Basis data Assay dan data informasi geologi adalah data data dasar di dalam proses permodelan dan estimasi sumberdaya bijih. Prosedur awal setelah data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan sumberdaya batubara yang melimpah. Di sisi lain tingginya harga bahan bakar minyak menuntut adanya pengalihan ke energi lain termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi. Perkembangan dan peningkatan teknologi cukup besar, baik dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penentuan dan Pemilihan Pit Potensial Penentuan dan pemilihan pit potensial merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasi cadangan batubara. Penentuan pit potensial ini diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan, khususnya batubara merupakan salah satu komoditas yang penting untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat. Batubara saat ini menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA
BAB IV HASIL ANALISIS SAMPEL BATUBARA 4.1 KOMPOSISI MASERAL BATUBARA Komposisi maseral batubara ditentukan dengan melakukan analisis petrografi sayatan sampel batubara di laboratorium (dilakukan oleh PT
Lebih terperinciBAB IV ENDAPAN BATUBARA
BAB IV ENDAPAN BATUBARA 4.1 Pembahasan Umum Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya mengalami proses
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Tugas Akhir Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung Oleh : NOVRI TRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten
Lebih terperinciMineScape Mine Planning and Design Software
MineScape Mine Planning and Design Software MineScape dikembangkan untuk memenuhi berbagai tuntutan dalam industri pertambangan dan digunakan oleh lebih dari 100 perusahaan pertambangan di Indonesia. Minescape
Lebih terperinci5 Patahan. Gambar 5-1: Jenis patahan
5 Patahan Patahan (fault) didefinisikan sebagai sebuah elemen garis dalam design file yang dapat terdiri dari beberapa vertex hingga maksimum 5 buah. Patahan disimpan sebagai objek graphics dalam design
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Genesa Batubara Dua tahap penting yang dapat di bedakan untuk mempelajari genesa batubara adalah gambut dan batubara. Dua tahap ini merupakan hasil dari suatu proses yang berurutan
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Perancangan dan Pentahapan Triwulan Penambangan Batubara berdasarkan Rencana Produksi Tahun 2016 Pit A PT. Firman Ketaun di Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Ulok
Lebih terperinciRANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI BLOK SELATAN PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SUMATERA SELATAN
RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI BLOK SELATAN PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SUMATERA SELATAN TECHNICAL DESIGN OF COAL MINING AT SOUTH BLOCK PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SOUTH SUMATERA Dedi Saputra
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Endapan Batubara Penyebaran endapan batubara ditinjau dari sudut geologi sangat erat hubungannya dengan penyebaran formasi sedimen yang berumur Tersier yang terdapat secara luas
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR.1 Studi Literatur tentang Beberapa Metode Perhitungan Sumberdaya atau Cadangan Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengembangkan metode perhitungan sumberdaya atau cadangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Milagro Indonesia Mining adalah salah satu perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar. Lokasi penelitian secara administratif
Lebih terperinciINVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (Lembar Peta No. 1916-11 dan 1916-12) O l e h : Syufra Ilyas Subdit Batubara, DIM S A
Lebih terperinciFORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA
FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA I. DATA UMUM Record Jenis Laporan* DIP DIKS Judul Laporan KERJA SAMA TRIWULAN TAHUNAN BIMTEK Lainlain Instansi Pelapor Penyelidik Penulis Laporan Tahun Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tugas Akhir adalah mata kuliah wajib dalam kurikulum pendidikan tingkat sarjana (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut
Lebih terperinciBAB IV ENDAPAN BATUBARA
BAB IV ENDAPAN BATUBARA 4.1 Pembahasan Umum Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya mengalami
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Batubara Batubara adalah akumulasi material organik yang berasal dari sisasisa tumbuhan yang telah melalui proses kompaksi, ubahan kimia dan proses metamorfosis oleh
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI
STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI Sri Widodo 1, Anshariah 2, Fajar Astaman Masulili 2 1. P ro
Lebih terperinciBAB IV PENYUSUNAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENYUSUNAN DAN PENGOLAHAN DATA Dalam studi penelitian Permodelan dan Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit di Pulau Gee, Halmahera Timur Propinsi Maluku Utara ini data awal yang digunakan berasal dari
Lebih terperinciData hasil analisis laboratorium baik proximate, ultimate dan sebagainya dapat dimasukkan ke dalam Stramodel kemudian dibuat modelnya.
