ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS"

Transkripsi

1

2

3 ISSN OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

4 2015 OUTLOOK KAPAS ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

5 OUTLOOK KAPAS 2015 OUTLOOK KAPAS ISSN : Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 88 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, M.Si. Penyunting : Dr. Ir. Leli Nuryati, MSc. Ir. Noviati, M.Si Naskah : Roydatul Zikria, S.Si Design Sampul : Victor Saulus Bonavia Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii

6 2015 OUTLOOK KAPAS iv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

7 KATA PENGANTAR OUTLOOK KAPAS 2015 Guna mengemban visi dan misinya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya. Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook Komoditi Perkebunan. Publikasi Outlook Kapas Tahun 2015 menyajikan keragaan data series komoditi kapas secara nasional dan internasional selama tahun terakhir serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan domestik dari tahun 2015 sampai dengan tahun Publikasi ini disajikan dalam bentuk buku dan dapat dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-publikasi Kementerian Pertanian yaitu Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kapas secara lebih lengkap dan menyeluruh. Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya. Jakarta, Oktober 2015 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Dr. Ir. Suwandi, M.Si. NIP Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v

8 2015 OUTLOOK KAPAS vi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

9 OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvii RINGKASAN EKSEKUTIF... xxi BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN RUANG LINGKUP... 2 BAB II. METODOLOGI SUMBER DATA DAN INFORMASI METODE ANALISIS ANALISIS DESKRIPTIF ANALISIS PENAWARAN ANALISIS PERMINTAAN KELAYAKAN MODEL... 5 BAB III. KERAGAAN KAPAS NASIONAL PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN LUAS AREAL KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA SENTRA PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN PERMINTAAN KAPAS DALAM NEGERI PERKEMBANGAN PERMINTAAN KAPAS DALAM NEGERI PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii

10 2015 OUTLOOK KAPAS PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR IMPOR KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR IMPOR KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN KAPAS DI INDONESIA NEGARA TUJUAN EKSPOR KAPAS INDONESIA NEGARA ASAL IMPOR KAPAS INDONESIA BAB IV. KERAGAAN KAPAS ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA NEGARA SENTRA PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

11 OUTLOOK KAPAS NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN PROYEKSI PENAWARAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN PROYEKSI PERMINTAAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KAPAS DI INDONESIA TAHUN PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN TAHUN PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI DUNIA TAHUN BAB VI. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix

12 2015 OUTLOOK KAPAS x Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

13 OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data... 3 Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal Kapas di Indonesia Tahun Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Produksi Kapas di Indonesia Tahun Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kapas di Indonesia Tahun Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas Dalam Negeri Tahun Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Kapas di Indonesia Tahun Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun Tabel 5.6. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun Tabel 5.7. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi

14 2015 OUTLOOK KAPAS xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

15 OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kapas Menurut Status Pengusahaan Tahun Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Gambar 3.4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun Gambar 3.5. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Gambar 3.6. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Gambar 3.7. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun Gambar 3.8. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Gambar 3.9. Perkembangan Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun Gambar Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun Gambar Perkembangan Neraca Perdagangan Kapas di Indonesia Tahun Gambar Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun Gambar Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii

16 2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 4.1. Perkembangan Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun Gambar 4.4. Perkembangan Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun Gambar 4.5. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar 4.6. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun Gambar 4.7. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun Gambar 4.8. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun Gambar 4.9. Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun Gambar Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun Gambar Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun Gambar Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

17 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun Gambar Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun Gambar Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun Gambar Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun Gambar Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xv

18 2015 OUTLOOK KAPAS xvi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

19 DAFTAR LAMPIRAN OUTLOOK KAPAS 2015 Halaman Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Lampiran 2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Lampiran 4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun Lampiran 5. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Lampiran 6. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Lampiran 7 Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun Lampiran 8. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Lampiran 9. Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun Lampiran 10. Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun Lampiran 12. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun Lampiran 13. Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun Lampiran 14. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 15. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xvii

20 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 16. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 17. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 18. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun Lampiran 19. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun Lampiran 20. Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 21. Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 22. Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun Lampiran 23. Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun Lampiran 24. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 25. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 26. Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 27. Negara Eksportir Biji Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 28. Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 29. Negara Importir Biji Kapas di ASEAN Tahun Lampiran 30. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun Lampiran 31. Perkembangan Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun Lampiran 32. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun Lampiran 33. Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun Lampiran 34. Negara Importir Serat Kapas di Dunia Tahun Lampiran 35. Negara Importir Biji Kapas di Dunia Tahun Lampiran 36. Hasil Proyeksi Penawaran Kapas di Indonesia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing xviii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

21 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 37. Lampiran 38. Lampiran 39. Lampiran 40. Lampiran 41. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas di Indonesia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun dengan Model Trend Quadratic Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun dengan Model Trend Quadratic Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xix

22 2015 OUTLOOK KAPAS xx Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

23 RINGKASAN EKSEKUTIF OUTLOOK KAPAS 2015 Produksi kapas Indonesia Tahun 2014 (Angka Sementara) dengan wujud serat berbiji sebesar ton, dimana seluruhnya merupakan produksi dari Perkebunan Rakyat (PR). Produksi kapas di Indonesia sebagian besar berasal dari Luar Jawa yaitu Sulawesi Selatan dengan kontribusi produksi (rata-rata ) sebesar 51,31% dan NTT dengan kontribusi 24,53% sedangkan provinsi lainnya hanya berkontribusi kurang dari 8%. Produksi kapas di Indonesia tahun 2015 diperkirakan sebesar ton dan terus menurun hingga tahun 2019 dengan produksi sebesar 193 ton. Rata-rata penurunan produksi kapas selama lima tahun ke depan ( ) diperkirakan sebesar 33,44% per tahun. Permintaan kapas didekati dengan permintaan dalam negeri yang dihitung dari produksi ditambah volume impor dikurangi volume ekspor. Permintaan kapas tahun 2014 sebesar ton dan diproyeksikan meningkat selama lima tahun ke depan dengan rata-rata 4,56%. Tahun 2015 permintaan kapas diproyeksikan sebesar ton dan meningkat hingga mencapai ton pada tahun Pada tahun 2015 defisit kapas Indonesia diproyeksikan sebesar ton. Defisit kapas diproyeksikan terus meningkat hingga mencapai ton pada tahun Permintaan kapas Indonesia yang belum dapat dipenuhi oleh produksi kapas dalam negeri menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara importir kapas di dunia. Impor kapas di Indonesia sebagian besar berasal dari Cina, Jerman, Republik Korea dan Uzbekistan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xxi

24 2015 OUTLOOK KAPAS xxii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

25 OUTLOOK KAPAS 2015 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tanaman kapas (Gossypium hirsutum L) tanaman penghasil serat yang merupakan bahan baku utama industri tekstil dan produk tekstil (ITPT) dari serat alam. Kebutuhan bahan baku kapas terus meningkat, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang mendorong semakin berkembangnya industri Tekstil dan Produksi Tekstil (TPT) di dalam negeri. Untuk mendukung pengembangan pertanaman kapas tersebut diperlukan ketersediaan benih unggul bermutu secara 6 (enam) tepat, yaitu : tepat jenis, jumlah, mutu, waktu, tempat dan lokasi. Pada tahun 2013 telah dibangun kebun benih sebar (KBS) yang dilaksanakan kelompok tani dengan sumber anggaran dari APBN. Benih kapas yang telah dibangun selanjutnya harus memenuhi syarat dan merupakan hasil kebun benih dari beberapa jenjangan yaitu benih dasar menjadi benih pokok, benih pokok menjadi benih sebar (Kementerian Pertanian, 2013). Untuk memenuhi kebutuhan kapas dalam negeri serta dalam rangka mengurangi impor kapas, maka pemerintah dalam hal ini Dijten Perkebunan, Kementerian Pertanian, menjadikan pengembangan kapas sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan perkebunan nasional (Kementerian Pertanian, 2010). Namun tantangan yang dihadapi oleh pengembangan kapas Indonesia ternyata cukup kompleks, berawal dari ketidaktersediaan benih bermutu sampai dengan kelangkaan modal petani. Padahal ketersediaan sumber daya alam terutama lahan kering masih cukup luas di luar Jawa, seperti Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur yang memberikan peluang bagi pengembangan kapas nasional (Departemen Pertanian, 2009). Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditas kapas dalam mendukung sektor pertanian di Indonesia, berikut ini akan disajikan perkembangan kapas serta proyeksi penawaran dan permintaan kapas untuk beberapa tahun ke depan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1

26 2015 OUTLOOK KAPAS Untuk mengetahui sejauh mana prospek komoditi kapas dalam mendukung sektor pertanian di Indonesia, berikut ini akan disajikan perkembangan luas areal, produksi, produktivitas nasional serta internasional, harga, konsumsi, ekspor dan impor, serta proyeksi penawaran dan permintaan kapas tahun Selain itu, disajikan pula ketersediaan kapas di dunia dan ASEAN tahun TUJUAN Melakukan Penyusunan Buku Outlook Komoditi Kapas yang berisi keragaan data series di Indonesia, dunia dan ASEAN, serta dilengkapi dengan hasil proyeksi penawaran dan permintaan kapas di Indonesia, proyeksi ketersediaan kapas di ASEAN dan di dunia RUANG LINGKUP Kegiatan yang dicakup dalam penyusunan outlook komoditi kapas adalah: Identifikasi peubah-peubah yang dianalisis mencakup luas areal, produksi, produktivitas, ketersediaan konsumsi, ekspor, impor, negara tujuan ekspor, negara asal impor, dan situasi komodi kapas di Indonesia, ASEAN, dan di dunia. Penyusunan analisis komoditi kapas serta penyusunan proyeksi permintaan dan penawaran kapas di Indonesia tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

