ANALISA PREDIKSI KEGAGALAN PERUSAHAAN DENGAN MODEL ALTMAN ( Kasus Perusahaan Manufaktur)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PREDIKSI KEGAGALAN PERUSAHAAN DENGAN MODEL ALTMAN ( Kasus Perusahaan Manufaktur)"

Transkripsi

1 ANALISA PREDIKSI KEGAGALAN PERUSAHAAN DENGAN MODEL ALTMAN ( Kasus Perusahaan Manufaktur) DISUSUN OLEH : HERU PURNOMO, SE., MM UNIVERSITAS GUNADARMA 2009

2 ABSTRAKSI Tujuan penulisan ini adalah untuk memprediksi dari sisi keuangan apakah suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan pada masa yang akan datang dengan menggunakan salah satu alat analisa yang jarang sekali digunakan tetapi mempunyai tingkat keakuratan dalam hasil penelitiannya karena telah dilakukann pengujian pada banyak sample oleh Beaver (1966, 1968), Altman (1968,1984), Altman, Haldeman dan Narayanan (1976), Blum (1974), Dambolena dan Khoury (1980), Ohlson (1980), Zmijewski (1983). Analisa yang digunakan disebut dengan Altman s Bankruptcy Prediction Mode (Z-Score) dengan menggunakan lima alat rasio keuangan yaitu : working capital to total assets, retained earning to total assets, earning before interest and taxes to total assets, market value equity to book value of total debt dan sales to total assets. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa PT.AQUA GOLDEN MISSISSIPPI memiliki nilai Z- Score = 4, dengan kesimpulan Besar Kemungkinan untuk Berhasil yang sebabkan oleh varibel X 5 = 2,323 yaitu menggambarkan rasio perputaran modal (asset turnover) yang menunjukkan besar kecilnya kemampuan manajemen dalam menghasilkan modal dalam jangka waktu tertentu dari hasil penjualan produknya. Dan dilanjutkan oleh variable X 2 merupakan indikator profitabilitas komulatif yang relatif terhadap panjangnya waktu, maka hal ini mengisyaratkan bahwa semakin muda suatu perusahaan, semakin besar kemungkinannya untuk mengalami kebangkrutan. Dan dilanjutkan lagi berurutan dipengaruhi oleh variabel X 1, X 3 & X 4. Kata Kunci : Kebangkrutan, Altman s Bankruptcy Prediction Mode (Z-Score), Altman, prediksi, modal kerja, laba ditahan, laba kotor, penjualan PENDAHULUAN Komposisi jenis industri di Indonesia yang paling dominan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan perekonomian Indonesia salah satunya adalah perusahaan manufaktur, sehingga sudah selayaknya kita perlu memperhatikan jenis industri tersebut agar perekonomian bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Penulis hanya mengambil satu jenis industri sebagai contoh kasus dalam penelitian ini tanpa mengurangi pengaruh dari jenis industri lain dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Di pertengahan tahun 1997 dimana terjadinya krisis moneter banyak perusahaan manufaktur mengalami kegagalan atau kebangkrutan yang disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor lingkungan eksternal dan internal, dimana manajemen tidak dapat mengendalikan faktor lingkungan eksternal mikro dan makro seperti perubahan ekonomi, peraturan pemerintah, perilaku konsumen, perkembangan teknologi, politik, budaya maupun pesaing, supplier, konsumen dan

3 lainnya. Sehingga yang perlu dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah mengendalikan faktor lingkungan internal perusahaan seperti faktor keuangan, kebijakan dan peraturan perusahaan, penjualan dan lainnya. Faktor keuangan merupakan faktor yang paling dominan terhadap keberadaan kondisi perusahaan, sehingga perusahaan harus memperhatikan hal tersebut. Sebenarnya perusahaan bisa memperkirakan kondisinya dimasa yang akan datang dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan perusahaan, sehingga perusahaan dapat memastikan kondisi keuangannya di masa yang akan datang dengan ketepatan prediksi 95% (Altman 1984 untuk model MDA). Adapun analisa yang dapat digunakan untuk memprediksi kegagalan suatu perusahaan di masa yang akan datang diantaranya Analisa Bankruptcy Prediction Mode (Z-Score), dimana analisa model ini telah diuji oleh Altman (1968) dengan menggunakan metode multiple discriminant analysis (MDA) dengan mengambil 66 sampel perusahaan yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut untuk periode pengamatan tahun Hasilnya menunjukkan tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94% untuk model MDA tahun 1968 dan 95% untuk model MDA tahun 1984 (Foster, 1986). TINJAUAN PUSTAKA Untuk menganalisa dengan menggunakan Analisa Bankruptcy Prediction Mode (Z-Score) dibutuhkan data-data keuangan yang berkaitan dengan variabel-variabel berikut ini : Modal kerja (Working Capital) Setiap kegiatan usaha yang bersifat profit oriented maupun non-profit oriented, senantiasa membutuhkan dana untuk modal yang digunakan dalam pembelanjaan dan operasional dari perusahaan tersebut. Pada dasarnya dana atau modal yang dimiliki perusahaan digunakan untuk membiayai eksploitasi perusahaan (operating atau revenue expenditure) dan untuk membiayai investasi (capital expenditure) secara konsepsional sesungguhnya tidak ada perbedaan antara kedua macam pengeluaran tersebut. Dalam buku Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan oleh Dr. Bambang Riyanto (1987) : Menurut konsep kuantitatif : definisi modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (Gross Working Capital)

4 Menurut konsep kualitatif : definisi modal kerja adalah sebagian dari aktiva lancar yang benarbenar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya,, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancer di atas utang lancarnya. Menurut Wilford J. Eitman J.h. Holtz, memberikan definisi : modal kerja sebagai dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan current income. nonworking capital adalah dana yang tidak menghasilkan current income, atau kalau menghasilkan current income tidak sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. (W.J. Eiteman and J.N. Holtz, working capital management, dalam kumpulan karangan Essay on Business Finance, Masterco Press, Inc. Ann Arbor, Michigan, 1963, hal 209). Laba di tahan (Retained Earning) Laba ditahan pada hakikatnya merupakan titik temu antara perkiraan-perkiraan neraca dengan perkiraan-perkiraan perhitungan rugi-laba. Dari periode ke periode, laba yang ditahan bertambah dengan adanya laba dan berkurang karena adanya kerugian dan pembagian deviden. Sebagai hasilnya, saldo laba yang ditahan menunjukkan akumulasi laba bersih. Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1991, hal 48) : Laba yang ditahan menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian deviden dan koreksi rugi laba periode lalu. Laba sebelum Bunga dan Pajak (Earning before Interest and Taxes) Kalau kita perhatikan pada laporan rugi laba, pencatatan laba sebelum bunga dan pajak posisinya berada di antara pencatatan pendapatan atau beban lainnya dan pajak penghasilan. Laba sebelum bunga dan pajak merupakan laba usaha yang posisinya belum dikurangi oleh biaya atau beban bunga dan taksiran pajak penghasilan suatu perusahaan. Sedangkan laba bersih menunjukkan kelebihan semua penghasilan dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu setelah dikurangi pajak dan bunga. Harga Pasar dari Ekuitas (Market value of Equity) Harga atau nilai pasar dari Ekuitas atau disebut dengan Market Value of Equity merupakan nilai atau harga dari ekuitas atau saham perusahaan saat sekarang berapa rupiah menurut pasar saham di Indonesia. Jika harga atau nilai pasar dari ekuitas perusahaan tersebut lebih tinggi dari harga atau

5 nilai buku perusahaan, maka bisa dikatakan perusahaan tersebut mengalami kenaikan nilai pasar dari ekuitasnya. Dari bukunya John D. Martin, Arthur J.J. William Prety, David F. Scott, Jr. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (1993): harga pasar dari ekuitas formulasinya adalah : Harga pasar Ekuitas : jumlah saham biasa yang beredar pada akhir tahun dikalikan dengan rata-rata harga pasar per saham untuk semester terakhir Nilai Buku Total Hutang (Book of value to total Debt) Nilai buku total hutang diartikan sebagai berapa total piutang perusahaan lain kepada perusahaan tersebut jika dilihat dari pencatatan nilai buku perusahaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai buku total hutang merupakan semua hutang perusahaan pada periode tertentu yang belum bisa dilunasi hingga akhir periode tutup buku. Dari bukunya John D. Martin, Arthur J.J. William Prety, David F. Scott, Jr. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (1993): nilai buku total hutang formulasinya sbb: Nilai Buku Total Hutang : Jumlah Hutang Lancar + Jumlah Hutang Jangka Panjang Penjualan (Sales) Menjual atau penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya. Definisi lain oleh William G Nickels, menyebutkan istilah penjualan tatap muka atau personal selling : Penjualan tatap muka adalah interaksi antara individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Pada industri manufaktur pos penjualan terbagi menjadi dua, yaitu penjualan bersih dan penjualan kotor. Penjualan bersih merupakan penjualan yang telah dikurangi retur, potongan maupun diskon penjualan. Penjualan kotor merupakan penjualan yang belum dikurangi dengan retur, potongan maupun diskon penjualan.

