HASIL DAN PEMBAHASAN. sinar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. sinar"

Transkripsi

1 spectrum intensitas reflektans terhadap panjang gelombang. Data keluaran data sofwer ini berupa data panjang gelombang dan intensitas reflektans. Data untuk panjang gelombang terhadap intensitas reflektan untuk sampel dapat dilihat pada lampiran Data tersebut diolah dengan menggunakan program microsoft excel 2 dan dihasilkan spectra terhadap panjang gelombang seperti pada gambar 7. Spectrometer USB 2 memiliki resolusi spectra. nm. S D % R X1%..(12) R D S adalah intensitas sampel saat panjang gelombang. D adalah intensitas gelap pada saat panjang gelombang, R adalah intensitas referensi saat panjang gelombang (ocean optik). Setelah selesai uji reflektans dan % susut bobot, sampel dikarakteristik berupa pengukuran yang bersifat fisik yaitu; kekerasan (% brix), total padatan terlarut (TPT) kemudian dilanjutkan dengan karakteristik kimia yaitu; pengukuran ph. sinar Gambar 6 ujung fiber opti diletakan pada probe holder 9 o terhadap permukaan bidang kulit buah jambu biji HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Sifat Fisik dan kimia Susut bobot Jambu biji sebelum diberi perlakuan ditimbang bobotnya dengan menggunakan neraca digital dalam satuan gram.% susut bobot. Nilai susut bobot (%) diperoleh dengan menggunakan persamaan (1). Hasil dari Kurva susut bobot (%) terhadap masa penyimpanan gambar (7) menunjukan bahwa bobot dari buah jambu semakin menurun seiring dengan semakin lamanya masa s u s u t b o b o t (% ) R 2 = Gambar 7.susut bobot (%) selama Pada hari pertama penurunan % susut bobot sebesar.97 % sedangkan pada hari ke 1 penurunan susut bobot semakin besar yaitu kehilangan sebesar.2 % dari hari pertama. Penurunan % susut bobot ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya proses respirasi pada sampel, sehingga O 2 yang masuk menurun sedangkan CO 2 yang keluar meningkat seiring dengan lamanya masa Total Padatan Terlarut (TPT) Nilai TPT digunakan untuk mengindentifikasi tingkat kematangn buah jambu biji. Pada jumbu biji kandungan TPT terbesar adalah gula meliputi 8.9% fruktosa,.7% glukosa dan. % sukrosa (Tagtiani el al.1987 dalam siahaan 1999). Pada gambar 8 dapat dilihat nilai rata-rata TPT selama Menurut Ai Nurlaela (2) kandungan TPT pada jambu biji akan semakin meningkat selama Pada penelitian ini nilai TPT semakin meningkat selama masa penyimpanan sehingga sesuai dengan penelitian sebelumnya. Meningkatnya nilai TPT menunjukan bahwa kandungan gula dalam daging semakin banyak seiring

