BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1. Sistem Kelistrikan Dalam mengevaluasi kelistrikan yang ada di gedung PT Sambuja Lestari di jalan Pluit Raya, Jakarta Utara hal yang harus diperhitungkan adalah jumlah titik cahaya pada setiap ruangan. Karena besar penerangan harus sesuai dengan ukuran dan fungsi ruangan. Setelah diadakan pengamatan penerangan digedung PT Sambuja Lestari di jalan Pluit Raya, Jakarta Utara saat ini kurang memenuhi standar penerangan yang baik, hal ini dikarenakan ruangan yang ada mengalami fungsi dari perencanaan sebelumnya maka sebaiknya dilakukan evaluasi ulang untuk mengetahui apakah gedung tersebut masih memenuhi syarat system kelistrikan yang ada saat ini, maka untuk mengetahuinya perhitungan ulang ruangan yang ada pada masing-masing ruangan tiap lantai Deskriftif Bangunan Dalam perhitungan instalasi dalam suatu gedung perlu juga mengetahui situasi bangunan itu sendiri seperti ukuran dari bangunan tersebut, warna dinding dari bangunan, serta lingkungan dari bangunan. 50

2 Bangunan pada gedung PT Sambuja Lestari di jalan Pluit Raya, Jakarta Utara memiliki tiga lantai dimana pada tiap-tiap lantai terdapat beberapa ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaannya masing-masing. Untuk tugas akhir ini tidak akan mengevaluasi semua bangunan hanya bangunan utamanya saja, untuk ukuran masingmasing dapat dilihat pada table jumlah armature tiap gedung pada bab III. Bangunan ini menggunakan batu bata merah dan diplester dengan semen serta dicat warna putih pada setiap ruangan. Dengan mengetahui warna dinding dari bangunan tersebut maka dapat dihitung beban lampu yang diperlukan dalam suatu ruangan. 4.3 Perhitungan Penerangan, Pengaman dan Penghantar Beban yang digunakan adalah beban penerangan yaitu termasuk beban lampu, serta AC serta beban stop kontak. Didalam menentukan jumlah lampu pada tiap-tiap ruangan terlebih dahulu dihitung ukuran ruangan dan jenis lampu yang digunakan pada ruangan terssbut. Untuk beban AC dapat ditentukan dengan menyesuaikan dengan besarnya ruangan serta kegunaan ruangan tersebut. Sedangkan untuk menentukan jumlah kotak kontak yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan pada lokasi yang bersangkutan. Penghantar dan pemutus tenaga yang digunakan harus sesuai dengan arus nominal (ln) yang mengalir, dimana besarnya arus nominal ini sesuai dengan kapasitas beban yang terpasang pada masing-masing kelompok atau group. 51

3 Perhitungan Jumlah lampu. Untuk mengetahui perhitungan jumlah lampu harus terlebih dahulu mengetahui data-data sebagai berikut : 1. Panjang ruangan 2. Lebar ruangan 3. Ketinggian cahaya kerja 4. Tinggi bidang kerja 5. Indeks ruang 6. Intensitas penerangan 7. Fluks cahaya dari lampu yang dipasang. Dalam melakukan perhitungan jumlah lampu pada masing-masing ruangan tidak akan dijelaskan semuanya secara terperinci, hal ini banyaknya ruangan yang ada pada gedung ini. Tetapi hanya akan dibuat satu contoh dari salah satu ruangan gedung tersebut dan ruangan-ruangan lainnya dengan cara perhitungan yang sama, hasilnya dibuat dalam bentuk table Perhitungan Jumlah Titik Cahaya Lantai I Ruang Resepsionis dan Tamu Data data yang ada pada ruangan ini adalah : - Panjang ruangan (P) = 3 - Lebar ruangan (L) = 5 - Tinggi ruangan (Hr) = 3 52

4 - Tinggi bidang kerja (Hk) = 0,8 - Tinggi lampu kebidang kerja (H) = Hr Hk = 2,2 m...(2.9) - Jenis lampu = TL 2x36 W - Faktor depresiasi (d) = 0,8 - Faktor refleksi o Langit-langit (rp) = 0,7 o Dinding (rw) = 0,5 o Lantai (rm) = 0,1 - Intensitas penerangan ( A) = 2500 lumen Perhitungan Penerangan Luas ruangan A = P x l A = 3m x 5m A = 15 m 2 Jenis lampu dan armature yang digunakan : TL 2 x 36 W Lampu TL 36 watt = 2500 lumen Besarnya fluks armature : = Jumlah lampu x = 2 x 2500 = 5000 lumen Intensitas penerangan rata-rata ruangan : 250 lux Indeks ruangan dapat ditentukan yaitu : 53

5 Tinggi langit-langit ke bidang kerja H = H R H BK ; 3m = 0,8 m = 2,2 m Efisiensi penerangan untuk indeks ruangan k = 0,85 ditentukan dengan cara interpolasi yaitu : Untuk sistem penerangan langsung nilai k dapat dilihat dari tabel : k1 = 0,8 η1 = 0,18 k2 = 1 η2 = 0,2 η = 0,18 + ( 0,25 x 0,02 ) η = 0,18 + ( 0,005 ) η = 0,185 Dengan jumlah lampu yang ada pada ruangan yaitu 3 buah maka E sebenarnya pada ruangan tersebut yaitu : 54

6 Faktor depresiasinya d = 0,8 karena lampu-lampu hanya akan mengalami pengotoran ringan. Lampu yang digunakan dalam keadaan baru dengan E standar maka jumlah titik cahaya yaitu : A = 15 m 2 arm = 5000 lumen η = 0,185 d = 0,8 E = 250 lux Dengan data diatas maka dapat ditentukan Jumlah titik cahaya / armatur yaitu : Untuk keindahan dan keseimbangan pada ruangan, maka perlu ditambah 2 armatur lagi untuk mendapatkan penerangan yang baik. Maka jarak antara lampu ke lampu : e > 70% h... (2.13) e > 70% 2,2 e > 1,54 m Dimana jarak antara lampu ke dinding : r = ½ x e... (2.14) r = ½ x 1,54 m 55

7 e = 1,54 r = 0,77 armatur d = 0,77 Gambar 4.1 Tata letak titik cahaya Data jumlah lampu hasil perhitungan pada lantai I Pada lantai I terdapat 12 ruangan adapun data-datanya dapat dilihat pada table 4.1 Hasil Perhitungan jumlah armature pada lantai I sesudah di evaluasi No Nama Ruang A (m 2 ) Lampu Lu men Faktor Refleksi η E Lux Jumlah Lampu Sesudah Evaluasi r p r w r m (buah) 1 R. Bagian I R. Reseptionis & tamu 15 Flouresence 2x36 w R. Rapat Tamu 12 Flouresence 2x36 w R. Arsip Pajak 12 Flouresence 2x36 w R. Satpam 6 Flouresence 2x36 w Koridor 32.5 Flouresence 2x36 w Tangga Flouresence 2x36 w

8 7 Depan Tangga 1 4 Flouresence 2x36 w R. Bagian II 1 Ruang Koperasi 12 Flouresence 2x36 w Ruang Pengemudi 9 Flouresence 2x36 w R Bagian Umum 9 Flouresence 2x36 w Ruang Teknisi 9 Flouresence 2x36 w Koridor Flouresence 2x36 w R. Bagian III 1 Pantry 5 Flouresence 2x36 w Kamar Mandi Pria 6 Flouresence 2x36 w Kamar Mandi Wanita 6 Flouresence 2x36 w Ruang Generator 16 Flouresence 2x36 w Data jumlah lampu serta hasil perhitungan pada lantai II Dilantai kedua ini terdiri dari 10 ruangan, ditambah jalan penghubung (koridor) dan tangga. Adapun data-datanya dapat dilihat pada table 4.2 dibawah ini. 57

9 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan jumlah armature pada lantai II sesudah evaluasi No Nama Ruang A (m 2 ) Lampu Lum en Faktor Refleksi η E Lux Jumlah Lampu Sesudah Evaluasi r p r w r m (buah) R. Bagian I 1 R.Staf Penjualan 45 Flouresence 4x40w R.Manager 9 Flouresence 2x36w R.Supervisor 12 Flouresence 2x36w R.Rapat Karyawan 66 Flouresence 4x40w Koridor 32.5 Flouresence 2x36w Tangga II 7.5 Flouresence 2x36w Depan Tangga II 4 Flouresence 1x36w R. Bagian II 1 R.Staf PurnaJual 45 Flouresence 4x40w R.Arsip Penjualan 6 Flouresence 1x36w Pantry 5 Flouresence 2x36w R. Bagian III 1 Server 12 Flouresence 2x36w Kmr Mandi Pria 6 Flouresence 2x36w Kmr Mandi Wanita 6 Flouresence 2x36w Koridor 32.5 Flouresence 2x36w

10 Data jumlah lampu serta hasil perhitungan pada lantai III Dilantai ketiga ini terdiri dari 10 ruangan ditambah teras, jalan penghubung (koridor) dan tangga. Adapun data-datanya dapat dilihat pada table 4.3 dibawah ini. No Tabel 4.3 Hasil Perhitungan jumlah armature pada lantai III sesudah evaluasi Nama Ruang A (m 2 ) Lampu Lum en Faktor Refleksi η E Lux Jumlah Lampu Sesudah Evaluasi r p r w r m (buah) R. Bagian I 1 R. Direktur utama 12 Flouresence 2x36w R. Dir. Penjualan 12 Flouresence 2x36w R. Dir. Keuangan 12 Flouresence 2x36w R. Bagian II 1 R. Sekertaris 9 Flouresence 2x36w R. Rapat 24 Flouresence 3x36w R. Staf Admin. 25 Flouresence 3x36w R. Staf Keu. 25 Flouresence 3x36w Koridor 32.5 Flouresence 2x36w Tangga III 7.5 Flouresence 2x36w Depan Tangga III 4 Flouresence 1x36w R. Bagian III 59

11 1 Pantry 5 Flouresence 2x36w R. Perpustakaan 24 Flouresence 2x36w Kamar Mandi Pria 6 Flouresence 2x36w Kamar Mandi Wanita 6 Flouresence 2x36w Perhitungan Ukuran Pengaman dan Pengantar Dalam menentukan perhitungan ukuran pengaman dan penghantar perlu diketahui terlebih dahulu total beban apa saja yang ada pada gedung, mulai dari perhitungan titik lampu, beban kotak-kontak, beban ac dll kesemua beban tersebut nantinya akan dikelompokkan berdasarkan group masing-masing pada lantai untuk mempermudah perhitungan dan pengontrolan. Sistem listrik yang ada pada gedung ini terdiri dari panel utama, sub pabel dan sub-sub panel yang ditempatkan pada masing-masing lantai yang terdiri dari sub-sub panel, sehingga untuk menentukan perhitungan penghantar dan pengaman dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Perhitungan pada masing-masing group/cabang pada tiap-tiap ruangan pada masing-masing lantai. Perhitungan pengaman pada masing-masing lantai I,II, dan II yang tergabung pada satu panel utama. Perhitungan total pengaman dan penghantar panel utama/seluruh gedung Adapun tujuan pembagian pengelompokkan beban diatas adalah sebagai berikut : 60

12 Menjaga keseimbangan beban tiap-tiap phasa. Melokalisir gangguan yang terjadi dengan tidak mempengaruhi kerja system keseluruhan. Mempermudah dalam pemasangan, pemeriksaan, pengoperasian, dan perbaikan Perhitungan pengaman dan penghantar pada masing-masing group Untuk menentukan rating pengaman dan penghantar dari rangkaian cabang/group dari kelompok beban harus dihitung besarnya arus yang mengalir pada group tersebut kemudian baru kita dapat memilih penghantar dan pengamannya. Dalam melakukan perhitungan dan penghantar ini sama halnya seperti pada perhitungan jumlah lampu. Dimana perhitungannya tidak semua masing-masing cabang diuraikan secara terperinci namum akan dibuat tiga buah contoh perhitungannya untuk tiap-tiap group sedangkan untuk yang lainnya dengan perhitungan yang sama dapat kita lihat pada table. Berikut contoh group 1, 2 dan 3 lantai I. a. Lantai I Group 1 Fasa R Pengaman group ini meliputi ruangan : Ruangan Resepsionis : TL 2 x 36 = 3 buah Stop Kontak 200 w = 2 buah Ruang Rapat Tamu : TL 2 x 18 = 3 buah 61

13 Tegangan (V) 220 Volt = 220 Volt Faktor Daya = 0,8 Maka perhitungan pengaman : P penerangan = (2x36x3) + (2x18x3) = 216 w w = 324 w P kotak kontak= 2 x 200 w = 400 w P total = P penerangan + P kotak kontak = 324 w w = 724 w Maka pengaman yang digunakan 6A dan kabel yang digunakan NYA 4 mm 2. Fasa S Pengaman group ini meliputi ruangan : Ruangan Resepsionis : TL 2 x 36 = 3 buah Stop Kontak 200 w = 2 buah Ruang Rapat Tamu : TL 2 x 18 = 3 buah Tegangan (V) 220 Volt = 220 Volt 62

14 Faktor Daya = 0,8 Maka perhitungan pengaman : P penerangan = (2x36x3) + (2x18x3) = 216 w w = 324 w P kotak kontak= 2 x 200 w = 400 w P total = P penerangan + P kotak kontak = 324 w w = 724 w Maka pengaman yang digunakan 6A dan kabel yang digunakan NYA 4 mm 2. Fasa T Pengaman Group ini meliputi ruangan : Ruang Rapat Tamu : Stop kontak 200 w = 2 buah Ruang Rapat Tamu : TL 2 x 18 = 3 buah Ruang Arsip Pajak : TL 2 x 36 = 3 buah Tegangan (V) 220 Volt = 220 Volt Faktor Daya = 0,8 63

15 Maka perhitungan pengaman : P penerangan = (2x18x3) + (2x36x2) = 108 w w = 252 w P kotak kontak= 2 x 200 w = 400 w P total = P penerangan + P kotak kontak = 252 w w = 652 w Maka pengaman yang digunakan 6A dan kabel yang digunakan NYA 4 mm 2. Berikut adalah table hasil perhitungan pengaman dan penghantar pada masing-masing group ruangan : 64

16 Tabel 4.4 Hasil perhitungan dan penghantar lantai 1 Group Lokasi Total Watt R Beban S T ln (A) MCB (A) Hantaran (mm 2 ) 1 R1 R. Reseptionis & tamu NYY 4 S1 R. Reseptionis & tamu NYY 4 T1 R. Rapat Tamu, Koridor NYY 4 2 R2 R. Rapat Tamu & R Arsip Pajak NYY 4 S2 Koridor, Tangga NYY 4 T2 R Satpam Depan, R Arsip Pajak NYY 4 3 R3 Koridor, depan Tangga NYY 4 S3 R Koperasi, R Pengemudi NYY 4 T3 R Pengemudi, Ruang Bagian Umum NYY 4 4 R4 Koperasi, R Bagian Umum NYY 4 S4 R bagian Umum, R Teknisi NYY 4 T4 R Generator, Koridor NYY 4 5 R5 Generator, Pantry NYY 4 S5 Pantry, kmr mandi pria & wanita NYY 4 Kmr mandi pria & wanita, R T5 Generator NYY 4 TOTAL DAYA

17 Tabel 4.5 Hasil perhitungan dan penghantar lantai 2 Group Lokasi Total Watt R Beban S T ln (A) MCB (A) Hantaran (mm 2 ) 1 R1 R. Staff Penjualan, manager NYA 4 S1 R. Staff Penjualan, manager NYA 4 T1 R Rapat Karyawan, Supervisor NYA 4 2 R2 R Rapat Karyawan, Koridor NYA 4 S2 R Rapat Karyawan, Koridor NYA 4 T2 R. Staff Lay Purnajual, Supervisor NYA 4 3 R3 R Rapat Karyawan, Depan Tangga NYA 4 S3 R Staff Lay.Purnajual, Tangga NYA 4 R Staff Lay.Purnajual, Arsip T3 Penjualan NYA 4 4 R4 Pantry, R Arsip Penjualan NYA 4 S4 R Arsip Penjualan, Koridor NYA 4 T4 Koridor, Pantry NYA 4 5 R5 R Arsip Penjualan, Pantry NYA 4 S5 Server, kmr mandi pria & wanita NYA 4 T5 Koridor, Kmr mandi pria & wanita NYA 4 TOTAL DAYA

18 Tabel 4.6 Hasil perhitungan dan penghantar lantai 3 Group Lokasi Total Watt R Beban S T ln (A) MCB (A) Hantaran (mm 2 ) 1 R1 R. Direktur Utama & Dir. Penjualan NYA 4 S1 R. Direktur Utama & Dir. Penjualan NYA 4 T1 R. Dir. Penjualan & Dir. Keuangan NYA 4 2 R2 R. Dir. Keuangan & Sekertaris NYA 4 S2 R. Sekertaris & R Rapat NYA 4 T2 R. Staff Admin dan Keuangan NYA 4 3 R3 R. Staff Admin dan Keuangan NYA 4 S3 R. Staff Keuangan & Koridor NYA 4 T3 Koridor & R Rapat NYA 4 4 R4 Koridor, tangga NYA 4 S4 Koridor, Depan tangga NYA 4 T4 Koridor, Pantry NYA 4 5 R5 Pantry & R Perpustakaan NYA 4 S5 R Perpustakaan & kmr mandi pria NYA 4 T5 R Perpustakaan & kmr mandi wanita NYA 4 TOTAL DAYA

19 Tabel 4.7 Perhitungan Pengaman Listrik AC lantai 1 Group Lokasi AC 1 PK Total Watt R Beban S T ln (A) MCB (A) Hantaran (mm 2 ) 1 R1 R. Reseptionis tamu NYA 4 S1 R. Rapat Tamu NYA 4 T1 R Arsip Pajak NYA 4 2 R2 R Satpam Depan NYA 4 S2 Koridor NYA 4 T2 R Koperasi NYA 4 3 S3 R Pengemudi NYA 4 S3 ME NYA 4 T3 R Teknisi NYA 4 TOTAL DAYA Tabel 4.8 Perhitungan Pengaman Listrik AC lantai 2 Group Lokasi AC 1 PK Total Watt R Beban S T ln (A) MCB (A) Hantaran (mm 2 ) 1 R1 R. Staff Penjualan NYA 4 S1 R. Staff Penjualan NYA 4 T1 R. Manager NYA 4 2 R2 R Supervisor NYA 4 S2 R Supervisor NYA 4 T2 R Supervisor NYA 4 3 R3 R Rapat Karyawan NYA 4 S3 R Rapat Karyawan NYA 4 T3 R Rapat Karyawan NYA 4 4 R4 Koridor NYA 4 R Staf Layanan S4 Purnajual NYA 4 68

20 T4 R Staf Layanan Purnajual NYA 4 5 R5 R Arsip Penjualan NYA 4 S5 Server NYA 4 T5 Server NYA 4 TOTAL DAYA Tabel 4.9 Perhitungan Pengaman Listrik AC lantai 3 Group Lokasi AC 1 PK Total Watt R Beban S T ln (A) MCB (A) Hantaran (mm 2 ) 1 R1 R. Direktur Utama NYA 4 S1 R. Direktur Penjualan NYA 4 T1 R. Dir. Keuangan NYA 4 2 R2 R. Sekertaris NYA 4 S2 R. Rapat NYA 4 T2 R. Rapat NYA 4 3 R3 R. Staff Administrasi NYA 4 S3 R. Staff Administrasi NYA 4 T3 R. Staff Keuangan NYA 4 4 R4 R. Staff Keuangan NYA 4 S4 R. Perpustakaan NYA 4 T4 R. Perpustakaan NYA

21 Perhitungan pengaman pada lantai I, II dan III yang tergabung pada panel utama Untuk menentukan pengaman dan penghantar untuk masing-masing sub panel, berikut perhitungan sub panel pada lantai I, II dan III total daya tiap-tiap fasa setiap gedungnya dapat dilihat pada table ranting pengaman dan penghantar setiap lantai. Berikut perhitungannya : PANEL I a. Lantai I - Fasa R = 4205 VA - Fasa S = 4126 VA - Fasa T = 4070 VA + Total Daya = VA Maka arus beban 3 fasa, yaitu : I = 18,86 A 25 A Dengan arus beban I = A maka pengaman gedung adalah 3 x 25A kabel yang dipakai yaitu NYY 4 x10 mm 2 PANEL II 70

22 b. Lantai II - Fasa R = 6995 VA - Fasa S = 7596 VA - Fasa T = 7180 VA + Total Daya = VA Maka arus beban 3 fasa, yaitu : I = 33,1 A 40 A Dengan arus beban I = 33,1 A maka pengaman gedung adalah 3 x 40A kabel yang dipakai yaitu NYY 4 x16 mm 2 PANEL III c. Lantai III - Fasa R = 6600 VA - Fasa S = 6735 VA - Fasa T = 7230 VA + Total Daya = VA Maka arus beban 3 fasa, yaitu : 71

23 I = 31,3 A 32 A Dengan arus beban I = 31,3 A maka pengaman gedung adalah 3 x 35A kabel yang dipakai yaitu NYY 4 x16 mm 2 PANEL I a. Lantai I Pada AC - Fasa R = 2798 VA - Fasa S = 2798 VA - Fasa T = 2798 VA + Total Daya = 8393 VA Maka arus beban 3 fasa, yaitu : I = 12,8 A 16 A Dengan arus beban I = 12.8 A maka pengaman gedung adalah 3 x 16A kabel yang dipakai yaitu NYY 4 x 6 mm 2 72

24 PANEL II b. Lantai II Pada AC - Fasa R = 4663 VA - Fasa S = 4663 VA - Fasa T = 4663 VA + Total Daya = VA Maka arus beban 3 fasa, yaitu : I = 21.3 A 25 A Dengan arus beban I = 21.3 A maka pengaman gedung adalah 3 x 25A kabel yang dipakai yaitu NYY 4 x 10 mm 2 c. Lantai III pada AC - Fasa R = 3730 VA - Fasa S = 3730 VA - Fasa T = 3730 VA + Total Daya = VA Maka arus beban 3 fasa, yaitu : 73

25 I = 17 A 20 A Dengan arus beban I = 17 A maka pengaman gedung adalah 3 x 20A kabel yang dipakai yaitu NYY 4 x 10 mm 2 Perhitungan total pengaman dan penghantar panel utama/seluruh gedung a. Lantai I Lampu & S.Kontak + AC = VA VA = VA b. Lantai II Lampu & S.Kontak + AC = VA VA = VA c. Lantai III Lampu & S.Kontak + AC = VA VA = VA + Total Daya = VA Maka arus beban seluruh gedung yaitu : I = A 160 A Dengan arus beban I = 160 A maka pengaman gedung adalah 3 x 160A kabel yang dipakai yaitu NYFGby 4 x 70 mm 2 Jadi P total yang digunakan pada gedung PT Sambuja Lestari sebesar VA 88.3 KVA dengan besar Arus 160 A. Perhitungan ini termasuk beban penerangan 74

26 dan beban AC. Beban yang disuplai pada gedung PT Sambuja Lestari antara lain untuk penerangan, beban AC, air bersih, hydrant dll. Dengan suplai daya lsitrik PLN adalah sebesar 115 KVA 4.4 Penentuan Kapasitas Generator Untuk menentukan kapasitas daya generator terlebih dahulu diketahui jumlah daya total seluruh gedung yaitu sebagai berikut : Daya output generator (P out gen) = P out x 1,2 = x 1,2 = VA Efisiensi generator mempunyai rating (0,7 0,94) dimana efisiensi generator ditentukan ( =0,82) dengan demikian dapat ditentukan daya input generator yaitu : P in = ,220 VA S (gen) = P (gen) S (gen) = 129 KVA Maka kapasitas generator cadangan yang diperlukan adalah 129 KVA, 380/220 V, 50 Hz dan cos φ = 0,85. Besarnya pengaman yang digunakan dapat ditentukan berdasarkan arus keluaran generator adalah sebagai berikut : 75

27 Dengan besar arus I = 196,6 A diatas, maka digunakan pengaman gedung adalah 3 x 200 A kabel yang digunakan adalah NYY 4 x 95 mm Analisa Analisa pada lantai I Setelah melalui perhitungan yang dilakukan pada bab IV ini maka dapat dilihat pada table 4.10 bahwa jumlah armature yang digunakan pada lantai 1 hampir keseluruhan terjadi perubahan jumlah titik lampu ada dengan hasil evaluasi, walaupun pengurangan dan penambahan terlihat tidak terlalu berbeda jauh. Setelah di analisa ternyata pada lantai I mendapatkan penambahan sebesar 3657 VA jadi perubahan total daya menjadi sebesar VA. No Tabel 4.10 Hasil perhitungan jumlah armature pada lantai I sesudah dan sebelum dievaluasi Nama Ruang R. Bagian I A (m 2 ) Lampu E Jumlah Lampu Sebelum Evaluasi Jumlah Lampu Sesudah Evaluasi Lux (buah) (buah) 1 R. Reseptionis & tamu 15 Flouresence 2x36 w R. Rapat Tamu 12 Flouresence 2x36 w R. Arsip Pajak 12 Flouresence 2x36 w R. Satpam 6 Flouresence 2x36 w Koridor 32.5 Flouresence 2x36 w Tangga Flouresence 2x36 w Depan Tangga 1 4 Flouresence 1x36 w

28 R. Bagian II 1 Ruang Koperasi 12 Flouresence 2x36 w Ruang Pengemudi 9 Flouresence 2x36 w Ruang ME 9 Flouresence 2x36 w Ruang Teknisi 9 Flouresence 2x36 w Koridor Flouresence 2x36 w R. Bagian III 1 Pantry 5 Flouresence 2x36 w Kamar Mandi Pria 6 Flouresence 2x36 w Kamar Mandi Wanita 6 Flouresence 2x36 w Ruang Generator 16 Flouresence 2x36 w Untuk panel I lantai I total daya sebesar VA dari hasil perhitungan terjadi perubahan besar pengaman yang digunakan adapun besar pengaman yang digunakan yaitu 25 A dan penghantar menggunakan kabel NYY 4 x 10 mm Analisa pada lantai II Pada lantai II juga terjadi perubahan dapat dilihat pada table 4.11 dibawah ini perbandingan sesudah dan sebelum dievaluasi. Jumlah armature yang digunakan hamper keseluruhan terjadi perubahan jumlah titik lampu dengan hasil evaluasi, walaupun penguranagan dan penambahan terlihat tidak terlalu berbeda jauh. Setelah 77

29 di analisa ternyata pada lantai II mendapatkan penambahan beban sebesar 1885 VA jadi perubahan total daya menjadi sebesar VA terjadi penambahan dari perhitungan sebelumnya. Tabel 4.11 Hasil perhitungan jumlah armature pada lantai II sesudah dan sebelum dievaluasi No Nama Ruang R. Bagian I A (m 2 ) Lampu E Jumlah Lampu Sebelum Evaluasi Jumlah Lampu Sesudah Evaluasi Lux (buah) (buah) 1 R.Staf Penjualan 45 Flouresence 4x40w R.Manager 9 Flouresence 2x36w R.Supervisor 12 Flouresence 2x36w R.Rapat Karyawan 66 Flouresence 4x40w Koridor 32.5 Flouresence 2x36w Tangga II 7.5 Flouresence 2x36w Depan Tangga II 4 Flouresence 1x36w R. Bagian II 1 R.Staf PurnaJual 45 Flouresence 4x40w R.Arsip Penjualan 6 Flouresence 1x36w Pantry 5 Flouresence 2x36w R. Bagian III 1 Server 12 Flouresence 2x36w Kmr Mandi Pria 6 Flouresence 2x36w Kmr Mandi Wanita 6 Flouresence 2x36w Koridor 32.5 Flouresence 2x36w

30 Untuk panel II lantai II total daya sebesar VA dari hasil perhitungan pengaman yang digunakan sebelum dan sesudah evaluasi besar pengaman yang digunakan tetap yaitu 35 A dan penghantar menggunakan kabel NYY 4 x 16 mm Analisa pada lantai III Pada lantai III juga terjadi perubahan dapat dilihat pada table 4.12 dibawah ini perbandingan sesudah dan sebelum dievaluasi. Jumlah armature yang digunakan hamper keseluruhan terjadi perubahan jumlah titik lampu dengan hasil evaluasi, walaupun penguranagan dan penambahan terlihat tidak terlalu berbeda jauh. Setelah di analisa ternyata pada lantai III mendapatkan penambahan beban sebesar 420 VA jadi perubahan total daya menjadi sebesar VA terjadi penambahan dari perhitungan sebelumnya. Tabel 4.12 Hasil perhitungan jumlah armature pada lantai III sesudah dan sebelum dievaluasi E Jumlah Lampu Jumlah Lampu No Nama Ruang A (m 2 Lampu Sebelum Sesudah ) Evaluasi Evaluasi Lux (buah) (buah) R. Bagian I 1 R. Direktur utama 12 Flouresence 2x36w R. Dir. Penjualan 12 Flouresence 2x36w R. Dir. Keuangan 12 Flouresence 2x36w R. Bagian II 79

31 1 R. Sekertaris 9 Flouresence 2x36w R. Rapat 24 Flouresence 3x36w R. Staf Admin. 25 Flouresence 3x36w R. Staf Keu. 25 Flouresence 3x36w Koridor 32.5 Flouresence 2x36w Tangga III 7.5 Flouresence 2x36w Depan Tangga III 4 Flouresence 1x36w R. Bagian III 1 Pantry 5 Flouresence 2x36w R. Perpustakaan 24 Flouresence 2x36w Kamar Mandi Pria 6 Flouresence 2x36w Kamar Mandi Wanita 6 Flouresence 2x36w Untuk panel III lantai III total daya sebesar VA dari hasil perhitungan terjadi perubahan besar pengaman yang digunakan adapun besar pengaman yang digunakan yaitu 35 A dan penghantar menggunakan kabel NYY 4 x 16 mm Analisa pengaman dan penghantar panel utama Dari hasil analisa perhitungan terjadi perubahan total beban pada masingmasing lantai gedung hasil perbandinagnnnya dapat dilihat pada tabel diatas. Dengan perubahan beban tersebut maka pada ranting arus pengaman ikut berubah yang mengakibatkan MCB pada masing-masing lantai ikut berubah. Berikut data hasil analisa daro total beban yang telah dievaluasi : 80

32 Pada lantai I terjadi penambahan beban sebesar 3657 VA sehingga total keseluruhan beban setelah dievaluasi sebesar VA. Pada lantai II terjadi penambahan beban sebesar 1885 VA sehingga total keseluruhan beban setelah dievaluasi sebesar VA. Pada lantai III terjadi penambahan beban sebesar 420 VA sehingga total keseluruhan beban setelah dievaluasi sebesar VA. Dari data diatas maka besar pengaman pada sub-sub panel terjadi perubahan data dari hasil perhitungan yang didapat dari hasil evaluasi rating arus pada masingmasing lantai yaitu pada lantai I semula 20 A menjadi 25 A, pada lantai II semula 35 A tetap 35 A, lantai III semula 35 A tetap 35 A tetapi MCB tidak perlu diganti karena masih menampung beban yang ada jenis kabel yang digunakan adalah 4x16 mm 2. Untuk panel utama didapatkan beban sebesar VA ditambah beban AC sebesar VA sehingga total daya pada panel utama sebesar VA dan rating arus 143,6 A maka arus pengaman yang dapat digunakan pada panel utama tetap sebesar 160 A dan kabel yang dipakai NYFGby 4x70 mm 2. Ternyata dari hasil perhitungan pada panel utama walaupun rating arusnya berkurang akan tetapi belum melewati batas rating arus maksimum sehingga pengaman dan penghantarnya tidak perlu dirubah lagi adapun hasil keseluruhan kapasitas daya dapat digunakan sebagai spare, suplai daya yang tersedia dari PLN pada gedung PT Sambuja Lestari adalah sebesar 160 KVA beban yang ada meliputi beban penerangan, kotak kontak, power supply, pompa air, AC dll. Sedangkan beban maksimum yang digunakan pada gedung PT Sambuja Lestari sebesar 115 KVA. 81

33 4.5.5 Analisa Sumber Daya Listrik Cadangan Perubahan daya dari hasil perhitungan analisa diatas maka kapasitas generator yang dipakai menjadi sebesar 110,930 KVA, 380/220 V, 50 Hz dan Cos 0,8. Besar pengaman yang dipakai pada sumber daya listrik cadangan didapat keluaran generator sebesar 160 A sehingga arus pengamannya yang digunakan sebesar 200A. pada keadaan tertentu dimana sumber daya listrik terputus maka suplai daya listrik kebeban diberikan genset sebesar 100 KVA dengan tegangan sebesar 380/220 V dan frekeunsi 50 Hz. Genset pada gedung PT Sambuja Lestari ini mensuplai daya listrik di PT Sambuja Lestari tanpa terkecuali akan tetapi pada saat mensuplai daya utama terputus maka pensuplaian beban hanya untuk beban ke instalasi penerangan, beban AC dll. Dari hasil evaluasi tersebut maka kapasitas genset yanga ada tidak perlu diganti karena mengingat pemakaian pada gedung PT Sambuja Lestari hanya digunakan pada siang hari saja sehingga genset masih dapat digunakan dan tidak perlu diganti. 82

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pembahasan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Study literature, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energi listrik semaksimal dan seefisien

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

BAB III PERANCANGAN INSTALASI BAB III PERANCANGAN INSTALASI 3.1 Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan adalah untuk untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk 1 Oleh: Dedy Syah Putra 1, Ghiri Basuki Putra, S. T., M. T 2 2 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Disusun oleh: IKSAN SANTOSO NIM. 0910633053-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse.

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse. 34 BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energy listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Ashydiq Chenny S 1, Drs., Ir. Moch Dhofir, MT. 2, Ir. Hery Purnomo, MT 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2 Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu BAB IV ANALISA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu dilakukan penaksiran atas beban total seluruh bangunan. Beban total dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Arus Nominal dan Kapasitas Dalam instalasi listrik faktor keamanan merupakan hal yang paling krusial, untuk itu penggunaan pengaman dalam instalasi listrik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sacara garis besar proses penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.1 : Flowchart langkah penelitian 3.1 Pemetaan an 3.1.1 Data teknis ruangan pada Lantai 4 dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 35 HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini adalah salah satu bagian penting dari laporan ini yang berisi datadata yang diperlukan untuk mengerjakan tugas akhir ini. Bagian ini diawali dengan hasil pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN Tujuan dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk dapat memanfaatkan energi listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal. Pembahasan dalam penulisan ini

Lebih terperinci

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK EVALUASI PERENCANAAN KARAKTERISTIK INSTALASI LISTRIK DAN OPTIMALISASI DAYA TERPASANG PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN PARKIR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN 3.1 FLOWCHART Mulai Lampu TL yang digunakan 10 watt, 20 watt dan 40 watt Perhitungan kapasitor daya untuk tiap-tiap lampu TL yang paling baik Pengujian Faktor Daya Kapasitor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menganalisa perhitungan kebutuhan genset pada gedung Graha Reformed Millenium Jakarta. Di batasi pada analisis perhitungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Manusa putra D

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Manusa putra D PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG PERAWAT STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG PERAWAT STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG PERAWAT STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

APLIKASI PERENCANAAN PERHITUNGAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR ABSTRAK

APLIKASI PERENCANAAN PERHITUNGAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR ABSTRAK ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013, 49-58 APLIKASI PERENCANAAN PERHITUNGAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR Indra Mustika R. P., Chris

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kelistrikan Sistem kelistrikan yang baik dan efisien perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi antara satu sama lainnya sesuai dengan ketentuan yang ada. Didalam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

SISTEM DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK PADA KERETA API KELAS EKONOMI, BISNIS DAN EKSEKUTIF

SISTEM DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK PADA KERETA API KELAS EKONOMI, BISNIS DAN EKSEKUTIF SISTEM DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK PADA KERETA API KELAS EKONOMI, BISNIS DAN EKSEKUTIF Mulyono, M. Rafli Alfanani Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori dan kajian pustaka instalasi penerangan dan hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan instalasi penerangan gedung,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas metodologi yang digunakan dalam penelitian beserta penjelasan singkat setiap tahapannya. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian III-1 Gambar 3.1 Diagram

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 68-73 PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 Supriyo, Ismin T. R. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN.

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN. 57 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PERALATAN DALAM PENCAHAYAAN. 4.1 Gambaran Perhitungan Pada Ruang Rapat Data perhitunganya yang diambil adalah sebagai berikut : Fungsi Ruang : Ruang Rapat PT.LECOMMARAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Besar. [Instalasi Penerangan dan Tenaga Listrik] 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Besar. [Instalasi Penerangan dan Tenaga Listrik] 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi listrik adalah susunan perlengkapan listrik yang bertalian satu dengan yang lainnya, serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memiliki satu atau sejumlah tujuan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK Putra Arif Dermawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura putra.pad16@gmail.com

Lebih terperinci

Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan

Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan Rancang Bangun Perangkat Lunak Perencanaan Pencahayaan Buatan Pada Ruangan Anggoro Suryo Pramudyo pramudyo3@yahoo.com Suhendar suhendar@ft-untirta.ac.id Fauzan Azima fauzan.azima88@gmail.com Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Topik : INSTALASI PENERANGAN B. Kompetensi : Hal 1 dari 5 Setelah melakukan praktik, mahasiswa dapat menggambar benda secara piktorial, simbol-simbol teknik elektro, instalasi penerangan dan tenaga,

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN SSN: 1693-6930 39 ANALSS UPAYA PENUUNAN BAYA PEMAKAAN ENEG LSTK PADA LAMPU PENEANGAN Slamet Suripto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Abstrak Keterbatasan sumber

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. Oleh : Eko Widiarto Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa

SIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa SIDANG TUGAS AKHIR Validita R. Nisa 2105 100 045 Latar Belakang Semakin banyaknya gedung bertingkat Konsumsi energi listrik yang besar Persediaan energi dunia semakin menipis Penggunaan energi belum efisien

Lebih terperinci

SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN RUANGAN DAN PENENTUAN LUAS PENAMPANG KABEL BERBASIS SISTEM PAKAR

SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN RUANGAN DAN PENENTUAN LUAS PENAMPANG KABEL BERBASIS SISTEM PAKAR 78 SIMULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENERANGAN RUANGAN DAN PENENTUAN LUAS PENAMPANG KABEL BERBASIS SISTEM PAKAR Khahfi Muhammad Madro i, Setyo Supratno, Putra Wisnu Agung Sucipto Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn. Tukiman, Edy Karyanta Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir- BATAN Gedung 71, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TUGAS AKHIR Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI Mansur Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Haluoleo ABSTRACT Electric system power is influenced that

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN 3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan energi listrik pada sistem penerangan gedung FPOK di JL. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Mekanikal dan Elektrikal Dalam suatu bangunan atau gedung terdapat 1 unsur yang tidak kalah pentingnya selain arsitektur dan struktur, yaitu sistem mekanikal dan elektrikal.

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2 STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI Rabu, 25 Maret 2015 Oleh: Nelly Malik Lande POKOK BAHASAN TUJUAN DAN SASARAN PENDAHULUAN PENGERTIAN, PRINSIP KERJA, JENIS-JENIS INVERTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG Feasibility Study of Control Panel Installation at Electrical Power Laboratorium, Polytechnic

Lebih terperinci

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta maryonoam@yahoo.com http://maryonoam.wordpress.com Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Siswa memahami macam-macam kriteria pemilihan

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Slamet Ariyanto

Lebih terperinci

STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR

STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR Oleh : DEDY JUNIANSYAH NIM 14612016 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT Desy Kristyawati [1], Rudi Saputra [2] Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA PEDOMAN INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2010 PENCAHAYAAN Dalam aspek kehidupan penerangan menempati porsi yang sangat penting Sumber cahaya adalah matahari Cahaya buatan adalah cahaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya yang sebelumnya tentang kajian managemen konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung perkantoran PT. PHE

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA Khairul Hidayat 1, Yani Ridal 2, Arzul 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TENAGA MEKANIK MOTOR INDUKSI PADA MESIN PRESS SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR

PEMANFAATAN TENAGA MEKANIK MOTOR INDUKSI PADA MESIN PRESS SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR PEMANFAATAN TENAGA MEKANIK MOTOR INDUKSI PADA MESIN PRESS SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR Deni Almanda, Umaryoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalan Cempaka Putih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang diperoleh,

BAB IV ANALISIS DATA. menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang diperoleh, BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Analisis Intensitas Konsumsi Energi Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dibutuhkan data penunjang guna menentukan berapa besar energi yang dikonsumsi per tahun. Data yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 5 LANDASAN TEORI 2.1. Satuan-satuan Dalam teknik penerangan terdapat satuan-satuan yang biasa digunakan, antara lain: 1. Satuan untuk intensitas cahaya (I) adalah kandela (cd) Intensitas cahaya adalah

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan komponen atau bahan instalasi listrik merupakan pekerjaan yang mengacu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 3.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perencanaan instalasi penerangan untuk Gedung Universitas Mercu Buana, Bekasi dilakukan dalam beberapa tahap.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.. LEMBAR PRASYARAT GELAR SARJANA... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

PSD III D.Ars Undip TA 31

PSD III D.Ars Undip TA 31 RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) TUGAS AKHIR REDESAIN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI SOKOSARI 1 TUBAN LUAS BANGUNAN LANTAI I : 338,85 m² LUAS BANGUNAN LANTAI II : 338,85 m² LUAS BANGUNAN TOTAL : 677,7 m² ESTIKA

Lebih terperinci