6 Prediksi Kegagalan Perusahaan Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memprediksi kegagalan suatu usaha. Penelitian ini antara lain dilakukan oleh Beaver (1966, 1968), Altman (1968,1984), Altman, Haldeman dan Narayanan (1976), Blum (1974), Dambolena dan Khoury (1980), Ohlson (1980), Zmijewski (1983). Penelitian ini umumnya menggunakan model analisa rasio keuangan, karena rasio keuangan terbukti berperan penting dalam evaluasi kinerja keuangan serta dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat. Salah satu Penelitian prediksi kebangkrutan usaha dilakukan oleh Altman (1968) dengan menggunakan metode Multiple Discriminant Analysis (MDA) dengan mengambil sample sebanyak 66 perusahaan yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut untuk periode amatan Adapun rasio keuangan yang digunakan terdapat 5 rasio, yaitu : working capital to total assets, retained earning to total assets, earning before interest and taxes to total assets, market value equity to book value of total debt dan sales to total assets. Berdasarkan metode tersebut maka dihasilkan formulasi (Z-Score) sebagai berikut : (Z-Score) = 1,2 X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0X 5 Keterangan : X 1 = Modal Kerja / Total Aktiva ( Working Capital to Total Asset ) X 2 = Laba ditahan / Total Aktiva ( Retained Earning to Total Assets X 3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total Aktiva ( Earning Before Interest and Taxes to Total Assets) X 4 = Harga atau Nilai Pasar dari Ekuitas / Nilai Buku Total Hutang ( Market Value Equity to Book Value of Total Debt ) X 5 = Penjualan / Total Aktiva ( Sales to Total Assets ) Altman membuat ambang batas untuk nilai Z-Score yang digunakan sebagai tolak ukur Kriteria Kebangkrutan atau Keberhasilan Perusahaan yang dapat dibagi menjadi 3 ambang batas, yaitu kurang dari nilai 1,81 dinyatakan Besar Kemungkinan akan Gagal (Bangkrut), diantara 1,81

7 sampai dengan 2,99 ada 2 kemungkinan : jika kurang 2,675 = Gagal, lebih dari 2,675 = Berhasil. Selanjutnya nilai Z-Scorenya lebih dari 2,99 maka dinyatakan Besar Kemungkinan akan Berhasil. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini : Tabel Kriteria Kebangkrutan Altman SKOR KEBANGKRUTAN Kurang dari 1,81 Antara 1,81 2,99 Lebih dari 2,99 Kemungkinan Gagal terbilang Besar Kemungkinan Gagal sulit dipastikan Kemungkinan Gagal terbilang Kecil Skor ini meramalkan Kegagalan Kurang dari 2,675 meramalkan Kegagalan Lebih dari 2,675 meramalkan Keberhasilan Skor ini meramalkan Keberhasilan Dari formulasi diatas maka dapat dinyatakan bahwa : 1. Suatu perusahaan yang berpotensi gagal mulai berkurang investasinya untuk Aktiva Lancar (Variabel X 1 ) 2. Karena variable X 2 merupakan indicator profitabilitas kumulatif yang relative terhadap panjangnya waktu, maka hal ini mengisyaratkan bahwa semakin muda suatu perusahaan, semakin besar kemungkinannya untuk mengalami kebangkrutan. 3. Variable X 3 mencerminkan keseluruhan kekuatan perusahaan dalam mendatangkan pendapatan. Melemahnya variable ini merupakan indicator terbaik yang menyebabkan kebangkrutan 4. Variable X 4 melambangkan solvabilitas (leverage) atau kemantapan financial jangka panjang dari suatu perusahaan 5. Variable X 5 menggambarkan rasio perputaran modal (asset turnover) yang menunjukkan besar kecilnya kemampuan manajemen dalam menghasilkan modal dalam jangka waktu tertentu dari hasil penjualan produknya. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Data Keuangan Perusahaan Manufaktur Ada beberapa data keuangan yang perlu diolah lagi dengan melakukan perhitungan melalui formulasi yang ada seperti Nilai pasar dari Ekuitas, untuk mencarinya diperlukan formulasi sbb: Nilai Pasar dari Ekuitas = Jumlah saham biasa yang beredar akhir tahun dikalikan rata-rata harga pasar per saham pada semester terakhir

8 Catatan : Untuk mencari jumlah saham beredar akhir tahun di neraca perusahaan dengan cara mencatat modal yang disetor dan ditempatkan, karena jumlah saham beredar akhir tahun merupakan modal yang disetor oleh perusahaan. Untuk mencari data harga pasar per saham bisa kita gunakan formulasi berikut ini : Rata-rata harga pasar per saham = Nilai saham yang disetor + agio/disagio saham kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredara pada akhir tahun Analisa yang digunakan Analisa yang digunakan dalam penelitian ini disebut dengan Analisa Bankruptcy Prediction Mode (Z-Score), dengan formulasi sebagai berikut : (Z-Score) = 1,2 X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0X 5 Keterangan : X 1 = Modal Kerja / Total Aktiva X 2 = Laba ditahan / Total Aktiva X 3 = Laba sebelum bunga dan pajak / Total Aktiva X 4 = Harga atau Nilai Pasar dari Ekuitas / Nilai Buku Total Hutang X 5 = Penjualan / Total Aktiva Perhitungan Analisanya adalah sbb : PT. AQUA GOLDEN MISSISIPPI, Tbk (Tahun 2008) X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 = Modal Kerja / Total Aktiva = = Laba ditahan / Total Aktiva = = Laba sebelum bunga dan pajak / Total Aktiva = = Harga atau Nilai Pasar dari Ekuitas / Nilai Buku Total Hutang = = Penjualan / Total Aktiva =

9 Sehingga jika kita masukkan nilai 5 variabel tersebut diatas pada Formulasi Z-Score nya : (Z-Score) = 1,2 X 1 + 1,4X 2 + 3,3X 3 + 0,6X 4 + 1,0X 5 (Z-Score) = 1,2 ( ) + 1,4 ( ) + 3,3 ( ) + 0,6 ( ) + 1,0 ( ) (Z-Score) = Menurut Tabel Kriteria Kebangkrutan Altman maka nilai Z-Score PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk yang bernilai dinyatakan bahwa Perusahaan tersebut BERHASIL pada tahun 2008 disebabkan karena besarnya nilai Variable X 5 yang menggambarkan rasio perputaran modal (asset turnover). Beberapa Perusahaan yang telah dilakukan perhitungan Z-Score juga : 1. PT.GUDANG GARAM, Tbk ( Tahun 2008 ). Hasilnya : Z-Score = kesimpulan : Diprediksikan GAGAL 2. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk ( Tahun 2008 ) Hasilnya : Z-Score = kesimpulan : BESAR Kemungkinan jadi GAGAL 3. PT. HOTEL SAHID JAYA INTERNATIONAL, Tbk ( Tahun 2004 ) Hasilnya : Z-Score = kesimpulan : BESAR Kemungkinan jadi GAGAL 4. PT. AGIS, Tbk ( Tahun 2004 ) Hasilnya : Z-Score = kesimpulan : BESAR Kemungkinan jadi GAGAL 5. PT. ANEKA TAMBANG, Tbk ( Tahun 2008 ) Hasilnya : Z-Score = kesimpulan : BESAR Kemungkinan jadi GAGAL 6. PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk ( Tahun 2008 ) Hasilnya : Z-Score = kesimpulan : BESAR Kemungkinan jadi GAGAL Hasil Penelitian Dari hasil perhitungan analisa dengan menggunakan Z-Score, maka dapat dikatakan bahwa : Hasil perhitungan Z-Score menyatakan nilai skor dari perusahaan PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk sebesar Dimana skor tersebut jika dibandingkan dengan tabel Kriteria Kebangkrutan Altman nilainya lebih besar dari nilai skor tabel tersebut (2,99), bisa kita bandingkan Tabel Kriteria Kebangkrutan Model Altman dengan hasil Penelitian sbb :