27 OUTLOOK KAPAS 2015 BAB II. METODOLOGI 2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI Outlook Komoditi Kapas tahun 2015 disusun berdasarkan data dan informasi yang bersumber dari daerah, instansi terkait di lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Food and Agriculture Organization (FAO). Jenis variabel, periode dan sumber data secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jenis Variabel, Periode dan Sumber Data No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan 1. Luas Areal Kapas di Indonesia Ditjen Perkebunan 2. Produksi Kapas di Indonesia Ditjen Perkebunan Serat Berbiji 3. Produktivitas Kapas di Indonesia Ditjen Perkebunan 4. Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Ditjen Perkebunan, diolah Pusdatin Ketersediaan Konsumsi = Produksi + Vol. Impor Vol. Ekspor 5. Ekspor Impor Kapas di Indonesia Ditjen Perkebunan , , , , , , , , , , , , , , Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3

28 2015 OUTLOOK KAPAS No. Variabel Periode Sumber Data Keterangan 6. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia 2014 BPS 7. Negara Asal Impor Kapas Indonesia 2014 BPS 8. Produksi Kapas di Dunia FAO Serat Kapas, Biji Kapas 9. Produksi Kapas di ASEAN FAO Serat Kapas, Biji Kapas 10. Ekspor Impor Kapas di Dunia FAO 11. Ekspor Impor Kapas di ASEAN FAO 2.2. METODE ANALISIS Metode yang digunakan dalam penyusunan Outlook Komoditi Kapas adalah sebagai berikut: ANALISIS DESKRIPTIF Analisis keragaan atau perkembangan komoditi kapas dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas areal, produksi, produktivitas, ketersediaan konsumsi, dan ekspor-impor dengan analisis deskriptif sederhana. Analisis keragaan dilakukan untuk data series kapas di Indonesia, ASEAN dan dunia ANALISIS PENAWARAN Analisis penawaran komoditi kapas dilakukan berdasarkan analisis fungsi produksi. Karena keterbatasan ketersediaan data, analisis untuk proyeksi produksi kapas menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) dengan series data yang digunakan adalah tahunan. 4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

29 OUTLOOK KAPAS ANALISIS PERMINTAAN Analisis permintaan komoditi kapas merupakan analisis permintaan langsung masyarakat terhadap komoditi kapas, industri maupun untuk kepentingan ekspor. Analisis permintaan kapas didekati dengan fungsi permintaan dalam negeri, dimana permintaan dalam negeri dihitung dari produksi ditambah volume impor dikurangi volume ekspor. Karena keterbatasan ketersediaan data, analisis untuk proyeksi permintaan dalam negeri kapas menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) dengan series data yang digunakan adalah tahunan KELAYAKAN MODEL Ketepatan sebuah model time series didasarkan pada nilai kesalahan dengan menggunakan statistik MAPE (mean absolute percentage error) atau kesalahan persentase absolut rata-rata yang diformulasikan sebagai berikut: dimana: X t adalah data aktual F t adalah nilai ramalan. Semakin kecil nilai MAPE maka model time series yang diperoleh semakin baik. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5

30 2015 OUTLOOK KAPAS 6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

31 OUTLOOK KAPAS 2015 BAB III. KERAGAAN KAPAS NASIONAL 3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN LUAS AREAL KAPAS DI INDONESIA Perkembangan luas areal kapas di Indonesia selama periode berfluktuasi (Gambar 3.1). Pada tahun 1980, luas areal kapas di Indonesia sebesar Ha, kemudian pada tahun 2014 turun menjadi Ha. Secara umum rata-rata pertumbuhan luas areal kapas pada kurun waktu turun sebesar 12,56% per tahun. Pada periode rata-rata pertumbuhan luas areal kapas sebesar 17,13% per tahun sedangkan selama kurun waktu luas areal kapas cenderung turun sebesar 13,99% per tahun. Luas areal kapas tertinggi terjadi pada tahun 1985 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,00% terhadap tahun Perkembangan luas areal kapas di Indonesia secara rinci disajikan pada Lampiran 1. Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Sebelum tahun 2003, komoditi kapas diusahakan oleh Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan Besar Swasta (PBS). Namun setelah tahun 2003, luas areal kapas hanya berasal Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7

32 2015 OUTLOOK KAPAS dari Perkebunan Rakyat (PR). Selama kurun waktu lima tahun terakhir ( ) rata-rata luas areal kapas PR turun sebesar -13,99% per tahun, sedangkan luas areal PBN dan PBS adalah nol dikarenakan tidak ada kapas yang diusahakan oleh PBN dan PBS pada periode tersebut (Tabel 3.1). Perkembangan luas areal kapas di Indonesia menurut status pengusahaan disajikan secara rinci pada Lampiran 1. Tabel 3.1. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Luas Areal Kapas di Indonesia Tahun Tahun Luas Areal PR PBN PBS Indonesia Rata-rata Pertumbuhan (%) *) 31,24 3,05-7,46 12, ,04 3,58-8,75 17, *) -13,99 0,00 0,00-13,99 Rata-rata Kontribusi (%) *) 97,02 0,90 2,09 100, ,52 1,05 2,43 100, *) 100,00 0,00 0,00 100,00 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Keterangan : *) Tahun 2014 Angka Sementara PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA Seperti halnya pada perkembangan luas arealnya, perkembangan produksi kapas di Indonesia pada periode juga berfluktuasi (Gambar 3.2) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,66% per tahun. Selama tahun rata-rata pertumbuhan produksi kapas naik sebesar 18,50% per tahun sedangkan selama rata-rata pertumbuhannya turun sebesar 14,42% per tahun. Pada tahun 1980 total produksi kapas di Indonesia sebesar ton tahun dan pada tahun 2014 turun menjadi ton, dimana produksi kapas tertinggi dicapai 8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

33 OUTLOOK KAPAS 2015 pada tahun 1985 yaitu sebesar ton atau naik 3,31% terhadap tahun Perkembangan produksi kapas di Indonesia menurut status pengusahaan disajikan secara rinci pada Lampiran 2. Gambar 3.2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Rata-rata pertumbuhan produksi kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir ( ) turun sebesar 14,42% per tahun untuk PR, sedangkan untuk PBN dan PBS tidak ada pengusahaan kapas pada periode tersebut. Kontribusi produksi kapas selama periode semuanya berasal dari PR dengan kontribusi 100% terhadap total produksi kapas di Indonesia (Tabel 3.2). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9

34 2015 OUTLOOK KAPAS Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan dan Kontribusi Produksi Kapas di Indonesia Tahun Tahun Rata-rata Pertumbuhan (%) PR PBN PBS Indonesia *) 14,94-5,68 17,05 13, ,01-6,66 19,99 18, *) -14,42 0,00 0,00-14,42 Rata-rata Kontribusi (%) *) 98,35 0,96 0,69 100, ,79 1,87 1,35 100, *) 100,00 0,00 0,00 100,00 Sumber Produksi : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Keterangan : *) Tahun 2014 Angka Sementara PERKEMBANGAN PRODUKTIVITAS KAPAS DI INDONESIA Seperti halnya pada perkembangan luas areal dan produksinya, perkembangan produktivitas kapas di Indonesia selama kurun waktu juga cenderung berfluktuasi (Gambar 3.3) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,31% per tahun. Tahun 2004 produktivitas kapas di Indonesia mencapai 409 Kg/Ha kemudian pada tahun 2014 produktivitasnya turun menjadi 273 Kg/Ha. Produktivitas kapas tertinggi dicapai pada tahun 2007 sebesar 941 Kg/Ha. Berdasarkan status pengusahaannya, pada tahun rata-rata pertumbuhan produktivitas kapas PR sebesar 10,31% per tahun, sedangkan produktivitas PBN dan PBS nol dikarenakan pada periode tersebut tidak ada pengusahaan kapas oleh perkebunan besar. Perkembangan produktivitas kapas menurut status pengusahaan disajikan secara rinci pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

35 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 3.3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun SENTRA PRODUKSI KAPAS DI INDONESIA Sentra produksi kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir ( ) berada di 7 (tujuh) provinsi antara lain Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Provinsi Sulawesi Selatan memberikan kontribusi produksi terbesar untuk kapas di Indonesia yaitu sebesar 51,31%, diikuti oleh NTT (24,53%), Jawa Timur (7,76%), NTB (7,36%) sedangkan provinsi lainnya berkontribusi 9,04% (Gambar 3.4) terhadap total produksi kapas di Indonesia. Provinsi sentra produksi kapas di Indonesia dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 4. Gambar 3.4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11

36 2015 OUTLOOK KAPAS Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan produksi terbesar untuk kapas di Indonesia pada tahun Kapas di provinsi Sulawesi Selatan hanya dikuasai oleh PR dan tidak ada yang dikuasai oleh PBN dan PBS. Sentra produksi kapas dalam di Sulawesi Selatan terdapat di 5 kabupaten (Gambar 3.5). Kabupaten dengan produksi kapas terbanyak adalah Kabupaten Bone dengan kontribusi produksi sebesar 35,21% (119 ton) dari total produksi kapas di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten penghasil kapas dalam lainnya adalah Kabupaten Kepulauan Soppeng (20,41%), Kabupaten Bulukumba (15,38%), Kabupaten Gowa (15,38%), dan Kabupaten Bantaeng (13,61%). Kabupaten sentra produksi kapas di Provinsi Sulawesi Selatan dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 5. Gambar 3.5. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur seluruhnya diusahakan oleh PR. Pada tahun 2014 sebanyak 44,26% (463 ton) produksi kapas di Provinsi NTT berasal dari Kabupaten Sumba Barat Daya. Kabupaten berikutnya dengan produksi kapas terbanyak adalah Kabupaten Sumba Timur (37,57%), Kabupaten Sumba Barat (8,99%), Kabupaten Sumba Tengah (8,89%) dan Kabupaten Ngada dengan kontribusi 0,29% (Gambar 3.6). Kabupaten sentra produksi kapas di Nusa Tenggara Timur dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

37 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 3.6. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 Di Provinsi Jawa Timur, kapas juga dikuasai oleh PR seluruhnya. Pada tahun 2013 Kabupaten Lamongan adalah kabupaten penghasil kapas terbanyak dengan kontribusi produksi mencapai 46,02% (52 ton) dari total produksi kapas di Jawa Timur. Kabupaten penghasil kapas terbanyak lainnya adalah Kabupaten Pacitan (19,47%), Kabupaten Banyuwangi (13,27%), Kabupaten Mojokerto (11,50%), Kabupaten Probolinggo (5,31%%) dan Kabupaten Situbondo dengan kontribusi 4,42% (Gambar 3.13). Kabupaten sentra produksi kapas di Jawa Timur dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 7. Gambar 3.7. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13

