Margareta Putri Rany Jurusan Ilmu Ekonomi/Fakultas Bisnis dan Ekonomika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Margareta Putri Rany Jurusan Ilmu Ekonomi/Fakultas Bisnis dan Ekonomika"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, HARGA PENGELUARAN PEMERINTAH, CGDP RELATIF TERHADAP US, DAN CGDP PER PEKERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EMPAT NEGARA BERKEMBANG ASEAN PERIODE Margareta Putri Rany Jurusan Ilmu Ekonomi/Fakultas Bisnis dan Ekonomika Abstract This study intended to identify the effect of exchange rate, the price of government expenditure, CGDP relative to US and CGDP per worker to economic growth in developing countries of ASEAN members. Object used in this study are developing countries of ASEAN founding members with relatively high economic growth.this study are using quantitative approach and pooling data regression method. This research used samples from four developing countries in ASEAN : Malaysia, Thailand, Philippines and Indonesia in the period 1970 to The findings of this study indicate that there is a positive and significant impact on the exchange rate, the price of government expenditure, and income per worker on economic growth. While per capita income negatively and significant affect economic growth. These findings support the theory of aggregate demand and supply, which states that the exchange rate, income per capita, and government expenditure to be one of the deciding factors in determining a country's economic growth. Keywords : Aggregate demand and supply, ASEAN, economic growth PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang terletak di Asia tenggara kembali menjadi perhatian dunia. Hal ini karena laju pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut mengalami peningkatan di tengah kondisi krisis dunia. Rata-rata pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut mencapai 5.6%, sementara Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Vietnam mencapai pertumbuhan di atas rata-rata hingga mencapai 7% (WEF, 2012). Meskipun demikian, OECD et al (2012) mengidentifikasi masih adanya kesenjangan antar negara di kawasan tersebut. Pada dasarnya negara-negara tersebut merupakan negara yang sama-sama dilatar belakangi oleh kepentingan ekonomi. Negara-negara tersebut tergabung dalam ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), sebuah organisasi yang bertujuan 1

2 mendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial maupun kebudayaan. Dalam perkembangannya, kawasan tersebut berniat mewujudkan ASEAN Community pada tahun 2015, yang memungkinkan terjadinya perdagangan bebas (ASEAN, 2012). Kesenjangan ekonomi antar negara tersebut dikawatirkan akan menghambat terwujudnya ASEAN Community BRN KHM IDN LAO MYS PHL SGP THA VNM Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi di Negara ASEAN Tahun (dalam %) Sumber : World Bank, 2012 Meskipun mengalami pertumbuhan ekonomi yang sama-sama tinggi, laju pertumbuhan masing-masing negara sangatlah berbeda. Pada krisis ekonomi 1998, Indonesia mengalami laju pertumbuhan ekonomi terendah, hingga mendekati -15%. Pada krisis ekonomi 2008, Malaysia dan Singapura mengalami pertumbuhan negatif, meskipun tidak mencapai angka -5% (lihat Gambar 1). Kondisi tersebut ditentukan oleh banyak faktor. Pengeluaran pemerintah, pendapatan per kapita, fluktuasi nilai tukar dan pendapatan per pekerja diduga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Akbar et al, (2011) mengidentifikasi peran kebijakan fiskal, pendapatan perkapita dan nilai tukar sebagai determinan utama, sedangkan peran nilai tukar masih diperdebatkan. Ekspor negara-negara ASEAN masih mengalami trend positif. Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang masih merupakan pasar ekpor utama bagi negara- 2

