BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan beban lampu dan lainnya. Adapun proses perancangan instalasi penerangan secara lengkap adalah sebagai berikut: 1. Pemilhan Type Pemilihan type lampu didasarkan pada kondisi ruangan dan bentuk ruangan, serta bentuk pencahayaan yang ingin dihasilkan. Pada penelitian ini, pilihan lampu jatuh pada beberapa type lampu, yaitu : - TKI T8 TL 2 x 36 W - TKI T8 TL 2 x 36 W c/w battery - TKO T8 TL 1 x 18 W - Baret TL 18 W - DL LED 1 x 7 W - DL LED 1 x 7 W c/w battery - DL Spot LED 1 x 13 W 34

2 35 TL dikenal dengan lampu neon. Saat ini lampu neon bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan fitting (bentuk pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. TL lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL yang baik (merk bagus), bisa bertahan jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian, harganya juga sekitar 10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak bermunculan merk lampu hemat energi yang murah, namun kualitasnya rendah). Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga dan lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi. Warna cahaya lampu pijar adalah: a. Kuning (2 700 K K) b. Netral (3 500 K K) c. Putih (5 500 K K).

3 36 2. Penentuan Titik untuk setiap Ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya pasti membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan. Perencanaan penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya. Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah. Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut. Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh

4 37 banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi. Setelah menentukan tipe lampu yang akan digunakan di dalam ruangan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh konsultan adalah menentukan jumlah titik lampu yang ada di setiap ruangan. Tipe lampu yang digunakan adalah lampu TL 2 x 36 W, sehingga berdasarkan persamaan 2.7, maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Ø = W x L/w Ø = 72 x 45 = 3240 lumen. Sebuah ruang kelas gedung Universitas Mercu Buana, Bekasi dengan panjang 8 meter dan lebar 6 meter, akan dipasang dengan lampu TL 2 x 36 watt. Perhitungan jumlah lampu yang akan dipasang dengan berdasarkan data dibawah ini E = 200 (standar Lux Consultan Perencana) L = 8 meter W = 6 meter n = 1 bh LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8) CU = 65% (antara %) Ø = 3240 lumen

5 38 Maka, jumlah Titik yang akan dipasang pada ruang 8 x 6 meter dengan menggunakan jenis lampu LAMPU TKI T8 TL 2 x 36 W dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5 adalah sebagai berikut : N = = = E x L x W Ø x LLF x CU x n 200 x 8 x x 0,8 x 65% x = 5,69 = 6 Titik Dari perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa dengan ruangan 8 x 6 meter yang akan dipasang lampu LAMPU TKI T8 TL 2 x 36 W memerlukan sedikitnya 6 titik lampu. Apabila hasil dari perhitungan di atas dirasa terlalu terang atau kurang terang, hal ini dapat disiasati dengan mengganti lampu dengan watt yang lebih tinggi atau lebih rendah. Hasil perhitungan titik lampu pada ruangan lainnya adalah sebagai berikut :

6 39 Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Dasar Lantai Dasar No Area Kuat Penerangan (Lux) Luasan (m2) Jenis Jumlah Titik 1 Kantin x 6 TKI 2 x 36 W 9 2 Mushola x 3 DL LED 7 W 3 3 Cleaning x 3.1 DL LED 7 W 2 4 Security x 3.1 DL LED 7 W 2 5 R. Kontrol x 3 TKO 1 x 18 W 2 6 R. Kumpul Parkir Motor 14.5 x 3.3 TKO 1 x 18 W x 4.8 TKO 1 x 18 W 6 TKO 1 x 18 W 2 8 R. Genset x 3 TKI T8 TL 2x36W c/w battery 1 9 Korridor x 2.2 DL LED 7 W 6 LED 7 W c/w battery 4 10 Lobby x 2.2 DL LED 7 W 4 11 Pantry x 4.8 Baret TL 1 x 18 W 2 12 Toilet Pria x 3 DL LED 7 W 3 13 Toilet Wanita x 3 DL LED 7 W 3

7 40 Tabel 4.2 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Satu Lantai Satu No Area Kuat Penerangan (Lux) Luasan (m2) Jenis Jumlah Titik 1 Toilet Pria x 3 LED 7 W 3 2 Toilet Wanita x 3 LED 7 W 3 LED 7 W 17 3 Korridor x 2.2 LED 7 W c/w battery 4 4 R. Panel x 3.1 TKO 1 x 18 W 1 5 Pantry x 4.8 Baret TL 1 x 18 W 2 6 Ruang Kelas x 6 TKI 2 x 36 W 62 DL Spot LED 1 x 13W 18 Tabel 4.3 Perhitungan Jumlah Titik Pada Setiap Area Lantai Dua, Tiga dan Empat Lantai Dua, Tiga dan Empat No Area Kuat Penerangan (Lux) Luasan (m2) Jenis Jumlah Titik 1 Toilet Pria x 3 LED 7 W 3 2 Toilet Wanita x 3 LED 7 W 3

8 41 LED 7 W 17 3 Korridor x 2.2 LED 7 W c/w battery 4 4 R. Panel x 3.1 TKO 1 x 18 W 1 5 Pantry x 4.8 Baret TL 1 x 18 W 2 6 Ruang Kelas x 6 TKI 2 x 36 W 66 DL Spot LED 1 x 13W Menentukan Kapasitas Circuit Breaker / MCB Dalam menentukan Kapasitas Circuit Breaker atau Main Breaker sebuah Panel, konsultan perlu menghitung total beban listrik yang akan ditanggung Panel tersebut. Apabila dalam sebuah Panel akan menanggung beban listrik yang mempunyai total daya Watt, maka untuk menentukan kapasitas ampere pada MCB, dapat ditentukan dengan persamaan 2.8, sebagai berikut : In = P/ [ ( 3).V.cos Ø ] = / [ ( 3).380.cos Ø ] = / [ ( 3).380.0,85 ] = 17,88 A Setelah mendapat nilai Arus Beban Normal (In), Safety Factor Kapasitas Breaker dapat ditentukan dengan persamaan 2.8, sebagai berikut : Kapasitas Breaker = 1,25 x In

9 42 = 1,25 x 17,88 A = 22,35 A Jadi, kapasitas MCB Utama Panel yang digunakan adalah 25 Ampere. Sedangkan pengaman yang langsung ke beban menggunakan MCB 10 A. Selain menghitung Kapasitas Breaker, yang perlu diperhatikan pada perancangan instalasi penerangan adalah nilai Breaking Capasity Breaker atau Arus Hubung Singkat pada Breaker tersebut. Untuk menghitung Breaking Capasity Breaker, dapat ditentukan dengan persamaan 2.12, sebagai berikut : I sc = P x x V 2 x z I sc = x x V 2 x z I sc = I sc = 0,58 Atau menurut standar Breaking Capasity Breaker terendah adalah 4,5 ka. Berikut ini adalah Kapasitas Breaker pada masing masing Panel Penerangan tiap lantai :

10 43 Tabel 4.4 Perhitungan Kapasitas Breaker Tiap Lantai No Area Total Beban In Safety Factor Breaker Kapasitas Breaker Terpasang Breaking Capasity Breaker 1 Lantai Dasar 2982 W A 4.5 ka 2 Lantai Satu 9721 W A 4.5 ka 3 Lantai Dua W A 4.5 ka 4 Lantai Tiga W A 4.5 ka 5 Lantai Empat W A 10 ka 4. Menentukan Ukuran Kabel Untuk menentukan ukuran kabel, terlebih dahulu harus menghitung Kuat Hantar Arus (KHA) kabel. Untuk menghitung kapasitas KHA kabel dapat diketahui dengan mengikuti arus maksimal pada Circuit Breaker. Apabila Kapasitas Breaker 25 A, maka kapasitas KHA kabel dapat ditentukan dengan persamaan 2.13, sebagai berikut : KHA = 1,2 x I Breaker = 1,2 x 25 A = 30 A Setelah didapat Kapasitas KHA, untuk mengetahui kabel yang harus digunakan dapat melihat tabel berikut ini :

11 44 Tabel 4.5. Kuat Hantar Arus Kabel NYY Tabel 4.6. Standar Penentuan Kapasitas Breaker dan Kabel No Z % ka Kapasitas Kabel Kabel Single Core CU Bar (Painted) Breaker (Amp) NYY 4 x + BC (mm2) NYY x..(mm2) RSTN (mm) PE (mm) x 2 12 x x 2 12 x x 3 12 x x 3 15 x (1X1CX70) + (1X1CX70) + BC x 3 12 x (1X1CX120) + (1X1CX120) + BC x 5 15 x (1X1CX150) + (1X1CX150) + BC x 5 20 x (2X1CX95) + (2X1CX95) + BC x 5 20 x (2X1CX120) + (2X1CX120) + BC x 5 20 x (2X1CX150) + (2X1CX150) + BC x x (2X1CX185) + (2X1CX185) + BC x x (3X1CX185) + (3X1CX185) + BC x x (3X1CX240) + (3X1CX240) + BC x x (3X1CX300) + (3X1CX300) + BC x(60 x 10) 60 x (4X1CX300) + (4X1CX300) + BC x(80 x 10) 80 x (5X1CX300) + (5X1CX300) + BC x(100 x 10) 100 x (7X1CX300) + (7X1CX300) + BC x(100 x 10) 100 x (9X1CX300) + (9X1CX300) + BC x(100 x 10) 2 x(100 x 10) (11X1CX300) + (11X1CX300) + BC x(100 x 10) 2 x(100 x 10)

12 45 Dari hasil perhitungan Kapasitas KHA, menunjukkan nilai 30 Ampere. Dengan berpedoman pada tabel 4.5, maka jenis kabel yang digunakan untuk mengalirkan listrik dari sumber PLN ke Circuit Breaker 25 A adalah kabel ukuran 4 mm 2, dan sesuai dengan tabel 4.5, jenis yang digunakan adalah NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm 2. Sedangkan dari Circuit Breaker ke beban atau dalam hal ini adalah penerangan, digunakan kabel NYM 3 x 2,5 mm 2. Penggunaan kabel NYM dari Circuit Breaker ke beban, dikarenakan karakteristik kabel yang lebih aman dibandingkan dengan kabel yang type lain karena kabel type ini fleksible dan dilindungi PVC. Dikarenakan beban lampu rata-rata 5 sampai 10 A setiap groupingnya dan Breaker yang digunakan menggunakan kapasitas 10 A, maka kapasitas KHA kabel dapat ditentukan dengan persamaan 2.13, sebagai berikut : KHA = 1,2 x I Breaker = 1,2 x 10 A = 12 A Maka sesuai dengan Kapasitas KHA, ukuran kabel yang harus digunakan adalah NYM 3 x 2,5 mm 2 sesuai dengan tabel diberikut ini :

13 46 Tabel 4.7. Kuat Hantar Arus Kabel NYM Secara keseluruhan ukuran Kabel Feeder yang digunakan pada masing masing Panel Penerangan tiap lantai adalah sebagai berikut : Tabel 4.8. Ukuran Kabel Feeder Tiap Lantai No Area Total Beban Kapasitas Breaker Ukuran Kabel Power 1 Lantai Dasar 2982 W 16 A NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm 2 2 Lantai Satu 9721 W 25 A NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm 2 3 Lantai Dua W 25 A NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm 2

14 Lantai Tiga Lantai Empat W 25 A NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm W 63 A NYY 4 x 16 mm 2 + BC 16 mm Hasil Perencanaan Instalasi Penerangan Gedung Universitas Mercu Buana, Bekasi Diagram system merupakan gambaran system Gedung Mercu Buana Bekasi secara keseluruhan. Dari diagram system ini, dapat diketahui berapa jumlah titik lampu dan type lampu apa saja yang ada pada setiap lantai. Pada diagram system ini pula, dapat diketahui total beban yang harus dicover Circuit Breaker setiap phasenya pada masing-masing lantai. Setelah mengetahui total beban yang ada, dapat ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan. Kemudian, dapat ditentukan ukuran kabel yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya, instalasi lampu penerangan ini dipasang bersamaan dengan pemasangan instalasi listrik, dimana instalasi lampu penerangan ini menyesuaikan tata letak plafon. Hal tersebut menjadi alasan untuk memudahkan apabila terjadi kerusakan dan juga untuk memudahkan pelaksanaan perawatan rutin. Pembuatan gambar tersebut mengacu pada gambar system yang sudah disetujui oleh pihak owner. Pada pembuatan gambar instalasi lampu penerangan, dapat diketahui di titik mana saja semua lampu diletakan. Pada gambar ini pula, semua titik lampu dapat terlihat, mulai dari dalam ruangan sampai lampu-lampu di area taman Kampus Mercu Buana Bekasi.

15 Perencanaan Penerangan Lantai Dasar Hasil perencanaan penerangan lantai dasar dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini. Gambar 4.1 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Dasar Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai dasar, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam 13 (tiga belas) grup, dimana enam grup untuk penerangan, tiga grup untuk stop kontak, sedangkan empat grup lainnya untuk cadangan.

16 49 yang digunakan pada lantai dasar terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKI T8 TL 2x36W c/w battery dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai dasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Gruping TKI T8 TL 2x36W Tabel 4.9 Jumlah Lantai Dasar TKI T8 TL 2x36W c/w battery TKO T8 TL 1x18W Baret TL 18W DL LED 1x7W DL LED 1x7W c/w battery Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai dasar dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Dasar Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi Daya (W) Gruping R S T Total

17 50 Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 639 W untuk penerangan dan 500 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 248 W untuk penerangan dan 600 W untuk stop kontak. Phase T memiliki total daya sebesar 545 W untuk penerangan dan 450 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T adalah sebesar 2982 W, itu sama dengan 5,34 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 6,8 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 16 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm Perencanaan Penerangan Lantai Satu Setelah lantai dasar, maka lantai selanjutnya yang akan dibahas adalah perencanaan penerangan untuk lantai satu. Gambar 4.2 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Satu

18 51 Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai satu, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang direncanakan menggunakan 18 (delapan belas) grup, dimana delapan grup untuk penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan. yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai satu dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Gruping TKI T8 TL 2x36W Tabel 4.11 Jumlah Lantai Satu TKO T8 TL 1x18W Baret TL 18W DL LED 1x7W 1 9 DL LED 1x7W c/w battery DL Spot LED 1x13W Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai satu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

19 52 Tabel 4.12 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Satu Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi Daya (W) Gruping R S T Total Pada lantai Satu terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit. Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 2013 W untuk penerangan, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system dan 800 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1200 W untuk stop kontak. Phase T memiliki total daya sebesar 1040 W untuk penerangan, 100 W untuk proyektor, 40 W untuk sound system dan 2150 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T adalah sebesar 9721 W, itu sama

20 53 dengan 17,4 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 21,75 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 25 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm Perencanaan Penerangan Lantai Dua Hasil perencanaan penerangan lantai dua dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini. Gambar 4.3 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Dua Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa untuk Lantai Dua, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi

21 54 aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang direncanakan menggunakan 19 (sembilan belas) grup, dimana sembilan grup untuk penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan. Seperti pada lantai Satu, pada lantai Dua terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit. yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai Dua dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Gruping TKI T8 TL 2x36W Tabel 4.13 Jumlah Lantai Dua TKO T8 TL 1x18W Baret TL 18W DL LED 1x7W 1 9 DL LED 1x7W c/w battery DL Spot LED 1x13W Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk Lantai Dua dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

22 55 Tabel 4.14 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Dua Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi Daya (W) Gruping R S T Total Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 1895 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1200 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1600 W untuk stop kontak. Phase T memiliki total daya sebesar 1498 W, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system dan 1700 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T pada lantai dua adalah sebesar W, itu sama dengan 18,88 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 23,6 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 25 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit

23 56 Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm Perencanaan Penerangan Lantai Tiga Hasil perencanaan penerangan lantai Tiga dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini. Gambar 4.4 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Tiga Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai Tiga merupakan Typical lantai Dua, hasil perancangannya sama yaitu membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang direncanakan menggunakan 19 (sembilan belas) grup, dimana sembilan grup untuk

24 57 penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan. Seperti lantai Dua, pada lantai Tiga terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit. yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TKI T8 TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai Tiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Gruping TKI T8 TL 2x36W Tabel 4.15 Jumlah Lantai Tiga TKO T8 TL 1x18W Baret TL 18W DL LED 1x7W 1 9 DL LED 1x7W c/w battery DL Spot LED 1x13W Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai Tiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

25 58 Tabel 4.16 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Tiga Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi Daya (W) Gruping R S T Total Berdasarkan tabel 4.16 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 1895 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1200 W untuk stop kontak, sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system dan 1600 W untuk stop kontak. Phase T memiliki total daya sebesar 1498 W, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system dan 1700 W untuk stop kontak. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S dan T pada lantai dua adalah sebesar W, itu sama dengan 18,88 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 23,6 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus

26 59 digunakan adalah 25 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm Perencanaan Penerangan Lantai Empat Hasil perencanaan penerangan lantai Empat dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini. Gambar 4.5 Denah Perencanaan Instalasi Penerangan Lantai Empat Berdasarkan gambar 4.5 di atas dapat diketahui bahwa untuk lantai Empat, konsultan membuat perencanaan penerangan dengan membagi aliran listrik ke dalam membuat penerangan yang

27 60 direncanakan menggunakan 19 (sembilan belas) grup, dimana sembilan grup untuk penerangan sedangkan enam grup untuk stop kontak dan empat grup lainnya untuk cadangan. Seperti pada lantai Satu, Dua dan Tiga, pada lantai Empat terdapat tambahan alat listrik yang dipergunakan yaitu proyektor sebesar 50 W per unit dan sound system dengan daya 20 W per unit. Selain proyektor dan sound system, Panel lampu penerangan lantai Empat juga menyuplai power untuk Panel Logo, Panel Booster, Panel Lift dan Panel Pressure Fan. yang digunakan pada lantai satu terdiri dari lampu TL 2x36 W, lampu TKO T8 TL 1 x 18 W dan tambahan lampu jenis DL Spot LED 1 x 13 W serta beberapa jenis lampu lainnya. Adapun jumlah lampu yang digunakan di lantai Empat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Gruping TKI T8 TL 2x36W Tabel 4.17 Jumlah Lantai Empat TKO T8 TL 1x18W Baret TL 18W DL LED 1x7W 1 9 DL LED 1x7W c/w battery DL Spot LED 1x13W

28 61 Selanjutnya pembagian daya tersambung untuk lantai Empat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.18 Pembagian Daya Untuk Penerangan Tersambung Lantai Empat Gedung Kampus Universitas Mercu Buana, Bekasi Daya (W) Gruping R S T Total Berdasarkan tabel 4.18 di atas, diketahui bahwa total daya pada phase R adalah sebesar 1895 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system, 1200 W untuk stop kontak, dan 5000 W untuk Panel Logo sedangkan untuk total daya pada phase S adalah sebesar 1888 W untuk penerangan, 200 W untuk proyektor, 80 W untuk sound system, 1600 W untuk stop kontak dan 5500 W untuk Panel Lift. Phase T memiliki total daya sebesar 1505 W, 150 W untuk proyektor, 60 W untuk sound system, 1750 W untuk stop kontak, 500 W untuk Panel Booster dan 1715 W untuk Panel Pressure Fan. Secara keseluruhan total daya pada phase R, S

29 62 dan T pada lantai dua adalah sebesar W, itu sama dengan 41,74 A, sehingga Safety Factor Breaker adalah 52,18 A, sehingga sudah dapat diketahui kapasitas Circuit Breaker yang harus digunakan adalah 63 A. Setelah ditentukan kapasitas Circuit Breaker yang terpasang, ukuran kabel power sudah dapat ditentukan yaitu menggunakan NYY 4 x 16 mm 2 + BC 16 mm Pembahasan Data yang telah didapat berupa dimensi ruang, warna dinding dan lantai, kegunaan ruangan, sistem penerangan yang dikehendaki kemudian di analisis. Data tersebut dijadikan acuan untuk menentukan sistem penerangan listrik misalnya daya dan jenis lampu yang akan digunakan. Dalam rancangan ini juga dilengkapi dengan perhitungan teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum dan kapasitas daya. Pengolahan dan analisa data yang dihasilkan digunakan sebagai masukan dalam perhitungan secara manual untuk menentukan jenis kabel, menentukan letak peralatan hubung bagi dan pengamannya. PT. Cometindo Mitra Inti yang melaksanakan kegiatan perencanaan, memahami betul pentingnya perencanaan penerangan terutama untuk ruangan kelas, dimana ruang tersebut harus memiliki penerangan yang baik. Di dalam perancangan instalasi penerangan, bentuk ruangan dan kekuatan lampu merupakan hal yang harus diperhitungkan.

30 63 Tiap-tiap jenis ruang membutuhan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang instalasi penerangan adalah: 1. Ruangan akan diperuntukkan sebagai apa, karena setiap jenis ruangan membutuhkan kuat penerangan yang berbeda-beda. 2. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut, karena semakin luas ukuran suatu ruangan semakin banyak jumlah lampu yang diperlukan. 3. Jenis lampu yang digunakan dan system penerangannya 4. Keadaan dinding dari ruangan tersebut apakah menyerap cahaya atau memantulkan cahaya. Dalam merancang instalasi penerangan, konsultan melakukan pengelompokkan atas instalasi listrik penerangan yang dibuat. Hal ini dimaksudkan agar apabila terjadi gangguan pada satu kelompok tidak akan mengganggu kelompok lainnya. Berdasarkan peraturan instalasi umum instalasi listrik (PUIL. 661 c.1), instalasi penerangan harus dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan pengaman arus lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu dan stop kontak paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok. Saat melakukan perancangan instalasi penerangan untuk gedung Universitas Mercubuana, konsultan sudah menjalankan proses perencanaan yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Hasilnya adalah rancangan instalasi penerangan untuk ruangan kelas yang memiliki enam titik lampu di

31 64 setiap ruangnya. Dimana kapasitas breaker yang digunakan adalah sebesar 25 A. Adapun hasil lengkap perancangan instalasi penerangan untuk ruangan kelas di gedung Universitas Mercubuana dapat dilihat pada lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori dan kajian pustaka instalasi penerangan dan hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan instalasi penerangan gedung,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya, membutuhkan penerangan. Baik penerangan / pencahayaan alami (pada

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk 1 Oleh: Dedy Syah Putra 1, Ghiri Basuki Putra, S. T., M. T 2 2 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pembahasan Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Study literature, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Mekanikal dan Elektrikal Dalam suatu bangunan atau gedung terdapat 1 unsur yang tidak kalah pentingnya selain arsitektur dan struktur, yaitu sistem mekanikal dan elektrikal.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA 4.1. Sistem Kelistrikan Dalam mengevaluasi kelistrikan yang ada di gedung PT Sambuja Lestari di jalan Pluit Raya, Jakarta Utara hal yang harus diperhitungkan adalah jumlah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP

PEKERJAAN PANEL. INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP URAIAN PEKERJAAN PEKERJAAN PANEL INSTALASI P-PLN MCCB 3P, 63 A Accessories & Termination Box Panel PEKERJAAN MDP Pengadaan dan pemasangan MDP,dengan komponen panel, sbb : Mgs 3P, 63 A MCCB 3P, 320 A MCCB

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB III PROSES PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 3.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perencanaan instalasi penerangan untuk Gedung Universitas Mercu Buana, Bekasi dilakukan dalam beberapa tahap.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG SERBA GUNA DAN KANTOR PEMERINTAHAN DESA CITEPOK Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energi listrik semaksimal dan seefisien

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Disusun oleh: IKSAN SANTOSO NIM. 0910633053-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Topik : INSTALASI PENERANGAN B. Kompetensi : Hal 1 dari 5 Setelah melakukan praktik, mahasiswa dapat menggambar benda secara piktorial, simbol-simbol teknik elektro, instalasi penerangan dan tenaga,

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan, maka diperlukan pemeriksaan terhadap instalasi listrik tersebut. Hal

Lebih terperinci

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam

satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut padatan oleh suatu sumber dengan intensitas cahaya yang seragam nilai eficacy beban terpasang yang dicapai dengan efisiensi terbaik, dinyatakan dalam lux/watt/m² Definisi dan istilah yang digunakan: satuan fluks cahaya, flux yang dipancarkan didalam satuan unit sudut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Arus Nominal dan Kapasitas Dalam instalasi listrik faktor keamanan merupakan hal yang paling krusial, untuk itu penggunaan pengaman dalam instalasi listrik

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Slamet Ariyanto

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse.

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse. 34 BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE Tujuan utama dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk pemanfaatan energy listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

BAB III PERANCANGAN INSTALASI BAB III PERANCANGAN INSTALASI 3.1 Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan adalah untuk untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam merealisasikan ide atau gagasan yang akan dicapai berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Tugas akhir ini dilakukan di gedung rektorat Unila. Proses tugas akhir dilakukan dengan penyiapan alat dan bahan, pengumpulan data bangunan, hingga menyusun

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN. Oleh : Eko Widiarto Dosen Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Soedarto. SH, Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu BAB IV ANALISA 4.1. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Listrik Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu dilakukan penaksiran atas beban total seluruh bangunan. Beban total dapat

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK

STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK STUDI EVALUASI PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN HOTEL NEO BY ASTON PONTIANAK Putra Arif Dermawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura putra.pad16@gmail.com

Lebih terperinci

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III METODE PEMBAHASAN BAB III METODE PEMBAHASAN Tujuan dari suatu sistem instalasi listrik adalah untuk dapat memanfaatkan energi listrik semaksimal dan seefisien mungkin, serta aman dan andal. Pembahasan dalam penulisan ini

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KEGIATAN BELAJAR 1 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Lembar Informasi Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan komponen atau bahan instalasi listrik merupakan pekerjaan yang mengacu

Lebih terperinci

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SOAL PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA P 3 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Teknik Instalasi

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT Desy Kristyawati [1], Rudi Saputra [2] Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menganalisa perhitungan kebutuhan genset pada gedung Graha Reformed Millenium Jakarta. Di batasi pada analisis perhitungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN BAB III METODE PERANCANGAN SISTEM PENERANGAN 3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan energi listrik pada sistem penerangan gedung FPOK di JL. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI Mansur Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektro Universitas Haluoleo ABSTRACT Electric system power is influenced that

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2 STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI Moethia Faridha 1, Ifan 2 1 Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan MAAB 2 Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

YUNANTO KURNIAWAN D

YUNANTO KURNIAWAN D PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KEDIRI ZONA C TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG Feasibility Study of Control Panel Installation at Electrical Power Laboratorium, Polytechnic

Lebih terperinci

PERENCANAAN INSTALASI DAYA LISTRIK PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DI GUDANG DEPO KERTOSONO

PERENCANAAN INSTALASI DAYA LISTRIK PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DI GUDANG DEPO KERTOSONO ERENCANAAN INSTALASI DAYA LISTRIK ADA T. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DI GUDANG DEO KERTOSONO Oleh : Dwi Setiyawan Nugroho 1), Didik Notosudjono 2), Waryani 3) rogram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

TEORI LISTRIK TERAPAN

TEORI LISTRIK TERAPAN TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PADA PT. TELKOMSEL BSD-TANGERANG

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PADA PT. TELKOMSEL BSD-TANGERANG TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PADA PT. TELKOMSEL BSD-TANGERANG Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu Disusun Oleh : NAMA : ALIF GHAZALI NIM :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN SSN: 1693-6930 39 ANALSS UPAYA PENUUNAN BAYA PEMAKAAN ENEG LSTK PADA LAMPU PENEANGAN Slamet Suripto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhamadiyah Yogyakarta Abstrak Keterbatasan sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LPORN PRKTIKUM INSTLSI PENERNGN Kelompok : 10 Nama Praktikan : 1. inun Nidhar 2. Jeffry Manatar Kelas Dosen Pembimbing : 2E : P. Janus, MT. Tanggal Penyerahan : 3 Mei 2013 Ir. Benhur Nainggolan, MT TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) Samaun Akbar. 1, Ir. Yani Ridal, MT. 2 dan Ir. Arzul, MT.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK. Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment)

BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK. Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment) BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK 4. Tujuan Audit Thermography Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment) Tujuan dari audit ini adalah mengidentifikasi bahaya kelistrikan yang tidak

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda 25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya

Lebih terperinci

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Ashydiq Chenny S 1, Drs., Ir. Moch Dhofir, MT. 2, Ir. Hery Purnomo, MT 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2 Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Lab Lama Teknik Elektro FPTK UPI dengan perencanaan rangkaian listrik yang dipasang beberapa beban listrik. Pengukuran

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S. SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dasar teori yang dijadikan landasan dalam pemasangan dan perencanaan intalasi listrik adalah standarisasi dan peraturan dasar teknik instalasi listrik, teknik dan sistem penerangan

Lebih terperinci

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik Implementasi Rumah PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik JB. Praharto, 1, Fitrizawati 2, Febri Ariwibowo 1, Fakultas Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Abstract Event of a fire due to electrical

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi

Lebih terperinci

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SOAL PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA P 2 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SOAL PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Teknik Instalasi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017 LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS AUDIT ENERGI UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG NUR MUHAMAD HAKIKI NIM: 41312010028 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

Mei Van Bostang Nainggolan Nrp : NIRM : Pembimbing : Ir. V. Hartanto M.Sc

Mei Van Bostang Nainggolan Nrp : NIRM : Pembimbing : Ir. V. Hartanto M.Sc STUDI PERBANDINGAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN GEDUNG OLAH RAGA BASKET YANG DIKERJAKAN SECARA INTERNAL (IN HOUSE) DAN DI KERJAKAN MELALUI JASA KONTRAKTOR LUAR (OUT SOURCING) Mei Van Bostang Nainggolan Nrp :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu tumbuh terciptanya sarana dan prasarana insfrastuktur yang harus memadai untuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitianinimenggunakanmetodeeksperimendanlokasipenelitianberte mpat di LAB Listrik Tenaga jurusanpendidikanteknikelektro, FPTK UPI.Adapunlangkah langkahpenelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Adapun tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk menghasilkan suatu model electrical trainer yang diharapkan dapat mempermudah dalam proses

Lebih terperinci

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya PERINGATAN!! Apakah anda sudah tau peralatan instalasi listrik rumah tangga beserta fungsinya masing masing? AWASS... BAHAYA bila anda belum tau.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penyusun dalam melakukan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka, yaitu dengan cara mencari, mempelajari

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS HARGA SATUAN BAHAN INSTALASI LISTRIK

STUDI ANALISIS HARGA SATUAN BAHAN INSTALASI LISTRIK STUDI ANALISIS HARGA SATUAN BAHAN INSTALASI LISTRIK Agus Muharam. NRP : 9821013. Pembimbing : Yohanes Lim Dwi Adianto, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengacu pada prosedur audit energy SNI 6196

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN. Kuliah 9: 2 November 2009

PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN. Kuliah 9: 2 November 2009 PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN Kuliah 9: 2 November 2009 PENDAHULUAN Sistem elektrikal sangat besar peranannya pada operasional bangunan. Sistem elektrikal pada bangunan di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat menginstalasi lampu pijar dengan hubungan seri-paralel (DIM). 2. Agar praktikan dapat menginstalasi penerangan satu

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEP PADA GEDUNG REKTORAT POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN PROVINSI BANTEN

PERENCANAAN MEP PADA GEDUNG REKTORAT POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN PROVINSI BANTEN PERENCANAAN MEP PADA GEDUNG REKTORAT POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN PROVINSI BANTEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Oleh:

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.. LEMBAR PRASYARAT GELAR SARJANA... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

NAMA BARANG MERK / UKURAN SATUAN

NAMA BARANG MERK / UKURAN SATUAN NAMA MERK / UKURAN XXV LISTRIK 1 - AC Matic buah 1,512,500 2 - Boster buah 133,100 3 Box MCB buah 60,000 4 - Box Neon 10 Watt SW 1 - buah 15,730 5 - Box Neon 20 Watt SW 1 - buah 21,175 6 - Box Neon 40

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit? Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kelistrikan Sistem kelistrikan yang baik dan efisien perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi antara satu sama lainnya sesuai dengan ketentuan yang ada. Didalam

Lebih terperinci