38 2015 OUTLOOK KAPAS Sentra produksi kapas di Indonesia selanjutnya adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dimana kontribusi terbesar untuk produksi kapas Tahun 2013 berasal dari Kabupaten Lombok Tengah dengan kontribusi 44,25% (50 ton). Kontribusi kapas di NTB juga berasal dari Kabupaten Lombok Utara (43,36%), Kabupaten Sumbawa (38,94%), Kabupaten Lombok Barat (37,17%) dan Kabupaten Lombok Timur dengan kontribusi 22,12% (Gambar 3.8). Kabupaten sentra produksi kapas di Nusa Tenggara Barat dan kontribusinya disajikan secara rinci pada Lampiran 8. Gambar 3.8. Kontribusi Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun PERKEMBANGAN PERMINTAAN KAPAS DALAM NEGERI Serat kapas merupakan bahan baku utama industri tekstil dan produk tekstil (Kementerian Pertanian, 2011). Kapas bukan merupakan komoditi yang dikonsumsi langsung sehingga perhitungan konsumsi kapas di Indonesia didekati dengan konsep ketersediaan untuk konsumsi, dimana ketersediaan untuk konsumsi dihitung dari produksi ditambah volume impor diurangi volume ekspor. Perkembangan ketersediaan konsumsi kapas pada periode berfluktuasi namun cenderung naik (Gambar 3.9). Ketersediaan konsumsi kapas tahun 1980 sebesar ton namun pada tahun 2014 ketersediaan konsumsinya naik menjadi ton dimana rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 6,17%. Ketersediaan konsumsi kapas di Indonesia disajikan secara rinci pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

39 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 3.9. Perkembangan Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun PERKEMBANGAN HARGA KAPAS DI INDONESIA Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, perkembangan harga rata-rata tahunan kapas di pasar domestik pada tahun cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,44% per tahun (Gambar 3.10). Tahun 2007 harga rata-rata tahunan kapas di pasar domestik sebesar Rp per kg kemudian naik menjadi Rp per kg pada tahun Harga rata-rata tahunan kapas tertinggi di pasar domestic dicapai pada tahun 2013 dengan pertumbuhan 2,78% terhadap tahun Secara rinci harga rata-rata tahunan kapas di pasar domestik disajikan pada Lampiran 10. Gambar Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15

40 2015 OUTLOOK KAPAS 3.5. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA Perkembangan volume ekspor dan impor kapas di Indonesia menggunakan 14 kode HS yaitu (benih), (lainlain), (linter kapas), (minyak mentah dari biji kapas, dihilangkan gossypolnya maupun tidak), (fraksi dari minyak biji kapas tidak dimurnikan), (lain-lain), (minyak atau lemak nabati dari biji kapas), (dari biji kapas), (kapas, tidak digaruk atau disisir), (sisa benang, termasuk sisa benang pintal), (pulp dari linter kapas), (garneted stock), (lain-lain) dan (kapas digaruk atau disisir). Berdasarkan data di Direktorat Jenderal Perkebunan, selama periode perkembangan volume ekspor kapas cenderung naik (Gambar 3.11) dengan rata-rata pertumbuhan 30,22% per tahun. Pada tahun 1980 volume ekspor kapas sebesar ton dan naik menjadi ton pada tahun Sedangkan perkembangan volume impor kapas tahun berfluktuasi namun cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,20% per tahun. Tahun 1980 Indonesia impor kapas sebesar ton dan meningkat pada tahun 2014 volume impornya menjadi ton. Perkembangan volume ekspor impor kapas disajikan secara rinci pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

41 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI INDONESIA Seperti halnya perkembangan volume ekspor kapas, perkembangan nilai ekspor kapas selama periode berfluktuasi namun cenderung naik (Gambar 3.12) dengan rata-rata pertumbuhan 54,02% per tahun. Tahun 1980 perkembangan nilai ekspor kapas 132 ribu US$ dan naik menjadi 46,40 juta US$ pada tahun Sedangkan rata-rata pertumbuhan nilai impor kapas pada periode sebesar 8,03% per tahun. Pada tahun 1980 nilai impor kapas sebesar 197,93 juta US$ dan pada tahun 2014 nilai impor kapas Indonesia sebesar 1,41 milyar US$. Perkembangan nilai ekspor dan impor kapas disajikan secara rinci pada Lampiran 11. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17

42 2015 OUTLOOK KAPAS Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN KAPAS DI INDONESIA Perkembangan neraca perdagangan kapas di Indonesia tahun cenderung negatif (Gambar 3.13). Pada tahun 2010, neraca perdagangan kapas mengalami defisit sebesar sebesar 1,11 milyar US$ dan pada tahun 2014 defisit kapas meningkat menjadi 1,36 milyar US$. Rata-rata defisit neraca perdagangan kapas di Indonesia pada tahun sebesar 16,93% per tahun. Perkembangan neraca perdagangan kapas disajikan secara rinci pada Lampiran 11. Gambar Perkembangan Neraca Perdagangan Kapas di Indonesia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

43 OUTLOOK KAPAS NEGARA TUJUAN EKSPOR KAPAS INDONESIA Negara tujuan ekspor kapas Indonesia dengan bentuk hasil manufaktur adalah Taiwan dengan volume ekspor sebesar ton pada tahun 2014 (Gambar 3.14). Negara tujuan ekspor kapas Indonesia berikutnya adalah Cina (6.199 ton), Jepang (4.257 ton), Vietnam (3.405 ton), Thailand (2.906 ton) dan Hongkong (2.136 ton). Negara tujuan ekspor kapas Indonesia disajikan secara rinci pada Lampiran 12. Gambar Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun NEGARA ASAL IMPOR KAPAS INDONESIA Pada tahun 2014, empat negara asal impor kapas Indonesia dengan bentuk hasil manufaktur adalah Cina dengan volume impor ton (Gambar 3.17) diikuti Jerman (731 ton), Republik Korea (412 ton) dan Uzbekistan (66 ton). Negara asal impor kapas Indonesia disajikan secara rinci pada Lampiran 13. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19

44 2015 OUTLOOK KAPAS Gambar Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

45 OUTLOOK KAPAS 2015 BAB IV. KERAGAAN KAPAS ASEAN DAN DUNIA 4.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO), data kapas yang tersedia baik di ASEAN maupun dunia adalah produksi serat kapas dan biji kapas sedangkan luas areal dan produktivitas kapas tidak tersedia di FAO. Perkembangan produksi serat kapas ASEAN selama periode cenderung naik (Gambar 4.1). Selama tahun rata-rata pertumbuhan produksi serat kapas meningkat sebesar 2,74% per tahun. Pada tahun 1980 total produksi serat kapas di ASEAN sebesar ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi ton. Produksi serat kapas tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar ton dengan pertumbuhan sebesar 31,84% terhadap tahun Perkembangan produksi serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 14. Gambar 4.1. Perkembangan Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun Perkembangan produksi biji kapas di ASEAN pada tahun juga cenderung naik (Gambar 4.2) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21

46 2015 OUTLOOK KAPAS 2,74%. Tahun 1980 total produksi biji kapas di ASEAN sebesar ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi ton. Produksi biji kapas tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar ton dengan pertumbuhan sebesar 30,66% terhadap tahun Perkembangan produksi biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 14. Gambar 4.2. Perkembangan Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun PERKEMBANGAN PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Perkembangan produksi serat kapas dunia selama periode cenderung naik (Gambar 4.3). Selama tahun rata-rata pertumbuhan produksi serat kapas meningkat sebesar 2,20% per tahun. Pada tahun 1980 total produksi serat kapas di dunia sebesar 13,91 juta ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 24,54 juta ton. Produksi serat kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 26,53 juta ton dengan pertumbuhan sebesar 1,54% terhadap tahun Perkembangan produksi serat kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

47 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun Sebagaimana pada perkembangan serat kapas, perkembangan biji kapas di dunia pada tahun juga cenderung naik (Gambar 4.4) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 2,32%. Tahun 1980 total produksi biji kapas di dunia sebesar 26,02 juta ton dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 47,08 juta ton. Sebagaimana pada produksi serat kapas, produksi biji kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar 51,43 juta ton dengan pertumbuhan sebesar 1,33% terhadap tahun Perkembangan produksi biji kapas dunia disajikan rinci pada Lampiran 15. Gambar 4.4. Perkembangan Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23

48 2015 OUTLOOK KAPAS 4.2. NEGARA SENTRA PRODUKSI KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan data FAO tahun sentra produksi serat kapas ASEAN berada di lima negara yaitu Myanmar, Vietnam, Thailand, Laos, dan Indonesia (Gambar 4.5). Myanmar berkontribusi sebesar 93,78% terhadap total produksi serat kapas di ASEAN, diikuti oleh Vietnam dengan kontribusi 2,32%, Thailand (1,76%) dan Laos (1,36%). Indonesia berada diurutan ke-5 sebagai negara produsen serat kapas di ASEAN dengan kontribusi hanya sebesar 0,71%. Negara sentra produksi serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 16. Gambar 4.5. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun Seperti halnya pada sentra produksi serat kapas, negara sentra produksi biji kapas di ASEAN selama periode juga didominasi oleh Myanmar (Gambar 4.6). Myanmar sebagai negara sentra produksi terbesar untuk biji kapas ASEAN memberikan kontribusi 93,80% terhadap total produksi biji kapas di ASEAN. Negara sentra produksi biji kapas ASEAN berikutnya yaitu Thailand (1,75%) dan Laos (1,35%). Indonesia berada diurutan ke-4 sebagai sentra produksi biji kapas di ASEAN. Besarnya kontribusi negara sentra produksi biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

49 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar 4.6. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun NEGARA SENTRA PRODUKSI SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Sentra produksi kapas di dunia dibedakan menjadi sentra produksi serat kapas dan biji kapas. Berdasarkan data FAO tahun sentra produksi serat kapas berada di lima negara yaitu Cina, India, USA, Pakistan dan Brazil (Gambar 4.7). Cina berkontribusi sebesar 26,36% (6,41 juta ton) terhadap total produksi serat kapas di dunia, diikuti oleh India dengan kontribusi 22,70%, USA (13,66%), Pakistan (8,78%) dan Brazil (5,27%). Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara produsen serat kapas di dunia. Besarnya kontribusi negara sentra produksi serat kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 18. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25

50 2015 OUTLOOK KAPAS Gambar 4.7. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun Seperti halnya pada sentra produksi serat kapas, negara sentra produksi biji kapas di dunia selama periode juga didominasi oleh Cina, India, USA, Pakistan dan Brazil (Gambar 4.8). Cina sebagai negara sentra produksi terbesar untuk biji kapas memberikan kontribusi 27,74% (12,83 juta ton) terhadap total produksi biji kapas di dunia. Negara sentra produksi biji kapas berikutnya yaitu India (24,39%), USA (12,64%), Pakistan (8,78%) dan Brazil (5,26%). Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara produsen biji kapas di dunia. Besarnya kontribusi negara sentra produksi biji kapas dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 19. Gambar 4.8. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

51 OUTLOOK KAPAS PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Perkembangan ketersediaan serat kapas di ASEAN selama periode cenderung naik (Gambar 4.9) dengan rata-rata pertumbuhan 4,93%. Ketersediaan serat kapas di ASEAN tahun 1980 sebesar 390 ribu ton dan naik menjadi 1,50 juta ton pada tahun Ketersediaan serat kapas ASEAN tertinggi dicapai pada tahun 2008 yaitu sebesar 1,59 juta ton. Perkembangan ketersediaan serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 20. Gambar 4.9. Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun Ketersediaan biji kapas di ASEAN selama periode juga cenderung naik (Gambar 4.10) dengan rata-rata pertumbuhan 5,18% per tahun. Tahun 1980 ketersediaan biji kapas di ASEAN sebesar 137 ribu ton dan naik menjadi 282 ribu ton pada tahun Ketersediaan biji kapas ASEAN tertinggi dicapai pada tahun Perkembangan ketersediaan biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 21. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27

52 2015 OUTLOOK KAPAS Gambar Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Ketersediaan kapas di dunia juga dihitung dari produksi dikurangi volume ekspor ditambah volume impor. Ketersediaan kapas di dunia dibedakan menjadi ketersediaan serat kapas dan biji kapas. Selama periode perkembangan ketersediaan serat kapas di dunia cenderung naik (Gambar 4.11) dengan rata-rata pertumbuhan 2,50% per tahun. Tahun 1980 ketersediaan serat kapas di dunia sebesar 14,15 juta ton dan naik menjadi 26,64 juta ton pada tahun 2012, ketersediaan tertinggi dicapai tahun Perkembangan ketersediaan serat kapas dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 22. Gambar Perkembangan Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

53 OUTLOOK KAPAS 2015 Sebagaimana pada serat kapas, ketersediaan biji kapas di dunia selama periode juga cenderung naik (Gambar 4.12), dengan rata-rata pertumbuhan 2,70% per tahun. Tahun 1980 ketersediaan biji kapas di dunia sebesar 25,99 juta ton dan naik menjadi 51,47 juta ton pada tahun Ketersediaan biji kapas dunia tertinggi juga dicapai pada tahun Perkembangan ketersediaan biji kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 23. Gambar Perkembangan Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KAPAS DI ASEAN DAN DUNIA PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan data FAO tahun , perkembangan volume ekspor serat kapas di ASEAN cenderung naik (Gambar 4.13) dengan ratarata pertumbuhan 27,26%. Tahun 1980 volume ekspor serat kapas di ASEAN sebesar ton dan naik menjadi ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 dengan pertumbuhan 101,38% terhadap tahun Seperti halnya perkembangan volume ekspornya, perkembangan volume impor serat kapas di ASEAN juga cenderung naik pada tahun (Gambar 4.13). Tahun 1980 volume impor kapas ASEAN sebesar ton dan naik menjadi 1,59 juta ton pada tahun 2012, dimana Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29

54 2015 OUTLOOK KAPAS volume impor tertinggi juga dicapai pada tahun Secara umum ratarata pertumbuhan volume impor serat kapas ASEAN periode sebesar 6,65%. Perkembangan volume ekspor dan impor serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 24. Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun Sedangkan perkembangan volume ekspor biji kapas di ASEAN selama periode cenderung turun (Gambar 4.14) dengan ratarata pertumbuhan 1,57% per tahun. Tahun 1980 volume ekspor biji kapas ASEAN sebesar ton dan turun menjadi ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor biji kapas tertinggi dicapai pada tahun 1982 yaitu sebesar ton. Berbeda halnya dengan perkembangan volume ekspor biji kapas, perkembangan volume impor biji kapas di ASEAN selama periode cenderung naik (Gambar 4.14) dengan rata-rata pertumbuhan 247,11% per tahun. Volume impor biji kapas ASEAN tahun 1980 sebesar 21 ton dan pada tahun 2012 naik menjadi 252 ton, dengan volume impor tertinggi juga dicapai pada tahun 2001 yaitu sebesar 832 ton. Perkembangan volume ekspor dan impor biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

55 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Tahun 1980 nilai ekspor serat kapas di ASEAN 33,35 juta US$ dan naik menjadi 444,70 juta US$ di tahun Sedangkan perkembangan nilai impor serat kapas tahun 1980 sebesar 515,04 juta US$ dan naik menjadi 3,52 milyar US$ pada tahun Secara umum perkembangan nilai impor serat kapas di ASEAN tahun cenderung naik (Gambar 4.15) dengan rata-rata pertumbuhan 8,60% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor serat kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 24. Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31

56 2015 OUTLOOK KAPAS Nilai ekspor biji kapas di ASEAN tahun 1980 sebesar 5,48 juta US$ namun turun menjadi 768 ribu US$ di tahun Sedangkan perkembangan nilai impor biji kapas ASEAN tahun 1980 sebesar 35 ribu US$ dan naik menjadi 350 ribu US$ pada tahun Secara umum perkembangan nilai impor biji kapas di ASEAN tahun cenderung naik (Gambar 4.16) dengan rata-rata pertumbuhan 50,50% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor biji kapas di ASEAN disajikan secara rinci pada Lampiran 25. Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI ASEAN Berdasarkan rata-rata realisasi ekspor serat kapas ASEAN tahun menunjukkan bahwa Malaysia menempati urutan pertama sebagai negara eksportir serat kapas di ASEAN dengan kontribusi sebesar 85,20% terhadap total volume ekspor kapas ASEAN (Gambar 4.17). Volume ekspor kapas di ASEAN juga merupakan kontribusi dari Singapura (9,42%), Myanmar (2,49%%) dan Vietnam (1,02%). Indonesia berada diurutan ke-6 sebagai negara eksportir serat kapas di ASEAN. Negara eksportir serat kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

57 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun Sedangkan negara eksportir biji kapas ASEAN berdasarkan ratarata realisasi ekspor tahun adalah Indonesia dengan kontribusi 90,11% terhadap volume impor kapas di ASEAN (Gambar 4.18). Negara eksportir biji kapas berikutnya adalah Kamboja (4,79%), Thailand (2,86%), Filipina (1,97%) dan Malaysia (0,27%). Negara eksportir biji kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran 27. Gambar Negara Eksportir Biji Kapas di ASEAN Tahun Dari sisi impor serat kapas, terlihat bahwa Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara importir serat kapas terbesar di ASEAN pada tahun dengan kontribusi volume impor 42,66% (Gambar Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33

58 2015 OUTLOOK KAPAS 4.19). Urutan berikutnya yaitu Thailand (24,99%), diikuti Vietnam (23,67%) dan Malaysia (7,24%). Negara importir serat kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran 28. Gambar Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun Sedangkan negara importir biji kapas di ASEAN pada tahun adalah Malaysia dengan kontribusi 50,06% (Gambar 4.20) diikuti Indonesia (32,39%), Thailand (8,41%), Kamboja (7,42%), Myanmar (1,61%) dan Filipina (0,12%). Negara importir biji kapas di ASEAN disajikan pada Lampiran 29. Gambar Negara Importir Biji Kapas di ASEAN Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

59 OUTLOOK KAPAS PERKEMBANGAN VOLUME EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Volume ekspor dan impor kapas dibedakan menjadi dua yaitu serat kapas dan biji kapas. Berdasarkan data FAO tahun , perkembangan volume ekspor serat kapas di dunia cenderung naik (Gambar 4.21) dengan rata-rata pertumbuhan 2,92%. Tahun 1980 volume ekspor serat kapas di dunia sebesar 4,83 juta ton dan naik menjadi 9,67 juta ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor kapas tertinggi dicapai pada tahun 2012 dengan pertumbuhan 18,10% terhadap tahun Seperti halnya perkembangan volume ekspornya, perkembangan volume impor serat kapas di dunia cenderung naik pada tahun (Gambar 4.21). Tahun 1980 volume impor kapas sebesar 5,08 juta ton dan naik menjadi 9,78 juta ton pada tahun 2012, dimana volume impor tertinggi juga dicapai pada tahun Secara umum rata-rata pertumbuhan volume impor serat kapas periode sebesar 3,18%. Perkembangan volume ekspor dan impor serat kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 30. Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35

60 2015 OUTLOOK KAPAS Sedangkan perkembangan volume ekspor biji kapas di dunia selama periode cenderung naik (Gambar 4.22) dengan ratarata pertumbuhan 7,01% per tahun. Tahun 1980 volume ekspor biji kapas sebesar ton dan meningkat menjadi 1,43 juta ton pada tahun 2012, dimana volume ekspor biji kapas tertinggi dicapai pada tahun Seperti halnya ada perkembangan volume ekspor biji kapas, perkembangan volume impor biji kapas di dunia selama periode juga cenderung naik (Gambar 4.22) dengan rata-rata pertumbuhan 7,78% per tahun. Volume impor biji kapas tahun 1980 sebesar ton dan pada tahun 2012 naik menjadi 1,47 juta ton, dengan nilai impor tertinggi juga dicapai pada tahun Perkembangan volume ekspor dan impor biji kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 31. Gambar Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR DAN IMPOR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Perkembangan nilai ekspor serat kapas di dunia tahun cenderung naik (Gambar 4.23) dengan rata-rata pertumbuhan 4,72% per tahun. Tahun 1980 nilai ekspor serat kapas di dunia 7,85 milyar US$ dan naik menjadi 19,77 milyar US$ di tahun Sedangkan perkembangan nilai impor serat kapas tahun 1980 sebesar 8,80 milyar US$ dan naik 36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

61 OUTLOOK KAPAS 2015 menjadi 22,06 milyar US$ pada tahun Secara umum perkembangan nilai impor serat kapas di dunia tahun cenderung naik (Gambar 4.23) dengan rata-rata pertumbuhan 5,04% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor serat kapas dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 30. Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun Tahun perkembangan nilai ekspor biji kapas di dunia cenderung naik (Gambar 4.24) dengan rata-rata pertumbuhan 9,94% per tahun. Nilai ekspor biji kapas di dunia tahun 1980 sebesar 58,82 juta US$ dan naik menjadi 445 juta US$ di tahun Sedangkan perkembangan nilai impor biji kapas tahun 1980 sebesar 60,16 juta US$ dan naik menjadi 515 juta US$ pada tahun Secara umum perkembangan nilai impor biji kapas di dunia tahun cenderung naik (Gambar 4.24) dengan rata-rata pertumbuhan 9,79% per tahun. Perkembangan nilai ekspor dan impor biji kapas di dunia disajikan secara rinci pada Lampiran 31. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37

62 2015 OUTLOOK KAPAS Gambar Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun NEGARA EKSPORTIR DAN IMPORTIR SERAT KAPAS DAN BIJI KAPAS DI DUNIA Berdasarkan rata-rata realisasi ekspor serat kapas tahun menunjukkan bahwa USA menempati urutan pertama sebagai negara eksportir serat kapas di dunia dengan kontribusi sebesar 36,33% (2,81 juta ton) terhadap total volume ekspor kapas dunia (Gambar 4.25). Volume ekspor kapas di dunia juga merupakan kontribusi dari India (18,40%), Brazil (8,68%), Australia (7,82%) dan Uzbekistan (4,24%%). Sisanya sebesar 24,53% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara eksportir serat kapas di dunia. Negara eksportir serat kapas di dunia disajikan pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

63 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun Sedangkan negara eksportir biji kapas berdasarkan rata-rata realisasi ekspor tahun adalah Australia dengan kontribusi 31,38% terhadap volume impor kapas di dunia (Gambar 4.26). Negara importer biji kapas berikutnya adalah USA (26,39%), Yunani (16,97%), Turkmenistan (4,68%) dan Pantai Gading (4,22%). Sisanya sebesar 16,35% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Indonesia berada di urutan ke- 25 sebagai negara eksportir biji kapas di dunia. Negara eksportir biji kapas di dunia disajikan pada Lampiran 33. Gambar Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39

64 2015 OUTLOOK KAPAS Dari sisi impor serat kapas, terlihat bahwa China menempati urutan pertama sebagai negara importir serat kapas terbesar di dunia pada tahun dengan kontribusi volume impor 29,30% (Gambar 4.27). Urutan berikutnya yaitu Turki (27,08%), Indonesia berada di urutan ke-3 sebagai negara importir serat kapas di dunia dengan kontribusi 6,28% diikuti Pakistan (5,54%) dan Bangladesh (3,83%). Sisanya sebesar 27,96% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Negara importir serat kapas di dunia disajikan pada Lampiran 34. Gambar Negara Importir Serat Kapas di Dunia Tahun Sedangkan negara importir biji kapas di dunia pada tahun adalah Cina dengan kontribusi 15,94% (Gambar 4.28) diikuti Italia (14,10), Meksiko (13,96%), Republik Korea (12%), dan Jepang (11,81%). Sisanya sebesar 32,19% merupakan kontribusi dari negara lainnya. Indonesia berada diurutan ke-65 sebagai negara importir biji kapas di dunia. Negara importir biji kapas di dunia disajikan pada Lampiran Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

65 OUTLOOK KAPAS 2015 Gambar Negara Importir Biji Kapas di Dunia Tahun Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41

66 2015 OUTLOOK KAPAS 42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

67 OUTLOOK KAPAS 2015 BAB V. ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN 5.1. PROYEKSI PENAWARAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN Penawaran kapas direpresentasikan dari produksi kapas dalam negeri. Proyeksi penawaran kapas didasarkan pada proyeksi produksinya dengan wujud produksi serat berbiji dan series data yang digunakan adalah data tahun Karena terbatasnya ketersediaan data kapas, proyeksi penawaran kapas di Indonesia dihitung dengan model Double Exponential Smoothing (DES) dengan mempertimbangkan bahwa model tersebut yang menghasilkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) paling kecil dibandingkan model lainnya. Penawaran kapas di Indonesia diproyeksikan untuk tahun dengan MAPE sebesar 36 (Lampiran 36). Berdasarkan hasil proyeksi Pusdatin, produksi kapas di Indonesia selama periode diproyeksikan turun sebesar 33,44% per tahun. Tahun 2015 produksi kapas diproyeksikan sebesar ton, tahun masingmasing turun menjadi 844 ton, 627 ton dan 410 ton sedangkan pada tahun 2019 produksi kapas di Indonesia diproyeksikan sebesar 193 ton. Hasil proyeksi produksi kapas di Indonesia disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kapas di Indonesia Tahun Produksi Pertumbuhan Tahun (Ton) (%) , , , ,93 Rata-rata Pertumb. (%/tahun) -33,44 Keterangan: Tahun Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43

68 2015 OUTLOOK KAPAS 5.2. PROYEKSI PERMINTAAN KAPAS DI INDONESIA TAHUN Dari sisi permintaan kapas, dikarenakan terbatasnya ketersediaan data maka dengan pendekatan ketersediaan permintaan dalam negeri. Proyeksi permintaan kapas didasarkan pada proyeksi permintaan dalam negeri yang dihitung dari produksi ditambah volume impor dikurangi volume ekspor. Dengan menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) yang menghasilkan nilai MAPE paling kecil dibandingkan model lainnya yaitu sebesar 13 dilakukan proyeksi permintaan kapas dalam negeri untuk tahun (Lampiran 37). Permintaan kapas dalam negeri Tahun 2015 diproyeksikan sebesar ton. Pada tahun permintaan kapas dalam negeri diproyeksikan masing-masing sebesar ton, ton dan ton, sedangkan pada tahun 2019 diproyeksikan naik menjadi ton. Hasil proyeksi permintaan kapas dalam negeri disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas Dalam Negeri Tahun Permintaan Pertumbuhan Tahun Dalam Negeri (%) (Ton) , , , ,43 Rata-rata Pertumb. (%/tahun) 2,52 Keterangan: Tahun Angka Hasil Proyeksi Pusdatin 44 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

69 OUTLOOK KAPAS PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KAPAS DI INDONESIA TAHUN Berdasarkan hasil proyeksi produksi dan ketersediaan permintaan kapas dalam negeri di Indonesia diperoleh surplus/defisit kapas. Seiring dengan semakin turunnya proyeksi produksi namun ketersediaan permintaan kapas diproyeksikan terus naik maka pada tahun diperkirakan terjadi defisit kapas. Tahun 2015 defisit kapas diperkirakan mencapai ton sedangkan tahun masing-masing defisit kapas terus meningkat yaitu sebesar ton, ton dan ton. Tahun 2019 defisit kapas di Indonesia diproyeksikan sebesar ton. Hasil proyeksi surplus/defisit kapas di Indonesia disajikan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Proyeksi Surplus/Defisit Kapas di Indonesia Tahun Tahun Penawaran (Ton) Permintaan (Ton) Surplus/Defisit (Ton) Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) -33,44 2,52 2,55 Tingginya kebutuhan kapas Indonesia sebagai bahan baku industri tekstil dan produk tekstil pada tahun (diwakili oleh hasil proyeksi ketersediaan konsumsi) namun belum mampu diimbangi dengan peningkatan produksi mengakibatkan Indonesia masih akan mengalamin defisit kapas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya intensif yang mendukung peningkatan produksi kapas agar pada tahun-tahun mendatang kebutuhan kapas Indonesia dapat terpenuhi dan mengurangi impor kapas. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45

70 2015 OUTLOOK KAPAS Salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri TPT akan serat kapas, sejak tahun 1978 Ditjen Perkebunan telah melakukan berbagai upaya fasilitasi dan dukungan peningkatan produksi kapas, mulai dari Intensifikasi Kapas Rakyat (IKR) hingga Program Akselerasi Pengembangan Kapas. Terkait dengan hal tersebut, maka sejak tahun 2007 Pemerintah telah memfasilitasi upaya percepatan peningkatan areal dan produksi tanaman kapas. Penggunaan dana APBN-TP tersebut diharapkan tepat sasaran meningkatkan kinerja perkapasan nasional, efektif dan efisien (Kementerian Pertanian, 2013) PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI ASEAN TAHUN Proyeksi ketersediaan kapas di ASEAN dibedakan menjadi proyeksi untuk serat kapas dan biji kapas. Ketersediaan serat kapas maupun biji kapas di ASEAN diproyeksikan untuk tahun namun pada buku ini hanya ditampilkan proyeksi tahun Proyeksi ketersediaan serat kapas di ASEAN dihitung dengan model Trend Quadratic dengan mempertimbangkan bahwa model tersebut yang menghasilkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) paling kecil dibandingkan model lainnya. Ketersediaan serat kapas di ASEAN dengan MAPE sebesar 9, karena MAPE yang dihasilkan cukup kecil maka proyeksi dengan model tersebut dapat digunakan (Lampiran 38). Selama tahun ketersediaan serat kapas di ASEAN diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 0,79% per tahun. Tahun 2015 ketersediaan serat kapas di ASEAN diproyeksikan sebesar ton, tahun 2016 sebesar ton, tahun 2017 sebesar ton, tahun 2018 sebesar ton, dan pada tahun 2019 naik menjadi ton. Hasil proyeksi ketersediaan serat kapas di ASEAN disajikan pada Tabel Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

71 OUTLOOK KAPAS 2015 Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun Tahun Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN (Ton) Pertumbuhan (%) , , , ,67 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 0,79 Keterangan: Tahun Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Sebagaimana pada serat kapas, ketersediaan biji kapas di ASEAN juga diproyeksikan dengan model Trend Quadratic dengan MAPE sebesar 16 (Lampiran 39). Pada tahun ketersediaan biji kapas di ASEAN diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 4,92% per tahun. Tahun 2015 ketersediaan biji kapas di ASEAN diproyeksikan ton, tahun 2016 sebesar ton, tahun 2017 sebesar ton, tahun 2018 sebesar ton, dan pada tahun 2019 naik menjadi ton. Hasil proyeksi ketersediaan biji kapas di ASEAN disajikan pada Tabel 5.5. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 47

72 2015 OUTLOOK KAPAS Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun Tahun Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN (Ton) Pertumbuhan (%) , , , ,83 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 4,92 Keterangan: Tahun Angka Hasil Proyeksi Pusdatin 5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KAPAS DI DUNIA Seperti halnya proyeksi ketersediaan kapas di ASEAN, proyeksi ketersediaan kapas di dunia juga dibedakan menjadi proyeksi untuk serat kapas dan biji kapas. Ketersediaan serat kapas maupun biji kapas di dunia diproyeksikan untuk tahun namun pada buku ini hanya ditampilkan proyeksi tahun Proyeksi ketersediaan serat kapas di dunia dihitung dengan model Double Exponential Smoothing (DES) karena model tersebut yang menghasilkan MAPE paling kecil dibandingkan model lainnya. Dengan MAPE sebesar 7,94 dihitung proyeksi ketersediaan biji kapas di dunia untuk tahun (Lampiran 40). Ketersediaan serat kapas di dunia selama tahun diproyeksikan naik dengan rata-rata pertumbuhan 1,67% per tahun. Tahun 2015 ketersediaan serat kapas di dunia diproyeksikan sebesar ton, tahun 2016 sebesar ton, tahun 2017 sebesar ton, tahun 2018 sebesar ton, dan pada tahun 2019 sebesar ton. Hasil proyeksi ketersediaan serat kapas di dunia disajikan pada Tabel Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

73 OUTLOOK KAPAS 2015 Tabel 5.6. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun Tahun Ketersediaan Serat Kapas di Dunia (Ton) Pertumbuhan (%) , , , ,63 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 1,67 Keterangan: Tahun Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Dengan menggunakan model Double Exponential Smoothing (DES) dimana MAPE yang dihasilkan sebesar 7,95 diproyeksikan ketersediaan biji kapas di dunia tahun (Lampiran 41). Tahun 2015 ketersediaan biji kapas di dunia diproyeksikan sebesar ton, tahun 2016 sebesar ton, tahun 2017 sebesar ton, tahun 2018 sebesar ton, dan pada tahun 2019 naik menjadi ton. Hasil proyeksi ketersediaan biji kapas di dunia disajikan pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun Tahun Ketersediaan Biji Kapas di Dunia (Ton) Pertumbuhan (%) , , , ,82 Rata-rata Pertumb. (%/Tahun) 1,87 Keterangan: Tahun Angka Hasil Proyeksi Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 49

74 2015 OUTLOOK KAPAS 50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

75 OUTLOOK KAPAS 2015 BAB VI. KESIMPULAN Perkembangan luas areal kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir ( ) terjadi penurunan dengan rata-rata pertumbuhan 13,99%. Demikian pula dari sisi produksi kapas di Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami penurunan dengan rata-rata 14,42%. Sentra produksi kapas sebagian besar terdapat di Luar Jawa yaitu di Provinsi Sulawesi Selatan dengan kontribusi 51,31% dan NTT dengan kontribusi 24,53% terhadap total produksi kapas Indonesia, sedangkan provinsi lainnya memberikan kontribusi kurang dari 8%. Di tingkat ASEAN maupun dunia, Indonesia merupakan negara importir baik wujud serat kapas maupun biji kapas. Selama periode Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai importir serat kapas di dunia, selain itu Indonesia juga menempati urutan ke-65 sebagai importir biji kapas di dunia. Permintaan kapas Indonesia diperkirakan terus meningkat dari tahun 2015 hingga 2019 namun tidak diimbangi oleh peningkatan produksinya. Pada tahun , Indonesia diperkirakan akan mengalami defisit kapas. Tahun 2015 defisit diperkirakan sebesar ton dan diperkirakan terus meningkat hingga mencapai ton pada Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 51

76 2015 OUTLOOK KAPAS 52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

77 OUTLOOK KAPAS 2015 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian Prospek Usaha Tani Kapas Menggembirakan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Departemen Pertanian Kapas. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Departemen Pertanian. Kementerian Pertanian Komoditas Tanaman Kapas. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian Kapas. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Data Komoditas Perkebunan (PDKP). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian Pedoman Teknis Penanaman Kapas Tahun Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian Pembenihan Tanaman Kapas. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian Statistik Perkebunan Indonesia (Kapas). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 53

78 2015 OUTLOOK KAPAS 54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

79 OUTLOOK KAPAS 2015 L A M P I R A N Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55

80 2015 OUTLOOK KAPAS 56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

81 OUTLOOK KAPAS 2015 Tahun Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun PR Pertumb. (%) PBN Pertumb. (%) PBS Pertumb. (%) Indonesia Pertumb. (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,91 0 0,00 0 0, , ,82 0 0,00 0 0, , ,53 0 0,00 0 0, , ,81 0 0,00 0 0, , ,86 0 0,00 0 0, , ,13 0 0,00 0 0, , ,94 0 0,00 0 0, , ,06 0 0,00 0 0, , ,09 0 0,00 0 0, , ,17 0 0,00 0 0, , ,24 0 0, , , ,96 0 0, , , ,92 0 0, , , ,44 0 0,00 0 0, , ,51 0 0,00 0 0, , ,70 0 0,00 0 0, , ,34 0 0,00 0 0, , ,62 0 0,00 0 0, , ,61 0 0,00 0 0, , ,24 0 0,00 0 0, , ,43 0 0,00 0 0, , ,57 0 0,00 0 0, , ,65 0 0,00 0 0, , ,91 0 0,00 0 0, ,91 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) *) 31,24 3,05-7,46 12, ,04 3,58-8,75 17, *) -13,99 0,00 0,00-13,99 Sumber Keterangan : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin : *) Tahun 2014 Angka Sementara PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Luas Areal (Ha) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 57

82 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 2. Perkembangan Produksi Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Produksi (Ton) Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb. PR PBN PBS Indonesia (%) (%) (%) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,28 0 0,00 0 0, , ,75 0 0,00 0 0, , ,70 0 0,00 0 0, , ,54 0 0,00 0 0, , ,25 0 0,00 0 0, , ,50 0 0,00 0 0, , ,87 0 0,00 0 0, , ,08 0 0,00 0 0, , ,32 0 0,00 0 0, , ,26 0 0,00 0 0, , ,76 0 0,00 0 0, , ,25 0 0,00 0 0, , ,69 0 0,00 0 0, , ,23 0 0,00 0 0, , ,01 0 0,00 0 0, , ,40 0 0,00 0 0, , ,76 0 0,00 0 0, , ,78 0 0,00 0 0, , ,48 0 0,00 0 0, , ,92 0 0,00 0 0, , ,32 0 0,00 0 0, , ,58 0 0,00 0 0, , ,53 0 0,00 0 0, , ,73 0 0,00 0 0, ,73 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) *) 14,94-5,68 17,05 13, ,01-6,66 19,99 18, *) -14,42 0,00 0,00-14,42 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Keterangan : *) Tahun 2014 Angka Sementara PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Wujud produksi adalah serat berbiji 58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

83 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 3. Perkembangan Produktivitas Kapas di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun Tahun PR Pertumb. (%) PBN Pertumb. (%) PBS Pertumb. (%) Indonesia Pertumb. (%) ,87 0 0,00 0 0, , ,18 0 0,00 0 0, , ,77 0 0,00 0 0, , ,07 0 0,00 0 0, , ,15 0 0,00 0 0, , ,95 0 0,00 0 0, , ,26 0 0,00 0 0, , ,90 0 0,00 0 0, , ,51 0 0,00 0 0, , ,21 0 0,00 0 0, , *) 10,31 0,00 0,00 10,31 Sumber Keterangan : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin : *) Tahun 2014 Angka Sementara PR = Perkebunan Rakyat PBN = Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Produktivitas (Kg/Ha) Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 59

84 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 4. Kontribusi Produksi Kapas Beberapa Provinsi Sentra di Indonesia Tahun No Provinsi Share Kumulatif *) Rata-rata (%) (%) 1 Sulsel ,31 51,31 2 NTT ,53 75,84 3 Jatim ,76 83,60 4 NTB ,36 90,96 5 Lainnya ,04 100,00 Nasional Sumber Keterangan : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin : *) Tahun 2014 Angka Sementara Lampiran 5. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Bone ,21 35,21 2 Kab. Soppeng 69 20,41 55,62 3 Kab. Bulukumba 52 15,38 71,01 4 Kab. Gowa 52 15,38 86,39 5 Kab. Bantaeng 46 13,61 100,00 Sulawesi Selatan Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin 60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