3 negara di kawasan ini. Namun krisis Eropa yang tidak berkesudahan menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian di kawasan ini. Hal ini terindikasi dari gejolak nilai tukar dan pasar modal (lihat Tabel 1). Di lain pihak, kapasitas fiskal setiap negara berbeda-beda serta besarnya pendapatan di setiap negara juga berbedabeda Tabel 1 Nilai tukar (mata uang lokal relatif terhadap US) Indonesia Malaysia Filipina Thailand Sumber : World Bank (2012) Nilai tukar mata uang keempat negara ASEAN cenderung mengalami apresiasi pada setiap tahunnya. Dapat dilihat pada tabel 1 menunjukan bahwa negara Malaysia sebagai negara dengan mata uang paling stabil dibandingkan ketiga negara lainnya. Berkebalikan dengan Malaysia, Indonesia memiliki mata uang paling besar nilainya dan cenderung tidak stabil. Tabel 2 Total Akhir Pengeluaran Pemerintah (US dollar konstan ) Indonesia Malaysia Filipina Thailand ,521,683,393 16,210,221,036 10,434,205,344 17,688,926, ,203,955,566 17,283,724,396 11,154,667,573 19,414,242, ,102,314,435 18,471,304,427 11,186,866,631 20,037,319, ,253,341,121 19,384,410,567 12,407,148,545 21,530,105, ,320,213,481 19,941,735,469 12,902,975,751 22,900,604,302 Sumber : World Bank (2012) 3

4 Pengeluaran pemerintah pada empat negara ASEAN mengalami trend positif di setiap tahunnya. Jika dilihat pada tabel 2 Indonesia memiliki pengeluaran pemerintah paling tinggi sebesar 23,320,213,481 US $, sedangkan Filipina memiliki pengeluaran pengeluaran pemerintah paling sedikit sebesar 12,902,975,751 US $ Indonesia Malaysia Filipina Thailand Gambar 2 Pendapatan per pekerja di 4 Negara Berkembang ASEAN (dalam US $) Tahun Sumber : Pen World Tabel, 2012 Pendapatan per pekerja pada empat negara berkembang di ASEAN menunjukan perbedaan yang menonjol antar negara. Setiap tahun pendapatan per pekerja di negara tersebut menunjukan trend positif, dapat dilihat di gambar 2. Hal ini menunjukan bahwa keempat negara tersebut memiliki output per pekerja yang cukup tinggi, terlihat pada negara Malaysia yang memiliki output per pekerja hampir menyentuh US $. Lain halnya dengan Filipina yang memiliki output sebesar US $ dan menjadikan negara ini sebagai negara output terendah dibandingkan dengan negara lainnya. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar, harga pengeluaran pemerintah, CGDP relatif terhadap US, dan CGDP per pekerja terhadap pertumbuhan ekonomi di negara berkembang ASEAN pada periode

5 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal komparatif dengan menggunakan data sekunder. Arti penelitian kausal komparatif menurut Samsudi (2009) penelitian ini menguji dampak variabel bebas terhadap variabel terikat, tetapi data tentang variabel bebas dan terikat sudah tersedia. Penelitian ini berusaha mengidentifikasi hubungan sebab-akibat dan melibatkan dua (atau lebih) kelompok dan satu variabel independen. Sedangkan pendekatan kuantitatif menekankan analisanya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2011). Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan data sekunder berdasarkan data panel. Data yang diperoleh dari Center for International Comparisons ( Pen World Tabel 7.1) adalah nilai tukar, harga pengeluaran pemerintah, CGDP relatif terhadap US, dan GDP riil per pekerja. Penelitian ini mengambil 4 negara berkembang ASEAN sebagai sampel untuk periode 1970 hingga Keempat negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina. Keempat negara ini diambil karena memiliki jenis data yang hampir sama satu negara dengan negara lainnya dan merupakan negara berkembang pendiri ASEAN. Model Dalam penulisan ini model yang digunakan didasarkan pada model hasil penelitian dari Determinants of Economic Growth in Asian Countries: A Panel Data Perspective oleh Akbar et al (2011). Model yang digunakan adalah: CGDP it = 1i + 2 XRAT it + 3 PPP it + 4 P it + 5 PG it + 6 PIit + 7 Y it + 8 RGDPWORK it + it Model ini diadopsikan untuk penelitian di kawasan Asia Tenggara khususnya untuk emapat negara berkembang pendiri ASEAN. Model ini menggunakan panel 5

6 data karena data yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah data panel sehingga penelitian lebih lanjut ingin menguji dengan menggunakan panel data untuk kawasan Asia Tenggara khususnya negara berkembang. Dalam penelitian ini terjadi penyederhanaan model karena keterbatasan data dan ketidakfalidan data yang ditemukan, sehingga model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (dengan indikator i mengintepretasikan negara) CGDP it = 1i + 2 XRAT it + 3 PG it + 4 Y it + 5 RGDPWORK it + it Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu variabel bebas ( Independend Variable) dan variabel tergantung (Dependend Variable). Variabel-variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : Variabel Tergantung CGDP = PDB riil (Real Gross Domestic Product) Merupakan Produk Domestik Bruto per kapita yang dikonversikan ke dollar internasional menggunakan tingkat paritas daya beli (Purchasing Power Parity rate) dengan harga konstan Selain mengggunakan paritas daya beli PDB juga diperoleh dari agregasi nilai tukar dan paritas daya beli untuk konsumsi, investasi dan pemerintah. Penggunaan tingkat paritas daya beli menjadikan PDB dari setiap negara dapat dibandingkan. PDB yang digunakan merupakan PDB riil yaitu pendapatan negara yang tidak memasukan komponen inflasi dalam penghitungannya. Variabel Bebas XRAT = nilai tukar (Exchange Rate) Merupakan unit mata uang nasional yang di bandingkan dengan nilai mata uang US dollar. Data nilai tukar diperoleh dari Pusat Pengembangan PBB, tahun data diperoleh dari sumber bank PBB dan Dunia 6

7 dengan hasil data yang sama dengan tingkat tahunan IMF. Setelah tahun 1988 data diperoleh dari sumber mata uang nasional masing-masing negara. PG = harga pengeluaran pemerintah ( Price of Goverment) Pengeluaran pemerintah yang menggunakan nilai mata uang nasional dibagi dengan nilai mata uang dollar internasional. PPP dan nilai tukar semuanya dinyatakan dalam nilai mata uang nasional per dollar US. Nilai dollar US dibuat sama dengan 100. Sehingga harga pengeluaran pemerintah berasal dari PPP dibagi terlebih dahulu dengan GOV kemudian hasilnya dibagi dengan nilai tukar dan dikalikan 100 agar hasil akhirnya menjadi satuan indeks. PPP PG GOV XRAT X 100 Y = CGDP relatif terhadap US dollar Dimana CGDP per kapita dinyatakan relatif terhadap negara US (US = 100) pada setiap tahunnya. CGDP per kapita setiap negara dibandingkan dengan CGDP per kapita US dengan tahun dasar Hasil yang diperoleh dalam bentuk indeks. RGDPWORK = CGDP per pekerja Pekerja untuk variabel ini berdasarkan definisi dari sensus penduduk yang aktif secara ekonomi. Data ini didasari dari Organisasi Perburuhan Internasional yang telah diinterpolasi setiap tahun. Dimana CGDP dibagi dengan jumlah penduduk yang aktif secara ekonomi. CGDP yang digunakan berdasarkan harga konstan tahun dasar HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Berdasarkan model estimasi regresi yang sebelumnya telah dijelaskan, terdapat empat variabel independen yaitu nilai tukar, harga pengeluaran pemerintah, CGDP terhadap US dan CGDP riil per pekerja. Sedangkan variabel dependennya 7

8 adalah CGDP, berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil analisis data dari kelima variabel yang digunakan dalam penelitian Indonesia Malaysia Filipina Thailand Gambar 3 CGDP 4 negara berkembang pendiri ASEAN Tahun Sumber : Pen World Tabel 7.1 (2012) Setiap tahun CGDP pada keempat negara meningkat cukup tinggi ini terbukti pada tahun sampai 2010, hal ini dapat dilihat pada gambar 3. Jika dilihat lebih lanjut,malaysia menunjukan angka CGDP paling tinggi bila dibandingkan dengan tiga negara lainnya. Negara Filipina menunjukan CGDP paling rendah diantara ketiga negara lainnya dan peningkatan CGDP Filipina tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya Indonesia Malaysia Filipina Thailand Gambar 4 Nilai tukar 4 negara berkembang pendiri ASEAN Tahun Sumber : Pen World Tabel 7.1 (2012) 8