9 Quality Data hasil analisis laboratorium baik proximate, ultimate dan sebagainya dapat dimasukkan ke dalam Stramodel kemudian dibuat modelnya. 9.1 Membuat Definisi Quality Semua quality yang akan dimodel
Lebih terperinciData tabel digunakan secara luas dalam Minescape untuk beberapa tujuan. Misalnya :
1 Table File Tabel digunakan untuk menyimpan data tabular atau tabel-tabel, dan menyediakan mekanisme yang baik untuk menyimpan data yang tidak spatial dan tidak beraturan seperti data kualitas batu bara
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Perancangan (Design) Pit Ef Pada Penambangan Batubara di PT Milagro Indonesia Mining Desa Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Lebih terperinciSeminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE DAERAH KONSENSI PT. SSDK, DESA BUKIT MULIAH, KINTAP, TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN Gangsar
Lebih terperinciArtikel Pendidikan 23
Artikel Pendidikan 23 RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Oleh : Alpiana Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram
Lebih terperinciBAB IV ENDAPAN BATUBARA
36 BAB IV ENDAPAN BATUBARA IV.1 Pembahasan Umum Batubara Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii
DAFTAR ISI RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA SEAM B (B1, B2,B3) DAN C PADA PIT PT. BARA ANUGRAH SEJAHTERA TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA SEAM B (B1, B2,B3) DAN C PADA PIT PT. BARA ANUGRAH SEJAHTERA TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR IRHAM BANI MARDIYOSA 21100112130052 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA
BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA Tahapan Eksplorasi Kegiatan eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk dimensi,
Lebih terperinci*Corresponding Author :
Analisis Persebaran Lapisan Batubara Dengan Menggunakan Metode Ordinary Kriging Di Pit S11gn Pt. Kitadin Desa Embalut Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur E ed Tri Giandari Bhakti 1, Kadek Subagiada
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Estimasi Sumberdaya Batubara Blok D dan Blok E di Wilayah Konsesi Iup PT. Andhika Yoga Pratama, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi Coal Resource
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR
PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR Anshariah 1, Sri Widodo 2, Ahyar A. Sahadu 1 1. Jurusan Teknik Pertambangan
Lebih terperinciEVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BANKO TENGAH, BLOK NIRU, KABUPATEN MUARA ENIM, PROPINSI SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR
EVALUASI SUMBER DAYA BATUBARA BANKO TENGAH, BLOK NIRU, KABUPATEN MUARA ENIM, PROPINSI SUMATRA SELATAN TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana dari Institut Teknologi
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Pemodelan Geologi Endapan Batubara Daerah Kelubir, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara IUP PT Pesona Khatulistiwa Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhtumbuhan (komposisi utamanya karbon, hidrogen, dan oksigen), berwarna coklat sampai hitam, sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. Informasi mengenai
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Perhitungan sumberdaya batubara dapat menggunakan metode poligon, atau penampang melintang (cross section). Metode tersebut tidak menyatakan elemen geometri endapan
Lebih terperinciBAB IV ENDAPAN BATUBARA
BAB IV ENDAPAN BATUBARA 4.1 Pembahasan Umum Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya mengalami
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Rancangan Tahapan Penambangan Langkah pertama didalam rancangan tahap penambangan ialah menentukan volume rancangan akhir tambang keseluruhan menjadi unit-unit perencanaan yang lebih
Lebih terperinciPEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM
PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM COAL GEOLOGY MODELLING AT MARANGKAYU AREA, KUTAI KARTANEGARA REGENCY BY
Lebih terperinciGeologi dan Potensi Sumberdaya Batubara, Daerah Dambung Raya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan BAB IV
BAB IV ENDAPAN BATUBARA 4.1. Pembahasan Umum Batubara merupakan batuan sedimen berupa padatan yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya
Lebih terperinciOleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model
PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CROSS SECTION DAN BLOK MODEL DI SOFTWARE SURPAC VISION V4.0-L PADA CV. MINE TECH CONSULTAN JOBSITE PT. WELARCO SUBUR JAYA KALIMANTAN TIMUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batubara merupakan salah satu komoditas bahan tambang yang jumlahnya melimpah di Indonesia. Seiring dengan berkurangnya energi minyak dan gas bumi, batubara merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan terbuka di Kalimantan Timur Indonesia yang resmi berdiri pada tanggal 5 April
Lebih terperinciOutput graphics seperti kontur, post, section, base grid dan sebagainya dapat dibuat melalui Minescape dan hasilnya disimpan dalam design file.
1 Output Graphics Output graphics seperti kontur, post, section, base grid dan sebagainya dapat dibuat melalui Minescape dan hasilnya disimpan dalam design file. Untuk membuat graphics menu yang dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya
Lebih terperinciDesain Pit untuk Penambangan Batubara di CV Putra Parahyangan Mandri, Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Desain Pit untuk Penambangan Batubara di CV Putra Parahyangan Mandri, Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan 1 Raden Fikri Khaerul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi di bidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang sangat besar agar investasi yang akan dikeluarkan tersebut menguntungkan. Komoditas endapan mineral yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE
PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE Retna Dumilah*, Syamsuddin, S.Si., Sabrianto Aswad, S.Si, *Alamat korespondensi e-mail : nanangdumilah@yahoo.com Jurusan Fisika
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Perancangan Tambang (Pit Design) dan Pentahapan Tambang Batubara Pit Blok 3 dengan Stripping Ratio 7 : 1 di PT Inti Bara Perdana, Desa Lubuk Sini, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara merupakan salah satu sumber energi yang mengalami pertumbuhan paling cepat di dunia. Hal ini dikarenakan semakin menurunnya berbagai sumber energi alternatif
Lebih terperinciTUTORIAL SURPAC (BATUBARA)
TUTORIAL SURPAC (BATUBARA) Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tutorial ini, dapat menghubungi saya di : imam1st@rocketmail.com Materi Pembahasan : a) Pembuatan Kontur b) Geologi Database c) Block
Lebih terperinciOleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)
ESTIMASI CADANGAN BATUBARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CROSS SECTION PADA DAERAH RENCANA PENAMBANGAN PIT F, BLOK III, SITE AIR KOTOK DI PT. RATU SAMBAN MINING, KABUPATEN BENGKULU TENGAH, BENGKULU Oleh 1)
Lebih terperinciModul Responsi. TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan. Asisten: Agus Haris W, ST
Modul Responsi TE-323, Metode Perhitungan Cadangan Asisten: Agus Haris W, ST DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS ILMU KEBUMIAN DAN TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005 I. PENDAHULUAN Perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur yang melakukan penambangan dengan sistem penambangan terbuka.
Lebih terperinciOleh : Sujiman 1 dan Nuryanto 2 ABSTRAK
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 1 KAJIAN PENENTUAN BATASAN PENAMBANGAN BERDASARKAN CADANGAN TERTAMBANG IN SITU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BLOK MODEL PADA CV. PRIMA MANDIRI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM
BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM Tujuan utama analisis variogram yang merupakan salah satu metode geostatistik dalam penentuan hubungan spasial terutama pada pemodelan karakterisasi
Lebih terperinciMETODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA
METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA Cadangan batubara (coal reserves) merupakan hal penting dalam menentukan penambangan endapan dengan ekonomis. Tingkat kepastian cadangan terestimasi menentukan
Lebih terperinciLaporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk
Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Januari 2013 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah
Lebih terperinciPENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH BAYUNG LINCIR, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROPINSI SUMATERA SELATAN
PENGKAJIAN CEKUNGAN BATUBARA DI DAERAH BAYUNG LINCIR, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROPINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Sukardi & Asep Suryana Sub Dit. Eksplorasi Batubara dan Gambut, DSM S A R I Penyelidikan
Lebih terperinciTriangulasi adalah suatu metode yang menghubungkan sekumpulan triangle secara grafis untuk menggambarkan suatu surfaces dan/atau volume.
1 Triangulasi Triangulasi adalah suatu metode yang menghubungkan sekumpulan triangle secara grafis untuk menggambarkan suatu surfaces dan/atau volume. Data yang di-triangulasi disimpan dalam triangle file
Lebih terperinciBab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi
Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara Kegiatan eksplorasi batubara dilakukan di Daerah Pondok Labu Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Data yang dihasilkan dari kegiatan tersebut
Lebih terperinciBAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA
BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA 3.1 Kebutuhan Peta dan Informasi Tinggi yang Teliti dalam Pekerjaan Eksplorasi Tambang Batubara Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan tambang terbuka disamping faktor cadangan, teknik penambangan, ekonomi dan lingkungan, serta faktor keamanan yang didalamnya termasuk faktor kestabilan
Lebih terperinci