RANCANG BANGUN SISTEM INTERLOCK PADA PENGOPERASIAN FUME HOOD UNTUK MENCEGAH KONTAMINASI SILANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN SISTEM INTERLOCK PADA PENGOPERASIAN FUME HOOD UNTUK MENCEGAH KONTAMINASI SILANG"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN SISTEM INTERLOCK PADA PENGOPERASIAN FUME HOOD UNTUK MENCEGAH KONTAMINASI SILANG I Wayan Widiana 1, Jakaria 2, Mulyono 3, Sofyan Sori 4 1,2, 3, 4 Pusat Teknologi Radioisotop Dan Radiofarmaka, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, wayan_nane@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM INTERLOCK PADA PENGOPERASIAN FUME HOOD UNTUK MENCEGAH KONTAMINASI SILANG. Fume Hood merupakan fasilitas laboratorium yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian yang menggunakan bahan kimia dan bahan radioaktif dengan aktivitas rendah. Selama ini pengoperasian Fume Hood sering menimbulkan kontaminasi silang dari dalam Fume Hood menuju ruangan laboratorium. Untuk itu dibuat rancang bangun sistem interlock dalam pengoperasian Fume Hood. Tujuannya adalah mencegah terjadinya kontaminasi silang dari dalam Fume Hood ke ruangan laboratorium maupun ruangan lain serta mencegah kontaminasi personil. Metode yang digunakan adalah dengan memanfaatkan tekanan udara (air pressure) dari sistem Ventilation Air Conditioning (VAC) sebagai sinyal yang menyatakan bahwa Fume Hood siap dioperasikan. Dalam interlock tersebut digunakan komponen utama berupa photohelic yang befungsi sebagai indikator adanya tekanan udara dan pada saat bersamaan photohelic akan mengaktifkan panel kontrol sehingga Fume Hood mendapatkan pasokan listrik dan siap untuk dioperasikan. Hasil yang diperoleh adalah unit interlock yang terintegrasi pada panel kontrol pengoperasian Fume Hood. Interlock tersebut kemudian dipasang pada 12 unit Fume Hood yang tersebar pada 5 ruangan. Dengan pemasangan interlock tersebut maka Fume Hood hanya dapat dioperasikan jika sistem ventilasi (khususnya sistem exhaust) telah beroperasi. Kata kunci: interlock, kontaminasi, Fume Hood, photohelic, sistem ventilasi. ABSTRACT INTERLOCK SYSTEM DESIGN OF THE FUME HOOD OPERATION TO PREVENT CROSS- CONTAMINATION. Fume Hood is the laboratory facility used for research activities using chemicals and low activity of radioactive materials. The operation of the Fume Hood often cause cross-contamination of the Fume Hood towards laboratory room. Therefore the design of the interlock in the operation system of the Fume Hood is required.the purpose of the design of the interlock on Fume Hood operation is to reduce and even prevent cross-contamination of the Fume Hood to the laboratory room or another room and prevent personnel contamination. The method used in this design is by utilizing air pressure from the ventilation system as a signal which sends information that the Fume Hood is ready to be operated. In the interlock system, the main component called photohelic is employed as an indicator if there is air pressure running in the system and at the same time the photohelic will activate the operational control panel so that the Fume Hood is supplied with power and ready to be executed. The result of this investigation is interlock units that are integrated to the operational control panel of the Fume Hood. The interlocks are then installed in the 12 units of Fume Hoods in 5 different rooms. By installing the interlocks, the Fume Hood can only be operated if the ventilation system (especially the exhaust system) is in operation. Key words: interlock, contamination, Fume Hood, photohelic, ventilation systems 44

2 PENDAHULUAN Fume Hood merupakan sebuah lemari asam yang difungsikan untuk kegiatan penelitian yang menggunakan bahan kimia maupun bahan radioaktif [1, 2]. Prinsip kerja dari Fume Hood adalah mengarahkan tekanan udara dari dalam Fume Hood menuju pembuangan udara melalui saluran (ducting) exhaust fan yang sudah dikondisikan. Pengertian dikondisikan dapat berupa penggunaan sistem filtrasi untuk menyaring partikel-partikel yang diinginkan. Terdapat dua jenis Fume Hood yang ada di Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) yaitu Fume Hood dengan blower dan Fume Hood tanpa blower. Tulisan ini dibuat untuk jenis Fume Hood yang menggunakan blower. Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada jenis Fume Hood yang menggunakan blower antara lain; pada saat sistem ventilasi sedang beroperasi, user/peneliti yang sedang melakukan kegiatan menggunakan Fume Hood dan menggunakan bahan kimia ataupun bahan radioaktif tidak mengoperasikan blower Fume Hood terlebih dahulu sehingga gas yang ditimbulkan oleh bahan kimia maupun bahan radioaktif tersebut tidak akan terhisap dan terbuang melalui saluran pembuangan yang semestinya, melainkan dapat berbalik arah menuju ruangan laboratorium bahkan terhisap atau mengenai tubuh user/peneliti. Hal inilah yang disebut sebagai kontaminasi silang dari dalam Fume Hood menuju ruangan laboratorium. Kasus lain terjadi pada saat sistem VAC tidak beroperasi atau berhenti beroperasi, user/peneliti justru mengoperasikan Fume Hood. Gas dari dalam Fume Hood memang terhisap oleh blower yang berada di atas Fume Hood namun tidak akan mampu melewati sistem filter sehingga tidak akan keluar melalui cerobong. Gas tersebut kemudian akan keluar melalui celah-celah yang memungkinkan disepanjang ducting yang dilaluinya. Sehingga kontaminasi akan menyebar ke beberapa ruangan. Dalam hal ini tingkat kontaminasi silang menjadi lebih luas. Dengan latar belakang tersebut maka dibuatlah rancang bangun interlock pada pengoperasian Fume Hood. Tujuannya adalah mencegah terjadinya kontaminasi silang dengan jalan membatasi perilaku user atau pengguna Fume Hood dengan batas-batas atau kaidah-kaidah keselamatan yang tertuang dalam fungsi interlock. Metodologi yang digunakan yaitu dengan memanfaatkan tekanan udara negatif (negative air pressure) dari sistem Ventilation Air Conditioning (VAC) sebagai sinyal yang menyatakan bahwa Fume Hood siap dioperasikan. Tekanan negatif tersebut akan mengoperasikan photohelic sehingga switch yang terdapat dalam photohelic akan menutup dan menyalurkan tegangan listrik ke unit kontrol pengoperasian Fume Hood. Dengan demikian Fume Hood dinyatakan siap untuk dioperasikan. TEORI/POKOK BAHASAN Fume Hood Fume Hood atau lemari asam merupakan salah satu fasilitas yang terdapat dalam fasilitas nuklir yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian yang menggunakan bahan kimia maupun bahan radioaktif aktivitas rendah. Fume Hood dilengkapi dengan blower (exhaust) yang berfungsi untuk menghisap udara yang ada di dalam Fume Hood untuk disalurkan ke sistem saluran (ducting) exhaust dalam sistem VAC untuk proses filtrasi dan selanjutnya dibuang ke lingkungan melalui cerobong [3, 4]. Visualisasi Fume Hood dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar. 1. Hood) blower Jendela Saklar lampu Stop kontak Lemari Asam (Fume Agar tidak terjadi kontaminasi silang maka pada saat pengoperasian Fume Hood blower harus selalu beroperasi. Fume Hood terbuat dari bahan stainless steel dan dibuat berlapis, bahkan beberapa Fume Hood menggunakan lapisan timbal untuk menahan radiasi. Sedangkan pada bagian depan Fume 45

3 Hood terdapat jendela yang terbuat dari kaca yang berfungsi sebagai akses pekerja dalam melakukan kegiatan di dalam Fume Hood [5, 6]. Jendela tersebut dapat diatur bukaannya sesuai kebutuhan. Dalam prosedur pengoperasian Fume Hood disebutkan bahwa pada saat tidak dioperasikan maka posisi jendela Fume Hood harus tertutup [7]. Interlock Fume Hood Pada sistem peralatan yang memiliki potensi bahaya baik terhadap manusia maupun peralatan itu sendiri, diperlukan sebuah sistem pengamanan dan keselamatan [8]. Untuk pengoperasian peralatan yang menggunakan energi listrik, salah satu sistem keamanan dan keselamatan yang umum digunakan yaitu berupa interlock [9]. Interlock Fume Hood dibuat berdasarkan status operasi dari sistem ventilasi (VAC) khususnya sistem exhaust. Prinsip kerja interlock tersebut adalah pada saat sistem ventilasi beroperasi khususnya exhaust fan maka akan terjadi tekanan udara di dalam saluran exhaust [10]. Tekanan udara tersebut dimanfaatkan untuk menggerakan jarum indikator pada photohelic. Pada saat jarum menunjukkan tekanan tertentu maka relay pada rangkaian yang berada di dalam photohelic akan memberikan sinyal ke panel kontrol yang mengindikasikan bahwa Fume Hood siap dioperasikan. Sebelum sistem exhaust fan beroperasi maka beberapa komponen yang terdapat dalam Fume Hood tidak dapat dioperasikan seperti lampu penerangan Fume Hood, Stop Kontak dan Motor Blower Fume Hood. Dengan tidak beroperasinya bagian-bagian tersebut maka diharapkan peneliti tidak dapat melakukan kegiatannya menggunakan Fume Hood sehingga risiko adanya kontaminasi terhadap user/peneliti dapat diminimalkan. Photohelic Photohelic adalah sebagai metering atau pembacaan tekanan atau beda tekanan, selain itu photohelic dapat difungsikan sebagai kontrol (interlock). Prinsip kerja dari photohelic adalah pada saat photohelic diberi tegangan kerja maka lampu photohelic akan menyala. Photo sensor yang berada di dalam photohelic menerima cahaya dari lampu tersebut. Apabila terdapat pergerakan jarum akibat adanya tekanan (pressure) atau beda tekanan (differential pressure) maka photo sensor tersebut akan memerintahkan relay switch untuk bekerja. Dalam photohelic terdapat jarum pembatas atas maupun jarum pembatas bawah [11]. Jarum batas atas dapat difungsikan untuk membatasi tekanan udara maksimal yang diperbolehkan, apabila tekanan udara melebihi batas yang telah ditetapkan maka switch yang terdapat dalam photohelic akan membuka sehingga sistem peralatan yang dikendalikan akan berhenti beroperasi. Demikian pula halnya dengan jarum pembatas bawah yang difungsikan untuk membatasi tekanan udara minimal yang diperbolehkan. Sehingga pada saat tekanan udara berada di bawah batas yang telah ditetapkan maka switch yang terdapat dalam photohelic akan membuka sehingga sistem peralatan yang dikendalikan akan berhenti beroperasi. Pengaturan batas atas dan batas bawah dilakukan oleh dua buah tombol yang berada di sisi depan bagian bawah. Fungsi-fungsi pembatas tersebut dilakukan oleh komponen relay yang dilengkapi dengan kontak Normally Open (NO) maupun Normally Close (NC). METODOLOGI Gambar. 2. Photohelic Metodologi yang digunakan adalah dengan memanfaatkan tekanan udara yang dihasilkan oleh sistem Exhaust Fan yang berada di dalam sistem VAC (ventilasi) atau sistem tata udara. Tekanan udara tersebut disalurkan menuju photohelic, pada saat jarum penunjuk tekanan (warna hitam) melewati jarum batas bawah maka switch pada relay akan menutup sehingga tegangan listrik akan 46

4 tersalurkan menuju panel kontrol pengoperasian Fume Hood. Dengan demikian Fume Hood dinyatakan siap dioperasikan. Selain itu jarum pembatas atas pada photohelic diatur sedemikian rupa sehingga berada di atas nilai tekanan yang terbaca. Karena jika jarum penunjuk tekanan (warna hitam) melampui jarum batas atas, maka switch pada relay akan membuka kembali sehingga tegangan listrik menuju panel pengoperasian Fume Hood akan terputus. Jika sistem exhaust tidak beroperasi maka photohelic akan menghentikan pasokan listrik tersebut sehingga dengan otomatis Fume Hood akan berhenti beroperasi. Interlock yang sama kemudian dipasang untuk 5 ruangan yang digunakan untuk mengendalikan 13 unit Fume Hood yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR). Langkah-langkah yang dilakukan antara lain; membuat rancangan rangkaian kontrol interlock, membuat instalasi pada panel kontrol, membuat koneksi pada terminal relay yang terdapat pada photohelic, membuat support untuk photohelic dan memasangnya, membongkar panel existing dan menggantikan dengan panel kontrol yang baru, melakukan instalasi pengkabelan antara panel kontrol, photohelic, motor blower Fume Hood, lampu penerangan Fume Hood, dan Fasilitas Stop kontak pada Fume Hood serta melakukan uji fungsi. Bahan dan Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Unit Kontrol Fume Hood terpasang, Photohelic, Kontaktor, Push Button Start, Push Button Stop, panel kontrol/pengoperasian baru, kabel kontrol, kabel power, selang koneksi photohelic dengan ducting, pipa pengarah tekanan udara yang masuk ke selang photohelic, penyangga photohelic, mesin bor, mata plong, toolset, Multi tester, dan Alat Pelindung Diri (APD). fume hood dapat dioperasikan dari panel kontrol. Dengan beroperasinya blower kemudian lampu penerangan dan fasilitas stopkontak dapat digunakan. Jika diperhatikan blok diagram seperti terlihat pada gambar 4, maka terdapat tiga komponen utama yang terintegrasi dalam sistem interlock tersebut yaitu VAC system, Interlock dan Panel Operasi serta Fume Hood. Sistem VAC mutlak beroperasi agar pengoperasian fume hood menjadi aman dalam arti tidak terjadi kontaminasi silang. Gambar. 3. Flow Chart Interlock Fume Hood HASIL DAN PEMBAHASAN Flow Chart dan Blok Diagram Flow Chart merupakan bagan alir proses sekuensial interlock. Flow chart dapat terlihat pada Gambar 3. Dari flow chart dapat diketahui bahwa panel kontrol pengoperasian fume hood dapat dioperasikan apabila photohelic membaca adanya tekanan yang dihasilkan oleh exhaust dalam sistem VAC. Pada saat panel kontrol telah siap maka blower Gambar. 4. Flow Chart Interlock Fume Hood 47

5 Gambar Rangkaian Hasil Instalasi Panel Kontrol dan Photohelic Hasil rancangan gambar rangkaian interlock terdiri dari rangkaian start-stop yang akan menghidupkan motor blower serta memberikan pasokan listrik pada komponen penerangan dan stop kontak. Hanya saja pengoperasian rangkaian tersebut dikendalikan oleh photohelic sebagai komponen flow switch yang merupakan inti pengendali interlock. Gambar rangkaian interlock tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil instalasi panel kontrol dilakukan dengan merangkai komponen-komponen seperti kontaktor, tombol push button start, tombol push button stop, dan lampu indikator sesuai dengan gambar rangkaian pada Gambar 5 maupun Gambar 6. Panel kontrol tersebut akan diintegrasikan dengan rangkaian photohelic yang berfungsi sebagai interlocknya. Proses pemasangan panel kontrol dan photohelic dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar. 5. Rangkaian kontrol pengoperasian dan Interlock Fume Hood Jika dalam satu ruangan laboratorium terdapat hanya 1 unit Fume Hood, maka digunakan rangkaian kontrol dan interlock seperti pada Gambar 5. Namun beberapa ruangan laboratorium memiliki tiga unit Fume Hood sehingga rangkaian kontrol dan interlocknya menjadi berbeda, seperti terlihat pada Gambar 6. Gambar. 6. Rangkaian kontrol pengoperasian dan Interlock untuk 3 unit Fume Hood dalam 1 ruangan Gambar. 7. Pemasangan panel kontrol dan Photohelic Setelah pemasangan panel kontrol dan photohelic kemudian dilakukan pengkabelan antara panel kontrol menuju ke motor blower, rangkaian stop kontak dan lampu penerangan Fume Hood. Uji Fungsi Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem interlock [12]. Beberapa poin pengujian yang dapat dilakukan antara lain; pembacaan tekanan udara (air pressure) yang diterima photohelic, pengaturan jarum photohelic untuk memperoleh limit atau batasan relay dapat bekerja, pengujian fungsi tombol start-stop dan respon kontaktor serta pengujian arah putaran motor blower. Pembacaan tekanan udara yang diterima photohelic berguna untuk mengetahui besarnya tekanan udara yang dapat mengaktifkan fungsi relay pada photohelic. Dalam kegiatan ini diperoleh data seperti terlihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa tekanan udara di ruang 101 jauh lebih kecil dibandingkan ruangan yang lain. Hal ini akan berpengaruh pada pengaturan jarum pembatas pada 48

6 photohelic, akan tetapi angka tersebut masih bisa digunakan sebagai batasan untuk menimbulkan sinyal ke relay. Kemudian berdasarkan Tabel 1 dilakukan pengaturan jarum pembatas agar photohelic dapat memberikan sinyal ke panel kontrol pengoperasian Fume Hood. Tabel 1. Tekanan terbaca oleh photohelic No Ruangan Tekanan (Inch Of Water) Indikator yang dapat dilihat bahwa sinyal dari photohelic sudah ada yaitu dengan memperhatikan lampu indikator pada panel kontrol. Jika lampu indikator OFF menyala berarti panel kontrol sudah mendapatkan sinyal dari photohelic. Dengan kondisi tersebut maka panel kontrol pengoperasian Fume Hood sudah diizinkan atau siap untuk dioperasikan. Pengujian selanjutnya adalah fungsi tomboltombol pada panel kontrol yaitu tombol start dan tombol stop. Respon yang bisa diamati adalah aktifnya komponen kontaktor yang berada di dalam panel kontrol. Dalam uji fungsi tombol start maupun tombol stop tegangan 3 phase menuju motor blower diputus (OFF) agar tidak mengganggu fungsi motor itu sendiri. Hasil yang diperoleh adalah bahwa sebanyak 12 unit panel kontrol yang telah dibuat semua fungsi tombol start maupun tombol stop dapat berfungsi dengan baik. Pengujian berikutnya adalah pengujian arah putaran motor menjadi salah satu pengujian yang sangat penting dalam kegiatan ini karena apabila putaran motor blower terbalik maka kegiatan ini justru memperburuk keadaan atau justru meningkatkan kontaminasi silang. Arah putaran motor blower yang benar adalah putaran motor blower yang menyebabkan adanya hisapan dari blower sehingga tekanan di ruangan Fume Hood menjadi lebih negatif dibandingkan ruangan disekitarnya. Dari uji fungsi arah putaran motor ditemukan terdapat 3 unit motor blower yang arah putarannya terbalik yaitu Fume Hood nomor FH 5A yang terdapat di ruang 101, Fume Hood nomor FH 3A yang berada di ruang 106 dan Fume Hood dengan nomor FH 4B yang terdapat di ruang 109. Secara lengkap hasil uji arah putaran motor dapat dilihat pada tabel 2. Penyelesaian masalah dilakukan dengan jalan merubah atau menukar posisi koneksi pengkabelan 3 phase yang terdapat pada terminal motor atau terminal kontaktor. Misalnya kabel warna merah yang sebelumnya berada di phase R dan kabel warna hitam yang sebelumnya berada di phase S ditukar posisinya sehingga kabel warna merah berada di phase S dan warna hitam berada di phase R. Dengan perubahan atau penukaran posisi tersebut maka arah putaran motor blower akan berputar berlawanan arah dari arah putaran sebelumnya. Tabel 2. Hasil uji arah putaran motor blower pada Fume Hood No Ruangan No. Fume Arah Aliran Hood Udara FH 5A keluar FH 1A masuk FH 1B masuk FH 1C masuk FH 2A masuk FH 2B masuk FH 2C masuk FH 3A keluar FH 3B masuk FH 3C masuk FH 4A masuk FH 4B keluar KESIMPULAN Dari kegiatan rancang bangun sistem interlock untuk pengoperasian Fume Hood diperoleh hasil berupa; hasil rancangan dalam bentuk wiring diagram dan instalasi photohelic yang terintegrasi dalam panel kontrol pengoperasian Fume Hood sehingga terbentuk sistem interlock yang bekerja berdasarkan tekanan udara yang dihasilkan oleh sistem ventilasi (VAC). Arah putaran motor blower sangat berperan terhadap keberhasilan sistem interlock dalam hal penanganan kontaminasi silang karena arah putaran yang terbalik akan menimbulkan tekanan positif pada ruangan Fume Hood sehingga akan berpotensi terjadinya kontaminasi silang. Dalam uji fungsi 49

7 ditemukan 3 unit Fume Hood yang arah putaran motor blowernya terbalik. Namun dengan perubahan posisi pengkabelan motor blower maka arah putaran motor kembali normal. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kepala Sub Keteknikan, Kepala Bidang Pengelolaan Fasilitas Proses Radioisotop (BPFPR) yang telah memberikan tugas dalam bentuk kegiatan serta dukungan fasilitas dan peralatan, teman-teman di Sub Keteknikan yang telah membantu pelaksanaan kegiatan serta pihak lain yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena telah membantu dalam kelancaran kegiatan serta dalam penyusunan karya tulis ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Evan Mills and Dale Sartor, Energy use and savings potential for laboratory Fume Hoods, Energy 30 (2005) ANONIM, Lemari Asam, diunduh tanggal 3 september ANONIM, Introduction to Fume Hoods, Laminar Flow Cabinets, Biological Safety Cabinets & How to Work Safely, Product Introduction Manual, ESCO Co. 4. Lars E. Ekberg and Jan Melin, Required Response Time for Variable Air Volume Fume Hood Controllers, The Annals of Occupational Hygiene Volume 44 (2000)Mulyono, SOP Pengoperasian Fume Hood, SOP No /KN 08 06/TRR.4.3, PTRR BATAN, ASHRAE Standard (1995) Method of Testing Performance of Laboratory Fume Hoods, ANSI/ASHRAE 110±1995. American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers, Inc, Atlanta, GA. 6. Ahmed, O and Bradley, S. A. (1995) An Approach to Determining the Required Response Time for a VAV Fume Hood Control System, Laboratory HVAC. American Society of Heating Refrigerating and Air-Conditioning Engineers, Inc., Atlanta, GA. 7. Mulyono, SOP Pengoperasian Fume Hood, SOP No /KN 08 06/TRR.4.3, PTRR BATAN, Taxwim, dkk., Simulasi Dan Monitoring Sistem Interlock Mesin Berkas Elektron PTAPB BATAN Dengan Perangkat Suara, Prosiding PPI - PDIPTN 2007 Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta, 10 Juli Riswan Djambiar, Inzar Anas, Pengembangan Sistem Kontrol Interlock Untuk Suplay Aliran Listrik Pada Pompa Hidran Kebakaran Di PTRKN Serpong, Prosiding Seminar Penelitian Dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan, Yogyakarta, 28 Agustus Sofyan Sori, dkk, Optimasi Kinerja Sarana Penunjang Proses Laboratorium Radioisotop Radiofarmaka, Laporan Teknis Tahun Anggaran 2014 Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka, ANONIM, Specification Installation and Operating Instructions, Series A3000 Photohelic Differential Pressure Switch/Gage, Bulletin B-33-A, Dwyer Instruments, INC 12. Saud Maruli Tua, dkk, Perancangan Penambahan Sistem Pengaman Interlock Pada Pengontrol Operasi Sistem VAC Laboratorium IRM, Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir Tahun 2013, PTBN-BATAN, Serpong 25 September 2013 TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Berapakah dimensi fume hood nya? 2. Standar radioaktif fume hood adalah laju alir dalam (CFM), berapa nilai yang dipersyaratkan untuk fume hood? 3. Apakah tekanan 7,2 sampai dengan 8,4 inhg sudah sesuai dengan yang dipersyaratkan? 50

8 Jawaban 1. Fume hood berdimensi 180x100 cm 2. Laju alir dalam untuk standar putaran blower, sedangkan pada photohelic adalah inch of water untuk mengetahui tekanan yang dihasilkan oleh sistem exhaust. 3. Angka 7,2 sampai 8,4 inhg adalah tekanan negatif, karena ada pemilihan saluran pada photohelic. Pada saat dipilih saluran yang negatif maka angka tersebut terbaca negatif. Photohelic digunakan sebagai indikator filter pada exthaust. Jika lebih positif dari 2 inhg maka filter pada sistem exthaust dinyatakan mampet. 51

OPTIMALISASI SISTEM EXHAUST FAN DALAM SISTEM TATA UDARA GUNA MENUNJANG STABILITAS FLOW PATTERN DI LABORATORIUM

OPTIMALISASI SISTEM EXHAUST FAN DALAM SISTEM TATA UDARA GUNA MENUNJANG STABILITAS FLOW PATTERN DI LABORATORIUM OPTIMALISASI SISTEM EXHAUST FAN DALAM SISTEM TATA UDARA GUNA MENUNJANG STABILITAS FLOW PATTERN DI LABORATORIUM I Wayan Widiana, Mulyono, Sopyan Sori, Jakaria Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong,  ABSTRAK ABSTRACT PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM KESELAMATAN DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana PRR-Batan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM ISSN 1979-2409 Identifikasi Kerusakan Barrel Lifting Device Dan Barrel Double Lid Hotcell 001/102 Di IRM (Junaedi, Darma Adiantoro, Saud Maruli Tua) IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL

Lebih terperinci

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya

Lebih terperinci

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI Junaedi, Darma Adiantoro, Saud Maruli Tua Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Tangerang 15314 ABSTRAK PERBAIKAN CRANE HOTCELL

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat 29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini

Lebih terperinci

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KONTROL PROSES PENGELASAN INNER DAN OUTER TABUNG IRADIASI

APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KONTROL PROSES PENGELASAN INNER DAN OUTER TABUNG IRADIASI APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KONTROL PROSES PENGELASAN INNER DAN OUTER TABUNG IRADIASI I WAYAN W., SOFYAN SORI, JAKARIA, ARTADI HERU W., MULYONO Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka

Lebih terperinci

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

LAYANAN SISTEM TATA UDARA RUANG PERKANTORAN DAN RUANG PROSES INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN 2012

LAYANAN SISTEM TATA UDARA RUANG PERKANTORAN DAN RUANG PROSES INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN 2012 LAYANAN SISTEM TATA UDARA RUANG PERKANTORAN DAN RUANG PROSES INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN 2012 Arifin Istavara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN ABSTRAK LAYANAN SISTEM TATA UDARA

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI ph PADA REAKTOR PENGENDAPAN ZIRKON HIDROKSIDA

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI ph PADA REAKTOR PENGENDAPAN ZIRKON HIDROKSIDA RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI ph PADA REAKTOR PENGENDAPAN ZIRKON HIDROKSIDA Moch. Rosyid, Sudaryadi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: m_rosyid@batan.go.id ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KENDALI MOTOR PERALATAN FABRIKASI ELEMEN BAHAN BAKAR CIRENE ME-29

PERBAIKAN SISTEM KENDALI MOTOR PERALATAN FABRIKASI ELEMEN BAHAN BAKAR CIRENE ME-29 No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 PERBAIKAN SISTEM KENDALI MOTOR PERALATAN FABRIKASI ELEMEN BAHAN BAKAR CIRENE ME-29 Iwan Setiawan Bidang Bahan Bakar Nuklir -Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir

Lebih terperinci

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING CHILLER MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN PROGRAMMABLE TERMINAL

SISTEM MONITORING CHILLER MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN PROGRAMMABLE TERMINAL SISTEM MONITORING CHILLER MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN PROGRAMMABLE TERMINAL I Wayan Widiana. 1, Jakaria. 2, Sofyan Sori 3 Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, Serpong, 15313 Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol

Lebih terperinci

APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC

APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC I WAYAN W., ARTADI H.W., ADANG H.G., YONO S., A. MUTALIB

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Gambaran Umum Sistem Perancangan kendali kelistrikan rumah menggunakan web dimulai dari perancangan hardware yaitu rangkaian pengendali dan rangkaian pemantau seperti rangkaian

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF-GAS. Pengoperasian sistem VAC & Off-gas dilakukan

Lebih terperinci

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

TI3105 Otomasi Sistem Produksi TI105 Otomasi Sistem Produksi Diagram Elektrik Laboratorium Sistem Produksi Prodi. Teknik Industri @01 Umum Hasil Pembelajaran ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin

Lebih terperinci

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S KEHANDALAN SISTEM HIDRAN GEDUNG RSG-GAS DENGAN CARA PENAMBAHAN CATU DAYA LISTRIK DARI DISEL BRV 30 Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S Sub Bidang Sistem Elektrik Bidang Sistem Reaktor Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan alat Infra merah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan alat Infra merah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan alat Infra merah Terapi dengan Sensor Suhu yang terdiri atas komponen fisik penunjang seperti Dimmer, Timer, Lampu IR Philip,Sensor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PERTUKARAN UDARA CLEAN ROOM DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA-BATAN

ANALISIS SISTEM PERTUKARAN UDARA CLEAN ROOM DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA-BATAN ANALISIS SISTEM PERTUKARAN UDARA CLEAN ROOM DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA-BATAN Muhammad Subhan, Wayan Widiana, dan Mulyono PRR- BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong e-mail: m.subhan@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budiyono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN

SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN PRIMA Volume 5, Nomor 9, November 2008 ISSN: 1411-0296 SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11 ABSTRAK Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN Telah dipasang pompa

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Memahami Cara Mengoperasikan Sistem Pengendali Berbasis Elektromagnetik B. Sub

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing. BAB IV PEMBAHASAN 4.1. SISTEM KONTROL MESIN SILO PADA AUTOMATIC MIXING Setiap mesin yang menggunakan pengontrolan PLC, membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN ULANG AIR MINUM Konsep dasar sistem pada depo pengisian ulang air minum terdiri dari tiga komponen utama yang saling berhubungan. Komponen pertama yaitu terdapat pembeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR

PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KONTROL PROSES PENGELASAN INNER DAN OUTER TABUNG IRADIASI

APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KONTROL PROSES PENGELASAN INNER DAN OUTER TABUNG IRADIASI APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KONTROL PROSES PENGELASAN INNER DAN OUTER TABUNG IRADIASI I WAYAN W., SOFYAN SORI, JAKARIA, ARTADI HERU W., DAN MULYONO Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Terdapat dua jenis tahap pada perancangan dan pembuatan model sistem pemadam kebakaran dalam tugas akhir ini, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI Diagram Listrik Ladder Diagram Garis Tipis dan Garis Tebal Sirkit Daya dan Sirkit Kontrol Penamaan Komponen (Huruf dan Angka) Penomeran Kabel Garis terputus-putus :

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED

ANALISA RANCANGAN PENGONTROLAN VOLUME PADA TANGKI AIR DILENGKAPI DENGAN INDIKATOR LED ANALISA RANANGAN PNGONTROLAN VOLUM PADA TANGKI AIR DILNGKAPI DNGAN INDIKATOR LD Noveri Lysbetti Marpaung Teknik lektro, Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru mail : noverim@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA

REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA NUGRAHA LUHUR, UNGGUL HARTOYO, YULIUS SUMARNO, SUKINO Pusat Reaktor Serba

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014 A. Materi Jenis kegiatan yang dilombakan adalah

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR I Wayan Widiana, Jakaria, M. Subhan, Mulyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN e-mail : prr@batan.go.id ABSTRAK OTOMATISASI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan

Lebih terperinci

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan

Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan Langkah Perancangan Penentuan rating motor induksi dan karakteristik beban Pemilihan mekanisme pengontrolan Pembuatan gambar rancangan (diagram rancangan) Pemilihan komponen Pemasangan komponen Pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS. Gatot Sumartono Pusat T eknologi Limbah Radioaktif, BAT AN

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS. Gatot Sumartono Pusat T eknologi Limbah Radioaktif, BAT AN Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TAT A UDARA) Gatot Sumartono Pusat T eknologi Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal : Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR. Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYSTEM UNTUK PENURUNAN TEMPERATUR MEDIA PENDINGIN EVAPORATOR ABSTRAK Ahmad Nurjana Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN COOLING WATER SYTEM UNTUK PENURUNAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai prinsip kerja dan beberapa hal yang mendasari terealisasikannya lemari pengering pakaian dengan moving hanger

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Trainer Sistem Kelistrikan AC Mobil Daihatsu Zebra REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Wildan Fahmi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya e-mail:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK. Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT

APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK. Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT Initially control systems for the controller of industrial automatic machine peripheral

Lebih terperinci

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Sistem Monitoring Secara umum sistem kerja alat monitoring mesin terdiri dari 3 blok sistem yakni blok input mesin, blok control dan blok output sistem. Dapat digambarkan dengan

Lebih terperinci

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni :

Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : II. PERAKITAN KOMPONEN SISTEM Perangkat keras Stasiun Bumi Pemantau Gas Rumah Kaca (SBPGRK) Versi 1.0 merupakan integrasi antara beberapa komponen, yakni : 1. Gas Analyser GA2000Plus yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

[E-BOOK] RANGKAIAN KONTROL MOTOR LISTRIK EBOOK

[E-BOOK] RANGKAIAN KONTROL MOTOR LISTRIK EBOOK 31 October, 2017 [E-BOOK] RANGKAIAN KONTROL MOTOR LISTRIK EBOOK Document Filetype: PDF 268.57 KB 0 [E-BOOK] RANGKAIAN KONTROL MOTOR LISTRIK EBOOK DOL merupakan sistem pengendali yang paling dasar pada

Lebih terperinci

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai

Lebih terperinci

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN

Lebih terperinci