9 Berdasarkan gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa nilai tukar yang paling berfluktuatif hanya terdapat pada negara Indonesia saja. Ketiga negara lainnya mengalami perubahan nilai tukar setiap tahun akan tetapi tidak sebesar perubahan nilai tukar yang dimiliki oleh Indonesia Indonesia Malaysia Filipina Thailand Gambar 5 Harga pengeluaran pemerintah di 4 negara berkembang pendiri ASEAN Tahun Sumber : Pen World Tabel 7.1 (2012) Besarnya harga pengeluaran pemerintah mengalami perubahan setiap tahunnya dan cenderung fluktuatif dan meningkat setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada gambar 5. Dapat dilihat pengeluaran pemerintah paling tinggi dilakukan oleh negara Filipina yang disusul oleh Malaysia. Kedua negara ini menunjukan harga pengeluaran pemerintah yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan Indonesia dan Thailand Indonesia Malaysia Filipina Thailand Gambar 6 CGDP relatif terhadap US di 4 negara berkembang pendiri ASEAN Tahun Sumber : Pen World Tabel 7.1 (2012) 9

10 Berdasarkan gambar 6 menunjukkan bahwa CGDP tehadap US di empat negara cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling tinggi dialami oleh negara Malaysia dengan indeks sebesar 30. Negara yang memiliki CGDP terhadap US paling rendah adalah Filiphina yang menunjukan angka indeks sebesar 7. Walaupun Filpina memiliki indeks CGDP terhadap US terkecil, namun pada tahun 1985 Filipina berhasil lebih unggul dibandingkan Indonesia Indonesia Malaysia Filipina Thailand Gambar 7 Pendapatan per pekerja di 4 negara berkembang pendiri ASEAN Tahun Sumber : Pen World Tabel 7.1 (2012) Berdasarkan gambar 7 menunjukan perbedaan pada jumlah pendapatan per pekerja di empat negara pendiri ASEAN. Seperti yang diketahui bahwa keempat negara ini merupakan negara berkembang akan tetapi pada kenyataannya hasil menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang cukup besar antara besarnya pendapatan per pekerja antar negara. Pada gambar 7 dapat dilihat bahwa Malaysia memiliki pendapatan per pekerja paling tinggi bila dibandingkan dengan negara Indonesia, Thailand dan Filipina. Hasil Estimasi Dari data yang telah dikumpulkan, selanjutnya data tersebut diregresi ke dalam model Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect dengan menggunakan software eviews 6. Tabel 3 menunjukan hasil dari ketiga model tersebut. 10

11 Tabel 3 Hasil regresi untuk Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect Model Panel data Models; Variabel Dependen : CGDP Periode : Jumlah observasi : 164 Variabel Common Effect Random Effect Fixed Effect Independen (Period) c (Konstanta) (0.2291) (0.2291) (0.0000) XRAT (0.5325) (0.5325) (0.0000) PG (0.0000) (0.0000) (0.0000) Y (0.1032) (0.1032) (0.0000) RGDPWORK (0.0000) (0.0000) (0.0000) R-squared Chow Test F-hitung :114,06329 F-tabel: 2,6 H 0 Ditolak : FE Hausman Test (0.0000) H 0 Ditolak : FE Hasil dari uji hausman dan uji Chow menunjukkan bahwa Fixed Effect merupakan model terbaik bagi estimasi regresi penelitian ini, dengan persamaan sebagai berikut: CGDP = *XRAT *PG *Y *RGDPWORK Hasil dari pendekatan Fixed Effect memiliki nilai R-squared sebesar , artinya variasi dari nilai tukar, harga pengeluaran pemerintah, CGDP relatif terhadap US dan CGDP per pekerja dapat menjelaskan variasi CGDP sebesar 96,7105%. Dapat diartikan, model estimasi regresi panel menunjukan 96,7105% variasi data. Sedangkan sisanya sebesar 3,289% dijelaskan oleh variasi dari variabel lain diluar model. 1. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Pertumbuhan Ekonomi 11