2 dengan lamanya Secara umum apabila buah-buahan menjadi matang, maka kandungan gulanya meningkat dan kandungan asamnya akan menurun. Keadaan ini berlaku untuk buah yang klimaterik. Buah jambu biji termasuk kedalam buah klimetrik sehingga kandungan gula meningkat sedangkan kandungan asam menurun. Kenaikan nilai TPT pada jambu biji disebabkan oleh hidrolisis karbohidrat menjadi senyawa glukosa dan fruktosa. Selain itu kenaikan nilai TPT disebabkan oleh degradasi komponen dinding sel seperti pektin, selulosa, hemiselulosa dan lignin menjadi komponen yang lebih sederhana yang dapat larut dalam air (Sunarmani et al 1996). TPT (% brix) Gambar 8.Nilai rata-rata TPT (% jambu biji selama penyimpanan. R 2 = penyimpanan (hari) brix) Kekerasan Jambu biji (psidium guajava) yang disimpan di suhu ruang akan mengalami proses pematangan (maturation) dan diikuti dengan proses pembusukan. Proses tersebut selalu disertai dengan penurunan kualitas salah satunya yaitu kekerasan. Pengukuran kekerasan dengan menggunakan alat uji daya tekan buah pada tiga titik yang berbeda yaitu atas, tengah dan bagian bawah buah jambu biji dengan menggunakan Economi Force Sensor (penetrometer). Menurut Sjaifullah (1997), buah yang matang lebih lunak dibandingkan buah yang masih muda.menurut Penelitian Ai Nurlaela (2) kekerasan jambu biji akan semakin menurun selama masa Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa kekerasan buah jambu buji semakin lama masa penyimpanan nilai kekerasannya menurun hal ini sesuai dengan penelitian Ai Nurlaela (2). Terjadinya pelunakan buah pada proses pematangan diakibatkan oleh perubahan tekanan turgor sel. Perubahan turgor ini pada umumnya dinding sel. Salah satu senyawa penyusun dinding tersebut adalah pektin. Pada saat penyimpanan, pektin yang tidak dapat larut (protopektin) menurun jumlahnya karena diubah menjadi pektin yang dapat larut (Winarno,1981) Hasil analisis kekerasan buah jambu biji selama penyimpanan menunjukan bahwa indikator semakin menurunnya nilai kekerasan yaitu gaya (F) terhadap luas penampang semakin kecil karena buah jambu semakin lembek atau matang. kekerasan (N/mm) R 2 = penyimpanan (hari) Gambar 9. Nilai rata-rata kekerasan selama Hasil Analisis ragam buah jambu biji menunjukan bahwa nilai kekerasan pada hari ke-1 menunjukan perbedaan yang nyata dengan nilai kekerasan pada penyimpanan hari ke- yaitu mengalami peningkatan, ini menunjukan adanya pengaruh tekanan turgor sel pada didnding sel buah, sehingga daging dan kulit buah bertambah kekerasannya. Setelah penyimpanan hari ke- nilai kekerasan menunjukan nilai yang lebih kecil. Pada penyimpanan hari ke-1 dan hari ke- belas nilai kekerasan menurun. Dari hasil analisis menunjukan bahwa nilai kekerasan buah jambu biji akan mengalami penurunan selama masa penyimpanan karena buah yang mengalami pelunakan. ph (Tingkat Keasaman) Nilai ph (Tingkat Keasaman) menunjukan derajat keasaman buah jambu biji selama Nilai ph yang tinggi (>7) menunjukan bahwa bahan tersebut mengalami perubahan kandungan ion hidrogen sehingga bahan bersifat asam, begitu juga sebaliknya. Buah yang lebih muda cendrung untuk bersifat basa, hal ini disebabkan sedikitnya kadar gula dalam buah. Seiring dengan bertambahnya umur buah, maka kadar gula atau tingkat kemanisan akan meningkat sehingga menyebabkan kadar asam berkurang. Nilai ph pada buah jambu biji yang disimpan pada suhu ruang menunjukan

3 bahwa semakin lama penyimpanan kadar gula semakin berkurang, hal ini ditunjukan dengan nilai ph yang semakin menurun atau buah semakin asam. Buah jambu yang digunakan sebelum dilakukan penyimpanan dalam keadaan basa dengan kadar gula yang besar. Gambar 1, merupakan nilai rata-rata ph (Tingkat Keasaman) buah jambu biji selama Gambar 1 menunjukan bahwa pada penyimpanan ke-1 nilai ph berbeda nyata dengan penyimpanan hari ke-, hal ini terjadi karena pada hari kelima terjadi peningkatan kandungan hidrogen sehingga niali ph meningkat dan kemudian kembali menurun. Pada penyimpanan ke-1 sampai dengan hari ke- 1 nilai ph (Tingkat Keasaman) buah jambu buji semakin menurun. Dari hasil analisis menunjukan bahwa kadar gula pada buah jambu biji akan berkurang selama masa penyimpanan yang di tunjukan dengan rasa daging yang asam. nilai ph (Tingkat Keasaman) Gambar 1. Nilai ph (Tingkat Keasaman) jambu biji selama masa penyimpanan Sifat Optik R 2 = masa penyimpanan Reflektans cahaya tampak dan pergeseran panjang gelombang Penyimpanan dengan menggunakan wadah plastik yang tertutup rapat menyebabkan terjadinya pergeseran panjang gelombang. Pergeseran tersebut disebabkan oleh absorbansi cahaya pada penyimpanan buah jambu biji.. Hampir semua sampel memiliki reflektans yang rendah pada daerah ultraviolet dikarenakan penyerapan energi radiasi oleh pigmen. Proses perubahan warna dari hijau ke kuning menunjukan telah terjadi penurunan klorofil dimana daya serap cahaya menurun seiring dengan semakin lamanya masa Buah-buhan atau sayuran yang mengalami penurunan klorofil akan berubah warna, kenaikan pigmen karotenoid menyebabkan perubahan warna dari hijau ke kuning, merah muda atau merah. Berdasarkan hasil penelitian Kumar dan Silva s (197) mengenai proses fisik akibat interaksi cahaya dengan bahan biologi (daun kedelai), diperoleh bahwa 96% berkas sinar berhasil memasuki daun. Daun yang mengandung klorofil akan menyerap sinar biru atau merah saat berkas sinar polikromatik melewati kloroplas. Sinar yang bisa lewat hanya pada daerah NIR dan berkas sinar hijau melalui proses transmisi dan refleksi, yang kemudian ditangkap oleh mata pengamat. Berdasarkan hasil percobaan, spectrum jambu biji se mengalami pergeseran panjang gelombang dari 8 nm menjadi 74, atau dari spectra hijau ke kuning yang dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 12 dan 1 menunjukan hubungan antara penyimpanan dengan Intensitas reflektansi (%) pada panjang gelombang 8 nm, nilai R 2 =.186 sedangkan pada panjang gelombang 74 nm nilai R 2 =.12. Intensitas Reflektansi % panjang gelombang (nm) C H1 CH CH1 CH1 Gambar 11.Perubahan spectra buah jambu biji selama penyimpanan Gambar 12. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 8 nm.

4 Gambar 1. Intensitas reflektansi % jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 74 nm. Hubungan sifat kimia-fisika dengan Intensitas Reflektans (%) Total padatan terlarut yang rendah menunjukan bahwa kandungan gula pada buah jambu biji rendah. Kandungan gula dapat diamati pada panjang gelombang 8 nm dan 74 nm yaitu pada daerah serapan. Hubungan antara susut bobot %, kekerasan dan ph menunjukan hasil yang sama dengan hubungan TPT dengan Intensitas reflektansi (%) tidak terjadi hubungan linear antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika seperti yang terlihat pada gambar 14 sampai dengan TPT (% brix) Gambar 14. Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 8 nm TPT (% brix) Gambar 1.Intensitas reflektansi % jambu biji terhadap TPT pada panjang gelombang 74 nm susut bobot (%) Gambar 1.Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 8 nm susut bobot (%) Gambar 16. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap susut bobot % pada panjang gelombang 74 nm kekerasan (N/mm2) Gambar 17. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 8 n kekerasan (N/mm2) Gambar 18.Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap kekerasan pada panjang gelombang 74 nm

5 Gambar 19. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap ph pada panjang gelombang 8 nm Gambar 2. Intensitas reflektansi % buah jambu biji terhadap ph pada panjang gelombang 74 nm Hubungan turunan pertama terhadap Intensitas reflektansi (%) Spektrum turunan pertama menunjukan laju perubahan terhadap panjang gelombang dr / d. Turunan pertama juga digunakan untuk menunjukan kurva reflektans pada panjang gelombang. Turunan pertama dengan mencari selisih antara panjang gelombang (Han dan Rundquist 1994,Tsai dan Philpot 1998 di dalam Luoheng Han 2). Interval panjang gelombang yang digunakan konstan sebesar.7 nm.analisis turunan dapat digunakan untuk mengetahui kandungan klorofil (Luoheng Han,2), analisis ini juga berhubungan dengan tingkat masa simpan atau daya tahan buah selama Semakin matang buah maka kandungan klorofil semakin berkurang. Perubahan reflektas buah selama penyimpanan, koefisien korelasi intensitas selama penyimpanan tidak ada pola teratur, hal tersebut dikarenakan oleh faktor lingkungan yaitu umur buah yang tidak ph ph sama pada waktu pemetikan, kulit buah yang mudah rusak dan memar. Berdasarkan penelitian Luoheng Han (2), turunan pertama memiliki koefisien korelasi yang besar terhadap kandungan klorofil, dibandingkan koefisien korelasi antara intensitas reflektans terhadap kandungan klorofil. Menurut M.N Merzlyak (22), kandungan figmen dapat diperoleh dari amplitudo dan posisi puncak turunan pertama dari spektrum reflektans antara 68-76, namun posisi spektra dapat berubah berdasarkan konsentrasi klorofil. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan yang kuat antara turunan pertama selama penyimpanan terjadi pada panjang gelombang nm dan 72 nm. Turunan pertama pada panjang gelombang nm dan 72 ditunjukan pada gambar 21 dan 22. Dari hasil analisis diperoleh bahwa masa penyimpanan berkolerasi linear dengan turunan pertama yang ditunjukan oleh nilai R 2 =.8 mendekati 1. Menujukan bahwa serapan cahaya berkolerasi linear dengan turunan pertama turunan pertama panjang gelombang (nm) control H1 control H control H1 control H1 Gambar 21.Panjang gelombang (nm) buah jambu biji terhadap turunan pertama selama Turunan pertama Gambar 22.Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang nm

