NANIN S HUSAIN, S.Pd. SMP NEGERI 12 GORONTALO BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NANIN S HUSAIN, S.Pd. SMP NEGERI 12 GORONTALO BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SYSTEM PEREDARAN DARAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS) DI KELAS VIII-4 SMP NEGERI 12 GORONTALO KOTA GORONTALO. NANIN S HUSAIN, S.Pd. SMP NEGERI 12 GORONTALO ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN Salah satu pendekatan pembelajaran kontekstual yang saat ini sedang diuji coba pada beberapa sekolah adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan strategis TPS (Think-Pair-Share) yang merupakan suatu strategis pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang bebeda-beda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan strategis TPS tidak hanya mempelajari materi saja, namun peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif untuk bekerja dalam tim seperti bagaimana mendengarkan merespon, menyetujui, memperjelas, mendorong dan mengevaluasi. keterampilan-keterampilan ini perlu bagi anggota tim dapat bekerja sama secara produktif. Kata kunci: pembelajaran dan system peredaran darah A. Latar Belakang Tugas seorang guru adalah membantu peserta didiknya mendapatkan infermasi, ide-ide, keterampilan-keterampilan, nilai-nilai, dan cara berpikir serta mengemukakan pendapat. Namun tugas guru lainnya yang sangat penting adalah membimbing mereka tentang bagaimana belajar yang sesungguhnya dan bagaimana memecahkan setiap masalah yang dihadapinya sehingga bimbingan dari gurunya tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan dimasa depan mereka. Karena itu tujuan jangka panjang pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik agar ketika mereka akan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Pada umumnya peserta didik sulit mempelajari mata pelajaran Biologi. Hasil rata-rata ujian Nasional para peserta didik baik SMP maupun SMA telah membenarkan bahwa Biologi merupakan pelajaran yang sulit. Tidak hanya itu, sebagian peserta didik ada yang menganggap bahwa dirinya tidak berbakat mempelajari Biologi. Speserta didik yang memiliki anggapan seperti itu sepertinya sudah memfonis dirinya untuk tidak usah belajar Biologi lagi, karena meskipun belajar Biologi, ia akan tetap tidak bisa. Tentunya anggapan seperti ini cukup menghawatirkan. Oleh karena itu guru Biologi dituntut untuk dapat menerapkan model-model pembelajaran Biologi yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Kenyataan menunjukan bahwa pembelajaran yang biasanya terjadi dikelas adalah hanya berpusat pada guru dan kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis. Olehnya, dengan pendekaatan pembelajaran TPS ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Didasarkan pada uraian diatas maka penulis melakukan suatu penelitian tindakan kelas yaitu: Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi system peredaran darah melalui pembelajaran kooperatif model think-pair-share (TPS) di kelas VIII-4 SMP Negeri 12 Gorontalo Kota Gorontalo. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2 1. Apakah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model TPS dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi konsep sistem peredaran darah di kelas VIII-4 SMP NEGERI 12 GORONTALO? C. PEMECAHAN MASALAH. Masalah yang selama ini dihadapi oleh pendidik perlu mendapat perhatian agar diperoleh pemecahannya. Solusi pemecahan yang akan digunakan tidak terlepas dari akar permasalahan yang telah di ungkapkan, sehubungan dengan pembelajaran pada materi sistem peredaran darah. Pemecahan masalah ini menitik beratkan pada peningkatan hasil belajar peserta didik khususnya pada materi sistem peredaran darah, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model strategis TPS. D. Tujuan Penelitian. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Penerapan pembelajaran kooperatif model/strategis TPS untuk meningkatkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi sistem peredaran darah. E. Manfaat Penelitian. 1. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar berupa prestasi akademik serta dapat menemukan pengalaman baru dalam mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan sosial. 2. Bagi pendidik, diharapkan dapat menjadi bahan balikan untuk mengadakan koreksi diri sekaligus usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil belajar peserta didik. 3. Bagi sekolah, di harapkan hasil penelitian ini menjadi masukan atau contoh pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar hasil belajar peserta didik. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Kajian Pustaka Pengertian Pembelajaran Winkel (1996:53), mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Perubahan itu bersifat tetap dan berbekas. Ini berarti bahwa perubahan-perubahan yang disebut dari belajar adalah perubahan yang permanen atau konstan dan perubahan itu terjadi setelah seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Gagne dalam (sudjana: 1999;22), mengemukakan bahwa dalam belajar ialah perubahan dalam disposisi manusia atau kapabilitas yang berlangsung selama satu masa waktu yang semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Jenis pertumbuhan yang disebut belajar itu menampakan diri diri sebagai perubahan tingkah laku, dan interaksi tentang belajar ditarik dengan jalan membandingkan tingkah laku yang mungkin terjadi sebelum individu di tempatkan di dalam suatu situasi belajar dengan tingkah laku yang dipertunjukan setelah perlakuan seperti itu. Perubahani tu boleh jadi berupa peningkatan kapabilitas, perubahan disposisi tentang sikap, minat dan nilai. Menurut Rokhman (1979;115) bahwa belajar dalam arti luas yaitu proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap sesuatu atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisir Menurut Nasution (1984:172), belajar itu sendiri merupakan proses proses perubahan tingkahlaku, dimana perubahan itu mengarah pada tingkah laku yang baik, seseorang yang belajar dapat melakukan apa yang sebelumnya tidak dapat dilakukan, tingkah lakunya lain sebelum melakukan belajar, tanpa adanya perubahan tingkah laku dapat dinyatakan belum belajar.

3 Menurut Slameto (dalam Djamarah 2002:13) pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dari interaksi dengan lingkungannya. Dalam konsep yang lebih modern, belajar adalah suatu aktivitaas yang mengharapkan Dari teori tentang belajar di atas, dapat dilihat bahwa seseorang telah belajar jika telah terjadi perubahan tingkah laku sebagai berikut: Perubahan terjadi secara sadar Perubahan belajar bersifat kontinu dan fungisional Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah Perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku Hasil Belajar Kegiatan belajar mengajar terjadi karena adanya proses interaksi edukatif antara guru dan peserta didik di sekolah menghasilkan perubahan-perubahan di pihak peserta didik, yang sebelumnya belum pernah dimiliki, dan kemampuan-kemampuan itu dihasilkan karena usaha belajar. Dengan kata lain bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan setelah menerima pengalaman belajarnya berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi kemampuan yang diperoleh dari usaha belajar inilah yang disebut hasil belajar. Hasil belajar pada kawasan kognitif karena, diperlukan untuk mendalami kemampuan dan keterampilan intelektual yang memadai dalam mempelajari ilmu-ilmu biologi. Bloom dalam Silverius (1991:27), membagi paling sederhana sampai peringkat yang paling kompleks. Keenam peringkat tersebut adalah pengetahuan, komprehensi, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pembagian peringkat dalam kawasan kognitif tersebut lebih lanjut dapat dijelaskan pengertiannya sebagai berikut. 1. Pengetahuan (knowlegde), ialah mengingat kembali bagian-bagian informasi khusus dan umum, serta informasi tentang bagian-bagian tubuh tumbuhan. 2. Pemahaman (comprehension), ialah pengenalan jenis organ-organ tubuh tumbuhan, mulai dari akar, batang, daun buah dan biji.. 3. Aplikasi (applicationi), ialah penerapan dalam membagi organ tubuh tumbuhan berdasarkan fungsinya. 4. Analisis (analysis), ialah memecahkan setiap fungsi alat tubuh tumbuhan terutama pada organ daun. 5. Sintesis (synthesis), ialah menyusun proses suatu peristiwa yang terjadi pada otgan daun agar lebih jelas. 6. Evaluasi (evaluation), ialah membuat penilaian dalam menguji kemampuan yang diperoleh selama dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas maka hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang merupakan perolehan dari suatu kegiatan belajar yang berupa kemampuan-kemampuan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu. Perubahan tingkah laku dapat diperhatikan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, aplikasi, sintesis, analisis, dan melalui evaluasi mulai dari peringkat sederhana sampai peringkat yang paling kompleks. Teori-Teori Belajar Teori belajar adalah teori yang pragmatic dan elektrik (1999:2). Teori dengan sifat demikian ini hampir dipastikan tidak pernah mempunyai sifat ekstrim. Tidak ada teori belajar yang secara ekstrim memperhatikan aspek peserta didik atau teori belajar yang hanya mementingkan aspek guru saja, kurikulum saja dan sebagainya. Titik fokus yang menjadi pusat perhatian suatu teori selalu ada. Ada yang lebih mementingkan proses belajar, ada yang lebih mementingkan system informasi yang diolah dalam proses belajar mengajar dan lain-lain. Namun factor-faktor lain diluar titik fokus itu juga selalu diperlukan untuk menjelaskan seluruh persoalan belajar yang dibahas. 1.) Teori Belajar Behaviorisme (tingkah laku) Menurut teori ini belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap belajar sesuatu bila ia mampu menumjukan perubahan tingkah laku. Dalam teori ini yang