12 Berdasarkan hasil estimasi regresi panel, variabel XRAT memiliki koefisien dan probabilitas t-test yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel XRAT atau nilai tukar memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya, koefisien menunjukan bahwa setiap peningkatan 1 unit XRAT maka CGDP akan meningkat sebesar satuan. Adanya pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dimungkinkan karena melemahnya nilai tukar domestik terhadap US yang menyebabkan harga barang-barang di luar negeri relatif mahal dan harga barang domestik relatif lebih murah, sehingga impor cenderung menurun. Jika impor menurun maka permintaan akan barang domestik meningkat dan medorong produksi dalam negeri meningkat yang kemudian meningkatkan PDB riil (Haerani, 2012). Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Akbar et al (2011) yang mengungkapkan bahwa variabel XRAT memiliki pengaruh positif akan tetapi variabel XRAT tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Pengaruh Harga Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil estimasi regresi panel, variabel PG memiliki koefisien dan probabilitas t-test lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel PG atau harga pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi atau CGDP. Koefisien berarti setiap peningkatan 1 satuan varibel PG, maka variabel CGDP akan meningkat sebesar satuan. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian oleh Akbar et al (2011), dimana seharusnya variabel PG memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, variabel PG memiliki pengaruh positif, ini menunjukan bahwa pengaruh positif dari PG sesuai dengan teori hukum Wagner, apabila pendapatan perkapita meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah juga meningkat. Ini terjadi karena peran pemerintah dalam perekonomian sangat besar dimana mengatur hubungan timbal balik antar masyarakat. 12

13 3. Pengaruh CGDP Relatif (terhadap US) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil estimasi regresi panel, variabel Y memiliki koefisien dan probabilitas t-test lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel Y atau pendapatan penduduk perkapita relatif terhadap US memiliki pengaruh negatif dan siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Y memiliki koefisien yang berarti setiap peningkatan 1 satuan variabel Y, maka variabel CGDP akan turun sebesar satuan. Hasil ini menunjukan kesamaan dengan hasil dari penelitian Akbar et al (2011) dimana variabel Y memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh negatif dari Y ini dapat diakibatkan karena adanya ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan yang dikemukakan oleh Arsyad (1997). Ada 8 hal yang menyebabkan ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan penurunan pendapatan perkapita. 4. Pengaruh CGDP per Pekerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan hasil penelitian, variabel RGDPWORK memiliki koefisien dan probabilitas t-test lebih kecil dari 0,05. Artinya, variabel RGDPWORK atau pendapatan per pekerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Arti dari variabel RGDPWORK adalah saat variabel RGDPWORK naik 1 satuan maka variabel CGDP akan naik sebesar satuan. Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya oleh Akbar et al (2011) yang mengungkapkan bahwa variabel RGDPWORK memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh positif ini bisa dikarenakan adanya dampak globalisasi yang dikemukakan oleh Maskin dan Basu (2007) yang menyatakan sebenarnya pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan rata-rata di suatu negara. 13

14 Namun, pertumbuhan ekonomi tidak selalu menjamin kesejahteraan penduduk karena adanya globalisasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil estimasi regresi panel, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tukar, harga pengeluaran pemerintah, CGDP relatif terhadap US, dan GDP riil per pekerja berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengaruhnya positif kecuali variabel CGDP relatif terhadap US. Dari kesimpulan ini menunjukan bahwa keempat faktor tersebut menjadi indikator penting dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi khususnya di negara berkembang ASEAN. Rekomendasi 1. Model yang digunakan pada penelitian kali ini memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri. Kelebihan model yaitu fokus terhadap pertumbuhan ekonomi di empat negara ASEAN. Sedangkan kelemahannya, model ini tidak dapat diterapkan pada negara diluar empat negara yang telah diuji. Terlebih lagi bila data yang digunakan tidak lengkap dimana pada kenyataannya negara berkembang di ASEAN memiliki data yang terbatas. Model ini masih dikaji lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya. 2. Teori agreggate demand dan supply mampu menjelaskan hubungan nilai tukar, pengeluaran pemerintah serta pendapatan penduduk. Model ini sesuai dengan teori tersebut dan mampu menjelaskan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu model ini dapat memberikan kontribusi terhadap teori pertumbuhan ekonomi. 3. Diharapkan pemerintah di negara-negara ASEAN dapat memberikan perhatian lebih terhadap nilai tukar, harga pengeluaran pemerintah, pendapatan per kapita, dan pendapatan per pekerja. Perhatian ini dapat diaplikasikan melalui kebijakan untuk menstabilkan nilai tukar agar tidak terdepresiasi serta memperkuat cadangan devisa negara. Pengeluaran 14

15 pemerintah dapat di kendalikan dengan jalan menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran negara melalui perbaikan kebijakan fiskal dan moneter serta lebih berupaya untuk memperbesar pengeluaran investasi jangka panjang. Untuk mengatasi pemerataan pendapatan per kapita diharapkan pemerintah mengendalikan pertumbuhan penduduk sehingga sebanding dengan pendapatan negara. Melalui upaya pemerataan pendapatan, pelatihan profesi, dan pendidikan yang tinggi dalam negeri diharapkan pendapatan per pekerja akan terus meningkat dan dapat meningkatkan pendapatan negara. 4. Adanya penelitian ini, diharapkan dapat membantu investor asing dalam menentukan negara yang akan dituju untuk pengembangan industri global. Sehingga tidak terjadi kesalahan proyeksi kedepan dalam prospek negara yang dituju dan pasar yang diinginkan. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan pelaku usaha internasional lebih berhati-hati dan lebih mempertimbangkan dengan benar dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi khususnya di negara berkembang ASEAN. 15

16 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Imdadullah, Ullah, dan Aslam Determinants of Economic Growth in Asian Countries: A Panel Data Perspective. Pakistan Journal of Social Sciences (PJSS) Vol 31, No 1 (June 2011, pp ). Arsyad, Lincolin Ekonomi Pembangunan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) On track to ASEAN Community 2015: ASEAN Annual Report , Jakarta: ASEAN. Azwar, Saifuddin Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Haerani, Wiwin Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Defisit APBN Di Indonesia Periode Tahun Makasar: Universitas Hasanuddin. Maskin dan Khausik Basu, Peraih Nobel Ekonomi. Organisation for Economics Cooperation and Development (OECD), Devepment Centre, ASEAN Secreatriat, (2012) Southeast Asian Economic Outlook 2013 with perspective on China and India: narrowing development gaps, Paris: OECD ISBN Samsudi Desain Penelitian Pendidikan. Semarang: Unnes Press. World Data Indicators (WDI) Klasifikasi Pendapatan Negara. World Economic Forum (WEF) Global Agenda Council on South-East Asia Geneva: WEF Switzerland. ( diakses pada 10 Mei 2013). The World Bank. ( diakses pada 6 Mei 2013). The Center for International Comparisons at the University of Pennsylvania (CICUP). Pen World Table. 16

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PDB NEGARA NEGARA ASEAN PERIODE Oey Irwan Budimansyah Wijaya

PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PDB NEGARA NEGARA ASEAN PERIODE Oey Irwan Budimansyah Wijaya PENGARUH SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PDB NEGARA NEGARA ASEAN PERIODE 2000 2010 Oey Irwan Budimansyah Wijaya Ilmu Ekonomi / Fakultas Bisnis dan Ekonomika Irwan_budimansyah@hotmail.com Abstrak - Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu negara dalam membangun perekonomian negaranya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang melibatkan berbagai perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan institusi sosial,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE ) PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE 1998.1 2014) THE DETERMINATION OF FOREIGN EXCHANGE RUPIAH TO US DOLLAR IN INDONESIAN FOREX MARKET

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun dimuka bumi yang tidak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Nilai Tukar ( Exchange Rate 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam hubungan dengan penelitian ini, maka beberapa teori yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yangn memengaruhi impor di kawasan ASEAN+6 dan non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI DAN KEMAKMURAN INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN 6 NEGARA TETANGGA PERIODE

PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI DAN KEMAKMURAN INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN 6 NEGARA TETANGGA PERIODE PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI DAN KEMAKMURAN INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN 6 NEGARA TETANGGA PERIODE 2005-2012 Theresia Lesmana Accounting and Finance Department, Faculty of Economic and Communication,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari data Asian Development Bank tahun 2010 kondisi perekonomian Asia Tenggara tahun 2008 sampai tahun 2010 kurang stabil (lihat tabel 1.1 dan 1.2). Hal ini

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG 1 ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS Oleh Baida Soraya 117039030/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Kutznets dalam Todaro dan

Lebih terperinci

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan Judul Nama : Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan NIM : 1306105127 Abstrak Integrasi ekonomi merupakan hal penting yang perlu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti

BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Studi mengenai pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang menjadi pembahasan yang sangat menarik. Berbagai perdebatan telah

Lebih terperinci

Analisis impor Indonesia dari Cina

Analisis impor Indonesia dari Cina Analisis impor Indonesia dari Cina Febrian Deni Saputra Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sembilan Negara Asia Tahun

Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sembilan Negara Asia Tahun Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Sembilan Negara Asia Tahun 2011-2014 Yosafat Charisma Aloysius Gunadi Brata Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua analisis untuk membuat penilaian mengenai pengaruh ukuran negara dan trade facilitation terhadap neraca perdagangan, yaitu

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random 67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA NILAI TUKAR DENGAN SUKU BUNGA, PDB, CADANGAN DEVISA DAN INFLASI DI ASEAN-5 TAHUN 2000 2013 DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara.perekonomian terbuka membawa suatu dampak ekonomis

Lebih terperinci

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL HARGA UNTUK TRANSAKSI INTERNASIONAL : NILAI TUKAR RIIL DAN NOMINAL Transaksi Internasional dipengaruhi oleh harga internasional. Dua harga internasional yang paling penting

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPOR INTRA-ASEAN DAN FDI INTRA-ASEAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA ASEAN

PENGARUH EKSPOR INTRA-ASEAN DAN FDI INTRA-ASEAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA ASEAN PENGARUH EKSPOR INTRA-ASEAN DAN FDI INTRA-ASEAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA ASEAN (Studi pada Negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand Tahun 2006-2015) Rinaldy Achmad Roberth

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara dan menjadi sasaran utama pembangunan bagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data 43 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Seluruh data adalah data panel dengan periode 2000-2009 dan cross section delapan negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai tukar merupakan salah satu alat untuk kebijakan ekonomi bagi sebuah negara. Nilai tukar adalah salah satu indikator ekonomi yang sangat dibutuhkan khususnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3 4.1 Gambaran Umum Kesenjangan Tabungan dan Investasi Domestik Negara ASEAN 5+3 Hubungan antara tabungan dan investasi domestik merupakan indikator penting serta memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

Chapter 2 Comparative Economic Development

Chapter 2 Comparative Economic Development Chapter 2 Comparative Economic Development Karakter Umum dari Negara sedang Berkembang Tingkat yang rendah dari kehidupan dan produktivitas Tingkat rendah dari modal manusia Tingkat yang tinggi dari ketidak

Lebih terperinci

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA 6.1 Pengujian Asumsi Gravity model aliran perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia yang disusun dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria pengujian asumsi-asumsi

Lebih terperinci

BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI

BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI Masih ingat penjelasan terhadap gambar di bawah ini : Kebijakan Moneter Longgar JUB Meningkat Naiknya Konsumsi & Permintaan Masy. Bunga riil Turun Memicu Kenaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi, infrastruktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 2008 banyak mengalami perkembangan yang bersifat positif sampai sebelum tahun 1997. Hal ini tidak

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR SURAKARTA KE ENAM NEGARA TUJUAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR SURAKARTA KE ENAM NEGARA TUJUAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL ANALISIS DETERMINAN EKSPOR SURAKARTA KE ENAM NEGARA TUJUAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL Skripsi Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses 115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2016 Indonesia dan Negara Asia Tenggara lainnya sudah memasuki masa MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Orang Indonesia tidak lagi bersaing hanya dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah

BAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak runtuhnya sistem Bretton Woods di awal tahun 1970an, berbagai negara industri telah melakukan reformasi rezim nilai tukar nominal tetap mereka menjadi nilai tukar

Lebih terperinci