Analisis Mekanisme Failover pada Hyper-V Cluster untuk Virtual Server

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Mekanisme Failover pada Hyper-V Cluster untuk Virtual Server"

Transkripsi

1 Analisis Mekanisme Failover pada Hyper-V Cluster untuk Virtual Server Artikel Ilmiah Peneliti : Hallilintar Arya Pasa Putra ( ) Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga Juli 2013

2

3

4

5

6

7 Analisis Mekanisme Failover pada Hyper-V Cluster untuk Virtual Server 1) Hallilintar Arya Pasa Putra, 2) Teguh Indra Bayu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia 1) 2) Abstract Virtualization technology has been a trend in IT sector as an effort to reduce the expenditure of server infrastructure development. Virtualization allows multiple servers run as virtual machine (VM) that are built inside single physical machine. As a consequence, if the physical machine experiences a failure, it will also cause failure to the entire VMs inside. In order to maintain services and disaster recovery scenario, a failover technique have to be deployed inside the physical machine. Hyper-V Cluster comes with the feature that needed for the condition. Result of this research is downtime variation analysis which influenced by failover mechanism. Parameters which used for testing are VM amounts that move concurrently and priority level of each VM. Keywords: Hyper-V Cluster, Failover, Downtime Abstrak Teknologi virtualisasi telah menjadi tren dalam bidang IT sebagai usaha untuk menekan pengeluaran dalam pengembangan infrastruktur server. Virtualisasi memungkinkan beberapa server berjalan sebagai mesin virtual (VM) yang dibangun di dalam satu unit mesin fisik. Kerugiannya, jika mesin fisik mengalami kegagalan, akan mengakibatkan kegagalan terhadap seluruh VM di dalamnya. Untuk dapat mempertahankan layanan dan sebagai skenario pemulihan bencana, sebuah teknik failover harus diaplikasikan di dalam mesin fisik. Hyper-V Cluster memiliki fitur yang diperlukan pada kondisi tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah analisis terhadap variasi downtime yang dipengaruhi oleh mekanisme failover. Parameter yang digunakan pada proses uji coba adalah jumlah VM yang berpindah secara bersamaan serta tingkatan prioritas dari masing-masing VM. Kata Kunci: Hyper-V Cluster, Failover, Downtime 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

8 1. Pendahuluan Infrastruktur di bidang teknologi informasi menjadi aset yang penting dan strategis bagi sebuah perusahaan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa investasi IT memerlukan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan investasi dan perancangan infrastruktur teknologi informasi yang dikembangkan secara strategis untuk dapat mencapai efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan serta juga dapat mereduksi pengeluaran. Salah satu potensi pengeluaran yang cukup tinggi adalah pengembangan infrastruktur server. Solusi untuk menekan pengeluaran ini salah satunya adalah dengan melakukan konsolidasi server dengan menggunakan teknologi virtualisasi. Beberapa server yang memiliki utilitas rendah dapat dijadikan sebagai virtual server yang berjalan di dalam sebuah server fisik. Seringkali sebuah server dituntut untuk dapat memberikan layanan yang bersifat continue, dengan downtime dan fault tolerance sekecil mungkin untuk mendukung kelangsungan bisnis perusahaan. Padahal, terkadang server memerlukan maintenance, bahkan pada jam sibuk. Ditambah lagi kemungkinan adanya kegagalan maupun error yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Disaster recovery perlu dipersiapkan sebagai langkah untuk menjaga layanan dari server. Oleh karena itu, server harus dikonfigurasi sedemikian rupa untuk dapat melakukan penanganan secara otomatis terhadap kegagalan yang terjadi, sehingga server dapat mencapai high availability (ketersediaan tinggi). Salah satu solusinya adalah dengan membangun failover cluster, yang juga dapat diimplementasikan pada lingkungan virtualisasi server. Beberapa server fisik yang menjalankan virtual server secara keseluruhan saling bekerja sama menjadi satu kesatuan cluster. Saat salah satu server fisik mengalami kegagalan, maka sumber daya dari virtual server akan dipindahkan menuju ke server fisik lain yang masih aktif. Dengan demikian, layanan yang diberikan oleh virtual server dapat berjalan secara terus-menerus tanpa terganggu oleh kegagalan maupun error yang terjadi pada server fisiknya. 2. Kajian Pustaka Teknologi virtualisasi merupakan upaya untuk mengemulasikan sumber daya komputasi fisik, seperti komputer desktop, server, prosesor dan memori, sistem penyimpanan, jaringan, dan aplikasi individu. Virtualisasi server menciptakan lingkungan virtual yang mengijinkan berbagai aplikasi maupun server untuk dapat berjalan bersamaan dalam satu komputer, layaknya seperti berada pada satu komputer independen [1]. Ada beberapa pokok-pokok penting mengenai virtualisasi. Hal tersebut adalah penambahan lapisan abstraction di antara aplikasi dan perangkat keras, pengurangan biaya dan kompleksitas, pemisahan sumber daya komputer untuk peningkatan ketahanan uji dan keamanan, eliminasi kemungkinan redudansi, dan meningkatkan utilitas infrastruktur IT [2]. Setiap virtual server didukung oleh arsitektur dasar yang sama dengan komputer fisik aslinya. Di dalam virtualisasi server, terdapat abstraction yang bekerja untuk membuat sebuah mesin komputer tunggal berfungsi seperti layaknya lebih dari satu mesin, dengan mereplikasikan setiap karakteristik fisik perangkat keras untuk dapat digunakan dalam perangkat lunak pada virtual server. Virtualisasi merupakan konsep pembagian sumber daya 1

9 perangkat keras yang ada pada mesin komputer fisik untuk dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian tersebut dioperasikan secara mandiri tanpa mengganggu satu sama lain. Bagian ini yang disebut sebagai virtual machine (VM). Sistem operasi yang berjalan pada VM ini disebut sebagai guest dan server fisik disebut sebagai host. Terdapat tiga jenis pendekatan dalam virtualisasi server, yaitu full virtualization, paravirtualization, dan hardware-assisted virtualization [3]. Pada jenis pendekatan hardware-assisted virtualization, terdapat istilah hypervisor yang merupakan lapisan tambahan yang berada di antara physical hardware dan sistem operasi, yang berfungsi untuk mengelabui setiap sistem operasi agar berpikir bahwa mereka sedang berjalan pada perangkat keras yang sebenarnya. Jenis-jenis hypervisor dapat dibedakan berdasarkan tipe maupun desainnya [4]. Berdasarkan tipenya, terdapat hypervisor dengan jenis bare-metal dan hosted. Bare-metal berjalan langsung di atas hardware, sedangkan tipe hosted berjalan di dalam sistem operasi host-nya. Berdasarkan desainnya terdapat hypervisor dengan struktur monolithic dan microkernelized. Monolithic hypervisor membawa driver perangkat kerasnya sendiri yang mengakibatkan attack surface-nya masih signifikan. Sedangkan microkernelized hypervisor tidak memiliki third-party device drivers. Driver yang dibutuhkan oleh perangkat keras dalam berbagi sumber daya terletak pada sistem operasi host, sehingga guest tidak perlu melakukan routing melalui host partition drivers. Gambar 1 Strukrur Hypervisor tipe Bare-metal dan Hosted [4] Gambar 2 Strukrur Hypervisor tipe Monolithic dan Microkernel [4] 2

10 Hyper-V merupakan platform virtualisasi dari Microsoft yang dapat diinstal sebagai standalone application maupun sebagai role dari sistem operasi Microsoft Windows Server 2008 ke atas. Hyper-V menggunakan arsitektur hypervisor tipe bare-metal dengan mengadopsi konsep microkernelized. Hypervisor merupakan jenis software unik yang memungkinkan sebuah komputer dapat menjalankan lebih dari satu sistem operasi. Bare-metal merupakan jenis hypervisor yang berjalan secara langsung di atas perangkat keras fisik dari host-nya, untuk menjadi penjembatan dan sebagai program pengendali antara sistem operasi guest dengan hardware. Sehingga VM memiliki akses langsung terhadap perangkat keras fisik. Sedangkan implementasi dari microkernelized memungkinkan sebuah instance VM berperan sebagai parent partition dan instance lain sebagai child partition. Parent partition merupakan sistem operasi host, sedangkan VM sebagai child partitions. Pada dasarnya, sistem operasi host dan beberapa sistem operasi guest berjalan bersama-sama pada tingkatan yang sama, yaitu di atas hypervisor. Kesemuanya memiliki hak akses yang sama terhadap hardware. Host bertanggung jawab mengelola semua guest yang ada [5]. Selain itu, Hyper-V merupakan platform virtualisasi dengan jenis hardware-assited virtualization, sehingga dibutuhkan prosesor yang mendukung platform virtualisasi tersebut, yaitu dengan menggunakan prosesor Intel VT atau AMD-V. Selain itu, opsi Data Execution Protection (DEP) pada prosesor, atau yang biasa disebut sebagai Intel XD atau AMD NX Bit, juga harus diaktifkan [6]. Gambar 3 Abstraksi Hypervisor pada Hyper-V [5] Cluster merupakan sekumpulan komputer independen yang beroperasi serta bekerja bersama-sama untuk sebuah layanan yang diberikan kepada client. Dari sisi client, komputer-komputer dalam cluster tersebut akan terlihat seolah-olah merupakan satu unit komputer. Salah satu jenis cluster adalah high availability cluster, atau yang biasa disebut juga sebagai failover cluster, yang pada umumnya diimplementasikan untuk tujuan peningkatan ketersediaan layanan yang disediakan oleh sistem cluster tersebut. Elemen-elemen cluster saling bekerja sama dengan memiliki node-node redundan, yang kemudian digunakan untuk menyediakan layanan saat salah satu node mengalami kegagalan (single point of failure). Dalam lingkungan non-virtualisasi, HA diimplementasikan untuk server yang memiliki beban kerja tinggi dan layanan yang bersifat kritis. Agar layanan 3

11 tidak mengalami gangguan, diperlukan solusi high availability untuk melakukan recovery apabila server tersebut mengalami downtime. Sedangkan pada lingkungan virtualisasi, dimana satu unit server fisik menangani beberapa VM sekaligus, apabila terjadi gangguan pada server fisik tersebut tentunya akan berimbas pada gangguan layanan dari seluruh VM yang ada di dalamnya. Untuk mencegah kemungkinan ini, implementasi high availability menjadi hal yang penting dari virtualisasi server. Implementasi high availability cluster bertujuan untuk meminimalisasi angka downtime dan fault tolerance. Downtime merupakan periode waktu saat layanan yang diberikan oleh sistem tidak tersedia, dikarenakan oleh terjadinya kegagalan dari sistem tersebut [7]. Downtime dapat diakibatkan oleh kesengajaan maupun adanya kegagalan pada sistem. Sehingga, downtime dibagi menjadi dua jenis, yaitu planned downtime dan unplanned downtime [8]. Planned downtime terjadi saat dibutuhkan sebuah pemeliharaan terhadap sistem, antara lain perbaikan atau upgrade hardware maupun software, update dan patching yang memerlukan restart sistem, dan juga deployment aplikasi. Sedangkan unplanned downtime terjadi secara mendadak dan tidak diinginkan, karena disebabkan oleh kegagalan sistem, yang biasanya terjadi karena kesalahan dalam pemakaian (human error), baik oleh administrator maupun oleh user, kerusakan dan malfungsi hardware maupun software, terputusnya jaringan, pemakaian yang melebihi kapasitas, serta dapat pula diakibatkan oleh bencana alam. Pada Hyper-V Cluster suatu planned downtime saat dilakukan maintenance terhadap server host dapat diantisipasi dengan melakukan migrasi VM. Migrasi VM adalah kemampuan memindahkan sebuah VM dari satu Hyper-V host menuju Hyper-V host yang lain tanpa terjadinya downtime dari VM yang mengalami perpindahan tersebut. Agar layanan yang diberikan oleh VM tetap dapat berjalan dengan normal, maka untuk meminimalisasi downtime terlebih dahulu VM dipindahkan menuju ke host yang lain. Dan setelah proses maintenance selesai dilakukan, VM dapat dikembalikan menuju host semula. Selain itu, migrasi VM juga dapat dilakukan untuk pembagian beban VM pada host yang ada. Sehingga beberapa server host yang ada pada datacenter dapat memiliki utilisasi resource hardware yang seimbang. Terdapat tiga macam migrasi VM pada Hyper-V Cluster, yaitu VM storage migration, quick migration, dan live migration. Storage migration adalah kemampuan untuk memindahkan file-file yang berkaitan dengan VM, seperti virtual hard disk, snapshot, dan configuration file dari satu lokasi ke lokasi lain. Storage migration seringkali dilakukan saat terjadi maintenance dan optimalisasi sumber daya media penyimpanan (storage). Proses perpindahan pada storage migration hanya terjadi terhadap file-file VM saja, sedangkan resource VM tetap berada pada host-nya. Quick migration merupakan kemampuan untuk memindahkan VM yang sedang berjalan dari host yang satu menuju ke host yang lain. Proses quick migration dimulai dengan mengambil snapshot dari VM, dilanjutkan dengan save VM state, memindahkan VM, dan kemudian di-resume kembali saat VM sudah berada pada host tujuan. Sedangkan live migration memiliki fungsi yang sama dengan quick migration, yaitu dengan memindahkan VM antar server host. Namun, perpindahan dilakukan secara live, sehingga VM tetap aktif saat berpindah menuju host yang lain. Kunci dari live migration adalah 4

12 pada proses copy memory pages secara iteratif dari host sumber menuju host tujuan dan setelah berpindah menuju host tujuan, VM diaktifkan serta akses dari sisi client di-redirect ke VM target [9]. Unplanned downtime pada Hyper-V Cluster di-recovery dengan menggunakan teknik failover. Recovery ditujukan bagi VM apabila host mengalami kegagalan. Saat terjadi kegagalan pada server host, seluruh VM yang berada di dalam host tersebut akan di-failover dengan cara dipindahkan menuju host lain yang masih aktif. Namun, pada saat host mengalami kegagalan VM kehilangan sumber daya selama beberapa saat, hingga dipindahkan menuju host lain dan di-restart secara otomatis. Sehingga hal ini tetap menyebabkan downtime bagi VM, yang dimulai sejak host asal mengalami kegagalan, dan berakhir pada saat VM aktif setelah proses booting selesai dan service dari VM juga telah aktif. 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai adalah Network Development Life Cycle (NDLC) yang biasa dipakai dalam perancangan infrastuktur jaringan. Tahapantahapan pada metode NDLC dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Tahapan Network Development Life Cycle [10] Analysis adalah tahap dilakukannya analisis terhadap perencanaan kerja, berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahapan ini dilakukan pula persiapan terhadap teknologi yang ingin dipakai dan sesuai dengan kebutuhan. Virtualisasi server dibangun dengan menggunakan platform Hyper-V yang diinstal sebagai role dari Windows Server Sedangkan virtualisasi server yang sudah terbangun disempurnakan dengan mengimplementasikan Hyper-V Cluster sebagai failover clustering terhadap VM. Untuk dapat memenuhi hal tersebut, dilakukan persiapan terhadap kebutuhan hardware maupun software dengan detail pada Tabel 1 dan Tabel 2. Dua unit server fisik digunakan sebagai host yang juga berperan sebagai node pada cluster, sedangkan satu tambahan server digunakan sebagai domain controller server untuk menyediakan sebuah domain, mengendalikan active directory, dan sebagai DNS server, serta memiliki peran sebagai iscsi Target, yaitu server yang menyediakan iscsi sebagai media penyimpanan bersama untuk kedua server node. Dalam hal ini server node berperan sebagai iscsi Initiator, atau client dari iscsi. Penggunaan dua jaringan bertujuan untuk memisahkan jaringan internal antar server secara lokal dengan jaringan eksternal yang digunakan untuk koneksi 5

13 oleh client. Jaringan internal untuk komunikasi antar server membutuhkan bandwidth yang besar, karena dikhususkan untuk mendukung proses failover clustering, migrasi VM, dan pertukaran data lain yang menghubungkan seluruh server fisik dan virtual yang ada. Pada penelitian ini jaringan internal didukung dengan penggunaan jaringan dengan bandwidth 1 Gbps. Sedangkan jaringan eksternal menggunakan bandwidth 100 Mbps, untuk koneksi internet, aktivitas manajemen dan remoting, serta akses yang dilakukan oleh client. Hardware Server Domain controller Tabel 1 Spesifikasi Hardware Spesifikasi - Intel Core i ,1 GHz - RAM 4 GB - Hard disk 500 GB - Gigabit Ethernet Card Mbps Ethernet Card Server Host 1 Server Host 2 Switch 1 Switch 2 - Intel Core i ,4 GHz - RAM 4 GB - Hard disk 500 GB - Gigabit Ethernet Card Mbps Ethernet Card - Intel Core i3 M380 2,53 GHz - RAM 4 GB - Hard disk 500 GB - Gigabit Ethernet Card Mbps USB Ethernet Card 5 port Gigabit switch 8 port 100 Mbps switch Software Windows Server 2012 Hyper-V 3.0 Internet Information Services (IIS) Starwind iscsi SAN Free Edition v.6 Tabel 2 Spesifikasi Software Fungsi Sistem operasi server fisik dan virtual Platform vrtualisasi hypervisor Aplikasi Web server iscsi SAN Pada fase design dilakukan perencanaan desain dari infrastruktur cluster dari server secara keseluruhan, termasuk server fisik dan server virtual. Terdapat tiga VM yang akan dibangun di atas kedua server host. Salah satu host diinstal dua VM dan host yang lain satu VM, sebagai langkah pemerataan beban, agar semua VM tidak hanya berjalan pada satu host. Hal ini juga diharapkan dapat mengurangi resiko downtime, agar tidak semua layanan VM mengalami downtime secara bersamaan saat host-nya mengalami kegagalan. Ketiga VM yang dibangun merupakan web server dengan layanan yang berbeda-beda. Seluruh VM ini yang 6

14 nantinya akan bertugas untuk melayani client secara langsung melalui layanan yang diberikan melalui aplikasi dari tiap-tiap VM tersebut. Topologi jaringan dari setiap server dengan penggunaan dua jaringan yang berbeda ditunjukkan melalui Gambar 5. Sedangkan desain dari sistem cluster ditunjukkan oleh Gambar 6. Gambar 5 Topologi Jaringan dari Infrastruktur Virtualisasi Server Gambar 6 Infrastruktur Sistem Hyper-V Cluster 7

15 Perancangan desain dari sistem Hyper-V Cluster digambarkan melalui alur kerja dalam Gambar 7. Diawali dengan aktivasi role Failover Clustering pada kedua server node, sehingga muncul fitur Failover Cluster Manager sebagai tool manajemen sistem cluster. Sebelum sistem cluster dibentuk, terlebih dahulu dilakukan validasi untuk melakukan cek validitas dan kompatibilitas dari hardware, jaringan, konfigurasi sistem, dan media penyimpanan terdistribusi yang digunakan. Media penyimpanan Cluster Shared Volume (CSV) digunakan untuk menyimpan seluruh file yang berkaitan dengan VM. Untuk kemudian ketiga VM didaftarkan sebagai role dalam cluster dan juga dilakukan migrasi VM storage menuju CSV. Gambar 7 Alur Kerja Proses Desain Hyper-V Cluster Gambar 8 menunjukkan proses alur kerja failover terhadap VM yang terjadi dalam Hyper-V Cluster : Gambar 8 Flowchart Proses Failover pada Hyper-V Cluster 8

16 Fase simulation prototyping dilakukan dengan mensimulasikan prototpye desain yang telah dirancang dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Cisco Packet Tracer. Pada simulasi tersebut, seluruh server fisik dan server virtual diletakkan sejajar dan terhubung langsung dengan jaringan internal dan jaringan eksternal. Hal ini dikarenakan VM yang berdiri di atas lapisan hypervisor memiliki akses langsung dengan jaringan luar, sama seperti server fisik. Meskipun VM menggunakan virtual switch dengan dijembatani oleh ethernet card fisik dari server host-nya, tetapi VM memiliki jaringan mandiri yang tidak memerlukan bridging maupun routing dari ethernet card fisik milik host-nya untuk dapat terhubung dengan jaringan luar. Sedangkan sebuah komputer client ditambahkan pada jaringan eksternal. Gambar 9 Fase Simulation Prototyping dengan Cisco Packet Tracer Implementation merupakan penerapan dari perancangan desain sistem virtualisasi dan cluster. Setiap server yang ada harus memiliki alamat IP untuk dapat saling berkomunikasi dan melakukan pertukaran data. Seluruh server memiliki dua ethernet card dengan alamat IP subnet /24 untuk jaringan internal dan /24 untuk jaringan eksternal. Daftar alamat IP dan hostname dari tiap-tiap server dijelaskan pada Tabel 3. Melalui domain controller server diciptakan sebuah domain pada forest baru dengan nama aryapasaputra.net, untuk kemudian seluruh server yang lain dijadikan sebagai member dari domain tersebut. Tabel 3 Daftar Alamat IP dan Hostname Server IP Internal IP Eksternal Hostname Domain Controller DCS1.aryapasaputra.net Server Host 1 Server Host HVHOST1.aryapasaputra.net HVHOST2.aryapasaputra.net VM WEB1.aryapasaputra.net VM WEB2.aryapasaputra.net VM WEB3.aryapasaputra.net 9

17 Proses instalasi VM dilakukan dengan menggunakan tool Hyper-V Manager yang terdapat pada server host. Konfigurasi dibuat dengan menetapkan resource hardware untuk masing-masing VM yaitu memori sebesar 700 MB dan 50 GB untuk besaran kapasitas hard disk-nya, serta dilakukan aktivasi opsi Processor Compatibility agar VM dapat berpindah antar host dengan prosesor yang berbeda. Hal ini disebabkan karena server HVHOST1 dan HVHOST2 memiliki perbedaan spesifikasi prosesor, meskipun keduanya berasal dari famili Core i3. Setiap VM dibangun dengan menggunakan sistem operasi Windows Server Layanan dari ketiga VM dirancang dengan menggunakan Internet Information Services (IIS) sebagai aplikasi web server. IIS merupakan role yang sudah tersedia pada sistem operasi Windows Server. Sehingga untuk instalasinya hanya perlu dilakukan aktivasi dari role ini. Halaman web yang akan ditampilkan oleh ketiga VM ini berbeda-beda, oleh karena itu dilakukan pemasangan halaman web custom berupa template HTML pada ketiga VM tersebut. Pada IIS, halaman web beserta dengan seluruh file yang berkaitan dengan web yang akan ditampilkan, disimpan dalam direktori C:\inetpub\wwwroot\. Sistem cluster juga diimplementasikan berdasarkan desain yang telah dirancang sebelumnya. Cluster diberi nama HVCluster dengan alamat IP /24. iscsi SAN yang berada pada domain controller server dibentuk dengan menggunakan bantuan aplikasi Starwind iscsi SAN Free Edition versi 6.0, dan dikoneksikan dengan kedua node, melalui fitur iscsi Initiator. Pada Failover Cluster Manager, iscsi yang sudah terkoneksi dengan kedua node dikonversikan sebagai Cluster Shared Volume (CSV) untuk menyimpan seluruh file yang berkaitan dengan VM, meliputi file virtual hard disk, file-file konfigurasi VM, dan juga snapshot. Ketiga VM dari kedua node didaftarkan ke dalam sistem cluster agar proses failover dapat diterapkan terhadap VM tersebut. Serta dilakukan pula VM storage migration untuk memindahkan seluruh file yang berkaitan dengan VM menuju ke media penyimpanan CSV. Dengan demikian VM akan memiliki kemampuan untuk melakukan proses failover secara cepat jika terjadi kegagalan pada host-nya, karena file tersimpan di luar dari kedua node. Sehingga, saat terjadi kegagalan yang diperlukan hanya memindahkan VM menuju resource perangkat keras yang baru dari host yang masih aktif. Monitoring dilakukan sebagai proses pengujian dari sistem yang telah dibangun, untuk memastikan sistem telah berjalan dengan baik secara keseluruhan. Terutama untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi VM dan juga komponen-komponen cluster untuk dapat melakukan proses failover dengan baik. Selain monitoring yang dilakukan dari sisi internal sistem, proses ini juga dilakukan dari sisi client. Dari sisi client dilakukan pengecekan terhadap layanan VM. Selain itu, untuk melakukan uji coba terhadap fungionalitas sistem cluster dilakukan simulasi kegagalan dengan parameter besaran waktu downtime saat terjadi proses failover. Dan dengan melakukan variasi kondisi dalam simulasi kegagalan tersebut, dapat diketahui bagaimana mekanisme failover dari Hyper-V Cluster dalam melakukan penanganan kegagalan. 10

18 Management, sebagai tahap terakhir melalui pengkajian ulang dengan tujuan untuk mencapai peningkatan kinerja sistem yang optimal dan dapat menyelesaikan permasalahan, serta memastikan bahwa sistem yang dibangun dapat berjalan dengan baik untuk waktu yang lama dan lebih reliabel. Hal yang menjadi kendala dalam infrastruktur cluster yang dibangun adalah terbatasnya hardware dari server host. Masing-masing server host harus mampu menjalankan ketiga VM secara bersamaan. Meskipun dari desain yang dibangun masingmasing host menjalankan 1 dan 2 VM, tetapi saat terjadi kegagalan pada salah satu host, VM yang berada di dalamnya akan berpindah menuju host yang masih aktif. Sehingga ketiga VM akan berjalan pada satu host. Oleh karena itu, pada tahap management dilakukan pengkajian ulang mengenai policy dan beberapa konfigurasi pada sistem. Terutama dalam menetapkan limitasi alokasi hardware resources untuk tiap-tiap VM, sebagai persiapan menghadapi proses failover. Karena kedua host memiliki spesifikasi prosesor dengan 4 logical core dan memori 4 GB, untuk tiap VM ditetapkan prosesor dengan 1 logical core dan memori sebesar 700 MB. Sedangkan pada iscsi SAN sebagai media penyimpanan dari VM disediakan kapasitas 150 GB. Sehingga virtual hard disk dari tiap VM ditetapkan dengan besaran 50 GB dengan konfigurasi dynamically expanded, sebagai langkah penghematan dalam penggunaan free space pada media penyimpanan fisik, karena besarnya file VHD bergantung dari penggunaan media penyimpanan dalam VM yang bersangkutan. 4. Hasil dan Pembahasan Setelah infrastruktur Hyper-V Cluster telah terbangun dengan baik, maka perlu dilakukan uji coba untuk mengukur keberhasilannya dalam mencapai tujuan dari virtualisasi server dan penanganan kegagalan dengan failover. Sebuah komputer client diposisikan pada jaringan eksternal dengan alamat IP /24 dan didaftarkan ke dalam domain aryapasaputra.net dengan username user1. Untuk melakukan uji coba terhadap VM yang telah dirancang sebelumnya, mula-mula dilakukan uji koneksi dari client menuju IP address dari ketiga VM dengan menggunakan perintah ping melalui command prompt. Apabila client sudah terkoneksi dengan ketiga VM, uji coba dilanjutkan terhadap layanan dari VM tersebut. Layanan web yang disediakan oleh ketiga VM diakses melalui web browser. Alamat URL yang digunakan adalah hostname atau dapat pula menggunakan alamat IP dari masing-masing VM. Layanan web dari VM 1 diakses dengan memasukkan URL atau dengan alamat IP Untuk akses terhadap VM 2 menggunakan URL atau Sedangkan akses terhadap layanan web dari VM 3 adalah dengan menggunakan URL atau 11

19 Gambar 10 Hasil Uji Coba Layanan VM 1 Gambar 11 Hasil Uji Coba Layanan VM 2 Gambar 12 Hasil Uji Coba Layanan VM 3 Uji coba selanjutnya bertujuan untuk melakukan pengecekan terhadap fungsionalitas sistem cluster, terutama untuk menguji proses failover saat salah satu node mengalami gangguan atau kegagalan. Pengujian dilakukan dengan simulasi downtime, yaitu planned downtime dan unplanned downtime. Saat simulasi downtime sedang berlangsung, dilakukan analisa terhadap proses failover, apakah sistem cluster yang dibangun sudah dapat berfungsi baik, yaitu dengan memindahkan VM yang menjadi guest pada node yang mengalami kegagalan menuju ke node lain yang masih aktif. Parameter utama yang 12

20 digunakan dalam pengujian ini adalah hasil dari besaran downtime yang didapatkan. Untuk melakukan pengujian terhadap kondisi VM, dilakukan monitoring koneksi dengan menggunakan aplikasi PRTG Network Monitoring yang diinstal pada sisi client. Karena ketiga VM merupakan web server dengan layanan HTTP yang didukung oleh aplikasi IIS, sehingga pengukuran downtime dapat dilakukan dengan menggunakan HTTP Sensor yang tersedia pada aplikasi PRTG Network Monitoring. Dengan penggunaan HTTP Sensor didapatkan hasil berupa grafik loading time dari layanan HTTP dari web server. Dari grafik tersebut, didapatkan pula durasi downtime yang terjadi. Uji Coba Simulasi Planned Downtime Planned downtime dilakukan dengan simulasi migrasi sebagai tindakan saat direncanakan maintenance terhadap server host. Simulasi migrasi yang dilakukan adalah quick migration, dan live migration. Kedua jenis migrasi VM tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk memindahkan hadware resource VM dari satu host menuju ke host yang lain, namun dengan teknik pemindahan yang berbeda. Quick migration terjadi dengan proses save-move-resume, sedangkan live migration terjadi secara live, melalui proses copy memori bitmap secara iteratif. Quick migration dilakukan dengan memindahkan VM dari server host-nya menuju ke host yang lain secara satu per satu dan dilakukan perhitungan durasi perpindahan dan downtime yang terjadi. VM 1 dipindahkan dari server HVHOST1 menuju ke server HVHOST2, sedangkan untuk VM 2 dan VM 3 dipindahkan dari server HVHOST2 menuju ke server HVHOST1. Hasil perhitungan durasi quick migration dan downtime dari masing-masing VM ditunjukkan oleh Tabel 5. Durasi dari downtime yang terjadi sama dengan durasi dari proses quick migration. Hal ini disebabkan karena pada saat berpindah VM berada pada posisi nonaktif, karena VM terlebih dahulu di-pause dan di-resume saat VM sudah berada pada host tujuan. Tabel 5 Perbandingan Durasi Quick Migration dengan Durasi Downtime VM Durasi Quick Migration Durasi Downtime VM 1 31 detik 31 detik VM 2 29 detik 29 detik VM 3 30 detik 30 detik Live migration dilakukan dengan cara yang sama dengan quick migation, yaitu dengan memindahkan resource ketiga VM dari host-nya masing-masing menuju ke host yan lain. Tabel 6 menunjukkan hasil perhitungan durasi perpindahan pada proses live migration dan durasi downtime. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada proses live migration, downtime hanya terjadi sekitar 3 detik. Meskipun pada kenyataannya, selama durasi downtime tersebut, layanan HTTP tidak terputus secara total, hanya saja pada saat kembali terhubung, loading time mengalami peningkatan hingga sekitar 3000 ms, atau 3 detik, sesuai dengan durasi downtime tersebut. Sehingga, hampir tidak ada downtime yang dihasilkan dan performa layanan dari VM tidak akan mengalami gangguan. 13

21 Tabel 6 Perbandingan Durasi Live Migration dengan Durasi Downtime VM Durasi Live Migration Durasi Downtime VM 1 78 detik 3 detik VM 2 68 detik 3 detik VM 3 68 detik 3 detik Uji Coba Simulasi Unplanned Downtime Pengujian dengan simulasi unplanned downtime merupakan inti uji coba dalam menganalisis tentang bagaimana Hyper-V Cluster dapat menangani kegagalan dari sebuah server host melalui proses failover. Apabila salah satu server host mengalami kegagalan, seberapa cepat proses failover berlangsung dengan melakukan perpindahan VM menuju host lain yang masih aktif. Pehitungan besaran downtime dilakukan dengan cara yang sama saat dilakukan uji coba planned downtime sebelumnya, yaitu dengan aplikasi PRTG Network Monitoring, dan dengan memanfaatkan penggunaan HTTP Sensor. Pengujian dilakukan dengan cara mematikan power dari salah satu server. Saat salah satu host yang juga berperan sebagai node dimatikan power-nya, maka Heartbeat akan mengenali bahwa node tersebut berada dalam kondisi down, dan secara simultan akan langsung mengirimkan informasi tersebut kepada Cluster Resource Manager untuk melakukan proses failover dengan memindahkan seluruh VM dan juga role lain yang berada pada node yang mengalami kegagalan tersebut menuju node lain yang masih aktif. Proses tersebut berlangsung dalam durasi waktu sekitar 2 detik, tetapi VM yang berpindah akan mengalami proses restart, sehingga terjadi downtime selama beberapa saat, sampai VM berhasil melakukan startup dan berada dalam kondisi standby. Saat VM sudah berhasil melakukan startup, masih diperlukan lagi durasi waktu tambahan untuk menjalankan service IIS, sebagai aplikasi web server. Dari pengujian unplanned downtime yang dilakukan, hasil perhitungan durasi downtime yang didapatkan merupakan durasi waktu yang dimulai pada saat VM tidak aktif karena host-nya mengalami kegagalan, sampai dengan aktifnya layanan IIS setelah VM kembali aktif di dalam host yang lain. Durasi downtime yang bervariasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengujian unplanned downtime ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap faktorfaktor yang dapat mempengaruhi variasi dari durasi downtime yang diakibatkan oleh mekanisme failover yang terjadi. Hipotesis pada uji coba unplanned downtime adalah kemungkinan perbedaan durasi downtime yang diakibatkan oleh faktor jumlah VM yang difailover pada saat yang bersamaan, dan juga oleh faktor perbedaan priority level dari masing-masing VM. Untuk lebih memastikan hasil kebenaran dari hipotesis, pada tiap-tiap tahap pengkondisian proses failover dilakukan sebanyak 10 kali dan diambil nilai rata-rata dari hasil yang diperoleh sebagai penarikan kesimpulan. Uji coba unplanned downtime yang pertama adalah dengan mengkondisikan proses failover dengan perbedaan jumlah VM dari host yang mengalami kegagalan. Uji coba ini dibagi ke dalam tiga tahap. Tahapan pertama dilakukan dengan menempatkan 1 VM pada host yang mengalami kegagalan, uji coba tahap kedua dengan 2 VM, dan uji coba pada tahap yang ketiga adalah dengan menempatkan ketiga VM pada satu host yang sama dan dilakukan simulasi 14

22 kegagalan pada host tersebut. Sehingga dari uji coba ini akan didapatkan hasil berupa nilai downtime yang terjadi saat terdapat 1 VM, 2 VM, dan 3 VM yang berpindah secara bersamaan dari host yang mengalami kegagalan menuju host lain yang masih aktif. Detail besaran nilai rata-rata dari tiap-tiap tahap pengujian ditunjukkan melalui Tabel 7. Dari hasil tersebut didapatkan rata-rata downtime pada perpindahan 1 VM adalah 74,1 detik, 2 VM 126,6 detik, dan 3 VM 187,3 detik. Tabel 7 Perbandingan Durasi Downtime dengan Perbedaan Jumlah VM Jumlah VM Rata-rata Downtime yang Berpindah 1 74,1 detik 2 126,6 detik 3 187,3 detik Uji coba unplanned downtime yang kedua dikondisikan dengan perbedaan priority level dari masing-masing VM. Pada jendela Failover Cluster Manager, terdapat tiga opsi priority level, yaitu high, medium, low, dan no auto start. VM yang memiliki priority level lebih tinggi akan didahulukan proses recovery-nya saat terjadi kegagalan pada host-nya. Sedangkan dengan opsi no auto start, VM hanya akan dipindahkan menuju host lain yang masih aktif, tetapi dibiarkan tetap dalam keadaan mati. Uji coba ini dilakukan dengan memposisikan ketiga VM dalam satu host yang sama, dan dengan memberikan priority level yang berbedabeda kepada setiap VM. Kemudian host dimatikan power-nya dan dilakukan analisis mengenai kemungkinan pengaruh priority level terhadap failover dan downtime yang dihasilkan. Uji coba dilakukan dalam tiga tahapan. Setiap tahapan memiliki setingan priority level yang berbeda-beda. Hasil berupa nilai rata-rata downtime dari seluruh tahapan uji coba ini dijelaskan melalui Tabel 8. Rata-rata downtime VM dengan priority high adalah 150,9 detik, medium 174 detik, dan low 198,5 detik. Tabel 8 Perbandingan Durasi Downtime dengan Perbedaan Priority Level pada VM Tahap ke VM yang Priority Berpindah Level Rata-rata Downtime VM 1 high 136,7 detik VM 2 medium 176 detik VM 3 low 195,7 detik VM 1 low 200,2 detik VM 2 high 170,8 detik VM 3 medium 182,7 detik VM 1 medium 163,2 detik VM 2 low 199,6 detik VM 3 high 145,2 detik 15

23 Total keseluruhan uji coba unplanned downtime adalah sebanyak 60 kali yang dilakukan dalam kondisi yang bervariasi. Dari seluruh uji coba tersebut sistem Hyper-V Cluster mampu menangani seluruh simulasi kegagalan dengan baik. Proses failover dapat terjadi secara sempurna meskipun kegagalan terjadi berulang kali dan terus-menerus. 5. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perancangan Hyper-V Cluster dapat menjadi salah satu solusi dalam peningkatan ketersediaan pada lingkungan virtualisasi server. Dua host dibangun sebagai node dari cluster yang saling bekerja sama menyediakan sumber daya perangkat keras bagi VM. Sedangkan, seluruh file yang berhubungan dengan VM, seperti file virtual hard disk, configuration file, dan snapshot disimpan di luar dari kedua server host, dengan menggunakan Cluster Shared Volume (CSV) sebagai media penyimpanan terdistribusi. Sehingga, saat terjadi kegagalan pada salah satu host, seluruh VM yang ada di dalamnya dapat secara langsung dipindahkan menuju host lain yang masih aktif. Durasi proses failover dan downtime dipengaruhi oleh faktor jumlah VM yang berpindah secara bersamaan serta oleh priority level dari masing-masing VM. Semakin banyak VM yang berpindah dalam waktu bersamaan mengakibatkan angka downtime yang semakin besar. Sedangkan priority level yang lebih tinggi mengakibatkan downtime yang semakin kecil. Rata-rata downtime saat perpindahan 1 VM adalah 74,1 detik, perpindahan 2 VM 126,6 detik, sedangkan pada perpindahan 3 VM 187,3 detik. Sedangkan pada uji coba dengan priority level yang berbeda-beda, rata-rata angka downtime pada priority level high adalah 150,9 detik, pada level medium 174 detik, sedangkan pada level low 198,5 detik. Sebagai saran bagi pengembangan penelitian, agar lebih mengoptimalkan infrastruktur Hyper-V yang telah dibangun, perlu disediakan metode backup bagi domain controller server dan juga pemisahan sumber energi primer dan sekunder bagi kedua server node, sehingga apabila terjadi kegagalan yang diakibatkan oleh hilangnya pasokan listrik, tidak akan mengakibatkan padamnya server secara keseluruhan. Selain itu dapat pula ditambahkan implementasi load balancing untuk pembagian beban pada host secara otomatis. 6. Daftar Pustaka [1] Miller, Lawrence C., 2012, Server Virtualization for Dummies, Oracle Special Edition, Hoboken : John Wiley & Sons, Inc. [2] Rule, D. & Dittner, R., 2007, The Best Damn Server Virtualization Book Period, Burlington : Syngress. [3] Anonim, 2007, Understanding Full Virtualization, Paravirtualization, and Hardware Assist, VMware, Inc. [4] Tulloch, Mitch., 2010, Understanding Microsoft Virtualization Solutions, Second Edition, Washington : Microsoft Press. [5] Carvalho, Leandro, 2012, Hyper-V Cookbook, Birmingham : Packt Publishing. 16

24 [6] Tutang, 2013, Instalasi dan Konfigurasi Windows Server 2012 Step By Step. [7] Anonim, 2009, Overview of High Availability, Oracle, Inc., (diakses 17 Juni 2013). [8] Anonim, 2006, Understanding Downtime, A Vision Solutions Whitepaper, Irvine : Visions Solutions, Inc. [9] Zulkarnain, Bobby I., 2011, Pengantar Virtualization Server dengan Hyper-V dan Presentation Virtualization. [10] Goldman, J.E., & Rawles, P.T., 2001, Applied Data Communications, A Business-Oriented Approach, Hoboken : John Wiley & Sons, Inc. 17

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengukuran overhead..., Ida Nurhaida, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, teknologi informasi jaringan komputer akan memegang peranan yang sangat menentukan dalam kompetisi di dunia mendatang. Keberhasilan dalam menguasai teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1. Implementasi Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap Hypervisor Server berbasis Microsoft Hyper-V. Implementasi dilakukan berdasarkan perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Topologi Penulis mengambil kesimpulan dari analisa permasalahan sampai system yang sedang berjalan bahwa perusahaan PT. XYZ membutuhkan server virtulisasi untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN JARINGAN Proses menganalisa sistem merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun sebuah system. Analisa system adalah proses menguraikan beberapa informasi

Lebih terperinci

PERBEDAAN HYPER-V DAN VIRTUAL MESIN

PERBEDAAN HYPER-V DAN VIRTUAL MESIN PERBEDAAN HYPER-V DAN VIRTUAL MESIN Virtualisasi Server telah berkembang dan menjadi bagian penting infrastruktur teknologi informasi modern pada perusahaan. Virtualisasi Server memungkinkan server dibuat

Lebih terperinci

Tugas Teknologi Open Source

Tugas Teknologi Open Source Nama : Didit Jamianto NIM : 14111095 Kelas / Prodi : 22 / TI Tugas Teknologi Open Source Soal 1. Apa yang dimaksud dengan server Virtualization? 2. Bandingkan dengan beberapa server Virtualization berikut

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM

BAB 3 ANALISA SISTEM BAB 3 ANALISA SISTEM Proses menganalisa sistem merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam membangun sebuah system. Analisa system adalah proses menguraikan beberapa informasi yang sedang berjalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tahap Pembangunan Sistem 4.1.1. Implementasi Windows Server 2012 R2 Pada tahap pertama, penulis menggunakan Windows Server 2012 R2 sebagai sistem operasi pada server utama,

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.OR.ID Lisensi Atribusi-Berbagi Serupa

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana (FTI UKSW) terdapat rumpun penelitian Simitro yang menggunakan komputer

1. Pendahuluan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana (FTI UKSW) terdapat rumpun penelitian Simitro yang menggunakan komputer 1. Pendahuluan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana (FTI UKSW) terdapat rumpun penelitian Simitro yang menggunakan komputer server untuk pengembangan software atau aplikasi. Permintaan

Lebih terperinci

Virtual Machine Hyper-V. Written by Khoirur Rosyidin Monday, 12 November :45

Virtual Machine Hyper-V. Written by Khoirur Rosyidin Monday, 12 November :45 Virtual machine (VM) adalah suatu environment, biasanya sebuah program atau sistem operasi, yang tidak ada secara fisik tetapi dijalankan dalam environment lain. Dalam konteks ini, VM disebut guest sementara

Lebih terperinci

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama)

Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) 2012 Bermain dengan Infrastruktur Virtual : VMware vsphere (Tulisan Pertama) Berkah I. Santoso berkahs@cloudindonesia.or.id http://www.mislinux.org/ Lisensi Dokumen:.or.id Seluruh dokumen di CloudIndonesiA.or.id

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Simulasi Jaringan Cloud Computing Perancangan yang dilakukan pada penelitian ini bersifat simulasi, karena jaringan Cloud Computing yang dirancang belum pasti akan diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Virtualisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Virtualisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Virtualisasi Virtualisasi Server telah berkembang dan menjadi bagian penting infrastruktur teknologi informasi modern pada perusahaan. Virtualisasi Server memungkinkan server dibuat

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster

Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Perancangan Sistem Penjadwalan Proxy Squid Menggunakan Cluster schedulling. Poster Peneliti : Victor Parsaulian Nainggolan (672008269) Radius Tanone, S.Kom., M.Cs Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA

ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA ANALISIS SKALABILITAS SERVER VIRTUALISASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER NEW MEDIA Jurusan Teknik Elektro, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361 Email : igede.ekasanjaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya aplikasi-aplikasi dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya aplikasi-aplikasi dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung 3.1.1 Software a. vsphere Hypervisor VMware vsphere Hypervisor adalah hypervisor bare-metal gratis yang memvirtualisasikan server sehingga dengannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS

IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS IMPLEMENTASI EYE OS MENGGUNAKAN METODE LOAD BALANCING DAN FAILOVER PADA JARINGAN PRIVATE CLOUD COMPUTING DENGAN LAYANAN IAAS DAN SAAS TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

Perancangan Infrastruktur Virtualisasi Menggunakan Arsitektur Storage Area Network (SAN) (Studi Kasus : Laboratorium Komputer FTI UKSW)

Perancangan Infrastruktur Virtualisasi Menggunakan Arsitektur Storage Area Network (SAN) (Studi Kasus : Laboratorium Komputer FTI UKSW) Perancangan Infrastruktur Virtualisasi Menggunakan Arsitektur Storage Area Network (SAN) (Studi Kasus : Laboratorium Komputer FTI UKSW) ARTIKEL ILMIAH Peneliti : FX. Tofan Wirantya 672009194 Wiwin Sulistyo,

Lebih terperinci

Desain Dan Analysis Kinerja Virtualisasi Server Menggunakan Proxmox Virtual Environment

Desain Dan Analysis Kinerja Virtualisasi Server Menggunakan Proxmox Virtual Environment Jurnal Komputer Terapan, Vol 1, No 2, November 2015, 75-84 75 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Desain Dan Analysis Kinerja Virtualisasi Server Menggunakan Proxmox Virtual Environment

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Virtual Desktop Infrastructure (VDI) adalah sebuah solusi virtual desktop yang terpusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Virtual Desktop Infrastructure (VDI) adalah sebuah solusi virtual desktop yang terpusat BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Virtual Desktop Infrastructure (VDI) adalah sebuah solusi virtual desktop yang terpusat pada server. Konsep VDI adalah menyimpan dan menjalankan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 33 Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang arsitektur cluster virtual, pengujian sistem dan analisa perbandingan request time, request error, connection rate, throughput dan kinerja hardware.

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS KINERJA VIRTUALISASI SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX VIRTUAL ENVIRONTMENT

DESAIN DAN ANALISIS KINERJA VIRTUALISASI SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX VIRTUAL ENVIRONTMENT Vol. 5, No.1 Desember 2015 ISSN 2088-2130 DESAIN DAN ANALISIS KINERJA VIRTUALISASI SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX VIRTUAL ENVIRONTMENT Budi Harijanto 1), Yuri Ariyanto 2) 1,2 Prodi Manajemen Informatika,Jurusan

Lebih terperinci

MAKALAH. Virtualisasi Cloud Computing Dan Teknologi Open Source

MAKALAH. Virtualisasi Cloud Computing Dan Teknologi Open Source MAKALAH Virtualisasi Cloud Computing Dan Teknologi Open Source Dosen Pengampu : Imam Suharjo Disusun Oleh : Nama : Warsito Nim : 14111091 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 23 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pembangunan Sistem Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPDIOO (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Metode ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Virtualisasi aplikasi merupakan salah satu dari delapan jenis teknik virtualisasi (Murphy, 2016). Teknik virtualisasi yang berpusat pada

Lebih terperinci

Virtualisasi, Cloud Computing & Teknologi Open Source Dosen Pembina: Imam Suharjo, ST, M.Eng Ditulis Oleh:

Virtualisasi, Cloud Computing & Teknologi Open Source Dosen Pembina: Imam Suharjo, ST, M.Eng Ditulis Oleh: Virtualisasi, Cloud Computing & Teknologi Open Source Dosen Pembina: Imam Suharjo, ST, M.Eng Ditulis Oleh: Ludy Herdina Yahman 14111023 Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Yogyakarta Desember 2015-2016

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Saat ini penggunaan server belum dapat dikatakan maksimal karena dalam beberapa layanan hanya mengutamakan salah satu perangkat server namun disisi lain

Lebih terperinci

M. Choirul Amri

M. Choirul Amri Cepat Mahir Windows 2000 Server choirul@bsmdaemon.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar L.1. Detail Gap-Analysis

LAMPIRAN. Gambar L.1. Detail Gap-Analysis LAMPIRAN Gambar L.1. Detail Gap-Analysis 77 78 Konfigurasi AMM BladeCenter Pada awalnya dilakukan perubahan default IP di Advanced Management Module (AMM) mesin Blade dengan cara: masukkan alamat default

Lebih terperinci

Belajar Teknologi Virtualisasi : VMWare vsphere Hypervisor ESXi (1)

Belajar Teknologi Virtualisasi : VMWare vsphere Hypervisor ESXi (1) Belajar Teknologi Virtualisasi : VMWare vsphere Hypervisor ESXi (1) Jika anda pernah menggunakan virtualization technology level desktop seperti VirtualBox, VMWare Workstation, KVM, Xen maupun VMWare Server

Lebih terperinci

Dalam suatu perusahaan besar yang sudah memiliki berbagai sistem informasi,

Dalam suatu perusahaan besar yang sudah memiliki berbagai sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan besar yang sudah memiliki berbagai sistem informasi, biasanya setiap sistem dilayani oleh satu mesin server secara fisik. Bila si perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam Perancangan Virtual Desktop Infrastructure (VDI) ini dilaksanakan dari bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam Perancangan Virtual Desktop Infrastructure (VDI) ini dilaksanakan dari bulan 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammdiyah Yogyakarta, Adapun waktu penelitian dalam Perancangan Virtual Desktop Infrastructure

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Infrastruktur Jaringan Cloud Computing. Pada PT Indonusa System Integrator Prima. Anthonius Bernadh

Analisis dan Perancangan Infrastruktur Jaringan Cloud Computing. Pada PT Indonusa System Integrator Prima. Anthonius Bernadh Analisis dan Perancangan Infrastruktur Jaringan Cloud Computing Pada PT Indonusa System Integrator Prima Anthonius Bernadh Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Edward Christian Suryanto Binus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah instansi perguruan tinggi, terutama yang memiliki jumlah mahasiswa dan karyawan yang banyak, kebutuhan teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

Langkah-langkah Instalasi Hyper-V Role di Windows Server 2008

Langkah-langkah Instalasi Hyper-V Role di Windows Server 2008 Langkah-langkah Instalasi Hyper-V Role di Windows Server 2008 Reza Pahlava reza.pahlava@raharja.info :: http://blog.rezapahlava.com Abstrak Virtualisasi sudah mulai menjamur di Indonesia. VMWare, Citrix

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI

PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI PENERAPAN MULTI VIRTUAL APPLIANCE SERVER PADA PENGEMBANGAN LABORATORIUM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI VIRTUALISASI Fauzan Masykur Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Alamat Korespondensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Hasil dan analisa dari proyek ini adalah mengimplementasikan teknik Failover pada jaringan sistem client dengan menggunakan sistem operasi Windows Server 2008 R2. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan

BAB III METODOLOGI. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan BAB III METODOLOGI 3.1. Peralatan dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat lunak dan perangkat keras. Perangkat keras terdiri atas 1 komputer sebagai

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Sebuah komputer dapat terhubung satu dengan yang lain sehingga dapat berjalan bersama dalam sebuah lingkungan yang membentuk jaringan

1. Pendahuluan Sebuah komputer dapat terhubung satu dengan yang lain sehingga dapat berjalan bersama dalam sebuah lingkungan yang membentuk jaringan 1. Pendahuluan Sebuah komputer dapat terhubung satu dengan yang lain sehingga dapat berjalan bersama dalam sebuah lingkungan yang membentuk jaringan komputer. Dalam sebuah jaringan komputer, tiap komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan untuk penerapan pendidikan yang berbasis TI (Teknologi Informasi) semakin menjadi tren saat ini. Akan tetapi penerapan pendidikan TI dalam bidang tersebut

Lebih terperinci

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT RESOURCE SYSTEM ON INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) USING NATIVE HYPERVISOR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MANAGEMENT RESOURCE DALAM SISTEM GRID COMPUTING PADA LAYANAN INFRASTRUCTURE AS A SERVICE (IAAS) MENGGUNAKAN NATIVE HYPERVISOR DESIGN AND IMPLEMENTATION OF GRID COMPUTING MANAGEMENT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. Perancangan Virtual Desktop Infrastructure (VDI) dimulai dengan melakukan proses

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. Perancangan Virtual Desktop Infrastructure (VDI) dimulai dengan melakukan proses BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Analisa Kebutuhan Perancangan Virtual Desktop Infrastructure (VDI) dimulai dengan melakukan proses analisa kebutuhan, seperti yang telah dijelaskan dalam bab

Lebih terperinci

Raihana Rahma Fadhilah

Raihana Rahma Fadhilah Proxmox dan Cara Menginstall-nya Raihana Rahma Fadhilah rey_venusgirl@yahoo.co.id http://raihanarahma.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah virtualisasi (virtualization) memiliki banyak pengertian. Jika merujuk pada kamus Oxford, istilah virtualization merupakan turunan dari kata virtualize yang

Lebih terperinci

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY

FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY FAILOVER CLUSTER SERVER DAN TUNNELING EOIP UNTUK SISTEM DISASTER RECOVERY Nanang Purnomo 1) - Melwin Syafrizal 2) 1) PT. Lintas Data Prima (LDP)Yogyakarta Jl. Suryatmajan no. 22 Yogyakarta 2) Sistem Informasi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang dari waktu ke waktu seakan memaksa setiap individu untuk mengikuti apapun yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghubung tersebut dapat berupa kabel atau nirkabel sehingga memungkinkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan sistem yang terdiri atas dua atau lebih komputer serta perangkat-perangkat lainnya yang saling terhubung. Media penghubung tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan Vmware VDI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan Vmware VDI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan Vmware VDI Dalam penelitian ini, kami melakukan desain perancangan system jaringan dan layanan VDI pada Ditjen Migas. Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virtualisasi adalah suatu konsep yang digunakan untuk pembagian sumber daya, seperti sistem operasi, server, perangkat penyimpanan atau sumber daya jaringan (Maclsaac.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER

IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER IMPLEMENTASI METODE LOAD BALANCING DALAM MENDUKUNG SISTEM KLUSTER SERVER Sampurna Dadi Riskiono Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Teknokrat Indonesia Jl. Z. A. Pagar Alam No.9-11, Labuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat pesat, terutama dalam bidang teknologi komputer. Kemajuan teknologi yang sangat pesat tersebut mengakibatkan komputer-komputer

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM Saat ini, sebagian besar aplikasi yang digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan bisnis pada berbagai skala membutuhkan puluhan atau bahkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

sebagai Virtual machine Monitor (VMM) atau hypervisor, menyediakan resource virtual untuk mesin-mesin virtual (virtual machines) sehingga setiap mesin

sebagai Virtual machine Monitor (VMM) atau hypervisor, menyediakan resource virtual untuk mesin-mesin virtual (virtual machines) sehingga setiap mesin PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM VIRTUALISASI DESKTOP PADA INTEGRATED LABORATORY UNIVERSITAS GUNADARMA : CONNECTION BROKER Rangga Wildani, 50407692 Skripsi Jurusan S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian

Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam membuat sistem dan perancangan yang dilakukan dalam membangun Web Server Clustering dengan Skema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi HA atau High Availability adalah metode jaringan yang sering digunakan untuk mengurangi kemungkinan down-time terhadap server dengan menggunakan dua unit

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, aktivitas bertukar informasi menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini kemudian membutuhkan

Lebih terperinci

Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free untuk Media Backup File

Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free untuk Media Backup File Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 2, November 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia teknologi informasi sekarang ini telah berkembang pesat, baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia teknologi informasi sekarang ini telah berkembang pesat, baik di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi informasi sekarang ini telah berkembang pesat, baik di Indonesia maupun di dunia global. Hampir setiap perusahaan menggunakan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan 1.2. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang dan merealisasikan infrastruktur komputasi awan ( Cloud Computing) berupa layanan yang dapat melakukan kegiatan komputasi dan apabila salah satu koneksi database

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Virtualisasi Pada virtualisasi platform x86/x86-64, perangkat lunak/lapisan virtualisasi ditambahkan di antara perangkat keras dan sistem operasi guest seperti yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION

PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION PENGEMBANGAN SERVER SIAKAD UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU MENGGUNAKAN HIGH AVAILABILITY CLUSTERING DAN MYSQL DATABASE REPLICATION Hari Aspriyono Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Tinjanuan Pusataka Virtualisasi

1. Pendahuluan 2. Tinjanuan Pusataka Virtualisasi 1. Pendahuluan Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi pada saat ini, memberikan pengaruh besar terhadap kemajuan di berbagai bidang. Dari sebuah teknologi yang sederhana sampai teknologi yang mulai

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk menunjang pelayanan informasi maka PT.XYZ menggunakan 2 jalur internet dari 2 ISP yang berberbeda. Jalur internet tersebut digunakan secara bergantian. Dengan

Lebih terperinci

JURNAL DASI ISSN: Vol. 15 No. 1 Maret 2014

JURNAL DASI ISSN: Vol. 15 No. 1 Maret 2014 IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING MENGGUNAKAN MODEL INFRASTRUCTURE AS A SERVICE UNTUK OPTIMALISASI LAYANAN DATA CENTER (Studi Kasus : UPT STMIK AMIKOM YOGYAKARTA) Danang Setiyawan 1), Ahmad Ashari 2), Syamsul

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini tingkat pertumbuhan pengguna internet di seluruh dunia cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh semakin murah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER VIRTUALISASI DATA CENTER. Oleh Kelompok 1 :

MAKALAH ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER VIRTUALISASI DATA CENTER. Oleh Kelompok 1 : MAKALAH ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER VIRTUALISASI DATA CENTER Oleh Kelompok 1 : Siska Indrayani / 1202224 Mohani Latif / 1202227 Bris Fernando / 1202228 Riduansyah / 1203237 Nurhidayati / 1203239

Lebih terperinci

Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan menggunakan Linux Centos

Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan menggunakan Linux Centos Membangun Infrastruktur Komputasi Awan Privat Single Cluster dan Multi Cluster dengan menggunakan Linux Centos Adi Wicitra 1, Darmawan Utomo 2, Hartanto K. Wardana 3 Program Studi Sistem Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

File iso ESXI dapat diunduh melalui website resmi VMware secara gratis. dengan melakukan register terlabih dahulu pada

File iso ESXI dapat diunduh melalui website resmi VMware secara gratis. dengan melakukan register terlabih dahulu pada 4.3.1 Instalasi ESXI pada Server File iso ESXI dapat diunduh melalui website resmi VMware secara gratis dengan melakukan register terlabih dahulu pada https://my.vmware.com/web/vmware/details?productid=285&downloadgroup=vcl

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang, berawal dari dibuatnya komputer dengan ukuran yang sangat besar hingga memasuki zaman virtualisasi dan cloud computing. Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX PADA AMIK IBNU KHALDUN PALOPO

PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX PADA AMIK IBNU KHALDUN PALOPO PERANCANGAN VIRTUAL PRIVATE SERVER MENGGUNAKAN PROXMOX PADA AMIK IBNU KHALDUN PALOPO Dasril 1, Aishiyah Saputri Laswi 2, Andryanto A 3 1), 2),3) Manajemen Informatika,AMIK IBNU KHALDUN Palopo Jl Andi Djemma

Lebih terperinci

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network

Waktu yang lebih efisien. Lebih Aman. Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Memahami dan Memilih Tool Manajemen Network Mengapa memahami dan memilih Tool Manajemen network begitu penting? antara pemakaian dan performa berbagai macam tool manajemen network dalam grafik ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Lingkungan Laboratorium FTI UKSW menggunakan teknologi jaringan domain controller untuk melayani users pada tiga laboratorium utama. Masingmasing laboratorium memiliki server domain controller

Lebih terperinci

Bab III Analisis Dan Perancangan Basis Data Clustering

Bab III Analisis Dan Perancangan Basis Data Clustering Bab III Analisis Dan Perancangan Basis Data Clustering Pada bab Analisis Dan Perancangan Basis Data Clustering, akan dijelaskan mengenai input/ouput, infrastruktur, sistem/aplikasi yang digunakan, SWOT

Lebih terperinci

Oleh : Nathan Gusti Ryan

Oleh : Nathan Gusti Ryan Buku Panduan Workshop Oracle For Linux MEMBANGUN DATABASE SERVER ORACLE 10g Dengan Oracle Enterprise Linux 5.4 Oleh : Nathan Gusti Ryan We give you Solution with our experience IT Training Software Hardware

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori Pada bab landasan teori, akan dijelaskan mengenai teori yang menunjang didalam penulisan skripsi ini antara lain mengenai basis data, teknologi basis data, definisi clustering (distribusi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan XYZ memiliki banyak pelanggan yang tersebar diseluruh wilayah di

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer

Lebih terperinci

Beberapa Tombol Penting

Beberapa Tombol Penting Indonesia adalah negara berkembang khususnya dalam dunia bisnis TI. Saat ini bisnis perbankkan, data center, bisnis online dan lain-lain perkembangannya sangat pesat. Dalam bisnis perbankkan, data center

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK SISTEM OPERASI JARINGAN KOMPUTER

LAPORAN PRAKTEK SISTEM OPERASI JARINGAN KOMPUTER LAPORAN PRAKTEK SISTEM OPERASI JARINGAN KOMPUTER JOB I Instalasi Sistem Operasi Windows Server 2008 Di susun oleh: Nama : Winda Rizky Putri NIM : 3.33.10.1.21 Kelas : TK 3B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Laboratorium komputer merupakan sarana kegiatan praktikum di lingkungan Fakultas Teknologi Informasi UKSW. Salah satu tugas laboran adalah menyediakan aplikasi yang diperlukan sebagai sarana

Lebih terperinci

Simulasi Sistem Failover Komputer Clustering Menggunakan Hyper-V Pada Windows Server 2012 R2

Simulasi Sistem Failover Komputer Clustering Menggunakan Hyper-V Pada Windows Server 2012 R2 Simulasi Sistem Failover Komputer Clustering Menggunakan Hyper-V Pada Windows Server 212 R2 SIMULASI SISTEM FAILOVER KOMPUTER CLUSTERING MENGGUNAKAN HYPER-V PADA WINDOWS SERVER 212 R2 Ekky Risky Sasangka

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK SISTEM OPERASI JARINGAN KOMPUTER

LAPORAN PRAKTEK SISTEM OPERASI JARINGAN KOMPUTER LAPORAN PRAKTEK SISTEM OPERASI JARINGAN KOMPUTER JOB I Instalasi Sistem Operasi Windows Server 2008 Di susun oleh: Nama : Gurandi Imam A.B NIM : 3.33.13.1.12 Kelas : TK 3B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

Oracle Case Study HIGH AVAILABILITY. Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan

Oracle Case Study HIGH AVAILABILITY. Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan Oracle Case Study HIGH AVAILABILITY Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 TUJUAN Memahami manfaat dan kegunaan dari High Availability Memahami konsep dari High Availability Mengerti komponen-komponen dalam Oracle

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Permasalahan Dari hasil wawancara dan observasi objek penelitian maka ditemukan beberapa permasalahan yang muncul, diantaranya : a) Terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya adalah BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan PT. Mastersystem Infotama merupakan salah satu perusahaan System Integrator yang bergerak di beberapa bidang komputer salah satunya

Lebih terperinci

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down Menurut Setiabudi (2009) untuk membangun sebuah sistem, diperlukan tahap-tahap agar pembangunan itu dapat diketahui perkembangannya serta memudahkan dalam

Lebih terperinci

Infrastruktur Server. By. Nyoman Suryadipta Rev 0.0

Infrastruktur Server. By. Nyoman Suryadipta Rev 0.0 Infrastruktur Server By. Nyoman Suryadipta Rev 0.0 Storage Database Application Web DHCP Email Proxy DNS Infrastruktur Server Model Lama 1 server = 1 OS = 1 fungsi Single OS Database Server Single OS Email

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN MANAJEMEN JARINGAN BERBASIS MIKROTIK DENGAN CISCO (Studi Kasus Universitas Almuslim)

ANALISA PERBANDINGAN MANAJEMEN JARINGAN BERBASIS MIKROTIK DENGAN CISCO (Studi Kasus Universitas Almuslim) ANALISA PERBANDINGAN MANAJEMEN JARINGAN BERBASIS MIKROTIK DENGAN CISCO (Studi Kasus Universitas Almuslim) KHADIJAH a, YUL HENDRA a a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU AJAR SISTEM TERSEBAR DENGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI. Erika Ramadhani Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

PERANCANGAN ALAT BANTU AJAR SISTEM TERSEBAR DENGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI. Erika Ramadhani Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Naskah Publikasi PERANCANGAN ALAT BANTU AJAR SISTEM TERSEBAR DENGAN MENGGUNAKAN RASPBERRY PI Erika Ramadhani Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang KM.14,5

Lebih terperinci

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan

MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN. Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan MODUL 1 PRAKTIKUM ADMINISTRASI JARINGAN Pengenalan dan Instalasi Sistem Operasi Jaringan JURUSAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN PERSIAPAN AKADEMI KOMUNITAS SOLOK SELATAN PDD POLITEKNIK NEGERI PADANG 2014 Pengenalan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan suatu tahapan yang berusaha untuk menguraikan pembahasan pada penelitian yang akan dilakukan. Tahapan ini merupakan dasar

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Penyimpanan Data Recording. CCTV Berbasis Network Attached Storage. (Studi Kasus : TMC Semarang) Artikel Ilmiah

Perancangan dan Implementasi Penyimpanan Data Recording. CCTV Berbasis Network Attached Storage. (Studi Kasus : TMC Semarang) Artikel Ilmiah Perancangan dan Implementasi Penyimpanan Data Recording CCTV Berbasis Network Attached Storage (Studi Kasus : TMC Semarang) Artikel Ilmiah Peneliti : Febby Ardyansyah (672014704) Dr. Sri Yulianto J.P.,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang tahapan pembangunan jaringan virtual server di PT XYZ dengan menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) tahapan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini sangat memungkinkan banyaknya pelayanan data yang dapat dilakukan melalui media internet maupun intranet, misalnya

Lebih terperinci