4 terpenting adalah masukan yang berupa stimulasi dan keluaran yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi dalam stimulasi dan respon itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak dapat diamati. Yang bias diamati hanyalah stimulasi dan respon. faktor lain yang penting dalam teori ini adalah penguatan. Artinya apa saja yang memperkuat timbulnya respon bila pengamatan ditambahkan maka respon akan semakin kuat. 2). Teori Belajar Kognitivisme Menurut teori ini belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bias diamati. Dalam teori ini bahwa setiap orang yang telah mempunyai pengalaman dan pengatahuan didalam dirinya tertata dalam bentuk struktur kognitif.dan dalam proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila materi pelajaran yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik. Dalam perkembangan setidak-tidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari teori kognitivisme ini yakni teori perkembangan Piaget, teori kognitif bruner dan teori bermakna Ausabel. 3). Teori Belajar Humanistik Menurut teori ini tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses belajar dianggap berhasil jika sipelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain si pelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Secara umum teori ini bersifat elektrik, dalam arti memanfaatkan teknik belajarapapun asal tujuan belajar dapat dicapai. 4). Teori Belajar Sibernetik Teori ini adalah teori yang relative baru bila dibandingkan dengan ketiga teori belajar sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi. Menurut teori ini belajar adalah pengolahan informasi. Artinya yang terpenting adalah informasinya sedangkan bagaimana proses belajar berlangsung akan sangat ditentukan oleh sistem informasi. Oleh karena itu teori ini berasumsi bahwa tidak ada satu pun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar itu sangat ditentukan oleh sistem informasi. Strategi Think Pair Share dalam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah merupakan suatu strategis pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang bebeda-beda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Selanjutnya nur menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memiliki tanggung jawab tehadap setiap peserta didik lainnya dalam kelompoknya. Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah belajar mengajar secara kelompok kecil yang merupakan tempat peserta didik belajar dan bekerja sama untuk mencapai pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama dalam kelompok- kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik, dengan kemampuan yang heterogen. Hal ini bermaksud melatih peserta didik menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. pada kooperatif diajarkan keterampilan- keterampilan Khusus agar dapat bekerja sama dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, peserta didik diberi lembar kegiatan pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Dalam pendekatan struktural ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan perolehan isi akademik dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan social atau keterampilan kelompok. Salah satu struktur yang terkenal adalah Think-Pair- Share. Think-Pair-Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi peserta didik waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Langkah-langkah dalam strategi Think-Pair-Share adalah sebagai berikut Tahap-1: Thinking (berpikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pembelajaran, kemudian peserta didik diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

5 Tahap-2: Pairing. Guru meminta peserta didik untuk berpasangan dengan peserta didik yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4 5 menit untuk berpasangan. Tahap-3: Sharing. Pada tahap akhir, guru meminta pada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan sampai sekitar seperempat pasangan dari kelas telah mendapat kesempatan untuk melaporkan. Hipotesis Menurut Arikunto (1996:94), dikemukakan bahwa hipotesis adalah sebagian suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, hingga terbukti melalui data yang terkumpul. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang efisien, maja proses belajar harus dilakukan dengan sengaja, sadar dan terorganisir dengan baik. Dengan demikian terjadilah interaksi edukatif antara guru dengan peserta didik, dimana guru berusaha mensukseskan pembinaan peserta didik, agar mereka mau belajar dengan baik. Menurut Slameto (1991:84), mengajar adalah kegiatan yang teroganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan peserta didik belajar. Ini merupakan tugas utama guru untuk menciptakan suasana tersebut, sehingga peserta didik dengan sendirinya termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Salah satu cara yang ditempuh guru yakni menggunakan pendekatan pambelajaran kooperatif dengan strategis TPS. Sehingga dalam penelitian ini penulis memilih pembelajaran kooperatif dengan strategis TPS sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: jika guru menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dengan strategis TPS (Think-Pair-Share) maka hasil belajar peserta didik pada materi sistem peredaran darah akan meningkat Indikator Kinerja Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah mengacau pada criteria ketuntasan belajar yang terdapat pada kurikulum SMP. Hal ini tercantum dalam petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar yakni bila secara individual/perorangan peserta didik telah memperoleh nilai 6.5 atau daya serap telah mencapai 65%, maka peserta didik tersebut telah tuntas belajar. Dan secara klaslikal peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila 85% dari jumlah peserta didik telah memperoleh nilai 6.5 ke atas. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMP Negeri 12 Gorontalo, kelas yang akan dikenai tindakan dalam penelitian ini ialah kelas VIII-4 dengan jumlah peserta didik 34 orang yang terdiri dari 19 perempuan, dan 15 peserta didik lakilaki. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2009/2010, selama 2 bulan yaitu persiapan satu bulan, pelaksananan satu bulan, dan pengolahan data selama dua bulan. B. Rancangan Penelitian

6 Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan model spiral Kemmis dan Tagart dalam Hopkins( 1993:84) dengan langkah-langkah sebaga berikut: Persiapan/ Perencanaan 1. Meminta izin kepada Kepala sekolah untuk memperoleh persetujuan pelaksanaan penelitian. 2. Menghubungi serta meminta kesediaan guru ekonomi lainnya sebagai partisipan, membantu peneliti memantau jalannya kegiatan belajar mengajar serta memberikan input yang diperlukan. 3. Menyusun rencana penelitian secara menyeluruh yang meliputi siklus dan tindakannya 4. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti : - Program tahunan - Program Semester - Satuan Pelajaran (SP) - Rencana Pelajaran (RPP) - Lembar Kerja Peserta didik (LKS) 5. Menyusun / menetapkan teknik penelitian Action ( tindakan ) Siklus I 1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan strategi Think Pair Share (TPS). 2. Memantau proses belajar mengajar dengan segala unsur 3. Mengadakan evaluasi dengan tes tertulis 4. Menganalisis hasil pantauan 5. Mengadakan refleksi terhadap hasil pemantauan dan hasil tes Jika siklus I dipandang belum memuaskan hasilnya, maka pelaksanaan tindakan kelas dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Siklus II 1. Merumuskan tindakan baru 2. Melaksanakan tindakan baru 3. Mengevaluasi hasil pemantauan 4. Mengadakan refleksi. Jika siklus II dipandang sudah memuaskan hasilnya maka pelaksanaan tindakan kelas tidak perlu dilanjutkan kesiklus berikutnya. Refleksi Hal- hal yang direfleksikan dalam kaitannya dengan hasil pemantauan dan hasil tes. C. Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut : 1. Tes adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang diedarkan dan dijawab oleh peserta didik. Teknik tes ini digunakan untuk menjaring data mengenai hasil belajar peserta didik pada materi sistem peredaran darah. Tes ada dua macam yaitu pre-test dan pos-test, dimana pre-test diberikan sebelum pelajaran dimulai dalam bentuk lisan dan pos-test diberikan pada akhir pelajaran dalam bentuk tulisan. 2. Lembar observasi adalah lembaran yang berisi sejumlah aspek kegiatan belajar mengajar yang digunakan untuk menjaring proses pembelajaran. D. Kriteria Keberhasilan Pencapaian tindakan Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tindakan ini dirumuskan kriteria sebagai berikut : 1. Kegiatan belajar mengajar yang dinilai melalui lembar observasi berupa cek list. 2. Tes yang dibuat oleh guru peneliti bersama guru seprofesi yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam pencapaian indikator. 3. Ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam proses belajar minimal 85 % 4. Standar ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam proses belajar minimal 65 % E. Penyusunan Laporan Laporan ini disusun melalui pengumpulan data dengan mengukur hasil belajar peserta didik. Dalam penyusunan hasil laporan ini yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :

7 1. Melakukan konsultasi dengan Kepala sekolah yang berhubungan dengan penelitian yang di ambil. 2. Menyusun konsep laporan hasil peneliti 3. Melaksanakan konsultasi dengan guru seprofesi menyangkut menyangkut nilai penelitian yang dilakukan 4. Menyusun laporan akhir penelitian F. Analisa Data Analisa data menggunakan prosentase dan dilakukan pembahasan secara kualitatif. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang telah berlangsung dalam dua siklus pembelajaran. Setiap siklus tindakan dilaksanakan berdasarkan sistem yang berlaku dan menghendaki adanya proses perubahan hingga mencapai kriteria yang telah ditetapkan, dan permasalahannya difokuskan pada peningkatan hasil belajar peserta didik pada materi sistem peredaran darah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan strategi TPS (Think Pair Share) dengan menggunakan format-format sebagai berikut: 1. Lembar Observasi berupa hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar 2. Daftar nilai hasil belajar peserta didik dengan pemberian tes 3. Daftar informasi balikan peserta didik 1). Proses Pelaksanaan Tindakan Adapun proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kegiatan Pendahuluan Menyiapkanpeserta didik menerima pelajaran Mengadakan apersepsi atau introduction sebagai prasyarat Memberi motivasi dengan jalan menjelaskan manfaat ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

8 b. Kegiatan Pengembangan/Penerimaan Pembagian kelompok kerja berdasarkan permasalahan yang diberikan Guru menjelaskan indikator yang ingin dicapai setelah materi dibahas Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya Guru memberi bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal Mengikutsertakan observasi melakukan kegiatan pengamatan jalannya proses pembelajaran melalui lembar pengamatan c. Kegiatan Penutup Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi Memberikan evaluasi untuk mengukur keberhasilan tindakan Memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) 2). Hasil Pengamatan Siklus I 1. Kegiatan Belajar Mengajar Pelaksanaan penelitian ini diadakan dikelas VIII-4 SMP Negeri12 Gorontalo dengan jumlah peserta didik 34 orang. Pengamatan pada proses belajar mengajar yang dilakukan pengamatan belum menampakkan hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat pada hasil pemantauan terhadap kegiatan belajar mengajar pada 21 aspek yang dinilai. Untuk melihat hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1 Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Aspek yang diamati Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah aspek Prosentase (%) 4,67 47,61 33,33 14,28 Selanjutnya hasil pemantauan KBM dapat dilihat pada lampiran Hasil Belajar Hasil sikulus I ini selain dilihat pada hasil observasi pemantauan kegiatan belajar mengajar juga ditinjau dari nilai yang diperolehpeserta didik setelah diberikan tes hasil belajar. Untuk nilai hasil belajar ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2 Hasil Belajar peserta didik Nilai Jumlah Peserta Prosentase (%) Ket. didik 6,5 ke atas 22 64,70-6,5 ke bawah 12 35,30 - Selanjutnya nilai tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 3. Memperhatikan hasil tes belajar peserta didik pada siklus I ini maka hasil belajar belum mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila 85% dari jumlah peserta didik telah memperoleh nilai 6,5 ke atas. 3. Refleksi Setelah diadakan tindakan, selanjutnya peneliti dan guru mitra mengadakan diskusi tentang hasil pelaksanaan tindakan. Hal ini diperlukan untuk menilai apakah masih diperlukan siklus berikutnya. Hasil refleksi sebagai berikut: Pendekatan guru seperti apresiasi, motivasi dan teknik bertanya jauh dari yang diharapkan, sehingga peserta didik kurang termotivasi. Dalam bekerja kelompok peserta didik kurang kompak antar anggota kelompoknya karena guru tidak memonitoring peserta didik ketika bekerja Pembimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan tidak berjalan maksimal Hasil belajar sebahagian peserta didik sudah baik secara individu, tapi secara klasikal belum mencapai target yang diharapkan

9 Dari hasil refleksi di atas maka disepakati untuk dilanjutkan tindakan yang baru atau dilanjutkan ke siklus 2. Siklus II 1. Kegiatan Belajar Mengajar Pada siklus 2 ini lebih ditekankan pada perbaikan siklus I yaitu, faktor apa saja yang kurang diperhatikan pada siklus I, dimaksimalkan seperti pemberian motivasi, bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan, perbaikan penggunaan metode pembelajaran sehingga peserta didik akan lebih memahami materi yang dipelajari melalui strategi pembelajaran yang diterapkan. Hal ini terlihat pada hasil pemantauan terhadap kegiatan belajar mengajar pada 21 aspek yang dinilai. Untuk melihat hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3 Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar Aspek yang diamati Sangat baik Baik Cukup Kurang Jumlah aspek Prosentase (%) 38,09 57,14 4,76 - Selanjutnya hasil pemantauan KBM dapat dilihat pada lampiran Hasil Belajar Hasil siklus 2 ini pun selain dilihat pada hasil observasi pemantauan kegiatan belajar mengajar juga ditinjau dari nilai yang diperoleh peserta didik setelah diberikan tes hasil belajar. Untuk nilai hasil belajar ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4 Hasil Belajar Peserta didik Nilai Jumlah Peserta Prosentase (%) Ket. didik 6,5 ke atas 29 85,29-6,5 ke bawah 5 14,70 - Selanjutnya nilai tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 6. Memperhatikan hasil tes belajar peserta didik pada siklus 2 ini maka hasil belajar peserta didik sudah mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal peserta didik dikatakan tuntas belajar apabila 85% dari jumlah peserta didik telah memperoleh nilai 6,5 ke atas. 3. Refleksi Setelah diadakan tindakan ke dua ini, selanjutnya peneliti dan guru mitra kembali mengadakan diskusi tentang hasil pelaksanaan tindakan. Hal ini diperlukan untuk menilai apakah masih diperlukan lagi sikulus berikutnya. Hasil refleksi sebagai berikut: Pendekatan guru seperti apersepsi motivasi dan teknik bertanya sudah tepat sehingga peserta didik terangsang aktif Metode/model pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan materi yang diajarkan. Pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan rencana rancangan tindakan Partisipasi peserta didik sudah baik Daya serap hasil belajar peserta didik sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar seperti pada tabel 4 di atas Dari hasil refleksi di atas maka dapat disimpulkan bahwa tindakan sudah berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. B. Pembahasan

10 Dari hasil yang peneliti lakukan ternyata dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan strategi TPS (Think Pair Share) dapat memberikan manfaat bagi guru dalam proses belajar mengajar biologi, sebab dengan pendekatan pembelajaran ini guru dalam proses belajar mengajar hanya sebagai pengarah, bukan pengajar sehingga diharapkan bisa membangkitkan aktivitas belajar peserta didik yang pada akhirnya bisa meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan dalam dua siklus diperoleh data sebagai berikut: 1. Siklus I Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 6,5 adalah 12 orang Peserta didik yang memperoleh nilai minimal 6,5 adalah 22 orang Daya serap yang diperoleh peserta didik pada siklus I adalah 64% Kualifikasi kegiatan belajar mengajar diperoleh data sebagai berikut: Kualifikasi sangat baik dan baik adalah 52,37% Kualifikasi cukup dan kurang adalah 47,63% Berdasarkan observasi awal pada kegiatan belajar mengajar di siklus I, hasil evaluasinya belum menunjukkan ketuntasan belajar, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut: a. Pada pendahuluan, guru tidak menjelaskan adanya keterkaitan materi sebelumnya dengan materi yang diajarkan sebagai bahan apersepsi sehingga peserta didik kurang memahami keterkaitan antara materi tersebut. b. Pelaksanaan diskusi dikelas masih lebih banyak didominasi oleh peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata c. Sebahagian peserta didik belum mampu berpartisipasi aktif dalam proses KBM d. Bimbingan guru kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar belum optimal, baik bimbingan secara individu maupun keseluruhan e. Teknik bertanya belum efekif, sehingga lebih banyak mengandung jawaban yang tidak diharapkan f. Masih terdapat beberapa peserta didik yang tidak mampu membuat resume g. Masih terdapat peserta didik yang merasa kaku dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah dijabarkan dalam lembar kerja peserta didik Berdasarkan kelemahan-kelemahan di atas, maka pada siklus 2 diadakan perbaikanperbaikan melalui penyusunan desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif strategi TPS dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pada pendahuluan, melalui apresiasi guru menjelaskan keterkaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang diajarkan, sehingga dengan sendirinya peserta didik akan mengetahui gambaran tentang materi yang akan dibahas nanti b. Diusahakan dalam kegiatan kelompok anggota kelompok harus aktif, baik itu dalam pembahasan materi maupun pembahasan soal-soal c. Diusahakan peserta didik dapat bekerja sama, teleransi dan berkomunikasi dalam proses pembelajaran d. Guru harus memberikan motivasi kepada peserta didik yang masih merasa kaku dalam proses pembelajaran e. Peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata diberikan motivasi untuk membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar sehingga dominasi peserta didik lain terhadap peserta didik lainnya semakin berkurang. 2. Siklus 2 Dengan perbaikan-perbaikan di atas, maka pada siklus 2 diperoleh data sebagai berikut: Dari 34 peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 6,5 adala 2 orang Yang memperoleh nilai 6,5 ke atas adalah 32 orang Daya serap yang diperoleh adalah 76% Kualifikasi pembelajaran sesuai dengan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi diperoleh data sebagai berikut: Kualifikasi sangat baik dan baik adalah 95,24% Kualifikasi cukup dan kurang 4,76% Dari hasil penelitian strategi pembelajaran tersebut telah terjadi perubahan-perubahan peningkatan hasil belajar dalam kualifikasi pembelajaran, sebagai berikut:

11 Peserta didik yang memperoleh nilai 6,5 ke atas pada siklus I 64,70% meningkat menjadi 89,24% pada siklus 2 Daya serap peserta didik pada siklus 1 adalah 64%, pada siklus 2 meningkat menjadi 76% Kualifikasi pembelajaran yang memperoleh nilai baik dan sangat baik pada siklus I 52,37% meningkat menjadi 95,24% pada siklus 2 Selain perubahan-perubahan di atas, hal yang perlu mendapat perhatian dari guru adalah sebagai berikut: Pendekatan dalam proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan kondisi materi yang ada. Manfaat lain yang diperoleh peserta didik dengan cara menggunakan model pembelajaran kooperatif strategi TPS yakni peserta didik telah menyadari diberikan kesepatan yang seluas-luasnya mencari dan menemukan hal-hal yang perlu dikuasai dalam kaitannya dengan materi yang disampaikan guru dan telah memberikan dampak positif terhadap perilaku peserta didik seperti: Mau menjawab pertanyaan guru dimulai dari mejawab pertanyaan teman sesama anggota kelompok Nampak peserta didik mau berusaha menjawab ketika diberikan permasalahann Terbina sikap berdialog baik bersama teman anggota kelompok maupun anggota kelompok lain Hal-hal tersebut merupakan efek langsung dari pengaruh diterapkannya model pembelajaran kooperatif dengan strategi TPS pada mata pelajaran ekonomi, yang biasanya bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik itu sendiri. Berdasarkan gambaran data dan permasalahan sebagaimana diuraikan di atas dan hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa apabila guru menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif staretegis TPS maka hasil ibelajar peserta didik pada materi sistem peredaran darah akan meningkat, telah teruji dengan benar.

12 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dengan memperhatikan prosedur dan hasil penelitian tindakan kelas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan strategi TPS (Think Pair Share) dalam proses belajar mengajar sesuai dengan penelitian tindakan kelas pada kelas VIII-4 di SMP Negeri 12 Gorontalo telah menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik yang cukup signifikan (nilai 6,5 ke atas meningkat dari 64,70% menjadi 89,24%. 2. Penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan strategi TPS (Think Pair Share) ini harus disesuaikan dengan materi yang akan dibahas, karena strategi ini lebih menggunakan kemampuan peserta didik dalam memahami materi setelah dialog dengan teman sebangku atau pasangan tempat duduk, sebelum di ungkapkan kedalam kelompok yang lebih besar lagi. B. Saran 1. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diharapkan untuk diterapkan oleh guru mata pelajaran. Karena hal ini merupakan bagian yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan 2. Dengan penelitian tindakan kelas ini diharapkan secara obyektif dan lebih terbuka menerima perbaikan-perbaikan guna peningkatan tindakan kelas berikutnya. 3. Penerapan penelitian tindakan kelas seperti ini kiranya dapat memperoleh dukungan dan seluruh guru terutama kepala sekolah yang senantiasa memberikan fasilitas dan secara bersama-sama mengadakan refleksi dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru di kelas.

13 DAFTAR PUSTAKA Dahar. Ratna Wilis teori-teori belajar, Jakarta : Depdikbud Djamarah Syaiful Bahri Psikologi Belajar, Jakarta : PT. AdiMAhatsya Hamalik. Oemar Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta Hartono. Agung dan Sunarto Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rineka Cipta M. Nur. Pembelajaran KOperatif, Surabaya : IKIP Surabaya Mulyasa. E Berbasis Kompotensi : Konsep Karakteristik dan Implementasi, Bandung : PT. Remajarosdakarya Nasution. E Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta : Bina Aksara Silverius. Suke Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia Sudjana. Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sudibyo. Elok Teori-teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran, Jakarta : Depdiknas Uno. Hamzah Teori Belajar dan Pembelajaran. Gorontalo : Nurul Jana Uzer. Usman Menjadi Guru Yang Profesional, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Winkel W.S Psikologi Pengajaran, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Musa Kongkolu, S.Pd SMA NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Abstrak

Musa Kongkolu, S.Pd SMA NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGIS TPS DI KELAS X-J SMA NEGERI 1 KOTA GORONTALO. Musa Kongkolu, S.Pd SMA NEGERI 1 KOTA

Lebih terperinci

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah. MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BAHASA INGGRIS DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DI SMP N 2 TEBING TINGGI SINUR HUTAGAOL Guru SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Email: sinurhutagaol@gmail.com

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR SHARE (TPS) PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 SENTOLO Nurul Arum Sulistyowati FKIP, Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT Mirna Herawati Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar menurut beberapa ahli Menurut Djamarah dan Syaiful (1999 : 22) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan,

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2) Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE 1 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 TELAGA BIRU Soraya Abdul 1, Maha

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI 244 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 244-249 HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI Wisnu Sunarto, Woro Sumarni, Eli

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNNES

FAKULTAS EKONOMI UNNES FAKULTAS EKONOMI UNNES MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP KONSEP DASAR PENGANTAR ILMU EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE Nina Oktarina 1 Abstrak: Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata presentasi hasil belajar siswa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang Agustin Eka Ariestari Universitas Negeri Malang Abstrak Hasil observasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram 24 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEND ENDED UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BERPIKIR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X2 MAN I MATARAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Indrajaya Staf pengajar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik. BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika 1. Partisipasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI : 2007) partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan (keikutsertaan/

Lebih terperinci

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Parulian simanjuntak 1,2, Utami Widiati 2, Ach.Amirudin 2 1 SMP N 5 Sentajo Raya, Kuantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. sampai dengan Mei Tahun Pelajaran 2011/2012 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kedondong Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. 3.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research (CAR). Dilihat dari namanya sudah dapat menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan 6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kritis Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan tertentu dapat dikatakan berpikir dimana dapat dikatakan berpikir

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think. pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think pair Share (TPS) pada Mata Pelajaran Ekonomi Hilman Talihan Jurusan/Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas menunjukan

BAB II KERANGKA TEORITIS. mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas menunjukan 8 BAB II KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Tinauka Amiruddin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo tepatnya pada kelas VII 1 yang jumlahnya 32 siswa yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, dapat membawa hasil, atau berhasil guna.

Lebih terperinci

Dedi Kurniawan ABSTRAK

Dedi Kurniawan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VII D SMP N 2 GAMPING SLEMAN Dedi Kurniawan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 PURWOSARI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER SEMESTER GENAP 2011/2012

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN Andy Sapta Program Pendidikan Matematika, Universitas Asahan e-mail : khayla2000@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi, waktu dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengolahan analisis data. A. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja 54 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn Pemberian Tugas Sebagai Peningkatan Prestasi Pembelajaran Struktur Organisasi Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Kelas IV SDN Giriharjo 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Sri Wahyuni SDN Giriharjo 2 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al- BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran TIK di MTs Al- Musyawarah

Lebih terperinci

Di dalam proses belajar mengajar PKn, seorang guru dituntut harus bersikap professional serta dinamis dan kreatif, sehingga mampu mengubah dan

Di dalam proses belajar mengajar PKn, seorang guru dituntut harus bersikap professional serta dinamis dan kreatif, sehingga mampu mengubah dan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL UNJUK KERJA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV MIS DAMBALO KECAMATAN TOMILITO KABUPATEN GORONTALO UTARA Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DIKELAS X PEMASARAN SMK NEGERI I LIMBOTO Candra Hulopi 911 409 022

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com

Lebih terperinci

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs DARUL FIKRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Novia Wijayanti Program

Lebih terperinci

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN: UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS XI MIA 7 SMAN 1 MUARO JAMBI Dwinda Nur Khodijah 1), Menza Hendri 2), Darmaji

Lebih terperinci

JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h

JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h. 17-32 MENINGKATKAN KARAKTER MANDIRI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS VIII-C

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

RICO RASMARA NIM : A54 A100158 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN 01 PLUMBON KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar Manusia dalam hidupnya tidak pernah lepas dari proses belajar, karena dengan belajar pengetahuan seseorang akan terus bertambah. Menurut Syah (2002:89),

Lebih terperinci

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III mendeskripsikan metode, model, subjek penelitian, prosedur, alat instrumen, dan analisis data pada penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti

Lebih terperinci

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan) Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS 7 D SMP

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert* 142 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Bima Albert* Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan hasil belajar efek Doppler melalui

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think Pair Share (TPS)SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Aresti Nurul Sholiha Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

MINARNI SMA Negeri 1 Ngunut Kab. Tulungagung

MINARNI SMA Negeri 1 Ngunut Kab. Tulungagung PENERAPAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 NGUNUT TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dikonversi ke dalam data kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek 130 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 2 WATULIMO TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPA MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tahapan tahapan atau cara dalam melakukan penelitian, Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA 1 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA Bekti Pertiwi Universitas PGRI Yogyakarta Tiwieq.yup@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION Rahayu Dwi Palupi, Penerapan Model Belajar Group Investigation... 85 PENERAPAN MODEL BELAJAR GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS TENTANG DAYA TARIK, MOTIVASI, DAN AMBISI BANGSA

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VII A SMP PGRI BAGELEN Nurma Gupita Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Matematika Belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,

Lebih terperinci

Yayuk Jatining Rahayu 4

Yayuk Jatining Rahayu 4 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN PANGKAT DAN AKAR PANGKAT DUA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO Yayuk Jatining Rahayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI KELOMPOK (SISWA KELAS III SDN CANDIJATI 01 ARJASA) Sukaedi 4 Abstrak. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh: ELVIRA YUSUF NIM

JURNAL PENELITIAN. Oleh: ELVIRA YUSUF NIM JURNAL PENELITIAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI (MPA) DI KELAS X ADP-1 SMK NEGERI

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

50 Media Bina Ilmiah ISSN No 50 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI I RENDANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

48 Media Bina Ilmiah ISSN No 48 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV DI SDN 1 GONTORAN OLEH

Lebih terperinci

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU Susda Heleni, Mardiansyah ABSTRAK Rendahnya hasil belajar matematika

Lebih terperinci