10 Tabel Kriteria Kebangkrutan Altman : SKOR KEBANGKRUTAN Kurang dari 1,81 Antara 1,81 2,99 Lebih dari 2,99 Kemungkinan Gagal terbilang Besar Skor ini meramalkan Kegagalan Kemungkinan Gagal sulit dipastikan Kurang dari 2,675 meramalkan Kegagalan Lebih dari 2,675 meramalkan Keberhasilan Kemungkinan Gagal terbilang Kecil Skor ini meramalkan Keberhasilan Tabel Perbandingan antara Skor Kebangkrutan (Z-Score) dengan Skor Perhitungan dari analisis yang dilakukan : Tabel Perbandingan antara Skor Kebangkrutan (Model Altman) dengan Skor Hitung PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk Perusahaan PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk Skor Hitung 4, Ketentuan Skor Kebangkrutan (Model Altman) Kurang Kuran Lebih Lebih dari dari 1,81 g dari dari 2,99 2,675 2,675 Gagal Besar Gagal Berhasil Berhasil Besar Kesimpulan Diramalkan Berhasil Hasil Penelitian PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk adalah sebesar 4, , dimana menurut Tabel Skor diatas termasuk pada kriteria kolom yang paling kanan (Lebih dari 2,99), maka dengan demikian PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk pada tahun yang akan datang yaitu tahun 2010 menurut kondisi keuangan perusahaan, maka dapat diprediksikan bahwa akan berhasil atau terhindar dari kebangkrutan. KESIMPULAN Dengan demikian maka berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan Analisa Kebangkrutan Model Altman (Z-Score), maka dapat disimpulkan bahwa:

11 Pada tahun yang akan datang (Tahun 2010) PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk diprediksikan akan berhasil atau terhindar dari kebangkrutan jika dilihat dari sisi keuangan perusahaan tersebut. Faktor dominan yang mendorong keberhasilannya adalah dari : Variabel X 5 merupakan variabel yang menggambarkan rasio perputaran modal (asset turnover) yaitu besar kecilnya kemampuan manajemen dalam menghasilkan modal dalam jangka waktu tertentu dari hasil penjualan produknya dengan nilai skor sebesar Dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menghasilkan modal pada jangka waktu tertentu dari penjualannya. SARAN Dari hasil penelitian tersebut maka ada satu variabel yang menjadi perhatian bagi perusahaan dimana nilai skor tersebut merupakan nilai skor yang terendah yaitu Variabel X 4 yang melambangkan solvabilitas (leverage) atau kemantapan finansial jangka panjang dari perusahaan tersebut dengan nilai skor sebesar Dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam hal finansial jangka panjang, sehingga perlu ditingkatkan kembali sesuai dengan kebijakan perusahaan tersebut. Analisis Kebangkrutan Model Altman ini hanya melihat kemampuan perusahaan dari sisi keuangannya (finansial) saja, sedangkan terjadinya Kebangkrutan bisa disebabkan dari berbagai segi, sehingga diperlukan analisis lain yang bisa memprediksikan keadaan perusahaan di masa yang akan datang dari sisi lain selain keuangan atau finansial. Yang pada akhirnya analisis yang kami lakukan saling menguatkan dengan analisis lainnya. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi ke dua, cetakan ke sepuluh, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Madam Yogyyakarta, Djarwanto Ps, Statistik Nonparametrik, Edisi kedua, cetakan pertama, juli 1985, BPFE Yogyakarta Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Prinsip Akuntansi Indonesia 1984, Jakarta, Rineka Cipta, 1990

12 John D. Martin, J.William Prety, Arthur J.Keown, et all, Basic Financial Management, Fifth Edition, Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, jilid dua, edisi lima, Penerbit Rajawali Pers Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 4 No.2, hal , Mei 2001

13 LAMPIRAN PERHITUNGAN ANALISA Z-SCORE Nama Perusahaan : PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI, Tbk Laporan Keuangan : TAHUN 2008 DATA KEUANGAN YANG DIGUNAKAN NO STATEMENT JUMLAH 1 Aktiva Lancar ( A.L ) IDR 660,532,261,807 2 Hutang Lancar ( H.L ) IDR 84,482,374,710 KETERANGAN STATEMENT FORMULASI HITUNG HASIL 3 Modal Kerja ( M.K ) IDR 576,049,887,097 Aktiva Lancar - Hutang Lancar X 1 = M.K / T.A Total Aktiva ( T.A ) IDR 1,003,487,929,389 5 Laba ditahan ( L.DT ) IDR 537,128,700,640 Saldo Laba (rugi) X 2 = L.DT / T.A Laba sebelum Bunga & Pajak ( EBIT ) IDR 95,634,374,933 Laba (rugi) Usaha X 3 = EBIT /T.A Jumlah Saham Beredar (lbr) ( J.S.B ) 13,162,473 8 Nilai Nominal Saham ( NOM ) IDR 1,000 9 Agio/Disagio Saham ( AGI/DIS ) IDR 8,624,230, Rata 2 Harga Pasar per-shm ( R.H.P ) IDR 1,655 Nilai Pasar dari Ekuitas ( 11 N.P.E ) IDR 21,786,703, Hutang Tak Lancar ( H.TL ) IDR 327,984,030,836 Nilai Buku Total Hutang ( 13 N.B.T.H ) IDR 412,466,405, Jumlah Modal Saham Disetor & Ditempatkan Nil.nominal shm + Agio&Disagio / Jumlah shm Beredar Jumlah shm Beredar x rata2 harga pasar per-shm X 4 = N.P.E / N.B.T.H Hutang Lancar + Hutang Tak Lancar Penjualan (pendapatan) ( JUAL ) IDR 2,331,532,417,087 X 5 = JUAL / T.A HASIL PERHITUNGAN Z-SCORE = Kriteria Kebangkrutan Altman SKOR Kurang dari 1,8 Kurang dari 2,675 Lebih dari 2,675 Lebih dari 2,99 KETERANGAN BESAR Kemungkinan jadi GAGAL Diprediksikan GAGAL Diprediksikan BERHASIL BESAR Kemungkinan untuk BERHASIL KESIMPULAN : BESAR Kemungkinan untuk BERHASIL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perhitungan Komponen Z-Score Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan oleh Altman untuk negara-negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Adanya pasar modal

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing : Tri Utami Saputri : 2A214851 : S1 - Akuntansi : Dr. Renny, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM : 26210162 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat di gunakan sabgai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Keuangan

Evaluasi Kinerja Keuangan Evaluasi Kinerja Keuangan Untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan hal yang pertama dilakukan adalah dengan menganalisis kinerja keuangan. Untuk menganalisis kinerja keuangan ada beberapa analisis

Lebih terperinci

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT ADHI KARYA (PERSERO),TBK PERIODE 2007-2011 Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM :23209191 Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB21 23210838 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan ekonomi mengalami perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE 2010-2014 YENIASARI RIZKIA BUDI 27212802 PEMBIMBING BU ISTICHANAH, SE., MMSI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE 2008-2012 DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE NAMA : Heri Kurniawan NPM : 23210252 JURUSAN : Akuntansi PEMBIMBING : Erna Kustyarini, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Hasil Perhitungan Variabel Independen Model Altman (z-score) Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumus (formula)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan, baik tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun tujuan dalam jangka panjang. Dimana pada dasarnya tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta Anak Perusahaan Periode 2007-2011 berdasarkan Analisa Rasio Keuangan Perhitungan rasio-rasio keuangan PT. BAKRIE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari September 2013 sampai dengan Februari 2014 dimana penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman

Lebih terperinci

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R. ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN 2008-2012 NAMA : DINO FAJAR C.R. KELAS : 3EB03 NPM : 22210086 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode ini mengkhususkan pada studi kasus. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk sebuah perusahaan Telekomunikasi sebagai obyek penelitian dengan menggunakan rasio-rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil penelitian mengenai analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret sampai Desember 2016. Waktu penelitian yang diambil oleh peneliti selama periode 2010 hingga tahun

Lebih terperinci

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian BAB HI METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Elvira Jayanti Panutupani elvirabey@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model.

ABSTRACT. Key Words: Financial Ratio Analysis, Bankruptcy Prediction with Altman, Foster, Zmijewski And Springate Model. ABSTRACT In 2008 th global crisis had aftermath financial failure and economic failure to many big firms and caused the firm failed to maintain its survival. The firms failure had make disadvantages to

Lebih terperinci

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal bulan Juli tahun 1997 merupakan suatu peristiwa yang membawa perubahan besar bagi perekonomian Indonesia, di mana pada saat tersebut Indonesia mengalami

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi suatu era globalisasi mendorong manusia untuk giat bekerja guna meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh profit dan berkembang dalam jangka waktu yang lama. Namun dengan semakin majunya perekonomian serta teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan antar perusahaan semakin ketat dengan adanya perusahaan pendatang baru dan akan terus bersaing. Setiap perusahaan dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pengambilan semple pada tanggal 29 Maret sampai bulan Desember 2016 pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mengoptimalkan keuntungan atau laba. Dimana tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Rasio-Rasio Keuangan Bank di Indonesia Dengan Menggunakan Metode Altman Z-score. Analisis kesulitan keuangan yang dapat menyebabkan kebangkrutan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan akan mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Financial Distress. Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan. Financial distress terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktiva, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha yang dicapai,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang mengalami delisted atau kebangkrutan, antara lain dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang mengalami delisted atau kebangkrutan, antara lain dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian penelitian yang terdahulu yang terkait dengan memprediksi perusahaan yang mengalami delisted atau kebangkrutan, antara lain dilakukan oleh: 2.1.1

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan Rasio adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubugannya dengan yang lain (Harvarindo 2010:12). Dimana angka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebangkrutan merupakan salah satu fenomena yang dapat dilihat dalam semua bidang usaha, baik dimasa krisis maupun dimasa normal. Dimasa krisis potensi terjadinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kinerja Keuangan Untuk mengetahui kinerja keuangan PT.Indo Citra Finance Tbk maka pada bab ini, penulis akan melakukan analisa laporan keuangan periode

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Nama : Nurulinar Handayani NPM : 25212555

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia sebagian besar didukung oleh sektor manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia sepanjang triwulan keempat 2008 mengalami penurunan sebesar 1,56 persen. Setidaknya empat sektor ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk BAB-I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank sebagai sebuah institusi yang begitu penting dalam mendongkrak perekonomian kita saat ini, merupakan organisasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan tidak hanya merugikan pihak internal perusahaan itu sendiri saja, namun banyak pihak yang akan juga dirugikan terutama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi IV.1.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk dengan menggunakan Rasio Keuangan IV.1.1.1

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas perusahaan.keuntungan atau laba maksimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE 2007-2012 Nama : Nur Fadhillah NPM : 25210123 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami

BAB II LANDASAN TEORI. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami BAB II LANDASAN TEORI II.1 Landasan Teori II.1.1 Kebangkrutan Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Menurut Undang-Undang Kepailitan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, meliputi Neraca, Perhitungan Laba-Rugi dan laba ditahan,

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode 2010-2014 Dewi Khamala Rizkiani 21212951 Pembimbing : Haryono, SE.,MM. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan organisasi yang mencari keuntungan sebagai tujuan utamanya walaupun tidak menutup kemungkinan mengharapkan kemakmuran sebagai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi

PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi JURNAL SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2011 Butet Agrina Kurniawanti Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders yang bervariasi seperti pemegang saham, pemegang obligasi, bankir,

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders yang bervariasi seperti pemegang saham, pemegang obligasi, bankir, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan publik saat ini semakin banyak sehingga muncul persaingan yang sangat ketat untuk dapat bertahan di pasaran. Perusahaan publik memiliki stakeholders yang

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA 98 c. Berdasarkan Rasio Aktivitas Melakukan pengoptimalan penagihan piutang perusahaan karena nilai piutang perusahaan selalu naik setiap hari. Penjualan juga harus ditingkatkan. d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara karena fungsi utamanya sebagai perantara (financial intermediary) antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya artinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress (Kesulitan Keuangan) Financial distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rasio working capital terhadap

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis prediksi kebangkrutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angkaangka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan assetaset

Lebih terperinci

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto 1 Analisa Keuangan Analisa rasio keuangan Analisa kekuatan dan kelemahan finansial 2 Analisa Ratio Keuangan Pengertian Rasio merupakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan modal sendiri telah dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu Rahmanto (2000), dan Yuniar Yanuar Rasyid (2004). Mereka

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH xi xi xii xii 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 8 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN. Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN 2.1 Going Concern Opini audit going concern merupakan opini audit yang diberikan pada perusahaan yang mempunyai masalah keuangan, tapi dianggap masih mampu untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (bursa efek). Pasar modal merupakan esensi dari

Lebih terperinci

MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan 2011)

MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan 2011) ANALISIS RASIO KEUANGAN LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN SIZE PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PT.INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk (Studi Kasus pada PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI (www.bi.go.id) dan situs resmi masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI (www.bi.go.id) dan situs resmi masing-masing BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Unit Usaha Syariah (UUS), tetapi peneliti tidak secara langsung kekantor objek penelitian melainkan peneliti mengambil data penelitian

Lebih terperinci