85 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 6. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Sumba Barat Daya ,26 44,26 2 Kab. Sumba Timur ,57 81,84 3 Kab. Sumba Barat 94 8,99 90,82 4 Kab. Sumba Tengah 93 8,89 99,71 5 Kab. Ngada 3 0,29 100,00 Nusa Tenggara Timur Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Lampiran 7. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Lamongan 52 46,02 46,02 2 Kab. Pacitan 22 19,47 65,49 3 Kab. Banyuwangi 15 13,27 78,76 4 Kab. Mojokerto 13 11,50 90,27 5 Kab. Probolinggo 6 5,31 95,58 6 Kab. Situbondo 5 4,42 100,00 Jawa Timur Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 61

86 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 8. Kabupaten Sentra Produksi Kapas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 No Kabupaten Produksi (Ton) Share Provinsi Kumulatif (%) (%) 1 Kab. Lombok Tengah 50 44,25 44,25 2 Kab. Lombok Utara 49 43,36 87,61 3 Kab. Sumbawa 44 38,94 126,55 4 Kab. Lombok Barat 42 37,17 163,72 5 Kab. Lombok Timur 25 22,12 185,84 Nusa Tenggara Barat Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin 62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

87 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 9. Ketersediaan Konsumsi Kapas di Indonesia Tahun Tahun Volume Volume Ketersediaan Produksi Pertumb. Impor Ekspor Konsumsi (Ton) (%) (Ton) (Ton) (Ton) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,70 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) 6,17 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 63

88 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 10. Perkembangan Harga Rata-rata Tahunan Kapas di Pasar Domestik Tahun Harga Rata-rata Tahun Tahunan di Pasar Pertumb. Domestik (%) (Rp/Kg) , , , , , ,78 Rata-rata 10,40 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin 64 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

89 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 11. Perkembangan Ekspor dan Impor Kapas di Indonesia Tahun Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) Nilai (000 US$) Pertumb. (%) Neraca (000 US$) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,22 54,02 7,20 8,03 8, ,20 58,65 6,84 7,46 7, ,93 27,16 9,25 11,38 16,93 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 65

90 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 12. Negara Tujuan Ekspor Kapas Indonesia Tahun Share Vol. No Negara Tujuan Volume Impor Nilai Impor Impor (%) (Kg) (US$) 1 Taiwan ,28 2 China ,57 3 Japan ,06 4 Viet Nam ,65 5 Thailand ,24 6 Hong Kong ,05 7 Lainnya ,16 Total Sumber : BPS, diolah Pusdatin Lampiran 13. Negara Asal Impor Kapas Indonesia Tahun Share Vol. No Negara Asal Volume Impor Nilai Impor Impor (%) (Kg) (US$) 1 China ,16 2 Germany.fed. Rep. Of ,06 3 Korea. Republic Of ,24 4 Uzbekistan ,00 5 Lainnya ,54 Total Sumber : BPS, diolah Pusdatin 66 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

91 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 14. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di ASEAN Tahun Produksi (Ton) Tahun Serat Kapas Pertumb. (%) Biji Kapas Pertumb. (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,47 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,74 2, ,27 0, ,58 17,45 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 67

92 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 15. Perkembangan Produksi dan Serat Kapas dan Biji Kapas di Dunia Tahun Produksi (Ton) Tahun Serat Kapas Pertumb. (%) Biji Kapas Pertumb. (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,46 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,20 2, ,21 2, ,15 2,77 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

93 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 16. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di ASEAN Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara (Ton) (%) (%) 1 Myanmar ,78 93,78 2 Viet Nam ,32 96,09 3 Thailand ,76 97,86 4 Laos ,36 99,21 5 Indonesia ,71 99,92 6 Lainnya ,08 100,00 ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 17. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di ASEAN Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara (Ton) (%) (%) 1 Myanmar ,80 93,80 2 Thailand ,75 95,54 3 Laos ,35 96,90 4 Indonesia ,71 97,60 5 Lainnya ,40 100,00 ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 69

94 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 18. Negara Sentra Produksi Serat Kapas di Dunia Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara (Ton) (%) (%) 1 China ,36 26,36 2 India ,70 49,06 3 USA ,66 62,72 4 Pakistan ,78 71,49 5 Brazil ,24 76,73 6 Lainnya ,27 100,00 Dunia Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 19. Negara Sentra Produksi Biji Kapas di Dunia Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share Kumulatif No Negara (Ton) (%) (%) 1 China ,74 27,74 2 India ,39 52,13 3 USA ,64 64,78 4 Pakistan ,78 73,56 5 Brazil ,26 78,82 6 Lainnya ,18 100,00 Dunia Sumber : FAO, diolah Pusdatin 70 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

95 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 20. Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,71 24,87 6,02 4, ,48 8,88 6,02 5, ,51 132,82 6,02 2,50 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 71

96 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 21. Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,74-1,42 247,11 5, ,53-6,80 287,91 2, ,42 34,93 26,74 25,39 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 72 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

97 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 22. Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,53 2,43 2,68 2, ,67 2,81 2,32 2, ,59-0,15 4,62 1,71 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 73

98 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 23. Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun Tahun Produksi Volume Ekspor Volume Impor Ketersediaan (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,70 6,41 7,78 2, ,65 6,93 7,40 2, ,98 2,92 9,83 3,03 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 74 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

99 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 24. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di ASEAN Tahun Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,47 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,26 31,08 6,65 8, ,88 5,21 6,77 5, ,53 170,76 6,02 23,03 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 75

100 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 25. Perkembangan Ekspor dan Impor Biji Kapas di ASEAN Tahun Ekspor Impor Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,15 4 0, , , ,43 4 0, , , , , , ,74 0 0,00 0 0, , ,14 0 0,00 0 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,26 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,57 3,83 247,11 50, ,80-6,44 287,91 53, ,70 59,33 26,74 34,88 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 76 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

101 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 26. Negara Eksportir Serat Kapas di ASEAN Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Malaysia ,20 85,20 2 Singapore ,42 94,62 3 Myanmar ,49 97,10 4 Vietnam ,02 98,12 5 Lainnya ,88 100,00 ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 27. Negara Eksportir Biji Kapas di ASEAN Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Indonesia ,11 90,11 2 Cambodia ,79 94,90 3 Thailand ,86 97,76 4 Philippines ,97 99,73 5 Malaysia ,27 100,00 ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 77

102 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 28. Negara Importir Serat Kapas di ASEAN Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Indonesia ,92 42,92 2 Thailand ,15 68,07 3 Viet Nam ,81 91,89 4 Malaysia ,28 99,17 5 Lainnya ,83 100,00 ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 29. Negara Importir Biji Kapas di ASEAN Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Malaysia ,06 50,06 2 Indonesia ,39 82,45 3 Thailand ,41 90,85 4 Cambodia ,42 98,27 5 Myanmar ,61 99,88 6 Philippines ,12 100,00 ASEAN Sumber : FAO, diolah Pusdatin 78 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

103 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 30. Perkembangan Ekspor dan Impor Serat Kapas di Dunia Tahun Tahun Volume Ekspor Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Impor Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,89 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,92 4,72 3,18 5, ,81 2,74 2,90 2, ,50 15,42 4,62 19,95 Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 79

104 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 31. Perkembangan Ekspor dan Impor Biji Kapas di Dunia Tahun Tahun Volume Ekspor Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Impor Pertumb. Nilai Pertumb. (Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,46 Rata-rata Pertumbuhan (%/Tahun) ,01 9,94 7,78 9, ,73 10,21 9,76 11, ,06 9,65 5,53 8,30 Sumber : FAO, diolah Pusdatin 80 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

105 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 32. Negara Eksportir Serat Kapas di Dunia Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 USA ,33 36,33 2 India ,40 54,73 3 Brazil ,68 63,41 4 Australia ,82 71,23 5 Uzbekistan ,24 75,47 6 Lainnya ,53 100,00 Dunia Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 33. Negara Eksportir Biji Kapas di Dunia Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 Australia ,38 31,38 2 USA ,39 57,77 3 Greece ,97 74,75 4 Turkmenistan ,68 79,43 5 Pantai Gading ,22 83,65 6 Lainnya ,35 100,00 Dunia Sumber : FAO, diolah Pusdatin Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 81

106 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 34. Negara Importir Serat Kapas di Dunia Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 China ,30 29,30 2 Turkey ,08 56,38 3 Indonesia ,28 62,66 4 Pakistan ,54 68,21 5 Bangladesh ,83 72,04 6 Lainnya ,96 100,00 Dunia Sumber : FAO, diolah Pusdatin Lampiran 35. Negara Importir Biji Kapas di Dunia Tahun Produksi (Ton) Rata-rata Share No Negara (Ton) (%) Kumulatif (%) 1 China ,94 15,94 2 Italy ,10 30,04 3 Mexico ,96 44,00 4 Republic of Korea ,00 56,00 5 Japan ,81 67,81 6 Lainnya ,19 100,00 Dunia Sumber : FAO, diolah Pusdatin 82 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

107 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 36. Hasil Proyeksi Penawaran Kapas di Indonesia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing for produksi Data produksi Length 35 Smoothing Constants Alpha (level) Gamma (trend) Accuracy Measures MAPE 36 MAD 2587 MSD Forecasts Period Forecast Lower Upper Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 83

108 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 37. Hasil Proyeksi Permintaan Kapas di Indonesia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing Data permintaan Length 35 Smoothing Constants Alpha (level) Gamma (trend) Accuracy Measures MAPE 13 MAD MSD Forecasts Period Forecast Lower Upper Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

109 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 38. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di ASEAN Tahun dengan Model Trend Quadratic Trend Analysis for serat kapas ASEAN Data serat kapas Length 33 NMissing 0 Fitted Trend Equation Yt = *t - 602*t**2 Accuracy Measures MAPE 9 MAD MSD Forecasts Period Forecast Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 85

110 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 39. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di ASEAN Tahun dengan Model Trend Quadratic Trend Analysis for biji kapas ASEAN Data biji kapas Length 33 NMissing 0 Fitted Trend Equation Yt = *t *t**2 Accuracy Measures MAPE 16 MAD MSD Forecasts Period Forecast Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

111 OUTLOOK KAPAS 2015 Lampiran 40. Hasil Proyeksi Ketersediaan Serat Kapas di Dunia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing for serat kapas dunia Data serat kapas Length 33 Smoothing Constants Alpha (level) Gamma (trend) Accuracy Measures MAPE E+00 MAD E+06 MSD E+12 Forecasts Period Forecast Lower Upper Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 87

112 2015 OUTLOOK KAPAS Lampiran 41. Hasil Proyeksi Ketersediaan Biji Kapas di Dunia Tahun dengan Model Double Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing for biji kapas Data biji kapas Length 33 Smoothing Constants Alpha (level) Gamma (trend) Accuracy Measures MAPE E+00 MAD E+06 MSD E+13 Forecasts Period Forecast Lower Upper Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

113

114

ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015

ISS N OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015 OUTLOOK TEH ISSN 1907-1507 2015 OUTLOOK TEH Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK TEH ii Pusat

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK LADA 2015 OUTLOOK LADA

ISSN OUTLOOK LADA 2015 OUTLOOK LADA ISSN 1907-1507 OUTLOOK LADA 2015 OUTLOOK LADA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK LADA ii

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK JERUK 2016 OUTLOOK JERUK. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

ISSN OUTLOOK JERUK 2016 OUTLOOK JERUK. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian ISSN 1907-1507 OUTLOOK JERUK 2016 OUTLOOK JERUK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016 OUTLOOK JERUK

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI JAHE

OUTLOOK KOMODITI JAHE ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI JAHE 2014 OUTLOOK KOMODITI JAHE Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2014

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI TOMAT

OUTLOOK KOMODITI TOMAT ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI TOMAT 2014 OUTLOOK KOMODITI TOMAT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2014

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK BAWANG MERAH 2015 OUTLOOK BAWANG MERAH. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

ISSN OUTLOOK BAWANG MERAH 2015 OUTLOOK BAWANG MERAH. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian ISSN 1907-1507 OUTLOOK BAWANG MERAH 2015 OUTLOOK BAWANG MERAH Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI KAKAO

OUTLOOK KOMODITI KAKAO ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI KAKAO 2014 OUTLOOK KOMODITI KAKAO Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK NENAS 2015 OUTLOOK NENAS

ISSN OUTLOOK NENAS 2015 OUTLOOK NENAS ISSN 1907-1507 OUTLOOK NENAS 2015 OUTLOOK NENAS Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK NENAS

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI CENGKEH

OUTLOOK KOMODITI CENGKEH ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI CENGKEH 2014 OUTLOOK KOMODITI CENGKEH Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI TEBU

OUTLOOK KOMODITI TEBU ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI TEBU 2014 OUTLOOK KOMODITI TEBU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2014

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU ISSN:

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI TEMBAKAU

OUTLOOK KOMODITI TEMBAKAU ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI TEBU 2014 OUTLOOK KOMODITI TEMBAKAU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT

OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT ISSN 1907-1507 2014 OUTLOOK KOMODITI KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK KARET 2015 OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

ISSN OUTLOOK KARET 2015 OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian ISSN 1907-1507 OUTLOOK KARET 2015 OUTLOOK KARET Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KARET

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK CABAI 2016 OUTLOOK CABAI

ISSN OUTLOOK CABAI 2016 OUTLOOK CABAI ISSN 1907-1507 Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian i ii ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 89 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, M.Si. Penyunting : Dr.

Lebih terperinci

OUTLOOK KAKAO. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KAKAO. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian OUTLOOK ISSN 1907-1507 KAKAO 2016 OUTLOOK KAKAO Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016 OUTLOOK KAKAO

Lebih terperinci

OUTLOOK KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016

OUTLOOK KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK KELAPA ISSN SAWIT 1907-15072016 OUTLOOK KELAPA SAWIT Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN PERKEBUNAN

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN PERKEBUNAN Outlook Komoditas Perkebunan 2007 «OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN PERKEBUNAN Pusat Data Dan Informasi Pertanian Departemen Pertanian 2007 Pusat Data dan Informasi Pertanian i » Outlook Komoditas Perkebunan

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK NENAS 2016 OUTLOOK NENAS

ISSN OUTLOOK NENAS 2016 OUTLOOK NENAS ISSN 197-157 216 Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 216 i 216 ii 216 ISSN : 197-157 Ukuran Buku : 1,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 85 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, MSi. Penyunting

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI PISANG

OUTLOOK KOMODITI PISANG ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI PISANG 2014 OUTLOOK KOMODITI PISANG Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI

ISSN OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOPI 2016 OUTLOOK KOPI Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016 OUTLOOK KOPI ii

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING AYAM ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku

Lebih terperinci

OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

OUTLOOK KARET. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian OUTLOOK ISSN KARET 1907-1507 2016 OUTLOOK KARET Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2016 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2016 OUTLOOK KARET

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI MANGGA

OUTLOOK KOMODITI MANGGA ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOMODITI MANGGA 2014 OUTLOOK KOMODITI MANGGA Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK KOPI 2015 OUTLOOK KOPI

ISSN OUTLOOK KOPI 2015 OUTLOOK KOPI ISSN 1907-1507 OUTLOOK KOPI 2015 OUTLOOK KOPI Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i 2015 OUTLOOK KOPI ii

Lebih terperinci

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. V. EKONOMI GULA 5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Kacang Tanah PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KACANG TANAH ISSN : 1907 1507 Ukuran

Lebih terperinci

OUTLOOK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016

OUTLOOK  Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK SUSU Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU ISSN: 1907-1507 Ukuran Buku Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Ubi Kayu

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Ubi Kayu Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UBI KAYU ISSN : 1907 1507 Ukuran Buku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kapas merupakan salah satu bahan baku industri yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional karena kapas merupakan komoditas utama penghasil serat alam untuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab

V. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab V. GAMBARAN UMUM 5.1. Prospek Kakao Indonesia Indonesia telah mampu berkontribusi dan menempati posisi ketiga dalam perolehan devisa senilai 668 juta dolar AS dari ekspor kakao sebesar ± 480 272 ton pada

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING SAPI

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING SAPI OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING SAPI Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 Outlook Komoditas Daging Sapi 2015 «OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DAGING

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia

V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT. Produksi Rumput Laut Dunia 41 V. GAMBARAN UMUM RUMPUT LAUT 5.1. Perkembangan Produksi dan Ekspor Rumput Laut Dunia 5.1.1. Produksi Rumput Laut Dunia Indonesia dengan potensi rumput laut yang sangat besar berpeluang menjadi salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 24/04/32/Th.XVII, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

ISSN OUTLOOK ANGGREK

ISSN OUTLOOK ANGGREK ISSN 1907-1507 OUTLOOK ANGGREK Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK ANGGREK ISSN: 1907-1507 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 10,12 inci x 7,17

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 83 V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Kacang Tanah Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Kacang Tanah PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KACANG TANAH ISSN : 1907 1507 Ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian tersebut dalam perekonomian nasional sebagaimana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia Komoditi perkebunan Indonesia rata-rata masuk kedalam lima besar sebagai produsen dengan produksi tertinggi di dunia menurut Food and agriculture organization (FAO)

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 No. 20/04/32/Th XIX, 3 April 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI 2017 MENCAPAI USD 2,21

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki luas daerah perairan seluas 5.800.000 km2, dimana angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah perairan tersebut wajar

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITI DURIAN

OUTLOOK KOMODITI DURIAN OUTLOOK KOMODITI ISSN DURIAN 1907-1507 2014 OUTLOOK KOMODITI DURIAN Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG » Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Volume 1 No. 1, 2009 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA

V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA 59 V. TINJAUAN UMUM RUMPUT LAUT DI INDONESIA 5.1. Perkembangan Rumput Laut Dunia Rumput laut merupakan salah satu komoditas budidaya laut yang dapat diandalkan, mudah dibudidayakan dan mempunyai prospek

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 4 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VII Nomor 1 Tahun 2015 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2017 No. 34/06/32/Th.XIX, 2 Juni 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2017 MENCAPAI USD 2,24 MILYAR

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan komoditas pertanian serta sebagian besar penduduknya adalah petani. Sektor pertanian sangat tepat untuk dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2016 No.32/06/32/Th.XVIII, 01 Juni 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2016 MENCAPAI US$ 2,10 MILYAR

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya hubungan

Lebih terperinci

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu

Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Ubi Kayu PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN UBI KAYU ISSN : 1907 1507 Ukuran Buku

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$ 2,11 MILYAR No. 14/02/32/Th.XVII, 16 Februari Nilai ekspor Jawa Barat mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi menjadi produsen gula dunia karena dukungan agroekosistem, luas lahan, dan tenaga kerja. Disamping itu prospek pasar gula di Indonesia cukup

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan bebas saat ini, daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2017 No. 38/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2017 MENCAPAI USD 2,45 MILYAR

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

OUTLOOK TELUR Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016

OUTLOOK TELUR Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK TELUR Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2016 OUTLOOK TELUR ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 58 halaman Penasehat : Dr. Ir. Suwandi, MSi Penyunting

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 3 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 STATISTIK PENDUDUK 1971-2015 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Statistik Penduduk 1971-2015 Ukuran Buku : 27 Cm x 19 Cm (A4) Jumlah Halaman : 257 halaman Naskah : Pusat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN

BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN 5.1 Komoditas Perkebunan Komoditi perkebunan merupakan salah satu dari tanaman pertanian yang menyumbang besar pada pendapatan nasional karena nilai ekspor yang tinggi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c.

I PENDAHULUAN. Luas Lautan Indonesia Total Indonesia s Waters a. Luas Laut Teritorial b. Luas Zona Ekonomi Eksklusif c. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai sekitar 104.000 km serta memiliki 17.504 pulau. Wilayah laut Indonesia membentang luas

Lebih terperinci

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN TELUR

OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN TELUR OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN TELUR Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian 2015 OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN TELUR ISSN : 1907-1507 Ukuran Buku : 10,12 inci

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Analisis Keunggulan Kompetitif Lada Indonesia di Pasar Internasional ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Agung Hardiansyah, Djaimi Bakce & Ermi Tety Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Harga Minyak Bumi Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi dunia. Oleh karenanya harga minyak bumi merupakan salah satu faktor penentu kinerja ekonomi global.

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 No. 07/02/15/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,29 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 6,69 Juta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci