Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK
|
|
- Liani Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK Motor listrik yang banyak digunakan di industri adalah motor induksi tiga fasa. Sistem pengasutan motor induksi tiga fasa yang sering dijumpai di suatu industri adalah sistem pengasutan langsung. Juga tidak sedikit industri yang menggunakan motor induksi dengan pengasutan langsung dua kecepatan dengan dua arah putar. Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam sarana industri agar dalam pelaksanaan proses produksi terbilang lebih sederhana dibandingkan dengan rangkaian konvensional, maka kita membutuhkan suatu media kontrol yang bersifat universal, PLC (Programmable Logic Controller) atau pengendali logika terprogram dengan berbagai kelebihan dan kemudahan pemakaiannya merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Maka dalam proyek akhir ini penulis membahas pengendalian motor induksi tiga fasa dengan sistem pengasutan langsung dua kecepatan dengan dua arah putar berbasis PLC CP1L-L20DR-A. Kata Kunci : Pengasutan langsung motor dua kecepatan dengan dua arah putar, PLC CP1L-L20DR-A I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Suatu industri sangat membutuhkan motor listrik sebagai penggerak mesin-mesin untuk menunjang proses produksi. Setiap motor listrik yang digunakan untuk proses produksi tidak selalu menggunakan kecepatan dan arah putar motor yang tetap. Tetapi ada juga yang menggunakan kecepatan dan arah putar motor yang berbeda untuk proses produksinya. Salah satu cara untuk mengubah kecepatan dan arah putar motor yaitu dengan menggunakan motor dua kecepatan dengan dua arah putaran. Karena teknologi semakin canggih maka penulis akan merancang pengasutan ini dengan menggunakan PLC. Agar sistem pengasutan ini dapat dioperasikan melalui PLC. Untuk membuat sistem pengasutan langsung motor induksi double speed forward reverse berbasis PLC ini membutuhkan suatu perencanaan. Menurut PUIL 2000 pasal , setiap motor dan lengkapannya harus dirancang dengan tepat. Serta penggunaan komponen pun harus tepat. (Puil 2000,2000: 178). Perencanaan juga merupakan tahapan awal dalam sebuah pekerjaan yang akan dilakukan, dalam hal ini yaitu meliputi merancang sistem, menentukan komponen yang digunakan, menggambar sistem dan membuat Ladder diagram. 1.2 Tujuan 1. Merancang gambar instalasi sistem pengasutan motor double speed forward reverse berbasis PLC. 2. Menentukan komponen sesuai standar yang diperlukan untuk instalasi sistem pengasutan langsung motor induksi double speed forward reverse berbasis PLC. 3. Menganalisa sistem Pengasutan double speed forward reverse berbasis PLC. 1.3 Batasan Masalah 1. Bahasan mengenai instalasi sistem pengasutan langsung motor induksi dua kecepatan (dahlander) dengan dua arah putar berbasis PLC. 2. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) mengenai instalasi sistem pengasutan langsung motor induksi double speed forward reverse.
2 II. Landasan Teori 2.1 Prinsip Kerja Motor Induksi Prinsip kerja motor induksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini : ns = 120 f P.. (2.1) Keterangan : ns = Kecepatan medan putar stator F P = Frekuensi = Jumlah Kutub 2.3 Komponen yang Digunakan Gambar 2.1 Prinsip kerja motor induksi Ketika tegangan fasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south = selatan), garis-garis gaya magnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N (north = utara) untuk fasa V dan fasa W. Kompas akan saling tarik-menarik dengan kutub S. Komponen yang digunakan diantaranya: 1. Kabel 2. Kontaktor 3. Sakelar Tekan 4. Lampu Indikator 5. MCB (Miniature Circuit Breaker) 6. TOLR (Thermal Overload Relay) 7. PLC (Programmable Logic Controller) III. Perencanaan Alat 3.1 Flow Chart Sistem Berikutnya kutub S pindah ke fasa V, kompas berputar 120, dilanjutkan kutub S pindah ke fasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya kompas akan memutar lagi menjadi 240. Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan berputar pada porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan putaran rotor, maka disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron. 2.2 Prinsip Kerja Motor Dua Kecepatan (Dahlander) Untuk merubah kecepatan motor dahlander, dilakukan dengan cara mengubah jumlah kutubnya. Semakin besar jumlah kutub, maka kecepatan putaran motor akan semakin rendah. Tetapi semakin kecil jumlah kutub, maka akan semakin tinggi kecepatan putaran motornya. Sesuai rumus :
3 3.2 Diagram Satu Garis Diagram satu garis adalah diagram yang menggambarkan suatu instalasi sistem secara singkat. Diagram satu garis pada pengasutan motor biasanya hanya merupakan rangkaian dari simbol-simbol listrik yang dihubungkan dengan satu garis. Gambar 3.1 Diagram satu garis pengasutan double speed forward reverse Dari gambar diatas diketahui R, S, T merupakan fasa utama. Sedangkan N merupakan netral yang juga bersumber dari penyedia tenaga listrik. Netral dibutuhkan untuk kontaktor. Karena kontaktor dapat bekerja jika mendapatkan sumber fasa dan netral, MCB diatas berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi hubung singkat dan beban lebih pada rangkaian. Gambar yang berupa amplop merupakan bahwa pengasutan ini dioperasikan secara manual. Dan gambar garis dengan petunjuk arah merupakan kinerja motor dua kecepatan dengan dua arah putar. 3.3 Diagram Daya Rangkaian daya merupakan rangkaian utama yang menghubungkan sumber dengan beban secara langsung. Rangkaian daya berisi kontak-kontak utama yang bekerja berdasarkan fungsi menurut rangkaian kontrolnya. Gambar 3.2 Diagram daya pengasutan double speed forward reverse Seperti ditunjukkan pada gambar 3.2 merupakan diagram daya pengasutan langsung double speed forward reverse. Ketika kontaktor 1 (K1M) bekerja maka motor berputar dengan kecepatan rendah dengan putaran searah jarum jam dan kontaktor yang lain tidak dapat bekerja. Ketika kontaktor 2 (K2M) bekerja maka motor akan berputar dengan kecepatan rendah dengan putaran berlawanan arah jarum jam. Untuk mengoperasikan motor dengan kecepatan tinggi, yang harus bekerja terlebih dahulu yaitu kontaktor 5 (K5M) sehingga belitan motor terhubung Y. ketika kontaktor 3 (K3M) bekerja maka motor akan berputar dengan kecepatan tinggi dengan putaran searah putaran jarum jam. Ketika kontaktor 4 bekerja maka motor berputar dengan kecepaatan tinggi dengan putaran berlawanan arah putaran jarum jam. 3.4 Diagaram Kontrol Rangkaian kontrol merupakan rangkaian yang mengendalikan fungsi kerja suatu rangkaian. Peralatan yang termasuk rangkaian kontrol adalah yang tidak
4 berhubungan secara langsung dengan beban. Diagram yang menunjukkan bagaimana rangkaian kontrol itu berfungsi disebut diagram kontrol. Pembuatan diagram kontrol haruslah sesuai standar yang ditentukan. Gambar 3.3 diagram kontrol pengasutan langsung double speed forward reverse sehingga aliran arus akan menuju K4 dan K5. Kontak bantu NO (pengunci) dari kedua kontaktor ini akan bekerja sehingga walaupun tombol S4 dilepas, K4 dan K5 akan tetap bekerja. Ketika k4 bekerja, motor bekerja pada kecepatan tinggi dengan arah putar ke kiri. d. Putar ke kiri (kecepatan rendah) : ketika S2 ditekan maka Kontaktor K4 akan berhenti bekerja. Karena kontak NC dari S2 membuka, sehingga tidak ada aliran arus ke K4. Saat itu kontak (NO) pengunci dari K2 akan menutup sehingga walaupun S2 dilepas, K2 akan tetap bekerja. Pada kondisi ini motor bekerja pada kecepatan rendah dengan arah putar ke kiri. 3.6 Pemilihan Komponen Pemilihan MCB 3.5 Cara kerja Rangkaian Rating MCB low Speed : 250% x I n1 a. Putaran ke kanan (kecepatan rendah) : Ketika tombol S1 ditekan maka kontaktor K1 akan bekerja. Pengunci dari K1 akan menutup sehingga walaupun S1 dilepas, K1 akan tetap bekerja. Motor bekerja pada kecepatan rendah. b. Putar ke kanan (kecepatan tinggi) :Ketika tombol S3 ditekan maka Kontaktor K1 akan berhenti bekerja, karena aliran arus terputus saat kontak NC dari S3 yang mengalir ke K1 terputus. Sedangkan NO dari S3 akan menutup sehingga aliran arus akan menuju K3 dan K5. Kontak bantu NO (pengunci) dari kedua kontaktor ini akan bekerja sehingga walaupun tombol S3 dilepas, K3 dan K5 akan tetap bekerja. Motor bekerja pada kecepatan tinggi dengan arah putar ke kanan. c. Putar ke kiri (kecepatan tingi) : Ketika tombol S4 ditekan maka Kontaktor K3 akan berhenti. Karena aliran arus yang mengalir ke K3 akan terputus saat kontak NC dari K4 terbuka. Sedangkan NO dari S4 akan menutup Rating Maksimal MCB : 250% x 2,82A : 7,05 A : 250% x I n2 : 250% x 3,48A : 8,7 A MCB yang digunakan dari hasil perhitungan adalah : Tabel 3.1 name plate MCB yang digunakan No Spesifikasi Nilai 1 Merk Hager 2 Type MY310E 3 Arus Max 6 A 4 Tegangan Max 400 V 5 Breaking capacity 4,5 KA Pemilihan Kontaktor Kontaktor yang digunakan berdasarkan perhitungan adalah :
5 Tabel 3.2 Kontaktor yang digunakan No Spesifikasi Nilai 1 Merk OTTO 2 Tipe SN-10 3 Kemampuan daya 4KW 4 Tegangan kontak 400 V 5 Arus kontak 20 A 6 Tegangan koil 230 V 7 Frekuensi 50 Hz Pemilihan TOLR I set TOLR I n TOLR yang digunakan sesuai dengan name plate beban adalah : Tabel 3.3 TOLR yang digunakan No Spesifikasi Nilai 1 Merk Schneider 2 Tipe LRD 08 3 Rating Arus 2,5 4 A Pemilihan Penghantar Untuk menentukan KHA yaitu : KHA = 125% x I n = 125% x 3,48 A = 4,35 A Menurut PUIL 2000, KHA 4,35 A didapat kabel dengan luas penampang 0,75 mm 2. akan tetapi PUIL 2000 pasal menyebutkan bahwa penghantar tembaga harus berukuran minimal 1,5 mm 2. (Puil 2000, 2000: 366). Serta disesuaikan pula dengan sepatu kabel di pasaran yang memiliki ukuran minimal untuk penghantar 1,5 mm 2. Maka luas penampang kabel kontrol dipilih dengan ukuran 1,5 mm 2.. Tabel 3.4 Penghantar yang digunakan Penggunaan Penghantar Kabel Daya NYAF 1 x 1.5mm 2 Kabel Kontrol NYAF 1 x 1.5mm 2 Kabel Sumber NYY 4 x 1.5mm Pemilihan Push Button Push button yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 Push button yang digunakan No Penggunaan Spesifikasi 1 Tombol Stop V kontak = 220 Volt Warna = Hitam / Merah Tombol Start V kontak = 220 Volt 2 forward - low Warna = Hijau / Putih speed Tombol Start V kontak = 220 Volt 3 reverse - low Warna = Hijau / Putih speed Tobol Start V kontak = 220 Volt 4 Forward - High Warna = Hijau / Putih Speed Tombol Start V kontak = 220 Volt 5 Reverse - High Warna = Hijau / Putih Speed Pemilihan Lampu Tanda Lampu tanda yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 Lampu tanda yang digunakan No Penggunaan Spesifikasi Indikator sistem bertegangan Indikator Keadaan Normal Indikator Over Load Pemilihan PLC V = 220Volt f = 50Hz Warna Putih/Tidak berwarna V = 220Volt f = 50Hz Warna Hijau V = 220Volt f=50hz Warna Kuning Pada gambar 3.3 diagram kontrol pengasutan double speed forward reverse terdapat 5 buah push button dan 2 buah TOLR yang apabila di aplikasikan ke dalam PLC sebagai input, dan 5 buah kontaktor serta 5 buah lampu indikator
6 yang apabila di aplikasikan ke dalam PLC sebagai output. Maka dapat ditentukan PLC yang digunakan adalah PLC yang memiliki 7 buah input dan 6 buah output. 3.8 Timing Diagram Tabel 3.7 I/O PLC yang digunakan Nama Komponen TOLR1 TOLR2 S0 S1 S2 S3 S4 K1M / H1 K2M / H2 K3M / H3 K4M /H4 K5M H5 3.7 Ladder Diagram I/O IV Gambar 3.5 Timing diagram sistem pengasutan langsung double speed forward reverse Analisa Hasil Perancangan 4.1 Analisa Gambar Pada PUIL 2000 pasal menyebutkan bahwa gambar rancangan instalasi listrik harus terdiri dari : a. Gambar Instalasi, meliputi: gambar tata letak komponen dan tanda yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik b. Diagram garis tunggal, meliputi: keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang, Sistem pembumian, serta ukuran dan jenis penghantar yang dipakai. c. Gambar rinci, meliputi: cara pemasangan perlengkapan listrik, cara pemasangan kabel, serta cara kerja instalasi kendali (bisa dilengkapi dengan keterangan atau uraian) d. Tabel bahan instalasi, meliputi: jumlah dan jenis kabel, penghantar serta perlengkapan, juga jumlah dan jenis perlengkapan bantu, Gambar 3.4 Ladder Diagram sistem pengasutan langsung Double speed forward reverse Sedangkan dari perencanaan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, gambar rancangan instalasi terdiri dari: a. Gambar kontrol b. Gambar diagram satu garis c. Gambar diagram daya
7 4.2 Analisa Pemilihan Komponen Analisa Pemilihan MCB MCB yang dipilih masih tetap aman. Untuk arus maksimal pada hasil perhitungan diperoleh arus sebesar 8.7 A, maka kita harus memilih MCB dengan arus dibawah 8.7 A. Berdasarkan ketersediaan di pasaran maka dipilih MCB dengan arus 6 A. Untuk tegangan maksimal yang diizinkan masuk ke MCB berdasarkan rencana yaitu 380 V, namun ketersediaan di pasaran yaitu tegangan 400 V. pemilihan tersebut masih aman, karena dengan name plate 400 V berarti MCB masih bisa dialiri tegangan sebesar 380 V. Breaking Capacity berdasarkan metoda tabulasi dan perhitungan didapat BC sebesar 3.4 KA. Namun MCB yang tersedia di pasaran memiliki BC 4.5 KA. Perbedaan ini masih aman, karena dengan kemampuan BC 4.5 KA akan dapat menahan arus hubung singkat prospektif sebesar 3.4 KA Analisa Pemilihan Kontaktor Berdasarkan name plate kontaktor yang dipilih, rating arus, daya dan tegangan sudah sangat memenuhi dari data hasil perencanaan dan perhitungan. Sehingga kontaktor dapat bekerja ketika dialiri arus sebesar 3.4 A, daya beban motor 1.5KW, tegangan kontak dan koil 380V/220V, serta frekuensi 50 Hz Analisa Pemilihan TOLR Pemilihan TOLR dengan rating arus seperti diatas sudah memenuhi rating arus beban yang akan digunakan dan sudah sesuai dengan standar PUIL Dimana untuk kecepatan rendah dengan arus 2.8 A dan kecepatan tinggi 3.4 A menggunakan pengaman TOLR tipe LRD08 (2.5A sampai 4A) Analisa Pemilihan Penghantar berdasarkan standar PUIL 2000 yang menjadi acuan dan ketersediaan di pasaran maka dipilih kabel NYAF dengan luas penampang berukuran 1.5 mm 2 dapat digunakan untuk sistem pengoperasian pengasutan ini Pemilihan Push Button Pemilihan warna push button diatas sudah sesuai dengan standar IEC dimana warna merah difungsikan sebagai tombol stop sedangkan warna hijau difungsikan sebagai tombol start. Tegangan kontak pada push button juga sudah sesuai dengan perencanaan. Dimana push button dengan tegangan kontak 240 V akan dapat mengalirkan tegangan sebesar 24 V Pemilihan Lampu Tanda Pemilihan warna lampu tanda diatas sudah sesuai dengan standar IEC Dimana warna hijau difungsikan sebagai tanda bahwa motor sedang bekerja dalam keadaan normal, sedangkan warna kuning difungsikan sebagai tanda bahwa motor dalam keadaan tidak normal dan membutuhkan penanganan secepatnya oleh operator. Untuk warna putih dijelaskan dalam standar IEC bahwa diperbolehkan untuk fungsi lain, oleh karena itu warna putih pada perencanaan ini digunakan sebagai tanda bahwa sistem dalam keadaan bertegangan. Tegangan kontak pada lampu tanda juga sudah sesuai dengan perencanaan. Dimana lampu tanda memiliki tegangan kontak sebesar 220V Pemilihan PLC PLC yang digunakan adalah PLC yang memiliki 7 buah input dan 6 buah output. Berdasarkan hasil diatas maka PLC yang digunakan dan yang tersedia dipasaran yaitu 12 input dan 8 output. Maka PLC yang digunakan dalam pengasutan ini adalah : Merk : Omron Type : CP1L L20DR-A I/O : 12/8 V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penulisan tentang perancangan instalasi sistem pengasutan
8 langsung motor induksi double speed forward reverse berbasis PLC maka terdapat beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Untuk membuat instalasi sistem pengasutan langsung motor induksi double speed forward reverse berbasis PLC diperlukan gambar diagram satu garis, gambar diagram daya, serta gambar diagram kontrol untuk mempermudah pemasangan instalasinya. 2. Untuk menentukan spesifikasi komponen yang digunakan harus berdasarkan standar. Dalam hal ini standar yang digunakan adalah PUIL Serta berdasarkan data sheet dari merk komponen yang akan digunakan, sehingga pemilihan komponen tepat, aman, dan tersedia di pasaran. 3. Dari hasil analisa alat yang telah dirancang bahwa arus nominal yang tertera pada name plate motor tidak sesuai dengan arus nominal yang diukur karena motor tidak diberi beban. 5. Nika, Hanif, 2011 PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CP1L PADA SISTEM PENGAYAKAN DAN PENGERINGAN KAPUK, Semarang : Universitas Diponegoro 6. OMRON, 2009, SYSMAC CP1L Introduction Manual. 7. OMRON, 2009, SYSMAC CP1L Programming Manual. 8. Siswoyo, 2008, Teknik Listrik Industri, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 9. diunduh pada Pukul : Saran Sebelum kita melakukan perancangan, kita harus mempersiapkan perencanaan dengan matang, agar perancangan yang akan kita rancang bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA 1., Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta : Yayasan PUIL. 2. Budiyanto, M., A. Wijaya, Pengenalan Dasar-dasar PLC(Programmable Logic Controller), Gava Media, Yogyakarta. 3. CX-Programmer User Manual Version Ismail, Fauzi Nur, Perencanaan instalasi sistem pengasutan langsung motor dahlander dengan dua arah putar pada motor control center. Bandung : Polban
RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A
RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinciPercobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan
Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciPercobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar
Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi
Lebih terperinciCONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciJENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET
JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis
Lebih terperinciAPLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK
APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROTOTIPE
BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALI PENGISIAN GALON AIR ISI ULANG BERBASIS PLC OMRON
SISTEM PENGENDALI PENGISIAN GALON AIR ISI ULANG BERBASIS PLC OMRON LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma III Politeknik Negeri Medan Oleh : ADI PUTRA
Lebih terperinciImplementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/
18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULASI INDUSTRI PENGGILING BIJI- BIJIAN BERBASIS PLC ZELIO
RANCANG BANGUN SIMULASI INDUSTRI PENGGILING BIJI- BIJIAN BERBASIS PLC ZELIO Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Politeknik Negeri Medan Oleh: BENI PASKAH SIAGIAN BUDIMAN
Lebih terperinciPengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V
Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V Moch. Faishol Yusron ), Joko 2) ) Mahasiswa D3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro F. Teknik Unesa Surabaya, faishal_yusron@yahoo.com 2) Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensial yang menjadi perhatian penulis saat ini adalah penghematan biaya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan persaingan di dunia industri yang sangat ketat saat ini mendorong dunia industri sebagai pelaku usaha dituntut
Lebih terperinciTHERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih
Lebih terperinciPerlengkapan Pengendali Mesin Listrik
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
Lebih terperinciSMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciUNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG
UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG I. TUJUAN 1. Praktikan dapat melakukan pengasutan serta membalik putaran motor tiga fase
Lebih terperinci4.3 Sistem Pengendalian Motor
4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung
Lebih terperinciDASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR
SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive
Lebih terperinciOLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :
OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian
Lebih terperinciAbstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)
Lebih terperinciCrane Hoist (Tampak Atas)
BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang
Lebih terperinciSaklar Manual dalam Pengendalian Mesin
Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain
Lebih terperinciAbstrak. Arbye S L2F Halaman 1
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA BEL KUIS DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Arbye S (L2F009045) Jurusan Teknik
Lebih terperinciREKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000
REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah (091321076) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T
PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
Lebih terperinciAPLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciUNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR
UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat memahami prinsip kerja dan penggunaan magnetic contactor untuk menjalankan motor induksi tiga fase
Lebih terperinciHANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK
HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik
Lebih terperinciApa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor
pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E
RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN AIR BERSIH BERBASIS PLC LS XBC-DR30E LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 oleh : HAZA IRMA DWI J. HARAHAP MARDIANI
Lebih terperinciUNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA
UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami prinsip kerja dari pengasutan bintang-delta, serta mengetahui
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI 3.1 Perancangan Alat Simulasi Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi otomasi lahan parkir berupa Programmable Logic Control
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PERANCANGAN
BAB III METODE DAN PERANCANGAN 1.1 Metode Metode yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah modifikasi rancang bangun yang dilakukan dengan eksperimen. Hasil dari penyusunan tugas akhir ini berupa
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik
Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Memahami Cara Mengoperasikan Sistem Pengendali Berbasis Elektromagnetik B. Sub
Lebih terperinciBAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI
BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian
Lebih terperinciMODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1
MODUL PEMANFAATAN JALUR KOMUNIKASI RS 485 UNTUK SIMULASI KENDALI JARAK JAUH PLC MASTER K 10S1 Edhy Andrianto L2F 303438 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRAK Pengaturan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC
TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Toni Yanuar Efendi
Lebih terperinciLab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :
Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Jurusan Pend. Teknik Elektro Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa Nim : 1224040001 Fakultas Teknik Sistem DOL (Direct elompok : VIII (Pagi) Universitas
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciOPTIMASI NILAI SETELAN EFEKTIF RELE TERMAL SEBAGAI PENGAMAN MOTOR LISTRIK TERHADAP BEBAN LEBIH
OPTIMASI NILAI SETELAN EFEKTIF RELE TERMAL SEBAGAI PENGAMAN MOTOR LISTRIK TERHADAP BEBAN LEBIH Oleh : Lukas Joko D. Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT
RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT BUILD DESIGN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT Tri Agus Budiyanto (091321063) Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Bandung
Lebih terperinciBAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC
BAB VII CONTOH APLIKASI PROGRAM PLC Setelah mempelajari teori tentang PLC pada bab sebelumnya, sekarang akan kita pelajari bagaimana cara meng-aplikasikan PLC untuk mengendalikan sistem kontrol otomatis,
Lebih terperinciPENGENDALI STAR DELTA PADA POMPA DEEP WELL 3 FASA 37 KW DENGAN PLC ZELIO SR3B261FU
PENGENDALI STAR DELTA PADA POMPA DEEP WELL 3 FASA 37 KW DENGAN PLC ZELIO SR3B261FU Adhi Kusmantoro 1], Agus Nuwolo 2] 1,2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas PGRI Semarang Jl. Sidodadi
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA
SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA Dosen Tetap Yayasan Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Palembang
Lebih terperinciProtech Vol. 6 No. 1 April Tahun
Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 1 Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 2 Protech Vol. 6 No. 1 April Tahun 2007 3 PENGATURAN ARUS STARTING DAN KECEPATAN MOTOR DC PENGUAT MEDAN SERI MENGGUNAKAN PLC
Lebih terperinciBAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :
BAB I PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : A. Tahapan pengendalian motor listrik pada sistem kendali elektromagnetik
Lebih terperinciNama : Widdiyanto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
UNJUK KERJA MESIN PRESS BOTOL PLASTIK 600ml Nama : Widdiyanto NPM : 27411377 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Limbah plastik
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA
PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA Disusun Oleh: Nama :Widhi Setya Wardani NPm :26409372 Jurusan : Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A
PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS PLC OMRON CPM 2A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang email : assaffat@yahoo.com Abstrak : Air sebagai unsur utama
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG
STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG Feasibility Study of Control Panel Installation at Electrical Power Laboratorium, Polytechnic
Lebih terperinciPRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik
Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis
Lebih terperinciDASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK
SMK Negeri 2 Kota Probolinggo TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK KELAS XI REVISI 5 BUKU PANDUAN SISWA IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik..
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Instalasi Listrik Pada bab ini akan dibahas tentang ketentuan yang berkaitan dengan perencanaan yang ada pada PUIL 2000. 2.2. Pengertian Panel Hubung Bagi (PHB) Dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Teknologi selalu berkembang mengikuti perubahan zaman. Saat ini teknologi sudah ada di setiap lini kehidupan. Teknologi mempermudah manusia mengatasi suatu permasalahan.
Lebih terperinciPEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE
P-ISSN: 2477-8346 JUPITER (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro) E-ISSN: 2477-8354 Volume 1, Nomor 2, Edisi Oktober 2016, 81-90 jupiterfptk@ikippgrimadiun.ac.id PEMBUATAN TRAINER INSTALASI MOTOR 3 PHASE Jefri
Lebih terperinciMODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX
MODIFIKASI SISTEM KONTROL PANEL KOMPRESSOR ATLAS COPCO GR-1520 MENGGUNAKAN PLC OMRON DI PT. JTX Diajukan Guna Melengkapi Sebagian syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di susun oleh : NAMA
Lebih terperinciJOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran
JOB SHEET MESIN LISTRIK Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK Materi Judul Percobaan Waktu : Motor Induksi
Lebih terperinciRENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP) INSTALASI MOTOR LISTRIK (IML) BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK MA ARIF 1 WATES KULONPROGO, D.I. YOGYAKARTA Oleh : REZA OKTAFIANSYAH 12501241026
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM MOTOR LISTRIK 3 FASA
MAKALAH TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM MOTOR LISTRIK 3 FASA Disusun oleh : PARDIANTO 0503030027 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2011 PERSEMBAHAN
Lebih terperinciMAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)
MAKALAH TIMER / TDR (Time Delay Relay) DISUSUN OLEH : MUH. HAEKAL SETO NUGROHO 5115116360 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 Latar Belakang Dalam dunia
Lebih terperinciIDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6
IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik.. :.. : : 08. : Foto 4 x 6 BUKU PANDUAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312 1 011 PROFESIONAL
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Programmable logic controller singkatnya PLC merupakan suatu bentuk khusus pengendalian berbasis mikroprossesor yang memanfaatkan memori
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:??????????????????????????????????
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI KENDALI TRAFFIC LIGHT 4 JALUR DENGAN PLC DISUSUN OLEH:?????????????????????????????????? JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan
Lebih terperinciRANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK
RANGKAIAN DASAR KONTROL MOTOR LISTRIK A. RANGKAIAN KONTROL DASAR a. Rangkaian utama Rangkaian utama adalah gambaran rangkaian beban dan kotak kontak utama kontaktor serta kontak breaker dan komponen pengaman
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah
Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang
BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil
Lebih terperinciBAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon
BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel
Lebih terperinciPenggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain :
Pengenalan PLC (Programmable Logic Controller ) PLC (Programmable Logic Controller) adalah suatu komputer industri yang digunakan untuk pengendalian suatu proses atau mesin. Prinsip kerja secara garis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron
Lebih terperinciPEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC
PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciINSTALASI MOTOR LISTRIK
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TIPTL MATA DIKLAT : INSTALASI MOTOR LISTRIK 40 SOAL PILIHAN GANDA PAKET A. Yang dimaksud dengan gambar di samping. a. Kontak NO b. Kontak NC c. Kontak Koil d. Kontak
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran
BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L
RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L DESIGN AND IMPLEMENTATION OF DOMESTIC ELECTRICAL INSTALATION AND WATER PUMPING SIMULATOR USING PLC
Lebih terperinciNO NAMA BARANG SPESIFIKASI JUMLAH
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Perencanaan dan Perhitungan Bahan Dalam pengoperasian motor induksi tiga fasa direncanakan menggunakan PLC ZEN, sebagai alat control utamanya. Selain PLC ZEN juga
Lebih terperinciUNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE
UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi
Lebih terperinciMENGOPERASIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN KENDALI ELEKTROMEKANIK
KODE MODUL M.PTL.OPS.004(1).A Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN PEMANFAATAN ENERGI LISTRIK MENGOPERASIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN
Lebih terperinciPrototype Sistem Pengisian Dus Otomatis dengan Robotik Berbasis PLC (Programmable Logic Controller)
25 Prototype Sistem Pengisian Dus Otomatis dengan Robotik Berbasis PLC (Programmable Logic Controller) Beny Prastiya dan Tatyantoro Andrasto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG
24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi
Lebih terperinci2013 MODUL LATIH SISTEM KENDALI MOTOR AC 3 PHASA BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) TERINTEGRASI HMI (HUMAN MACHINE INTERFACE)
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN...i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Masalah...1
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pemrogaman HMI Dengan Menggunakan Easy Builder 8000 Human Machine Interface yang digunakan penulis untuk perancangan kendali mesin feeder ini adalah HMI Weintek Type 6070iH dengan
Lebih terperinciMODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi
MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KELISTRIKAN INSTALASI SAKLAR TPDT(Three Pole Double Throw Switch) UNTUK MOTOR KAPASITOR 1 FASA
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KELISTRIKAN INSTALASI SAKLAR TPDT(Three Pole Double Throw Switch) UNTUK MOTOR KAPASITOR 1 FASA Disusun Oleh : Shofiudin (B42120449) Yongki Adi Pratama Putra (B42120491) Yoeca
Lebih terperincisebagai perangkai peralatan control yang satu dengan yang lain.
LADDER DIAGRAM Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar rangkaian kontrol pada system konvensional, yaitu sebagai perangkai
Lebih terperinci