ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RUMPUT LAUT DAN KAJIAN TREND VOLUME EKSPOR RUMPUT LAUT INDONESIA KE CHINA (Periode Tahun )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RUMPUT LAUT DAN KAJIAN TREND VOLUME EKSPOR RUMPUT LAUT INDONESIA KE CHINA (Periode Tahun )"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RUMPUT LAUT DAN KAJIAN TREND VOLUME EKSPOR RUMPUT LAUT INDONESIA KE CHINA (Periode Tahun ) SKRIPSI DINDA PUTI DENANTICA H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 i

2 RINGKASAN DINDA PUTI DENANTICA. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut dan Kajian Trend Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China (Periode Tahun ). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANDRIYONO KILAT ADHI). Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai lebih dari km serta memiliki lebih dari pulau. Wilayah laut Indonesia membentang seluas 5,8 juta km 2 yang terdiri dari luas laut sekitar 3,1 juta km 2 dan 2,7 juta km 2 merupakan wilayah zona ekonomi eksklusif. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak potensi pengembangan di sektor kelautan dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia. Salah satu komoditas perikanan budidaya unggulan sampai dengan saat ini yaitu rumput laut jenis Eucheuma cottonii. Rumput laut tersebut memiliki nilai yang tinggi untuk diekspor ke berbagai negara. Salah satu negara tujuan ekspor terbesar rumput laut Indonesia adalah negara China. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor rumput laut Indonesia serta mengidentifikasi dan mengkaji perkembangan dan proyeksi (forecasting) trend volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China. Variabel-variabel penduga diantaranya harga ekspor rumput laut Indonesia ke negara China, nilai tukar riil, produksi rumput laut nasional, dummy revitalisasi, volume ekspor rumput laut Indonesia dan GDP China. Metode yang digunakan yaitu Ordinary Least Square (OLS) dan regresi komponen utama diolah menggunakan program Ms. Excel dan Minitab 14. Datadata yang digunakan bersumber dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), BPS, UN Comtrade, internet serta Buku Statistika Hasil Ekspor Perikanan. Periode tahun yang digunakan yaitu dari tahun Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dengan Ordinary Least Square (OLS) diperoleh hasil estimasi bahwa keenam variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China. Adapun variabel yang berpengaruh positif terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China diantaranya produksi, dummy revitalisasi, volume ekspor rumput laut Indonesia dan GDP China. Sementara itu, variabel yang memiliki pengaruh negatif terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China yaitu harga ekspor dan nilai tukar riil. Sedangkan analisis trend yang digunakan dalam meramalkan (forecasting) volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China mengalami kenaikan untuk lima tahun mendatang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil estimasi yang telah dilakukan terhadap variabel-variabel penduga memiliki keterkaitan dengan teori-teori ekonomi yang berlaku dan dicantumkan di dalam skripsi ini. Keenam variabel penduga (harga ekspor rumput laut Indonesia ke negara China, nilai tukar riil, produksi rumput laut nasional, dummy revitalisasi, volume ekspor rumput laut Indonesia dan GDP China) signifikan terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia ke China. Adapun variabel yang memiliki pengaruh positif diantaranya produksi rumput laut nasional, dummy revitalisasi, volume ekspor rumput laut Indonesia dan GDP China. Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh negatif ii

3 adalah harga ekspor rumput laut Indonesia ke China dan nilai tukar riil. Disamping itu, perkembangan (trend) yang terjadi menggambarkan kecenderungan yang positif (kenaikan) terhadap volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China untuk lima tahun mendatang. iii

4 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RUMPUT LAUT DAN KAJIAN TREND VOLUME EKSPOR RUMPUT LAUT INDONESIA KE CHINA (Periode Tahun ) DINDA PUTI DENANTICA H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

5 Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut dan Kajian Trend Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China. : Dinda Puti Denantica : H Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi NIP

6 Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut dan Kajian Trend Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China. : Dinda Puti Denantica : H Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi NIP Menyetujui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus : vi

7 PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut dan Kajian Trend Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China adalah benar-benar karya sendiri dan belum pernah digunakan untuk skripsi atau karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juni 2012 Dinda Puti Denantica H vii

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 2 April 1991 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Ilham Batubara dan Fifi Rifianui. Penulis memulai pendidikan di TK Al Ghazali Bogor pada tahun 1994 dan lulus pada tahun Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Pengadilan III Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 5 Bogor dan selesai pada tahun Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun 2008 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Program Sarjana di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI Perguruan Tinggi Negeri pada Program Sarjana Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor penulis aktif mengikuti organisasi intra kampus yaitu pernah mengikuti beberapa kepanitian di Departemen Agribisnis dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen yaitu Masa Pengenalan Departemen dan Fakultas serta kegiatan-kegiatan lainnya. viii

9 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut dan Kajian Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Negara China (Periode Tahun ) ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis selalu berusaha agar skripsi ini disusun sebaik mungkin. Namun demikian, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran-saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga menjadi lebih baik. Akhir kata semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, serta membalas semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan, dan dukungannya kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Bogor, Juni 2012 Dinda Puti Denantica ix

10 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi, sebagai dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk mengarahkan, memberi masukan, motivasi untuk terus maju dan berusaha serta dorongan dengan penuh kesabaran. 2. Kedua orang tua tercinta Papa Ilham Batubara dan Mama Fifi Rifiani yang selalu mendukung dengan kasih sayang, doa, bimbingan, nasihat, dukungan dan dana yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis. Khususnya untuk papaku yang senantiasa selalu bersedia untuk meluangkan waktunya dalam menjelaskan beberapa penjelesan yang relevan terkait skripsi ini. Karya tulis ini adalah persembahan dan wujud terima kasih kepada mama dan papa. I love you always, Mom and Dad 3. Ir. Burhanudin, MM sebagai dosen penguji utama dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc sebagai dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik. 4. Seluruh dosen dan staf kependidikan departemen Agribisnis yang telah memberikan pengetahuan dan bantuan selama penuli melakukan perkuliahan. 5. Abang dan adik-adik tersayang, Rangga Novandra, Faza Ferio Muhammad dan Ade Rizky Muhammad atas dukungan yang diberikan. 6. Seluruh keluarga besar tercinta yang selalu memberikan semangat, doa serta kasih sayang dalam hidup penulis. 7. Yugo Pujonggo tersayang yang telah banyak membantu, memotivasi dan memberikan doa kepada penulis. x

11 8. Teman-teman sebimbingan skripsi, Samuel C. Nababan, Andi Facino dan Marossimi M. yang selalu kompak, saling membantu dan saling memotivasi agar tetap berjuang serta semangat. Bersama kita bisaa.. 9. Sahabat-sahabat Agribisnis 45, Regina Prameisa, Meidina Megan Andriani, Restika Raditia Aulia, Andina Gemah Pertiwi, Tsamaniatul Khusnia, dan lainnya yang selalu mendoakan agar lancar dalam menyelesaikan skripi ini 10. Sahabat-sahabat TPB di asrama Rusunawa, Nengsih, Dewi Ayu Wulandari, Reffa Pyhtaloka, Anna Fauziah dan lainnya yang senantiasa memberikan pembelajaran yang sangat berharga. 11. Kakak-Kakak Agribisnis 44, Risa Maya Putriwinadi, Ginda Pramana, dan Jihan Kartika Dewi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk sedikit banyak memberikan ilmu dan doa dalam penyelesaian skripsi ini. 12. Seluruh civitas Kementrian Kelautan dan Perikanan yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan segala bentuk informasi akurat terkait yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini tidak hanya berguna bagi penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi saja, namun diharapkan dapat memberikan informasi serta edukasi bagi orang yang membacanya. Selain itu, skripsi ini juga dapat dijadikan sebagai referensi penulisan karya ilmiah selanjutnya. Bogor, Juni 2012 Dinda Puti Denantica xi

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Keterkaitan Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Perdagangan Internasional Teori Penawaran dan Permintaan Ekspor Teori Nilai Tukar (Exchange Rate) Teori Ekonometrika Model Regresi Linier Berganda Model Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik Trend Analysis Kerangka Pemikiran Operasional Hipotesis IV. METODOLOGI PENELTIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Perumusan Model Definisi Operasional Uji Statistik Uji Statistik Model Penduga (Uji-F) Uji t Statistik Uji r-squared Uji Ekonometrika Uji Normalitas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas... 36

13 4.7.4 Uji Multikolinearitas Regresi Komponen Utama(Principle Component Analysis) Trend Analysis V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT INDONESIA 5.1 Sejarah Rumput Laut Indonesia Jenis Komoditi Rumput Laut Indonesia Nilai dan Potensi Rumput Laut Eucheuma cottonii Rantai Pemasaran Rumput Laut Budidaya Rumput Laut Eucheuma spp Program Revitalisasi Kegunaan Rumput Laut Standar Rumput Laut Indonesia Para Pelaku / Lembaga dalam Pemasaran Internasional Produk Perikanan VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil Regresi dengan OLS Uji Ekonometrika Hasil Regresi Komponen Utama Uji Statistik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Rumput Laut Indonesia Harga Ekspor Rumput Laut ke China NilaiTukar (Exchange Rate) Produksi Nasional Rumput Laut Indonesia Dummy Revitalisasi Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia GDP Perkembangan Ekspor RumputLaut Indonesia Perkembangan Produksi Rumput Laut Nasional Trend dan Forecasting Eskpor Rumput Laut Indonesia ke Dunia Trend dan Forecasting Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China Trend dan Forecasting Harga Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China Trend dan Forecasting Nilai Tukar (Exchange Rate) Trend dan Forecasting GDP Negara China VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 76

14 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Luasan Lautan Indonesia Produksi Rumput Laut Nasional Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia, Trend Pertumbuhan dan Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Berdasarkan Negara Tujuan Utama, Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan Utama, Jenis dan Sumber Data Penelitian Kerangka Identifikasi Autokorelasi Pemanfaatan Rumput Laut Indonesia Standar Nasional Rumput Laut Indonesia Hasil Regresi OLS Regresi Komponen Utama Hasil Uji-t Statistika Proyeksi Trend Produksi Rumput Laut Indonesia Tahun Proyeksi Trend Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Dunia Tahun Volume dan Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Negara China Proyeksi Trend Volume Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China Tahun Proyeksi Trend Harga Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China Tahun Proyeksi Trend Nilai Tukar (Exchange Rate) Tahun Proyeksi Trend GDP Negara China Tahun

15 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kurva Perdagangan Internasional Kerangka Pemikiran Operasional Rantai Pemasaran Rumput Laut Kering Indonesia Standar Nasional Proses Produksi Eucheuma cottonii Trend dan Proyeksi Produksi Rumput Laut Indonesia Produksi Rumput Laut di Propinsi Penghasil Utama Tahun Trend dan Proyeksi Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Dunia Trend dan Proyeksi Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China Trend dan Proyeksi Harga Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China Trend dan Proyeksi Nilai Tukar (Exchange Rate) Trend dan Proyeksi GDP Negara China... 72

16 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Correlations : Y, LnX1, LnX2, LnX3, X4, LnX5, LnX Regression Analysis : Y versus LnX1, LnX2, LnX3, X4, LnX5, LnX Asumsi Regresi Linier Berganda Regresi Komponen Utama Transformasi Standarisasi data Uji t Trend Analysis Analisis Trend Produksi Trend Analysis Volume Ekspor ke China Trend Analysis Volume Ekspor ke Dunia Trend Analysis Harga Ekspor Trend Analysis Nilai Tukar (Exchange Rate) Trend Analysis GDP... 93

17 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai sekitar km serta memiliki pulau. Wilayah laut Indonesia membentang luas terdiri dari luas laut teritorial ,9 km 2, wilayah zona ekonomi eksklusif sebesar km 2 serta luas laut 12 mil sekitar km 2. Negara kepulauan Indonesia yang terletak diantara dua benua Asia dan Australia serta berada di antara dua yaitu Samudra Pasifik dan Hindia memiliki banyak potensi unggulan yang sangat strategis ditinjau dari berbagai sudut kepentingan. Disamping itu, Indonesia yang dikenal juga sebagai negara perairan atau maritim, jika dilihat dari sisi wilayah yang begitu luas sangatlah potensial untuk menggali sumberdaya perairan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak potensi pengembangan di sektor kelautan. Oleh sebab itu, wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia. Tabel 1. Luas Lautan Indonesia No. Rincian - Item Nilai - Value 1 Luas Daratan Indonesia - Total Indonesia's Waters Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c. Luas Laut 12 Mil Panjang Garis Pantai Indonesia Coast Line of Indonesia Jumlah Pulau Number of Island Pulau yang Telah Diverifikasi The Verification Island a. Pulau Berpenduduk Citizen b. Pulau Tidak Berpenduduk Uncitizen Jumlah Pulau yang Sudah Didaftarkan ke PBB Number of United Nations Listed Island Jumlah Kabupaten/Kota Number of Regency/City Jumlah Kabupaten/Kota Pesisir Number of Coastal Regency/City 1) ; 24 Pulau tenggelam pada tahun Islands were sink at Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), ,32 Km 2 (Kemendagri, Mei 2010) ,90 Km ,00 Km ,00 Km 2 (UNCLOS 1982) ,00 Km (Bakosurtanal, 2006) pulau 1) (Kemendagri, 2008) pulau pulau pulau pulau 497 kab/kota 324 kab (Kemendagri, Mei 2010) 1

18 Salah satu bidang budidaya perairan (aquaculture) yang berkembang dewasa ini adalah budidaya rumput laut (seaweed culture) terutama budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii. Indonesia memiliki potensi areal budidaya rumput laut seluas 1,2 juta Ha, dengan potensi produksi rumput laut kering ratarata 16 ton per Ha. Apabila seluruh lahan bisa dimanfaatkan maka akan dapat dicapai ton per tahun dengan harga Rp.4,5 juta per ton. Dengan kisaran jumlah produksi dan tingkat harga tersebut maka akan diperoleh nilai Rp.79,984 triliun (BEI News Maret-April 2005). Rumput laut merupakan salah satu komoditi unggulan hasil perikanan. Komoditas ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan karena permintaan pasarnya semakin meningkat. Terdapat enam jenis rumput laut yang tumbuh di perairan Indonesia diantaranya adalah Gracillaria, Gelidium, Eucheuma, Hypnea, Sargassum, dan Turbinaria. Sedangkan jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan adalah Eucheuma sp. dan Gracillaria sp. Di samping karena potensial dibudidayakan pada hampir seluruh wilayah perairan Indonesia, komoditas ini juga memiliki pangsa pasar yang cukup tinggi dikarenakan sebagian besar produksi rumput laut diekspor dalam bentuk gelondongan kering. Oleh sebab itu, terlihat bahwa masih terbuka lebar peluang usaha budidaya dan investasi pemrosesan rumput laut. Peluang usaha tersebut semakin besar sejalan dengan perkembangan permintaan rumput laut dunia yang meningkat rata-rata 5-10 persen per tahun. Dewasa ini, permintaan rumput laut yang ditujukan kepada eksportir Indonesia diindikasikan sudah mencapai ton rumput laut kering per tahun (World Bank Report 2006). Disamping itu, rumput luat menjadi salah satu komoditas utama perikanan yang mendapatkan program revitalisasi. Hal tersebut dikarenakan komoditas rumput laut memiliki peluang ekspor yang terbuka luas sehingga dapat dijadikan salah satu sumber devisa yang berasal dari ekspor hasil perikanan. Selain itu, beberapa keunggulan lain yang dimiliki komoditas ini diantaranya harga yang relatif stabil, belum adanya kuota perdagangan bagi rumput laut, teknologi pembudidaya yang digunakan masih sangat sederhana sehingga mudah untuk dikuasai, siklus pembudidaya yang relatif singkat sehingga perputaran keuntungan terjadi dengan cepat, kebutuhan modal relatif kecil, termasuk komoditas yang 2

19 tidak tergantikan karena tidak memiliki produk sintesisnya dan tergolong usaha padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja (Departemen Kelautan dan Perikanan 2008). Produksi rumput laut Indonesia yang tumbuh di daerah tropis merupakan produksi terbesar di dunia. Kontribusi Indonesia dalam bahan baku juga telah diakui internasional. Hal tersebut karena Indonesia memiliki wilayah potensial penghasil budidaya dan produksi rumput laut jenis Eucheuma sp. dan Gracillaria sp. Sejak tahun 2005, Indonesia telah menjadi penghasil rumput laut terbesar dengan jumlah produksi rumput laut basah setiap tahun yang terus meningkat. Berdasarkan Data Statistik Perikanan Budidaya, pada tahun 2007 sampai dengan 2008 terjadi peningkatan sebesar 24 persen sedangkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 32,8 persen. Tiga daerah penghasil rumput laut terbesar adalah Sulawesi Selatan dengan total produksi rumput laut basah sebesar ton, Provinsi Sulawesi Tengah sebesar ton dan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan total produksi sebesar ton (Statistika Perikanan Budidaya 2009). Tabel 2. Produksi Rumput Laut Nasional Produksi (Ton) Perkembangan (%) Tahun E.Cottonii Gracilaria Total Basah Total Kering , , , , , , , , , ,33 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan, 2012 (diolah) Saat ini, Indonesia sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2 bahwa jumlah produksi rumput laut Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Produksi rumput laut kering E.Cottonii merupakan produksi rumput laut unggulan sebagai komoditas ekspor 3

20 hasil perikanan. Pada tahun 2002, Indonesia mampu memproduksi rumput laut kering jenis E.Cottonii sebesar 4,99 persen. Pada tahun 2005, terjadi peningkatan produksi rumput laut kering Indonesia menjadi 121,80 persen. Terlihat bahwa perkembangan produksi rumput laut kering E.Cottonii mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Dewasa ini, komoditas rumput laut jenis E.Cottonii juga menjadi kebutuhan di pasar global. Besarnya peluang sumberdaya perikanan ini sangat berpotensi untuk dimanfaatkan serta dikembangkan untuk ekspor. Hal tersebut dikarenakan permintaan rumput laut Indonesia dipengaruhi oleh permintaan dari para pengguna rumput laut tersebut, diantaranya industri-industri makanan, obat-obatan dan bahan polimer. Perkembangan ekspor rumput laut menurut jumlah dan nilainya dapat disajikan seperti berikut ini (Anang Nugroho 2006). Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia, Tahun Harga Volume Nilai (US$/Kg) Jumlah (ton) Perkembangan (%) Jumlah (US$ 1000) Perkembangan (%) ,230-0, ,46 15,785-8,39 0, ,62 20,511 29,94 0, ,01 25,296 23,33 0, ,54 39,970 58,01 0, Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap DKP RI, 2006 Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa dalam kurun waktu empat tahun perkembangan volume ekspor yang terjadi yaitu ton pada tahun 2001 menjadi ton pada tahun 2005 atau rata-rata 25,21 persen per tahun. Dari tabel tersebut diketahui pula bahwa selama empat tahun rata-rata perkembangan nilai ekspor yang dicapai sebesar $22,749,000 dari 15,785,000 US$ menjadi 39,970,000 US$ atau rata-rata 26,39 persen. Perkembangan volume dan nilai ekspor rumput laut yang demikian tinggi mencerminkan adanya peluang besar di pasar internasional. Meningkatnya ekspor rumput laut Indonesia secara total yang terjadi setiap tahun hampir diseluruh negara tujuan ekspor. Pertumbuhan serta perkembangan volume ekspor rumput laut Indonesia ditunjukkan pada tabel berikut. 4

21 Tabel 4. Trend Pertumbuhan dan Perkembangan Volume Ekspor Rumput Laut Berdasarkan Negara Tujuan Utama, No. Negara Kenaikan rata-rata (%) TOTAL (kg) ,61 1 China ,18 2 Filipina ,13 3 Vietnam ,37 4 Hongkong ,26 5 Korea ,44 Selatan 6 Perancis ,56 7 Chilli ,22 8 Denmark ,98 9 USA ,32 10 U ,52 Kingdom 11 Spain ,09 12 Brazilia ,99 13 Malaysia ,37 14 Lainnya ,84 Sumber: Statistika Ekspor Hasil Perikanan, Ditjenkan Budidaya, 2008 (diolah) Berdasarkan tabel 4, terlihat bahwa volume ekspor rumput laut Indonesia mengalami kenaikan secara total. Dari ke-13 negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia terlihat bahwa volume ekspor ke negara Vietnam, Malaysia, Korea Selatan, Perancis dan USA mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Kenaikan rata-rata dari masing-masing negara per tahunnya adalah 376,37 persen, 176,37 persen, 91,44 persen, 78,56 persen dan 76,32 persen. Namun demikian, selama tahun 2008 aktivitas volume ekspor rumput laut dari Indonesia terbanyak diterima oleh negara China yang mencapai 43,64 persen atau ton. Sedangkan posisi Filipina mencapai 17,91 persen atau ton dan ketiga negara Vietnam yang mencapai 8,25 persen atau ton serta ke empat negara Hongkong yang mencapai 7,05 persen atau ton. Negara lainnya hanya mencapai di bawah enam persen 1. 1 Surono A et al Profil Rumput Laut Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Direktorat Produksi. Departemen Kelautan dan Perikanan. Hlm 134 5

22 Disamping itu, komoditas rumput laut juga merupakan salah satu sumber devisa bagi negara Indonesia. Perkembangan perolehan devisa bagi negara Indonesia dari berbagai negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia secara total terus mengalami peningkatan. Tabel 5. Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan Utama, No. Negara Kenaikan rata-rata (%/Tahun) TOTAL (USD) ,88 1 China ,24 2 Filipina ,84 3 Korea ,54 Selatan 4 UK ,78 5 Chilli ,82 6 Vietnam ,82 7 Perancis ,40 8 Jepang ,13 9 USA ,17 10 Belgia ,26 11 Hongkong ,09 12 Jerman ,03 13 Singapura ,40 14 Lainnya ,56 Sumber: Statistika Hasil Ekspor Perikanan Budidaya, 2008 (diolah) Tabel 5 menunjukkan telah terjadi peningkatan secara total terhadap nilai ekspor (USD) rumput laut kering Indonesia selama kurun waktu lima tahun terakhir. Kenaikan rata-rata per tahun dari lima negara penyumbang terbesar perolehan devisa bagi negara Indonesia berasal dari negara Vietnam, Singapura, United Kingdom (UK), Korea Selatan dan Belgia. Masing-masing negara mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 177,82 persen, 157,40 persen, 132,78 persen, 132,54 persen dan 123,26 persen. Namun demikian, selama tahun 2008 negara terbesar yang memberikan kontribusi terhadap perolehan devisa bagi Indonesia adalah negara China. Berdasarkan nilai ekspor rumput laut kering, Indonesia memperoleh sebesar USD 35,23 juta atau 31,98 persen dari negara China. Kemudian disusul oleh negara Filipina hingga mencapai USD 27,89 juta atau 25,32 persen. Selanjutnya negara 6

23 Korea Selatan dan United Kingdom (UK) dengan perolehan nilai USD 7,57 juta atau 6,87 persen dan USD 5,26 juta atau 4,77 persen 2. Melihat luasnya kawasan laut Indonesia yang dapat ditanami komoditas rumput laut merupakan salah satu upaya dalam pengembangan sub sektor budidaya dan produksi perikanan. Disamping itu, berdasarkan data-data aktual yang ada, perkembangan ekspor rumput yang terjadi dalam kurun waktu terakhir ini merupakan salah satu kondisi yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang yang berpotensi untuk meningkatkan ekspor rumput laut Indonesia. Hingga akhir tahun 2011, ekspor rumput laut Indonesia meningkat menjadi ton dengan permintaan terhadap penawaran volume ekspor terbesar berasal dari negara China sebesar kg. Dengan didukung berdasarkan data tersebut, dapat menunjukkan bahwa negara China merupakan negara terbesar pengimpor rumput laut kering dunia. Oleh sebab itu, hal tersebut perlu digali lebih dalam sehingga eksistensi dari komoditas rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan kegiatan ekonomi. 2 Ibid, Hlm 135 7

24 1.2. Perumusan Masalah Rumput laut merupakan salah satu komoditas yang sejak sepuluh tahun terakhir ini marak dibudidayakan masyarakat pesisir pantai. Dimulai dari pesisir pantai Sulawesi Selatan hingga sekarang hampir di setiap kepulauan di Indonesia sudah membudidayakannya. Hal tersebut dikarenakan sektor komoditas sumberdaya perikanan ini terus mengalami peningkatan pemanfaatannya. Selain karena nilai manfaat yang besar untuk berbagai industri, pembudidayanya yang mudah dan cepat juga menjadikan rumput laut menjadi komoditas primadona. Berdasarkan FAO dalam (Rajagukguk 2009), Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam hal produksi rumput laut di dunia pada tahun Tahun 2010, Indonesia telah memenuhi target yang ditetapkannya untuk menjadi peringkat pertama dalam pengadaan rumput laut kering di dunia. Sebagai pemasok utama rumput laut kering jenis unggulan Eucheuma cottonii, Indonesia mampu mengekspor sekitar 80 persen hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan dunia. Salah satu negara tujuan ekspor terbesar adalah negara China. Hingga saat ini, sekitar 58 persen rumput laut kering Indonesia diserap oleh pasar ekspor khususnya pasar China. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang dan potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan rumput laut Indonesia. Dengan meningkatnya ekspor rumput laut Indonesia serta didukung adanya isu-isu yang menglobal mengenai ekspor komoditas unggulan saat ini, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor rumput laut kering Indonesia ke negara China? 2. Bagaimana perkembangan dan proyeksi trend volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China. 2. Mengkaji dan merumuskan proyeksi trend volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China lima tahun mendatang. 8

25 1.4. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik bagi penulis maupun pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan, mengembangkan, mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajar, serta menjadi sarana informasi dan edukasi untuk penelitian selanjutnya. 2. Sebagai referensi dan informasi bagi penelitian serupa di masa yang akan datang dan dapat menambah perbendaharaan pustaka di bidang internasional (ekspor). 3. Bagi pemerintah dan asosiasi atau lembaga perdagangan internasional rumput laut khususnya negara China sebagai pembuat keputusan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor rumput laut. 4. Bagi akademisi, penelitian ini berguna sebagai sumber informasi atau rujukan untuk menganalisis masalah yang sama Ruang Lingkup Kajian dari penelitian ini memfokuskan pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor rumput laut Indonesia dengan kode HS tanpa mengikutsertakan hasil olahan ataupun produk olahan yang lebih spesifik seperti agar-agar, alginat, carrageenan (karaginan), pupuk, makanan ternak, yodium dan lainnya. Negara tujuan ekspor rumput laut kering Indonesia yang digunakan pada penelitian ini adalah negara China. Disamping itu, ketersediaan data akurat yang telah didokumentasikan oleh BPS, Dinas Kementrian Kelautan dan Perikanan, UN Comtrade, Buku Statistika Hasil Ekspor Perikanan serta pihak lain yang terkait sebagai sumber informasi sehingga mencapai data yang up to date yaitu sampai dengan akhir tahun Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China. Adapun variabel-variabel yang digunakan diantaranya jumlah produksi rumput laut Indonesia, nilai tukar riil, harga ekspor rumput laut ke China, dummy revitalisasi, 9

26 volume ekspor rumput laut Indonesia, dan GDP China. Selain itu, penelitan ini juga bertujuan untuk merumuskan serta mengkaji kondisi perkembangan dan proyeksi (forecasting) trend volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China dengan menggunakan alat analisis trend. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dengan runtun waktu tahun (time series)

27 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Risman (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eskpor Rumput Laut Indonesia. Penelitiannya menggunakan data sekunder berupa data time series periode tahun dengan negara tujuan Hongkong dan Jepang, sedangkan Denmark dari tahun Hal tersebut dikarenakan keterbatasan data yang dialami oleh peneliti. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dengan menggunakan model regresi berganda dengan persamaan tunggal dengan program Minitab dan metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap ekspor rumput laut Indonesia berbeda-beda untuk setiap negara tujuan. Namun secara garis besar, hal-hal yang dapat mempengaruhi ekspor terhadap rumput laut Indonesia dapat dipengaruhi oleh dua peubah yaitu peubah bebas dan peubah terikat. Untuk negara tujuan Hongkong, variabel yang berpengaruh nyata yaitu harga riil ekpor rumput laut. Sedangkan negara tujuan Jepang tidak ada yang berpengaruh nyata dan untuk negara tujuan Denmark, variabel yang berpengaruh nyata yaitu variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Terdapat empat peubah bebas dan satu peubah terikat diantaranya harga riil ekpor rumput laut Indonesia. Sedangkan untuk metode SWOT, hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat tujuh alternatif strategi yang dari berbagai faktor eksternal dan internal. Yuliastuti (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis Aliran Perdagangan Ekspor Rumput Laut Indonesia Periode Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data gabungan times series dan cross section (Pooled data) atau panel data. Pegolahan data dilakukan dengan menggunakan metode panel data yang diolah menggunakan program Eviews 5.1 dan Miocrosoft Excel 2007 serta gravity model. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif untuk menjelaskan antar variabel-variabel yang mempengaruhi ekspor rumput laut Indonesia di pasar internasional. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa faktorfaktor yang berpangaruh nyata terhadap aliran perdagangan ekspor rumput laut Indonesia diantaranya harga komoditi rumput laut Indonesia di negara tujuan, 11

28 populasi penduduk negara importir, GDP riil negara pengimpor. Sedangkan faktor yang paling mempengaruhi positif yaitu populasi penduduk negara tujuan ekspor dan yang berpengaruh negatif yaitu jarak ekonomi Indonesia dan negara tujuan ekspor. Selain itu, Rajagukguk (2009) juga melakukan penelitian dengan judul Analisis Daya Saing Rumput Laut Indonesia di Pasar Internasional. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari DKP, FAO, UN Comtrade, FED, Departemen Perdagangan RI, BPS serta lembaga lain yang terkait. Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi diantaranya volume ekspor rumput laut Indonesia di negara tujuan ekspor, harga ekspor rumput laut Indonesia, nilai tukar, GDP, serta produksi nasional rumput laut Indonesia. Peneliti menganalisis dengan menggunakan regresi data panel dengan metode Fixed effect. Pada model yang dihasilkan, variabel yang berpengaruh nyata diantaranya volume ekspor ke negara tujuan, nilai tukar, GDP. Sedangkan harga eskpor dan produksi rumput laut Indonesia tidak berpengaruh nyata secara statistik. Namun demikian, Andayani (2011) juga meneliti penelitian terkait perdagangan internasional rumput laut dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Rumput Laut Indonesia ke China. Penelitian yang dilakukan juga serupa dengan Risman (2007), Yuliastuti (2010) dan Rajagukguk (2009) yaitu dengan menggunakan data sekunder time series periode tahun Jenis dan sumber data diperoleh dari BPS, Kementrian Kelautan dan Perikanan, UN Comtrade, Kementrian Perdagangan, jurnal serta literatur pendukung lainnya. Penelitian ini diolah menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan Principal Component Analysis (Regresi Komponen Utama) dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan Minitabs 14. Adapun variabel-variabel yang diduga berpengaruh diantaranya produksi, harga ekspor rumput laut, kurs riil, lag ekspor, dummy revitalisasi dan dummy krisis. Pada model yang dihasilkan semua variabel yang digunakan berpengaruh nyata terhadap penawaran ekspor rumput laut Indonesia ke China. Adapun variabel yang memiliki pengaruh positif diantaranya produksi, harga ekspor, lag ekspor, dummy krisis dan dummy revitalisasi. Sedangkan variabel kurs riil memiliki pengaruh negatif. 12

29 2.2. Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan merupakan bagian dari acuan yang dapat digunakan sebagai pengembangan, penambahan, pelengkap dari kemajuan penelitian sebelumnya. Dewasa ini, rumput laut kering Indonesia merupakan komoditas unggulan dalam ekspor hasil perikanan ke negara China. Komoditas ini mampu berkontribusi dalam pemerolehan devisa bagi negara Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan serta menganalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor rumput laut Indonesia ke negara China dengan menguji kembali variabel-variabel yang telah ada serta menambahkan variabel terkait tertentu untuk menyempurnakan dari penelitian-penelitian sebelumnya. Disamping itu, pada penelitian ini juga diidentifikasi mengenai perkembangan serta memproyeksikan trend ekspor rumput laut Indonesia baik ke seluruh negara maupun terhadap negara pengimpor terbesar yaitu negara China. Proyeksi trend yang dilakukan yaitu untuk lima tahun mendatang. Pemaparan dan kajian ini dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan alat analisis trend untuk dapat mengetahui kecenderungan kenaikan atau penurunan proyeksi trend untuk lima tahun mendatang. Data yang digunakan berupa data time series dengan jenis data sekunder tahunan. Periode tahun yang digunakan pada penelitian ini yaitu tahun Oleh sebab itu, peneliti menggunakan beberapa penelitian terkait sebagai penunjang, serta meyakinkan dan menguatkan terhadap penelitian yang dilakukan peneliti. 13

30 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Perdagangan Internasional Perdagangan dunia telah mengalami ekspansi besar-besaran selama tiga dekade terakhir ini. Perubahan teknologi dan komunikasi, keuangan dunia dan sistem perdagangan yang lebih terbuka kini telah mendorong peningkatan pendapatan negara-negara di berbagai kawasan. Beberapa negara yang telah sukses menggunakan pasar dunia sebagai landasan mereka untuk pembangunan ekonomi sedangkan negara yang lainnya kemajuan ekonominya terhambat karena mengabaikan dukungan perdagangan dan pengaruh dari luar negeri. Dalam dua dekade terakhir ini hampir seluruh negara sepakat bahwa mereka harus mendapatkan keuntungan dari meningkatnya globalisasi sebagai suatu cara untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi domestik secara optimal. Indonesia memiliki ekonomi yang relatif terbuka. Menurut Fane (1996), Feridhanusetyawan dan Pangestu (2003), liberalisasi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1980 dan modernisasi sistem pajak sekitar tahun 1983 dan Hal ini dilakukan karena Indonesia merupakan anggota dari AFTA (Asian Free Trade Area), APEC ( Asia Pasific Economic Cooperation), dan WTO (World Trade Organization) sehingga perdagangan internasional menjadi sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Disamping itu, Hamdy Hady (2004) juga mengungkapkan bahwa perdagangan internasional menjadi semakin penting karena adanya pengaruh globalisasi ekonomi dunia. Adapun ciri atau karakteristik tersebut diantaranya: 1. Keterbukaan ekonomi terutama dengan adanya liberalisasi pasar dan arus uang serta transfer teknologi secara internasional. 2. Keterkaitan dan ketergantungan ekonomi, keuangan, perdagangan dan industri antarnegara atau perusahaan yang ditunjukkan oleh adanya kecenderungan integrasi ekonomi regional. 3. Persaingan yang semakin kuat antarnegara ataupun perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas yang optimal. 14

31 Menurut Lipsey (1997) perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa yang terjadi melampaui batas-batas negara. Perdagangan internasional diperlukan untuk mendapatkan manfaat yang dimungkinkan oleh spesialisasi. Masing-masing akan memproduksi barang dan jasa yang dapat dilakukan secara efisien sementara negara tersebut akan berdagang dengan negara lain untuk memperoleh barang dan jasa yang tidak diproduksinya. Masing-masing negara mempunyai perbedaan tingkat kapasitas produksi secara kuantitas, kualitas dan jenis produksinya. Sebagai contoh, suatu negara (A) membutuhkan jenis barang dan jasa tertentu, tetapi barang dan jasa tersebut hanya bisa dihasilkan oleh negara lain (B), atau barang tersebut dapat dihasilkan oleh negara (A), tetapi ongkos produksinya lebih besar jika dibandingkan dengan negara (A) membeli atau mengimpor dari negara lain. Dari perbedaan inilah akan menimbulkan transaksi perdagangan. Gonarsyah (1997) juga menyatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional adalah adanya perbedaan penawaran dan permintaan antar negara dimana tidak semua negara menghasilkan komoditi yang diperdagangkan dan adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu. Keunggulan yang dimiliki komoditi tertentu menunjukkan adanya kelebihan yang melekat pada suatu komoditi yang dihasilkan suatu negara dibandingkan dengan komoditi serupa yang diproduksi di negara lain. Menurut Amir (2003), beberapa faktor yang menyebabkan suatu komoditi mempunyai keunggulan tertentu diantaranya adalah faktor alam, faktor biaya produksi dan faktor teknologi. Di samping itu, Sukinto (1993) juga mengungkapkan manfaat dari perdagangan internasional diantaranya dapat memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri, memperoleh keuntungan dari spesialisasi, memperluas pasar dan menambah keuntungan serta transfer teknologi modern. Aktivitas perdagangan internasional (ekspor dan impor barang dan jasa) terjadi jika suatu negara cenderung mengekspor barang-barang yang biaya produksi di dalam negeri relatif lebih rendah dibandingkan dengan barang yang sama di luar negeri. Sebaliknya, suatu negara akan mengimpor barang-barang yang biaya produksi di dalam negerinya relatif lebih mahal dibandingkan dengan 15

32 barang yang sama di luar negeri. Sehingga selisih antara penawaran dan permintaan domestik (excess supply) dapat diartikan sebagai penawaran ekspor sedangkan penawaran impor yaitu adanya kelebihan permintaan domesrik di negara pengimpor (excess demand). Secara teoritis, suatu negara (misal negara 1) akan mengekspor suatu komoditas (komoditas x) ke negara lain (misal negara 2) apabila harga domestik di negara 1 (sebelum terjadi perdagangan) relatif lebih rendah dibandingkan harga domestik di negara 2. Kurva perdagangan internasional dapat dilihat pada Gambar 1. Kondisi awal di negara 1 misalnya berada dalam kondisi keseimbangan dan harga berada pada P 1. Pada kondisi ini tidak terjadi ekspor dari negara 1. Ketika harga berada pada posisi P 2, struktur harga yang relatif lebih tinggi ini menyebabkan terjadinya kelebihan penawaran (excess supply) di negara 1 yaitu sebesar QA QA. Dalam hal ini faktor produksi di negara 1 relatif berlimpah, dengan demikian negara 1 mempunyai kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. Sebaliknya di negara 2, pada kondisi harga berada di P 2, negara ini terjadi kekurangan supply karena konsumsi domestiknya melebihi produksi domestik (excess demand) sebesar QB QB sehingga harga menjadi lebih tinggi. Pada keadaan ini, negara 2 berkeinginan untuk membeli komoditas dari negara lain dengan harga yang relatif lebih murah. Apabila kemudian terjadi komunikasi antara negara 1 dan 2, maka terjadi perdagangan antar kedua negara tersebut. Supply di pasar internasional akan terjadi jika harga lebih besar dari P 1, sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari P 3. Dengan kata lain, besarnya ekspor suatu komoditas perdagangan akan sama besarnya dengan besarnya impor komoditas tersebut. Berikut adalah kurva perdagangan internasional pada gambar berikut. 16

33 Panel A Pasar di negara 1 komoditi X Panel B Hubungan perdagangan internasional komoditi X Panel C Pasar di negara 2 komoditi X P x /P y S x P x /P y S P x /P y S x P 3 Ekspor A* P 3 P 2 B E B* E* P 2 B E P 1 A A C* D x D Impor D x Q Q Q Q A Q A Q A Q P1 Q B Q B Q B Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasional (Sumber: Salvatrore 1997) Berdasarkan gambar di atas, Panel A menunjukkan bahwa ketika harga berada pada P 1, kuantitas komoditi X yang ditawarkan (QS x ) sama dengan kuantitas yang diminta (QD x ) oleh konsumen negara 1 sehingga negara tersebut tidak akan mengekspor komoditinya sama sekali. Oleh sebab itu, muncul titik C* yang menunjukkan kurva S pada gambar ii (panel B) yang menandakan kurva penawaran ekspor negara 1. Apabila P x bergerak naik ke P 2 maka akan terjadi kelebihan penawaran jika dibandingkan dengan permintaannya sebesar BE. Kuantitas BE merupakan jumlah komoditi yang akan diekspor negara 1 pada tingkat harga P 2. BE sama dengan B*E* pada gambar ii (panel B) dimana titik E* berpotongan dengan kurva penawaran ekspor komoditi X dari negara 1. Panel C menunjukkan bahwa ketika harga berada pada P 3 maka penawaran dan permintan komoditi X di negara 2 akan sama besarnya (QD x =QS x ) sehingga negara tersebut tidak akan mengimpor komoditinya sama sekali dimana titik A* menunjukkan kurva permintaan impor negara 2 yang terdapat pada gambar ii (panel B). Apabila harga bergerak turun ke P 2 maka akan terjadi kelebihan permintaan sebesar B E. Kelebihan tersebut akan diimpor oleh negara 2. Jumlah B E sama dengan B*E* dimana titik E* berada pada gambar ii. Panel B menunjukkan bahwa ketika harga berada pada P 2, jumlah impor komoditi X yang diminta negara 2 sama dengan jumlah ekspor yang ditawarkan 17

34 oleh negara 1. Kurva tersebut menunjukkan perpotongan antara kurva D dan kurva S setelah komoditi X diperdagangkan antar dua negara. Apabila P x lebih besar dari P 2, maka jumlah ekspor yang ditawarkan akan melebihi jumlah permintaan impor sehingga lambat laun harga relatif komoditi tersebut akan turun sehingga pada akhirnya akan sama dengan P 2. Sedangkan jika P x lebih kecil dari P 2, jumlah impor yang diminta akan lebih besar dari jumlah ekspor yang ditawarkan sehingga P x akan naik dan pada akhirnya sama dengan P 2. Dengan demikian, P 2 merupakan harga ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional berlangsung Teori Permintaan dan Penawaran Ekspor Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Faktor-faktor yang menentukan diantaranya harga barang itu sendiri, harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, corak distribusi pendapatan dalam masyarakat, cita rasa masyarakat, jumlah penduduk, dan ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka suatu barang makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut 3. Namun demikian, terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar. Permintaan yang wujud hanya dapat dipenuhi apabila para penjual dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan tersebut sehingga terdapat penawaran dari para penjual atau produsen. Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Oleh sebab itu, hukum penawaran pada dasarnya menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang 3 Sukirno S. Juli Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta.RajaGrafindo Persada.Hlm

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai sekitar 104.000 km serta memiliki 17.504 pulau. Wilayah laut Indonesia membentang luas

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi perekonomian nasional, termasuk di dalamnya agribisnis. Kesepakatan-kesepakatan pada organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING RUMPUT LAUT INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING RUMPUT LAUT INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING RUMPUT LAUT INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL SKRIPSI MARK MAJUS RAJAGUKGUK H34066078 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ANALISIS

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Hasil Regresi dengan OLS 6.1.1. Uji Ekonometrika Sebuah model regresi dikatakan baik berdasarkan kriteria statistik jika memenuhi kebaikan uji ekonometrika dimana uji ini merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA OLEH POPY ANGGASARI H14104040 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu ingin menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui usahausahanya dalam membangun perekonomian.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A

ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA INDUSTRI KELAPA SAWIT OLEH: MARIA IRENE HUTABARAT A14105570 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMENAGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN P R O S I D I N G 113 DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT Erlangga Esa Buana 1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya E-mail: erlanggaesa@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia

Lebih terperinci

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA 59 V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA 5.1. Perkembangan Rumput Laut Dunia Rumput laut merupakan salah satu komoditas budidaya laut yang dapat diandalkan, mudah dibudidayakan dan mempunyai prospek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN TEH INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER. Oleh : ERWIN FAHRI A

ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN TEH INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER. Oleh : ERWIN FAHRI A ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN TEH INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER Oleh : ERWIN FAHRI A 14105542 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan bebas saat ini, daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR BATUBARA INDONESIA DI PASAR JEPANG OLEH ROCHMA SUCIATI H14053157 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia 41 V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT 5.1. Perkembangan Produksi dan Ekspor Rumput Laut Dunia 5.1.1. Produksi Rumput Laut Dunia Indonesia dengan potensi rumput laut yang sangat besar berpeluang menjadi salah

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITI TANAMAN HIAS DAN ALIRAN PERDAGANGAN ANGGREK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Oleh : MAYA ANDINI KARTIKASARI NRP. A14105684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5,8 juta km 2 dan panjang garis pantai mencapai 95.181 km, serta jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau (KKP 2009).

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA Oleh : AYU LESTARI A14102659 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Lebih terperinci

PERNYATAAN ORISINALITAS...

PERNYATAAN ORISINALITAS... Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumput laut merupakan salah satu komoditas yang paling potensial dikembangkan di Indonesia dan juga merupakan salah satu produk unggulan pemerintah dalam mencapai visi pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H

ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H ANALISIS DAMPAK TRADE FACILITATION TERHADAP PERDAGANGAN BILATERAL INTRA-ASEAN OLEH INDAH JAYANGSARI H14102043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah 17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ASEAN terbentuk pada tahun 1967 melalui Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri merangkap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selain peran geopolitik, laut juga memiliki peran geoekonomi (Mulyadi, 2007). Rumput laut merupakan salah satu jenis komoditas unggulan budi daya perairan dengan nilai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA. Oleh: JUMINI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BAWANG PUTIH IMPOR DI INDONESIA Oleh: A 14105565 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN.

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H14052235 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN RIZA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting bagi suatu negara. Perdagangan internasional memberikan manfaat berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007 (Business&Economic Review Advisor, 2007), saat ini sedang terjadi transisi dalam sistem perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perdagangan bebas ini, persaingan bisnis global membuat masing-masing negera terdorong untuk melaksanakan perdagangan internasional. Perdagangan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA. Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR RAMBUTAN INDONESIA Oleh : OTIK IRWAN MARGONO A07400606 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perkebunan merupakan usaha yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Daya Saing Komoditi Mutiara Indonesia di Negara Australia, Hongkong, dan Jepang Periode 1999-2011 Untuk mengetahui daya saing atau keunggulan komparatif komoditi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEBEL DAN KERAJINAN ROTAN INDONESIA KE JEPANG OLEH IKA VIRNARISTANTI H14084011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS ISSN 1907-1507 OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KAPAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN INDUSTRI KECAP DI INDONESIA OLEH RINA MARYANI H14103070 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN RINA MARYANI. Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA)

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) DITA FIDIANI H14104050 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA SKRIPSI ELA ELAWATI H34050118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

ANALISIS RESPONS PENAWARAN KELAPA DI INDONESIA PADA PERIODE OLEH THOMSON MARGANDA SIANIPAR H

ANALISIS RESPONS PENAWARAN KELAPA DI INDONESIA PADA PERIODE OLEH THOMSON MARGANDA SIANIPAR H ANALISIS RESPONS PENAWARAN KELAPA DI INDONESIA PADA PERIODE 1971-2006 OLEH THOMSON MARGANDA SIANIPAR H14050232 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON PENAWARAN KAKAO DI INDONESIA OLEH SUNDORO ARY ARMANDA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON PENAWARAN KAKAO DI INDONESIA OLEH SUNDORO ARY ARMANDA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON PENAWARAN KAKAO DI INDONESIA OLEH SUNDORO ARY ARMANDA H14053975 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa negara yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KOMODITAS KERAMIK DI INDONESIA OLEH HANY LARASSATI H14103088 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya kelautan merupakan salah satu aset yang penting dan memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara fisik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT OLEH: SEPTI KHAIRUNNISA H14052988 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber daya pertanian seperti lahan, varietas serta iklim yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan 13.466 pulau bernama, dari total pulau bernama, 1.667 pulau diantaranya berpenduduk dan

Lebih terperinci

ANALISIS RESPONS PRODUKSI, PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR KOPI ROBUSTA INDONESIA OLEH MEIKHAL SAPUTRA H

ANALISIS RESPONS PRODUKSI, PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR KOPI ROBUSTA INDONESIA OLEH MEIKHAL SAPUTRA H ANALISIS RESPONS PRODUKSI, PERMINTAAN DOMESTIK DAN PENAWARAN EKSPOR KOPI ROBUSTA INDONESIA OLEH MEIKHAL SAPUTRA H14050518 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTPUT INDUSTRI MOBIL DI INDONESIA OLEH ANINDITO AJIRESWARA H14050754 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA OLEH IRMA KOMALASARI H14104044 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis

I. PENDAHULUAN buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis I. PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 buah pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km 2 dan bentangan garis pantai sepanjang 81.000

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk memenuhi tujuan pemerintah yaitu mencapai peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara maritim yang mempunyai belasan ribu pulau dengan teritori laut yang sangat luas. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12. 54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan dapat dengan bebas bergerak ke setiap Negara di penjuru dunia. yang secara langsung berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H

ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H ANALISIS PENGARUH EKSPOR-IMPOR KOMODITAS PANGAN UTAMA DAN LIBERALISASI PERDAGANGAN TERHADAP NERACA PERDAGANGAN INDONESIA OLEH Y U S U F H14103064 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A

PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A PENGARUH INVESTASI DAN PERTUMBUHAN DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP JUMLAH TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN SKRIPSI MUHAMMAD ISMAIL MAHIR RANGKUTI A14104585 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

DAMPAK PENGHAPUSAN TARIF IMPOR KEDELAI DI INDONESIA

DAMPAK PENGHAPUSAN TARIF IMPOR KEDELAI DI INDONESIA DAMPAK PENGHAPUSAN TARIF IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh: RONI A 14105600 PROGRAM SARJANA EKTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN RONI, Dampak Penghapusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE

ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE ANALISIS PENGARUH HAMBATAN TARIF DAN NON TARIF DI PASAR UNI EROPA TERHADAP EKSPOR KOMODITAS UDANG INDONESIA RIRI ESTHER PAINTE PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani semakin meningkat sejalan dengan perubahan selera, gaya hidup dan peningkatan pendapatan. Karena, selain rasanya

Lebih terperinci