Profil Potensi Investasi Provinsi Banten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil Potensi Investasi Provinsi Banten"

Transkripsi

1 Prfil Ptensi Investasi Prvinsi Banten 1. Gambaran Umum Prvinsi Banten yang berdiri berdasarkan Undang-Undang Nmr 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Prvinsi Banten. Prvinsi Banten yang memiliki wilayah administrasi terdiri dari 4 (empat) Kabupaten dan 2 (dua) Kta memiliki luas wilayah sebesar 8.794,01 kilmeterpersegi dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa. Secara Gegrafis Prvinsi Banten memiliki psisi yang strategis karena menjadi penghubung antara pulau Jawa dan pulau Sumatera, selain juga bertetangga dengan Ibukta Negara (Jakarta) dan Prvinsi Jawa Barat yang merupakan pasar ptensial bagi prduk-prduk dari Banten. Batas wilayah Banten di sebelah Utara adalah Laut Jawa, sebelah Barat adalah Selat Sunda dan sebelah Selatan adalah Samudera Hindia. Hal ini membuat psisi Banten sebagai daerah dengan ptensi hasil laut yang sangat besar. Selain ptensi kelautan, Banten juga memiliki ptensi di bidang pertambangan, perkebunan, pertanian, pariwisata dan industri. Peluang investasi di Banten sangat besar dengan dukungan infrastruktur yang sangat baik, yaitu tersedianya Bandara Udara Internasinal Sekarn-Hatta, Pelabuhan Merak, Jalan Bebas Hambatan Jakarta - Merak, Jaringan Jalan Kereta Api Jakarta - Rankasbitung - Merak dan yang terbaru dan sedang dibangun adalah Pelabuhan Bjnegara. Untuk paskan tenaga listrik, Banten didukung leh jaringan distribusi interkneksi Jawa - Bali dengan salah satu pembangkit utamanya yaitu yang berada di Suralaya yang berada di Cilegn. Selain itu juga terdapat pembangkit yang juga dijual untuk publik yang dimiliki leh PT. Krakatau Daya Listrik (KDL), anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel (KS). Sedangkan untuk sektr industri telah tersedia 17 (tujuh belas) Kawasan Industri yang tersebar di Kta Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kta Cilegn. PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 1

2 2. Infrastruktur Penunjang Transprtasi Darat Banten sebagai jalur pereknmian bagi mayritas penduduk negeri ini, memiliki jaringan transprtasi darat cukup lengkap yang mendukung dan memungkinkan mbilitas pembangunan dapat berjalan efektif. Diantaranya jaringan jalur kereta api yang menghubungkan Jakarta - Serpng - Rangkasbitung - Merak. Selain itu, jalan bebas hambatan terbentang antara Jakarta - Merak sepanjang 100 km. Panjang jalan prvinsi dan jalan negara di Prvinsi Banten pada akhir tahun 2007 adalah 856,67 km. Sekitar 13,47 persen jalan negara dan 86,53 persen jalan prvinsi sudah diaspal. Transprtasi Laut Banten mempunyai pelabuhan Merak yang berperan ganda. Salain sebagai penunjang kegiatan sektr industri, juga sebagai sarana penyebrangan darat dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera. Terdapat juga pelabuhan Ciwandan yang dikella leh PT. Pelind II dan 19 buah palabuhan lain yang terdiri dari pelabuhan khusus, pelabuhan penyebrangan dan pelabuhan perikanan. Termasuk dermaga khusus (Dersus) di daerah Anyer sebanyak lima buah. Satu diantaranya dikella langsung leh pemerintah dan empat dikella leh pihak swasta. Dua buah Dersus lain di daerah Karangantu dikella Pemerintah Kabupaten Serang. Sedangkan pelabuhan khusus tersebar di wilayah administratif Kta Cilegn dan merupakan pelabuhan Samudra Nusantara yang melayani kapal-kapal niaga dan nn niaga. Pada tahun 2007 jumlah kapal yang bersandar di pelabuhan Banten sebanyak kapal asing dan kapal dmestik dengan jumlah barang yang dibngkar sebanyak tn dan barang yang dimuat tn. Transprtasi Udara Keberadaan Bandara Sekarn-Hatta di Cengkareng, Tangerang yang merupakan Bandara Internasinal terbesar dan tersibuk di Indnesia telah menjadikan Banten sebagai pintu PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 2

3 gerbang dunia untuk kegiatan dunia usaha. Selain itu, terdapat taksi udara yang siap memberikan layanan penerbangan dari Karawaci, Tangerang ke Jakarta, Anyer Tanjung Lesung dan ke beberapa kta lainnya. Selama tahun 2007 pesawat yang datang dan berangkat serta jumlah penumpang dmestik yang datang dan berangkat meningkat dibanding tahun Pesawat yang datang meningkat 14,33 persen dengan tingkat kenaikan penumpang yang datang sebesar 53,68 persen. Sedangkan jumlah pesawat yang berangkat naik sebesar 13,65 persen dengan kenaikan jumlah penumpang 48,69 persen. Energi PLTU Suralaya yang terdapat di Cilegn, merupakan sumber energi listrik bagi Pulau Jawa dan Pulau Bali dengan kapasitas MW. Banten juga memiliki delapan gardu induk PLN dengan kapasitas 150 MW yang tersebar di lima wilayah. Tiga di Kabupaten Serang, satu di Kabupaten Lebak, dan satu lagi di Kta Tangerang. Selama tahun 2007 jumlah pelanggan terbesar mengknsumsi energi listrik dari PLN berasal dari kelmpk rumah tangga yakni 95,51 persen. Diikuti leh kelmpk ssial, bisnis, dan pemerintahan. Yang terakhir kelmpk industri.namun demikian, kelmpk industri mempunyai peranan besar sebagai knsumen terbesar dari seluruh penggunaan energi listrik sebesar 84,16 persen. Berikutnya baru kelmpk rumah tangga dengan kntribusi sebesar 12,70 persen. Telekmunikasi Jaringan telekmunikasi yang tersedia di prvinsi ini telah menjangkau sebagian besar wilayah Prvinsi Banten sehingga kegiatan masyarakat dan dunia usaha yang memerlukan fasilitas telekmunikasi dapat terpenuhi secara baik. Sumber Air Baku Pesatnya perkembangan beragam aktifitas industri, sangat membutuhkan adanya paskan air baku. Selain menjaga dan melestarikan berbagai sumber air baku yang ada seperti PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 3

4 kawasan Sungai Ciujung, Ciliman, Cisadane, Kuningan, Cisadeg dan Ciliwung, pemerintah juga akan membangun waduk Karian di Lebak. Ttal prduksi air minum PDAM sebesar 50,51 juta m 3. Sedangkan jumlah pelanggan air minum terbesar adalah glngan rumah tangga ( pelanggan) dengan ttal pelanggan semua glngan sebanyak pelanggan. Dari vlume air yang dialirkan, sebagian besar pelanggan dari instansi pemerintahan dan rumah tangga (56,85 persen), niaga (20,50 persen), perdagangan dan industri (18,05 persen). Fasilitas Perbankan Sebagai daerah tujuan investasi, Banten memiliki sejumlah bank dan lembaga keuangan lain yang berperasi di berbagai wilayah kabupaten dan kta. Diantaranya Lipp Bank, BNI, BCA, BRI, Bank Mandiri dan sejumlah bank-bank besar lainnya. Tercatat sebanyak 209 bank yang terdiri dari 30 bank pemerintah, 69 bank swasta nasinal, 10 bank pemerintah daerah, dan 100 bank perkreditan rakyat, yang memberikan kemudahan kemudah kepada investr dalam melakukan transaksi bisnis. Fasilitas Pendidikan Terdapat lembaga pendidikan setingkat universitas yang memiliki kualitas dan reputasi nasinal dan internasinal. Universitas Tirtayasa di Serang, Universitas Pelita Harapan di kawasan pemukiman Lipp Karawaci, Institut Teknlgi Indnesia (ITI) dan Swiss Germany University (SGU) di Serpng, Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) di Kta Tangerang, dan masih banyak lagi fasilitas pendidikan lainnya. Selain itu Banten memiliki Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) hasil kerjasama Pemerintah Indnesia dengan Australia yang telah mendapat pengakuan internasinal. Fasilitas Kesehatan Berbagai rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga medis ada di Banten. Beberapa diantaranya memiliki PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 4

5 fasilitas dan teknlgi bertaraf internasinal. Rumah Sakit Silam Gleneagles di kawasan pemukiman Lipp Karawaci, Tangerang, Rumah Sakit Internasinal Bintar dan Rumah Sakit Hnris di kawasan pemukiman Mdern Land. Data tahun 2008 di seluruh Prvinsi Banten terdapat tidak kurang dari 24 buah rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur dan sebanyak 172 buah Puskesmas dengan ttal jumlah dkter 662 rang, yang terdiri dari 368 dkter umum, 125 dkter ahli (spesialis) dan 169 dkter gigi. Fasilitas Permukiman Permukiman berskala kecil, sedang, sampai yang bertaraf internasinal berkembang di wilayah Banten. Diantaranya permukiman Bumi Serpng Damai (BSD), Lipp Karawaci, Gading Serpng, dan Jababeka di Kabupaten Tangerang, Mdern Land dan Taman Ryal di Kta Tangerang. Semuanya dilengkapi berbagai sarana penunjang seperti mall, taman bermain, business center dan lain-lain. Fasilitas Perdagangan Tumbuh pesatnya permukiman, memacu perkembangan pusatpusat perdagangan di daerah-daerah strategis seperti Pusat Perdagangan Lipp Karawaci, Bumi Serpng Damai, Gading Serpng, dan Kta Tangerang. Pusat perdagangan tersebut di lengkapi mall, business center serta jaringan transprtasi dan telekmunikasi yang memungkinkan para investr dan wirausaha dapat melakukan transaksi business secara lebih efektif dan prduktif. Aktifitas perdagangan di Banten sepanjang tahun 2007 terus meningkat. Vlume ekspr menurut data di Pelabuhan Merak dan Cigading mencapai ttal ,801 tn atau meningkat sebesar 16,42 persen dibandingkan tahun Sedangkan vlume impr mencapai ttal ,866 tn atau meningkat sebesar 4,26 persen dari tahun PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 5

6 Fasilitas Rekreasi Sebagai daerah tujuan wisata, Banten kaya dengan berbagai fasilitas rekreasi. Di sepanjang Pantai Carita dan Anyer banyak berdiri htel dan cttage. Htel Sl Elite Marbela, Htel Mambruk, Jayakarta Htel, Carita Beach, Pisita dan lain-lain menyediakan fasilitas pelayanan rekreasi yang dilengkapi dengan saran cnventin hall, meeting rm, lah raga air (jet ski) bertaraf nasinal dan internasinal. Selain itu terdapat Sheratn Htel, Imperial Aryaduta Htel di kawasan Pusat Perdagangan Lipp Karawaci yang mudah dijangkau dari Bandara Inernasinal Sekarn-Hatta. Juga sejumlah htel lainnya yang menawarkan jasa pengenapan dan rekreasi yang memungkinkan para pengusaha, investr, dan anggta masyarakat dapat menikmati liburan dengan nyaman. Catatan tahun 2007 jumlah htel di Banten sebanyak 149 htel dengan kamar, yang terdiri dari 27 htel berbintang dan 122 htel tidak berbintang. Tingkat kenaikan penggunaan kamar sebesar 11,33 persen dibandingkan tahun Fasilitas Olah Raga Selain sarana rekreasi, Banten juga memiliki sejumlah fasilitas lah raga bertaraf internasinal seperti lapangan glf, klam renang, bwling center, fitness club, lapangan tenis, dan sejumlah fasilitas lah raga lain yang terdapat di permukiman Bumi Serpng Damai (BSD), Mdernland, Pusat Perdagangan Lipp Karawaci, Gading Serpng, Sheratn Bandara, dan sarana lah raga di beberapa tempat lainnya 3. Ptensi Agribisnis Pereknmian Prvinsi Banten telah mengalami pergeseran, yaitu dari dminasi pertanian menjadi industri. Namun peranan sektr pertanian masih cukup penting, meskipun kntribusinya terhadap Prduk Dmestik Reginal Brut (PDRB) terus menyusut, dalam penyerapan tenaga kerja masih melebihi sektr industri dan sektr lainnya. Dengan kata lain sebagian besar penduduk Banten ternyata masih mengandalkan sektr pertanian sebagai mata pencaharian. PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 6

7 Persalannya keberadaan sektr pertanian masih didminasi leh sub sektr tanaman pangan, terutama usaha tani padi. Padahal berdasarkan analisa usaha tani, budidaya padi tidak banyak memberikan keuntungan. Di satu sisi harga sarana prduksi sepert pupuk dan pestisida cenderung naik, di sisi lainnya harga jual padi selalu ditentukan pemerintah melalui kebijakan harga dasar gabah (HDG). Hal tersebut menyebabkan nilai tukar petani (NTP) terus merst, tingkat kesejahteraan petani menjadi sejajar atau di bawah garis kemiskinan. Sub sektr lainnya seperti perkebunan, hrtikultura, peternakan dan perikanan juga belum menunjukkan kntribusi yang menggembirakan, baik terhadap kndisi petani maupun terhadap pereknmian Banten secara reginal. Penanganan agribisnis di Prvinsi Banten belum dijalankan secara hlistik dan kmprehensif, masih terktak-ktak. Saat ini setidaknya ada tiga dinas dalam lingkup Pemda Prvinsi Banten yang menangani agribisnis, yaitu Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, serta Dinas Perikanan dan Kelautan. Melalui knsep agrfrestry peningkatan prduksi pangan dan hrtikultura dapat disinergikan dengan upaya knservasi hutan. Keterpaduan antara subsektr tanaman pangan dengan kehutanan ini diharapkan dapat memperbaiki kndisi petani di sekitar hutan, selain itu upaya pelestarian hutan pun dapat dilaksanakan secara ptimal. Untuk pengembangan kmditas jagung, Banten layak meniru Grntal yang 'memprklamirkan' sebagai 'prvinsi agribisnis'. Selain dikembangkan di lahan kering, jagung pun dapat dikembangkan melalui knsep agrfrestry. Kmditas hrtikultura seperti sayuran, buah-buahan, tanaman bat dan tanaman hias, ptensi pengembangannya masih sangat terbuka. Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, manggis, saw, jambu air Cincal, salak, pisang, rambutan, alpukat dan sebagainya dapat dikembangkan melalui knsep agribisnis. Banten bisa menjadi sentra penghasil buah-buhan sebagai pemask utama kebutuhan Jakarta. Faktr kedekatan transprtasi Jakarta-Banten, bisa menjadi keunggulan kmparatif untuk dapat memenangkan persaingan dalam meraih pasar Jakarta. Tanaman hias dapat dikembangkan dengan nilai tambah yang jauh lebih besar, Kecamatan Karang Tengah Kta Tangerang misalnya, meskipun PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 7

8 dengan luas lahan yang relatif sempit tetapi dapat memask berbagai jenis tanaman hias untuk kebutuhan beberapa kta besar di Indnesia, bahkan untuk ekspr. Tak ada salahnya jika agribisnis Banten mulai melirik anggrek. Kmditas ini sangat menggiurkan, saat ini ttal perdagangan dunia mencapai 150 juta dllar AS, dan pangsa pasar Indnesia hanya 6 persen. Perlu dilakukan bservasi keberadaan jenis-jenis anggrek yang ada di hutan-hutan yang ada di Banten, kemudian jenis-jenis yang menarik dapat dikembangkan melalui metde kultur jaringan. Sub sektr perkebunan, khususnya di Kabupaten Lebak dan Pandeglang, ptensinya masih cukup besar, antara lain untuk kmditas sawit, kelapa dan karet. Keberadaan BUMN PTPN VIII diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan perkebunan di Banten, terutama perkebunan rakyat yang kndisinya masih jauh dari aplikasi knsep agribisnis. Sebenarnya Prvinsi Banten sudah memiliki beberapa kmditas khas, seperti emping melinj, gula aren dan sate bandeng, namun prmsi yang tidak gencar menyebabkan prduk agribisnis tersebut kurang dikenali. Bahkan warga Jakarta saja sangat sedikit yang mengenali sate bandeng, berbeda dengan makanan khas asal Bandung yang cepat ppuler di Jakarta. Padahal Bandung lebih jauh dari Jakarta daripada Serang. Strategi prmsi menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan agribisnis, baik untuk pemasaran prduk atau mendatangkan investr. Pengembangan agribisnis di Banten bertujuan untuk meningkatkan kesejateraan petani. Selain itu, dalam kancah perdagangan glbal, beragam kmditas agribisnis Banten diharapkan dapat memenangkan persaingan. Seluruh rantai agribisnis, mulai dari pra prduksi, prduksi, panen, pasca panen (agrindustri) sampai pemasaran harus berlangsung dengan efisiensi yang tinggi. Efisiensi itulah yang menjadi kunci keberhasilan dalam persaingan bebas. (Atep Afia) PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 8

9 4. Pengembangan Agrindustri Kelapa Kelapa merupakan tanaman trpis yang penting bagi negara negara di Asia pasifik, kelapa mampu memberikan devisa bagi negara dan menjadi pencarian jutaan petani. Menurut FAO pada tahun 1976 negara negara di Asia Pasifik mampu menghasilkan 82% dari ttal prduksi kelapa dunia, sedangkan sisianya terbagi negara Afrika dan Amerika Selatan. Pada tahun 1984 luas tanaman kelapa di Asia dan Pasifik mencapai ha yang tersebar di 12 negara, dengan perkiraan prduksi hasil kelapa segar ± tn dan kpra ± tn. Saat ini persaingan prduk kelapa khususnya berupa minyak kelapa mulai teralihkan leh prduk minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Sebenarnya masih banyak prduk turunan yang masih bisa dimanfaatkan misalnya ccnut cream, desiccated ccnut, hasil limbah berupa ccnut charcial, carbn aktive dan ccnut fibre dengan skema pasar mulai berkembang. Ptensi kelapa di Prvinsi Banten cukup besar dengan luas areal perkebunan kelapa mencapai 99,971,6 ha dan jumlah prduksi sebesar ,11 tn. PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 9

10 Pengembangan ptensi unggulan Prvinsi Banten di bidang Perkebunan. Kelapa sangat ptensial, hal ini dikarenakan letak gegrafis Banten yang strategis untuk perkebunan Kelapa. Dari kebun kelapa banyak hal yang dapat dikembangkan, salahsatunya adalah prduk ccnut il (minyak kelapa). Ptensi dari pengembangan kmditi kelapa di Prvinsi Banten tersebar dari mulai wilayah pesisir sampai dengan daerah pegunungan, secara rinci daerah, luas dan prduksi kmditi kelapa tercantum dalam tabel berikut : N. Daerah Luas lahan (Ha) Prduksi (Tn) 1. Pandeglang , ,45 2. Lebak , ,97 3. Tangerang , ,10 4. Serang , ,68 5. Cilegn 4.141, ,91 Jumlah , ,11 Sumber : Banten dalam angka tahun 2007, BPS Prvinsi Banten Di samping perkebunan yang dikella leh masyarakat adapula yang dikembangkan leh pihak swasta, di Kabupaten Lebak 54,9 ha dengan jumlah prduksi 14,164 tn tiap tahun dan di Kabupaten Pandeglang seluas 129,32 ha dengan ttal prduksi 37,32 tn tiap tahun. Dengan berbagai kemajuan yang telah diperleh dari prduk ikutan/lanjutan kmditi kelapa peluang pasar semakin besar khususnya bagi industri industri yang menggunakan prduk lahannya dari kelapa. Dari kekayaan invesi telah mengantarkan prduk prduk ikutan menjadi prduk unggulan yang sangat berptensi dimasa yang akan datang saat ini bahkan permintaan akan prduk ini dalam skala reginal semakin meningkat, karena selain nilai manfaat yang didapat, prduk ini memberikan nilai tambah s%b!gai prduk akrab lingkungan dan tidak berbahaya bagai kesehatan pemakainya. Sebagai cnth hasil ikutan dari kmditas kelapa yang akhir `khir ini menjadi prduk unggulan yaitu Virgin Ccnut Oil (VCO) menjelma menjadi barang mewah yang bernilai estetika tinggi bagi PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 10

11 berbagai besar knsumen. Keunggulan lain dari prduk ini adalah masih terbukanya peluang invasi baru dari bahan baku yang sama menjadi prduk derifat (turunan) yang menjajikan dalam skala industri kecil dan menengah sampai industri besar. Dalam analisa memprses VCO menggunakan 5 unit alat dengan kapasitas kelapa per hari dan harga VCO Rp /Kg. Analisis Investasi Pengembangan VCO (Kapasitas 1500 kelapa/hari) 1. Investasi Rp Operatinal cst fixed cst Rp Variabel cst Rp Ttal revenue Rp PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 11

12 4. Net revenue Year 1 Rp Year 2 Rp Year 3 9 Rp Year 10 Rp NPV (disc. Rate 20%) Rp IRR 18,24 % 7. Payback perid 2,07 tahun = 24,88 bulan 8. Fixed price fr prductin Rp ,70 / Kg 9. BEP Rp , BC Rati 1, BEP capacity 100,85 Kg/hari Dari analisis diatas terlihat bahwa usaha VCO layak dilakukan pada tingkat suku bunga kmersial (15 % ), dimana terlihat nilai NPV nya psitif, nilai B/C ratinya 1.78 artinya investasi ini mempunyai manfaat sebesar 1.78 terhadap pendapatan yang diperleh, nilai IRR % artinya kegiatan investasi / usaha penglahan fillet ikan nila gift dan patin masih layak dilakukan sampai dengan suku bunga 18,24 %. Nilai Payback Perid sebesar 2,07 artinya seluruh biaya kegiatan investasi VCO dapat dikembalikan dalam jangka waktu 2,07 tahun. 5. Penglahan Ikan PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 12

13 Pemerintah berencana mengembangkan wilayah Bjnegara sebagai salah satu Kawasan Eknmi Khusus (KEK) di Indnesia. Untuk mendukung rencana tersebut kini sedang dibangun Pelabuhan Internasinal Bjnegara (PIB) sebagai akses perdagangan internasinal. Apabila rencana dimaksud terwujud maka akan banyak sektr terlibat, baik itu sektr hulu maupun hilir seperti : perdagangan, industri, pariwisata, perhubungan, dan lain lain, tak terkecuali sektr kelautan dan perikanan. KEK Bjnegara juga diyakini akan memberikan efek pertumbuhan eknmi yang luar biasa bagi daerah. Masalahnya adalah bagaimana menangkap peluang pengembangan kawasan Bjnegara dimaksud menjadi suatu peluang eknmi. Namun demikian hal tersebut harus didasarkan pada kerangka pengembangan KEK Bjnegara secara keseluruhan, tidak bleh parsial. Bagi sektr perikanan sendiri keberadaan KEK dan PIB Bjnegara merupakan peluang tersendiri untuk mewujudkan knsep Kawasan Industri Perikanan Terpadu di Prvinsi Banten. Diharapkan hal tersebut dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana pengembangan kawasan khusus Bjnegara leh pemerintah. Untuk itu ptensi pengembangan perikanan terpadu sangat memungkinkan di wilayah ini. Secara singkat dapat dijelasakan bahwa tujuan dari knsep pembangunan kawasan industri perikanan terpadu di Kawasan Pelabuhan Bjnegara adalah untuk memberikan gambaran akan perlunya kawasan yang diperuntukan bagai sektr kelautan dan perikanan dalam rangka mempercepat prses pertumbuhan eknmi daerah dan nasinal secara umum. Jika berbicara tentang kawasan industri perikanan dalam knteks pembangunan kawasan pelabuhan Bjnegara Serang - Banten, maka yang tergambar adalah Subsektr Agribusinis Hilir ( Dwn Stream Agribusiniss) dan Sub sektr Jasa Penunjang ( Supprting Institutin). Sedangkan Sub sektr Hulu ( Upstream Agribusiniss ) berupa kegiatan industry penangkapan ikan dan Sub sektr Perikanan Primer ( On Farm Agribusiniss) berupa kegiatan budidaya merupakan sub sektr prduksi yang ikut mendukung berkembang PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 13

14 sub sektr hilir dan diharapkan prduksi dari luar Prvinsi Banten dapat berkntribusi untuk pergerakan awal sub sektr industri hilir, karena dengan adanya aktifitas dikawasan industri penglahan hasil perikanan sebagai Sub sektr hilir diharapkan akan mempercepat prses pembangunan kawasan industri perikanan disektr hulu dan akan merubah pandangan masyarakat di daerah, baik nelayan maupun pembudidaya untuk lebih mengptimalkan prduksi hasil tangkapan maupun budidayanya. Alasan substantial dan kntekstual perlu dibangun kawasan industri perikanan ( Cluster Industry Fishyries ) di subsektr hilir adalah bahwa sektr kelautan dan perikanan mempunyai kntribusi terhadap pertumbuhan eknmi dan mengapa pembangunan kawasan industri perikanan adalah sub sektr hilr berupa industri penglahan ikan dan penunjang lainnya, dan dari segi PDRB Prvinsi Banten bertumpu juga pada ptensi eknmi yang berfkus pada industri penglahan, perdagangan, htel dan restran. Disamping hal ini tidak lepas dari isu yang terkait dengan perubahan kedepan yang siginifikant dimana kawasan industri perikanan sekarang yang ada di Pelabuhan Perikanan Muara Baru DKI Jakarta, menampung hasil prduksi perikanan budidaya dari 3 ( tiga ) Prvinsi ( lampung, Banten.dan Jawa Barat ) selain hasil tangkapan kapal-kapal dari luar Prvinsi DKI, kedepan fungsi kawasan ini akan mengalami penurunan kualitasnya, karena ancaman banjir pada saat laut pasang dan hal ini terjadi penurunan daratan wilayah DKI dan resapan air laut ke daratan, disamping harga sewa lahan untk cntainer di Pelabuhan Tanjung Prik semakin meningkat dan hal ini memberatkan pihak eksprtir perikanan. Dengan Paradigma Peningkatan Daya Saing bisa dimungkinkan Prvinsi Banten sebagai Kmpetitr Prvinsi DKI, namun hal ini tidak terjadi apabila dikedepankan aspek teknis dimana Prvinsi Banten lebih mendukung hal tersebut sementara Wilayah di Prvinsi DKI telah terjadi kemunduran dalam kualitas daratan Sehingga secara alami investr lebih mencari fasilitatr yang lebih menguntungkan.dalam melakukan kegiatan prduksi dan perdagangannya. PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 14

15 6. Kmpnen Kawasan a. Kmpnen Regulasi Dalam membuat kawasan industri kelautan dan perikanan perlu didukung leh unsur regulasi yang mengatur pembuatan kawasan industri ( Cluster Industry) baik yang bersumber dari Departemen teknis yaitu Departemen Kelautan dan Perikanan yang mengatur tata ruang pembangunan kawasan industri perikanan sehingga unsur yang menjaga stabilitas lingkungan pesisir tetap terjaga, atau pun dari instansi atau Departemen yang berkaitan dengan pengaturan rencana tata ruang kta/ kabupaten secara umum dimana pembangunan di kabupaten /kta Serang arahan pengellaannya adalah sebagai berikut : a) Diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan wilayah Pulau yang berientasi pada upaya mendrng perkembangan sektr prduksi wilayah terutama industri, pariwisata, perdagangan dan pertanian/perikanan b) Meningkatkan dan memantapkan aksesibilitas antara Kta Serang dengan kta Labuhan, Pandeglang, Rangkasbitung, Cilegn dan caln pelabuhan IHP Bjnegara guna mendukung prses kleksi dan distribusi rang dan hasil prduksi pertanian dan industri serta mendukung pengembangan kegiatan wisata di sepanjang pantai Anyer- Carita c) Mengendalikan pertumbuhan kta secara ekspansif yang tidak terkendali (Urban sprawl) dan pertumbuhan menerus (knurbasi) terutama disepanjang kridr Cilegn-Serang- Tangerang melalui pengembangan jalur hijau dan kantungkantung/kawasan-kawasan pengembangan (industri, permukiman) terpadu d) Memantapkan aksesibilitas kta Serang dengan pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan lainnya di Pulau Jawa dan Sumatera melalui peningkatan kualitas sistem jaringan transprtasi darat dan penyeberangan, pemantapan uter ringrad yang melayani transprtasi antar prvinsi dan menunjang pergerakan lintas batas serta kelancaran pergerakan angkutan barang PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 15

16 e) Mengembangkan sistem transprtasi yang sinergis dengan pusat-pusat permukiman dan pengembangan kegiatan usaha f) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kta (jalan, persampahan, air bersih, dst) yang memenuhi standar nasinal g) Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan yang mendukung terjaganya minat investasi pasar mdal. h) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan kreativitas masyarakat kta Serang i) Menyiapkan perangkat zning regulatin sebagai landasan pembangunan kegiatan perktaan terutama pada kawasankawasan yang cepat berkembang b. Kmpnen Teknis Kawanan Industri Penglahan Hasil Perikanan Kmpnen kawasan industri perikanan sub sektr hilir dimana kegiatannya merupakan industri penglahan hasil perikanan untuk pembangunannya diarahkan pada persiapan pengperasian unit industri penglahan hasil perikanan berupa kegiatan pendinginan, pembekuan ikan dan penglahan Tradisinal ( Pemindangan, pengasinan, pengeringan dll). Kmpnen penunjang yang terkait dengan berperasi kmpnen industri perikanan antara lain pusat pendaratan ikan., unit perbekalan, unit penampungan. Ketersediaan infrastruktur berupa jalan, aliran listrik dan air bersih dengan kapasitas 50 l/detik sangat penting dalam mendukung industri perikanan Analisis Eknmi Pengembangan Kawasan Agrindustri Perikanan (asumsi Luas 20 Ha) Net Present Value : Rp Internal Rate Return : 22,3% Laba bersih rata-rata : Rp Benefit Cst Rati : 2,12 Pay Back Perid : 6 tahun ICOR : 3,13 PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 16

17 ILOR : 13,95 Discunt Rate : 10 % (selama 25 tahun) ROI : 33,4 Dari analisis diatas terlihat bahwa usaha agrindustri perikanan terpadu layak dilakukan pada tingkat suku bunga kmersial (15 %), dimana terlihat nilai NPV nya psitif, nilai B/C ratinya 2.12 artinya investasi ini mempunyai manfaat sebesar 2.12 terhadap pendapatan yang diperleh, nilai IRR 22,3 % artinya kegiatan investasi/usaha agrindustri perikanan terpadu masih layak dilakukan sampai dengan suku bunga 22,3 %. Nilai Payback Perid sebesar 6 artinya seluruh biaya kegiatan investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu 6 tahun. Sedangkan ICOR 3,13 mengindikasikan bahwa Misalnya target pertumbuhan eknmi yang ingin dicapai 6 persen, dengan ICOR 3,13 berarti kebutuhan tingkat investasi dalam persentase terhadap PDB yang dibutuhkan untuk mencapai target pertumbuhan 6 persen adalah 18,78 persen dari PDB. Nilai ICOR suatu sektr bila berada di bawah 4 mengindikasikan investasi pada sektr tersebut akan cukup efisien, Nilai Indeks ILOR sangat tergantung pada kebijakan eknmi pemerintah berkaitan dengan aspek ketenagakarjaan. Hal ini berkaitan dengan pilihan kebijakan apakah industri yang akan dikembangkan bersifat padat karya (labr intensive) atau padat mdal (capital intensive). Semakin tinggi nilai ILOR maka semakin besar kebutuhan tenaga kerja Sedangkan nilai ROI (return n investment) yaitu prsentase (%) dari manfaat atas perbandingan dari biaya yang akan dikeluarkan. Dengan nilai 33,4 maka kegiatan agrindustri perikanan terpadu tersebut sangat layak. PROFIL POTENSI INVESTASI PROVINSI BANTEN 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Issue yang sedang hangat menjadi pembicaraan adalah rencana pemindahan aktivitas pelabuhan laut khusus penumpang lintas Semarang - Kumai pada Pelabuhan Tanjung Emas.Tanjung

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

Pengaruh Infrastruktur terhadap Properti Komersial

Pengaruh Infrastruktur terhadap Properti Komersial Cldwell Banker Cmmercial Kawasan Bisnis Granadha, 12 th B Flr Jl. Jenderal Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Indnesia Phne : +62 21 255 39 388 Fax : +62 21 255 39 399 1 PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PROPERTI

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang PERANAN SEKTOR KEHUTANAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA BARAT 1) Oleh : Nur Arifatul Ulya 2) ABSTRAK Prvinsi Sumatera Barat merupakan salah satu prvinsi di Pulau Sumatera yang memiliki kawasan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS 2012 STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS Seri Analisis Pryek 5/24/2012 1. Pengertian Studi Kelayakan Sebelum menyusun Prpsal usaha pada uumnya dilakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu. Studi kelayakan usaha

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 009-013 A. VISI DAN MISI DAERAH V isi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan, berupa kmitmen murni,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah ppulasi 8.389.443 jiwa serta kepadatan penduduk sebesar 12.682,1/ 2 km, diperkirakan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knsep ekwisata pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable develpment). Pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH Oleh : Riesky Febrian NIM : 10.12.4366 Kelas : S1.SI.2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1. Pendahuluan Ikan gurami merupakan ikan asli perairan Indnesia yang sudah menyebar

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja ICRA Indnesia Rating Feature May 2013 ICRA Indnesia Metdlgi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan eknmi. Baja merupakan kmpnen umum pada beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri DOKUMEN KEBIJAKAN RUMUSAN VISI bab 5 Tujuan dan Kebijakan RPJM Prvinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 Terwujudnya Jawa Timur ya Makmur dan Berakhlak dala Kerangka Negara Kesatuan Republik Indnesia RTRW Prvinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017 N.29/ 05 / 63 / Th XXI/ 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,15 juta rang, terjadi penambahan sebesar 100,18 ribu rang dibanding 2016. Jumlah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses

PENDAHULUAN. raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai produsen terbesar di dunia, kelapa Indonesia menjadi ajang bisnis raksasa mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) proses produksi, pengolahan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 N.31 / 05 / 63 / Th XIX/ 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,07 juta rang, terjadi penambahan sebesar 50,7 ribu rang dibanding Februari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

Data. - Data Primer - Data Sekunder

Data. - Data Primer - Data Sekunder Analisa Prgramming Tinjauan Lkasi Kndisi Eksisting Kndisi Site Batas batas wilayah (Makr & Mikr) Ptensi Lkasi ALR BERPIKIR (Pengembangan Ptensi Perkebunan) (Perancangan Agrwisata Strawberry) LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesiner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas Terima kasih atas partisipasi Anda dalam survei singkat yang akan membantu kami menemukan rintangan dalam 'Rantai paskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 N.28/05/63/Tahun XX/4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja mencapai 2,05 juta jiwa, berkurang sebanyak 16,2 ribu jiwa dibandingkan 2015. Jumlah pekerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT 4.1. Visi dan Misi Visi adalah gambaran realistis masa depan yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN

TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN DI LAHAN PEKARANGAN Bunaiyah Hnrita Balai Pengkajian Teknlgi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Sumber: Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten 1. Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas sebesar 9.160,70

Lebih terperinci

Apakah Perekonomian Indonesia Melambat?

Apakah Perekonomian Indonesia Melambat? Seminar Nasinal Apakah Pereknmian Indnesia Melambat? Disampaikan leh: PT. Danareksa (Perser) Jl. Medan Merdeka Selatan N. 14 Jakarta Agustus 2017-0 - Outline A. Prspek Pereknmian Glbal dan Ekspr Indnesia

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Lampiran 1 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 PENDAHULUAN Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan dkumen pembangunan yang disusun untuk kurun waktu

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

Lahan 3.1. Kondisi Peruntukan. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman. Tabel 3.1. Kondisi Peruntukan Lahan Kawasan Prioritas Kelurahan Tenilo

Lahan 3.1. Kondisi Peruntukan. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman. Tabel 3.1. Kondisi Peruntukan Lahan Kawasan Prioritas Kelurahan Tenilo Tabel 3.1. Kndisi Peruntukan Lahan Kawasan Priritas Kelurahan Tenil 3.1. Kndisi Peruntukan Lahan Peruntukan lahan di Kelurahan Tenil sebagian besar masih di dminasi leh semak/belukar yaitu sekitar 136,91

Lebih terperinci

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses pemekaran wilayah. Dimulai dari awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan panjang garis pantai km, memiliki potensi sumber daya pesisir dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan panjang garis pantai km, memiliki potensi sumber daya pesisir dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km, memiliki potensi sumber daya pesisir dan lautan

Lebih terperinci

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri bab 5 Tujuan dan Kebijakan Dalam bab ini menguraikan secara singkat TUJUAN dan yang sudah dirumuskan dari hasil FGD 1. Selain itu iurai pula mengenai visi dan misi pembangunan Kta serta kebutuhan pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis

1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis pada desain terpadu antara tata guna lahan, berbagai elemen rancang lingkungan serta sarana dan prasarana lingkungan. Oleh karena itu, melalui prgram Penataan Lingkungan Berbasis Kmunitas (PLP-BK) maka

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah

I. PENDAHULUAN. 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung berada antara 3º45 dan 6º45 Lintang Selatan serta 105º50 dan 103º40 Bujur Timur. Batas wilayah Provinsi Lampung sebelah utara berbatasan dengan Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki

I. PENDAHULUAN. bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan sawah memiliki manfaat sebagai media budidaya yang menghasilkan bahan pangan utama berupa beras. Selain itu, lahan sawah juga memiliki manfaat bersifat fungsional

Lebih terperinci

PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN. Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya

PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN. Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya PENGAMBILAN CONTOH BENIH TEBU G2 DALAM BENTUK BUDSET DI KP. PASURUAN P3GI KAB. PASURUAN I. Prfil P3GI Oleh : Nur Fatimah, S. TP PBT Pertama BBPPTP Surabaya Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indnesia (P3GI)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Tangerang Selatan terletak di timur propinsi Banten dengan titik kordinat 106 38-106 47 Bujur Timur dan 06 13 30 06 22 30 Lintang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan

BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI. dan tujuan KUK yang sebenarnya. Seringkali penyaluran KUK semata-mata didasarkan BAB II GAMBARAN UMUM KOPERASI A. Sejarah singkat Kperasi Kampar Mitra Mandiri Sejak bank-bank diwajibkan menyalurkan 22,5% dari prtepel kreditnya untuk Kredit Usaha Kecil (KUK), maka vlume kredit yang

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung

Lebih terperinci

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri

5.1 Visi dan Misi Pembangunan Kota Kediri Kebijakan yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan Kta Kediri secara singkat dapat LAPORAN AKHIR SEMENTARA DOKUMEN KEBIJAKAN RUM bab 5 Tujuan dan Kebijakan RPJM Prvinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar merupakan bagian terpenting dalam kegiatan eknmi dan kesejahteraan masyarakat. Pasar adalah wadah dimana penjual atau pembeli dapat langsung bertemu secara fisik.

Lebih terperinci

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia - 54 - BAB 3: KORIDOR EKONOMI INDONESIA A. Postur Koridor Ekonomi Indonesia Pembangunan koridor ekonomi di Indonesia dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Negara Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pada sektr industri di Semarang semakin meningkat seiring dengan perkembangan kta. Salah satunya di Kecamatan Pedurungan, Semarang. Di wilayah ini tingkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Definisi Judul

BAB I. 1.1 Definisi Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Judul Pasar : Tempat berlangsungnya transaksi jual beli barang dengan berbagai macam item, dan berjumlah banyak. Ikan knsumsi : Hewan yang hidup di air, baik di air tawar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah menjadi sumber pendapatan daerah yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 1.2 SISI PENAWARAN Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami perlambatan. Dua sektor utama yang menekan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2012 adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa mengingat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan yang sering dihadapi dalam perencanaan pembangunan adalah adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran investasi yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA BANJARMASIN 2013-2032 APA ITU RTRW...? Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan Pola Ruang Wilayah Kota DEFINISI : Ruang : wadah yg meliputi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Rubrik Utama MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan Oleh: Dr. Lukytawati Anggraeni, SP, M.Si Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor olume 18 No. 2, Desember

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2)

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2) Pendahuluan Secara umum aktivitas pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJAR TAHUN

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJAR TAHUN -1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa sejalan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci