BAB II TINJUAN PUSTAKA. Lalat buah diklasifikasikan dalam : Famili : Tephritidae ( Trypetidae=Trupanidae) (Putra, 1997)
|
|
- Iwan Sugiarto Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Lalat Buah Klasifikasi Lalat Buah Lalat buah diklasifikasikan dalam : Kindom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Diptera Famili : Tephritidae ( Trypetidae=Trupanidae) (Putra, 1997) Siwi et al.,(2006) menyatakan bahwa di dunia terdapat famili Tephritidae berjumlah kurang lebih 4000 jenis dan dikelompokan dalam 500 genera. Jumlah tersebut yang terbesar diantara jenis lalat buah secara ekonomi penting. Di Indonesia terdapat empat genus lalat buah dari sekitar 12 genus lalat buah yang telah diketahui. Keempat genus tersebut adalah Anastrepha, Bactrocera, Ceratitis, & Rhagoletis (Putra, 1997) Morfologi Lalat Buah Lalat buah mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala (Caput), dada (torak), dan perut (abdomen). Lalat buah juga mempunyai tiga pasang tungkai
2 2 yang muncul dari ruas-ruas toraknya (Gambar 1). Lalat buah hanya mempunyai dua buah sayap. Sayap yang berkembang adalah sayap bagian depan, dan sayap belakang mengecil dan berubah bentuk menjadi alat keseimbangan yang disebut halter. Gambar 1. Morfologi Umum Lalat Buah ( Kepala (Caput) Kepala (caput) lalat buah berbentuk bulat agak lonjong, dan merupakan tempat melekat antena dengan tiga ruas (Gambar 2). Warna pada ruas-ruas antena merupakan salah satu ciri khas spesies lalat buah tetentu. Selain itu lalat buah dapat dibedakan berdasarkan ciri lain yang berupa bercak hitam pada bagian depan wajah, atau warna tertentu pada daerah kepala (Putra, 1997).
3 3 Gambar 2. Kepala (Caput) Lalat Buah ( Dada (Torak) Bagian punggung (dorsal) torak lalat buah mempunyai ciri khas tertentu. Ciri tersebut dapat berupa garis di tengah (median), atau garis pinggir (lateral) berwarna kuning di masing-masing sisi latero dorso-dorsal skutum (Gambar 3). Dari arah dorsal tampak warna dasar skutum, yaitu hitam-atau hitam keabu-abuan pada bagian tertentu. Pada sisi lateral, beberapa bagian juga mempunyai warna tertentu sebagai penciri, misalanya warna skutelum (Gambar 3). Skutelum lalat buah biasanya berwarna kuning, walaupun pada beberapa spesies terdapat tambahan warna lain, misalnya hitam dengan pola bercak tertentu (White & Haris, 1992).
4 4 Pospronotal lobe Gambar 3. Scutum Lalat Buah (Astriyani, 2014). Sayap lalat buah biasanya mempunyai bercak-bercak pada bagian tepi posterior. Bercak-bercak tersebut mempunyai vena kosta (Costal band 1) serta subkosta (Costal band 2) dan vena-vena lain di sekitarnya (Gambar 4), selain vena costa juga terdapat vena melintang yang mempunyai pemanjangan ke arah posterior yang merupakan ciri khas jenis lalat buah tertentu (Siwi et al., 2006). Perut (abdomen) Gambar 4. Sayap lalat buah (Astriyani, 2014) Abdomen lalat buah mempunyai gambaran khas atau pola-pola tertentu, misalnya huruf T yang jelas atau berupa bercak-bercak hitam yang tidak jelas
5 5 (Gambar 5). Secara umum abdomen lalat buah berwarna coklat tua. Namun ada juga beberapa genus lalat buah yang abdomenya berwarna hitam atau abu-abu. Perbedaan warna menunjukkan spesies lalat buah tertentu. Ciri-ciri spesies lalat buah juga dijumpai pada tergit ruas abdomennya (Drew et al., 1982). Misalnya pekten, yaitu sekelompok bulu-bulu mirip sisir yang terdapat pada tergit ruas ketiga abdomen beberapa genus lalat buah jantan (Gambar 5). Selain itu pada tergit ruas kelima abdomen lalat buah terdapat sepasang bercak berbentuk bulat disebut dengan ceromata (Shining spot). (Siwi et al., 2006). Gambar 5. Abdomen Lalat Buah (Astriyani, 2014) 1. Morfologi Bactrocera dorsalis Hendel Terdapat spot hitam berbentuk bulat pada muka, pospronotal lobe dan notopleura kuning, dan skutum berwarna hitam. Terdapat pita kuning pada sisi lateral skutum, scutelum berwarna kuning. Jantan tertarik pada atraktan jenis Metyl eugenol, tanaman inang B. dorsalis adalah, Jambu air, blimbing, mangga, dan jambu biji (Drew & Hancock, 1994).
6 6 2. Morfologi B. umbrosa Fabricius Spot hitam berbentuk bulat di bagian muka, sayap dengan ciri spesifik yaitu terdapt tiga pita coklat melintang pada bagian sayap, skutum berwarna hitam dengan pita kuning pada sisi lateral. Warna abdomen bervariasi kadang berwarna hitam melebar di sisi lateral, jantan mempunyai pekten dan tertarik atraktan jenis Metyl eugenol. Tanaman inang B. umbrosa adalah tanaman kluwih, nangka, cempedak dan cabe (Siwi et al., 2006). 3. Morfologi B. caudata Fabricius Muka dengan garis hitam di bawah antena, sayap dengan pita hitam mencapai R 2-3 dan memanjang sampai ujung sayap dan membulat. Skutum berwarna hitam dengan pita kuning pada sisi lateral dan medial longitudinal (USDA, 2012). Jantan tertarik pada atraktan jenis Cue lure (Suputa et al., 2010). 4. Morfologi B. complicata White Spot berwarna hitam lonjong di bagian vertex, sayap dengan ciri spesifik yaitu pita coklat tebal pada venasi sayap melintang pada cu-m dan tebal melintang pada r-m, Terdapat garis coklat merah yang tebal memanjang sampai ujung pola sayap (apex) dan membentuk pola sepeti bulan sabit. Pada abdomen terdapat polo hitam lebar pada terga I- VI. Skutum berwarna coklat hitam dengan pita kuning pada sisi lateral dan medial longitudinal (DNQB-MAP, 2010).
7 7 5. Morfologi B. cucurbitae Coquillett Muka dengan spot hitam berbentuk oval di vertex, sayap dengan ciri spesifik yaitu pita coklat hitam memanjang dari epical membulat di ujung sayap, pita coklat tebal melintang pada dm-cu. Bagian torak terdapat pita kuning di sisi lateral dan medial longitudinal, jantan tertarik pada atraktan jenis Cue lure (Drew, 1989). Tanamn inang B. cucurbitae adalah tananaman jenis cucurbitacea (Siwi et al., 2006). 6. Morfologi Dacus longicornis Wiedemann Tubuh dominan dengan warna kuning coklat, mudah dikenal dengan bentuk abdomen seperti tawon. Garis costa mempunyai pita hitam melebar dari dasar sampai ujung sayap. Pada abdomen terdapat pecten (sisi rambut) pada tergit III. Skutum tidak mempuyai garis berwarna kuning. Muka dengan noda atau bercak hitam pada rongga antena. D. longicornis berpotensi sebagai hama tanaman cucurbitaceae. Jantan tertarik pada atraktan jenis Cue lure. (Siwi et al., 2006). 7. Morfologi B. exornata Hering Muka dengan spot hitam berbentuk bulat di bagain vertex, sayap dengan pita coklat memanjang dari apical sampai pada ujung sayap. Abomen membentuk pola T yang lebar dengan medial longitudinal yang tipis, terdapat spot hitam yang lebar pada terga III-V. Skutum berwarna hitam dengan pita kuning pada sisi lateral dan media longitudinal (USDA, 2012). Jantan B. exornata tertarik pada atraktan jenis Cue lure (Suputa et al., 2010).
8 8 8. Morfologi B. nigrotibialis (Perkins) Tubuh secara keseluruhan berwarna hitam, tidak terdapat spot pada sayap, skutum berwarna hitam, terdapat pita kuning pada sisi lateral yang berukurang pendek, bagian muka berwarna coklat hitam, dan tidak terdapat spot pada muka (USDA, 2012). Jantan B. nigrotibialis tertarik pada atraktan jenis Cue lure (Suputa et al., 2010). 9. Morfologi B. albistrigata (de Meijere) Terdapat spot berbentuk bulat di muka, pospronotal lobe berwarna kuning, terdapat pita kuning di sisi lateral, dan dasar skutelum berwarna coklat kehitaman, Abdomen: terdapat pola hitam yang lebar di sisi lateral abdomen, sayap dengan pita hitam mencapai r-m dan dm-cu. Jantan tertarik atraktan jenis pada cue lure (Allwood et al., 1999). Tanaman inang B. albistrigata adalah jambu biji, jambu air, jambu bol, dan nangka (Siwi et al., 2006) Biologi Lalat Buah Lalat buah mengalami 4 perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) secara sempurna yaitu melalui tahap telur-larva-pupa dan dewasa (Putra, 1997). Telur Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan ovipositor. Bekas tusukan itu ditandai adanya noda hitam yang tidak terlalu jelas dan merupakan gejala awal serangan lalat buah (Bangun, 2009). Telur berwarna putih bening sampai kuning krem, ukuran telur bervariasi tergantung jenis lalat buah (Putra, 1997). Pada umumnya telur berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
9 9 berkelompok 2-15 butir pada buah, dalam 1 hari telur diletakan antara 1-40 butir. Satu ekor lalat buah betina dapat menghasilkan butir selama hidupnya (Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2001). Larva Bentuk dan ukuran larva famili Tephritidae umumnya bervariasi, tergantung dari jenis dan ketersediaan zat gizi esensial dalam media makanannya. Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva lalat buah terdiri atas 3 bagian; yaitu kepala, toraks (3 ruas), dan abdomen (8 ruas) (Direktorat Perlindungan Hortikultura 2001). Larva terdiri atas tiga instar. Larva membuat saluran-saluran di dalam buah dan menghisap cairan buah selama 6-9 hari di dalam buah dan menyebabkan buah menjadi busuk. Setelah menjadi instar ke III, larva tersebut berhenti makan dan meninggalkan buah dengan melentingkan tubuh dan menjatuhkan diri dan masuk ke dalam tanah lalu membentuk pupa di dalam tanah (Djatmiadi & Djatnika, 2001). Pupa Pupa lalat buah berada di dalam puparium yang berbentuk oval, warna kecoklatan tua, dan panjangnya 5 mm. Masa perkembangan pupa sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah. Pada tanah yang lembab dengan aerasi baik perkembangan pupa membutuhkan waktu yang lebih singkat yaitu sekitar hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah (Putra, 1997).
10 10 Imago Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7 mm x 0,3 mm dan terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Toraks terdiri atas 3 ruas; berwarna oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam, pada abdomen umumnya terdapat dua pita melintang dan satu pita membujur warna hitam atau membentuk huruf T yang kadang-kadang tidak jelas. Ujung abdomen lalat betina lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur (ovipositor) yang cukup kuat untuk menembus kulit buah, sedangkan pada lalat jantan abdomennya lebih bulat (Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2001). Daur hidup lalat buah dari telur sampai dewasa di daerah tropis berlangsung 25 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat membutuhkan sumber protein untuk makanannya dan persiapan bertelur Gejala Serangan Lalat Buah Gejala awal serangan lalat buah ditunjukkan dengan adanya noda hitam berukuran kecil. Bintik kecil yang berwama hitam tersebut merupakan bekas tusukan ovipositor lalat buah betina (Siwi et al., 2006) Larva yang baru menetas langsung memakan daging buah, larva menggunakan alat mulutnya yang berupa kait tajam untuk mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak yang fungsinya untuk melunakkan daging buah sehingga mudah di sedot dan di cerna oleh larva lalat buah (Putra, 1997). Akibat serangan larva tersebut buah menjadi busuk dan gugur sebelum waktunya selain itu larva membuat lubang pada buah sehingga mempermudah masuknya bakteri (Siwi et al., 2006).
11 11 Lalat buah hidup secara simbiosis mutualisme dengan bakteri, sehingga ketika lalat buah meletakkan telur pada buah, bakteri pembusuk menyebabkan daging buah menjadi busuk. Sesudah telur menetas, larva mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak yang berfungsi melunakkan daging buah sehingga mudah diisap dan dicerna oleh larva lalat buah. Enzim yang dikeluarkan larva diketahui dapat mempercepat pembusukan, selain bakteri pembusuk yang mempercepat aktivitas pembusukan buah (Putra, 1997) Faktor yang Menpengaruhi Perkembangan Lalat Buah Faktor-faktor lain yang mempengaruhi dinamika populasi anatar lain : 1. Iklim 2. Tanaman inang 3. Musuh alami 1. Iklim McPheron & Steck (1996) menyatakan bahwa faktor iklim seperti curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, suhu, cuaca berpengaruh pada pemencaran, perkembangan, daya bertahan hidup, perilaku, reproduksi, dinamika populasi, dan peledakan hama. a. Curah Hujan Kepadatan populasi lalat buah akan meningkat apabila curah hujan meningkat kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan pupa menjadi imago lalat buah. Kelembaban tanah yang optimal bagi kehidupan pupa lalat buah antara 80-90% (Sodiq, 1993). Kepadatan populasi lalat buah
12 12 cenderung tinggi selama musim hujan, dan peningkatan populasinya tidak harus berkorelasi dengan fenologi tanaman inang (Bagle & Prasad 1983). Walaupun demikian curah hujan tidak selalu berkorelasi secara linier dengan kelimpahan populasi lalat buah. Kelimpahan lalat buah dengan curah hujan memiliki hubungan yang saling berkaitan, seperti lalat buah jenis Anastrepha oblique mempunyai hubungan yang tidak linier (Aluja et al., 1996). b. Kelembaban Kelembaban optimum untuk perkembangan lalat buah berkisar antara 70-80%. Kelembaban yang rendah dapat menurunkan keperidian lalat buah dan meningkatkan mortalitas imago yang baru keluar dari pupa. Kelembaban udara yang terlalu tinggi (95-100%) dapat mengurangi laju peletakan telur (Bateman,1972). Semakin tinggi kelembaban udara maka lama perkembangan akan semakin panjang. Lalat buah dapat hidup baik pada kelembaban antara 62-90% (Landolt & Quilici 1996). c. Intensitas Cahaya Intensitas cahaya dan lama penyinaran dapat mempengaruhi aktivitas lalat betina dalam perilaku makan, peletakan telur, dan kopulasi. Lalat aktif pada keadaan terang, yaitu pada siang hari dan kopulasi pada intensitas cahaya rendah. Selain itu, lalat betina yang banyak mendapatkan sinar akan lebih cepat bertelur (Siwi, 2005).
13 13 d. Suhu Suhu adalah faktor yang mempengaruhi laju perkembangan stadium muda lalat buah dan akan menentukan fluktuasi populasinya (Flecher, 1987). Pada daerah tropis yang tidak banyak mengalami fluktuasi suhu, fluktuasi populasi lalat buah secara nyata tetap terjadi. Populasi lebih besar terjadi selama musim kemarau dari pada di musim hujan. Untuk lalat buah yang multivoltine, suhu di bawah 21 0 C dapat menurunkan laju pertumbuhan lalat buah selama stadium muda. Produksi telur maksimum terjadi pada suhu 25 0 C sampai dengan 30 0 C (Allwood, 1996). e. Cuaca Cuaca adalah determinan paling penting pada kelimpahan populasi Dacus tryoni. D. tryoni betina lebih cepat perkembangan pematangan ovari pada suhu tinggi daripada suhu rendah, sebagai contoh misalnya pada suhu 15 0 C persentase perkembangan per hari sebesar 2,94% sedangkan pada suhu 25 0 C persentase perkembangan mencapai 17,95%, kemudian menurun dengan meningkatnya suhu yaitu menjadi 15,48% pada 30 0 C. (Bateman, 1968 dalam Pritchard, 1970). 2. Tanaman Inang Lalat buah yang menyerang buah-buahan musiman, akan mempunyai dinamika populasi yang erat hubungannya dengan keberadaan buah. Lalat buah yang menyerang tanaman sayuran mempunyai dinamika populasi yang berbeda karena keberadaan inang tanaman sayuran ada sepanjang tahun. Tingkat
14 14 kematangan buah berpengaruh terhadap kehidupan lalat buah. Buah yang lebih matang lebih disukai oleh lalat buah untuk meletakkan telur daripada buah yang masih hijau. Tingkat kematangan buah sangat mempengaruhi populasi lalat buah. Jenis pakan yang banyak mengandung asam amino, vitamin, mineral, air, dan karbohidrat dapat memperpanjang umur serta meningkatkan keperidian lalat buah. Peletakan telur dipengaruhi oleh bentuk, warna, dan tekstur buah. Bagian buah yang ternaungi dan agak lunak merupakan tempat ideal untuk peletakan telur (Siwi, 2005). 3. Musuh Alami Musuh alami adalah salah satu faktor penyebab kematian lalat buah. Musuh alami dapat berupa parasitoid, predator, dan patogen. Di lapang dijumpai parasitoid famili Braconidae (Hymenoptera), yaitu Fopius spp. dan Biosteres spp. Predator yang memangsa lalat buah antara lain semut, laba-laba, kumbang, dan cocopet. Patogen yang menyerang lalat buah diduga cendawan Mucor sp. (Siwi et al., 2006). Musuh alami terutama parasitoid lalat buah yang sering digunakan dalam mengurangi populasi lalat buah adalah parasitoid lalat buah yang berasal dari famili Branconidae (Opiinae). Beberapa parasitoid telah dimanfaatkan di Brazil sebagai musuh alami lalat buah yaitu dari genus Opius (Wesmael), Utetes (Foerster), Doryctobracon (Szepligeti), Aganaspis Brethes, Biosteres (Ashmead) and Diachasmimorpha (Ashmead) dan telah teridentifikasi sembilan parasitoid dari famili branconidae yang ditemukan di Brazil dan negara Amerika Selatan lainnya, namun jenis parasitoid yang telah digunakan dalam pengendalian biologi
15 15 adalah D. areolatus, Opius bellus Gahan and Utetes anastrephae (Viereck) (Branconidae) dengan tingkat parasitisasi mencapai 63 %. (Garcia & Ricalde, 2012). Telah teridentifikasi tujuh spesies parasitoid di Malaysia dari famili branconiadae yang memerasit lalat buah jenis B. dorsalis antara lain Fobius (Sinonim = Fopius) arisanus (Sonan), Diachasmimorpha longicaudatus (Ashmead), Psytallia (Sinonim = Fopius) fletcheri (Silvestri), Psytallia (Sinonim = Fopius) incisi (Silvestri), Fopius vandenboschi (Fullaway), Fopius skinneri (Fullaway) (Vijaysegaran, 1984; Rohani, 1986; Serit 1987; Ibrahim et al., 1994 dalam Astriyani, 2014). Sejumlah besar parasitoid (Fopius sp.) pada buah kopi di Kamerung dengan derajat parasitasi pada pupa lalat buah berkisar antara 10 sampai 56% dengan rata-rata 35% (Garry et al., 1986). Pupa B. carambolae terpasit oleh B. vandenboschi di Yogyakarta dengan tingkat parasitisasi mencapai 33,9% (Soesilohadi, 1995).
TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan
3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lalat buah dengan nama ilmiah Bractrocera spp. tergolong dalam ordo
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama (Bractrocera dorsalis) Menurut Deptan (2007), Lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : insecta
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lalat Buah
TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah Morfologi Telur lalat buah umumnya berwarna putih atau putih kekuningan berbentuk bulat panjang. Panjang telur antara 0.3 mm-0.8 mm dan lebar 0.2 mm dengan micropyle protruding
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Iklim Kabupaten Rokan Hilir
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir terletak pada garis 00 25' 20 o LU - 010 25' 41 o LU dan 1000 02' 56 o BT - 1000 56' 59 o BT dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan, predasi, kompetisi, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dll., dan faktor intrinsik meliputi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Jambu Biji Botani Syarat Tumbuh
4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Jambu Biji Botani Jambu biji berasal dari daerah tropik Amerika. Menurut pendapat De Candolle, jambu biji berasal dari daerah antara Meksiko dan Peru (Soetopo 1997). Nama botani
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.
4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Lalat Buah (Bactrocera sp.) Menurut Deptan (2007), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: kingdom: Animalia, filum : Arthropoda, kelas : Insect, ordo : Diptera,
Lebih terperinciBAB II KELIMPAHAN, KEANEKARAGAMAN, LALAT BUAH BACTROCERA SP (DIPTERA : TEPHRITIDAE), DI PANTAI SINDANGKERTA
BAB II KELIMPAHAN, KEANEKARAGAMAN, LALAT BUAH BACTROCERA SP (DIPTERA : TEPHRITIDAE), DI PANTAI SINDANGKERTA A. Komponen Ekosistem Ekosistem adalah komunitas organisme di suatu wilayah beserta faktor-faktor
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan Indonesia telah disusun sedemikian ketat. Ketatnya aturan karantina tersebut melarang buah-buahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tanaman Cabai Taksonomi dan Morfologi Cabai Syarat Tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Cabai Taksonomi dan Morfologi Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili tumbuhan ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan sekitar 2000
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)
TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nangka, semangka, melon, cabai dan sebagainya. Akibat serangan hama ini
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalat buah (Diptera: Tephritidae) merupakan hama yang banyak menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan secara luas maupun tanaman pekarangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Gunung Kidul, adalah sebuah kabupaten di Provinsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Gunung Kidul, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Wonosari. Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional hingga pasar modern. Selain itu, jambu biji juga penting sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jambu biji (Psidium guajava) merupakan buah yang mempunyai nilai ekonomi di Indonesia dan memiliki pangsa pasar yang luas mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jambu air Dalhari (Syzygium samarangense) keragaman dalam penampilan. Jambu air dikategorikan sebagai salah
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Jambu air Dalhari (Syzygium samarangense) a. Daerah Asal dan Penyebaran Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan pulau-pulau
Lebih terperinciuntuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang
untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk
Lebih terperinciKeragaman Jenis Lalat Buah dan Tingkat Parasitisasi Parasitoid yang Berasosiasi dengan Tanaman Buah-Buahan di Distrik Lautem, Timor Leste
Keragaman Jenis Lalat Buah dan Tingkat Parasitisasi Parasitoid yang Berasosiasi dengan Tanaman Buah-Buahan di Distrik Lautem, Timor Leste NOE OLIVEIRA*) I WAYAN SUSILA I WAYAN SUPARTHA PS Agroekotknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa
Lebih terperinciPOTENSI PENGGUNAAN PARASITOID DALAM PENGENDALIAN LALAT BUAH Bactrocera DI PULAU LOMBOK. ABSTRAK
Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol. 1 No.2 POTENSI PENGGUNAAN PARASITOID DALAM PENGENDALIAN LALAT BUAH Bactrocera DI PULAU LOMBOK Akhmad Sukri 1, Gito Hadi Prayitno 2 1 Institut Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Berbah berada di dataran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbah adalah Kecamatan di bawah naungan Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Berbah berada di dataran rendah. Ibukota kecamatannya berada
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Distribusi Spasial A. tegalensis pada Tiga Varietas Tebu Secara umum pola penyebaran spesies di dalam ruang terbagi menjadi tiga pola yaitu acak, mengelompok, dan teratur. Sebagian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan
15 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Bactrocera sp. (Diptera : Tephtritidae) Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat buah betina memasukkan telur ke dalam kulit buah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman hortikultura
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman hortikultura seperti buah-buahan. Komoditi hortikultura diharapkan dapat menjadi komoditas unggulan untuk mendukung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus
Lebih terperincicm atau lebih dari pusat batang tanaman (Suprapti, 2005).
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daun Pepaya (Carica papaya) Pepaya merupakan salah satu sumber nabati protein nabati. Pepaya berasal dari wilayah tropis Amerika yang merupakan buah yang popular dan digemari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan salah satu hama yang banyak menimbulkan kerugian pada tanaman hortikultura, baik yang dibudidayakan secara luas maupun tanaman
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas sayuran yang tidak
PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan asalusulnya, cabai (hot papper)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur penggerek batang tebu berbentuk oval, pipih dan diletakkan berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan
Lebih terperinciKERAGAMAN DAN DINAMIKA POPULASI LALAT BUAH (DIPTERA: TEPHRITIDAE) YANG MENYERANG TANAMAN BUAH-BUAHAN DI BALI
TESIS KERAGAMAN DAN DINAMIKA POPULASI LALAT BUAH (DIPTERA: TEPHRITIDAE) YANG MENYERANG TANAMAN BUAH-BUAHAN DI BALI NI KADEK NITA KARLINA ASTRIYANI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun
TINJAUAN PUSTAKA 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) 1.1 Biologi Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun seperti atap genting (Gambar 1). Jumlah telur
Lebih terperinciGambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)
HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas buah-buahan Indonesia harus diperhatikan seiring dengan globalisasi perdagangan buah dan sayur segar. Salah satu kendala yang dihadapi petani buah dan sayur
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SPESIES LALAT BUAH (BACTROCERA SPP) PADA TANAMAN HORTIKULURA DI KABUPATEN WAJO. Sulfiani
Volume 6 No. 1 Februari 2018 ISSN 2302-6944, e-issn 2581-1649 IDENTIFIKASI SPESIES LALAT BUAH (BACTROCERA SPP) PADA TANAMAN HORTIKULURA DI KABUPATEN WAJO Sulfiani sulfianiridwan@ymail.com Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan kerugian secara ekonomi pada budidaya pertanian (Li et al.,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ancaman serangan organisme penganggu tumbuhan semakin bertambah terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesehatan manusia serta keamanan lingkungan. Famili Tephritidae
Lebih terperinciJENIS LALAT BUAH Bactrocera spp PADA TANAMAN JAMBU KRISTAL Psidium guajava di Desa Bumiaji Kota Batu
137 Buana Sains Vol 16 No 2: 137-142, 2016 JENIS LALAT BUAH Bactrocera spp PADA TANAMAN JAMBU KRISTAL Psidium guajava di Desa Bumiaji Kota Batu I Made Indra Agastya dan Hidayati Karamina PS. Agroteknologi,
Lebih terperinciTetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima
Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Individu betina dan jantan P. marginatus mengalami tahapan perkembangan hidup yang berbeda (Gambar 9). Individu betina mengalami metamorfosis paurometabola (metamorfosis
Lebih terperinci1b. Abdomen tidak berpetiole; terga ruas II-IV bermembran b. Terdapat 2 seta pada skutelum a. Terdapat seta pada prescutellar...
LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Identifikasi Bactrocera carambolae 1b. Abdomen tidak berpetiole; terga ruas II-IV bermembran... 12 12b. Terdapat 2 seta pada skutelum... 18 18a. Terdapat seta pada prescutellar...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga
TINJAUAN PUSTAKA Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga hama utama pada tanaman kopi yang menyebabkan kerugian
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN TIGA ATRAKTAN MENGGUNAKAN BOLA BERWARNA DALAM MENANGKAP IMAGO LALAT BUAH PADA JAMBU BIJI DI KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR
KEEFEKTIFAN TIGA ATRAKTAN MENGGUNAKAN BOLA BERWARNA DALAM MENANGKAP IMAGO LALAT BUAH PADA JAMBU BIJI DI KECAMATAN TANAH SAREAL KOTA BOGOR GILANG ADITYA RAHAYU DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciKunci identifikasi lalat buah (Diptera: Tephritidae) di Kabupaten Bogor dan sekitarnya
Jurnal Entomologi Indonesia Indonesian Journal of Entomology ISSN: 1829-7722 Maret 2016, Vol. 13 No. 1, 49 61 Online version: http://jurnal.pei-pusat.org DOI: 10.5994/jei.13.1.49 Kunci identifikasi lalat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur
TINJAUAN PUSTAKA 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4
TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8
Lebih terperinciIDENTIFIKASI LALAT BUAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN. OLEH : Ir. Emmi Rosmaini Ir. Elviansyah Syawaluddin, SP
KAJIAN IDENTIFIKASI LALAT BUAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN OLEH : Ir. Emmi Rosmaini Ir. Elviansyah Syawaluddin, SP BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mangga Malam Kultivar mangga Malam merupakan komoditas unggulan yang memiliki berbagai kelebihan, antara lain: mampu tumbuh dan berbuah di lahan marginal, daging buah tebal,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. RINGKASAN... v. HALAMAN PERSETUJUAN...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... vii TIM PENGUJI... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Fase Pradewasa Telur Secara umum bentuk dan ukuran pradewasa Opius sp. yang diamati dalam penelitian ini hampir sama dengan yang diperikan oleh Bordat et al. (1995) pada
Lebih terperinciNimfa instar IV berwarna hijau, berbintik hitam dan putih. Nimfa mulai menyebar atau berpindah ke tanaman sekitarnya. Lama stadium nimfa instar IV rata-rata 4,5 hari dengan panjang tubuh 6,9 mm. Nimfa
Lebih terperinciMetamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa
Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum
TINJAUAN PUSTAKA Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) Biologi Telur diletakkan pada permukaan daun, berbentuk oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)
II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Ketinggian wilayah di Atas Permukaan Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 215 Kecamatan Jumantono memiliki ketinggian terendah 3 m dpl
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang
5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang bersifatgeneralis. Ciri khas Trichogrammatidae terletak
Lebih terperinciBAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua
BAB IV Hasil Dari Aspek Biologi Ulat Sutera Liar Attacus atlas (Lepidoptera : Saturniidae) Selama Proses Habituasi dan Domestikasi Pada Pakan Daun Sirsak dan Teh 4.1. Perubahan tingkah laku Selama proses
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS LALAT BUAH DAN TINGKAT PARASITISASI PARASITOID YANG BERASOSIASI DENGAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DI DISTRIK LAUTEM, TIMOR LESTE SKRIPSI
KERAGAMAN JENIS LALAT BUAH DAN TINGKAT PARASITISASI PARASITOID YANG BERASOSIASI DENGAN TANAMAN BUAH-BUAHAN DI DISTRIK LAUTEM, TIMOR LESTE SKRIPSI Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus
TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lalat buah merupakan hama penting yang menyerang buah-buahan. Lalat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lalat buah merupakan hama penting yang menyerang buah-buahan. Lalat buah yang termasuk dalam Familia Tephritidae telah banyak diketahui sebagai organisme pengganggu
Lebih terperinciStatus Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama
Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Spesies Lalat Buah yang Tertangkap Jumlah seluruh imago lalat buah yang tertangkap oleh perangkap uji selama penelitian adalah sebanyak 12 839 individu. Berdasarkan hasil identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah mangga banyak dikenal dan disukai orang dimana-mana. Mangga termasuk buah tempurung, pada bagian yang paling luar terdapat kulit, kemudian di lanjutkan daging buah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong
TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Ngengat meletakkan telur di atas permukaan daun dan jarang meletakkan di bawah permukaan daun. Jumlah telur yang diletakkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat
16 TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas Branchiopoda, Divisi Oligobranchiopoda, Ordo Cladocera, Famili Daphnidae,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api (Setothosea asigna van Eecke) berikut: Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai Kingdom Pilum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran
TINJAUAN PUSTAKA Ulat kantong Metisa plana Walker Biologi Hama Menurut Borror (1996), adapun klasifikasi ulat kantong adalah sebagai berikut: Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Species : Animalia
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitoid yang ditemukan di Lapang Selama survei pendahuluan, telah ditemukan tiga jenis parasitoid yang tergolong dalam famili Eupelmidae, Pteromalidae dan Scelionidae. Data pada
Lebih terperinciPengorok Daun Manggis
Pengorok Daun Manggis Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan tanaman buah berpotensi ekspor yang termasuk famili Guttiferae. Tanaman manggis biasanya ditanam oleh masyarakat Indonesia di pertanaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai
Lebih terperinciMusca domestica ( Lalat rumah)
PARASITOLOGI LALAT SEBAGAI VEKTOR PENYAKT Musca domestica ( Lalat rumah) Oleh : Ni Kadek Lulus Saraswati P07134013007 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN D-III
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengisap Polong Kedelai (Riptortus linearis) Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014): Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Hemiptera
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hama Symphilid Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil, berwarna putih dan pergerakannya cepat. Dalam siklus hidupnya, symphylid bertelur dan telurnya
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN LALAT BUAH (DIPTERA: TEPHRITIDAE) DI JAKARTA, DEPOK, DAN BOGOR SEBAGAI BAHAN KAJIAN PENYUSUNAN ANALISIS RISIKO HAMA RUMENDA GINTING
KEANEKARAGAMAN LALAT BUAH (DIPTERA: TEPHRITIDAE) DI JAKARTA, DEPOK, DAN BOGOR SEBAGAI BAHAN KAJIAN PENYUSUNAN ANALISIS RISIKO HAMA RUMENDA GINTING SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Serangan O. furnacalis pada Tanaman Jagung Larva O. furnacalis merusak daun, bunga jantan dan menggerek batang jagung. Gejala serangan larva pada batang adalah ditandai dengan
Lebih terperinciGambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila
I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati
Lebih terperinciIDENTIFIKASI LALAT BUAH (Bactrocera spp.) PADA TANAMAN BUAH DI BEBERAPA KABUPATEN PROVINSI RIAU
IDNTIFIKASI LALAT BUAH ( spp.) PADA TANAMAN BUAH DI BBRAPA KABUPATN PROVINSI RIAU IDNTIFICATION OF FRUIT FLIS PST ( spp.) ON FRUIT PLAN IN SOM RGNCIS IN RIAU M. Fahmi A Siregar 1 dan Agus Sutikno 2 Program
Lebih terperinciIdentifikasi Lalat Buah yang Menyerang Buah Naga (Hylocereus sp.) di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan
Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 4 No 2 / Agustus 2016 Identifikasi Lalat Buah yang Menyerang Buah Naga (Hylocereus sp.) di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan DOI 10.18196/pt.2016.063.107-111
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soedjito (2008),jambu yang memiliki nama latin Psidium
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Biji Putih (Psidium guajava L.) Menurut Soedjito (2008),jambu yang memiliki nama latin Psidium guajava ini dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan digolongkan dalam Kingdom: Plantae,
Lebih terperinciPENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya
PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Cabai dalam: Menurut Setiadi (2006) klasifikasi tanaman cabai merah termasuk ke Kingdom Diviso Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae
Lebih terperinciHAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA
HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India
Lebih terperinciKEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.)
KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.) ARTIKEL ILMIAH FIRDA SEPTRIA DENI NIM. 12010121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Parasitoid
TINJAUAN PUSTAKA Parasitoid Parasitoid adalah serangga yang stadia pradewasanya menjadi parasit pada atau di dalam tubuh serangga lain, sementara imago hidup bebas mencari nektar dan embun madu sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Subramanyam dan Hagstrum (1996), Hama kumbang bubuk dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata) Secara umum tampak bahwa perkembangan populasi kepinding tanah terutama nimfa dan imago mengalami peningkatan dengan bertambahnya
Lebih terperinciTeknologi Pengendalian Hama Lalat Buah Pada Tanaman Cabai
No. 10 - Agustus 2014 Teknologi Pengendalian Hama Lalat Buah Pada Tanaman Cabai Cabai rawit (Capsicum frutescens) merupakan komoditas sayuran yang banyak di gunakan dalam bentuk segar maupun olahan untuk
Lebih terperinciWaspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 PROBOLINGGO 67271 Pendahuluan Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi Oleh : Ika Ratmawati, SP,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tebu Tanaman tebu diduga berasal dari daerah Pasifik Selatan, yaitu New Guinea dan selanjutnya menyebar ke tiga arah yang berbeda. Penyebaran pertama dimulai pada 8000 SM
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang bernilai komoditas tinggi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jambu Biji (Psidium guajava L.) Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang bernilai komoditas tinggi dan merupakan buah yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam
Lebih terperinciVI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM. 6.1 Pembahasan Umum. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa
VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM 6.1 Pembahasan Umum Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa Manawa Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo, di peroleh bahwa kontribusi terbesar
Lebih terperinci