SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN RUANGAN DAN PENENTUAN LUAS PENAMPANG KABEL BERBASIS SISTEM PAKAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN RUANGAN DAN PENENTUAN LUAS PENAMPANG KABEL BERBASIS SISTEM PAKAR"

Transkripsi

1 78 SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN RUANGAN DAN PENENTUAN LUAS PENAMPANG KABEL BERBASIS SISTEM PAKAR Khahfi Muhammad Madro i, Setyo Supratno, Putra Wisnu Agung Sucipto Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 Bekasi Jl Cut Meutia No. 83 Bekasi 17113, Jawa Barat, Indonesia ABSTRAK Dalam menentukan perencanaan penerangan sebaiknya mengikuti persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan standar yang berlaku agar pengusahaan instalasi penerangan dapat terselenggara dengan baik. Perencanaan perhitungan kebutuhan penerangan masih sering menggunakan perhitungan rumus secara manual sehingga membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk memperoleh hasil perhitungan yang tepat dan akurat. Maka untuk merencanakan instalasi penerangan agar lebih mudah, cepat dan akurat dibuatlah perangkat lunak simulasi perhitungan kebutuhan penerangan ruangan dan luas penampang kabel menggunakan program delphi. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikan kecerdasan buatan dari seorang pakar dalam menyelesaikan masalah mengenai perencanaan penerangan seperti menentukan jumlah titik lampu dan luas penampang kabel ke dalam bentuk perangkat lunak. Perancangan aplikasi ini menggunakan metode sekuensial linier (waterfall) yang merupakan proses pengembangan perangkat lunak secara sistematis dan berurutan terdiri dari tahapan-tahapan seperti analisa kebutuhan, desain sistem, implementasi, dan pengujian sistem. Berdasarkan hasil perhitungan dari 10 ruangan pada gedung PT. PLN (Persero) Gardu Induk Tambun sebagai objek pengujian dalam penelitian ini disimpulkan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan telah mampu bekerja sesuai dengan prinsip dasar kepakaran perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel menurut Van Harten dan E. Setiawan, yang ditujukan dengan kecocokan hasil perhitungan manual dan hasil perhitungan simulasi perangkat lunak, dengan diperoleh persentasi eror rata rata sebesar 0,73% untuk perhitungan jumlah titik lampu dan persentasi eror sebesar 1,35 % untuk perhitungan luas penampang kabel. Kata kunci : perencanaan penerangan, sistem pakar I. PENDAHULUAN Penerangan yang baik memegang peranan penting untuk mendukung aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perencanaan penerangan sebaiknya mengikuti persyaratan dan standar yang berlaku agar pengusahaan instalasi penerangan dapat terselenggara dengan baik. Selain itu juga diperlukan pemilihan kabel instalasi yang mempunyai luas penampang yang sesuai standar pabrikan yang mengacu pada Standard Nasional Indonesia[2]. Perencanaan perhitungan kebutuhan penerangan masih sering menggunakan perhitungan rumus secara manual sehingga membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil perhitungan yang tepat dan akurat. Pengoptimalan dalam bidang teknologi komputer saat ini merupakan solusi yang tepat. Dengan menggunakan perangkat lunak perhitungan dalam mendesain instalasi penerangan akan lebih mudah, cepat dan akurat[3]. Aplikasi yang digunakan harus memiliki sandaran yang kuat sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi syarat tersebut adalah menggunkan sistem pakar. Sistem pakar merupakan sistem yang digunakan untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam bidang tertentu. Sistem pakar secara umum merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar[1]. Penggunaan sistem pakar dalam perencanaan penerangan ruangan sudah sering dibahas, tetapi tidak ada yang menyertakan perhitungan luas penampang kabel instalasi yang diperlukan dalam perencanaan penerangan tersebut. Penentuan luas penampang kabel dalam perencanaan penerangan sangat penting karena untuk memperoleh tegangan yang konstan memerlukan luas penampang kabel yang sesuai, sehingga pencahayaan yang dihasilkan akan terselenggara dengan baik. Dalam penelitian ini penulis akan membuat perangkat lunak simulasi perhitungan kebutuhan penerangan ruangan dalam menentukan jumlah titik lampu dan luas penampang kabel untuk instalasi penerangan dalam ruangan yang berdasarkan prinsip dasar kepakaran menurut Van Harten dan E. Setiawan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penerangan dalam Ruangan Perencanaan penerangan dalam suatu ruangan harus memperhatikan kuat penerangan, warna cahaya yang diperlukan dan arah pencahayaan dari sumber penerangan. Kuat penerangan dapat menghasilkan luminasi karena adanya pengaruh faktor pantulan pada lantai maupun dinding ruangan. Pada perencanaan penerangan pancaran cahaya juga perlu diperhatikan, selain warna yang dihasilkan oleh sumber cahaya.

2 79 Sumber cahaya merupakan suatu satuan penerangan yang terdiri dari lampu dan perlengkapannya baik untuk operasi kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan lampu, melindungi lampu serta menghubungkan lampu dengan sumber tegangan. B. Perhitungan Kebutuhan Penerangan Ruangan Menurut Pakar (P. Van Harten, dan Ir. E. Setiawan) Menentukan jumlah titik lampu atau armatur[4] dalam perencanaan penerangan ruangan dinyatakan dalam persamaan (1). n = E A ϕ η d Keterangan : n = Jumlah Armatur (Titik Lampu) E = Intensitas Penerangan (Lux) A = Luas Ruangan (Meter) Φ = Flux Cahaya Lampu (Lumen) η = Efisiensi Penerangan (%) d = Faktor depresiasi (%) (1) C. Efisiensi Penerangan (η) Efisiensi atau rendemen penerangan ditentukan dari Tabel-Tabel penerangan yang diterbitkan oleh Philips[4]. Untuk menentukan efisiensi penerangan harus memperhitungkan efisiensi armatur (v), faktor refleksi (dinding, langit-langit, bidang pengukuran), dan indeks ruangannya (k). Efisiensi armatur merupakan perbandingan antara flux cahaya yang dipancarkan oleh armatur dengan flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya. D. Faktor-faktor Refleksi Faktor refleksi suatu permukaan ditentukan oleh intensitas cahaya yang menyinarinya. Faktor-faktor refleksi terdiri dari faktor refleksi dinding (rw), faktor refleksi langit-langit (rp), dan faktor refleksi bidang pengukuran (rm). Faktor-faktor refleksi masing-masing menyatakan bagian yang dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit dan kemudian mencapai bidang kerja[4]. Indeks ruangan atau indeks bentuk (k) menyatakan perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar[4], yang dapat dinyatakan dalam persamaan (2).. = (2) h( + ) Keterangan : k = Indeks ruangan / indeks bentuk p = panjang ruangan (meter) l = lebar ruangan (meter) h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (meter) Bidang kerja merupakan suatu bidang horizontal khayalan, umumnya 0.8 m diatas lantai. Kalau nilai (k) tidak terdapat dalam Tabel, efisiensi penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi yaitu misalnya k=4,5 maka untuk efisiensi penerangan (np) diambil nilai tengah antara nilai-nilai untuk k=4 dan k=5. Untuk nilai k yang melebihi 5 maka diambil nilai (np) untuk k=5, karena efisiensi penerangannya hampir tidak berubah lagi. E. Faktor Depresiasi (d) Faktor depresiasi didefinisikan sebagai perbandingan antara tingkat pencahayaan setelah jangka waktu tertentu dari instalasi pencahayaan yang digunakan terhadap tingkat pencahayaan pada waktu instalasi baru. Besarnya faktor depresiasi dipengaruhi oleh[4] : 1) Kebersihan dari lampu dan armatur. 2) Kebersihan dari permukaan-permukaan ruangan. 3) Penurunan keluaran cahaya lampu selama waktu penggunaan. 4) Penurunan keluaran cahaya lampu karena penurunan tegangan listrik. Faktor depresiasi dibagi atas tiga golongan utama, yaitu[4] : a. Pengotoran ringan b. Pengotoran biasa c. Pengotoran berat Masing-masing golongan utama tersebut dibagi lagi atas tiga kelompok, tergantung pada masa pemeliharaan lampu-lampu dan armatur-armaturnya yaitu setelah 1, 2, atau 3 tahun. F. Penentuan Luas Penampang Kabel Perencanaan instalasi tenaga listrik, akan diperlukan sebuah langkah awal setelah kita mengetahui berapa tegangan listrik serta daya yang dibutuhkan yaitu dengan menentukan luas penampang kabel yang akan digunakan. Dalam menentukan luas penampang kabel dalam perencanaan penerangan ruangan dinyatakan dalam persamaan (3). L N q = y ev E Keterangan : q = Luas Penampang Kabel L = Jarak / Panjang Kabel (Meter) N = Daya (Watt) y = Daya Hantar Jenis Kabel ev = Rugi Tegangan (Volt) E = Tegangan (Volt) (3) Menurut Van Harten dan Setiawan (2001:73) dalam bukunya yang berjudul Instalasi Listrik Arus Kuat 1 mengatakan bahwa luas penampang kabel yang harus digunakan ditentukan oleh kemampuan hantar arus yang diperlukan dan suhu keliling yang harus diperhitungkan. Selain itu juga harus diperhatikan rugi tegangannya, dimana rugi tegangan antara perlengkapan hubung bagi utama (yaitu yang berada didekat kwh-meter PLN) dan setiap titik beban pada keadaan stasioner dengan beban penuh tidak boleh melebihi 5% dari tegangan di perlengkapan hubung bagi utama dengan

3 80 mempertimbangkan kemungkinan perluasan instalasi dan kekuatan mekanis kabelnya. G. Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya[1]. Desain model sistem penelitian ini menggunakan sistem pakar, karena pola pemikiran dan pengetahuan seorang pakar yang dapat disimpan dalam sebuah basis data komputer berupa perangkat lunak. Pengetahuan dalam sistem pakar berupa informasi dan masukan dari pakar atau pengetahuan yang terdapat dalam buku yang digunakan untuk mengembangkan model sistem aplikasi yang dikaji dengan metode inferensi. Metode inferensi merupakan program komputer yang memberikan metedelogi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan memformulasikan kesimpulan berupa hasil. Komponen-komponen sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 3. Struktur sistem pakar di atas merupakan bagian dari komponen-komponen sistem pakar yang disusun oleh dua bagian utama, yaitu yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (colsultation environment). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar[1]. lingkungan pengembangan terdiri dari pakar, perancang sistem, rekayasa pengetahuan, basis pengetahuan dan mesin inferensi, sedangkan lingkungan konsultasi terdiri dari mesin inferensi, antarmuka dan pengguna. Pakar menuangkan pendapat, metode, pengalaman dan kemampuannya ke dalam sebuah buku (pengetahuan pakar), kemudian perancang sistem menyerap pengetahuan pakar untuk ditransfer dalam basis pengetahuan yang berupa fakta dan aturan berdasarkan pengetahuan pakar. Basis pengetahuan mengandung pemahaman, formulasi, penyelesaian masalah. Pengetahuan dan penalaran pakar diaplikasikan ke dalam mesin inferensi. Mesin inferensi akan menampilkan antarmuka pengguna. Antarmuka merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pengguna dan mengubahnya dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem, selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pengguna. H. Pemrograman Delphi 7 a. Pengertian Pemrograman Delphi 7 Delphi adalah suatu bahasa pemprograman yang memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi visual[5]. Delphi disebut sebagai pelopor perkembangan RadTool (Rapid Apllication Development) tahun Sehingga banyak orang yang mulai mengenal dan menyukai bahasa pemrograman yang bersifat VCL (Visual Component Library) ini. Selain itu pemrograman delphi mempunyai beberapa keunggulan, yaitu produktivitas, kualitas, pengembangan perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta diperkuat dengan bahasa pemrograman yang terstruktur dalam struktur bahasa pemrograman object pascal. b. Spesifikasi Pemrograman Delphi 7 Gambar 3. Flow Chart Struktur Sistem Pakar Gambar 4. Tampilan IDE Delphi

4 81 Pengembang delphi sebagian besar menuliskan dan mengkompilasi kode program didalam lingkungan pengembang aplikasi atau Integrated Development Environment (IDE). Lingkungan kerja IDE ini menyediakan sarana yang diperlukan untuk merancang, membangun, mencoba, mencari atau melacak kesalahan serta mendistribusikan aplikasi. Adapaun bagian - bagian utama pada IDE delphi bisa dilihat seperti pada Gambar 4 yang menampilkan lembar kerja pada delphi dimana semua tombol perintah yang diperlukan untuk mendesain alpikasi, menjalankan dan menguji sebuah aplikasi disajikan dengan baik untuk memudahkan pengembangan program. c. Model Pemrograman Delphi 7 Pemrograman delphi menggunakan konsep yang berorientasi pada objek atau dikenal dengan istilah OOP (Object Oriented Programming). OOP adalah metode pemrograman dengan membantu sebuah aplikasi yang mendekati keadaan dunia yang sesungguhnya. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mendesign object untuk menyelesaikan masalah. Komponen-komponen yang terdapat pada delphi memiliki properti dan event. Properti merupakan baris perintah untuk suatu properti dari komponen delphi yang terletak dalam lembar kerja object inspector. Sedangkan event merupakan suatu jenis properti khusus yang akan dijalankan sebagai suatu kejadian yang sering disebut aksi. Tampilan dari properti dan event dari lembar kerja delphi dapat dilihat pada Gambar 5. OnDbClick, OnDeactive, OnDestroy dan lain sebagainya. Nilai-nilai dari properti dan event tersebut dapat diubah atau diatur sesuai dengan aplikasi yang akan dirancang atau dibuat. III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan pola pemikiran serta pengetahuan pakar ( mengacu pada buku yang ditulis oleh Van Harten dan E. Setiawan dalam bukunya yang berjudul Instalasi Listrik Arus Kuat bab teknik penerangan) yang disajikan dalam suatu aplikasi perangkat lunak. Penelitian ini membuat aplikasi perangkat lunak berupa simulator untuk menghitung kebutuhan penerangan ruangan dan luas penampang kabel menggunakan pemrograman delphi 7.0. B. Prosedur Penelitian 1. Study Pustaka Penelitian ini mengambil referensi dari buku-buku, jurnal-jurnal dan browsing data di internet. Adapun beberapa buku referensi yang menjadi acuan yaitu buku Instalasi Listrik Arus Kuat (P. Van Harten dan E. Setiawan), Pemrograman Borland Delphi 7 (Madcoms), Konsep Dasar Sistem Pakar (Muhammad Arhami) dan Rekayasa Perangkat Lunak (Roger S. Pressman). 2. Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: (1) Tabel Intensitas penerangan; (2) Tabel Efisiensi Penerangan; (3) Jenis Armatur Lampu Philips; (4) Jenis Kabel Instalasi dan Katalog Kabel. 3. Perancangan Perangkat Lunak Perancangan aplikasi perangkat lunak ini akan menggunakan metode sekuensial linier (waterfall). Berikut ini adalah tahapan dari model waterfall [8]. Gambar 5. Tampilan Properti dan Event dari Form Delphi Gambar 5 menampilkan properti dan event pada jendela object inspector dari sebuah form delphi. Pada properti form terdiri dari nilai-nilai properti yang dapat diubah atau diatur diantaranya Action, ActiveControl, Align, AlphaBlend, AlphaBlendValue, Anchors, AutoScroll, AutoSize, BidiMode, Caption, dan lain sebagainya. Sedangkan pada event form terdiri dari Action, ActiveControl, Menu, ObjectMenuItem, OnActive, OnCanResize, OnClick, OnClose, OnCreate, Gambar 6. Model Waterfall Gambar 6 menjelaskan tahapan dari metode penelitian untuk model waterfall yang terdiri dari 4 tahapan diantaranya : 1. Analisa Kebutuhan, yang terdiri dari pengumpulan data untuk kebutuhan basis pengetahuan, menentukan basis data dan komponen delphi yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi perangkat lunak. 2. Desain Sistem, terdiri dari pemodelan sistem pakar, desain basis pengetahuan, desain basis data, dan desain antarmuka perangkat lunak.

5 82 3. Implementasi, terdiri dari instalasi basis data, pengkodean antarmuka, dan penanaman kecerdasan buatan pada perangkat lunak. 4. Pengujian Sistem, terdiri dari pengujian koneksi antarmuka dengan basis data, pengujian fungsi komponen, dan pengujian simulasi perangkat lunak perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel. C. Desain Model Sistem Perangkat Lunak Desain model sistem penelitian ini menggunakan sistem pakar, karena pola pemikiran dan pengetahuan seorang pakar yang dapat disimpan dalam sebuah basis data komputer. Pengetahuan dalam sistem pakar berupa informasi dan masukan dari pakar atau pengetahuan yang terdapat dalam buku yang digunakan untuk mengembangkan model sistem aplikasi yang dikaji dengan metode inferensi. Metode inferensi adalah program komputer yang memberikan metedelogi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan memformulasikan kesimpulan berupa hasil. 1. Desain Basis Pengetahuan Penelitian ini menggunakan basis pengetahuan yang diperoleh dari formula matematika perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel menurut Van Harten dan E. Setiawan. 2. Desain Basis Data Field name Field type Field size Username Text 20 Password Text 20 Gambar 7. Desain Tabel Login Field name Field type Field size NamaUser Text 15 NamaRuang Text 17 JenisArmatur Text 25 E Text 7 A Text 7 F Text 7 Kp Text 7 Kd Text 7 JumlahLampu(n) Text 15 JumlahArmatur(N) Text 18 Gambar 8. Desain Tabel dtlampu Field name Field type Field size NamaUser Text 15 NamaRuang Text 17 Instalasi Text 17 PanjangKabel(L) Text 14 Daya(N) Text 7 HantarJenis(y) Text 12 RugiTegangan(ev) Text 15 Tegangan(E) Text 10 Gambar 9. Desain Tabel dlpenampang Penelitian ini menggunakan database microsoft office acces yang dikoneksikan ke dalam program delphi menggunakan microsoft ACE.OLE.DB Komponen delphi yang digunakan adalah ADOTable, DataSource, DBGrid, DBNavigator, dan ADOConnection. Aplikasi simulator ini terdiri dari file database ms-acces yaitu database1, dtlampu, dan dlpenampang. 3. Desain Antarmuka Desain antarmuka perangkat lunak teridiri dari desain form halaman login, form halaman menu, form halaman hitung titik lampu, dan form halaman hitung penampang kabel. Desain antarmuka untuk masing-masing halaman adalah sebagai berikut : Gambar 10. Tata Letak Komponen Form Login Gambar 10 merupakan desain antarmuka untuk halaman login. Gambar 11. Tata Letak Komponen Form Menu Gambar 11 merupakan desain antarmuka untuk halaman menu. Gambar 12. Tata Letak Komponen Form Hitung Titik Lampu Gambar 12 merupakan desain antarmuka untuk halaman hitung titik lampu.

6 83 maka, k1 = 2.5 adalah 0.59 ; dan untuk k2 = 3 adalah 0.61; Kp = ( ( ) : ( )) x ( ) = 0.60 Kd = 0.70 Jumlah armatur N = (E x A) : ( F x Kp x Kd x n ) = (150 x 170) : (2500 x x 0.70 x 2) = Armatur Gambar 13. Tata Letak Komponen Form Hitung Penampang Kabel Gambar 13 merupakan desain antarmuka untuk halaman hitung penampang kabel Perhitungan Simulasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian simulasi perhitungan jumlah titik lampu dan lus penampang kabel menggunakan perangkat lunak akan dibandingkan dengan hasil perhitungan secara manual. Pengujian sistem perangkat lunak dilakukan berdasarkan data yang sudah terpasang yaitu data pada ruangan panel kontrol gedung kantor PT. PLN (Persero) Gardu Induk Tambun. Spesifikasi data instalasi penerangan yang terpasang pada ruang panel kontrol di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Tambun : Armatur jenis GCB 2 x TL 40W = 12 titik lampu Lampu TLD 36W/54 = 24 buah Masa pemeliharaan 3 tahun pengotoran (Kd=0.70) Flux Luminous Lampu = 2500 lumen Warna langit-langit putih = rp = 0,7 Warna dinding coklat muda = rw = 0,5 Warna bidang kerja gelap = rm = 0,1 Panjang ruangan = 20 meter Lebar ruangan = 8,5 meter Tinggi ruangan = 4 meter Tinggi bidang kerja ( berupa meter-meter pada panel ) = 1,8 meter Intensitas penerangan = 150 lux Kabel terpasang NYM = 3 x 2,5 mm (Tembaga) Panjang kabel = 80 meter Tegangan = 220 V MCB pembagi ruang panel kontrol adalah MCB 6A. 1. Hasil Perhitungan Jumlah Titik Lampu a) Perhitungan Manual Diketahui : n = 2 lampu F = 2500 lumen E = 150 Lux Faktor refleksi : (rp=0.7 ; rw=0.5 ; rm=0.1) Ukuran Ruangan : P = 20 m, L = 8.5 m, T = 4 m A = p x l = 20 x 8.5 = 170 m Tinggi bidang kerja = 1.8 m h = 4 m 1.8 m = 2.2 m k = (p x l) : h (p + l)=(20 x 8.5) : 2.2 ( )= 2.71 Gambar 14. Hasil Perhitungan Simulasi Jumlah Titik Lampu Hasil perhitungan secara manual dan perhitungan menggunakan simulasi untuk jumlah titik lampu menunjukan hasil yang sama yaitu Armatur 2. Hasil Perhitungan Luas Penampang Kabel a) Perhitungan Manual Diketahui y = 56 L = 80 meter E = 220 V Menurut PUIL ( 2000 : 120 ) bahwa Rugi-rugi tegangan ( ev ) untuk instalasi penerangan tidak boleh melebihi 2 %, maka ev = ( 2 x 220 ) : 100 = 4.4 V N = 1300 VA Luas Penampang Kabel q = (L x N) : (y x ev x E) = (80 x 1300) : (56 x 4.4 x 220) = mm 2.5 mm b) Perhitungan Simulasi Gambar 15. Hasil Perhitungan Simulasi Luas Penampang Kabel. Hasil perhitungan secara manual dan perhitungan menggunakan simulasi untuk luas penampang kabel menunjukan hasil yang sama yaitu 1.92 mm. Jika mengacu pada Standar Nasional Indonesia (PUIL 2000) atau Katalog luas penampang

7 84 kabel dari PT. Kabelindo, maka untuk instalasi penerangan dapat direkomendasikan menggunakan kabel dengan ukuran luas penampang 2.5 mm. Pengujian perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel dilakukan pula pada ruangan lain yang ada pada gedung kantor PT. PLN (Persero) Gardu Induk Tambun, untuk membandingkan hasil dari perhitungan menggunakan program simulasi dengan perhitungan manual. Data hasil perhitungan yang diperoleh terdapat pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1 Data Hasil Perhitungan Titik Lampu No Nama Ruang E A F Kp Kd n Hasil Perhitungan ( N ) Persentasi Manual Simulasi Eror (%) 1 R. Kontrol R. Proteksi R. PLC R. AC/DC R. Battere R. AE/JE R. Supervisor R. Sell 20kV Lobby Dapur Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Luas Penampang Kabel No Nama Ruang L N y ev E Hasil Perhitungan ( q ) Persentasi Manual Simulasi Eror (%) 1 R. Kontrol R. Proteksi R. PLC R. AC/DC R. Battere R. AE/JE R. Supervisor R. Sell 20kV Lobby Dapur Data hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa nilai hasil perhitungan secara manual dan hasil perhitungan menggunakan simulasi perangkat lunak untuk jumlah titik lampu maupun luas penampang kabel memiliki kecocokan yaitu 2 digit dibelakang koma hasilnya sama, dengan persentasi eror rata-rata sebesar 0,73 persen untuk perhitungan jumlah titik lampu dan prosentasi eror sebesar 1,35 persen untuk perhitungan luas penampang kabel. Hal ini membuktikan bahwa perhitungan menggunakan simulasi perangkat lunak dengan metode sistem pakar dapat menyelesaikan masalah layaknya seorang pakar, sehingga dapat memberikan kemudahan bagi seorang yang bukan pakar dalam menyelesaikan masalah perencanaan penerangan dalam ruangan karena dapat melakukan perhitungan lebih cepat, akurat serta hasil yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. V. PENUTUP A. Kesimpulan Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah : 1. Pola kecerdasan buatan yang diperlukan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk model kepakaran berdasarkan basis pengetahuan yang diperoleh dari formula matematika perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel menurut P. Van Harten dan E. Setiawan. 2. Perangkat lunak yang dihasilkan telah mampu bekerja sesuai dengan prinsip dasar kepakaran perhitungan titik lampu dan luas penampang kabel menurut P. Van Harten dan E. Setiawan, yang ditunjukan dengan kecocokan hasil perhitungan dan hasil simulasi perangkat lunak ini. 3. Perangkat lunak yang dihasilkan memiliki persentasi eror rata-rata yang sangat kecil, yang ditujukan dengan selisih dari perbandingan hasil perhitungan dan hasil simulasi perangkat lunak, diantaranya untuk perhitungan jumlah titik lampu yaitu sebesar 0.73 % dan untuk perhitungan luas penampang kabel sebesar 1.35 %. B. Saran Guna pengembangan aplikasi perangkat lunak untuk penelitian selanjutnya, penulis merekomendasikan berupa saran sebagai berikut : 1. Perangkat lunak yang dibuat hanya untuk spesifikasi jenis lampu philips dengan jenis armatur tertentu saja, sehingga perlu menambahkan jenis armatur dan jenis lampu yang lain karena setiap jenis armatur atau lampu memiliki katalog yang berbeda. 2. Basis pengetahuan yang digunakan adalah formula matematika berdasarkan pola kecerdasan buatan seorang pakar menurut Van Harten dan E. Setiawan, sehingga perlu menambahkan basis pengetahuan menurut pakar pakar yang lainnya tentang kebutuhan perencanaan penerangan. 3. Perangkat lunak dapat dikembangkan dalam fitur search berbasis web. 4. Perangkat lunak dapat dikembangkan dalam penggunaan flatform mobile berbasis android. DAFTAR PUSTAKA [1] Arhami, Muhammad Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : ANDI. [2] Badan Standar Nasional Persyaratan Umum Instalasi Listrik. Jakarta : BSN. [3] Diana, Feri., Hidayati, Anita Analisa Perhitungan Kebutuhan Penerangan pada Bangunan RIG Raisis (Offshore) Berdasarkan Class ABS dan BKI Berbasis Visual Basic. Jurnal KAPAL, 11 (1):5-12. [4] Harten, P. Van., Setiawan Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Bandung: Binacipta. [5] Madcoms Pemrograman Borland Delphi 7 (Jilid 1). Yogyakarta : ANDI [6] Muhaimin Teknologi Pencahayaan. Bandung : Refika Aditama. [7] Mustika, Indra., Timotus, Chris., Hasbullah Aplikasi Perencanaan Perhitungan Instalasi Listrik

8 85 Penerangan Menggunakan Sistem Pakar. Jurnal ELECTRANS, 12 (1): [8] Pressman, Roger S Rekayasa Perangkat Lunak (Pendekatan Praktisi Edisi 7). Yogyakarta : ANDI.

APLIKASI PERENCANAAN PERHITUNGAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR ABSTRAK

APLIKASI PERENCANAAN PERHITUNGAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR ABSTRAK ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013, 49-58 APLIKASI PERENCANAAN PERHITUNGAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR Indra Mustika R. P., Chris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pembahasan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Study literature, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC

ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC Feri Diana 1, Anita Hidayati 1 1) Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC

ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN PADA BANGUNAN RIG RAISIS (OFFSHORE) BERDASARKAN CLASS ABS DAN BKI BERBASIS VISUAL BASIC Feri Diana 1, Anita Hidayati 1 1) Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan

Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan Anggoro Suryo Pramudyo pramudyo3@yahoo.com Suhendar suhendar@ft-untirta.ac.id Fauzan Azima fauzan.azima88@gmail.com Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energi listrik semaksimal dan seefisien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 5 LANDASAN TEORI 2.1. Satuan-satuan Dalam teknik penerangan terdapat satuan-satuan yang biasa digunakan, antara lain: 1. Satuan untuk intensitas cahaya (I) adalah kandela (cd) Intensitas cahaya adalah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1. Sistem Kelistrikan Dalam mengevaluasi kelistrikan yang ada di gedung PT Sambuja Lestari di jalan Pluit Raya, Jakarta Utara hal yang harus diperhitungkan adalah jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN Tujuan dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk dapat memanfaatkan energi listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal. Pembahasan dalam penulisan ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Disusun oleh: IKSAN SANTOSO NIM. 0910633053-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Komputer telah berkembang sebagai alat pengolah data, penghasil informasi dan turut berperan dalam pengambilan keputusan. Bahkan para ahli komputer masih

Lebih terperinci

Visual Basic 6.0 For Beginners

Visual Basic 6.0 For Beginners Visual Basic 6.0 For Beginners Febryan Hari Purwanto fharipurwanto@gmail.com Chapter 1 Mengenal Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer yang sudah mendukung OOP (Object

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN JUMLAH LAMPU SESUAI CLASS BKI DAN ABS PADA KAPAL LPD (SEKELAS LANDING PLATFROM DOCK) BERBASIS VISUAL BASIC

ANALISA PERHITUNGAN JUMLAH LAMPU SESUAI CLASS BKI DAN ABS PADA KAPAL LPD (SEKELAS LANDING PLATFROM DOCK) BERBASIS VISUAL BASIC JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 25, NO. 1, APRIL 2017 11 ANALISA PERHITUNGAN JUMLAH LAMPU SESUAI CLASS BKI DAN ABS PADA KAPAL LPD (SEKELAS LANDING PLATFROM DOCK) BERBASIS VISUAL BASIC Oleh: Akhmad Fajar Ubaidillah,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation)

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation) BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap dari proses implementasi system merupakan bagian dari pengembangan system informasi hanya saja Implementasi sistem (system implementation) Merupakan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Tahapan Implementasi merupakan kelanjutan dari kegiatan rancangan sistem dan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mewujudkan sistem yang telah dirancang. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Use Case Diagram dan Activity Diagram. Selain itu juga pada analisis ini akan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Use Case Diagram dan Activity Diagram. Selain itu juga pada analisis ini akan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Didalam analisis ini akan menjelaskan apa saja proses yang terjadi di SMP Negeri 2 Wanayasa dan mendeskripsikan persoalan yang

Lebih terperinci

Praktikum Pemrograman 1. Mengenal Delphi

Praktikum Pemrograman 1. Mengenal Delphi Praktikum Pemrograman 1 Mengenal Delphi I. Pendahuluan Delphi muncul dari bahasa pemograman yang cukup populer yaitu Pascal. Sejak saat itu, mulai dirilis beberapa versi Pascal diantaranya Turbo Pascal

Lebih terperinci

MODUL I. A. Instalasi Borland Delphi Buka file instalasi Borland Delphi Klik Run Program. 3. Klik Next

MODUL I. A. Instalasi Borland Delphi Buka file instalasi Borland Delphi Klik Run Program. 3. Klik Next MODUL I A. Instalasi Borland Delphi 7.0 1. Buka file instalasi Borland Delphi 7.0 *) Run As Administrator Jika Menggunakan Windows Vista / 7 / 8 2. Klik Run Program 3. Klik Next 4. Isikan serial Number

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM) umum semua manajer dalam organisasi atau dalam tingkatan manajemen.

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM) umum semua manajer dalam organisasi atau dalam tingkatan manajemen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah konsep sistem yang di dukung oleh berbagai ilmu. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

MODUL I. A. Landasan Teori. Modul Praktimum Pemrograman Visual II D3 Manajemen Informatika UNIJOYO

MODUL I. A. Landasan Teori. Modul Praktimum Pemrograman Visual II D3 Manajemen Informatika UNIJOYO MODUL I A. Landasan Teori 1. Pengantar Pemrograman Delphi Bahasa Pemrograman Delphi merupakan pemrograman Visual (berbasis windows)yang dibuat oleh sebuah Perusahaan Software Borland.Inc, Fungsi dari aplikasi

Lebih terperinci

Pemrograman Visual (Borland Delphi 7.0)

Pemrograman Visual (Borland Delphi 7.0) Pemrograman Visual (Borland Delphi 7.0) Pengenalan Aplikasi Visual Aplikasi adalah adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN. 57 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN. 4.1 Gambaran Perhitungan Pada Ruang Rapat Data perhitunganya yang diambil adalah sebagai berikut : Fungsi Ruang : Ruang Rapat PT.LECOMMARAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas metodologi yang digunakan dalam penelitian beserta penjelasan singkat setiap tahapannya. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian III-1 Gambar 3.1 Diagram

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2 STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Perangkat Keras Perangkat keras yang minimal diperlukan untuk membangun suatu sistem informasi perhitungan harga pokok produk ini sesuai dengan rekomendasi yang

Lebih terperinci

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining Rahmat Tullah 1, Syaipul Ramdhan 2, Nasrullah Mubarak Padang 3 1,2 Dosen STMIK

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk 1 Oleh: Dedy Syah Putra 1, Ghiri Basuki Putra, S. T., M. T 2 2 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Mengakses database Microsoft Access dengan Delphi 7.0

Mengakses database Microsoft Access dengan Delphi 7.0 Mengakses database Microsoft Access dengan Delphi 7.0 Taufik Adi S taufiksanjaya@yahoo.com http://www.kaya-syariah.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Mengakses database Microsoft Access dengan Delphi 7.0

Mengakses database Microsoft Access dengan Delphi 7.0 Mengakses database Microsoft Access dengan Delphi 7.0 Taufik Adi Sanjaya Website penulis : http://pembuatwebdanblog.web.id Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang

Lebih terperinci

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD)

OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD) OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAMI (STUDI KASUS LAB. ELEKTRONIKA DAN MIKROPROSESSOR UNTAD) Nurhani Amin Dosen Jurusan Teknik Elektro UNTAD Palu, Indonesia email: nhanie.lieben@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Ashydiq Chenny S 1, Drs., Ir. Moch Dhofir, MT. 2, Ir. Hery Purnomo, MT 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2 Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Pemrograman dengan C++ Builder 2004 Taryana S Pendahuluan C++ Builder adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengembangan dengan

Pemrograman dengan C++ Builder 2004 Taryana S Pendahuluan C++ Builder adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengembangan dengan 1.1. Pendahuluan C++ Builder adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk pengembangan dengan memanfaatkan keistimewaan konsep- konsep antar muka grafis dalam Microsoft Windows. Aplikasi yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse.

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse. 34 BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energy listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal.

Lebih terperinci

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 68-73 PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 Supriyo, Ismin T. R. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengembangan perangkat lunak dengan melakukan pengamatan dan percobaan langsung terhadap objek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Analisa kebutuhan merupakan langkah awal untuk menentukan perangkat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

JURNAL PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. CAHAYA ELEKTRONIK DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD)

JURNAL PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. CAHAYA ELEKTRONIK DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) JURNAL PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA CV. CAHAYA ELEKTRONIK DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT (RAD) Oleh: NAMA : PUPUT HANDAYANI NPM : 11.1.03.03.0207 Dibimbing oleh : 1. Resty Wulanningrum,

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK Putra Arif Dermawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura putra.pad16@gmail.com

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MOTOR KENDARAAN RODA DUA JENIS YAMAHA MATIC PADA REZA JAYA MOTOR SAMARINDA

SISTEM PAKAR KERUSAKAN MOTOR KENDARAAN RODA DUA JENIS YAMAHA MATIC PADA REZA JAYA MOTOR SAMARINDA 30 SEBATIK STMIK WICIDA SISTEM PAKAR KERUSAKAN MOTOR KENDARAAN RODA DUA JENIS YAMAHA MATIC PADA REZA JAYA MOTOR SAMARINDA Ekawati Yulsilviana 1), Hafiz Ansari 2) 1 Jurusan, Manajemen Informatika, STMIK

Lebih terperinci

PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0

PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0 PENGENALAN VISUAL BASIC 6.0 Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN ADMINISTRASI ARSIP SURAT DI PT DUTA INDO OPTIMA BANDUNG

APLIKASI MANAJEMEN ADMINISTRASI ARSIP SURAT DI PT DUTA INDO OPTIMA BANDUNG APLIKASI MANAJEMEN ADMINISTRASI ARSIP SURAT DI PT DUTA INDO OPTIMA BANDUNG 1 Ir.Ketut Darmayuda,M.T, 2 Junjun Jatnika Program Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266,

Lebih terperinci

APLIKASI PELAYANAN KESEHATAN MATA PADA PT. PLN (PERSERO) UPK RING SMT REGIONAL IV PALEMBANG

APLIKASI PELAYANAN KESEHATAN MATA PADA PT. PLN (PERSERO) UPK RING SMT REGIONAL IV PALEMBANG APLIKASI PELAYANAN KESEHATAN MATA PADA PT. PLN (PERSERO) UPK RING SMT REGIONAL IV PALEMBANG Ery Agustiansyah Mahasiswa Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el : Agustiansyaeri@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1. Landasan Teori Teks berjalan merupakan salah satu media untuk menampilkan informasi kepada publik dengan bantuan LED (Light Emitting Dioda). Informasi yang ditampilkan

Lebih terperinci

Modul Praktikum Ke-1

Modul Praktikum Ke-1 Bahasa Pemrograman Dasar Fathurrohman 1 Modul Praktikum Ke-1 (Tampilan VB, Event, Property, Objek Kontrol : form, text, label, command) Mengenal Visual Basic (VB) Visual Basic adalah salah satu perangkat

Lebih terperinci

Tutorial Lazarus Pemrograman Pascal Console, Visual dan Database Husni, husni.trunojoyo.ac.id, komputasi.wordpress.com

Tutorial Lazarus Pemrograman Pascal Console, Visual dan Database Husni, husni.trunojoyo.ac.id, komputasi.wordpress.com Tutorial Lazarus Pemrograman Pascal Console, Visual dan Database Husni, husni.trunojoyo.ac.id, komputasi.wordpress.com Lazarus adalah sebuah IDE (Integrated Development Environment), lingkungan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori dan kajian pustaka instalasi penerangan dan hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan instalasi penerangan gedung,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan dengan Metode Sistem Pakar

Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan dengan Metode Sistem Pakar 57 Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan dengan Metode Sistem Pakar Heru Nurwarsito Abstract Pengaturan ruang kuliah adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh tata usaha jurusan atau Fakultas,

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik diperlukan sebagai sumber energi untuk pengoperasian berbagai peralatan yang dibutuhkan di suatu gedung. Salah satu pemanfaatan sumber listrik pada gedung

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 1. Framework adalah kerangka kerja yang terdiri dari kumpulan dari beberapa fungsi,

PRAKTIKUM 1. Framework adalah kerangka kerja yang terdiri dari kumpulan dari beberapa fungsi, PRAKTIKUM 1 I. JUDUL PENGENALAN C# (Csharp) II. TUJUAN - Memahami platform Microsoft.NET; - Mengenal Integrated Development Environment (IDE) Visual Basic.NET; - Memahami struktur project C# - Memahami

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 35 HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini adalah salah satu bagian penting dari laporan ini yang berisi datadata yang diperlukan untuk mengerjakan tugas akhir ini. Bagian ini diawali dengan hasil pengumpulan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELOMPOK PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELOMPOK PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KELOMPOK PROGRAM PRODUKTIF SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KODE : 070 BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Perancangan Menurut Fathul Wahid (2005 : 217), perancangan adalah pendekatan yang digunakan dalam bidang rekayasa dan bidang lainnya yang digunakan untuk menspesifikasikan

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN NILAI SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (STUDI KASUS DI SMA YADIKA SUMEDANG)

PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN NILAI SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (STUDI KASUS DI SMA YADIKA SUMEDANG) PERANGKAT LUNAK PENGOLAHAN NILAI SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (STUDI KASUS DI SMA YADIKA SUMEDANG) 1 Indra Purnama M.T., MCAS, MOS, 2 Septi Damayanti 1 Program Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA SISWA SMP NEGERI 19 PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7.0

APLIKASI PENGOLAHAN DATA SISWA SMP NEGERI 19 PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7.0 APLIKASI PENGOLAHAN DATA SISWA SMP NEGERI 19 PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7.0 Sri Maryati Jurusan Sistem Infomasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak Pengolahan data yang berbasis

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN DASAR XI TKJ SMK NEGERI 1 KUPANG

PEMROGRAMAN DASAR XI TKJ SMK NEGERI 1 KUPANG Pengenalan Bagian Utama Delphi 7 Gambar 1.1 IDE (Integrated Development Environment) Delphi 7 atau lingkungan pengembangan terpadu merupakan lingkungan kerja Delphi 7 yang terbagi menjadi delapan bagian

Lebih terperinci

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA PEDOMAN INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2010 PENCAHAYAAN Dalam aspek kehidupan penerangan menempati porsi yang sangat penting Sumber cahaya adalah matahari Cahaya buatan adalah cahaya

Lebih terperinci

APLIKASI PERHITUNGAN INTERPOLASI NEWTON DENGAN BORLAND DELPHI 5.0.

APLIKASI PERHITUNGAN INTERPOLASI NEWTON DENGAN BORLAND DELPHI 5.0. APLIKASI PERHITUNGAN INTERPOLASI NEWTON DENGAN BORLAND DELPHI 5.0. Ni Wayan Parwati Septiani Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Abstract.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PETA BEBAN LISTRIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG SEMARANG Oleh: Istantri Pratiwi L2F399409

SISTEM INFORMASI PETA BEBAN LISTRIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG SEMARANG Oleh: Istantri Pratiwi L2F399409 SISTEM INFORMASI PETA BEBAN LISTRIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TEMBALANG SEMARANG Oleh: Istantri Pratiwi L2F399409 ABSTRAK Dalam Perkembangan Universitas Diponegoro, banyak dibangun gedung-gedung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Definisi Sistem Pakar Pada saat ini subsistem CBIS yang paling menarik banyak perhatian dari ilmuwan komputer dan spesialis informasi adalah sistem pakar (expert system) suatu subset

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pakar mendiagnosa penyakit pada tumbuhan padi yang dibangun yaitu : 1. Tampilan Form login Tampilan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Yunarti - Sistem Pakar Mengidentifikasi Penolakan Film SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Sry Yunarti Program Studi Sistem Informasi, STMIK ProfesionalMakassar

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN DELPHI 7.0

PEMROGRAMAN DELPHI 7.0 PEMROGRAMAN DELPHI 7.0 Delphi merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi berbasis Windows. Delphi digolongkan ke dalam bahasa pemrograman visual yang menitik beratkan pada pemrograman berorientasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 161~166 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Irza asrita 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI Jakarta

Lebih terperinci

BAHAN DISKUSI PERTEMUAN KETIGA MATAKULIAH PEMROGRAMAN KOMPUTER

BAHAN DISKUSI PERTEMUAN KETIGA MATAKULIAH PEMROGRAMAN KOMPUTER BAHAN DISKUSI PERTEMUAN KETIGA MATAKULIAH PEMROGRAMAN KOMPUTER LINGKUNGAN KERJA DELPHI Membangun suatu aplikasi menggunakan Delphi berarti bekerja dengan satu lingkungan terpadu yang dinamakan Delphi IDE

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Kebutuhan Aplikasi Analisis kebutuhan merupakan lanngkah awal untuk menentukan perankat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ASURANSI PAKET PELANGGAN DI PANDU SIWI SENTOSA CABANG LODAYA BANDUNG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ASURANSI PAKET PELANGGAN DI PANDU SIWI SENTOSA CABANG LODAYA BANDUNG PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ASURANSI PAKET PELANGGAN DI PANDU SIWI SENTOSA CABANG LODAYA BANDUNG 1 Wisnu Uriawan, 2 Imas Srihayati 1 Program Studi Sistem Informasi STMIK LPKIA 2 Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR

STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR Oleh : DEDY JUNIANSYAH NIM 14612016 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. Oleh : Eko Widiarto Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang

Lebih terperinci

APLIKASI BORLAN DELPHI 7 SEBAGAI SISTEM PENGELOLAAN PEMBAYARAN ORDER KORAN PADA SURAT KABAR HARIAN KUPAS TUNTAS LAMPUNG

APLIKASI BORLAN DELPHI 7 SEBAGAI SISTEM PENGELOLAAN PEMBAYARAN ORDER KORAN PADA SURAT KABAR HARIAN KUPAS TUNTAS LAMPUNG APLIKASI BORLAN DELPHI 7 SEBAGAI SISTEM PENGELOLAAN PEMBAYARAN ORDER KORAN PADA SURAT KABAR HARIAN KUPAS TUNTAS LAMPUNG Widya Firmadana Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No.

Lebih terperinci

Sistem Pakar Tindak Pidana Narkotika Menggunakan Metode Forward Chaining

Sistem Pakar Tindak Pidana Narkotika Menggunakan Metode Forward Chaining Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Sistem Pakar Tindak Pidana Narkotika Menggunakan Metode Forward Chaining Shinta Siti Sundari 1), Yoga Handoko Agustin 2),

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO Rusmala Dewi 1, Muh. Akbar 2 Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 Email: dewi_palopo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat. Hampir semua kegiatan memerlukan informasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 82 BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisa dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan ataudiimplementasikan. Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakkanperancangan sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Analisa kebutuhan merupakan langkah awal untuk menentukan perangkat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi pendeteksian kata beserta rancangan design interface yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perlengkapan penanganan bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap usaha industri modern. Dalam setiap perusahaan proses produksi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

VI. IMPLEMENTASI SISTEM

VI. IMPLEMENTASI SISTEM VI. IMPLEMENTASI SISTEM Tahap akhir dalam proses pengembangan perangkat lunak adalah implementasi sistem. Implementasi sistem merupakan tahap merubah desain arsitektur sistem menjadi sebuah perangkat lunak.

Lebih terperinci

Cara menghubungkan / mengkoneksikan database dinamis Microsoft Access dengan delphi menggunakkan ADOConnection dan ADOQuerypada Delphi 7

Cara menghubungkan / mengkoneksikan database dinamis Microsoft Access dengan delphi menggunakkan ADOConnection dan ADOQuerypada Delphi 7 Cara menghubungkan / mengkoneksikan database dinamis Microsoft Access dengan delphi menggunakkan ADOConnection dan ADOQuerypada Delphi 7 Taufik Adi Sanjaya Website penulis : http://pembuatwebdanblog.web.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berguna sebagai salah satu sarana pendidikan dan komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian dari sistem, pengertian informasi, dan pengertian sistem informasi. 2.1.1. Pengertian Sistem

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1. Perancangan Sistem Setelah melakukan tahapan pemeriksaan dan tahapan analisa, langkah selanjutnya adalah tahapan perancangan sistem. Tahapan perancangan merupakan

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN DATA OPERASIONAL GARDU INDUK PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEDUDUK PUTIH

SISTEM PENGOLAHAN DATA OPERASIONAL GARDU INDUK PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEDUDUK PUTIH SISTEM PENGOLAHAN DATA OPERASIONAL GARDU INDUK PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEDUDUK PUTIH Anissya Utami Dessy Rima Pertiwi Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak

Lebih terperinci

Cara menghubungkan / mengkoneksikan database dinamis Microsoft Access dengan delphi menggunakkan ADOConnection dan ADOTable pada Delphi 7

Cara menghubungkan / mengkoneksikan database dinamis Microsoft Access dengan delphi menggunakkan ADOConnection dan ADOTable pada Delphi 7 Cara menghubungkan / mengkoneksikan database dinamis Microsoft Access dengan delphi menggunakkan ADOConnection dan ADOTable pada Delphi 7 Taufik Adi Sanjaya Website penulis : http://pembuatwebdanblog.web.id

Lebih terperinci

ADO (Active-x Data Object)

ADO (Active-x Data Object) ADO (Active-x Data Object) Abdi Pandu Kusuma, S.Kom Definisi ADO ADO (Active-X Data Object)??? ADO Teknologi akses data yang hadir bersama Delphi dan mampu menghubungkan aplikasi dengan database Microsoft

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 57 SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID Aditiawarman 1, Helfi Nasution 2, Tursina 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PADA GENERATOR SET BERBEBAN

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PADA GENERATOR SET BERBEBAN ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.11, NO.2, SEPTEMBER 2012, 63-70 APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS GANGGUAN PADA GENERATOR SET BERBEBAN Irfan Sanusi, Bambang Trisno,

Lebih terperinci

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit? Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)

Lebih terperinci