6 turunan pertama Gambar 2. Turunan pertama jambu biji selama penyimpanan pada panjang gelombang 72 nm Hubungan sifat kimia-fisika dengan turunan pertama reflektans. Data pengukuran (sifat kimia-fisika dan turunan pertama) dengan menggunakan program SPSS. Pengolahan data yang dilakukan yaitu regresi linear sifat kimiafisika dan turunan pertama buah jambu biji selama Dengan memasukan data variabel bergantung y (turunan pertama jambu biji) dan variabel bebas (susut bobot (%) x 1, kekerasan x 2,TPT x dan ph x 4 ) diperoleh persamaan regresi linear berganda selama penyimpanan sebagai berikut : y ax bx cx D a. Regresi linear berganda jambu biji pada panjang nm. Regresi linear berganda untuk susut bobot %, TPT dan Kekerasan y.472x.4x.2x 2.1 Regresi linear berganda untuk susut bobot %, Kekerasan dan ph y.861x 2.49x.22x R 2 = 1. b.regresi linear berganda jambu biji pada panjang 72 nm. y.x 2.1x.6x y.246x.69x.248x R 2 = 1. R 2 = penyimpanan (hari) Secara umum hasil regresi linear berganda memperlihatkan bahwa kontibusi dominan yang mempengaruhi penurunan kualitas buah jambu biji selama penyimpanan ada empat yaitu susut bobot (%), kekerasan, TPT dan ph. Semakin besar variable dependen maka nilai konstanta yang di peroleh semakin kecil, yang menunjukan data semakin baik dengan panjang gelombang yang besar. Nilai R 2 dalam penelitian ini sebesar 1. yang menunjukan bahwa data yang diperoleh sudah teliti dan bagus. Pada panjang gelombang 72 nilai regresi linear berganda yang diperlihatkan lebih kecil dari pada pada panjang gelombang nm. Dengan demikian penurunan kualitas buah jambu biji dapat diukur dengan menggunakan spektroskopi pada panjang gelombang 72 nm yaitu dalam bentuk turunan pertama reflektans,karena besar yang diperoleh lebih teratur dan memiliki hubungan yang linear dengan sifat kimia-fisika. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) Standarisasi Nasional Indonesia Jambu Biji(Psidium guajava L.) disusun dan dirumuskan oleh Panitia Teknis 6-: Pertanian. RSNI Jambu biji (Psidium guajava L.) ini dibuat berdasarkan deskripsi varietas yang sudah dilepas dan diharmoniskan dengan format standar global CODEX STAN FOR GUAVAS. SNI digunakan agar produk hasil pertanian Indonesia khususnya Jambu biji dapat diterima pasar global dan siap untuk bersaing. Berdasarkan SNI jambu yang siap bersaing di pasar global yaitu Jambu Biji yang utuh tidak cacat sehingga tidak mempengaruhi keragaman umum, keadaan buah tidak keriput akibat kekurangan kandungan air, padat, kenyal atau firm buah tidak memar akibat benturan, layak konsumsi (tidak busuk atau rusak), buah bebas dari kotoran, residu pestisida dan sisa bagian tanaman lain, buah tidak membawa hama dan penyakit, buah bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang mencolok dalam penyimpanan, buah bebas dari aroma dan rasa selain aroma dan rasa khas jambu biji. Berdasarkan kualitas varietas diatas maka Jambu biji yang diteliti masuk kedalam kelas A untuk penyimpanan sampai hari ke- sampai hari ke 7, dengan keadaan sebagai berikut : Jambu mengalami keruksakan sedikit sekitar % karena proses mekanis saat pemanenan dan pengangkutan, warna dan rasa belum berubah. Pada penyimpanan lebih dari hari ke-7 sampai hari ke 1 Jambu Biji masuk kedalam kelas B karena tidak memenuhi persyaratan untuk kelas yang lebih tinggi namun masih memenuhi persyaratan minimum, kerusakan akibat kadar air yang

7 sedikit. Untuk bobot Jambu Biji yang digunakan dalam penelitian ini masuk kedalam kode ukuran 2 (1 4) dan kode ukuran (21 ). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Proses penyimpanan buah jambu biji pada suhu ruang yang disimpan dengan menggunakan plastik polietilen selama 1 hari dan tanpa perlakuan harus diperhatikan adalah pengaruh udara dari luar selama masa Hasil analisis menunjukan perubahan sifat kimia-fisika yaitu nilai % susut bobot, kekerasan dan ph mengalami penurunan pada penyimpanan (hari) selama 1 hari, sedangkan TPT(% brix) mengalami kenaikan kadar gula selama penyimpanan Pergeseran panjang gelombang terjadi pada panjang gelombang 8 nm dan 74 nm, yang ditunjukan dengan adanya perubahan puncak spektra dari spektra hijau ke spektra kuning. Hubungan antara Intensitas reflektansi (%) dengan sifat kimiafisika (% susut bobot, kekerasan, TPT dan ph) tidak memiliki hubungan yang linear yang ditunjukan dengan nilai R 2 yang kurang dari.. Hubungan antara turunan pertama dengan penyimpanan menunjukan adanya hubungan yang linear pada panjang gelombang nm dan R2=.919 pada panjang gelombang 72 nm. Pada panjang gelombang 74 nm diperoleh hubungan yang linear antara sifat optik dengan Intensitas reflektansi yang lebih teratur. Hubungan ini menunjukan bahwa penyimpanan dengan wadah plastik yang tertutup dapat dengan mudah dideteksi dengan metode spektroskopi pada panjang gelombang 74 nm, untuk mengetahui kualitas buah jambu biji selama Data SPSS menunjukan adanya hubungan linear antara turunan pertama reflektans dengan (susut bobot %, Total Padatan Terlarut (TPT), kekerasan dan ph) terutama pada panjang gelombang 72 nm yang ditunjukan oleh R 2 yang mendekati 1. Penyimpanan buah jambu biji dengan menggunakan wadah plastik yang tertutup rapat dapat memperlambat penurunan kualitas sehingga dapat disimpan lebih lama selain itu Jambu Biji dengan uji penyimpanan memilki kelebihan sesuai dengan Standarisasi Nasional Indonesia untuk penyimpanan sampai hari ke-7 masuk kedalam kelas A sedangkan penyimpanan hari ke-7 sampai 1 masuk kedalam kelas B. Saran Proses pemilihan buah jambu biji yang akan digunakan untuk mengetahui lama penyimpanan buah pada suhu ruang dengan menggunakan wadah plastik yang kedap udara harus memiliki umur yang seragam, berat yang seragam dan warna kulit yang seragam. Proses penyimpanan harus dipastikan benar-benar tertutup rapat sehingga tidak ada udara dari luar yang mempengaruhi laju tranpirasi dan respirasi buah. Pengukuran harus dilakukan dengan hati-hati. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan wadah yang berbeda seperti kotak kayu, busa atau jambu sebelum dimasukan kedalam wadah di balut oleh kertas tisu sehingga kualitas buah tetap bisa terjaga. Sudut yang digunakan dalam pengukuran Intensitas reflektansi dapat menggunakan sudut 4 agar perubahan kurva intensitas lebih teratur dan memiliki hubungan yang linear antara sifat optik dengan sifat kimia-fisika. Daftar Pustaka Apandi M.1984.Teknologi Buah dan Sayuran.Bandung : PT Alumni Ariatmoko, sigit.2. Uji Karakteristik Optik Buah Tomat Spektrskopi Vis- NIR. Skripsi. Departemen. Fisika. Institut Pertanian Bogor. Christianti, Isti Pengaruh Penyimpanan Beberapa Varietas Jambu Biji (psidium guajava) Dengan Teknik Modified Atmosphere Storage.Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Han, luoheng.2. Estimating chlorophylla concentration using first derivative spectra in coastal water. Vol. 26.No Maddu, Akhiruddin. 27. Pedoman Praktikum Eksperimen Fisika II.Departemen Fisika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Merzlyak, M.N. et al.2. Application of Reflectance Spectroscopy for Analisis of Higher Plant Pigmen. Vol., No., Hal Mohsenin, NN Electromagnetic Radiation Properties of food and Agricultural Product. New York: Gordon and Breach Science Publisher.

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis NUNUNG NURUL HIDAYAH

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis NUNUNG NURUL HIDAYAH SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis NUNUNG NURUL HIDAYAH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis NUNUNG NURUL HIDAYAH

SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis NUNUNG NURUL HIDAYAH SIFAT OPTIK BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava) YANG DISIMPAN DALAM TOPLES PLASTIK MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER REFLEKTANS UV-Vis NUNUNG NURUL HIDAYAH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

POTENSI METODE OPTIK UNTUK PENDUGAAN KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUAH BLACK MULBERRY DAN STROBERI

POTENSI METODE OPTIK UNTUK PENDUGAAN KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUAH BLACK MULBERRY DAN STROBERI Jurnal Biofisika 9 (1): 22-30 POTENSI METODE OPTIK UNTUK PENDUGAAN KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUAH BLACK MULBERRY DAN STROBERI J. Juansah, R.K. Ariyanti, Akhiruddin Bagian Biofisika, Departemen Fisika,

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

Mulai. Studi pustaka. Penyusunan usulan penelitian. Persiapan alat dan pengamatan terhadap pertumbuhan buah jambu air. Percobaan pendahuluan

Mulai. Studi pustaka. Penyusunan usulan penelitian. Persiapan alat dan pengamatan terhadap pertumbuhan buah jambu air. Percobaan pendahuluan 23 Lampiran 1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi pustaka Penyusunan usulan penelitian Persiapan alat dan pengamatan terhadap pertumbuhan buah jambu air Percobaan pendahuluan Buah jambu air berdasarkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Spektra NIR Buah Mangga Varietas Gedong Selama Penyimpanan Pengukuran spektra menggunakan perangkat NIRFlex Fiber Optic Solids N-500 menghasilkan data pengukuran

Lebih terperinci

ANALISA SPEKTROSKOPI REFLEKTANS VIS-NIR UNTUK MENGETAHUI PROSES PEMATANGAN BUAH STROBERI INNA NOVIANTY

ANALISA SPEKTROSKOPI REFLEKTANS VIS-NIR UNTUK MENGETAHUI PROSES PEMATANGAN BUAH STROBERI INNA NOVIANTY ANALISA SPEKTROSKOPI REFLEKTANS VIS-NIR UNTUK MENGETAHUI PROSES PEMATANGAN BUAH STROBERI INNA NOVIANTY DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI OPTIK DAN FISIKOKIMIA BUAH JAMBU AIR NENENG INGE SUSANTI OKTAMAULIN

KARAKTERISASI OPTIK DAN FISIKOKIMIA BUAH JAMBU AIR NENENG INGE SUSANTI OKTAMAULIN KARAKTERISASI OPTIK DAN FISIKOKIMIA BUAH JAMBU AIR NENENG INGE SUSANTI OKTAMAULIN DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK NENENG INGE

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 8 Kardus tipe RSC yang digunakan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengemasan Pisang Ambon Kuning Pada simulasi transportasi pisang ambon, kemasan yang digunakan adalah kardus/karton dengan tipe Regular Slotted Container (RSC) double flute

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Perumusan Masalah TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Perumusan Masalah TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara beriklim tropis menghasilkan banyak jambu biji (psidium guajava), tetapi sampai saat ini yang menjadi masalah yaitu bagaimana proses pasca panen agar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.3 Perumusan Masalah Apa metode yang efektif untuk mengidentifikasi kematangan buah jambu air secara seragam?

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.3 Perumusan Masalah Apa metode yang efektif untuk mengidentifikasi kematangan buah jambu air secara seragam? 2 4. Menganalisis hubungan antara turunan pertama terhadap karakteristik fisikokimia, yakni kadar air dan TPT. 1.3 Perumusan Masalah Apa metode yang efektif untuk mengidentifikasi kematangan buah jambu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Kesetimbangan energi dari interaksi cahaya yang masuk dengan sampel [13]

Gambar 2.1 Kesetimbangan energi dari interaksi cahaya yang masuk dengan sampel [13] 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reflektansi Cahaya Spektroskopi reflektansi adalah studi tentang cahaya yang terpantul atau terhambur dari padat, cair atau gas sebagai fungsi panjang gelombang. Jika suatu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Laju Respirasi Respirasi merupakan proses metabolisme oksidatif yang mengakibatkan perubahan-perubahan fisikokimia pada buah yang telah dipanen.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Parameter Mutu Mentimun Jepang Mentimun jepang yang akan dipasarkan harus memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh konsumen. Parameter mutu untuk mentimun jepang meliputi

Lebih terperinci

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian. Standar Nasional Indonesia Jeruk keprok ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan

Lebih terperinci

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++) V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Pola Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk - - (++) Tekstur (++) Berat (gram) 490 460 451 465,1 450

Lebih terperinci

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut 4. PEMBAHASAN Pembuatan minuman serbuk daun katuk dan jambu biji merah merupakan sebuah penelitian pengembangan produk yang bertujuan untuk memanfaatkan nilai fungsional pada bahan alami dengan lebih mudah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 3. Pengenceran Proses pengenceran dilakukan dengan menambahkan 0,5-1 ml akuades secara terus menerus setiap interval waktu tertentu hingga mencapai nilai transmisi yang stabil (pengenceran hingga penambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Jeruk termasuk buah dalam keluarga Citrus dan berasal dari kata Rutaceae. Buah jeruk memiliki banyak khasiat, salah satunya dalam daging

Lebih terperinci

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Buah-buahan dan Sayur-sayuran Buah-buahan dan Sayur-sayuran Pasca panen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari bahan setelah dipanen sampai siap untuk dipasarkan atau digunakan konsumen dalam bentuk segar atau siap diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran

Lebih terperinci

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya Standar Nasional Indonesia Pepaya ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan mengenai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F145981 29 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Terpadu FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Kimia pada Yoghurt dengan Penambahan Ekstrak Buah Jambu Biji Bangkok (Psidium guajava L.) Rerata hasil analisis statistik untuk uji kualitas kimia yang meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN PEMATANGAN BUAH & INDEKS KEMATANGAN Pemasakan Tahap akhir fase perkembangan buah,,yang meliputi pembesaran sel, akumulasi fotosintat, dan senyawa aromatik, serta penurunan kadar asam, dan posisi buah masih

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae yang berasal dari daerah subtropis. Buah terung belanda saat ini telah banyak dibudidayakan oleh petani

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. L Kadar Protein Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan bahwa penambahan gula aren dengan formulasi yang berbeda dalam pembuatan kecap manis air kelapa

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan emulsi lilin dan pelapisan lilin terhadap buah sawo dengan konsentrasi 0%, 2%,4%,6%,8%,10%, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN MBAHASAN A. SUSUT BOBOT Perubahan susut bobot seledri diukur dengan menimbang bobot seledri setiap hari. Berdasarkan hasil pengukuran selama penyimpanan, ternyata susut bobot seledri mengalami

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Laju Respirasi dengan Perlakuan Persentase Glukomanan Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah sawo yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji Buah jambu biji merupakan buah klimakterik, sehingga setelah dipanen masih melangsungkan proses fisiologis dengan menghasilkan

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT (Portulaca oleracea) DENGAN PENAMBAHAN AIR PERASAN TEBU (Saccharum officinarum L.) DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: RUSTONI

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode analisisnya berupa pemodelan matematika dan statistika. Alat bantu analisisnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian dengan topik Pengaruh Perlakuan Pengemasan Belimbing (Averrhoa carambola L) dengan Penggunaan Bahan Pengisi terhadap Mutu Fisik Belimbing selama Transportasi

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS & LINGKUNGAN

FOTOSINTESIS & LINGKUNGAN FOTOSINTESIS & LINGKUNGAN 6CO 2 + 12H 2 O C 6 H 12 O 6 + 6O 2 + 6H 2 O Sumber Carbon Dioxide: CO 2 masuk ke dalam daun lewat stomata melalui proses diffusi (Passive Process) Larut dalam air tanaman menjadi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Susut Bobot Susut bobot selama penyimpanan merupakan salah satu parameter mutu yang mencerminkan tingkat kesegaran buah, semakin tinggi susut bobot maka buah tersebut semakin

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang beranekaragam dan melimpah. Beberapa jenis buah yang berasal dari negara lain dapat dijumpai dapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DOSIS DAN KEMASAN BAHAN PENYERAP Penentuan dosis dilakukan untuk memperoleh dosis zeolit yang paling optimal sebagai bahan penyerap etilen dalam penyimpanan buah salak pondoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam bidang pertanian. Iklim tropis dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, serta tanah yang subur,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat),

TINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat), 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Waluh Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat), pumpkin (Inggris) merupakan jenis buah sayur-sayuran yang berwarna kuning dan berbentuk lonjong

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan teknologi semakin meningkat seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Kemajuan teknologi dengan perkembangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cemaran Getah Kuning pada Aril dan Kulit Buah Manggis Tanaman yang diberi kalsium menghasilkan skor getah kuning aril dan kulit buah yang lebih rendah daripada tanaman yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal cold chaín Perubahan laju produksi CO 2 pada wortel terolah minimal baik pada wortel utuh (W1) maupun irisan wortel (W2) pada penelitian pendahuluan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan serta dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki nilai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A ORGANOLEPTIK DAN KADAR VITAMIN C CINCAU DENGAN PENAMBAHAN SARI JERUK DAN GULA PASIR NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RISA DHALIA A 420 100 192 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI Kemampuan Akhir yang Diharapkan : Mahasiswa PS ITP semester 3 mampu menjelaskan karakteristik biologi dan fisiologi bahan pangan PROSES METABOLISME Bahan hasil pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Proksimat Fillet Gurami Komponen penting dari komposisi kimia ikan adalah protein dan lemak. Ikan gurami mengandung 75-80% protein dan 6-9% lemak (basis kering) (Tabel 3).

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada Oktober

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses

Lebih terperinci

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Pendahuluan Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati konsumen. Salah satu contoh kultivar jambu yang memiliki

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Organoleptik, Laboratorium Biokimia Zat Gizi,

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Analisis Kimia.1.1 Kadar Air Hasil analisis regresi dan korelasi (Lampiran 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara jumlah dekstrin yang ditambahkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.

BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill. BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) 4.1.1 Susut Bobot Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa persentase

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam CaCl 2 terhadap Susut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam CaCl 2 terhadap Susut BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam CaCl 2 terhadap Susut Bobot Buah Jambu Biji Merah Penimbagan susut bobot buah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Materi Kelas/Sem Waktu Guru Sekolah : Ilmu Pengetahuan Alam : Fotosintesis : VIII/2 : 80 menit : Heri Priyanto, S.Si., M.Si : SMP N 4 Kalikajar Wonosobo 1. Perhatikan

Lebih terperinci

TEKNIK "MODIFIED ATMOSPHERE STORAGE "

TEKNIK MODIFIED ATMOSPHERE STORAGE PENGARUH PENYIMPANAN BEBERAPA VARIETAS JAMBU BI JI ( Tdidfum guajaaaj DENGAN TEKNIK "MODIFIED ATMOSPHERE STORAGE " Oleh lstl CHRISTIANTI F 24.0694 19 9 2 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GlZl FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci